NovelToon NovelToon

Become An Idol By System

Gelang Berliontin Bintang

...Become An Idol By System...

...🍁🍁🍁...

Sebuah kain putih masih tergantung di luar pintu depan rumah untuk mengumumkan bahwa keluarga tersebut sedang berkabung. Warna putih merupakan warna yang melambangkan kemurnian, keberanian, kekuatan namun juga kerap digunakan saat berkabung di Jepang.

Terlihat gadis remaja dengan pakaian berkabung serba putih/blacu yang masih duduk bersimpuh di depan sebuah meja yang berisi sebuah guci putih dengan ukiran bunga teratai di bagian luarnya. Ada juga makanan, buah-buahan, dupa, lilin, uang akhirat di atas meja itu.

Gadis remaja itu berdiam diri dan memejamkan kedua matanya cukup lama. Dan mungkin sedang berdoa untuk sang ayah yang sudah tiada. Wajahnya terlihat pucat, matanya terlihat sembab.

Sebenarnya kematian sang ayah sudah satu pekan yang lalu, namun gadis ini masih saja terlihat begitu bersedih dan terpukul atas kejadian yang menimpanya saat ini.

BRAKKK ...

Tiba-tiba saja pintu rumahnya dibuka dengan sangat kasar oleh seseorang. Membuat sang gadis remaja terkejut. Dan rupanya sang mama tiri sudah kembali pulang bersama dengan seorang pria dewasa yang tak ia kenali.

Yeap, karena ayah kandungnya saat itu sudah menikahi seorang wanita. Sementara ibu kandungnya juga sudah meninggal setelah bercerai dengan ayahnya.

"Mau sampai kapan kamu menangisi ayahmu seperti ini, Oichi?!" ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan modis itu dengan suara melengking dan galak.

"Sebaiknya kamu segera merapikan seisi rumah ini jika masih ingin tetap tinggal di tempat ini!! Karena aku juga akan segera menikah!!" tandas wanita itu dengan sangat kasar dan tidak memikirkan perasaan dari putrinya yang masih berkabung atas kematian sang ayah.

"Mama ..." ucap gadis remaja itu lirih dan berusaha untuk menyeka air matanya sendiri. "Tapi ayah baru saja meninggal, Ma. Apakah tidak lebih baik mama menikahnya menungggu dulu waktu yang tepat?"

"Diam dan jangan mengguruiku! Dasar anak tak berguna!! Setiap hari hanya membuatku merasa kesal saja!! Masih beruntung aku mau membiayaimu untuk makan dan sekolah!! Dasar anak tak tau diri!!" wanita itu melayangkan tamparan kuatnya dan mendarat pada pipi sang gadis remaja.

PLAKK ...

"Arghhh ..." pekik Oichi menahan rasa sakit dan mengusap bekas dimana tangan sang mama menampar.

Panas sekali rasanya, karena tamparan itu sangat kuat. Tak puas dengan hal itu saja. Kini wanita paruh baya itu mulai menjambak rambut gadis remaja malang itu dengan tanpa welas asih lagi, membuat sang gadis menangis karena menahan rasa sakit.

"Ampun, Ma ... ampun, Ma. ini sakit sekali, Ma ... hiks ... lepas, Ma ... ampun ..." pekik sang gadis menahan rasa sakit hingga membuat kepalanya terasa pusing.

Sementara sang pria hanya tersenyum miring dan sesekali menatap jijik calon anak tirinya itu. Karena gadis remaja itu terlihat begitu kusut, jelek, bau, dan tak terawat.

Karena selama ini mendiang ayahnya dan sang mama tiri selalu saja sibuk dengan dunianya masing-masing dan tidak pernah mengurus putrinya.

"Oichi!! Berhenti menangis dan segera bersihkan seluruh rumah ini!!" sang mama menghempaskan tubuh gadis remaja itu dengan sangat kuat dan kasar, hingga membuat kening sang gadis menabrak pinggiran sebuah meja dan berdarah.

...🍁🍁🍁...

Pagi itu Oichi berjalan menyuri lorong sekolahnya. Semua mata menatapnya dengan tajam dan penuh intimidasi. Semua mata menatapnya dengan penuh rasa jijik dan muak karena penampilan Oichi.

"Dasar bau dan jelek!! Jangan dekat-dekat dengan dia deh!! Rasanya aku mau muntah saja!!" celutuk salah satu siswi menutup indra penciumannya ketika Oichi berjalan melewati mereka.

"Iya, ihh ... bau sekali sih!! Sudah berapa lama kamu tidak mandi?!! Hah?!! Apa keluargamu tidak memiliki uang untuk membeli sabun mandi dan shampo?!! Ishhh aku tidak tahan lagi!!" seorang siswi mendorong kuat tubuh Oichi hingga membuat tubuh Oichi terhuyung jatuh ke belakang.

Namun rupanya Oichi malah menabrak seorang seorang pangeran kampus yang selalu dingin dan kejam kepada siapapun.

"Cckk ... mampus kau!! Alicio akan menghabisimu!" cibir seorang siswi lirih dan menyilangkan keduanya di bawah dadanya. Sedangkan pandangannya menatap sinis ke arah Oichi.

"Brengsek!! Beraninya kau mengotori seragam sekolahku!! Gara-gara kamu seragam sekolahku menjadi bau dan kotor!!" Alicio mendorong kuat tubuh Oichi dan membuat Oichi terjatuh tersungkur di atas lantai.

BRUGHH ...

Oichi tak kuasa untuk menahan lagi air matanya, hingga akhirnya lelehan air mata hangat itu mulai membasahi pipinya. Dia berusaha untuk berdiri kembali. Namun salah satu dari mereka mulai mendekatinya dan menarik pakaiannya dari arah belakang.

"Dasar jelak dan bau!! Sana mandi dulu di kolam ikan!!" seorang siswi mendorong tubuh Oichi dan membuatnya terjatuh di dalam kolam ikan yang berada di dekat mereka.

BYURR ...

Percikan air itu terdengar begitu jelas, Oichi terjatuh di dalam kolam itu dan membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak.

"Rasakan!! Mampus kau jadi jadi basah kuyup ... ahaha ..." seorang siswi tertawa terbahak-bahak dan diikuti oleh siswa-siswi SMU lainnya.

"Biarin aja! biar hilang tuh bau busuknya. Sumpah, bikin mual perutku saja baunya!!" ketus seorang siswa.

Mereka masih saja tertawa terbahak-bahak melihat kelemahan Oichi. Sedangkan Oichi hanya bisa menangis dan berusaha untuk segera keluar dari kolam ikan itu.

...🍁🍁🍁...

Di dalam sebuah atap sekolah yang tinggi kini Oichi sudah berdiri dengan kaki yang sedikit gemetaran menatap ke arah bawah. Namun niatnya lebih besar jika dibandingkan dengan ketakutannya akan ketinggian.

"Aku sudah tidak sanggup lagi. Hiks ... aku tidak punya siapa-siapa lagi yang menyayangiku. Hiks ..." Oichi menangis dan terlihat begitu rapuh.

Dunianya sudah menjadi gelap gulita dan hancur berantakan. Tak ada lagi orang yang menginginkannya di dunia ini. Semua orang hanya menganggapnya seperti seorang sampah yang tak layak untuk hidup di dunia ini.

Kedua orang tuanya bahkan sudah lebih dulu meninggal, dan kini dia sendirian. Tak memiliki bahu untuk bersandar. Bahkan sang mama tiri selalu saja memperlakukannya tidak manusiawi. Begitu juga dengan kekasih sang mama tiri. Mereka adalah para manusia yang tidak berperikemanusiaan dan tidak berperasaan.

"Lebih baik aku mati ... tidak ada yang menginginkanku lagi di dunia ini. Tak ada lagi tempat untukku berpijak. Tidak ada ... jikapun aku mati, mereka pasti akan bahagia ... ayah ... ibu ... aku rindu kalian. Aku ingin bertemu dengan kalian. Hiks ..."

Oichi kembali terisak dengan dada yang terasa begitu sesak dan nyeri.

SWOSHH ...

SWUSHH ...

Angin di kala senja itu bertiup dengan sangat kencang, membuat rambut apek Oichi yang memang sangat jarang dia rawat menari-nari di udara.

PLUK ...

Tiba-tiba saja sebuah gelang berwarna silver dengan sebuah liontin sebuah bintang terjatuh tepat pada telapak tangannya. Membuat Oichi mengkerutkan keningnya bingung.

"Gelang? Lionting bintang?" gumamnya lirih.

Pertemuan Oichi Dan Cornor

Semua kehidupan pahit yang telah dialami oleh Oichi tentunya membuat Oichi sakit hati karena menorehkan luka dalam yang tidak berdarah. Hingga membuatnya sangat terpuruk dan ingin mengakiri hidupnya. Bahkan rasa sakit hati itu akan selalu tersimpan sampai kapanpun.

Oichi masih berdiri di atas dinding pembatas atap gedung sekolahannya, menyaksikan sebuah tayangan berukuran raksasa di antara gedung pencakar langit itu yang kebetulan sedang menampilkan sebuah konser seorang gadis idol besar yang saat ini namanya sedang melambung tinggi.

"Beruntung sekali gadis itu. Dia sangat cantik dan dicintai semua orang di dunia ini. Hiks ... tidak seperti aku. Hiks ... semua orang yang ada di dunia ini membenciku. Semua orang tidak menginginkan keberadaanku. Hiks ... tak ada yang menginginkan aku lagi ... lahir ke dunia ini adalah sebuah kesalahan. Hiks ... hiks ... huhuhu .." Oichi kembali menangis tersedu-sedu.

Dadanya menjadi begitu sesak dan nyeri, ditambah saat melihat sebuah luka yang ada pada tangan kirinya. Sebuah luka cambuk yang dia dapat dari sang papa tiri hanya karena kemarin malam Oichi menolak untuk disuruh tidur di gudang, karena dia begitu takut akan gelap.

"Disaat dunia dan semua orang tak lagi menginginkan keberadaanku di dunia ini, maka jalan kematian lah yang terbaik ... ayah ... ibu ... aku datang ..." ucapnya lirih dan terdengar memilukan.

Helaan nafas panjang mulai dilakukan oleh gadis remaja itu, lalu perlahan dia mulai mengangkat kaki kanannya ke udara dan bersiap untuk melompat ke dasar bangunan. Namun sebuah angin kencang malah menahan pergerakannya.

SWOSHH ...

SWUSHH ...

Angin di kala senja itu bertiup dengan sangat kencang, membuat rambut apek Oichi yang memang sangat jarang dia rawat menari-nari di udara.

PLUK ...

Tiba-tiba saja sebuah gelang berwarna silver dengan sebuah liontin sebuah bintang terjatuh tepat pada telapak tangannya. Membuat Oichi mengkerutkan keningnya karena bingung.

"Gelang? Lionting bintang?" gumamnya lirih.

DING ...

Tiba-tiba saja sebuah suara yang menyerupai sebuah notifikasi sistem mulai terdengar oleh Oichi.

[ Selamat kepada nona Maeda Oichi. Karena nona telah terpilih untuk menjadi nona-ku pada masa ini. Nona Oichi terpilih oleh sistem karena nona Oichi adalah orang yang sangat menyedihkan. Nona Oichi bisa merubah takdir apapun jika nona berhasil menjalankan misi sistem yang akan diberikan oleh sistem. Apakah nona bersedia untuk melakukan penggabungan dengan sistem? ]

Tiba-tiba saja mulai terdengar suara seperti robot namun wujudnya tak terlihat. Dan suara itu berasal dari gelang silver dengan liontin bintang itu. Gelang itu juga terlihat memancarkan cahaya putih kebiruan.

Dan tentu saja hal ini membuat Oichi terkejut dan ketakutan bukan main hingga Oichi malah terjatuh kembali di lantai atap bangunan itu.

BRUGH ...

"Arghh ... sakitnya ..." pekiknya memegangi bok*ngnya yang kesakitan karena menghantam lantai dengan cukup keras.

"Tapi ngomong-ngomong siapa yang berbicara tadi itu? Hiyyy ... siapa itu?! Apakah itu adalah hantu ..." celutuk Oichi mulai ketakutan kembali.

[ Sistem bukanlah hantu, Nona. Namun aku adalah sebuah sistem yang dirancang untuk membantu nona Oichi saat masa ini. Dan aku akan membantu nona Oichi untuk merubah takdir nona melalui beberapa misi. ]

Jelas makhluk tak kasat mata itu lagi.

Oichi memang sangat mendengarnya dengan begitu jelas. Namun gadis remaja itu mulai menepis semua itu.

"Pasti aku hanya berhalusinasi saja bukan? Aku sudah tidak waras. Mana mungkin ada sistem seperti itu." gumam Oichi pelan dan berusaha untuk bangun kembali.

Namun rupanya tangannya masih menggenggam sebuah gelang silver berliontin bintang itu. Dan kalung itu masih memancarkan cahaya putih kebiruan.

[ Nona Oichi tidak sedang berhalusinasi. Aku adalah nyata, dan namaku adalah Cornor. Aku adalah pemandu sistem nona Oichi mulai saat ini. Aku akan membantu nona Oichi untuk merubah takdir buruk nona Oichi. ]

Suara itu kembali terdengar dengan begitu jelas, membuat gadis remaja itu kesulitan untuk bernafas dan menelan salivanya sendiri saking takutnya.

"Mi-misi? Merubah takdir apapun? Ap-apakah aku bisa menjadi cantik? Apakah aku bisa membalas semua orang yang sudah jahat kepadaku?" ucap Oichi memberanikan diri dan berusaha untuk berinteraksi dengan sistem itu.

[ Tentu saja, Nona. Takdir apapun itu, nona bisa merubahnya. Dan semua itu hanya dengan menjalankan beberapa misi sistem dariku. Apakah nona Oichi bersedia untuk segera melakukan penggabungan dengan sistem? ]

"Ba-baiklah ... aku bersedia! Aku mau! Aku mau berubah! Aku mau membalas mereka semua!" ucap Oichi penuh dengan keyakinan.

[ Penggabungan akan segera dimulai. Harap nona tetap selalu menjaga kesadaran. Jika nona sampai kehilangan kesadaran, itu akan sangat berbahaya. Dan akan berdampak buruk untuk fungsi tubuh nona. ]

Ucap sang pemandu sistem lagi memperingatkan Oichi.

"Ba-baiklah ..."

[ Penghitungan akan segera dimulai. 5% ... 15% ... 25% ... 35% ... 45% ...]

Sistem itu kini mulai melakukan penggabungan dan mulai berhitung dalam persen.

"Tu-tunggu sebentar ... ugh ... mengapa tubuhku rasanya sakit semua? Dan leherku tiba-tiba terasa sangat sakit dan nyeri sekali?" Oichi mulai mengerang menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya.

Namun rasa sakit itu lebih terasa nyata pada bagian tengkuknya. Karena pada bagian tengkuklah sesuatu mulai ditanamkan di dalam tubuh Oichi.

Kepalanya terasa sangat pusing dan begitu berat. Sekujur tubuhnya terasa begitu sakit, dan tengkuknya terasa seperti sedang ditikam oleh sesuatu benda yang sangat tajam.

Tiba-tiba sebuah cahaya putih kebiruan yang menyerupai seperti sebuah laser menyinari pada bagian tengkuk Oichi.

[Tetaplah selalu untuk menjaga kesadaran, agar nona tak mengalami kerusakan pada otak dan sistem fungsi tubuh nona ...]

Ucap sistem itu kembali memperingatkan, dan membuat Oichi mau tak mau harus tetap berusaha untuk tetap kuat untuk menahan rasa sakit itu. Karena hal ini sudah dimulai, maka hal ini harus dilanjutkan dengan baik!

"Aarggghhh ... rasanya ini sangat menyiksa ... rasanya sungguh sakit sekali. Sistem, apakah kamu adalah malaikat pencabut nyawa shinigami yang datang untuk mencabut nyawaku? Apakah sekarang sudah waktunya aku meninggalkan dunia ini dan menyusul kedua orang tuaku? Arghh ... sakit sekali ..."

Oichi terus mengerang semakin keras karena sakit di kepalanya dan di sekujur tubuh mungilnya benar-benar sangat menyakitkan dan menyiksa ketika sebuah chip berbentuk bulat mulai ditanamkan pada tengkuknya.

[ 55% ... 65% ... 75% ... 85% ... 90% ... 95% ... 100%. Loading completed. Penggabungan telah berhasil dilakukan dengan sempurna. ]

DDRRTT ...

BRUGGHH ...

Kini tubuh Oichi bergetar hebat lalu terpental begitu saja ke arah lainnya, hingga menabrak sebuah dinding gedung bangunan itu.

Rasa sakit di kepala dan di sekujur tubuhnya itu perlahan mulai menghilang dan tak dia rasakan lagi. Oichi berusaha untuk duduk kembali dan membuka genggaman tangan kanannya untuk melihat dan berbicara kepada gelang silver berliontin bintang itu lagi.

Idol System ?

Oichi mengamati gelang silver dengan liontin bintang itu. Hingga akhirnya setelah beberapa saat mulai terlihat beberapa berkas cahaya memancar dari gelang itu hingga akhirnya membentuk dan menampilkan sebuah hologram berwarna putih bercampur merah muda lembut mulai dipancarkan oleh gelang ajaib itu.

Sebuah riwayat data dengan tulisan yang juga berwarna merah muda mulai terlihat di layar hologram itu.

Oichi mulai duduk dengan tegap kembali dan mengamati layar hologram itu dengan bingung.

"Ini layar dan riwayat apa?" Oichi bergumam kebingungan.

[ Nona Oichi. Perkenalkan, aku adalah Cornor. Pemandu sistem dari nona Oichi. Nona Oichi terpilih oleh sistem karena nasib nona yang begitu menyedihkan. Tidak memiliki teman, jelek, bau, dekil, selalu ditindas dan diperlakukan buruk oleh orang lain. Namun nona Oichi bisa merubah semua itu dengan melakukan misi yang diberikan oleh sistem. Dengan menyelesaikan misi, nona akan mendapatkan hadiah yang luar biasa. Layar itu adalah status dari nona Oichi saat ini. Silakan periksa dan baca ...]

Jelas Cornor sang pemandu sistem.

Oichi tidak menjawabnya dan segera membaca layar berwarna merah muda itu. Oichi hanya terdiam saat membaca status dirinya melalui sebuah layar hologram berwarna merah muda itu.

"Sistem idola? Apakah sistem ini akan membuatku menjadi seorang idola, Cornor?"

[ Benar sekali, Nona. Namun semua tidak instan. Dan nona harus melakukan misi demi misi terlebih dahulu. ]

"Hmm. Baiklah ... aku akan melihat-lihat dulu." gumam Oichi mulai membaca status dirinya.

《《《《《《《《 Idol System 》》》》》》》》

Nama : Maeda Oichi

Usia : 16 Tahun

Ras : Human

Kecantikan : 2

Kepintaran : 10

Kelincahan menari : 0

Skill menyanyi : 5

Kharisma : 0

- Vocal :

☆ Rapper : Level - ( Max 10)

☆ Lagu mellow : Level 1 ( Max 10 )

☆ Rock : Level - ( Max 10 )

☆ J-Pop : Level 1 ( Max 10)

☆ Jenis lagu lainnya (menyesuaikan) : Level - ( Max 10 )

- Dance : Level - ( Max 10 )

Poin sistem : 10

Poin kemampuan : 10

Kemampuan spesial : -

Dana : 1000 yen ( kira-kira 115.000 rupiah )

Misi : 1 ( belum dibuka )

Hadiah : -

Sistem pemandu : Cornor

《《《《《《《 Idol System 》》》》》》》

"Minim sekali poin-poin yang aku miliki. Dan semua isinya berhubungan dengan kemampuan seorang idol." gumam Oichi setelah membaca status miliknya.

[ Benar sekali, Nona. Karena ini adalah sistem idola. Silakan melakukan misi pertama untuk mendapatkan sebuah hadiah. Tekan misi 1 untuk memulai melakukan sebuah misi.]

Suara yang menyerupai sebuah robot itu kembali terdengar begitu jelas dan jernih.

Sebenarnya Oichi menganggap semua ini sangatlah konyol dan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin sebuah gelang ataupun sistem itu bisa membuat Oichi merubah takdir hidupnya? Lalu bagaimana sistem tak kasat mata itu akan membantu merubah takdir Oichi?

Namun karena merasa cukup penasaran, akhirnya Oichi mulai mendekati sebuah layar hologram berwarna merah muda pudar di hadapannya itu. Meskipun hanya seperti sebuah hologram, namun saat Oichi menekan sebuah tombol pada misi 1, layar itu begitu terasa pada jari telunjuk Oichi.

**D**ING ...

[ Nona Oichi sudah membuka misi pertama untuk hari ini. Dan nona Oichi juga harus segera melakukan misi pertama ini. Setiap misi yang gagal diselesaikan dengan baik akan mendapatkan sebuah pinalti. Misi pertama nona adalah mengembalikan buku yang terjatuh di hadapan nona untuk sang pemiliknya. Waktu pelaksanaan misi kali ini adalah 15 menit dan dimulai dari sekarang. ]

Jelas Cornor sang pemandu sistem lagi.

Oichi segera melihat ke bawah, tepat di depan kakinya ternyata ada sebuah buku ber-cover putih di atas lantai. Oichi segera memungut buku itu dan melihat-lihat isi di dalamnya untuk mencari tau sang pemilik buku.

"Buku siapa ini ya? Bagaimana caranya aku mengembalikannya dalam waktu 15 menit? Sedangkan tidak ada nama pemilik buku tertulis di dalamnya. Aduh ..." gumam Oichi kebingungan dan mulai panik.

"Cornor. Apakah tidak ada clue lain? Dan apakah kamu tidak bisa memberikan durasi waktu lebih lama lagi untukku?" ucap Oichi masih berusaha untuk mencari tau tulisan nama kepemilikan di dalam buku itu.

[ Tidak, Nona. ] jawab pemandu sistem itu lagi.

"Huft ..." Oichi mendengus dan masih berusaha membuka lembar demi lembar untuk mencari tau nama sang pemilik buku.

Namun tetap saja tidak ada nama yang tertera di dalamnya. Di dalam buku itu hanya ada catatan-catatan tulisan tangan dan beberapa gambar-gambar saja, sehingga membuat Oichi semakin bingung.

Sementara sekolahannya ini tentu saja memiliki ratusan siswa-siswi dan berbagai jurusan. Waktu 15 menit tidak akan cukup untuk mendatangi setiap kelas untuk mempertanyakan sang pemilik buku.

[ Waktu yang tersisa adalah 4 menit 21 detik. ]

Ucap Cornor sang pemandu sistem kembali memperingatkan. Peringatan dari Cornor semakin membuat Oichi panik. Namun ditengah-tengah kebingungan dan kepanikannya, tiba-tiba saja seorang siswa mulai mendatangi atap ini dan berjalan acuh tak acuh melewati Oichi begitu saja.

Namun karena kejelian mata Oichi, Oichi mulai mengingat sesuatu, jika di dalam buku itu ada sebuah gambar sebuah gitar dengan sebuah simbol huruf S pada bagian badan gitar itu.

Dan gambar yang sama juga dimiliki oleh pemuda itu, hanya saja gitar itu dalam bentuk sebuah gantungan kunci yang tak sengaja terlihat oleh Oichi.

Oichi mulai memberanikan diri untuk memanggil dan mengejar pemuda itu.

"Uhm ... anu ... ma-maaf sebelumnya." kini Oichi sudah berhasil menghadang siswa itu dan membungkuklan badannya.

"Ada apa?!" tanya siswa itu sangat dingin dan judes.

"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Apakah buku ini adalah mililmu?" tanya Oichi mulai menyodorkan buku ber-cover putih itu.

Pemuda berwajah dingin itu mulai menurunkan pandangannya dan menatap buku itu. Dengan cepat dia segera menyamber buku itu, merebut dari Oichi.

"Ya! Ini adalah milikku! Tapi aku sudah membuangnya!! Jadi jangan memungutnya lagi dan berusaha untuk mendekatiku, Gadis aneh dan jelek!!" pemuda itu berkata dengan tegas dan malah melemparkan buku itu hingga terjatuh di dasar bangunan.

Setelah itu pemuda itu mulai memakai headphone yang sejak dari tadi hanya tergantung di lehernya saja, lalu dia mulai melenggang meninggalkan Oichi yang masih membeku saking syoknya.

Ba-bagaimana ini? Dia malah membuangnya begitu saja. Sekarang apa yang harus aku lakukan?

Batin Oichi kebingungan.

Namun di luar dugaannya, tiba-tiba saja suara Cornor mulai terdengar kembali olehnya. Dan ucapannya cukup membuatnya merasa lega kembali.

[ Misi pertama telah sukses dilakukan. Selamat, Nona Oichi. ]

"Sukses? Kamu tidak sedang bercanda bukan, Cornor? Bahkan cowok itu malah membuang buku itu?" gumam Oichi masih ragu.

[ Namun pemuda itu sudah menerima kembali buku itu, meskipun pada akhirnya dia malah membuangnya. Namun ini sudah memasuki kategori berhasil, Nona. ]

"Ah, syukurlah kalau begitu. Aku lega sekali" gumam Oichi lega.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!