NovelToon NovelToon

Dinikahi Crazy Rich

Pronolog.

Hai guys sebelum masuk ke ceritanya... Yuk kita kenalan dulu sama para pemain ya.....

Cekidot...

Sebelumnya jangan lupa like komen dan vote untuk karya author yaaa. Biar semangat nya berapi-api untuk update...

Kalian boleh baca dulu di Istri Kecil CEO Lumpuh.....

Okehhh yukk kita simak bersama.....

Shimilly Asybea, usia 17 tahun. Mahasiswa semester satu Pendidikan Sastra Indonesia. Gadis polos dengan keberisikkan luar biasa. Tidak hanya masih muda tapi dia juga memiliki segudang prestasi dibidang sastra. Hobby nya adalah mengikut lomba seni puisi, cerpen dan seni tulis lainnya. Dia terlahir dari keluarga yang hangat namun karena suatu kejadian Ayahnya terbungkus hutang yang tidak sedikit, sehingga gadis ini diminta untuk menikahi seorang juragan kaya yang sudah memiliki lima istri. Milly terpaksa kabur, sumpah demi apapun dia tidak mau menikah dan menjadi istri kelima apalagi sudah tua dan bau tanah. Hingga suatu insiden kejadian mempertemukan nya dengan pria kaya yang dingin dan cuek tak tersentuh. Milly harus terikat pernikahan dengan pria itu dengan alasan saling menguntungkan.

Eleano Buana, putra pertama pasangan Edgar dan Eidra. Usianya sudah menginjak 32 tahun. Pria kaya dengan sejuta pesona. Dia satu-satunya yang belum menikah. Sementara kedua adik kembarnya sudah memiliki keluarga dan hidup bahagia. Tidak ada trauma masa lalu. Tidak ada pataj hati sebelumnya. Pria ini memang seolah enggan untuk jatuh cinta. Hidupnya dihabiskan untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Baginya sang Ibu sudah lebih dari cukup membuat nya bahagia. Meski dia harus berdebat dengan sang Ayah yang semakin tua semakin posessif luar biasa.

Dalam hidup Eleano dia tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta. Baginya bahagia itu tidak harus menikah. Meski banyak wanita yang ingin menempel seperti ulat bulu namun hati beku seolah seperti batu.

Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang gadis dibawah umur membuatnya menemukan sebuah ide gila dan mengajak gadis tersebut untuk menikah dengan saling menguntungkan.

Yukkk langsung simak kisah Eleano dan Milly........

"Menikah lah denganku". Ucapnya sambil melipat kedua tangan didada "Dan kau harus bertanggungjawab karena sudah mengambil ciuman pertamaku". Imbuhnya.

"Hahhaha, pria tua seperti mu belum pernah berciuman. Kasihan sekali". Ledek gadis tersebut ngakak sendiri.

"Memangnya kau pernah berciuman?". Dia menatap gadis itu tajam seolah hendak melahapnya hidup-hidup.

"Ya tentu saja.... Tidak pernah". Gadis itu cenggesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Tapi aku tidak mau menikah dengan ku Tuan". Tolaknya tegas.

"Aku juga tidak mau menikah dengan bocah ingusan seperti mu". Sambil menyonor kening gadis itu dengan gemes "Aku terpaksa". Sambungnya lagi "Bukankah katamu kau ingin melunasi hutang-hutang Ayahmu. Menikah lah denganku dan aku akan melunasi hutang Ayahmu". Tawarnya sekali lagi.

Gadis itu terdiam sejenak. Menikah? Ahhh sial dia bisa lepas dari jeratan tua Bangka itu tapi harus terjebak dengan pria asing ini.

"Bagaimana?". Dia menatap gadis yang masih terdiam itu.

"Ck, bagaimana bisa kita menikah hanya karena ciuman itu? Aku kan tidak sengaja". Gadis itu masih mencari alasan.

Sang pria tersenyum simpul. Menarik. Gadis ini sungguh menarik. Seperti nya pesona nya sudah turun daun sehingga ada gadis yang berani menolak.

"Karena kau menciumku dengan paksa dan mengambil ciuman berhargaku yang pertama kali dan oleh sebab itu kau harus bertanggungjawab".

Langsung aja yukkkk kita simak cerita mereka ...

.

.

.

.

.

.

.

Desakkan untuk menikah.

Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

"Sarapan Son". Eidra mengoleskan roti pada putranya.

"Terima kasih Mom". Eleano tersenyum simpul.

"Ck, jangan tersenyum pada istri Daddy Son. Kau cari istri sana". Sergah Edgar tak terima saat putranya itu tersenyum pada wanita pujaan hatinya.

"Bby". Tegur Eidra geleng-geleng kepala salut

Sementara Eleano tak menggubris. Dia malah sarapan santai-santai saja. Sudah biasa setiap kali pulang kesini dia harus disuguhkan dengan perdebatan bersama Ayahnya. Apalagi tinggal dia sendiri para adiknya sudah menikah.

"Son, apa kau tak ada niat untuk memiliki keluarga? Apa kau tak kasihan dengan burung mu itu?". Ujar Eidra menatap putranya dengan kasihan.

"Mom". Eleano mendesah Ibu nya ini kalau bicara suka asal keluar.

"Sayang jangan bicara terlalu vulgar. Kasihan pria jomblo itu". Ujar Edgar.

Eleano mendelik, Ayah dan Ibunya ini sama saja. Semakin tua semakin aneh dan dia yang harus terjebak dengan kebucinan dan kegilaan kedua orangtuanya. Sedangkan para adiknya sudah hidup bebas dengan keluarga diluar sana.

"Memangnya kenapa Bby? Ano kan sudah besar". Ketus Eidra "Son, ayo jawab pertanyaan Mommy". Desak Eidra.

Eleano meminum susu buatan Ibunya dan pria itu menghela nafas panjang. Tidak kah Ibunya itu bosan menanyakan hal yang sama?

"Mom, aku belum memikirkan hal itu". Sahutnya "Lagian aku masih muda. Aku masih ingin bekerja dan fokus pada perusahaan". Sambungnya lagi.

"Ck, kau itu bukan muda lagi. Kau itu sudah tua Ano, sudah tua. Lihat kedua adik mu mereka sudah memiliki anak, harusnya kau diatas mereka". Celetuk Eidra.

Edgar terkekeh pelan mendengar ucapan istrinya yang menggebu-gebu. Sedangkan Eleano memutar bola matanya malas.

"Iya Son. Apa yang diucapkan Ibu mu itu benar. Carilah pasangan dan menikah". Ucap Edgar serius.

"Mommy juga ingin menimang cucu". Ujar Eidra dengan sendu "Ayolah Son menikah". Rayunya.

Eleano menghela nafas panjang "Mom, bagaimana aku bisa menikah? Aku saja tidak memiliki calon yang bisa diajak menikah". Sahut Eleano "Aku akan menikah jika waktunya tiba". Ucapnya lagi.

"Tapi kapan? Kami sudah tua". Ujar Eidra menyeka air matanya yang tidak jatuh sama sekali.

"Mom, ayolah buang air mata buaya mu itu".

"Seperti nya kau memang ingin Mommy meninggal duluan baru akan menikah". Ancam Eidra.

"Sayang jangan bicara begitu". Sergah Edgar. Edgar menatap putranya tajam "Awas saja ya Son kau membuat Mommy sedih". Edgar menatap putranya lagi dengan tajam

"Iya iya baiklah. Aku akan menikah jika memiliki kekasih". Sahut Eleano malas.

"Benarkah?". Eidra langsung sumringah "Bagaimana jika kau kencan buta saja? Mommy akan minta Kenzie untuk mengatur kencan butamu". Saran Eidra.

"Mom please_".

"Ide bagus sayang biar putra kita cepat laku". Edgar ikut menimpali.

Eleano benar-benar malas. Apalagi namanya kencan buta. Ahhh dia tidak suka sebenarnya hal-hal yang seperti itu. Tapi siapa yang bisa membantah Ibu Negara seperti Eidra, apapun yang dia katakan harus dituruti jika tidak bisa merenggek Ibu nya itu seharian.

"Ya terserah kalian. Aku akan berangkat". Tak lupa dia mengecup pipi tua kedua orangtuanya

"Hati-hati Son". Pesan Eidra "Jangan lupa persiapkan dirimu untuk kencan buta nanti". Serunya dengan semangat.

"Iya. Iya". Jawab Eleano malas.

Eleano heran kenapa semua orang mendesaknya menikah? Dia bahagia tanpa menikah. Lagian kedua orangtuanya sudah memiliki cucu juga kenapa masih mendesak nya?

"Silahkan masuk Tuan". Kenzie membuka pintu agar pria itu masuk.

Eleano masuk kedalam mobil dengan wajah ditekuk kesal. Hanya dia sendiri yang masih betah tinggal di villa kedua orangtuanya. Sementara kedua saudara kembarnya mengikuti pasangan mereka masing-masing.

"Tuan, saya akan mengatur kencan buta untuk anda atas perintah Nyonya Besar". Ujar Kenzie sambil menyetir.

"Terserah lah Ken. Aku tidak peduli". Ketus Eleano.

Eleano mengusar wajahnya kasar. Haruskah dia kencan buta? Dia bukannya tidak laku hanya saja dia memang tidak mau. Dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita. Apalagi wanita yang seperti cacing kepanasan membuat Eleano jijik saja.

.

.

.

.

"Pagi para penghuni bumi". Sapa gadis cantik berambut sebahu.

"Bisa tidak jangan berteriak. Ini bukan hutan". Sahut salah satu sahabat nya.

"Tidak bisa". Dia cekikikan sendiri sambil duduk disamping sahabat nya yang tengah asyik sarapan di kantin kampus.

"Tumben bahagia?". Tanya sahabat nya yang satu.

"Tentu harus bahagia". Dia memesan makanan untuknya.

"Ly, ini brosur event puisi Minggu depan. Kalau mau ikut daftar saja disana". Sahabat yang satunya memberikan brosur padanya.

"Wahhh boleh". Dia tersenyum sumringah.

"Hobby sekali Ly ikut lomba?". Ujar yang lainnya.

"Biar jadi sejarah". Sahutnya sambil menyantap makanan pesanan nya.

Gadis itu makan dengan lahap. Tadi dia tidak sempat sarapan karena buru-buru dan kesiangan. Ada kelas pagi yang tidak bisa ditinggal.

Shimilly Asybea, gadis cantik yang hobby nya mengikuti event-event menulis. Dia mahasiswa Pendidikan Sastra Indonesia semester satu, baru masuk. Mahasiswa muda dan mendapat beasiswa. Tidak hanya cantik tapi dia juga menarik. Meski tomboy dan bar-bar tapi pesona kecantikan nya tak bisa membuat kaum Adam menjauh.

"Ya sudah ayo masuk kelas". Ajak Heron salah satu teman Milly.

"Ayo".

Keempat orang berbeda jenis kelamin itu masuk kedalam kelas mereka. Ada kelas pagi yang harus mereka jalani.

"Astaga Ly, aku heran dehh. Berapa banyak kosa kata dikepalamu". Fanny geleng-geleng kepala salut.

"Dikepala ku ada kamus". Gadis itu ngakak sendiri dengan ucapannya.

Kelas pagi telah berlangsung. Tampak mahasiswa sibuk menyimak penjelasan dosen didepan mereka. Karena dosen yang terkenal killer jadi harus serius. Jika tidak bisa dihukum dan itu akan bahaya untuk nilai mereka.

Setelah jam kelas berakhir. Milly bersama ketiga sahabat nya keluar dari kelas. Karena hanya ada kelas pagi dan sisanya free.

"Mau langsung pulang Ly?". Tanya Justin sahabat Milly.

"Iya Kak". Sahut Milly.

"Bagaimana kalau kita menonton dulu. Aku punya empat tiket dan cukup untuk kita berempat?". Tawar Ayana menunjukkan empat tiket ditangannya.

"Maaf Na. Bukan menolak. Ayah pasti khawatir kalau aku pulang larut dari jam kuliah". Tolak Milly.

"Sesekali Ly. Lagian sampai kapan kau akan terus dikekang Ayahmu?". Ayana tak habis pikir pada Milly yang begitu taat aturan.

"Ayah bukan mengekang hanya memberiku batasan". Sahut Milly "Sudahlah. Aku duluan". Gadis itu menaiki motor maticnya.

"Hati-hati".

Bersambung....

Haiii guysss selamat datang dinovel baru author....

Jangan lupa dukungannya buat author yaaa. Jika ada saran dan masukkan kalian boleh coret-coret dibawah yaaa...

Kalau yang mau kenal author lebih lagi kalian juga boleh kepoin akun medsos author yaa. Sekali lagi terima kasih....

Kencan buta

Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Eleano mendengus kesal. Pria itu menatap pantulan dirinya didepan cermin. Dia sudah siap dan rapih ingin berkencan buta. Eleano mengakui bahwa wajahnya memang tampan. Tapi tidak harus dijodohkan seperti ini juga kali. Dan ini kenapa harus disebut kencan buta? Kenapa tidak kencan tuli saja?

Pria itu keluar dari kamarnya dengan wajah sanggar dan juga masam. Malam ini dia memutuskan untuk menginap di Apartemen nya. Karena kalau kembali ke villa pasti butuh waktu lama.

"Silahkan masuk Tuan". Kenzie membuka pintu mobil dan mempersilahkan pria itu masuk.

Eleano masuk dengan wajah ditekuk kesal. Orangtuanya ada-ada saja. Dia seperti pria yang tidak laku

"Kemana Ken?". Tanyanya malas dan juga jenggah.

"Caffe Wood, Tuan". Sahut Kenzie.

Mobil Kenzie terparkir didepan sebuah caffe mewah. Eleano turun dengan wajah datar tanpa ekspresi. Wajahnya selalu begitu. Tak ada yang bisa ditebak.

Sang manager caffe langsung menyambut kedatangan Eleano. Pria berpengaruh. Pria sukses dan pengusaha ternama. Bahkan ketenaran Eleano mengalahkan sang Ayah.

"Selamat datang di caffe kami Tuan. Terima kasih untuk kunjungan anda. Kami sudah menyiapkan meja VVIP untuk anda". Ucapnya ramah sambil membungkuk hormat.

Beberapa pengunjung wanita menatapnya tak berkedip. Kagum. Seolah dia adalah satu-satunya ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

"Silahkan Tuan". Kenzie menarik kursi dan mempersilahkan pria itu untuk duduk.

Eleano duduk dengan datar. Pria itu sebenarnya malas. Tapi mau bagaimana lagi? Siapa yang bisa menolak keinginan sang Ibu.

"Selamat malam Tuan El. Perkenalkan saya Agnes Monica_".

"Artis?". Potong Eleano.

"Anda suka bercanda Tuan". Wanita itu terkekeh pelan merasa Eleano mau merespon ucapannya.

"Saya lulusan kedokteran di Harvard University dan lulusan terbaik. Saat ini saya sedang bergabung dengan komunitas dokter muda Indonesia". Jelasnya tak lupa gaya nya yang genit bak cacing kepanasan.

"Siapa?".

"Saya Tuan". Jawabnya percaya diri.

"Nanya". Eleano memutar bola matanya malas.

Eleano adalah pria yang tidak suka wanita memamerkan kemampuan nya. Dia tidak peduli apapun jabatan wanita itu.

"Prufffttttt". Kenzie menutup mulut nya menahan tawa. Apalagi melihat wajah malu wanita yang tengah duduk bersama Tuan nya itu.

Wanita itu terus menceritakan dirinya. Tanpa peduli dengan wajah dingin Eleano. Menceritakan kekayaan nya dan menceritakan prestasi nya.

Eleano benar-benar jenggah. Bisakah wanita seperti ini jangan ada dalam daftar wanita kencan buta nya?

Eleano menyenderkan punggungnya ke jok mobil. Pria itu menutup matanya lelah.

"Berapa wanita yang ikut kencan buta bersamaku Ken?". Dia memijit-mijit pelipisnya frustasi dan juga lelah.

"Ada sepuluh Tuan".

"Sepuluh? Sebanyak itu Ken?". Dia mendengar tak percaya.

"Iya Tuan. Dan anda harus menemui lima wanita diantaranya".

"Yang benar saja Ken lima wanita. Satu wanita saja kepalaku pusing". Keluhnya

"Lagian Daddy dan Mommy ada-ada saja". Ujarnya lagi terdengar frustasi.

"Kencan buta ini bisa berakhir jika anda bisa memilih diantara kesepuluh nya untuk menjadi istri anda Tuan". Ujar Kenzie.

"Ck, boro-boro menjadikan mereka istri. Melihat wajah mereka saja aku ingin muntah. Mereka benar-benar tidak masuk dalam kriteriaku Ken". Jawab Eleano.

"Wanita seperti apa yang anda ingin kan Tuan? Bukankah semua wanita yang dipilih Nyonya Eidra sesuai dengan selera anda dan yang pasti mereka selevel". Tutur Kenzie.

"Ck, selera dari mana?". Ketus Eleano "Aku ingin wanita yang tidak tertarik padaku. Aku sudah bosan bersama wanita kegenitan seperti mereka". Ujarnya lagi.

"Apa anda memiliki kandidat Tuan?". Sambil serius menyetir.

"Ck, pertanyaan mu seperti tak berakhlak Ken. Apa kau pernah lihat aku dekat dengan wanita?". Ketus Eleano kesal.

"M-maaf Tuan". Kenzie hanya bisa menelan salivanya susah payah.

Kenzie diminta Eidra untuk mengatur segara kencan buta Eleano. Bahkan segala kandidat yang ikut kencan buta bersama Eleano adalah pilihan Eidra.

Sebagai seorang Ibu Eidra ingin putranya menemukan wanita yang tepat dan baik. Tidak harus kaya. Tapi wanita yang bisa menerima putranya apa adanya. Tanpa embel-embel harta dan ketenaran.

Memang wanita-wanita yang dipilih Eidra adalah wanita yang memiliki karier bagus serta terlahir dari keluarga yang berada. Bukan berarti Eidra harus memiliki menantu kaya raya dia hanya ingin putranya merasa seimbang dan selevel.

"Kemana lagi Ken?".

"Restorant Golden Food, Tuan".

Terdengar helaan nafas panjang dari mulut pria tampan itu.

Tak ada satu pun dari para wanita yang dia temui tersangkut dihatinya. Pria itu benar-benar tak tertarik. Dia tidak impoten. Tapi dia seperti pria mati rasa.

Eleano memijit-mijit kepalanya yang terasa berdenyut sakit.

"Bagaimana Tuan?". Kenzie sudah berdiri seperti manekin.

"Wanita macam apa yang kau pilih itu Ken? Kenapa semuanya seperti cacing kepanasan?". Celetuknya kesal.

"Maaf Tuan. Ini sesuai dengan perintah Nyonya". Sahut Kenzie membela dirinya.

"Sudahlah. Kau boleh pergi". Usirnya.

"Baik Tuan saya permisi".

Eleano masuk kedalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya diatas kasur king size miliknya. Ahhh kenapa dia terus dicecar dengan pertanyaan kapan menikah? Tidakkah mereka bosan dengan pertanyaan yang sama itu?

Drt drt drt drt drt

Eleano meronggoh saku celananya. Pria itu menghela nafas panjang saat melihat nama yang tertera.

"Selamat malam Mom. Ada apa?". Sapanya ramah. Bagaimana pun kesalnya wanita ini selalu bisa meredakan emosinya.

"Son bagaimana dengan kencan buta mu? Apa ada yang sesuai dengan pilihan hatimu Son?". Cecar suara diseberang sana.

"Mon, aku_".

"Apa mereka tidak masuk dalam kriteria mu Son? Apa tidak ada satu pun yang sesuai dengan hatimu? Apa artinya itu kau tidak akan menikah? Seperti nya Mommy benar-benar harus mati". Ancamnya sambil terisak menangis diseberang sana.

Sontak pria itu terduduk "Mom, ayolah jangan bicara seperti itu. Masih ada lima wanita lagi yang akan kencan bersama ku. Siapa tahu mereka ada yang masuk dalam kriteria_".

"Bagaimana kalau tidak masuk dalam kriteria mu lagi. Lebih baik Mommy mati saja".

"Mom, Please jangan bicara seperti ini. Beri aku kesempatan, aku berjanji akan membawa calon istri ku padamu. Jangan bicara seperti itu lagi yaaa?". Bujuklah.

"Baiklah. Mommy tunggu, kau harus bawa calon menantu ke villa".

"Iya Mom. Aku mencintaimu".

Setelah bertelponan dengan sang Ibu. Pria itu melempar ponselnya asal. Dia mengusar wajahnya kasar.

"Kenapa harus menikah? Kenapa harus punya anak? Tanpa wanita saja aku bisa bahagia. Lantas kenapa harus menikah?". Ujarnya.

"Tuan, ada Tuan Muda Naro didepan menunggu anda". Lapar Kenzie.

"Baik. Aku segera keluar".

Pria itu berhambur membersihkan diri dikamar mandi.

Dia keluar dari kamar nya dengan kaos oblong dan celana selutut.

"Kak".

"Ada apa?". Dia duduk disamping saudara kembarnya.

"Ck, pada adik sendiri ketus seperti itu. Pantas saja tidak laku". Cibir Elnaro.

"Cepat katakan ada apa kau kesini?". Dia melihat adiknya malas.

"Ehem, kenapa dengan wajahmu Kak. Kalau ditebak, pasti...". Dia mengetuk-ngetuk jari dibibirnya seolah sedang berpikir keras "Pasti lagi dicecar dengan pertanyaan kapan menikah?". Pria itu ngakak mentertawakan wajah kesal sang Kakak.

"Kau sama saja seperti Daddy dan Mommy". Dia memutar bola matanya malas.

"Makanya menikah Kak biar tidak ditanya terus". Sambil menepuk pundak Kakaknya "Ini makan malam dari Mommy. Jangan lupa dimakan". Sambil meletakkan rantang nasi didepan Kakak nya.

"Aku pamit Kak. Kasihan istri ku ditinggal takut ada yang ambil". Ujarnya mellengang keluar dari Apartemen sang Kakak.

Eleano menatap rantang nasi yang dibawa adiknya. Hatinya menghangat Ibu nya itu selalu membuat nya tak betah rumah.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!