Kesia Rahmani Dewi merasa dirinya wanita paling beruntung di dunia ini karena bisa menikah dengan lelaki yang sangat ia cintai Yaitu Sarman Purwadinata.
Meskipun Sarman tidak sepenuh hati menikahinya tapi gadis itu tidak peduli. Ia berkeyakinan jika cinta akan datang karena terbiasa seperti pepatah jawa "Witing Tresno Soko kulino,".
Meskipun Sarman menikahi Kesia bukan karena cinta namun Pria itu selalu memperlakukan istrinya itu dengan baik hingga membuat Kesia semakin mencintainya.
Namun siapa sangka di usia pernikahannya yang menginjak dua tahun mereka belum dikaruniai keturunan.
Meskipun Sarman tidak keberatan dengan hal itu namun berbeda dengan keluarga Purwadinata yang selalu menuntutnya untuk segera memiliki momongan.
Karena tidak menyukai Kesia yang miskin dan norak membuat keluarga Purwadinata berusaha memisahkan Kesia dengan suaminya Sarman.
Mereka bahkan selalu memprovokasinya jika Sarman akan menceraikannya jika ia tak kunjung punya anak meskipun mereka tahu jika Sarman sudah di vonis mandul oleh dokter.
Kesia yang lugu dan tidak tahu tentang kemandulan suaminya berusaha untuk memperoleh gairah seksual agar suaminya mau menggaulinya.
Ia merasa jika satu tahun belakangan ini suaminya tidak memiliki gairah seksual seperti saat mereka baru menikah.
Hal itulah yang membuat Kesia berpikir kenapa ia tak kunjung memiliki anak.
Siang itu Martha mengajak Kesia memeriksakan kesuburannya di sebuah dokter spesialis kandungan.
"Kenapa gak nunggu Mas Sarman saja si mah, kan kalau periksanya berdua lebih enak. Kita jadi tahu siapa yang subur dan siapa yang tidak," ucap Kesia
"Kau pikir anakku mandul apa!" hardik Martha dengan suara lantang
"Tentu saja tidak," jawab Kesia langsung menunduk
"Kalau begitu diam saja dan ikuti semua peraturan keluarga Purwadinata jika kau masih ingin menjadi istri putraku,"
"Baik Mah," Kesia langsung diam dan melakukan apa yang diperintahkan oleh ibu mertuanya.
Setibanya di rumah sakit, Martha segera mengajak Kesia menemui dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakit itu.
"Ikuti semua saran dari dokter dan jangan pernah membantah," tutur Marta sebelum meninggalkan menantunya tersebut
Kesia segera mengangguk dan masuk ke ruangan sang dokter.
Seorang lelaki tampan kemudian menanyakan keluhan yang dialaminya.
"Aku hanya ingin punya anak dok, tapi sudah setahun lebih aku dan suamiku jarang berhubungan badan karena suamiku terlalu sibuk dan terus terang aku juga tidak begitu bergairah dalam berhubungan seksual," ujar Kesia
"Apa anda memiliki pria idaman lain?"
"Tentu saja tidak dok, seumur hidupku aku hanya mencintai satu pria saja yaitu suamiku," jawab Kesia
"Kalau begitu apa yang membuat anda tidak bergairah saat melakukan hubungan intim, apa anda memiliki trauma atau pernah mengalami kekerasan seksual hingga membuat anda tidak bergairah saat bercinta dengan pasangan anda?" tanya sang dokter lagi
"Tidak juga, aku hanya sangat bergairah saat awal-awal kami menikah saja. Setelah itu aku tidak pernah menikmati lagi karena aku tidak merasakan kenikmatan saat bercinta, yang aku rasakan hanya sakit," jawab Kesia
"Kalau begitu mari kita periksa dulu, anda mengalami kelainan pada organ reproduksi anda,"
Sang dokter kemudian menyuruh Kesia berbaring dan ia mulai melakukan pemeriksaan terhadap wanita itu.
"Setelah melakukan pemeriksaan secara detail, saya merasa jika masalah anda tidak kunjung memiliki anak adalah ada pada diri anda Nyonya. Anda yang selalu tak bergairah saat melakukan hubungan intim membuat suami anda ikut-ikutan tak bergairah. Itulah alasannya kenapa ia tidak tidak mau bercinta lagi dengan anda, apalagi anda juga tak mempermasalahkan hal itu sehingga hubungan ranjang kalian semakin merenggang. Dan jika hal ini dibiarkan berlarut larut maka bukan saja kalian tidak akan memiliki anak, tapi mungkin hubungan kalian pun akan berakhir dengan perceraian. Karena bagaimanapun juga seorang lelaki menikahi seorang wanita juga karena ia ingin menyalurkan hasratnya dengan secara halal dan aman pastinya,"
Seketika wajah Kesia berubah sedih karena memang benar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Bukan hanya jarang bercinta dengan suaminya, Sarman juga makin sering tidak pulang dengan alasan pekerjaan.
"Lalu apa yang harus aku lakukan dok?" tanya Kesia
"Anda harus menjalani terapi,"
"Terapi apa dok, dan dimana?"
"Terapi agar anda bisa bergairah lagi untuk bercinta seperti saat anda pertama menikah. Kalau tempatnya ya tidak ada, anda sendiri yang harus membangkitkan keinginan itu jadi dengan kata lain anda sendiri yang harus menerapi diri anda. Tidak mungkin kan anda meminta bantuan lelaki lain atau saya karena itu sangat berbahaya,"
Setelah pemeriksaan selesai, Kesia terlihat begitu murung apalagi setelah mendengar penjelasan sang dokter.
Jika Kesia merasa sedih maka hal sebaliknya yang dirasakan oleh Martha.
Wanita itu begitu bahagia saat tahu menantunya itu mulai stress karena memikirkan bagaimana bisa memiliki anak dari suaminya yang sebenarnya mandul.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Martha semakin menyalahkan Kesia dan terus menekannya untuk segera memiliki anak.
"Pokoknya mamah gak mau tahu, kalau sampai akhir tahun ini kamu tak kunjung memiliki anak maka aku akan meminta Sarman untuk menceraikan kamu," ancam Martha
Mendengar ancaman ibu mertuanya membuat Kesia mencari berbagai cara untuk bisa memiliki anak dari suaminya.
Ia bahkan mendatangi seorang gigolo untuk mencapai tujuannya itu. Atas rekomendasi dari seorang temannya Kesia mendatangi seorang gigolo untuk membantunya mendapatkan kembali gairah seksual yang tak dimilikinya.
Dengan bantuan sang gigolo Kesia berhasil mendapatkan kembali gairah seksualnya yang sudah menghilang.
Ia bahkan berhasil membuat suaminya kembali menggaulinya seperti dulu. Namun entah kenapa ia tetap saja tak kunjung hamil meskipun sudah berkali-kali melakukan hubungan intim dengan suaminya.
"Anak saya itu sehat, ini buktinya!" seru Martha melemparkan hasil pemeriksaan Sarman kepada Kesia
"Jika Sarman itu sehat berarti masalahnya ada pada dirimu, jangan bilang kalau selama ini kalian tidak bisa memiliki anak karena kamu yang mandul!" imbuh Martha
"Cukup mah, kau bahkan tahu kalau aku baik-baik saja, bukankah kau dengar sendiri dokter bilang aku sehat dan tidak ada masalah. Jadi kalau kami belum memiliki anak sampai sekarang itu karena Tuhan belum mempercayai kami itu saja. Aku yakin jika sudah tiba saatnya nanti kami juga pasti akan memiliki anak," jawab Kesia
"Omong kosong, kalau begitu buktikan. Pokoknya aku gak mau tahu, jika akhir tahun ini kamu tak kunjung hamil maka jangan harap kau akan menyandang nama Purwadinata lagi dibelakang namamu!" seru Martha membuat Kesia semakin berang
Kesia yang mendatangi kediaman sang gigolo dan memberitahukan semua yang dialaminya kepada lelaki itu.
"Apa kau yakin kamu tidak mandul?"
"Tentu saja, aku sudah memeriksakan diriku dan dokter bilang aku sehat kok," jawab Kesia
"Kalau begitu kenapa tidak kamu buktikan saja dengan tidur denganku, aku yakin jika kamu berhasil hamil denganku maka itu berarti suamimu lah yang mandul!"
Satu bulan kemudian Kesia dinyatakan hamil. Ia begitu senang saat dirinya berhasil hamil.
Kesia segera memberitahu suami pasal kehamilannya. Bukanya bahagia karena akan memiliki seorang putra yang selama ini begitu di dambakannya namun justru Sarman begitu murka saat mengetahui kehamilan istrinya.
Ia tidak habis pikir bagaimana wanita polos sepertinya bisa berubah dalam sekejap hanya demi mempertahankan pernikahannya.
Ia bahkan tak mengira jika istrinya benar-benar berselingkuh dengan lelaki lain hanya demi mendapatkan seorang anak.
"Dasar wanita tak tahu diri, ku pikir kau adalah wanita terhormat yang berbeda dengan cewek-cewek diluar sana. Tapi siapa sangka kau sama saja dengan mereka. Katakan padaku siapa yang sudah menghamili mu!" hardik Sarman
Tentu saja Kesia begitu terkejut saat suaminya menuduh dirinya berselingkuh.
"Teganya kau berkata seperti itu padaku, kau tahu kan kalau aku hanya mencintai mu. Jadi sudah jelas jika anak yang aku kandung adalah anakmu," jawab Kesia
Sarman tertawa saat mendengar Jawaban Kesia, "Apa kau pikir lelaki mandul seperti diriku bisa memiliki anak!" ucap Sarman
Kesia Begitu terkejut saat mendengar ucapan Sarman ia gak mengira jika suami yang selalu di banggakannya adalah seorang yang mandul.
"Mandul??" ucapnya tak percaya
"Benar, selama ini aku memang selalu merahasiakan tentang kemandulan ku padamu, aku ingin tahu seberapa setia dirimu padaku, tapi aku tidak menyangka ternyata kamu sama saja dengan yang lain. Jadi jangan salahkan aku jika nanti aku menceraikan dirimu," jawab Sarman
"Cerai, semudah itukah kau menceraikan aku setelah apa yang sudah aku lakukan untuk mempertahankan pernikahan kita. Kau tahu kan kalau mamah selalu mendesak ku untuk segera punya anak, dan dia selalu mengancam akan menyuruh mu menceraikan aku jika aku tidak bisa hamil sampai akhir tahun ini. Kau tahu betul bagaimana perjuangan ku untuk mendapatkan anak ini bukan?. Harusnya jika kau tidak diam saja saat tahu selalu berusaha menekanku. Harusnya kau jujur padaku dan mengatakan kondisi mu yang sebenarnya agar aku juga tak berharap. Lagipula aku juga tidak masalah jika kau tidak bisa memberiku keturunan. Karena kita bisa saja mengadopsi anak asalkan selalu bersama mu bagiku tak masalah. Tapi sepertinya kau sengaja membiarkan aku terperangkap dalam jebakan yang dibuat oleh ibumu," tutur Kesia
"Tetap saja kau yang salah karena memilih hamil dengan lelaki lain, dan aku tidak bisa menerima pengkhianatan mu ini. Sebaiknya mulai sekarang kau kemasi barang-barang mu karena aku akan mengantarmu kembali ke orang tuamu," jawab Sarman kemudian meninggalkan Kesia.
Kesia benar-benar tidak menyangka jika suaminya akan berkata seperti itu ia bahkan tak mau mendengarkan alasannya.
Apa kau juga sengaja membiarkan aku melakukan hal ini karena kau ingin berpisah denganku??
Bagai menggali kuburnya sendiri setelah pertengkaran Kesia dengan Sarman pihak keluarga Purwadinata juga sudah membuat ultimatum menyuruh Kesia untuk segera meninggalkan kediaman mereka.
Bagi Keluarga Purwadinata yang sudah mengetahui Sarman sudah di vonis mandul dan tidak mungkin bisa memiliki anak tentu saja menjadikan momen kehamilan Kesia untuk mengusir wanita itu dari keluarga Purwadinata.
Mereka yang selalu menganggap Kesia sebagai parasit yang membuat malu keluarga Purwadinata begitu senang saat tahu Sarman akan menceraikan wanita itu.
Mereka bahkan membuat pesta untuk merayakan perceraian Keduanya.
Tentu saja Kesia begitu sedih saat mengetahui suami dan keluarganya begitu bahagia dan bahkan merayakan perceraiannya.
Yang membuatnya semakin sedih adalah Sarman yang terang-terangan mengajak mantan kekasihnya untuk merayakan perceraiannya bersama keluarga besarnya.
" Kalian benar-benar biadab!" seru Kesia mengeratkan tangannya
"Teganya kalian menyembunyikan kenyataan bahwa Mas Sarman mandul hanya untuk mengusir ku dari sini," imbuhnya
Melihat Kesia yang belum meninggalkan rumah itu membuat Martha menghampirinya.
"Daripada kau diam saja di sini mending siapkan camilan buat kami," ujar Martha
"Maaf saya sibuk mah, saya sedang membereskan barang-barang ku," tolak Kesia
"Siapkan camilan dulu baru pergi!" hardik Martha
"Maaf mah, aku gak bisa," ucap Kesia kemudian pergi meninggalkannya.
Sarman begitu marah saat mengetahui istrinya mulai berani membangkang perintah ibunya.
Ia kemudian menghampiri wanita itu dan menyeretnya ke dapur.
"Buatkan camilan dulu baru kamu boleh pergi!" seru Sarman
"Kalau ibu mau camilan kenapa tidak menyuruh pembantu saja yang membuatnya kenapa harus aku, lagipula sekarang aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan kalian jadi maaf aku gak bisa mas," jawab Kesia langsung melepaskan tangan Sarman
*Plakkk!
Sarman yang tak biasa menerima penolakan seketika langsung menampar wajah istrinya saat wanita itu menolak perintahnya.
Kesia begitu sedih saat mendapat perlakuan kasar dari suaminya.
Ia yang sudah tak tahan dengan perlakuan suaminya segera berlari meninggalkan rumah itu.
Namun saat ia hendak keluar pintu seorang lelaki tua menahannya.
Ia adalah Handoyo Purwadinata kakek dari Sarman yang dulu menjodohkan Sarman dengan Kesia.
Lelaki itu begitu murka saat mendengar cerita dari Kesia. Melihat kedatangan Handoyo membuat Martha segera mengakhiri pestanya dan menyuruh Devi kekasih Sarman untuk segera pergi.
"Dasar manusia tak beradab, bagaimana bisa kalian berpesta diatas penderitaan orang lain. Sarman ... jika kau berani menceraikan istri mu maka aku akan mencoret mu sebagai pewaris Purwadinata Company. Begitupun dengan kalian semua tanpa terkecuali, aku tidak akan memberikan apapun kepada kalian yang selalu menyakiti Kesia. Lebih baik aku memberikan semua kekayaan ku kepada Kesia dan calon bayinya. Jadi silakan pikirkan masak-masak rencana kalian untuk menyingkirkan menantu kesayangan ku ini!" seru Handoyo
Ia kemudian mengajak Kesia untuk menginap di vilanya karena Kesia merasa tak nyaman di rumah itu.
Sarman berusaha mencegahnya namun Kesia tak bergeming. Wanita itu lebih memilih pergi dengan Handoyo daripada tinggal bersamanya.
Sarman yang kesal dengan sikap kesia yang mulai melawan berusaha mencari tahu siapa ayah bayi dalam kandungannya itu.
Ia bertambah geram saat tahu jika ayah bayi yang dikandungnya adalah seorang gigolo.
"Dasar wanita bodoh, bagaimana bisa ia berpikir untuk mendapatkan anak dari seorang gigolo. Andai saja dia anak orang baik-baik mungkin saja aku bisa menerimanya, tapi aku tidak bisa menerima anak seorang gigolo,"
Karena begitu marah dengan Kesia, apalagi setelah tahu sang kakek lebih memilih memberikan warisannya kepada Kesia membuat ia diam-diam menyuruh seseorang untuk membunuh istrinya demi menjaga nama baik keluarganya.
Sadar jika suaminya berusaha membunuhnya membuat Kesia menyadari jika Sarman tidak pernah mencintainya. Ia kemudian memilih kabur dari villa itu demi menyelamatkan dirinya sendiri dan bayinya.
Ia Berhasil kabur dari villa berkat bantuan sopir pribadi Handoyo yang datang menyelamatkannya tepat saat orang-orang suruhan Sarman menodongkannya dengan senjata.
Meskipun Handoyo sudah menjamin keselamatan Kesia dengan menempatkan beberapa orang sekuriti di vila tempat Kesia tinggal. Tetap saja Wanita itu tidak merasa nyaman tinggal di vila mewah itu.
Masih terngiang tatap mata garang dan menyeramkan Sarman dan keluarganya saat mendengar sang kakek lebih memilih memberikan harta warisannya kepadanya meskipun ia bukan siapa-siapa.
Ia tahu benar bagaimana tabiat keluarga suaminya yang akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Meskipun sudah berusaha memejamkan matanya Kesia tetap tak bisa tidur. Ia kemudian memilih menonton drama Korea untuk menghilangkan rasa tertekannya.
Sementara itu di luar vila, tampak sebuah mobil Jip berhenti tepat didepan gerbang vila.
Mereka yang membawa senjata api langsung dengan mudah melumpuhkan para sekuriti vila tersebut.
Mendengar suara gaduh orang berkelahi membuat Kesia mengintip dari balik gorden kamarnya.
Seketika ia terkesiap saat melihat beberapa orang bertubuh kekar memasuki halaman Vila.
Kesia yang mengetahui nyawanya terancam jika terus berada di vila kemudian melarikan diri dari tempat itu.
Ia diam-diam keluar dari kamarnya melalui pintu belakang.
Meskipun ia harus berjalan kaki untuk bisa keluar dari tempat menyeramkan itu Kesia tak peduli.
Yang terpenting baginya sekarang adalah menyelamatkan diri dari orang-orang yang hendak membunuhnya.
Seketika ia menghentikan langkahnya saat melihat dua orang bertubuh kekar menghadang langkahnya.
Lelaki itu menyeringai saat menatap wajah ketakutan Kesia.
Lelaki itu segera menarik bahunya saat melihat wanita itu berusaha melarikan diri darinya.
"Lepaskan aku, tolong, tolong!!" seru Kesia berusaha berteriak meminta pertolongan
"Berteriak lah sekeras-kerasnya, karena tidak akan ada seorangpun yang akan mendengar mu!" ujar pria itu
Kesia yang benar-benar ketakutan kembali memohon kepada pria itu untuk melepaskannya.
"Tolong biarkan aku pergi, apa kalian tidak takut karma karena membunuh wanita yang tengah hamil muda,"
Kedua lelaki itu hanya terkekeh mendengar ucapan Kesia.
"Siapa yang akan peduli nyonya, bagi kami yang terpenting adalah uang, jadi apapun akan kami lakukan demi uang,"
Lelaki itu kemudian mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan kepada Kesia.
Keringat dingin seketika membasahi wajah Kesia, wanita itu benar-benar tak menyangka jika kehamilannya justru akan membawa petaka bagi dirinya.
Kalau aku tahu akan berakhir seperti ini, lebih baik aku tidak memiliki anak sekalian,
Wanita itu kemudian memejamkan matanya saat melihat lelaki itu mulai menarik pelatuk pistolnya.
Edy seorang sopir pribadi Handoyo segera turun dari mobilnya saat melihat Kesia dalam bahaya.
Ia yang ditugaskan oleh Handoyo untuk mengantar pakaian Kesia terkejut saat melihat wanita itu tengah di todong senjata oleh dua orang pembunuh bayaran.
*Buugghh!!
Sebuah tendangan keras menghantam tubuh lelaki bertubuh kekar itu hingga pistol yang di genggamannya melayang terbang ke angkasa.
*Grep!!
Dengan sigap Edy menangkap pistol itu dan mengarahkan kepada kedua anak buah Sarman.
Ia kemudian menarik Kesia dan mengajak wanita itu pergi.
Ia sengaja tak membawa Kesia kembali ke Villa atau ke rumah Handoyo.
Edy lebih memilih membawa wanita itu ke tempat tinggalnya yang tidak diketahui oleh siapapun.
"Kamu aman di sini," ucap Edy kemudian menyuruh Kesia untuk beristirahat
Melihat wanita itu masih terjaga membuat Edy kembali meyakinkan Kesia jika tidak satu orang pun dari keluarga Purwadinata yang mengetahui tempat tinggalnya termasuk Handoyo sang majikan.
"Jadi tidurlah, kamu aman di sini," imbuhnya
Melihat ketulusan di wajah Edy membuat Kesia merasa nyaman dan kemudian terlelap di samping pria itu.
Sementara itu Sarman yang mengetahui Kesia menghilang pasca percobaan pembunuhan terhadapnya membuat Sarman mencari wanita itu ke penjuru kota.
Ia tidak mau sampai Kakeknya tahu jika ia berusaha membunuh istrinya.
"Bahaya kalau Kesia sampai mengadu kepada kakek. Untuk itu aku harus segera menemukannya sebelum masalah ini menjadi semakin runyam,"
Ia mencoba menghubungi istrinya itu dan membujuknya agar mau pulang ke rumahnya.
Ia bahkan meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan selama di vila dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Karena masih mencintai suaminya Kesia Pun setuju untuk pulang. Sarman kemudian menawarkan diri untuk menjemputnya dengan harapan wanita itu akan memberitahukan tempat tinggalnya.
Benar saja tidak lama Kesia segera memberitahukan keberadaannya setelah Sarman memintanya untuk mengirimkan lokasi keberadaannya .
Ia kemudian menunggunya di tempat yang sudah di sepakati.
Namun siapa sangka bukannya menghentikan mobil saat melihat Kesia melambaikan tangannya kearah Sarman. Pria itu justru menabraknya hingga Kesia hampir meregang nyawa.
Sarman segera meninggalkan Kesia yang terluka parah.
"Aku yakin ia pasti akan mati, mustahil baginya bisa hidup lagi dengan luka separah itu,"
Namun tiba-tiba Sarman berubah pikiran, ia kemudian kembali untuk memastikan kondisi Kesia.
Namun saat ia kembali lagi untuk memeriksa keadaannya ia tak mendapati Kesia di tempat tersebut.
Ia kemudian turun dari mobilnya untuk mencari mayat Kesia.
Setelah tidak sadarkan diri selama 4 jam Kesia akhirnya membuka matanya. Edy begitu bahagia saat melihat wanita itu membuka matanya.
"Sebaiknya kau jangan bergerak dulu, lukamu sangat parah jadi kau tak boleh banyak bergerak jika ingin cepat pulih," ucap Edy
"Bagaimana dengan bayiku?" tanya Kesia
"Alhamdulillah bayimu tidak apa-apa, dia aman dalam perutmu," jawab Edy
Kesia merasa lega saat mendengar kandungannya baik-baik saja.
"Kau harus kuat nak, semoga kau selalu sehat sampai persalinan nanti," ujar Kesia sambil mengusap perutnya
Sadar dirinya tidak akan selamat jika tetap tinggal di Jakarta, Kesia memutuskan untuk pergi ke luar negeri. Edy tak bisa menahan keinginan Kesia. Ia kemudian mengantar wanita itu ke bandara setelah ia dinyatakan sehat oleh dokter.
Karena tak kunjung menemukan Kesia keluarga Sarman kemudian mengumumkan kepada publik jika Kesia bunuh diri karena malu.
Mereka sengaja melakukan hal itu untuk mendapatkan kepercayaan dari kakek Handoyo yang selama ini begitu menyayangi Kesia.
Tujuh tahun berlalu Kesia memutus kan untuk kembali ke Indonesia dengan seorang anak lucu nan genius.
Tujuh tahun ia sudah menghabiskan waktunya dengan bersembunyi di negeri orang demi menyelamatkan putranya.
Kini tiba saatnya untuk Kesia menuntut balas kepada Sarman dan keluarganya yang berusaha membunuhnya hanya demi mendapatkan harta warisannya.
Setibanya di Jakarta, Kesia memutus untuk bekerja di sebuah hotel sebagai seorang house keeping.
Dengan keahlian dan pengalaman kerja yang di dapat dari luar negeri membuatnya lebih mudah mendapatkan pekerjaan di Jakarta.
Ia berhasil diterima kerja di salah satu hotel bintang lima di pusat kota. Karena bekerja dengan shift ia jadi bisa merawat putranya yang sekarang sudah berusia tujuh tahun.
Hari itu Kanaka memilih bermain di taman kota sambil menunggu ibunya datang menjemputnya.
*Buugghh!!
Seorang pria langsung menangkap bola yang melesat kearahnya.
Seorang anak kecil berlari menghampirinya dan meminta bola itu darinya.
Russel begitu terkejut saat melihat wajah anak itu yang begitu mirip dengannya.
Kenapa anak ini sangat mirip denganku??
"Om kembalikan bolaku om!" seru Kanaka menarik baju Russel
Lelaki itu kemudian memberikan bolanya kepada bocah kecil itu. Karena penasaran Russell mengikuti anak itu.
Ia semakin terkejut saat melihat seorang wanita yang menjemput anak itu.
"Mamah!" seru Kanaka langsung memeluk Kesia yang datang menjemputnya
Russel tak berkedip menatap wajah Kesia. Ia benar-benar tak mengira akan bertemu lagi dengan wanita yang sudah menghabiskan satu malam dengannya.
"Apa dia anakku??"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!