Untuk memikirkan bahwa kau akan terbangun bukan di kamarmu sendiri, itu cukup membuatmu frustasi. Apalagi ketika kau bahkan tidak mengingat apapun dan berada di sebuah kotak bergerak dengan pakaian pengantin yang melekat di tubuhmu. Ya, itulah yang aku rasakan.
Saat itu, aku ingat bahwa aku berada di kamar ku setelah pulang dari bekerja. Karna terlalu lama melihat layar komputer, membuatku lelah dan memutuskan untuk langsung tidur tanpa membersihkan diri. Dan saat aku terbangun, aku sudah berada di suatu tempat yang tidak aku ketahui.
Malamnya, aku tidak merasa aku membaca Komik atau Novel yang membuat orang-orang bisa tertarik ke dalamnya dan menjadi tokoh utama. Aku sama sekali tidak membaca itu karna seminggu ini, jadwalku sangat penuh. Tetapi, ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di tempat asing.
Mungkinkah, aku masih bermimpi? Ya, itu bisa saja terjadi. Mungkin aku masih bermimpi. Aku harap saat aku memukul kepalaku dan tidur, aku akan kembali ke dunia asal ku.
Perlahan, aku mengetuk dahi kiri dengan cukup kuat. Membuat hiasan di atas kepalaku terjatuh ke samping dan segera, aku memejamkan mata diiringi dengan rasa pusing dan berdenyut di kepala ku.
Pandangan ku menggelap, dan aku memejamkan mataku sepenuhnya. Tetapi, saat aku tertidur, rasa sakit di kepala ku semakin menjadi-jadi. Ingatan yang tidak kukenal memasuki pikiranku secara paksa, menyerangnya bertubi-tubi dan membuatku berteriak kesakitan.
Saat itu, aku melihat seorang gadis dengan rambut hitam sepinggang, mata ungu yang tajam dan dalam, dan gaun berwarna cream kusam. Dia berdiri di depan cermin sembari mengusap air mata yang menetes dari kedua manik matanya. Tatapannya mengarah pada kalung permata ungu yang diberikan oleh mendiang pengasuhnya.
Lalu, perlahan ingatan itu memudar, digantikan dengan tampilan baru. Itu adalah seorang gadis dengan rambut pirang dan manik mata sebiru langit. Dia tengah berdiri dengan gaun merah muda yang dihias cantik dan di sampingnya, seorang pemuda tampan dengan warna rambut yang sama dengannya berdiri. Sembari membawa tangan gadis itu menuruni tangga.
Di bawah, ada seorang pria yang memiliki rambut pirang alami dan manik mata hijau dan seorang wanita yang memiliki rambut coklat muda dan mata biru berlian. Mereka terlihat elegan dan tersenyum saat menyambut seorang gadis, yang merupakan bintang utama perayaan ini.
Helena Hedervary, Yang diperkenalkan di usia 17 tahun oleh Marquess Hedervary, dan dianggap sebagai Putri satu-satunya setelah anak laki-laki pertamanya, Nacht Hedervary.
Sementara itu, aku melihat semuanya dari sudut pandang gadis berambut hitam ini. Yang tak lain adalah saudara kembar tak identik Helena Hedervary. Rambut hitamnya sangat berbeda dengan keluarganya, dan mata ungu miliknya benar-benar berbeda. Seolah dia adalah anak orang lain daripada anak dari pasangan Hedervary.
Sebuah rumor menguatkan kebencian keluarganya. Saat pendeta tua datang dan berkata pada Marquess bahwa salah satu putri kembarnya mendapatkan kutukan dari roh jahat dari desa York. Desa yang dimusnahkan oleh Marquiss karna praktik penyembahan iblis. Perintah itu datang dari kekaisaran dan gereja, maka dari itu arwah penasaran orang-orang disana memberikan kutukan kepada salah satu putri Marquis. Kutukan hitam namanya.
Karna perbedaan dan kutukan itulah, dia diasingkan dan dikucilkan. Membuatnya tidak diakui oleh seluruh keluarga Hedervary. Tetapi, ada satu hal yang dilupakan oleh orang-orang itu. Bahwa pendiri keluarga Hedervary, Marquess pertama, Gilbert Hedervary memiliki rambut hitam dan mata ungu yang tajam dan dalam. Sangat mirip dengan Riche Hedervary.
Perlahan, ingatan itu memburam. Digantikan dengan Helena Hedervary yang bertunangan dengan putra mahkota kekaisaran. Dan patah hati Duke Windstorm dan seluruh pria bangsawan di kekaisaran. Mengingat Helena adalah wanita tercantik di kekaisaran.
Kemudian, ingatan itu hancur. Lalu genangan air muncul di depannya dan terlihat seorang gadis Sekolah menengah atas membaca sebuah buku. Itu adalah buku yang berjudul, ' I Have A Great Plot' Yang menceritakan kisah percintaan seorang gadis dari negeri merah dengan putra mahkota kekaisaran Night.
Dalam novel itu, Helena Hedervary dikisahkan sebagai antagonis. Meski dia mendapatkan semua dari keluarganya, tetapi dia mengacaukan kisah percintaan putra mahkota dan gadis cantik dari negeri merah.
Kemudian, gadis SMA yang membaca novel tersebut meninggal karna tertabrak bis. Dan dia terbangun sebagai Helena Hedervary dan menjalankan kehidupannya dengan damai, menjadikan putra mahkota sebagai miliknya, dan seluruh pemuda di kekaisaran, tetapi dengan keegoisannya, ia harus membuat seseorang dikorbankan untuk itu.
" Ya, itu adalah aku. Tidak. Lebih tepatnya, tubuh yang aku tempati. " Hela ku dengan berat.
Aku menatap pada gaun pengantin hitam yang ku kenakan. Itu dilengkapi dengan hiasan hitam di seluruh tubuh ku, baik itu merupakan gaun, perhiasan, bahkan sepatu dan kereta ini pun, berwarna hitam. Hitam adalah warna duka, apakah mereka sudah bersiap dari dulu?
Aku pikir, bahwa cerita yang aku baca dulu adalah cerita yang bagus. Ternyata, dia tetap menjadi antagonis. Bahkan setelah semua orang di kekaisaran ini menganggapnya sebagai Dewi, dia tetaplah iblis di mata saudari kembarnya. Ya, iblis yang merebut semua yang harusnya saudari nya rasakan.
" Aku mungkin saat ini berada di chapter ke 34. Dimana saudari kembar Helena yang tidak disebutkan namanya, menggantikan dirinya secara suka rela menjadi pengantin raja monster." gumamku pada diri sendiri.
Suara dari roda kayu yang berjalan diatas jalan berkerikil, menjadi satu-satunya suara yang menemani ku saat ini. Aku menatap ke arah jendela yang terbuka. Biasanya, dalam cerita ada bandit yang bersembunyi di perjalanan melewati hutan seperti ini.
Apalagi aku sama sekali tidak didampingi oleh beberapa prajurit yang menjagaku, bahkan satu orangpun. Mereka hanya mengirim seorang supir bersamaku, itupun merupakan salah satu orc tingkat rendah yang berasal dari hutan berduri.
Seolah-olah, mereka menyuruhku menjemput kematian tanpa ada yang menangisi ku.
" Sialan!" Aku melepaskan Tiara hitam di atas rambutku. Melemparkan nya ke samping dan melepas perhiasan di tanganku.
" Gila, aku masih ingin hidup! Tunggu saja pembalasan ku Helena, akan ku cabut rambut indah mu hingga tidak ada satupun yang tersisa!" Aku melemparkan sepatu hak ke samping.
Sebagai seseorang yang pernah menjadi salah satu agen di organisasi rahasia, aku mengetahui sedikit bagaimana cara berkelahi. Setidaknya, itu bisa membuatku bertahan hidup kalau aku berhasil kabur dari sini.
Hati wanita ini dipenuhi dengan kebaikan. Bahkan setelah semua yang dilakukan keluarganya, dia tetap tulus. Tidak, ini bukan pembalasan dendam dari hati terdalam Rache, tapi ini pembalasan dendam karna telah membohongi pembaca setia sepertiku, yang mengagumi sosok antagonis Helena karna dia benar-benar keren dan baddas.
" Aku hanya melihat cerita dari sudut pandang Helena. Tentu saja aku tidak bisa mengatakan dia salah, karna Helena adalah ciptaan dari penulis." Aku menggapai perhiasan di kaki ku, dan mencabutnya asal serta menata rapi di dalam gerbong kereta.
" Mungkin, benar bahwa tidak semua karakter yang kita lihat benar-benar baik. Karna kita hanya melihatnya dari sudut pandang tokoh utama cerita." kembali menghela nafas berat.
Lagipula, pertanyaannya jauh lebih penting. Bagaimana aku bisa berada di tempat ini? Aku sama sekali tidak berada dalam keadaan bahaya, kondisi yang mengenaskan, atau apapun yang dapat memicu terjadinya proses transmigrasi.
Dan saat aku terbangun, aku tiba-tiba dipindahkan? Benar-benar tidak adil untuk hidupku!
Perlahan, saat kami tiba di jalanan yang sedikit rusak karna permukaan yang tidak rata, aku membuka pintu kereta dengan pelan. Di hitungan ke tiga, aku melompat dari gerbong dan berguling mendarat diatas semak-semak.
" Berhasil, Aku berhasil kabur!" Seruku pelan sembari tersenyum senang.
Bagaimana cara ku bertahan hidup selanjutnya, atau bagaimana cara ku kembali, itu bisa dipikirkan nanti.
Sekarang, bagaimana cara kita mencari pemukiman terdekat?
Bersambung.....
Angin sore berhembus dengan perlahan, menerbangkan rambut hitam ku. Aku sedikit terengah-engah saat berlari dari hutan menuju tepian tebing ini. Yang sebenarnya, tidak terlalu suram.
Dari atas, aku melihat beberapa rumah yang dibuat dari bata merah, dan menggunakan atap berwarna coklat dan memiliki cerobong di setiap rumah. Ada satu tempat besar yang mungkin disebut sebagai bar di zaman ini. Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa di singgahi untuk sementara.
Tidak apa-apa, aku akan mencari beberapa informasi di tempat ini dan kalau perlu, aku akan mengikuti asosiasi Hunter. Di dalam novel, disebutkan bahwa selain para monster dan Raja Monster dari klan naga, ketua asosiasi Hunter, Edwin Brecht. Pria yang dikenal sebagai raja penakluk monster yang menguasai benua kematian, dan mengancam keberadaan tokoh utama pria, Putra Mahkota kekaisaran.
Dan dikatakan, 5 tahun yang lalu dia masihlah seorang pemimpin guild biasa. Yang belum tersentuh oleh tangan-tangan jahat yang menghancurkan Pemukiman di dekat hutan berduri.
Heh heh, ini jauh lebih baik dari apapun. Dia akan bertahan hidup di dunia ini dan mencari cara bagaimana cara kembali ke dunianya. Dengan menempelkan diri di bawah kepemimpinan Edwin Brecht, dia akan selamat.
Dia tidak akan mati sebagai santapan raja monster hutan berduri, tidak akan dikejar dan dibunuh oleh kekaisaran karna rumor bodoh dari mulut pendeta mata duitan itu, dan dia akan bahagia tinggal di benua kematian.
Haha, persetan dengan tokoh utama putra mahkota dan original tokoh utama gadis merah. Dan juga, Antagonis yang disukai seluruh pembaca karna diceritakan dari sudut pandang miliknya, Helena sang saudari kembar. Persetan dengan tokoh utama laki-laki Duke Windstorm yang memiliki tingkat kepribadian bengkok!
Aku akan hidup dengan menempelkan diri di bawah villain dan hidup damai tanpa harus berurusan dengan tokoh utama. Toh, villain utamanya adalah raja monster, Monarch Sverre Gerlach. Itu jauh lebih mengancam karna Monarch Sverre adalah penguasa dunia monster dan orang yang memiliki kuasa atas gerbang antar dunia dan Dungeon.
Memikirkannya lagi, aku beruntung masih bisa mengingat isi dari novel. Atau kalau tidak, aku benar-benar akan dimakan oleh raja monster dari hutan berduri. Monarch dari jenis Orc.
Tak terasa, aku sudah sampai di pintu masuk desa ini. Pemukiman yang terlihat ramai di setiap harinya. Dengan berbagai macam orang yang hanya bisa kau temui di tempat ini. Para pemburu yang menggadaikan nyawa mereka di setiap perburuan Dungeon. Ada pria dan wanita yang terlihat memakai pakaian berburu dan senjata seperti tombak, pedang, panah, kapak, dan pedang besar. Mereka semua terlihat sangat menakutkan dengan tatapan tajam mereka.
" Sepertinya aku harus menjual berlian merah ini. Buat apa aku memiliki barang dari Helena? " pikirku pelan.
Yah, dia pasti akan senang karna aku benar-benar pergi dari hadapannya dan tidak akan menjadi batu sandungan. Karakter yang selalu di dukung penuh oleh pembaca meski dia memiliki sifat bengkok yang merasa bahwa yang ia lakukan benar dengan mengubah alur agar dia tetap hidup. Terserah orang lain mau mati atau apapun, dia akan menyingkirkan orang-orang bahkan orang terdekatnya sekalipun untuk mencapai tujuannya. Termasuk orang yang tidak pernah berbuat salah kepadanya.
Benar-benar sialan Helena Hedervary dan original Helena Hedervary. Kalian sama-sama membuat kehidupan gadis malang ini rusak. Aku menyesal sudah memberi banyak dukungan kepadanya setelah aku tahu apa yang terjadi di belakangnya.
Dia mengingatkan ku terhadap sahabatku yang memiliki sifat serupa.
Aku memandang ke sudut jalan. Itu adalah toko perhiasan yang cukup kecil. Tetapi memiliki penataan yang rapi. Aku bergegas berjalan ke arah toko itu dan mulai mengeluarkan berlian merah.
" Tuan, apakah disini menerima penjualan kalung berlian?" Tanyaku lagi.
Pria itu terdiam sejenak. Dia memiliki kumis yang tebal dan panjang serta badan yang sedikit besar. Rambutnya coklat dan dia memiliki senyum bisnis yang licik di bibirnya. Oh, seolah aku tidak tahu apa yang kau pikirkan.
Jangan remehkan wanita yang berasal dari abad ke 20!
" Tentu saja, nona muda. Berapa harga yang kau tawarkan untuk berlian merah ini?" Tanyanya lagi. Dia mengambil kalung berlian dengan tangannya dan mengamati dengan seksama.
" 7000 gold dan 9 Real. " Kataku dengan tegas.
Untung saja di novel itu tidak hanya membahas kisah cinta dan cinta dari protagonis utama dan pangeran putra mahkota. Atau novel kedua membahas tentang antagonis yang merubah takdirnya dan menikah dengan putra mahkota. Mereka masih menyebutkan berapa banyak uang dan satuannya di dunia ini.
Seperti Gold adalah satuan tertinggi yang dapat diubah menjadi 100 real dan setiap satu real adalah 10 Sil. Novel ini menggunakan koin emas sebagai mata uang mereka dan itu sebenarnya cukup memberatkan.
" Aku pikir kau meletakkan harga yang sangat mahal nona, untuk permata seperti ini. Tapi 7000 gold dan 9 Real, aku setuju!" Pria itu terkekeh dan segera meletakkan sekantung koin emas dan menyodorkan sembilan tembaga.
Apakah aku menjualnya terlalu murah? Tapi itu harga yang cukup tinggi untuk memulai karir sebagai pemburu!
" Baiklah, terimakasih. " Aku segera berbalik, kemudian sedikit membungkuk. Tetapi, aku tidak memakai dalam yang biasa digunakan oleh wanita kepada pria, aku menggunakan salam seorang pria! Ya, aku Rache Hedervary, ah tidak! Itu bukan namaku lagi.
Sekarang aku, Rache Waffe, sesuai namaku, aku akan menjadi senjata untuk balas dendam kepada mu Helena.
_______
Bar ini terlihat sepi. Hanya beberapa orang yang terlihat memiliki luka-luka di tubuhnya dan tengah minum sembari meneteskan air mata. Mencoba melupakan kejadian yang mungkin terjadi di Dungeon. Entah kehilangan rekan, kekasih, atau sahabat.
Aku memasuki bar tersebut dan menenggak bir anggur Retam. Itu adalah bir yang di produksi di kerajaan Retam dan merupakan kerajaan dimana putri merah berada.
Sekarang, aku sudah mengganti baju ku. Bukan lagi gaun pengantin hitam malam, tetapi satu set pakaian Hunter! Itu terdiri dari kemeja putih, rompi dari kulit buaya, celana hitam ketat yang terbuat dari kulit buaya dan sepatu boots setinggi lutut dengan bahan yang terbuat dari kayu. Itu ringan, tetapi keamanannya bisa dipastikan.
" Hahh..... Bagaimana cara ku mendaftar ke Guild Brecht? sementara aku tidak mengetahui dimana guild itu berada." Aku menghela nafas pelan.
Kembali menenggak bir Anggur Retam dan melihat ke arah orang yang baru saja duduk di samping ku. Dia seorang pria yang sangat tampan dengan rambut pirang bersinar dan mata biru. Wajahnya mungil dan tatapan matanya dalam, sangat indah. Dia memiliki hidung mungil dan bibir mungil berisi. Oh yaampun, bukankah dia seperti boneka indah berjalan?
Pria itu kemudian menoleh ke arah ku. Merasa ditatap dengan tajam dan kemudian tersenyum canggung.
" Halo, aku Edwin Brecht. Salah satu dari pemimpin Guild di desa Hunter. Apakah kau orang baru? Aku baru melihat wajahmu di tempat ini." Sapanya dengan senyuman ramah.
Dia mengatakan namanya adalah Edwin Brecht! Gila, itu nama salah satu penjahat dukungan yang membantu tokoh utama putra mahkota terlihat lebih berkharisma dan dipandang oleh seluruh kekaisaran. Karna berhasil menghabisi Monarch Sverre dan juga raja yang mengalahkan para monster, Edwin Brecht.
Setelahnya, buku itu berakhir dengan sang pangeran yang menikah dengan Helena Hedervary atas segala kerja kerasnya. Dimana dia menyebarkan rumor buruk tentang kerajaan merah dan membuatnya diangkat oleh Putra Mahkota sebagai kekasih karna telah menyelamatkan ia dari sang putri merah yang licik. Toh, mereka berdua sama-sama licik dan munafik! Tidak mengakui kalau mereka sama-sama penjahat yang menjijikkan dengan menganggap diri mereka paling benar dan harus diikuti.
" Nama ku Rache Waffe. Aku adalah pemburu baru yang sedang mencari guild di tempat ini. Aku dengar, kita bisa memburu sesuatu di Dungeon dengan memiliki guild terlebih dahulu. "
Aku menatap ke arah Edwin yang tersenyum simpul.
" Kebetulan aku memiliki satu di bawah punggungku. Kalau kau ingin mendaftar, pergilah ke jalan Elixir no 127. Tempatnya sangat kecil dan sederhana, kau mungkin akan mengira kalau itu bukan kantor guild kami." Ungkap Edwin. Dia tersenyum, menampilkan deretan gigi yang tertata rapi dan senyum manisnya.
Aku tidak bisa untuk tidak memuji wajah Edwin Brecht. Dalam cerita, dia dikatakan memiliki luka-luka di seluruh wajahnya dan membuatnya sangat jelek hingga menakuti anak-anak. Dia memiliki kepribadian yang baik, hanya saja kepribadian nya bengkok setelah peristiwa itu.
" Ekhemmm, kalau begitu bagaimana setelah ini aku langsung mengikuti mu ke sana? Aku benar-benar membutuhkan sesuatu di dalam Dungeon itu untuk seseorang." Kataku lagi. Sedikit memberikan nada sedih.
" Apa yang kau cari? Batu mana, batu aura, atau ekor dari Salamander cahaya merah? Semua itu adalah bahan-bahan yang sering dicari oleh orang-orang yang berkunjung di perbatasan hutan berduri. "
Aku berpikir sejenak. " Ah, mungkin itu! Tumbuhan mawar hitam kehidupan. Dia hanya tumbuh di Dungeon di sekitar hutan berduri."
Tidak ada yang bisa ku gunakan selain mawar hitam kehidupan. Itu adalah tanaman yang berkhasiat sebagai penangkal sakit dan penambah imun tubuh. Tetapi, rahasia terbesarnya adalah sebagai bahan utama dalam pembuatan peluru.
Sayang sekali teknologi senapan tidak dikembangkan oleh kekaisaran Rothstein. Jadi, kami harus membelinya dengan harga mahal dari kerajaan suci Aliattas.
" Apakah ada seseorang yang sedang sakit? Kalau kau membutuhkan itu dengan cepat, aku akan menemanimu pergi memasuki Dungeon. " tawar Edwin lagi. Pria itu terlihat khawatir.
" Tidak-tidak. Itu baik-baik saja. Aku membutuhkan itu untuk menambah tenaga ku. Lagipula, kau adalah orang yang sangat baik dan akrab sejauh yang aku temui." Sanjungku pada Edwin.
Dia tersipu dan kemudian mengangguk pelan. " Yah, aku hanya baik saat orang itu juga baik kepada ku. Kau tahu, tidak semua orang membalas kebaikan kita." Bisik Edwin. Dia kemudian menenggak bir yang di pesannya dan membayar minumanku serta minuman miliknya.
" Kali ini aku yang traktir. Anggap saja hari penyambutan pertama." jelasnya. Dia kemudian menggandeng tangan ku keluar menjauhi bar tersebut. Beberapa orang mulai mengisi bar saat hari mulai malam. Meski tubuh mereka penuh kotoran dan noda darah, mereka tetap mementingkan minum.
Ada beberapa orang yang bermain kartu dan ada juga yang bermain billiard. Ada seorang pelayan wanita yang hanya mengenakan rompi dan rok diatas lutut dan menggoda beberapa lelaki.
Itu cukup unik dan aneh dari sudut pandang ku. Sementara itu, aku memperhatikan wilayah desa yang mulai diterangi oleh lampu gas yang ditempelkan di tiang-tiang besi. Tanpa penutup pasti dan terlihat berantakan.
Tak berapa lama, kami tiba di persimpangan jalan. Ada tulisan jalan Elixir dan kami melanjutkan langkah kami hingga berada di depan gedung tua yang nampak reot dan bisa roboh kapan saja.
" Silahkan masuk. Pelan-pelan saja, dan maaf kalau Guild kami tidak memenuhi harapan mu. Tempat ini hanya didirikan oleh ku dan ke lima temanku." Kata Edwin lagi.
Aku dengan sopan mengangguk dan mulai memasuki ruangan. Dengan sikap sopan, aku membungkukkan tubuhku, meletakkan satu tangan di depan dada ku dan kemudian mengucapkan salam. Terlihat dua atau tiga orang duduk di dalam ruangan temaram dengan satu lampu gas yang dicantolkan di dinding.
" Perkenalkan namaku, Rache Waffe. Mulai sekarang aku akan bergabung dengan Guild ini." Kataku dengan tersenyum dan kembali ke posisi semula.
Aku menatap ke arah beberapa orang yang terlihat diam di tempat dan kemudian menatap ke arahku seolah aku adalah santapan bagi mereka.
" Woahhh! Ketua, dimana kau mendapatkan gadis cantik ini?" itu adalah seorang pria dengan tubuh besar, rambut hitam keriting, dan memiliki luka goresan di sepanjang lengan kirinya yang besar.
" Kali ini kau berguna, Edwin." yang berbicara ini adalah seorang wanita dengan rambut biru tua, memiliki mata abu-abu yang dalam dan tajam, bibir yang di cat berwarna ungu, dan blush-on biru di area matanya. Dia sangat cantik dan cantik sehingga kau akan berpikir untuk langsung melamarnya.
" Ketua, terima kasih. Akhirnya anggota kita bertambah!" Itu adalah suara pria yang masih sedikit kekanak-kanakan. Dia memiliki surai coklat susu dan manik mata hijau daun yang diterpa cahaya mentari. Dia memiliki postur tubuh tegap dan tinggi dengan wajah tersenyum hingga manik matanya menutup semua.
" Salam kenal Rache, aku Tyron Mask. Yang bertanggung jawab sebagai tanker bagi tim." Ujar pria berbadan besar tersebut.
" Aku Jewelry Abbott. Kau bisa memanggilku Elry. Aku seorang mage di grup kami. Kalau kau kekurangan mana, kau bisa berlatih denganku atau Edwin." Kata wanita cantik di sudut ruangan.
" Aku Huston Anderson. Aku bertanggung jawab sebagai Healer di tim kami. " balas pria dengan rambut coklat susu.
Kemudian, Edwin menyandarkan tangannya pada pundak ku.
" Aku Edwin Brecht. Sebagai penyerang dalam tim kami. Meski aku hanya memiliki beberapa mana, tetapi aku mempunyai aura. Kau bisa memanggilku Edwin atau ketua seperti yang lainnya. "
Aku tersenyum. " Mohon bantuannya. Aku memiliki keahlian dalam pertempuran jarak dekat. Aku harap itu bisa membantu tim kita." Kataku lagi.
" Hebat, aku mendapatkan teman sekamar. Sungguh, akhirnya aku bisa terbebas dari tidur bersama bajingan seperti Tyron!" Teriak Jewelry. Dia kemudian menggandeng tanganku dan mengajakku ke atas tangga.
Tempat ini, meskipun terlihat usang di luar tapi memiliki kehangatan di dalam. Aku benar-benar menyukai ini. Dan aku harap, aku bisa membangun dan mengembangkan kekuatan ku di tempat ini.
Bersambung
Pagi itu, aku terbangun dengan suara langkah kaki yang menuruni tangga dengan kasar. Suara teriakan dari teman sekamarnya, Jewelry membangunkan seluruh orang yang tidur di gedung itu.
Ini adalah hari pertama ku berada di tempat ini. Dan tentu saja, hari pertama ku ikut berburu bersama dengan tim Edwin Brecht.
Tidak ada penjelasan dalam novel yang ku baca. Meskipun aku membaca dua novel dengan dua sudut pandang yang berbeda, mereka hanya menjadikan monster dan Dungeon sebagai event romantis yang meningkatkan cinta bagi protagonis laki-laki dan perempuan.
Ketika aku memulai hidup ku di tempat ini, aku bahkan harus berjuang dan beradaptasi tanpa mengikuti alur novel yang memang dikhususkan untuk genre romansa fantasi. Dan, tentu saja untuk memancing banyak pembaca wanita contohnya aku, karna menyukai karakter antagonis maupun protagonis dalam cerita.
" Tetapi sekarang, setidaknya aku beruntung bukan lagi bagian dalam cerita. " Aku menghela nafas lega karna bahkan Edwin Brecht sendiri pun, bukan bagian utama dalam cerita.
" Ah, Rache. Aku mencari mu dari tadi. Ternyata kau berada di sini." Itu Edwin.
Wajahnya terlihat memerah karna menuruni tangga. Rambutnya yang halus sedikit tersebar, mungkin dia belum menyisir rambutnya setelah bangun tidur dan langsung naik ke ruang atas. Struktur bangunan ini memiliki tiga tempat. Bagian bawah tanah, ruang utama, dan tingkat kedua.
" Aku belum menjelaskan mu sesuatu. Ketika kamu bergabung untuk masuk ke dalam Dungeon, apakah kamu sudah mendapatkan tingkatan?"
Aku sedikit mengernyit pada pertanyaan Edwin. Sepertinya aku pernah membaca kata ini, tingkatan dalam novel aslinya.
Ah, benar! Kekuatan dari Duke Windstorm, Marquess Hedervary, dan Putra Mahkota kekaisaran. Mereka menyebutnya sebagai tingkatan. Sebuah kekuatan yang didapatkan dari serbuk batu Dungeon. Tentu saja, serbuk batu Dungeon memiliki beberapa tingkatan dan Dungeon sendiri memiliki beberapa tingkatan, tidak mudah untuk naik ke tingkat selanjutnya karna kau harus memenuhi kualifikasi untuk memasuki Dungeon tempat batu tingkat selanjutnya.
Dan terkadang, banyak orang yang mati karna mencobanya. Bahkan, organisasi guild kekaisaran membuat peraturan tegas tentang pengambilan Batu Dungeon. Dan hanya diikuti oleh orang-orang yang memenuhi kualifikasi dari guild kekaisaran.
Tetapi untuk daerah pinggiran seperti desa pemburu, itu tidak berlaku. Tempat ini memiliki aturan tersendiri. Banyaknya guild kecil yang berada di tempat ini, membuat desa ini dikenal sebagai tempat berlabuh bagi para Hunter. Ada begitu banyak Hunter ilegal dan guild ilegal yang tidak terdaftar oleh badan resmi guild kekaisaran.
" Aku belum mengetahuinya. Apakah ada cara khusus untuk mendapatkan itu?" Tanyaku.
Edwin tersenyum dan kemudian mengajakku ke suatu tempat. Itu adalah sebuah toko kuno yang memiliki beberapa dinding kayu berlubang dimakan rayap. Saat kami membuka toko tersebut, seorang pria tua menyapa Edwin.
Aku tercengang memperhatikan batu-batu berkilau dengan warna yang beragam. Dipajang di rak usang dan reyot, tetapi itu terlihat kokoh disaat yang bersamaan.
" Halo Edwin! Kau akhirnya kemari. Siapa itu? Kekasihmu? Setelah Anneth sekarang siapa lagi?" Pak tua ini sedikit berbasa-basi. Dan dari nada bicaranya, sepertinya dia sangat akrab dengan Edwin.
" Tidak. Dia anggota baru di guild ku. Namanya Rache Waffe, dan aku membawanya kemari untuk memilih tingkat batu Dungeon yang sesuai dengan karakteristik nya." Balas Edwin. Dia tersenyum dan menyuruhku untuk melihat-lihat.
" Haha! Ada bagusnya juga! Guild Itu mungkin akan berkembang setelah ini. " Seru Pak tua itu. Kemudian dia menoleh ke arahku dan mengamati ku dari atas ke bawah.
" Hemmm, karakter yang kuat dan pantang menyerah, sedikit keras kepala, dan perampok. " Pak tua itu berkata dengan cukup keras. Itu cukup melukai hati ku. Tetapi, Edwin sudah menjelaskan tadi di jalan. Sehingga, aku sedikit tenang.
" Batu amethyst mungkin cocok denganmu. Selain dari warna nya yang cocok dengan warna mata mu, batu ini juga sewarna dengan warna aura milikmu. " Pak Tua itu berjalan ke arah sisi kanan ruangan. Dia sedikit menggeser mejanya, dan ketika dia terlihat kesulitan, Edward membantunya.
Dia mengambil sebuah batu dari dalam rak. Batu Dungeon berwarna Amethyst dan menyerahkan batu itu kepada ku. Setelahnya, dia memberikan sebuah mawar hitam.
" Haluskan bubuk batu Dungeon dan tambahkan kelopak mawar hitam. Aduk, dan minum. Pertama, setelah meminum ramuan ini, kau harus pergi ke Dungeon untuk berburu. Kedua, jangan pernah mencampur batu Dungeon ini dengan bahan lainnya selain mawar hitam. Ketiga, kau bisa naik tingkat setelah ramuan batu Dungeon tercerna. "
Pak tua itu kemudian kembali ke mejanya, dan menulis sesuatu di kertas yang terbuat dari kulit monster.
Edwin yang masih berdiri dengan diam, kemudian berbicara. " Dan satu lagi. Cara untuk mencerna ramuan ini adalah, dengan pergi memburu monster di Dungeon, dan menyerap karakter yang berwarna sama dengan jalur tingkatan mu. Contohnya warna warna dari warna ungu."
Aku mengangguk pada petunjuk Edwin. Saat itu, pak tua sudah selesai dengan tugasnya dan memberikan ku kertas nota. Itu berisi harga yang harus dibayar. 500 koin gold. Syukurlah itu tidak terlalu mahal. Uang dari hasil penjualan berlian masih tersisa.
Aku segera menyerahkan dalam bentuk tunai dan membuat pria tua tadi menatapku dengan tatapan berbeda. Setelahnya, dia mengganti ekspresi wajah nya dan tersenyum.
" Nona yang sangat murah hati! Kau segera membayar ini tanpa menunda! Lain kali, kembalilah kemari bersama Edwin." Ucapnya lagi.
Aku terkekeh dan kemudian bergumam dalam hati. Dasar pak tua mata duitan!
" Itu bagus. Bagaimana kalau kita sarapan dulu? Aku punya rekomendasi rumah makan di desa ini yang murah dan enak." Edwin kemudian membungkuk kepada pria tua itu dan berjalan keluar sembari menggandeng tangan ku. Sungguh pria yang sopan.
Kami melewati jalanan yang ramai. Ada beberapa pejalan kaki dengan pakaian Hunter dan beberapa mengenakan jas berekor dan mantel. Sudah pasti orang-orang yang mengenakan jas berekor adalah orang terdidik dan menggunakan tempat ini sebagai persinggahan. Atau para pedagang gelap yang membeli batu Dungeon dan menjualnya kembali di ibu kota atau pusat kota wilayah Duchy, county dan lainnya.
Akhirnya, kami sampai di sebuah toko tua. Memiliki cat yang mulai mengelupas dan bagian dinding yang berwarna kehitaman. Mungkin dulunya terkena oleh lampu minyak sebelum batu Dungeon digunakan sebagai pembangkit listrik.
Saat kami memasuki ruangan, aroma dari daging rebus yang berlemak, serta aroma kopi memenuhi ruangan. Aku hampir meneteskan air liur saat melihat potongan roti dan daging rebus dengan siraman saus tomat. Aromanya benar-benar menggugah selera. Bahkan ini hampir menyamai makanan di tempat ku dulu!
" Pesanlah apapun yang kau mau. Ini adalah pesta kecil untuk anggota kita yang baru masuk." Kata Edwin disertai kekehan kecil.
Dia kemudian memesan secangkir kopi, roti dengan potongan apel, dan beberapa roti dengan taburan gula. Sebenarnya aku ingin memesan makanan enak, tetapi mengingat aku tidak makan dari kemarin, aku harus mengisi itu dengan sup hangat dan roti lembut lainnya.
Setelah mendapatkan pesanan kami, Seorang pelayan kembali ke dapur. Kemudian, aku sedikit berbincang dengan Edwin saat kami menunggu makanan kami sampai.
" Terima kasih karna sudah mengajakku untuk membeli batu Dungeon. Aku akan meminumnya segera." Kataku
" Tidak, itu adalah kewajiban ku sebagai ketua guild. Ah kau sekamar dengan Jewelry? Bagaimana kesan pribadi mu?" Tanyanya.
" Miss Jewelry sangat baik. Dia seperti kakak perempuan bagiku dan seperti saudara. Mengajarkan banyak hal dan bercerita banyak hal." Kataku lagi. Tak lupa, aku memberikan ekspresi tersenyum dengan baik.
" Syukurlah kalau begitu. Aku harap kita bisa mengetahui karakter Hunter mu setelah kau selesai meminum bubuk batu Dungeon. Sore ini, aku dan yang lainnya ingin membiasakan mu memasuki Dungeon. "
Edwin sedikit menghela nafasnya dan kemudian dia berkata, " setidaknya ini pelatihan awal."
Aku mengangguk seolah-olah aku mengerti dan kemudian melihat pesanan kami sampai!
Aku menatap ke arah makanan yang terlihat lezat dan enak ini. Kemudian, aku segera mengambil sendok yang berada di sisi piring. Sedikit tidak menjaga sopan santunku.
" Kau pasti sangat kelaparan. Makanlah. Dan kita bisa membicarakan ini di Guild." Kata Edwin sembari menyesap kopi hitam dari Retam. Wilayah itu selain memproduksi bir, juga memproduksi bubuk kopi paling enak di seluruh daratan.
Kalau kata Miss Jewelry, ketika kau mencium aroma dari bubuk kopi Retam, kau akan langsung mendatangi tempat wangi itu berasal. Dan kau akan mencoba memaksa untuk meminumnya meskipun kau bukan pecinta kopi.
Aku perlahan menyendok sup yang terlihat kental. Memasukkan satu suapan ke dalam mulut ku. Ini benar-benar enak sekali, dan rasanya seperti saus yang terbuat dari keju, susu, dan ditambah dengan taburan lada hitam. Ini benar-benar enak!
_________
Siang itu, pukul 12 tengah hari waktu desa pemburu, aku dan Edwin sudah sampai di gedung. Disana, Jewelry tengah menata sup daging rebus dengan aroma lada hitam dan bawang yang menguar. Ada juga sepotong roti sepanjang kaki manusia dewasa dan memiliki ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Itu memiliki tekstur yang cukup keras tetapi terlihat menggiurkan. Maksudnya, sup dagingnya. Tentu saja aku akan memilih itu!
Kami bahkan sudah merasa lapar lagi meski tadi sudah makan. Dan Miss Jewelry benar-benar sangat mahir untuk memasak. Dia tidak berbohong tentang perkataannya, dia memang benar-benar pintar memasak!
" Bagaimana dengan batu Dungeon yang kau dapatkan? Karakter dari warna apa?" Tanya Miss Jewelry. Aku sedikit menunduk malu karna aku mendapatkan Amethyst.
Aku tidak tahu bagaimana cara pola pikir pak tua tetapi dia benar-benar memilihkan batu ini. Dan entah mengapa, aku sedikit tenang saat menerima batu ini.
" Baiklah, kita bisa makan siang bersama dan kemudian, kita akan membantu anggota guild terakhir kita!" Kata Tyron.
Aku bersemangat dan mulai bergabung dalam dinamika mereka berempat. Tentu saja, Jewelry sudah berkata kepada ku tentang mengapa kami hanya memiliki sedikit anggota daripada guild lainnya. Karna pada dasarnya, Edwin sendiri sudah mampu mengisi semua kekosongan itu.
Setelah makan siang selesai, aku beranjak ke ruanganku dan Miss Jewelry. Pertama, aku mengikuti instruksi Edwin untuk menghancurkan dengan batu penggilingan. Setelah semuanya halus, aku mencampurkan bubuk dengan kelopak mawar hitam, dan air dari teluk menangis.
Aku perlahan meminumnya, dan saat aku meminum ramuan itu, rasanya seolah-olah aku sedang berada di tempat yang sangat sepi. Dengan ketenangan yang mendalam.
Dimana ini? Mengapa aku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam? Tanduk di kepala itu, apakah 'dia' raja iblis?
Bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!