NovelToon NovelToon

Putri Raja Yang Mencintai Pria Sederhana

Kehidupan di Istana Kristal

Istana Kristal dihuni beberapa orang yakni Raja Adam, Ratu Elisa, Putri Via, beberapa para pelayan, dan prajurit.

Sejak Raja Adam dinobatkan sebagai Raja. Kehidupan rakyat-rakyatnya makmur, sejahtera, bahagia, dan adil. Ratu Elisa juga senang sang suami dinobatkan sebagai raja. Raja dan Ratu memiliki Putri tunggal yang cantik jelita bernama Putri Via. Usia putri Via 17 tahun gadis remaja yang tumbuh cantik dan ceria.

Beberapa bulan kemudian....

Putri Via selalu beraktifitas sama seperti yang kemaren-kemaren timbul rasa kejenuhan, Putri Via yang tinggal di Istana.

Aktifitasnya seperti Pagi bangun tidur, lalu mandi lalu jalan-jalan berkeliling Istana, lalu makan, lalu mengobrol dengan para pembantu, hanya itu-itu saja kegiatan Putri Via. Pagi, sore, siang dan malam.

Tiba-tiba... "Putri Via berkata dalam hati, aku ingin keluar dari Istana ini. Sambil merenung diri di depan kolam Istana. Lalu bagaimana caranya agar tidak diketahui orang Istana, aku bingung kata Putri Via dalam hati."

Ehmmmmm.... Sambil berkerut dahi... "Apakah aku harus kabur, tidak izin dengan Raja. Kata Putri Via dalam hati."

Ada salah satu pelayan menegur sang Putri. "Wahai Putri Via kenapa, sepertinya

Putri sedang bingung," Tanya pelayan tersebut.

Putri Via menjawab, "tidak aku tidak bingung, aku ingin mengetahui diluar Istana kegiatan rakyat-rakyat apa saja, pemandangan luar Istana dan lain-lain."

Pelayan itu menjawab, "oh sepertinya Putri mau keluar Istana, Putri tidak diperbolehkan oleh Raja dan Ratu."

Kenapa aku tidak diperbolehkan Raja dan "Ratu pergi keluar Istana" Tanya Putri Via.

"Karena Putri adalah putri Raja, harus didalam Istana tidak boleh ada yang tahu. Putri adalah orang bangsawan," Jawab pelayan itu.

Esok harinya Putri Via berjalan-jalan dari lorong-lorong Istana ada hiasan bunga-bunga, pagar-pagar untuk pengaman jalan.

Istana itu berlantai 4, banyak lorong-lorong hiasan bunga-bunga, kolam, ada lorong di bawah tanah fungsinya untuk pengamanan keluarga Raja.

Putri Via yang berjalan-jalan sambil melihat kesana kemari. Melihat prajurit yang sedang berjaga-jaga.

Putri Via berkata dalam hati, kenapa aku tidak "diperbolehkan keluar Istana? Umurku kan sudah besar, memangnya aku anak kecil yang suka mainan di dalam Istana. Bosan tahu."

Pemandangan Istana memang indah tetapi Putri Via bosan, padahal Putri Via tinggal di Istana ini enak segala macam ada semua terpenuhi tidak ada kekurangan. Terjamin deh.

Setelah beberapa jam berjalan, Putri Via sampai di pagar Istana, pagar yang menjulang tinggi.

Prajuritpun menghampiri Putri Via.

"Ada apa Putri Via, hingga anda datang kesini" tanya Prajurit.

"Putri Via menjawab, aku ingin keluar Istana."

Prajurit kaget sambil berkata, maaf Putri Via anda tidak diperbolehkan keluar Istana."

" Putri Via menjawab, kenapa kamu tidak menuruti apa kataku."

Raja dan Ratu yang tidak memperbolehkan anda keluar Istana kata Prajurit itu.

Lalu Putri Via meninggalkan prajurit itu. Sambil melihat kesana kemari melihat sekelilingi Istana yang tertutup.

Ada salah satu pintu yang tidak dijaga oleh prajurit.

" Ini pintu apa ya kata hatinya Putri Via."

Pintu yang berwarna merah bata. Tidak sama warna dengan pintu-pintu lainnya.

"Aku penasaran katanya putri Via dalam hati."

Tetapi pintu itu ada gemboknya berwarna merah bata.

"Mana kuncinya ya, apakah dibawa oleh Raja. Kata hatinya Putri Via."

"Kenapa aku tidak diperbolehkan keluar Istana, padahal diluar sana lebih indah, bebas dari apapun. Bagaimana kalau keluar Istana kata hati Putri Via."

Raja memilih Selir

Malam hari Raja sendirian duduk di lantaran Istana, karena Ibu Ratu sedang sakit. Tiba-tiba ada pelayan cantik yang berjalan. Raja tersebut sedang memperhatikan pelayan itu.

Raja sangat ingin mengenal pelayan itu. Tetapi Raja teringat Ibu Ratu sedang sakit.

Raja bergegas menuju kamar Ibu Ratu,

"Lalu Ibu Ratu berkata, carilah selir untuk menemanimu Raja. Anak kita kan sudah besar sebentar lagi menikah dengan pangeran Bryan. Carilah yang cantik, hati, baik."

"Aku ada Ibu Ratu jawab Raja. Tetapi dia itu pelayan."

Ibu Ratu mengerutkan dahi, sambil menjawab tidak apa-apa.

Lalu Raja mencium kening Ibu Ratu sambil berbisik terimakasih Ibu Ratu.

"Iya, jawab Ibu Ratu."

Rajapun meninggalkan Ibu Ratu. Dan kembali ke lantaran untuk melihat pelayan yang cantik itu. Sambil menunggu lama tidak ada yang muncul pelayan cantik itu.

Esok harinya Rajapun duduk kembali di lantaran Istana menunggu pelayan cantik itu.

Pelayan itupun muncul berjalan dihadapan Raja. Rajapun menghampirinya.

"Pelayan, nama kamu siapa tanya Raja."

"Aku Reina jawab pelayan itu."

Lalu Raja mengajak Reina ke suatu tempat yang tidak ada orang tahu.

Tempatnya di pintu warna merah bata. Raja membuka pintu tersebut.

Disana ada lorong-lorong untuk jalan menuju sebuah kamar... Kamarnya besar indah sejuk, ada sebuah bukit-bukit, bunga, pemandangan alam yang indah, ada kolam.

Rajapun duduk disana dengan pelayan itu.

"Kamu mandilah, gantilah pakaianmu dengan ini, perintah Raja."

Lalu pelayan itu mandi. Setelah beberapa waktu. Pelayan itu memakai pakaian yang cantik sekali. Pelayan itu menghampiri Raja.

Raja kaget melihat pelayan itu cantik sekali. "Raja bertanya, maukah kamu menjadi selirku?"

Pelayan itu kaget dan menjawab aku tidak pantas menjadi selir anda Raja karena Ibu Ratu baik denganku.

Rajapun berkata tidak apa-apa, karena Ibu Ratu sakit. Aku sudah izin dengan Ibu Ratu. Aku diperbolehkan dengan Ibu Ratu.

" Pelayan itu menjawab iya Raja, aku mau menjadi selir anda."

Besok kamu tunggu saja disini, di pintu merah bata ini atau nanti malam. Ini kuncimu. Kata Raja.

Lalu Raja meninggalkan pelayan itu.

Putri Via berencana malam hari ke pintu merah bata. Tetapi aku ingin melihat-melihat situasi sekarang di pintu merah bata.

Kebetulan Putri Via mau kepintu merah bata, ada Raja yang keluar dari pintu merah bata bersama dengan pelayan itu.

Raja mencium kening pelayan itu.

Putri Via pun kaget melihat Ayahnya dengan pelayan itu.

"Mereka ada hubungan apa, tanya Putri Via dalam hati."

Lalu Raja meninggalkan pelayan itu.

Putri Via membuntuti pelayan itu. Melihat gerak-gerik pelayan itu.

Pelayan itu masuk ke dalam kamarnya.

Lalu Putri Via melihat dari jendela kamar pelayan itu.

Pelayan itu menaruh kunci gembok warna merah bata di meja riasnya.

Putri Via, melihat hal tersebut dan pelayan itu menyimpan kunci gembok itu kata hatinya Putri Via.

Lalu Putri Via kembali ke kamarnya beristirahat agar nanti malam hari ke pintu warna merah bata.

Sekitar jam 00.00 Putri Via menuju pintu warna merah bata. Kaget melihat Raja dan pelayan itu memakai baju yang bagus.

Putri Via membuntuti mereka.

Pelayan itu berkata Raja, aku lupa bawa kunci gemboknya.

Raja menjawab tidak apa-apa. Ini aku yang bawa kuncinya. Mereka berdua pun masuk.

Lalu Putri Via menuju kamar pelayan itu mengambil kunci gembok warna merah bata.

Bergegas menuju pintu warna merah bata.

Putri Via membuka pelan-pelan pintu warna merah bata tersebut.

Berjalan pelan-pelan, melihat sekelilingi penuh keindahan alam.

Melewati lorong demi lorong.

Bunga-bunga menghiasi tanaman ada bukit-bukit.

Ada sebuah kamar, lalu Putri Via menengok kamar tersebut disana ada Raja dan pelayan itu yang sedang memadu cinta.

Putri Via kaget, Ayah... Sambil menutup mulutnya agar tidak berteriak.

Putri Via berpalingkan muka lalu pergi. Sambil meneteskan air mata. Ayah kenapa mengkhianati Ibu Ratu.

Keesokan harinya ada yang mengetuk pintu kamar Putri Via.

Tok... Tok... Tok..

Pelayan Riena ke kamarnya Putri Via.

Lalu Putri Via membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa pelayan? Tanya Putri Via."

"Putri, dipanggil Raja."

Putri Via kaget... Dan berpikir wah Ayah tahu kalau aku membuntuti beliau dan main mesum sama pelayan itu.

"Lalu Putri Via, menjawab baik aku segera ke Raja."

Putri Via sampailah ke tempat Raja.

"Wahai anakku sapa Raja."

"Bagaimana kabarmu, sampai Raja menemukan kalung ini di depan pintu kamarku tanya Raja."

Putri Via, melirik Raja.

"Kenapa diam, anakku."

"Kamu tahu aku telah minta izin dengan Ibu Ratu memperbolehkan mempunyai selir. Kata Raja."

Putri Via hanya terdiam, sambil melihat pelayan itu.

Ini selirku namanya Reina kata Raja.

"Apakah kamu ingin menikah Putri Via, kemaren kamu melihat Raja dengan selirku beradu cinta?" Tanya Raja.

"Tidak Ayah, aku tidak ingin menikah." jawab Putri Via.

"Aku hanya ingin keluar dari Istana ini kata Putri Via."

Reina, temani Putri Via jalan-jalan di pintu merah bata itu.

Ayah..... Teriak Putri Via.

Lalu Selir Reina menemani Putri Via jalan-jalan ke pintu merah bata.

"Putri Via, kenapa kamu ingin keluar dari Istana tanya selir Reina."

Aku ingin melihat rakyat-rakyat, pemandangan alam. Jawab Putri Via.

Kemaren kamu ngapain dengan Ayah kesini.

Lagi-lagi begituan kamu kan harus menikah kata Putri Via.

"Iya, aku telah kawin kontrak dengan Raja" jawab Selir Reina.

Oh... Ternyata sudah kawin kata Putri Via.

Enak ya jadi Selir, bisa punya segalanya ya kata Putri Via.

Selir Reina menjawab aku kemaren menolak Raja, tetapi Raja yang memaksa aku.

Oh begitu kata Putri Via.

Jadi Ibu Ratu ke dua ya kata Putri Via.

Tetapi kamu cantik, kata Putri Via.

Pantas Ayah memilih kamu.

"Putih, seperti aku kata Putri Via sambil tersenyum."

"Selir Reina menjawab terimakasih pujianmu."

"Kenapa kamu jadi pelayan disini?" tanya Putri Via.

"Aku ditugas sama Ibu Ratu. Ibu Ratu masih saudaraku" jawab Selir Reina.

Oh masih saudara Ibu kata Putri Via.

Terus kabar Ibu Ratu bagaimana tanya Putri Via.

"Ibu Ratu sedang sakit-sakitan" jawab Selir Reina.

"Apa sakit, Putri Via kaget. Aku belum ke Ibu Ratu. Makanya Ayah mencari selir karena sendirian Ayah."

Ayo kita kembali Selir Reina, Ajak Putri Via.

Lalu mereka kembali ke kamarnya masing-masing.

"Putri Via bersedih mendengar Ibu Ratu sakit. Makanya Ayah melarangku ke Ibu Ratu."

" Ayah... Kenapa sih aku tidak boleh ke Ibu Ratu, sakit apa Ibu Ratu tanya Putri Via dalam hati."

"Oh iya, kan ku tanyakan ke Selir Reina." Kata hatinya Putri Via.

"Kenapa Ayah merahasiakan ini tanya Putri Via dalam hati."

Putri Via menjenguk Ibu Ratu

Putri Via berkata dalam hati aku bosan tinggal di Istana. Aku ingin melihat di luar sana.

Putri Via menuju ke tempat kerja Raja.

Tok! Tok! Tok! Tok!

"Ayah, panggil Putri Via."

Lalu Ayahnya membukakan pintunya.

"Ada apa, Putriku" tanya Ayahnya.

"Ayah, kenapa tidak memberitahu aku kalau Ibu Ratu sedang sakit" Tanya Putri Via.

"Tidak, Ayah tidak ingin kamu mengetahui karena kamu nanti sedih kalau mengetahui Ibu Ratu sakit" jawab Ayahnya.

Selir Reina membuka pintu tempat kerja Raja.

"Rajapun berkata Selir apakah kamu yang memberitahu Putri Via tanya Raja."

Iya Raja jawab Selir

"Memangnya sakit apa Ibu Ratu" Tanya Putri Via.

"Ibu Ratu, sakit kanker payudara."Jawab Selir Reina.

"Putri Via, kagetnya setengah mati. Seperti tidak percaya apa yang dikatakan Selir Reina."

"Oh TUHAN, kanker payudara tidak dapat disembuhkan" kata Putri Via.

"Ayah, tolong Ibu Ratu berobatnya di luar negeri." Kata Putri Via.

"Ibu Ratu tidak mau berobat" jawab Ayahnya.

Lantas Ayah kata Putri Via.

"Pengobatan kuno memakai ramuan" jawab Ayahnya.

"Waduh, Ayah." Jawab Putri Via.

Aku mau ke kamar pamit Selir Reina.

Lalu Raja melarang Selir Reina pergi.

"Selir Reina, kamu disini saja." Kata Raja.

"Ehm, ada yang kangen nih. Canda Putri Via."

"Enak ya pacaran" kata Putri Via.

Lalu Putri Via meninggalkan mereka berdua.

Rajapun duduk di dekatnya Selir Reina.

Selir Reina memakai pakaian yang bagus, bermake up.

Selir, kamu cantik.. Cantik.. Sekali. Kata Raja memujinya.

"Selir Reina menjawab terimakasih Raja."

Lalu Raja mencium Selir Reina. Mereka berdua sedang beradu cinta.

Karena Raja tidak sabaran dengan wanita yang cantik.

"Putri Via memikirkan kesehatannya Ibu Ratu. Kenapa Ibu Ratu sakitnya terlalu berat. Kata hatinya Putri Via."

"Lalu Putri Via berjalan menuju tempat Ibu Ratu. Lho kemana Ibu Ratu?Tidak ada disini. Kata Putri Via dalam hati."

Putri Via berjalan mencari dan mencari ke lorong-lorong. Ternyata Ibu Ratu sedang berjemur di halaman Istana. Putri Via menghampiri Ibu Ratu. Putri Via memeluk Ibu Ratu.

Ibu, panggil Putri Via.

" Wahai anakku" jawab Ibu Ratu.

"Ibu, semakin kurus?" Tanya Putri Via.

"Tidak, anakku memang seperti ini badan Ibu. Ibu tidak apa-apa" kata Ibu Ratu.

Putri Via menemani Ibu Ratu, menyuapi makan, menemani tidur sampai malam hari Putri Via meninggalkan Ibu Ratu. Putri Via menuju ke kamarnya.

Duduk-duduk sambil melihat ke jendela Putri Via berkata dalam hati, keadaan Ibu Ratu baik-baik saja. Kenapa Ayah bilang sakit ya... Selir Reina juga bilang sakit. Sepertinya mereka bertiga ada rahasia yang disembunyikan. Aku akan cari tahu.

Esok harinya masih dengan aktifitas yang sama, Putri Via bosan di Istana ya begini-begini saja tidak ada yang menarik kata Putri Via dalam hati. Aku ingin keluar dari Istana.

Lalu Putri Via menuju pintu merah bata. Masuklah di pintu merah bata. Berjalan berkeliling-keliling. Tiba-tiba ada Raja dan Selir Reina duduk berduaan sambil mengobrol. Putri Via mendengarkan pembicaraan mereka.

"Ibu Ratu sedang sakit, aku khawatir dengan beliau karena aku belum menikahkan Putri Via. Aku takut terjadi apa-apa dengan Ibu Ratu" kata Raja.

Selir Reina sambil memegang tangan Raja, tidak usah khawatir pasti Ibu Ratu lekas sembuh kata Selir Reina.

Lalu Raja membawa Selir Reina seperti biasanya beradu cinta di ruangan yang romantis seperti kencan pertama bagi Selir Reina. Mereka dengan asyik dan syahdunya padahal disekitaran situ ada Putri Via. Tetapi Putri Via tidak mengintip aktifitas mereka. Cukup lama mereka di ruangan tersebut. Sampai-sampai Putri Via tertidur di semak-semak hingga mereka berdua tidak menemukannya.

Raja dan Selir Reina kembali ke tempat masing-masing.

Suasana malam hari,

Putri Via terbangun dari tidurnya.

"Ah... Aku disini tertidur. Kata Putri Via dalam hati."

Putri Via pun kembali ke tempat Ibu Ratu.

Terlihat dari kejauhan Ibu Ratu mengobrol dengan Raja.

Serius sekali Ayah dan Ibu kata hatinya Putri Via sambil melihat dari kejauhan.

Lalu terdengar, Raja kamu nikah sajalah dengan Selirmu itu kata Ibu Ratu.

"Sudah kawin kontrak" jawab Raja.

" Terus maunya Raja apa lagi" Tanya Ibu Ratu.

" Aku ingin nambah lagi Selir" jawab Raja.

"Kenapa menambah lagi" Tanya Ibu Ratu.

"Selir Reina, tidak sanggup denganku" jawab Raja.

Ehm kata Ibu Ratu.

Selir Reina masih muda, cantik umurnya muda kata Ibu Ratu.

"Raja kamu beralasan ya, ingin nambah banyak selir kan" Tanya Ibu Ratu.

Ibu Ratu sambil tersenyum...

"Selir mana lagi yang Raja mau pilih" Tanya Ibu Ratu.

Kemaren aku diajak Selir Reina ke rumah adiknya, adiknya janda tidak mempunyai anak. Janda cantik sekali dia.

Oh... Makanya Raja tertarik ya...

Kalau aku terserah Raja, Raja kan selalu nolongin para janda-janda yang cantik untuk dikawinin. Kata Ibu Ratu.

Putri Via menghampiri Ayah dan Ibu Ratu.

"Ih Ayah kawin melulu." kata Putri Via.

Aku sendiri belum nikah Ayah kata Putri Via.

"Memang kamu mau menikah sayang" Tanya Ayahnya.

"Iyalah Ayah, tetapi nanti dulu saja. Aku belum menemukan yang sehati" jawab Putri Via.

"Ayah kalau kawin melulu berarti tidak cinta sama Ibu Ratu" Tanya Putri Via.

"Ayah cinta sama Ibu Ratu, cuma Ibu Ratu sedang sakit. Lantas yang menemani Ayah siapa. "kata Raja.

"Menemani, Maksudnya Ayah" Tanya Putri Via."

Kalau sekedar menemani Ibu Ratu juga bisa Ayah kata Putri Via.

Oh menemani sambil beradu cinta kan Ayah kata Putri Via.

Anakku sudah besar ya, sudah tahu apa yang Ayah maksud kata Raja.

Ibu Ratu tertawa...

Jarang-jarang melihat Ibu Ratu tertawa.

"Jangan dong Ayah, karena aku belum nikah entar suamiku punya istri banyak kayak ayah." kata Putri Via.

Ayahnya diam sejenak sambil melihat Putri Via.

"Iya, Raja tidak akan cari Selir lagi. "jawab Raja.

"Nah begitu Ayah." kata Putri Via.

" Ayah harus setia, cinta, perhatian dengan Ibu Ratu. Terutama denganku anak Ayah." kata Putri Via.

Selir Reina menghampiri Raja.

Berpoles cantik sekali. Hingga Raja melongo dibuatnya.

Raja, ada adikku datang ke Istana.

Suruh dia beristirahat karena lelah perjalanan jauh perintah Raja.

Iya Raja jawab Selir Reina.

" Ayah, kenapa adiknya Selir Reina kesini" Tanya Putri Via.

" Apakah Ayah yang mengundangnya"

Bukan Ayah, tetapi Selir Reina yang ingin ditemani adiknya.

"Jangan-jangan Ayah yang ingin kawin sama adiknya Selir Reina" Tanya Putri Via.

Tidak... Tidak... Tidak... Jawab Raja.

" Ah Ayah alasan saja kelihatan dari wajah Ayah tampak bahagia begitu." kata Putri Via.

"Sudahlah kita istirahat dulu." Kata Raja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!