NovelToon NovelToon

Secret Maid

SM BAB 1 - Awal Mula

"Ampun!" Aya memohon supaya orang yang menyiksanya berhenti memukul.

Namun, tubuh kurusnya lagi-lagi menerima pukulan dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Dasar tidak berguna!"

Suara itu terdengar di telinga Aya sebelum dia benar-benar kehilangan kesadarannya.

Hal itu sudah biasa diterima oleh Aya, semenjak kepergian ibunya, rumah satu-satunya peninggalan orang tuanya dikuasai oleh bibinya.

Aya dijadikan pembantu di sana dan acap kali disiksa walaupun tidak melakukan kesalahan.

Gadis berusia sembilan belas tahun itu hanya bisa meratapi nasibnya, dia ingin pergi tapi masih ingin mempertahankan rumah peninggalan keluarganya.

Keesokan paginya, Aya terbangun dengan badan sakit semua. Walaupun begitu, dia harus tetap bangun dan bekerja atau Aya akan disiksa lagi.

Selama ini dia tinggal di kamar loteng jadi saat ingin mandi, Aya harus turun ke bawah.

"Aya..." panggil Jane sang sepupu. Perempuan itu yang menyiksa Aya semalam.

Belum sempat Aya mandi akhirnya gadis itu memilih mendatangi Jane duluan.

"Iya, Nona," sahut Aya.

"Kenapa belum ada sarapan?" protes Jane.

"Ma--maaf," Aya bergegas ke dapur untuk membuat roti bakar karena hanya itu yang bisa dia masak dengan cepat.

Aya membuat dua piring sekaligus karena sang bibi pasti akan segera ikut bergabung bersama Jane.

Dan benar saja, bibi yang biasa dipanggil bibi Jill itu keluar dari kamarnya.

"Apa sarapan belum siap?" tanyanya.

"Pemalas itu bangun kesiangan, kalau begini aku bisa terlambat kuliah," sahut Jane kesal.

Sebelum bibi Jill berteriak padanya, Aya membawa dua piring roti bakar ke meja makan.

"Roti bakarnya sudah siap," ucap Aya.

Bukannya berterima kasih, bibi Jill langsung mendorong tubuh Aya sampai terjatuh ke lantai.

"Jangan dekat-dekat, kau sangat bau dan menjijikkan!" teriaknya.

Serba salah, itulah hidup yang dijalani oleh Aya. Kalau saja ibunya masih hidup pasti dia sudah berkuliah sama seperti Jane.

Jangan tanya ayah, adik dari bibi Jill itu sudah meninggal duluan karena kecelakaan. Selama ini hidup Aya damai bersama ibunya sampai tiba-tiba ibu Aya sakit keras dan meninggal.

Isak tangis Aya sembunyikan dibalik air yang mengguyur tubuhnya. Rasanya sangat perih karena luka dibuat Jane semalam tapi lebih perih kehidupan yang dijalaninya sekarang.

Hari itu, Aya kurang enak badan namun dia memaksakan diri untuk bekerja. Pikirnya setelah semua selesai, dia bisa beristirahat.

Tapi, hal malang terjadi, tanpa sengaja Aya memecahkan alat make up Jane.

Aya ketakutan pasti dia akan dibunuh kalau ketahuan. Jadi, hari itu Aya memutuskan untuk kabur sebelum Jane dan bibinya kembali.

Dengan kepala berkunang-kunang, Aya berlari keluar rumah.

Badannya sakit ditambah tubuhnya yang tidak terbiasa terkena sinar matahari membuat Aya tidak bisa bertahan lama. Gadis itu pingsan di tengah jalan.

"Berhenti! Ada gadis terjatuh!" seru Bibi An.

Bibi An lewat dengan supir yang mengantarnya belanja sayur segar. Wanita paruh baya itu turun dari mobil dan membantu Aya.

"To... tolong!"

Terdengar rintihan dari bibir Aya, bibi An meminta supir untuk mengangkat gadis itu.

"Bawa ke rumah sakit, badannya sangat panas!" seru Bibi An.

Akhirnya Aya dibawa ke rumah sakit dan mendapat penanganan di sana.

Beberapa jam berlalu, Aya terbangun dan mendapati dirinya berbaring di ranjang pasien dengan tangannya yang diinfus.

"Kau sudah bangun?" tanya Bibi An.

Ternyata Bibi An menunggu sampai Aya terbangun. Dia penasaran dengan gadis itu, hasil pemeriksaan dokter sangat membuatnya terkejut.

Diduga Aya korban penganiayaan.

"Apa Bibi yang menolong saya?" tanya Aya.

"Iya, apa yang sebenarnya terjadi?" Bibi An ingin tahu supaya dia tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Aya tidak menjawab tapi gadis itu memohon pada bibi An, dia ingin ikut wanita parah baya itu daripada harus kembali.

"Saya tidak punya apa-apa, saya hanya punya tenaga. Tolong bantu saya sembunyi," pinta Aya dengan tetesan air mata. Gadis itu merasa ketakutan.

"Tenanglah, aku adalah kepala pelayan di kediaman keluarga Aldeguera. Aku akan membawamu ke sana," balas Bibi An.

"Keluarga Aldeguera?" gumam Aya.

SM BAB 2 - Si Buruk Rupa

Sebenarnya Aya belum boleh pulang tapi gadis itu memaksa Bibi An untuk membawanya pergi. Aya takut tertangkap oleh sepupu dan bibinya.

Dengan terpaksa Bibi An akhirnya membawa Aya bersamanya. Dia berencana akan mempekerjakan Aya di kediaman keluarga Aldeguera di mana kebetulan Bibi An adalah kepala pelayan di sana.

Aya sendiri tidak asing dengan nama keluarga itu, beberapa kali Aya melihat berita keluarga itu di televisi.

"Sebelum sampai, jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi," pinta Bibi An ketika mereka dalam perjalanan.

Dan Aya pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana hidupnya selama ini dan penyiksaan yang dialaminya.

"Ini sangat aneh jika mereka sudah menguasai rumah keluargamu tapi kenapa tidak mengusirmu saja?" komentar Bibi An.

"Mungkin karena ingin mendapatkan pelayan tanpa bayaran," sahut Aya.

"Apa surat rumah sudah atas nama bibimu?" tanya Bibi An lebih dalam.

Aya menggeleng. "Saya tidak tahu, Bibi. Yang jelas pasti mereka tidak akan tinggal diam dan mencariku. Sebenarnya ini bukan pertama kali saya kabur, dulu mereka berhasil menemukan saya dan semakin memperketat penjagaan rumah!"

"Kau tidak boleh bertemu dengan mereka jadi jalan satu-satunya harus mengubah penampilanmu," ucap Bibi An.

Wanita paruh baya itu memiliki firasat kalau Aya bukanlah gadis biasa, pasti ada alasan kenapa Aya disekap di rumah itu. Apalagi Aya adalah gadis yang cantik, kecantikan yang dimiliki Aya bukanlah kecantikan biasa.

Hidup Bibi An selama ini, dia habiskan untuk mengabdi pada keturunan darah biru jadi dia tahu antara rupa kalangan biasa dan kalangan bangsawan.

Atensi Bibi An kemudian teralihkan pada kalung yang dikenakan oleh Aya.

"Ini kalung peninggalan satu-satunya dari ibuku," ucap Aya yang sadar dengan arah pandang Bibi An.

Pada saat itu, mereka sudah sampai di kediaman Aldeguera.

Bibi An langsung membawa Aya ke kamarnya melewati jalan belakang mansion.

Supaya Aya tidak mudah dikenali, Bibi An mengoleskan bubuk hitam pada tubuh gadis itu. Wajah yang cantik sebelumnya menjadi buruk rupa sekarang.

"Tidak masalah, bukan?" tanya Bibi An.

Aya mengangguk. "Saya menyukainya!"

"Di mansion ini ada tuan dan nyonya Aldeguera. Mereka mempunyai dua orang anak, tuan muda Chris dan nona muda Crystal," jelas Bibi An seraya mengepang rambut panjang Aya menjadi kepang dua.

"Kebetulan tuan muda Chris membutuhkan pelayan pribadi, kau akan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Dia pemuda yang jenius di usia sembilan belas tahun sudah lulus kuliah, sekarang tuan muda ingin melanjutkan kuliahnya lagi jadi dia tidak suka keributan, dia harus fokus belajar supaya bisa lulus kuliah dengan cepat dan melanjutkan kerajaan bisnis Aldeguera," tambah Bibi An panjang lebar.

Ternyata Aya dan tuan muda Chris seumuran tapi nasib mereka sangat jauh berbeda.

"Selama ini tidak ada yang tahan menjadi pelayan pribadi tuan muda jadi aku harap kau bisa menahannya. Kau akan digaji besar jika bisa melewatinya," ucap Bibi An.

Mendengar itu, mata Aya langsung berbinar. Dia sudah lupa kapan terakhir kali memegang uang.

"Saya pasti akan bekerja dengan baik," ucap Aya percaya diri.

"Kalau begitu, ikut aku! Kau harus memperkenalkan diri pada tuan muda," Bibi An membawa Aya ke perpustakaan yang ada di mansion.

Chris biasanya belajar di tempat itu.

"Tuan muda, maaf mengganggu. Saya ingin memperkenalkan pelayan pribadi anda yang baru," ucap Bibi An ketika sampai di perpustakaan.

Chris yang tengah membaca buku, terpaksa menghentikan kegiatannya itu. Dia ingin melihat pelayan pribadinya tapi Chris terkejut karena melihat gadis dengan wajah hitam.

"Astaga!" Chris memegangi dadanya karena terkejut dengan rupa Aya. "Sudah berapa tahun dia tidak mandi?"

SM BAB 3 - Satu Kelebihan

"Bukannya tidak mandi, Tuan Muda." Bibi An mencoba menjelaskan pada pemuda itu. "Namanya Aya, dia seumuran dengan Tuan Muda. Dia memang mempunyai darah negro!"

"Negro?" gumam Chris. Rasanya dia tidak percaya.

"Mohon terima Aya jadi pelayan pribadi anda yang baru, Tuan Muda. Di mansion ini sudah tidak ada kandidat lagi," pinta Bibi An.

Chris menghembuskan nafasnya kasar, dia tidak mau membuat kepala pelayan itu kesulitan. Jadi, terpaksa dia menerima Aya.

"Baiklah," ucap Chris kemudian.

"Terima kasih, Tuan Muda," balas Bibi An. Dia menepuk pundak Aya seolah berkata bekerjalah dengan baik.

Bibi An undur diri dan tertinggal Aya di sana.

"Apa ada yang Tuan Muda perlukan?" tanya Aya memberanikan diri.

Pada saat itu, Chris melanjutkan bacaannya.

"Ternyata kau bisa bicara," ucap Chris yang pertama kalinya mendengar suara gadis itu.

"Kalau begitu saya akan diam," Aya jadi serba salah.

"Duduk, itu tugas pertamamu," Chris berkata tanpa melihat lawan bicaranya.

Aya langsung menurut, dia duduk tak jauh dari Chris supaya bisa siap ketika mendapat perintah selanjutnya.

Dengan sabar gadis itu menunggu sampai Aya merasa ngantuk dan ketiduran, dia tertidur dengan posisi duduk karena memang tubuhnya masih kurang sehat seratus persen.

Beberapa jam berlalu, Aya terbangun. Dia terkejut karena tertidur di ruang perpustakaan dan lebih terkejut lagi karena dia berpindah tempat.

Aya tidur di kursi sofa bukan di kursi sebelumnya dia duduk.

"Tuan muda..." panggil Aya sambil mencari Chris yang tidak ada lagi di ruangan itu.

Tentu saja gadis itu panik karena takut dipecat, Aya buru-buru mencari Bibi An untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, karena mansion itu luas membuat Aya justru tersesat.

"Bagaimana cara kembali ke bangunan pelayan?" gumam Aya. Mana keadaan sepi jadi tidak ada yang bisa ditanya.

Aya merasa seperti sedang uji nyali.

Ternyata Bibi An juga mencari Aya, kepala pelayan itu melihat cctv untuk menemukan keberadaan gadis itu.

"Aya..." panggilnya ketika menemui gadis itu. Ternyata Aya tersesat ke arah gudang yang memang jarang dilewati.

Gadis itu sangat bersyukur bisa ditemukan, Aya sudah takut kalau hari berganti menjadi malam hari.

"Bibi..." Aya berlari mendatangi Bibi An untuk mengadu. "Sepertinya saya membuat kesalahan, pasti tuan muda Chris akan memecat saya!"

"Siapa yang bilang seperti itu? Tuan muda tidak berbicara apapun. Ayo kembali ke kamarmu!" Bibi An membawa gadis itu pergi dan meminta Aya bersiap-siap untuk makan malam.

Biasanya di keluarga Aldeguera, semua anggota keluarga akan berkumpul saat makan malam tiba.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa untuk urusan makan, dia minta disuapi?" gumam Aya yang belum tahu mengenai tugasnya.

"Yang jelas aku harus minta maaf karena sudah ketiduran sebelumnya," Aya tidak boleh mengeluh dan menyerah dengan mudah.

Di kamarnya, sudah ada seragam pelayan dan beberapa lembar pakaian ganti. Aya tidak akan melupakan jasa Bibi An jadi dia harus bekerja sebaik mungkin.

Saat makan malam tiba, Aya sudah siap dan tugasnya adalah memanggil sang tuan muda untuk pergi ke meja makan.

Aya diantar pelayan lain untuk menunjukkan di mana kamar Chris berada.

"Ketuklah pintunya dan katakan kau datang," ucap rekannya.

"Terima kasih," balas Aya. Dia semakin kagum dengan keluarga Aldeguera karena para pelayannya semua ramah dan tidak membeda-bedakan walaupun penampilannya saat ini buruk rupa. Semua itu berkat didikan dari nyonya rumah.

Aya jadi penasaran, kenapa tidak ada yang tahan menjadi pelayan pribadi tuan muda Chris?

"Tuan muda, ini saya..." Aya mengetuk pintu kamar majikannya.

"Masuk!"

Terdengar suara sahutan dari dalam kamar, Aya pun membuka pintu dan masuk.

Kamar itu luas dengan gaya eropa yang kental, gadis itu seperti melihat kamar anggota kerajaan yang pernah dilihatnya di televisi.

"Makan malam sudah siap, Tuan Muda," ucap Aya kemudian.

Pada saat itu, Chris tengah memakai parfum karena baru selesai mandi dan mengenakan baju.

Aya jadi teringat kejadian di perpustakaan sebelumnya, dia harus minta maaf.

"Maafkan saya, saya pasti tidak akan ketiduran lagi," ucap Aya dengan wajah tertunduk.

"Tidak masalah walaupun aku menyuruhmu duduk tapi justru kau malah tidur," jawab Chris.

Pemuda itu berjalan dan berhenti persis di depan Aya.

"Saya menyesal, Tuan Muda. Tolong, jangan pecat saya," pinta Aya bersungguh-sungguh.

"Aku memang tidak berniat memecatmu karena kau mempunyai satu kelebihan," ucap Chris.

Seketika Aya langsung menegakkan kepalanya dan menatap Chris di sana.

"Kelebihan?" tanya Aya.

Chris mengangguk yakin. "Satu-satunya kelebihanmu adalah kau yang jelek ini!"

"Itu maksudnya memuji atau menghina ya, Tuan Muda?" tanya Aya dengan polos.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!