NovelToon NovelToon

Wanita Alter Ego Penakluk Casanova

WAEPC-1

Note : Sebelum baca mohon pahami JUDUL ♡

...*****...

"Mona... jika kau pikir aku yang bersalah, aku akan menebus semuanya," ucap Zidav Alaric, tatapan memelas nya seharusnya membuat orang yang melihatnya merasa iba tapi tidak bagi wanita di hadapannya, tatapan mengiba Zidav tidak serta merta membuat luluh hati Mona.

---Zidav Alaric seorang Pria blasteran sang Casanova.

"Kau pikir dengan menebus semuanya, keadaan akan kembali seperti semula! Tidak akan! Aku membencimu ZIDAV!!!" Bentak Mona dengan tatapan menohok penuh amarah.

---Mona seorang wanita nakal, penggoda dan realistis ~ Alter Ego Asli.

"Mona, jangan salahkan dia lagi! Setelah kau bisa memaafkannya, aku bisa pergi!" Ucap Lisa.

---Lisa seorang wanita lugu, lembut, baik hati, penyayang dan keibuan dan mudah percaya pada orang~ Alter Ego Kedua.

"Tidak! Aku mohon jangan pergi Lisa, aku mencintaimu." Pinta Aldelardo Cazim memohon pada kekasihnya.

---Aldelardo Cazim seorang family Man, dibalik rasa tanggung jawab dan wajah cerianya Pria itu menyimpan luka yang teramat sangat dalam.

.

.

.

Awal Kisah.

Gemuruh guntur juga turut berduka dibarengi jeritan - jeritan kilatnya yang memekakkan telinga, hujan deras bagaikan banjir turun dari langit, cuaca siang hari yang seharusnya terang benderang begitu hitam pekat karena awan mendung menambah suasana berduka semakin suram.

Orang Tua Mona Lisa telah wafat meninggalkannya dengan seorang adik laki-laki berusia lima tahun yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Dengan begitu tiba-tiba mereka ditinggalkan tanpa ada wasiat atau pun firasat, orang tua mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil beruntun yang mengakibatkan banyak nyawa melayang.

Hancur hati mereka, di usia Mona Lisa yang ke dua belas tahun mereka sudah dihadapkan dengan kejam nya situasi dunia. Setelah pemakaman tidak ada satu pun sanak saudara yang mau merangkul apalagi membawa mereka untuk merawat mereka. Nasib memang sudah diatur oleh-NYA, tapi manusia tidak boleh berdiam diri dan menyerah.

Berbekalkan sisa-sisa dari peninggalan Almarhum kedua orang tuanya mereka tidak menyerah begitu saja dengan keadaan yang memaksa mereka harus dewasa sebelum waktunya.

Untuk bertahan hidup dan agar bisa membeli makanan sehari-hari Lisa menjual benda-benda peninggalan orang tuanya, tapi itu hanya bisa bertahan selama beberapa bulan. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah dan merelakan masa muda nya dengan bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan saudara nya.

Lisa menjadi penjual kue keliling dari sudut kota tempatnya tinggal ke kota-kota tetangga, dari siang sampai sore hari ia terus tekuni tanpa mengenal lelah bahkan saat pulang ke rumah ia selalu berbohong pada saudaranya jika perutnya sudah kenyang, padahal ia hanya memakan sebungkus roti untuk mengganjal isi perutnya.

Rumah mereka pun akhirnya Lisa relakan dan dijual untuk biaya sekolah Mona dan Dendra adik laki-laki nya. Mereka pindah ke kontrakan petakan yang biaya sewanya per bulan mencapai ratusan ribu. Lisa semakin semangat untuk bekerja, terkadang ia bekerja sebagai pesuruh cuci baju bahkan pekerjaan kasar lainnya asal itu halal dan pekerjaan yang tidak memerlukan ijazah karena ia hanya lulusan sekolah dasar.

Sampai suatu hari karena adik lelakinya semakin besar dan membutuhkan banyak biaya untuk kuliah nya membuat Lisa ingin mencari uang yang bergaji besar.

"Lo napa Sa? Dari tadi dahi lo ngerut udah kaya nenek-nenek," celoteh Mona sambil memainkan ponsel di tangannya.

Lisa tidak menjawab Mona, dia malah menatap adik lelakinya Dendra yang sebentar lagi akan segera masuk kuliah.

Merasa tak dihiraukan, Mona mengangkat wajahnya yang sejak tadi menunduk menatap ponselnya, ia menatap Lisa dari balik kaca pajangan di ruangan itu, lalu mengikuti arah pandangan Lisa. "Lo mikirin Dendra?"

Akhirnya Lisa mengalihkan tatapan nya pada Mona dan menatap Mona melalui kaca, "Ho'oh. Bulan depan dia masuk kuliah kan, uang ada sih tapi gak bakalan cukup kayaknya. Segitu udah ditambah dari kamu Mon." Lisa menghembuskan nafas khawatirnya.

"Lo mau gaji agak gede'an dikit kagak?" ujar Mona asal.

Tapi ditanggapi Lisa dengan serius, kepala mungilnya dengan cepat mengangguk.

"Pake ijazah gue aja, lo bisa lamar ke kafe atau restoran atau tempat yang bisa nerima ijazah SMA," celetuk Mona lagi.

Seketika manik netra teduh Lisa berbinar, ia pikir setidaknya ia bisa mendapatkan gaji tetap tidak seperti hasil dari bekerja serabutan, "Emang kamu gak apa-apa kalau aku pake ijazah nya?" tanya Lisa sedikit ragu.

"Cuma ijazah, memang nya apa yang bakalan terjadi?" Mona seolah tak perduli, ia mengendikkan bahunya.

Lisa tersenyum senang, akhirnya kekhawatirannya bisa berkurang.

WAEPC-2

Lisa berhasil lolos wawancara dan mulai bekerja di sebuah Restoran, ia adalah pribadi periang membuatnya dengan mudah disenangi rekan kerjanya dan juga Manajer. Lisa bekerja dengan senang hati dan tulus, wanita dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya itu selalu tersenyum pada siapapun.

"Pah, aku bilang kan jangan bawa Ibumu makan disini. Lihat, makannya belepotan apalagi tangannya yang memegang sendok terus bergetar!" oceh seorang istri kepada suaminya di salah satu meja. Wanita kaya raya itu protes pada sang suami karena membawa Ibu mertuanya yang sudah tua.

Wanita tua itu menunduk lemah, wanita tua itu juga duduk di kursi roda.

Lisa menarik nafas sedih, ia saja ingin orang tuanya yang sudah meninggal kembali tapi wanita kaya raya itu malah berbicara seperti itu pada Nyonya tua di kursi roda.

Pranggg!

Tiba - tiba piring Nyonya Tua pecah terjatuh ke lantai, semua pengunjung menatap ke arah meja mereka.

"Tuh kan! Ibumu malah bikin malu!" bentak sang wanita kaya raya.

Seorang pria gagah di meja lain mengerutkan keningnya melihat kejadian di samping mejanya, pria itu paling tidak suka orang kaya yang sombong. Pria itu bersiap berdiri dari duduknya ingin menghampiri meja ribut itu, tapi sosok wanita yang datang ke meja di sampingnya membuatnya terduduk kembali.

"Tidak apa - apa, Nyonya. Apa Nyonya terluka?" tanya Lisa seraya membersihkan wajah dan tangan sang Nyonya tua dengan serbet penuh kelembutan.

"Saya akan membawa Nyonya ke kamar kecil dan membersihkan tangan Nyonya. Tuan, Anda menginjinkan saya membawa Ibu Anda sebentar untuk membersihkannya?" tanya Lisa menatap wajah suami si wanita kaya raya.

"Jika kamu bersedia, terimakasih."

Mendapat ijin Lisa dengan cepat mendorong kurai roda ke samping, ia membersihkan lebih dulu pecahan piring di lantai.

Pria di samping meja itu tersenyum, terpukau dengan ketulusan staff Restoran itu. Ia mengelus dagunya, menatap name tag pegawai itu. "Mona..." lirihnya.

Lisa mendorong kursi roda sang Nyonya tua ke kamar kecil, dengan telaten ia membersihkan satu persatu jari tangan sang Nyonya. Ia membersihkan sekitar mulut Nyonya tua itu dan setelah selesai ia tersenyum ramah. "Nyonya, lihatlah... Anda sudah cantik lagi," ucapnya seraya mengambil cermin kecil dari kantong bajunya.

"Kamu gadis baik, terima kasih," Nyonya tua tersenyum bahagia.

"Mari ke meja Nyonya lagi, jangan kapok datang ke Restoran ini lagi. Saya ingin melihat wajah cantik Nyonya kembali." Lisa mendorong kursi roda keluar kamar kecil menuju meja sang Nyonya tua.

Keesokan harinya setelah kejadian itu, sang Manajer memanggilnya ke kantor. Lisa sangat gelisah karena ia takut melakukan kesalahan.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!"

Lisa membuka pintu dengan perlahan, ia berjalan masuk dengan menunduk.

"Mona, kenapa kamu menunduk? Lihat aku." Ujar sang Manajer.

Lisa dengan cepat mengangkat kepalanya.

"Ada seseorang yang ingin kamu bekerja untuk mengurus Neneknya, kamu mau? Bukankah kamu bilang ingin uang banyak untuk kuliah adikmu?" Ucap sang Manajer.

Lisa menatap ke arah sang Manajer lalu tatapannya beralih ke arah seorang pria tampan dengan senyum mempesona sedang duduk santai di sebuah sofa.

"Hai, namaku Aldelardo. Aku ingin kamu bekerja mengurus Nenekku, apa kamu bersedia?" pria itu semakin melebarkan senyumannya.

Lisa bagai terhipnotis oleh mata coklat terang dari pria bernama Alderlardo itu. Senyuman lelaki itu seakan menariknya untuk mendekat, ia seketika mengangguk setuju.

"Bagus!" seru pria itu semangat.

"Baik, Tuan Aldelardo. Kita harus membicarakan kesepakatan akan ganti rugi karena pegawai kesayangan kami akan ikut bekerja dengan Anda. Anda tau Tuan? Mona adalah ikon pegawai kami dengan budi luhurnya. Sayang sekali sekarang kami harus kehilangannya." sang Manager geleng - geleng kepala.

"Tenang saja Tuan, kesepakatannya takkan merugikan Restoran sama sekali." Jawab Aldelardo tegas.

Tatapan Aldelardo jatuh pada wajah wanita berkacamata tebal itu, meskipun wajah wanita itu polos tapi ia bisa melihat ada suatu aura kecantikan dari wajahnya.

WAEPC-3

Wanita berkacamata tebal berwajah polos dan murah tersenyum itu masuk mengikuti lelaki tampan di depannya, mata cantiknya dari balik kacamata menatap sekeliling rumah mewah yang berlantai tiga.

Aldelardo masih berjalan di lantai bawah ia berbelok ke arah kanan, sebuah pintu besar terlihat di depan. Lelaki gagah itu mengetuk pintu sekali, "Ini aku, Nek. Aldelardo."

"Iya, masuklah..."

Aldelardo mendorong pintu sampai terbuka, sebelum melangkah masuk ke dalam lelaki itu membalikkan tubuhnya menatap wanita berkacamata di belakangnya, "Masuk."

Lisa mengangguk, ia mengikuti masuk ke dalam kamar yang bernuansa serba putih. Seorang wanita beruban duduk di kursi roda memandang keluar jendela.

"Nek, ini wanita yang aku ceritakan. Mona." Ucap Aldelardo mengenalkan.

Nenek Aldelardo mengalihkan tatapan nanarnya dari jendela ke arah wanita berkacamata dengan pakaian rapi tertutup sampai kemejanya dikancing sampai menutupi leher. "Hm, mendekatlah gadis."

Lisa mendekat dengan ragu - ragu tapi bibirnya masih tersenyum tulus.

"Namamu, Mona?" tanya sang Nenek.

"Iya, Nyonya."

"Berapa bersaudara? Kata cucuku kau yatim piatu dan masih menyekolahkan adikmu, benar?"

"Dua bersaudara, Nyonya. Hanya ada saya dan adik lelaki saya yang sebentar lagi lulus SMA. Orang tua saya meninggal karena kecelakaan mobil 13 tahun lalu."

"Hm, baiklah. Aku akan menerimamu, kamu bisa mulai bekerja," sang Nenek mengangguk.

"Ikut aku Mona, aku akan memberitahumu jawdal setiap hari Nenek juga beberapa obat yang harus Nenekku minum tepat waktu." Aldelardor berjalan keluar diikuti gadis itu.

Lelaki di depannya masuk kembali ke sebuah ruangan besar, rak menempel di dinding dengan buku - buku tersusun rapi di tempatnya. Tapi ada satu hal yang langsung disadari oleh Lisa, siapapun yang mempunyai ruangan besar ini adalah pengidap penyakit OCD. Buku - buku tersusun terlalu rapi bahkan satu jajar buku terlihat sewarna.

"Duduklah, kita akan membicarakan beberapa perjanjian dan beberapa syarat." Ucap Lelaki itu seraya duduk menyilangkan satu kakinya, sepatunya terlihat begitu mengkilap.

"Kita tentukan dulu berapa gaji yang kau inginkan?" Tanya Lelaki berambut keemasan itu.

"Saya akan menerima berapapun gaji dari Anda, Tuan." Jawab Lisa seraya membetulkan kacamatanya.

"Hm, baiklah. Bagaimana jika 10 juta perbulan?"

Seketika Lisa menarik nafas kaget, "I-itu terlalu banyak, Tuan. S-saya tidak bisa menerimanya," geleng Lisa.

"Kalau begitu 15 juta?" Aldelardo terkekeh malah menambah nominal gajinya.

"Tuan!" teriak Lisa tertegun.

"Jika kamu menolak lagi, aku akan semakin menaikkan gajimu," ucap Lelaki itu tersenyum jahil.

Lisa terdiam, matanya masih membelalak tak percaya.

"Baiklah, kita sepakat tentang gajimu. Kamu bisa bekerja dari pukul 6 pagi sampai sore, jika aku memintamu bekerja sampai malam untuk menjaga Nenek aku akan memberikan bonus."

"Baik, Tuan."

"Ini adalah jadwal Nenekku setiap hari, ada daftar obat yang mesti kamu berikan pada Nenek tepat waktu, mengerti?" Lelaki itu sedikit menekankan kata - katanya.

"Mengerti, Tuan."

"Bagus, kamu bisa kembali ke kamar Nenekku. Tapi kamu bisa melihat jadwal Nenekku di kertas laporan itu, sekarang waktunya Nenek untuk memakan obatnya." Aldelardo bangun dari sofa mewahnya.

Lisa ikut bangkit dari sofa, "Saya permisi, Tuan."

"Pergilah, ingat Mona... Nenekku adalah orang yang paling aku sayangi, tolong jaga dia dengan baik." Satu peringatan halus keluar dari mulut lelaki berwajah campuran itu.

"Ya." Jawab Lisa seraya berjalan keluar dari ruangan besar itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!