NovelToon NovelToon

My Best Friend, My Husband

Bab 1

Tok tok tok

"Masuk" ucap seorang wanita yang tengah memeriksa beberapa berkas penting dan duduk dengan gagah nya di kursi kebesarannya.

"Mohon maaf mengganggu waktu anda ibu Kayla" kata seorang yang baru saja memasuki ruangan CEO KA Group itu.

Kayla yang familiar dengan suara laki-laki tersebutpun menengadahkan kepala nya dan memastikan bahwa benar sosok itu ialah sahabatnya Andrew Pattinson.

"Hufft mengganggu saja"

"Hahahaha kau begitu serius sekali Kay, apakah kau akan kenyang dan merasa di cintai oleh tumpukan kertas-kertas itu?" Tanya Andrew yang sudah sangat hafal bagaimana gigih dan pekerja keras nya sosok Kayla.

"Setidaknya tumpukan kertas-kertas ini tak akan membuat ku merasakan apa itu patah hati bukan?" Jawab Kayla tak mau kalah.

"Sudahlah berdebat denganmu tak akan ada akhirnya, karena di kepala mu hanya ada pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan" Andrew pun menyerah meladeni keras kepala sahabat nya satu ini.

"Hmmt kau sendiri untuk apa di jam kerja begini datang ke kantor ku?" Tanya Kayla

"Nih untuk mu ibu Kayla Ardiawan" Jawab Andrew sambil menyerahkan selembar undangan pernikahan nya.

Kayla pun mengambil undangan tersebut dan membacanya sekilas. "Apa kau serius ingin menikah dengan Trisia, An?" Kayla mengajukan pertanyaan itu agar dapat mendengar jawaban pasti dari sahabatnya.

"Tentu saja Kay, aku dan Tri sudah pacaran cukup lama dan aku sangat mencintai nya. Aku tak ingin di nilai mempermainkan Tri oleh orang tuanya karena tidak pernah memberi kepastian pada anak mereka" Jawab Andrew dengan mantap

Terdengar helaan nafas kasar keluar dari Kayla ketika mendengar jawaban Andrew. Tetapi ia mencoba untuk menerima semuanya.

"Baiklah, hadiah apa yang kau inginkan dari sahabat mu ini?"

"Hmmmt" Andrew nampak berpikir lalu ia melanjutkan ucapannya "Hadiah yang tentunya tidak akan menguras kekayaan Ibu Kayla yang terhormat ini, kau bisa memberikan ku tiket bulan madu keliling Eropa dan mungkin hadiah rumah lengkap beserta perabotan nya"

"Sialan itu namanya pemerasan An, kau mau mengambil keuntungan dariku lewat pernikahan mu ini?"

"Hahahahah kau cukup datang ke pernikahan ku sebagai sahabat terbaik ku sudah lebih dari hadiah mahal apapun yang ada di dunia ini" Kata Andrew sambil mengacak rambut Kayla.

"An, kau merusak tatanan rambut ku" kesal Kayla atas tindakan sahabatnya yang tidak memiliki akhlak itu. "Kau tau An, 30 menit lagi aku harus ada pertemuan dengan tuan Matthew" Kayla mengatakan hal itu sembari memperbaiki rambutnya.

"Baiklah nona, aku tidak ingin semakin membangunkan macan yang tengah tenang ini, maka aku akan pamit undur diri tuan putri dari hadapan mu"

"Menyebalkan" ucap Kayla sambil memanyunkan bibirnya.

"Hei tuan putri bibirmu itu bisa jatuh jika kau majukan seperti itu"

"An kau keluar sekarang atau aku lemparkan heels ku ini ke wajah menyebalkan mu itu"

Andrew hanya tertawa mendengar kan ancaman sang sahabat dan ia pun bangkit dari hadapan Kayla menuju pintu ruangan tersebut, namun sebelum ia benar-benar keluar "Kay jangan lupa minum air dingin dulu sebelum meeting, takutnya Tuan Matthew mati oleh semburan larva panas dari mulut mu hahahahahha" Andrew langsung menutup pintu sembari tertawa terbahak-bahak

"Aaannnddrrrreeww" teriak Kayla dengan nafas yang sudah sangat memburu.

Andrew yang sudah berada di luar ruangan Kayla kembali memasang wajah datar dan dinginnya kembali dan mulai melangkahkan kakinya untuk menuju parkiran kantor Kayla dan akan langsung ke kantornya sendiri.

Di dalam ruangannya Kayla menatap undangan pernikahan Andrew dengan tatapan yang tak terbaca dan selanjutnya ia meraih gagah telepon di ruangan itu dan menelepon Jeny sang asisten.

"Halo Jen, ke ruangan ku sekarang juga"

Setelah mengucapkan itu Kayla langsung menaruh kembali telepon pada tempatnya. Iya menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya, beberapa kali terdengar helaan nafas keluar dari hidungnya.

Tok tok tok...

"Masuk"

"Ada yang bisa saya bantu Bu?" Tanya Jeny to the poin ketika telah berada di dalam ruangan Kayla.

"Jen, tolong siapkan hadiah pernikahan terbaik untuk Andrew dan Trisia"

Jeny yang diberikan perintah seperti itu oleh atasannya tentu saja kaget, sebab ia mengetahui bahwa atasannya itu menaruh hati pada Andrew bahkan Andrew adalah cinta pertama Kayla.

"Tapi Bu, bukankah Pak Andrew itu" belum sempat Jeny menyelesaikan ucapannya, Kayla sudah memotong nya.

"Sudahlah Jen lakukan saja apa yang ku perintahkan, dan lupakan semua ucapan ku dulu, anggap saja itu tak pernah terjadi. Lagi pula aku mengatakan nya dalam keadaan mabuk"

"Baiklah Bu, saya akan menyiapkan hadiah pernikahan sesuai dengan apa yang ibu perintahkan. Apakah ada hal lain yang bisa saya bantu Bu?" Jeny mengatakan itu dengan begitu amat sopan.

"Cukup Jen"

"Baiklah Bu, saya kembali bekerja kembali"

"Hmmt, terimakasih Jen"

"Iya Bu, saya permisi Bu" ucapan Jeny di balas anggukan singkat oleh Kayla, sehingga Jeny pun langsung keluar dari ruangan itu.

Bab 2

Sepeninggalan Jeny, Kayla segera mengambil handphone nya untuk menghubungi seseorang.

"Halo" Jawab pria di seberang sana setelah panggilan itu terhubung.

"Aku ingin kau menyelidiki tentang Trisia Purnama dengan lebih teliti, Brayn. Ikuti semua kegiatannya dan kemanapun ia pergi". Perintah Kayla dengan tegas.

"Ada apa Kay? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Brayn dengan penasaran setelah mendengar perintah dari Kayla

"Ya, semua baik-baik saja. Aku hanya ingin memastikan satu hal" ucap Kayla mencoba meyakinkan.

"Boleh aku tebak, apakah ini ada hubungan nya dengan Andrew?" Tebak Brayn, karena urusan Kayla dengan Trisia pasti tak jauh-jauh hubungan nya dengan Andrew.

"Sudahlah Brayn, aku tidak ingin memperpanjang apapun, aku hanya ingin bantuan mu sekali ini lagi"

"Baiklah Kay, aku akan memerintahkan anak buah ku untuk mengikuti nya. Apakah ada hal lain yang kau butuhkan?"

"Tidak ada" jawab Kayla dengan begitu cepat.

"Kalau begitu aku tutup telfonnya" Brayn pun segera memutuskan panggilan itu.

Setelah itu, Kayla nampak termenung ada begitu banyak hal yang mengganggu pikiran nya.

"An, aku tak tau apakah hati ku sanggup melihat mu bersanding dengan wanita lain ataukah tidak. Tapi bukankah cinta tak harus memiliki, melainkan cinta juga butuh mengikhlaskan dan butuh pengorbanan. Walaupun mungkin kita tak akan bisa bersama dan menjadi pengantin seperti saat dulu kita bermain pengantin-pengantin waktu kecil. Tapi aku merasa bertanggung jawab memastikan kebahagiaan mu sebagai seorang sahabat . Aku harus memastikan kembali bahwa perempuan yang akan kau nikahi ini telah berubah dan tak akan pernah mengkhianati mu lagi" seruan batin Kayla. Hati dan pikiran Kayla saat ini seakan berperang. Ia ingin memiliki Andrew karena ia sangat mencintai sahabatnya itu, tapi sepertinya takdir mempermainkannya. Karena Andrew tak pernah melihat nya sebagai wanita yang berhak di cintai melainkan hanya sebagai seorang sahabat.

Sore itu, Kayla memutuskan untuk pulang lebih awal. Ia melangkah kan kakinya keluar dari ruangannya untuk menuju ke parkiran khusus CEO, sepanjang perjalanan ia tak lupa menyapa para karyawan yang sempat berpapasan dengannya.

Kayla tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan ia memutuskan untuk mampir ke makam kedua orang tuanya. Ya beginilah Kayla, kala merasakan sedih dan bahagia ia akan langsung menuju makam kedua orang tuanya mencari kedamaian dan ketenangan. Kayla adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal ketika Kayla masih SMA karena sebuah insiden kecelakaan.

Kayla memilih duduk diantara kedua makam orang tuanya. "Ma, Pa kenapa takdir Kayla harus seperti ini? Mama dan Papa meninggalkan Kayla begitu amat cepat, dan sekarang Andrew pun juga akan meninggalkan Kayla karena ia sudah memutuskan untuk menikah. Kayla cinta Andrew Ma, Pa tapi Andrew tidak cinta Kayla. Setelah Mama dan Papa pergi keluarga Andrew lah yang selalu ada untuk Kayla, bolehkah Kayla egois ingin merebut Andrew sehingga keluarganya tetap menjadi keluarga Kayla?" Air mata Kayla sudah tidak bisa di tahan lagi, ia sampai sesegukan ketika berbicara dan mencurahkan isi hatinya di hadapan makam kedua orangtuanya. Tak lama kemudian Handphone Kayla pun berbunyi, ia segera mengambil handphone nya di dalam tas dan melihat siapa yang menelponnya.

Setelah tau bahwa yang menelponnya ialah Tante Linda, Mama Andrew ia pun segera mengangkatnya.

"Hallo sayang, anak Mommy yang cantik ada dimana?" tanya Tante Linda setelah panggilan tersambung.

"Hallo Mom, Kay ada di makam Mama dan Papa" jawab Kayla berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Are you okay baby? tanya Tante Linda begitu khawatir pada putri sahabatnya itu.

"Iya Mom, Kay baik-baik saja. Kay hanya rindu Mama dan Papa makanya Kay memutuskan datang ke sini" Kayla menjawab pertanyaan Tante Linda dengan begitu tenang agar tak membuat Mommy cantik itu tambah khawatir.

"Baiklah sayang setelah dari sana langsung ke rumah ya, kita makan malam bersama. Mom sudah memasakkan makanan kesukaan mu juga" minta Tante Linda dengan begitu lembut.

"Wah pasti sangat nikmat, dan undangan ini tak akan Kay lewatkan Mom" kata Kayla berusaha semangat.

"Oke Mommy tunggu di rumah ya sayang, hati-hati di jalan. Bye cantik".

"Iya Mom, bye".

Setelah panggilan itu terputus, Kayla berpamitan pada kedua orang tuanya, dan berjalan meninggalkan pemakaman tersebut.

Bab 3

Kayla mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, melintasi jalanan ini kota yang cukup padat di kala jam pulang kantor seperti saat ini. Hingga mobil yang di kendarai nya tiba di sebuah rumah di kawasan elit. Pak Madi pun membukakan pintu pagar kala melihat mobil yang begitu amat familiar di pandangannya.

Ketika Kayla keluar dari mobilnya, Pak Madi langsung mengapa nya "Non Kayla baru pulang kerja?"

"Iya Pak" jawab Kayla dengan ramah.

"Apa kabar atuh Non? udah jarang banget ke sini."

"Kabar baik Pak, iya nih Pak kerjaan akhir-akhir ini lagi banyak banget. Kay jd sering lembur deh"

"Jaga kesehatan atuh Non, uang mah bisa di cari tapi kesehatan Non tetap harus jadi. Kalau Non sakit kan Non jadi gak bisa kerja juga". Nasihat Pak Madi kepada Kayla. Pak Madi begitu menyayangi Kayla.

Kayla tersenyum mendengar penuturan Pak Madi, karena Pak Madi selalu memberikan nasihat-nasihat yang membangun kepadanya seperti seorang Ayah.

"Iya Pak, Kau pasti akan selalu menjaga kesehatan Kay. Oh ya Pak, Kay masuk dulu ya Mommy sudah menunggu Kayla dari tadi"

"Siap Non" setelah mengatakan itu, Pak Madi kembali ke pos dan Kayla masuk ke dalam rumah Andrew.

Kayla melangkahkan kakinya memasuki rumah megah tersebut.

"Mommy where are you? I'm here" teriak Kayla memanggil Tante Linda.

"Sayang mommy di dapur" jawab Tante Linda juga berteriak.

Kayla pun langsung menuju arah dapur, dan ketika melihat Tante Linda tengah memasak dalam posisi membelakangi nya, ia pun langsung memeluk Tante Linda.

"Kay rindu Mommy" ucap Kayla

Tante Linda pun membalikkan tubuhnya menghadap putri sahabatnya yang amat cantik tersebut dan mengatakan "Mommy juga merindukan mu sayang, maka nya Mommy meminta mu untuk makan malam di rumah ini. Sekalian kita membicarakan persiapan untuk pernikahan Andrew".

Mendengar hal itu, perasaan Kayla kembali sedih. Ia merasa bahwa sang tambatan hati akan benar-benar tak mampu ia gapai.

"Hmmt iya Mom, kita harus mempersiapkan segala sesuatu nya dengan baik" kata Kayla dengan senyum yang ia paksakan.

"Ya sudah sekarang kamu bersih-bersih dulu, nanti kalau sudah jam makan malam Mommy akan panggil kamu untuk turun ya"

"Baik siap laksanakan Mommy" jawab Kayla dengan patuh sembari tangannya di naikan ke atas kepala seperti seseorang yang tengah memberikan penghormatan bagi atasannya.

"Kamu ini" Mommy yang gemas melihat tingkah Kayla pun mencubit hidung mancung Kayla.

"Sakit Mom" ucap Kayla sambil mengusap hidungnya.

"Sudah mandi sana"

"Oke Mom" Kayla kemudian menaiki tangga memasuki kamarnya. Ya di rumah tersebut Kayla memiliki kamar sendiri sebab dahulu ia sering menginap di rumah tersebut. Kamar Kayla berada di lantai dua tepat berada di tengah-tengah kamar Andrew dan Davin adik Andrew.

Kayla membuka pintu kamarnya dan segera menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, ia memandang langit-langit kamar tersebut.

"Harus sesakit ini kah hati ku? Aku harus mempersiapkan pernikahan untuk laki-laki yang sangat kucintai? Tapi pernikahan nya bukan bersama ku, tapi bersama perempuan lain yang ku ketahui tidak pernah tulus mencintai nya" gumam Kayla. Tanpa terasa Kayla pun memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpi karena begitu lelahnya, otak dan hatinya seakan dipaksa untuk bekerja keras.

Jam makan malam pun tiba, Kayla menuruni tangga, di meja makan telah duduk Tante Linda dan Om Jeremy.

"Selamat malam Dad, Mom" sapa Kayla ketika telah sampai di meja makan dan menarik salah satu kursi untuk diduduki nya.

"Selamat malam sayang" jawab Tante Linda dengan senyuman manisnya, sementara Om Jeremy menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai balasan dari sapaan Kayla.

"Maaf ya Mom, Kay ketiduran jadi gak sempat deh bantu-bantu Mommy di dapur"

"Iya sayang tidak masalah, kamu pasti lelah seharian kerja di kantor"

"Kay bagaimana perkembangan kantor kamu?" Tanya Om Jeremy akhirnya setelah sebelumnya hanya menjadi pendengar obrolan istri nya dan juga Kayla.

"Sejauh ini perkembangannya sangat signifikan Dari, dan banyak investor yang tertarik bekerja sama dengan ku" jawab Kayla dengan menunjukan wajah yang antusias dan semangat.

"Syukurlah kalau begitu, jika ada kendala kau bisa menghubungi Dad atau Andrew"

Kayla tersenyum mendengar penuturan Om Jeremy yang begitu sangat perduli padanya

"Tentu saja Dad, Kayla pasti akan selalu membutuhkan bantuan Dady untuk kemajuan perusahaan peninggalan keluarga Kayla"

Tiba-tiba Davin datang dari arah pintu masuk

"Selamat malam Dad, Mom" sapanya ketika telah berada di dalam rumah, tak lupa pula ia mencium tangan kedua orang tuanya.

"Selamat malam juga Son" jawab Mommy Linda dengan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya.

Netra Davin pun akhirnya menangkap sosok yang tidak asing di penglihatan nya.

"Kak Kayla" kata Davin dengan wajah gembiranya

"Hai" sapa Kayla sambil mengerlingkan sebelah matanya

"Wow akhirnya tuan putri kita yang begitu sangat sibuk ini mengingat jalan pulang" kelakar Davin yang kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah Kayla lalu memeluknya.

"Kau ini tak pernah berubah, selalu mencari masalah denganku. Apa kau tak senang melihat ku di sini? Oke baiklah akan lebih baik aku pergi saja" jawab Kayla dengan memasang wajah sedihnya namun sejurus kemudian Davin mencubit pipinya.

"Aku tak akan membiarkan kakak tercantik ku ini pergi dengan begitu mudahnya dari sini. Sekali masuk ke dalam rumah ini, maka Kak Kayla akan susah menemukan pintu keluarnya" kata Davin sambil tertawa

Dad Jeremy dan Mom Linda yang melihat tingkah Kayla dan Davin pun hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala mereka, karena memang seperti inilah dua manusia ini jika sudah bertemu.

"Mom dimana Ka Andrew?" Tanya Davin pada sang Mommy karena ia tidak melihat keberadaan kakaknya di meja makan tersebut.

"Masih di kamarnya mungkin sebentar lagi akan turun" jawab sang Mommy.

"Kalau begitu biar aku susul saja Mom, sebab cacing-cacing di perut ku sudah berdemo minta penambahan bahan energi" tawar Davin pada Mommy nya.

"Kau ini memang tidak bisa bersabar ya jika menyangkut makanan, baiklah panggilah kakak mu agar segera turun" jawab Mommy Linda dengan diiringi tawa singkat.

"Siap laksanakan ibu komandan" ujar Davin sambil memberi penghormatan. Davin pun segera naik ke lantai atas untuk memanggil kakaknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!