NovelToon NovelToon

Rahim Yang Ketiga

RYKT Part 1 Prolog

#Rahim yang ke Tiga

#Part 1

"Lahirkan satu anak untukku dan suamiku. Dan aku akan memberikan 1 Miliar seperti yang kamu inginkan!" Ucap wanita berusia 32 tahun itu tanpa keraguan.

Dia adalah Aninda Fahira, Istri Tuan Arkana Winata. Seorang Pengusaha dibidang industri yang saat ini berada dipuncak kejayaan. Namun siapa sangka, 10 tahun menikah, mereka tak kunjung punya anak. Terlebih seteleh Aninda divonis Penyakit mematikan, hingga rahimnya harus diangkat.

Wanita mana sih, yang tidak ingin mempunyai keturunan dari rahimnya sendiri? Semua wanita pun ingin, termasuk Aninda. Namun takdir tak berpihak padanya.

Tuntutan keluarga Arka yang ingin mempunyai pewaris keluarga, dan dirinya yang ingin menimang Anakpun membutakan matanya. Aninda membeli rahim Sahabatnya sebesar 1 miliar, hanya untuk memberikan 1 nyawa kepada Suaminya, Darah daging Arka yang akan dianggap dan diakui Anak kandungnya kelak.

Ayle Zivara tersentak mendengar Ucapan Sahabatnya yang diluar batas. Tak ada wanita yang ingin berbagi dengan kondisi apapun, namun kenapa Sahabatnya bisa sebodoh itu. Bukankah Pernikahan itu memang harus melewati suka dan duka bersama, lantas apakah itu yang dinamakan suka duka bersama?

Ayle tersenyum miris membayangkan kisah hidup sahabatnya yang disangka Harmonis ternyata menyimpan begitu banyak dramatis.

"Setelah aku mengatakan iya, kamu tidak akan bisa menarik kata-katamu lagi, Nin... Lebih baik fikirkan sekali lagi!" Kilah Ayle berusha memberi penerangan untuk sahabatnya yang mungkin saat ini sedang tersesat jalan.

"Tidak. Aku serius. Arka pun sudah setuju! Plis, hanya kamu yang aku percaya untuk menampung benih Arkana." Ucap Aninda lirih penuh permohonan.

Harapannya kini adalah Ayle. Ia sangat berharap, Ayle mau menyewakan rahimnya untuk mengandung Calon anaknya. Walau bukan ia yang melahirkan, namun Anin berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Anaknya kelak.

"Kamu tenang saja, Kamu dan Arka tidak akan berhubungan secara langsung. Aku sudah menyiapkan dokter kandungan terbaik untuk melakukan Inseminasi Buatan... ." Imbuhnya.

Jelas sangat tidak rela, bila Laki-laki yang dicintai menyentuh wanita lain. Aninda ingin main bersih tanpa kontak fisik.

Ayle nampak termenung menerawan jauh menatap luar pintu kaca dari dalam Cafe yang dijadikan tempat pertemuan menegangkan keduanya.

...Rahim Yang ke 3...

.

.

2 tahun kemudian.

"Bagaimana hasilnya? kuharap yang ke 24 kali ini berhasil" Ucap arkana dengan raut wajah menegangkan.

2 tahun sudah ia menunggu istri mudanya mendapatkan kabar baik dari hasil inseminasi buatan yang dilakukan dari 2 tahun yang lalu.

"Ay, Ayo katakan! Positif kan? Aku yakin positif. Aku tidak sabar lagi menimang Putranya Arka, iya kan sayang..." Celetuk Aninda semangat.

Arka mengangguk menanggapi Istri tercintanya. Kebahagiaan Aninda adalah semangatnya. Ia akan berusaha melakukan apapun untuk membuat Sang Istri Bahagia. Seperti janji suci pernikahan yang telah ia Ucapkan 12 tahun yang lalu.

"Maaf. Aku belum positif!"

Arka dan Aninda tersentak mendengar jawaban Ayle. 2 tahun sudah, tapi mengapa Ayle belum hamil juga. Siapa sebenarnya yang bermasalah? Ayle atau Arka?

"Kok bisa sih? Seharusnya kamu sudah hamil, Ay. Apa test pack nya salah? Coba kamu ulangi lagi dengan test pack yang baru!" Kilah Ayle tidak terima dengan Jawaban Sahabatnya.

"Aku sudah mengulangnya tiga kali, Nin. Hasilnya memang sama! Aku belum hamil--..."

"Belum atau tidak bisa?" Tanya Arka dengan nada mengejek. Ia sudah lelah dengan Istri Sirinya yang selalu saja mengatakan belum, padahal jika ayle tidak bisa memberinya Anak ia tak masalah.

Arka tidak pernah mempermasalahkan Anak kepada Istri pertamanya, Namun Aninda yang selalu menuntut Anak darinya. Seorang anak memang menjadi tali yang semakin mengikat kuat Antara Orang tuanya. Tapi jika yang diatas belum mengizinkan, lantas manusia bisa apa?

Pernikahan tidak harus sempurna karena hadirnya Buah hati yang melengkapi.

"Sudahlah sayang...Kita jangan terlalu berharap sama dia." Imbuhnya kepada sang istri.

"Ar, aku minta maaf.. ini diluar kuasaku!" Sahut Ayle.

"Cukup Ayle. Saya sudah sangat sabar menunggu 2 tahun! Kamu sudah memberi harapan palsu kepada kami!"

Aninda merasa kecewa, bukan pada Ayle ataupun Arka. Melainkan pada dirinya sendiri. Ia merasa dititik paling rendah. Sebegitu Susahkah Ia memiliki Anak? Hingga bahkan menyewa rahim lain untuk mengandung calon anaknya pun tuhan tidak mengizinkan.

Aninda berbalik berlari keluar dari kamar Ayle. Kepergiannya membuat Arka dan Ayle Terkejut. Ayle yang hendak mengejar diurungkan, karena Arka lebih dulu Mengejar Aninda.

...Rahim Yang ke 3...

.

.

.

Seorang gadis berlari tergesa-gesa sambil sesekali menoleh kebelakang, dimana dua pria botak berbaju serba hitam kini masih mengejarnya.

Mereka adalah Suruhan Anak buah dari tempat terkutuk yang sangat Alina benci. Ayahnya yang selalu mabuk-mabukan dan berjudi, hingga melakukan segala cara untuk menyalurkan hobinya, bahkan sampai meminjam uang kebeberapa orang. dan salah satunya adalah pemilik tempat mucikari, ibunya juga terjerumus kedalam kubangan Lumpur hitam karena dibuat Sandera sampai Ayahnya melunasi seluruh hutangnya.

Namun bukannya melunasi, Ayahnya malah semakin menjadi. Hutang yang lama belum dilunasi, namun malah menambah lagi. Sampai kini akhirnya Ayahnya tak sanggup membayar dan malah menyerahkan Putri semata wayangnya yang baru lulus SMA satu tahun yang lalu untuk dijadikan Alat penebus hutangnya.

Alina Anandyra, Gadis berusia 19 tahun itu semakin menambah laju kakinya saat menyadari dua pria itu semakin dekat.

"Sialan. Kenapa mereka masih mengejarku sih?" Umpat Alina Ngos-ngosan. Nafasnya memburu dadanya naik turun.

Saat menyadari belakangnya seperti tidak ada suara teriakan memanggil nya lagi, Alina pun berhenti dan menoleh kebelakang. Hanya orang-orang yang sedang berlalu lalang yang nampak. Gadis itu mengendarkan pandangannya kesana kemari, namun dua sosok hitam itu tidak kelihatan batang hidungnya.

"Syukurlah mereka tidak mengejar lagi!" Ucap Alina Lega. Ia menghembuskan nafasnya perlahan, menetralkan Jantungnya yang memompa begitu cepat.

Saat ia hendak berjalan lagi. Tiba-tiba Sebuah tangan menariknya dan menguncinya.

"Ketangkap kamu, gadis kecil. Kelinci kecil mau lari dari kita, bos!" Ucap Pria botak A.

Mereka berdua Tertawa bersamaan. Alina yang merasa dunianya akan hancur bila dibawa oleh dua pria itu pun meronta, namun sialnya tenaganya kalah jauh.

"Diam!! Atau Ayahmu kami bunuh!" Tegas Pria botak B, yang tak lain adalah Bos sang pria A.

Alina sudah capek mendengar kalimat tersebut. Setiap yang datang pada ayahnya dulu, selalu saja mengancam. Hingga ibunya pun mengalah dan menyerahkan dirinya sendiri untuk menebus Hutang Suaminya. Ibunya harap Sang suami akan bertaubat setelah itu, namun ternyata malah semakin menjadi-jadi.

"Kalau kalian mau bunuh, bunuh saja dia! Aku tidak perduli! Tapi Lepaskan Aku!!" Berontak Alina.

Dua pria itu tertawa lagi mendengar Ucapan Gadis yang mereka tangkap. Tentunya akan menjadi ladang Pundi-pundi Rupiah bagi Bos besar mereka.

"Ahhkk" Pekik Pria yang mengunci tangan Alin.

Alin menginjak kakinya kuat menggunakan Sepatunya. Seteleh terlepas ia berbalik melayangkan dua tinjuan diperutnya dan menendang lututnya hingga membuat Pria itu meringis kesakitan.

"Kelinci kurang ajar!!" Umpat Pria itu memegangi Perutnya.

Usaha Alin tidak sampai disitu. Saat pria B yang berusaha menangkap dari belakang, ia langsung berbalik dan menendang Aset berharga kebanggaan kaum adam.

"Aahhhkkkk sakiitt...Sialan kaaauuu..." Pria B langsung menunduk berjongkok memegangi Aset berharganya yang Rasanya Ngilu sakit dan nyut-nyutan.

Alin pun sempat meringis membayangkan seperti apa rasanya. Begitu juga pria A yang langsung ikut menutupi Aset berharganya.

"Kau mau juga?" Tanya Alina, Ia sudah siap bila kakinya diperlukan lagi. Menghancurkan dua Aset sekaligus. Pria B menggeleng keras, tanpa Ba Bi Bu, Alina langsung berlari menjauhkan diri lagi.

"Cepat kejar!" Sentak Pria B. Pria A dengan Cepat mengejar Alina lagi. Seakan tenaga pria itu tak ada lelahnya.

Alina mengumpat kesal. Harusnya ia tak memberi kesempatan, malah kini dirinya yang terjebak lagi.

"Berhenti kau kelinci!!" Teriak Pria B.

Jalanan Sepi karena ia salah belok jalan. Bukannya kejalan raya yang banyak dilalui orang malah kejalanan yang jarang dilewati orang.

"Pliss, Siapapun tolong aku. Aku janji akan melakukan apapun untuk menebusnya!!!" Janji Alin dalam hati disela nafasnya yang terputus-putus.

Bersambung...

*

*

*

Note : Usahakan hargai karya orang ya guysss... Dukungan kalian adalah semangat Othor.

Jangan lupa Like, Komen, Vote rating 5, fav, and Share..

kembang Lopee untuk kalian, see you***...

RYKT Part 2 Penawaran Rahim ketiga

#Rahim Yang ke Tiga

#Part 2.

Alina Menatap Dua Pria dewasa yang duduk didepannya. Hanya sekilas, Lalu Gadis itu kembali menunduk menautkan jari-jari tangannya. Ia menggigit-gigit kecil bibir bawahnya, mencoba menguasai Perasa'annya yang bergemuruh deg-deg, diselingi rasa ketakutan.

Alina mendongakkan kepalanya, mengumpulkan keberanian untuk menatap dua pria yang telah menyelamatkan nyawanya dari kejaran Anak buah tempat Terkutuk yang sangat Alina benci.

Flash back on.

Alina semakin mempercepat larinya, saat tenaganya mulai habis namun Pria botak dibelakangnya masih saja mengejar.

"Kelinci kecil, berhentilah..." Teriak Pria itu dari belakang.

Alina menggeleng keras. Tidak, ia tak boleh tertangkap. Kalau dirinya sampai tertangkap, apa jadinya masa depannya kelak? Ia tak boleh masuk kedalam Lumpur Hitam yang sama dengan Ibunya.

"Yatuhan, tolonglah aku. Aku janji, akan melakukan apapun, untuk orang yang kau utus untuk, menolongku..." Ucap Alin dalam hati.

Keringat ditubuhnya terus menetes membasahi tubuhnya seiring kakinya yang terus melangkah.

Sangking terburunya Alina berlari, ia tak melihat jalanan didepannya ada batu kecil yang membuat Sepatunya tergelincir.

"Ahhkkk" Pekik Alin terjatuh, telapak tangannya mencium Aspal jalan dan lututnya menekuk menahan beban Tubuhnya.

"Ketangkap kau..." Ucap Pria botak itu yang langsung menarik Tubuh Mungil Alina dan Mengunci tangannya kebelakang.

"Lepas!! Lepaskan aku brengsek!!" Sentak Alina memberontak.

"Diam! Kalau kau menurut, maka kau akan selamat!Ayah dan Ibumu juga akan dibebaskan!"

"Tidak mau... Lepaskan aku!! Aku tidak mau ikut ketempat Menjijikkan itu! Toloonnggg!!! Siapapun tolong Akuuu..." Teriak Alina dengan Suara Gentarnya. Berharap ada seseorang yang datang mendengar teriakkannya dan menyelamatkannya.

"Percuma kau teriak? Ini jalan sepi!"

Pria botak itu pun menarik Alina secara paksa.

"Tuhan, aku akan membencimu kalau sampai kau tidak menyelamatkanku!" Batin alina Putus asa.

*

*

Sebuah mobil hitam melintas dijalan yang sama dengan Alina. Dua pria dewasa berbeda tempat duduk, Yang satu dibagian kemudi, dan yang satunya duduk dijok belakang menatap jalanan dari kaca jendela yang nampak sepi.

Guna menghindari Kemacetan lalu lintas diwaktu pulang kerja ini, Sang pengemudi pun memberi usul untuk liwat jalur Pintas. Lumayan jauh, namun setidaknya sang bos tidak harus kena macet dijalan.

Arkana menatap Pepohonan disepanjang jalan yang dilewati. Fikirannya menerawang Jauh masalah yang terjadi diRumah tangganya yang tak kunjung selesai.

Shiittt!!!

Asisten pribadinya yang mengendalikan mobil tiba-tiba berhenti mendadak. Membuat Arkana hampir saja tersungkur kedepan kalau saja ia tak berpegangan pada Sandaran kedua kursi didepannya.

Ia mendengus kesal lantas memperbaiki posisi duduknya. "Kenapa kau berhenti mendadak?" Sentaknya.

"Maaf tuan."

"Ayo jalan lagi!" Ucap Arka dengan nada kesalnya lantaran Asisten pribadinya tak kunjung menjalankan Mobil.

"Tuan...Coba lihat kedepan sana." Asisten Vino menunjuk kearah jalanan didepannya dekat pohon.

Arka menyipitkan matanya menerawang kedepan. "Memangnya kenapa?"

"Sepertinya mereka penjahat, tuan! Gadis itu hendak diculik!"

"Sok tau kamu..." Ketus Arkana. Ia tak ingin terlibat apapun dengan urusan orang lain, masalahnya saja belum selesai. Bisa saja dua pria botak itu adalah suruhan orang tua gadis belia itu, karena gadis itu kabur dari rumah.

"Tuan, tapi saya kasihan! Sepertinya mereka memang penculik! Kalau tuan tidak mau menolongnya, biar saya saja!" Ucap Asisten Vino, tanpa menunggu jawaban dari Arka, ia pun langsung turun dari mobil dan Mengejar dua Pria botak yang menarik paksa Gadis tersebut kearah mobil hitam yang tak jauh dari mereka.

Bughh

Bughh

Dua tendangan dari arah belakang tepat mengenai Punggung dua pria botak itu. Keduanya tersungkur kedepan dan jatuh.

Alina yang syok pun menoleh kebelakang dan mendapati Sesosok Pria dewasa mengenakan Jas warna hitam.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Asisten Vino sedikit khawatir dengan gadis yang nampak ketakutan itu.

Alina mengangguk Cepat. Dewa penolongnya datang. Ia mengucapkan Seribu rasa terima kasih pada yang diatas.

"Jangan macam-macam!!" Sentak Vino menarik Alina dan melayangkan Tinjuan tepat dipipi kanan Pria botak A.

Bughh

Bughh

"Tuan Arka!" Asisten Vino tersentak kaget saat melihat Bosnya turun tangan.

"Mundurlah, bawa Gadis itu menjauh!" Titah Arkana yang sudah mengambil Ancang-ancang untuk berkelahi membasmi Dua preman kampung didepannya.

"Tapi tuan."

"Pergilah Vino!"

Asisten Vino pun menurut dan menarik tangan Alina yang sudah ketakutan melihat Live streaming bak Film laga didepan matanya.

Flashback off.

...~Rahim Yang Ke Tiga~...

*

*

"Tuan baik-baik saja?" Tanya Vino ikut meringis melihat Wajah bosnya yang beberapa bagian ada yang memar.

"Apa kau buta, hah? Mengapa kau masih bertanya saya baik-baik saja?" Sentak Arkana menatap Tajam Asistennya.

"Maaf, bos." Jawab Asisten Vino menunduk.

"Tuan.. Terima kasih, sudah menolong saya!" Ucap Alina pelan.

Arkana tak mengubris Ucapan Gadis yang duduk didepannya, terhalang Meja. Ia fokus pada Kompresan yang ia pegang untuk mengobati Memar diwajah akibat menolong Gadis Asing itu.

Jika Ia pulang, pasti Istrinya akan bertanya seribu kata. Arka tak ingin membuat Istri tercintanya dan Istri Pertamanya Khawatir dan Sedih.

Pria itu pun akhirnya membawa Alina ke Apartemen yang beberapa bulan lalu ia beli.

"Kalau saya boleh tahu, Siapa mereka? Suruhan Orang tuamu?" Tanya Asisten Vino penasaran.

Alina menggeleng. "Ayahku punya hutang kepada Bos mereka. Karena tak sanggup membayar, Akhirnya Aku yang dijadikan penebusnya! Aku tidak ingin bekerja ditempat La*nat itu! Makanya aku kabur!" Jelas Alina.

Kedua pria itu nampak Syok mendengarnya. Arka dan Vino sangat tak menyangka, ada Ayah yang tega menjerumuskan Putrinya kelumpur hitam.

"Aku sangat berterima kasih kepada kalian, tuan!"

Vino hanya mengangguk, sedangkan Arka menaikkan kedua alisnya sekejap. Pria itu lantas mengambil gelas air putih diatas meja dan meneguknya sampai tandas.

"Tuan..." Panggil Alina pelan. Ia teringat Sumpahnya tadi siang saat dikejar dua pria botak itu. Ia akan melakukan apapun untuk menebus rasa terimakasihnya. Apapun!

"Sebagai Rasa terima kasihku, karena tuan sudah menyelamatkan masa depanku! Aku mau tuan mengatakan, apa yang harus aku lakukan untuk membayarnya!"

Arka dan Vino tersentak kaget mendengar Kata-kata Gadis didepannya. Keduanya pun saling melempar pandang.

"Tuan, saya ingin bicara sebentar. "Bisik Asisten Vino, hanya dia dan Arka yang mendengar. Keduanya lantas berdiri.

"Kau tunggu disini!" Titah Arka Menuding Alina. Gadis itu langsung menunduk mengangguk.

Mereka pergi ke arah pintu Masuk apartemen dan berhenti didekat pintu.

"Tuan, bukankah ini kesempatan untuk tuan?" Tanya Asisten Vino hati-hati.

"Kesempatan Apa?" Tanya balik Arka dengan Nada mencurigai.

Vino menarik nafasnya perlahan dan membuangnya.

"Bukankah tuan sedang mencari Rahim baru untuk dibuahi? Gadis itu menawarkan Bantuan!" Ucap Vino yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arkanan.

Gadis itu masih Kecil, yang benar saja. Kalaupun ia mau mencari wanita lagi seperti permintaan Istri pertamanya, Wanita yang sudah berpengalaman lah yang akan dipilih. Bukan gadis bau kencur seperti Alina. Apa yang akan ia katakan kepada Aninda nanti? Yang ada ia akan ditertawakan istrinya.

"Sepertinya Saya harus mencuci Otakmu yang sudah Ngawur!" Ketus Arkana.

"Tuan, tidak ada salahnya kita coba? Dia yang menawarkan sendiri."

"Dia masih kecil, bodoh! Kau tidak lihat, Usianya sangat jauh dibawahku!"

"Tuan, fikirkan baik-baik. Ini kesempatan emas untuk tuan. Siapa tahu, gadis itu bisa memberikan Tuan Arka seorang Penerus nama keluarga tuan?"

Ayolah, Vino hanya tidak ingin disuruh mencari Wanita untuk dijadikan Tempat pencetak anak untuk Bosnya itu. Sekarang sudah ada Ikan yang menawarkan dirinya sendiri, Kucing mana yang akan menolak?

Arka terdiam sejenak merenungi Usul Asistennya. Haruskah Ia menikah 3 kali? Hanya untuk mendapatkan Anak seperti keinginan Aninda, Wanita yang amat ia cintai. Aninda, ya, Karena Anindalah ia akan melakukannya. Mengabulkan Keinginan dan Impian Wanita itu mempunyai seorang Anak darah daging Arkana. Dan sekalian membuktikan bahwa Ucapan Istri-istrinya yang meragukan Kesuburannya tidaklah benar. Dia Sehat.

"Apa dia mau? Menyewakan Rahimnya untuk kubuahi? Aku sudah gagal dua kali." Tanya Arka Ragu.

"Saya bersedia Menjadi Rahim yang ketiga untuk membuktikan Tuan Sehat!" Ucap Alina Walau sedikit Ragu. Namun inilah bentuk rasa Terima kasihnya!

Arka dan Vino tersentak kaget mendengar Suara yang tiba-tiba Ikut menyahut pembicaraan mereka. Keduanya langsung menoleh kebelakang Arka, dan mendapati Alina sudah berdiri dibelakang Arka.

Bersambung...

*

*

*

Note: Tinggalkan Jejak jika Suka dengan Karya Receh ini! Like, Fav, And Komen jangan lupa...

Biar Othornya tambah semangat lagi, Tambahkan Vote and Rating 5 dan Ulasan yang bagus ya...wkwk.

Thank you...

Kembang Lopee Untuk Kalian, See you...😘❤️

RYKT Part 3 Penolakan Ayle

# Rahim Yang Ke Tiga

# Part 3

Happy Reading...

Aninda mendudukkan tubuhnya disofa diruang tengah

dengan kesedihan yang mendalam. Kecewa tentu ada, Marah sama siapa? Ia Benci dirinya sendiri. Mengapa Takdir ini harus jatuh kepadanya. Mengapa penyakit itu harus ada sebelum dia memberi Anak Arka. Mengapa?

Aninda menatap Bingkai foto pernikahannya dengan Arka 12 tahun yang lalu. Disaat itu, ia masih mampu menunjukkan wajah bahagianya, begitu pula Arkana. Kebahagiaan mereka masih Asri dan tidak ditutupi, Namun itu dulu. Sekarang kebahagiaannya hanyalah bayangan semu.

Seteleh 5 tahun menikah ia tak kunjung hamil. Dan dirinya juga divonis kanker Serviks hingga rahimnya harus diangkat. Aninda Merasa Hidupnya tidak lagi sempurna. Buat apa? Bukankah Kodrat Reproduksi Seorang wanita adalah Hamil, Melahirkan, dan menyusui? Lalu ia? Sudah tidak bisa lagi.

"Sayang..." Ucap Arka menghampiri istrinya dan ikut mengambil tempat duduk disampingnya. Arka pun ikut merasakan apa yang tengah dirasakan Wanita yang amat dicintainya seteleh Ibu dan adiknya.

"Apa aku tidak pantas ya Ar, mempunyai anak darah dagingmu?" Lirih Aninda. Tetesan Air mata langsung jatuh dipipinya mengalir mengiringi Kesedihan hatinya.

"Jangan bicara seperti itu. Itu tidak benar. Jika bukan darah dagingku, kita bisa mengadopsi Anak orang lain, kan?" Jawab Arka mengusap Air mata diwajah polos tanpa make up itu.

Aninda menggeleng. "Ayah dan ibu ingin anak kandungmu, begitu juga denganku!" Kilah Aninda.

"Jangan fikirkan ayah dan ibuku, sayang... Kita sudah berusaha, Namun tuhan berkehendak lain. Apa boleh buat?"

"Tapi Ayle, dia sampai sekarang juga belum hamil, Ar..." Ucap Aninda.

Wanita itu pun masih penasaran, dan tak percaya, Ayle sampai sekarang tak kunjung hamil. Dua tahun sudah penantiannya. Siapa sebenarnya yang salah disini?

"Soal Ayle--"

"Kurasa sebenarnya bukan kita yang bermasalah Nin. Tapi Arkalah yang tidak beres!" Ucap Ayle yang baru saja menuruni anak tangga paling bawah dan menghampiri mereka.

Arkana Tersentak kaget mendengarnya. Ayle menyalahkan dirinya? Berani sekali.

"Apa maksudmu?" Sentak Arka berdiri. Begitu juga Aninda.

"Aku faham, sekarang Aninda memang Tidak bisa hamil. Tapi kamu ingat, sebelum Anin sakit, 5 tahun lebih kalian menikah, Namun Anin tak kunjung Hamil. Dan sekarang Aku. Bukan tidak mungkin Kamu yang tidak Subur Ar?" Jawab Ayle tanpa dosa.

Jujur saja, ia lelah dengan Pria itu yang terus saja menyalahkannya. Dia kan bukan Tuhan yang menciptakan manusia dan memberinya nyawa. Dia juga wanita biasa yang setelah berusaha, Maka akan dipasrahkan sama sang pencipta alam.

Ayle mendengus kesal.

Arkana manatap tajam Istri mudanya yang Ucapan nya kelewat batas. Begitu pula Aninda yang tidak menyangka, Sahabatnya bisa mempunyai pemikiran seperti itu.

"Jaga ucapanmu, Ayle. Saya subur! Kamu tidak ingat, Dokter mengatakan Saya Sehat dan Subur!"

"Oh ya? Apa buktinya sekarang? Inseminasi buatan kita gagal terus!" Kilah Ayle tak mau kalah. "Dua Rahim telah kamu Coba, Hasilnya apa? Kosong...!" Imbuhnya diakhiri dengan nada mencemoh.

Arka semakin Murka mendengar Ucapan Ayle yang meragukan Kesuburannya. Jelas-jelas berkali-kali Dokter mengatakan Kalau ia subur. Itu hanya masalah waktu saja.

Arka yang hendak membantah tuduhan Ayle langsung dihentikan oleh Suara Aninda.

"Cukup kalian berdua!! Arka... Aku bukan meragukanmu. Namun yang dikatakan Ayle ada benarnya juga! Kamu telah gagal 2 kali, Ar..." Ucap Aninda membenarkan Ungkapan Sahabatnya.

Arka sudah gagal, bukan hanya sekali. Apakah benar ia subur? Atau ada masalah lain? Sebenarnya yang bermasalah Arka, atau Ayle? Aninda benar-benar Ragu sekarang. Apakah suaminya?

"Mengapa kamu bicara seperti itu, sayang?"

"Sebenarnya Kamu sehat atau tidak sih, Ar?" Lirih Aninda yang membuat Pria itu Frustasi setengah mati.

Harus dengan Cara apa ia membuktikan dirinya, Bahwa Tubuh Kekarnya itu Sehat jiwa dan Raga. Hanya batinnya yang Tersiksa akibat Setiap hari kenal Mental.

"Harus dengan apa aku membuktikanya sayang?" Tanya Arka Frustasi.

Ia menghela Nafas panjang dan mengeluarkannya. Menatap Wajah wanita yang 12 tahun itu menemaninya dalam Suka dan duka.

Aninda nampak terdiam sejenak, memikirkan mantap kalimat yang akan ia Lontarkan.

"Buktikan Kalau kamu Sehat dan Subur. Buktikan kalau kamu bisa memberikan Kita anak!"

"Maksudnya?"

"Cari Rahim yang ke Tiga, yang terakhir untuk membuktikan Kamu subur!"

.

.

.

Braaakkk

Terdengar Suara gebrakan meja yang langsung membuat Kedua orang didekat Arka tersentak Kaget.

Arka Frustasi dan Marah, saat mengingat Kembali Perdebatannya dengan Kedua Istrinya yang berani meragukannya. Dirinya Subur, Arka akan membuktikan. Dengan Alina, Ia akan buktikan bahwa Alina Bisa memberikan anak untuknya.

"Ada apa tuan?" Tanya Asisten Vino.

Arka menggeleng Keras. "Tidak."

"Siapa nama kamu?" Tanya Arkana melirik Sekilas Gadis berusia 19 tahun itu. 19 tahun? Masih kecil sekali untuk ia jadikan Istri.

"Alina Anandyra..."

"Kamu kuliah?"

"Tidak, tuan. Saya hanya lulus SMA."

"Bekerja?"

"Iya tuan. Direstauran tak jauh dari rumah!" Jawab Ayle capek. Ia lelah menjawab Serangkaian pertanyaan singkat-singkat itu. Pria itu sudah seperti Wartawan yang mencari Berita.

Atau bahkan dirinya adalah penjahat yang tertangkap polisi dan Arka yang mengintrogasi.

"Sebagai ap--...?"

"Tuan, Sebenarnya tuan ingin menjadi pengusaha atau Wartawan?" Celetuk Asisten Vino memotong.

Ia pun merasa Tidak Nyaman dengan Pertanyaan-pertanyaan itu. Jika tuannya mau kan, dirinya juga bisa mencari tahu sedetail mungkin.

Arka mendengus kesal.

"Berapa uang yang kamu butuhkan untuk membayar Hutang ayahmu?" Tanya Arkana beralih menatap Alina.

"Em... Satu Miliar, tuan." Jawab Alina pelan, gadis itu menunduk.

"Tebusan ibumu?"

Alina menggeleng pelan.

"Saya akan membayar semua hutan ayahmu! Tapi dengan Satu Syarat. Berikan Saya Anak, dalam jangka Waktu Satu Tahun!" Tawar Arka.

Alina terkejut mendengar Tawaran Tuan Arka. Jujur ia kan tidak meminta Apapun sebagai balasannya. Itu adalah janjinya saat dikejar Pria botak itu.

"Saya tidak perlu itu, tuan!" Tolak Alina.

Arka tersenyum Sinis. Ia berfikir penolakan Alina itu hanya Tak tik. Semua Wanita itu kan butuh uang, dan hidup tenang. Seperti waktu ia menyewa Rahim Ayle. Tanpa Batas jangka waktunya, namun Rekening Ayle pun tak terbatas jumlahnya.

"Saya tidak Suka gratisan!" Tegas Arkana.

"Nona, Sebaiknya anda menurut saja!" Ucap Asisten Vino melerai mereka berdua.

Alina sebenarnya ingin membantah lagi, namun diurungkan ketika menyadari Arkana menatap tajam padanya.

"Besok, saya akan datang lagi! Malam ini kamu bisa tidur diApartemen ini Sementara waktu!" Titah Arkana kemudian berdiri diikuti Asistennya.

"Baik " Jawab Alina Singkat.

Alina mengantar Arka dan Asisten Vino sampai Depan pintu. Setelah memastikan keduanya pergi, Alina pun masuk kembali. Ia masuk kedalam kamar yang sudah dipersiapkan Oleh Asisten Vino tadi. Alina Terkesima saat membuka pintu kamar dan melihat Isinya yang serba "Wah". Ia Menjatuhkan Tubuhnya diatas ranjang empuk yang pertama kali di Rasa.

Sangat Berbeda rasanya dari ranjang kecilnya dirumah. Mata Alina terpejam menikmati, menerawang Jauh dan mencerna Peristiwa yang terjadi dalam hidupnya hari ini.

.

.

.

.

.

"Kamu sudah mendapatkannya?" Tanya Aninda Tak percaya. Baru tadi pagi ia Menyuruh, Malamnya langsung dapat. Luar Biasa memang Suaminya.

Arka hanya menganggukkan pelan kepalanya.

"kuharap Ini yang terakhir ya Arka! Segera Nikahi dia, Aku ingin tahun depan kita punya anak... ." Pinta Aninda Penuh Harapan. Bagaimana Arka bisa Menolak keinginan Wanita itu?

"Tapi ada satu hal lagi! Aku ingin, Kamu sentuh dia!" Imbuh Aninda Pelan. Ia sebenarnya tak rela.

"Maksudnya apa?" Arka bukan tak paham. Ia jelas sangat paham.

"Tiduri dia, sampai dia hamil!"

"Kamu sudah gila ya? Kita akan melakukan Inseminasi Buatan lagi!" Ucap Arka dengan Suara tegasnya. Cukup Hanya Aninda yang ia sentuh. 1 Wanita saja.

"Prosesnya lama Arka! Aku ingin segara punya anak!"

Arka benar-benar tak habis fikir dengan Istri pertamanya. Namun melawan Aninda, Arka rasanya tidak mampu. Ia hanya menurut.

"Gimana dengan Ayle?" Tanya Arka.

Ayle? Aninda lupa, status Sahabatnya kan masih Madunya. Tidak mungkin Arka akan punya 3 Istri.

"Apa aku Talak Saja dia sekarang?" Tanya lagi Arka. Aninda nampak masih memikirkan Nasib sahabatnya yang malang.

"Aku tidak Mau diTalak!"

Bersambung...

*

*

*

Note : Tinggalkan Jejak jika Suka dengan Karya Receh ini! Like, Fav, And Komen jangan lupa...

Biar Othornya tambah semangat lagi, Tambahkan Vote and Rating 5 dan Ulasan yang bagus ya...wkwk.

Thank you...

Kembang Lopee Untuk Kalian, See you...😘❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!