Hai guys sebelum ke cerita kenalin dulu nama gw rnd.julia
Jadi disini gw buat cerita,tentang seorang pria yang mengenang cinta di masa lalu, seorang wanita pertama kali yang berhasil membuat nya jatuh cinta sekaligus kecewa.
Pria ini yakin bahwa dia adalah wanita yang di takdirkan untuknya. Namunn ya namanya juga manusia hanya bisa menebak
Wanita ini meninggalkan pria untuk selama lamanya bersamaan dengan pria yang mencintai sekaligus di cintai wanita itu
Cerita ini tidak fokus ke pria ini,melainkan wanita
Baiklah selamat membaca. Kalo ada sesuatu yang gak sesuai harapan harap di maklumi, karena ini adalah karya pertama gw
Pengenalan tokoh
* Julia - lahir 10 July (18th)
Jordan - 1 Desember (40th)
Wilona - 3 Febuari (37th)
Ortu kandung Julia
*Julian - 12 July (19th)
Radit - 9 November (40th)
Rianti - 11 Maret (38th)
Keluarga angkat Julia
*Tasya - 1 Januari (18th)
Rangga -15 Agustus (41th)
Tania - 23 mei (37th)
Sahabat Julia
* Milea - 7 mei (18th)
Arsya - 8 Juni (18th)
Ariel - 23 April (18th)
Teman Tasya
* Andra - 12 November (20th)
Orang kepercayaan Julia
* Ravael - 6 September (18th)
Tokoh pria yang di awal ceritakan
Kemungkinan akan ada pemeran tambahan kedepannya
______
"Sean tolong bilang kepada Tasya malam ini saya tidak pulang" ucap pria yang sedang duduk, di perusahaan PT Astra internasional dengan terus-menerus memperhatikan langit dengan bintang bintang yang bersinar. Dia adalah Ravael
"Baik tuan" ucap Sean sambil berlalu pergi keluar ruangan
"Apakah kamu Bahagia di atas sana Lia ? Mengapa ? Mengapa kamu meninggalkan ku di saat aku benar- benar mencintaimu ? Kenapa ? Apa salah ku Lia ?" Ucap Rafael dengan airmata yang mengalir,sakit itulah yang di rasakan Ravael saat ini kehilangan cinta pertamanya untuk selamanya.
Ravael berjalan ke arah ruangan untuk mengambil sesuatu setelah selesai Ravael kembali,duduk di atas sofa kantor itu yang langsung menghadap ke arah pemandangan kota. Potongan potongan kenangan bersama dengan Lia muncul di benak ravael...
10 tahun lalu
Di belahan negara Korea,terlihat seorang gadis cantik yang memiliki bola mata berwarna ungu dan seorang pria dewasa dengan bola mata berwarna biru, mereka berdiri saling berhadap-hadapan. (anggap aja pake bahasa korea)
"Tidak bisakah aku terus di negara ini? Mengapa harus pindah? Bagaimana dengan ka Julian ayah? apa ayah tidak akan merindukanku?" Tanya Lia / Julia Dengan sedih.
"Tidak,disini ayah banyak kerjaan,begitu juga dengan kaka mu Julian,ayah sudah menelepon om Rangga untuk menjagamu di sana sementara waktu sampai kerjaan ayah selesai. Jaman sekarang sudah canggih Lia,jika kamu merindukan ayah atau ayah yang merindukan kamu kan tingal telpon" Ucap Radit.
"Disini juga kan Lia bisa jaga diri Lia sendiri ayah. Lia janji ga bakalan ngerepotin ayah sama ka Julian" ucap lia dengan lirih.
"Ayah tidak bisa menjamin Lia walaupun kamu memang bisa menembak serta bela diri, lagian kan hanya sementara waktu. Nanti ayah dan kakak mu akan menyusul. Sudah sana pesawat akan segera berangkat, Tasya ga tau kamu bakalan pulang jadi kamu bisa buat kejutan buat dia. Kata om Rangga,Tasya sekarang mogok makan gara gara ga ketemu kamu 1 bulan ini" ucap Radit panjang lebar.
"Janji?,ayah ga bakalan bohong kan " Ucap Lia dengan tersenyum sambil memeluk Radit.
"Iya, kesayangan nya ayah,udah ga usah sedih gitu" Ucap Radit dengan membalas pelukan Lia.
"Kalo begitu Lia berangkat bay- bay ayah, jangan lama lama di sini nya.Kalo lama nanti Lia balik lagi ke sini " ucap Lia dengan merajuk sambil mencium pipi sebelah kanan Radit. Lia pun pergi meninggalkan Radit yang masih terdiam dengan pikirannya.
Radit hanya tersenyum
"maaf Lia hanya dengan cara ini ayah memisahkan kamu dengan kaka mu,jika saja tidak ada perasaan di antara kalian berdua ayah pasti tidak akan memisahkan kalian.Dan ayah harap di sana kamu ga bakalan bertemu dengan mereka" ucap Radit di dalam hati.
Beberapa menit kemudian setelah pesawat yang di naiki Julia lepas landas,Julian datang dengan tergesa-gesa.
"Hosh,hosh, ayah di mana Lia? Mengapa dia tidak bilang kalau mau pergi ke negara Indonesia? kalau saja sekertaris ayah ga ngasih tau,Lian ga bakalan tau,ayah juga kenapa ga ngasih tau" Tanya Julian kepada Radit dengan napas tersengal-sengal.
"Lia sudah berangkat,ayah lupa,lagian kan kamu sedang bekerja. Sudahlah ayo pulang,nanti juga kita akan menyusulnya" jawab Radit sambil berlalu pergi keluar bandara meninggalkan Julian dengan tatapan sendunya.
"Kenapa ga bilang Lia? apa aku sudah tidak penting di hidupmu,hmm? Apakah kita bakal kembali bertemu dengan keadaan seperti sekarang? "ucap Julian dengan mata berkaca- kaca.
"Tunggu aku kembali,saat itu juga aku akan menjadikan kamu milikku seutuhnya, tidak perduli jika kita memiliki ikatan darah sekalipun" ucap Julian dengan tersenyum dingin. Julian pun pergi dari bandara, untuk kembali ke perusahaan ayahnya.
Di dalam pesawat,terlihat Julia yang sedang menatap keluar jendela, menatap hamparan awan putih dan abu yang saling berdampingan.
"ayah tidak bisa berbohong kepadaku,aku tau mengapa ayah mengirim aku ke indonesia.Ayah ga mau kan aku dan ka Julian memiliki perasaan yang lebih dari adik Kaka. Maaf ayah aku tau ini salah tapi bisakah aku tetap berjuang mempertahankan nya ? atau aku harus mencari penggantinya ?" ucap Lia dalam hati
Lia mengetahui hal ini saat Radit sedang menelpon Rangga menceritakan tujuan mengirim Lia ke negara Indonesia,bukannya menguping ia hanya mendengar saat akan pergi ke kamar nya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat,kini pesawat yang di naiki Lia sudah mendarat di bandara internasional Soekarno-Hatta negara Indonesia. Setelah beberapa hal dilakukan,akhirnya Lia keluar dari bandara.
"Nona perkenalkan saya Andra yang di tugaskan oleh tuan Radit untuk mengurus keperluan nona selama di negara ini" ucap Andra dengan sopan.
"Iya" ucap lia.
"Silahkan masuk nona" ucap Andra dengan membukakan pintu mobil nya, Lia pun masuk dan duduk di samping kemudi Andra, menurut Lia duduk di belakang itu kurang nyaman.
"Julia memang cantik,dulu waktu kecil nya sangat menggemaskan,aku ga nyangka bakalan ketemu lagi sama Lia. Tapi sangat di sayangkan Lia belum mengenal ku, bagaimana pun dulu aku hanya melihat nya beberapa kali.Karena aku sibuk dengan pembelajaranku" batin Andra.
"Dua hari lagi nona bisa masuk sekolah,saya sudah mengurus surat-surat nya" ucap Andra dengan memulai pembicaraan. Lia melihat ke arah Andra.
"Baik,bisakah memanggil ku dengan nama panggilan saja dan berapa umurmu?" Tanya Lia.
"Baiklah,20 tahun Lia" jawab Andra.
"Ouh kalau begitu Lia panggil ka Andra aja,mulai saat ini ka Andra adalah Kaka angkat Lia" ucap Lia dengan tegas, Andra pun hanya mengangguk tanda menyetujui.
"Ka Andra bisakah ka Andra berjanji?" Tanya Lia setelah melihat Andra mengangguk. Andra melihat Lia sekilas lalu kembali melihat ke depan.
"Berjanji untuk apa Lia?" Tanya balik Andra.
"Bisakah berjanji terlebih dahulu" ucap Lia yang membuat Andra diam sebentar, sampai akhirnya Andra mengangguk.
"Baiklah saya berjanji" ucap andra.
"Janji ka Andra bakalan menjadi orang nya Lia bukan ayah, untuk hal apapun itu. Apapun yang Lia lakukan nanti ka Andra tidak boleh memberitahu ayah" ucap Lia dengan pelan.
"Tapi.. baiklah Karena saya sudah berjanji maka akan saya lakukan" ucap Andra dengan mantap.
"Terimakasih" ucap Lia sambil tersenyum.
"Sama-sama Lia" ucap Andra yang ikut tersenyum.
"Cantiknya" batin Andra.
Pembicaraan mereka pun berhenti, beberapa saat kemudian mereka sampai di kawasan rumah yang akan di tempati Lia.
Di dalam rumah,tepatnya di kamar yang di tempati Lia,Lia termenung teringat akan kenangan-kenangan bersama dengan Julian.Di mulai dari saat-saat masa sekolah menengah pertama, Julian selalu berangkat bersama dengan Lia, membawakan bekal nya, memasak untuk nya, melindungi nya dari laki- laki yang ingin dekat dengan lia.
Jalan-jalan bersama,hampir setiap waktu bersama dan yang paling berkesan ialah saat,saat Julian membawa Lia ke sebuah cave. Di cave tersebut Julian menyanyikan lagu khusus untuk Lia. Semuanya tentang Julian,tempat nya bersandar saat sedih,tempatnya berkeluh kesah, tempatnya mendapatkan kebahagiaan serta perlindungan dan tempatnya kasih sayang yang Lia dapatkan.
Ibu Julian dan Lia, entah lah kata ayah nya ibu mereka pergi meninggalkan Radit dengan lelaki lain,mereka hanya mengetahui nama nya yaitu Rianti.Tak terbayang kan oleh Lia akan ada waktu nya ia jauh dari Julian.
"Hufss ko gw sedih yah, aneh padahal kan nanti juga bakalan ketemu lagi,haduhh" ucap Lia dengan pelan.
kalo sama orang yang Deket pasti panggil nya aku kamu kalo nga deket pasti lo -gw
Dua hari pun berlalu dengan begitu monoton nya,kini di area parkiran sekolah black roses terlihat seorang gadis cantik yang duduk di atas motor besar berwarna ungu yaa dia adalah Julia.Lia masuk ke dalam sekolah dan tentu saja ia menjadi pusat perhatian karena jarang sekali wanita pergi ke sekolah menaiki motor biasanya mereka di antar jemput.
murid baru kek nya,soalnya gw baru liat
gila keren banget,tu cewek bawa motor
percuma keren kalo ga cantik
masih jomblo ga ya
so keren banget sih
Itulah beberapa ucapan para siswa-siswi yang melihat kedatangan Lia. Lia memarkirkan dan turun dari motor,Lia membuka helm yang di kenakannya.Seketika para siswa-siswi yang membicarakannya terdiam saat melihat wajah cantik Lia,Lia berjalan dan menghampiri salah satu siswa yang bengong menatap dirinya.
"Hay,bisa anter gw ke ruangan kepala sekolah?" Tanya Lia dengan senyum tipis,siswa itu menatap bola mata berwarna hitam pekat milik Lia. Siswa yang di tanya tetap terdiam sampai Lia pun menepuk pundaknya,siswa itu pun tersadar begitu pun yang lainnya. Lia sengaja menutupi warna bola mata aslinya untuk berjaga jaga. Jarang sekali orang yang mengetahui warna asli bola mata Lia.Yang mengetahui nya saja bisa dihitung dengan jari.
"B-bisa Ayo aku anter" ucap siswa tersebut dengan grogi nya karena di tepuk oleh Lia.
Lia hanya tersenyum tipis,mereka pun berjalan ke ruangan kepala sekolah, sepanjang jalan Lia menjadi pusat perhatian dan menjadi topik hangat di sekolah tersebut sampai- sampai terdengar ke salah satu gang bully di sekolah tersebut.
"Katanya nya murid baru cantik banget sya bisa jadi saingan kamu nih" ucap Milea (salah satu anggota gang bully di sekolah tersebut). Tangan Tasya terkepal terkepal saat mendengar ucapan Milea.
"Ga mungkin!!!,cek liat aja. Nanti waktu istirahat kita datengin" ucap Tasya sambil pergi berlalu dari sana.
Di ruangan kepala sekolah
Skip pembicaraan nya,kini Lia dan kepala sekolah datang ke kelas yang akan di tempati Lia. Tok tok tok,suara ketukan dari luar pintu kelas 12 b.
"Silahkan masuk" ucap Bu ratna,guru yang sedang mengajar di kelas tersebut. Pa kepala sekolah pun masuk duluan.
"Selamat pagi semua nya,tanpa basa basi di sini saya membawa murid pindahan bukan dari negara Indonesia melainkan dari negara luar,jadi berteman baik lah kalian semua. Silahkan masuk Lia " ucap pa kepala sekolah. Lia pun masuk, siswa-siswi yang ada di kelas pun terkejut.
wah kirain mukanya bakalan Astagfirullah ternyata Masyaallah
bukannya yang tadi di lapangan yah
ternyata benar murid baru
bidadari dari mana yang telah kamu turunkan ya tuhan
ucapan siswa siswi yang ada di kelas tersebut.
"Sudah diam anak anak, silakan na perkenalkan nama kamu" ucap Bu Ratna dengan tersenyum.
"Hallo,semuanya kenalin nama gw Julia,biasa di panggil Lia, pindahan dari negara Korea. Mohon bantuan kedepannya" ucap Lia sambil tersenyum tipis.Para siswa-siswi pun mengangguk.
"Baiklah silahkan Lia kamu duduk di bangku yang kosong itu" ucap Bu Ratna,Lia mengangguk sambil berjalan ke arah bangku kosong di kelas itu.
"Ya sudah karena urusan bapa sudah selesai kalo begitu bapa undur diri" ucap pa kepala sekolah sambil berlalu dari kelas tersebut.
Suara bel sudah berbunyi menandakan waktu istirahat sudah di mulai, para siswa siswi pun satu persatu mulai keluar menuju kantin meninggalkan Lia sendiri.
"Hay,kenalin nama gw Devan ketua kelas di kelas ini,karena kamu murid baru jadi bagaimana kalau kita ke kantin barengan" ucap Devan dengan tersenyum,Lia membalas senyuman Devan.
"Gw Lia,boleh deh, ayo." ucap Lia sambil berdiri dari kursinya.Mereka pun menuju kantin bersama,sepanjang jalan Devan terus bercerita mengenai sekolah black roses serta peraturan-peraturan nya, Lia hanya diam menyimak. Akhirnya mereka pun sampai di kantin,Devan memesankan makanan untuknya dan Lia, makanan pun sampai langsung saja mereka akan memakannya. Namun belum sampai memasukan satu suap pun mereka kedatangan gang bully yang terkenal akan kekuasaannya.
"Oh jadi ini murid baru itu,muka nya biasa aja sih masih cantikkan gw" ucap Milea dengan percaya diri, Milea datang bersama Arsya. Para siswa siswi yang ada di sana pun mengalihkan pandangannya ke arah Lia.
"Iya,baru masuk aja udah caper,iwhh Nga banget" tambah Arsya dengan sinis.
"Siapa?" Ucap Lia dengan datar.
"Ya Lo lah emang siapa lagi coba" ucap Milea dengan sinis dan nada merendahkan.
"Yang nanya" ucap Lia, yang mana membuat Milea malu sendiri.
"Lo" ucap milea yang akan menampar Lia.Lia berdiri dari duduknya, Lia menangkap tangan milea,dan mencengkram nya sedikit keras yang mana membuat Milea sedikit meringis.
"Apa?" Tanya Lia dengan tersenyum dingin. Lia melepaskan cengkraman tangannya,lalu menepuk nepuknya seperti yang sudah memegang kuman, Milea yang melihat itupun mengepalkan tangannya.
"Jadi orang ga usah So kecantikan deh" ucap Milea dengan sedikit keras, Milea iri akan kecantikan Lia.
"Dari langkah awal masuk ke sekolah sampai dengan tempat ini gw belum pernah bilang gw cantik" ucap Lia dengan dingin.
"Bang-" ucap milea terpotong karena kedatangan Tasya.
Tasya berjalan mendekati milea, Tasya sempat melihat tangan Milea di cengkram oleh orang yang membelakangi nya,tepat di belakang orang itu Tasya berhenti.
"Ka-" ucapan Tasya terpotong saat orang yang membelakangi nya kini membalikan badan,Tasya terdiam dan...
Milea Tersenyum berpikir bahwa Tasya akan memaki maki orang yang ada di depannya dan membelanya. Bruk Tasya memeluk orang di depannya, Milea pun mendadak mengubah ekspresi wajahnya nya menjadi bingung. Begitupun dengan para siswa siswi,menatap aneh ke arah Tasya. Yang mereka ketahui bahwa Tasya tidak suka di sentuh sembarang orang,tapi lihatlah Tasya malah memeluk murid baru itu dengan menangis.
"Kenapa ga bilang kalo pindah ke sekolah ini" ucap Tasya dengan lirih.
"Kejutan" ucap Lia sambil mengelus rambut Tasya yang sedang memeluknya.
"Hiks, jahat banget" ucap Tasya dengan menangis pelan.
"Udah gausah nangis,lepas pelukan nya gw laper" ucap Lia dengan melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Tasya. Lia pun duduk kembali di kursinya.
"Nga nangis cuma air matanya aja yang keluar" ucap Tasya sambil ikut duduk di samping Lia yang mendengar ucapan Tasya pun hanya memandangnya dengan datar.
"Kamu kenal dia sya?" Tanya milea kepada Tasya dengan nada tak percaya.
"Kenal lah,kenal banget malah ini tuh kak Lia yang udah gw anggap kaka sendiri" jawab Tasya dengan tersenyum manis. Setelah mendengar jawaban Tasya pun milea dan Arsya pergi meninggalkan Tasya dan Lia karena malu akan hal yang telah terjadi tadi.
"Bu pesen baso nya satu porsi,yang pedes terus minuman soda nya satu" ucap Tasya dengan sedikit berteriak ke shi ibu kantin.
"Siang neng tunggu sebentar" ucap Bu kantin. Beberapa saat kemudian makanan pesenan Tasya telah datang,Tasya akan langsung memakan nya namun terhentikan saat Lia menukar baso nya dengan nasi goreng yang Lia pesen tadi.
"Ko di tuker sih" ucap Tasya dengan kesal sambil cemberut.
"Makan nasgor nya, kata om Rangga kamu ga sempet sarapan pagi tadi karena kesiangan,terus baso yang kamu pesen kebanyakan sambel baru aja satu Minggu lalu keluar dari rumah sakit, sekarang mau masuk lagi. Hmm" ucap Lia panjang lebar yang membuat Tasya tersenyum karena perhatian yang Lia berikan begitu pun dengan siswa siswi yang ada di kantin tersebut, mereka sedikit terkejut saat Tasya tersenyum ke arah Lia mereka pikir akan ada drama yang akan terjadi Ternyata tidak.
"Hehe makasih ka Lia, makin sayang deh" ucap Tasya dengan tersenyum dan memakan nasi goreng nya.
"Hem" dehem Lia sambil memakan baso pesenan Tasya tadi. Beberapa waktu berlalu dan kini sudah waktunya pulang sekolah,di parkiran terlihat Lia berdiri di dekat motor sport terbaru nya,dengan Tasya yang ada di depannya.
"Tasya pulang nya bareng ka Lia ya,pliss nunggu jemputan lama soalnya" ucap Tasya penuh harap. Lia pun mengangguk.
"Ayo" ucap Lia. Tasya akan menaiki motor Lia tapi keburu di hentikan oleh Lia.
"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" Tanya Tasya karena Lia nga jadi naik motornya.
"Lain kali pake rok yang aga panjangan,pake rok pendek banget mau pamer paha apa " ucap Lia tanpa menjawab pertanyaan Tasya.Tasya terdiam, Lia membuka jaket yang di pake nya dan memasangkan pada pinggang Tasya. Tasya tersenyum tipis saat mengetahui apa maksud dari tindakan Lia. Tasya terdiam akan pesona Lia, bagaimana tidak saat ini Lia hanya mengunakan kemeja putih panjang yang bagian tangannya di lipat sampai siku ,celana dan sepatu hitam serta rambut yang di ikat menjadi satu.Membuat nya tampak keren,cantik dan tampan di saat bersamaan.
Kebiasaan Lia saat di Korea juga, membawa baju ganti celana dan kemeja agar seragam yang ia kenakan tidak bau saat perjalanan pulang
Begitu pun dengan siswa siswi yang melihat interaksi kedua nya sedari awal.
pesona nya
calon gw ber damage banget
bidadari gw
bakalan mau ga ya sama gw
cantiknya
belok gapapa kali ya ucap siswi perempuan yang mana membuat semua siswa mengalihkan pandangan ke siswi tadi.
hehe bercanda ucap siswi tadi sambil tersenyum
Kembali lagi ke Lia,Lia mengikat rambut Tasya. Tasya hanya diam saat Lia mengikat rambutnya dengan lembut, setelah selesai mengikat rambut Tasya. Lia memberikan helm kepada Tasya. Tasya hanya diam tak menerimanya. Lia pun paham dan membantu Tasya memakai helm berwarna ungu kehitaman nya.
"Ayo naik,keburu sore kalo telat bisa bisa di ceramahin om Rangga lagi" ucap Lia yang naik ke atas motornya, Tasya pun ikut naik ke atas motor Lia dengan bantuan Lia,Tasya memeluk Lia saat Lia Mulai menjalankan motornya. Mereka pun pulang meninggalkan sekolah,di perjalanan, Tasya terus memeluk Lia dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Akhirnya ka Lia pulang, kangen banget sumpah sama ke posesif pan nya ka Lia hihihi " ucap Tasya dalam hati dengan tersenyum bangga. Lia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang,Lia menikmatinya, suasana jalan yang tak terlalu ramai dan tak terlalu sepi, terlengkapi dengan hembusan angin sore Sepoi-sepoinya. begitupun dengan Tasya yang sama-sama menikmati nya seperti Lia. Beberapa menit kemudian Lia dan Tasya telah sampai di rumah Rangga. Lia turun dari motornya dan berjalan menuju dalam rumah Rangga.
"Mama ka Lia datang" Teriak Tasya sambil berlalu ke dalam rumah meninggalkan Lia yang masih berjalan santai di belakangnya.
"Haiss anak itu" Gumam Lia dengan tersenyum tipis.Lia masuk ke dalam rumah rangga dan langsung di sambut pelukan oleh mama nya Tasya.
"Aaa kangen banget sama kamu udah lama ga ketemu, makin cantik aja kesayangan tante" ucap Tania mama Tasya,dengan tersenyum manis.
"Hehe Tante bisa aja"ucap Lia kepada Tania. Tania melepaskan pelukannya sambil menatap ke arah Lia.
"Radit sama Julian kapan kesininya? terus kamu tinggal sendirian di rumah?" tanya Tania.
"Mungkin beberapa bulan lagi tan,Lia juga kan baru dua hari di sini. Lia nga sendiri ko,ada ka Andra,bi izah,sama tiga bodyguard dari papah buat jagain Lia" jawab Lia.
"Kamu tinggalnya rame-rame donk di rumah itu" ucap Tania,Lia menggeleng.
"Bi izah cuma beberapa waktu di rumah Lia abis itu pulang kerumahnya,nga jauh ko dari rumah Lia. Terus para bodyguard itu Lia suruh beli rumah aja di sekitar sana,Lia ga suka kalo terlalu banyak orang di rumah" ucap Lia yang membuat Tania mengangguk tanda mengerti.Lia melihat-lihat ke arah sekitar, untuk mencari sesuatu tapi tak juga menemukannya, akhirnya Lia pun menanyakannya Kepada Tania.
"Om Rangga di mana tan,ko nga keliatan?" tanya Lia.
"Di ruang kerja, susulin aja sana sekalian panggilan buat makan bersama" ucap Tania. Lia pun mengangguk.
"Yaudah Tante kalo gitu Lia ke atas yah" ucap Lia dengan naik ke atas,menuju ruang kerja Rangga. Tania tersenyum saat melihat Lia naik keatas untuk menemui Rangga. Tania berjalan menuju dapur untuk melakukan sesuatu.
Di atas, tepat pintu ruang kerja Rangga, Lia akan mengetuk pintunya namun Lia urungkan saat mendengar Rangga sedang menelpon.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!