Braakk!!
"Kurang ajar! Dasar j@1@n9 keparat! Sudah berapa banyak laki-laki yang kamu goda, hah?!" Teriak seorang cewek saat memasuki sebuah kamar penginapan, lalu mendekat ke arah ranjang.
Seruni terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi pintu yang di dobrak dengan keras seraya di barengi dengan teriakan. Seketika itu ia dan seseorang yang berada di sampingnya terlonjak kaget dan langsung terduduk.
"Sin-Sinta!" Ucap Seruni tergagap seraya menelan ludahnya yang terasa pahit.
"Sa-Sayang!" Rendy pun ikut tergagap. Rendy tak menyangka kalau dirinya bakal ketahuan sedang tidur dengan Seruni, sahabat pacarnya sendiri. "Darimana Sinta tau keberadaan mereka saat ini? Dan kenapa Sinta bisa masuk ke dalam kamar yang ditepatinya? Apakah semalam dirinya lupa untuk mengunci pintu?" Rendy mencoba menerka-nerka dalam hatinya.
Seruni yang baru saja menyadari ada seseorang di sampingnya pun nampak terkejut. Apalagi sekarang tubuhnya dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Seruni segera menarik selimut untuk membalut tubuh polosnya.
"Bangun loe j@1@n9!" Sinta terlihat murka menunjuk ke arah Seruni.
Plaakk!!
"Aaahh!" Tamparan keras lagi dan lagi mendarat cantik di pipi Seruni. Entah ini sudah yang keberapa kalinya ia tak tahu, karena sudah terlalu sering mendapatkannya. Terutama dari para temannya yang pacarnya tidur bersamanya.
"Sinta!" Seru Rendy seraya bangkit dari duduknya kemudian memunguti pakaiannya yang berserakan di atas lantai lalu segera memakainya. Setelah itu ia segera memeluk Sinta agar tak menyerang Seruni kembali.
Sedangkan Seruni masih terbengong di tempatnya setelah tadi mendapatkan tamparan keras dari Sinta, sahabatnya sendiri. Mungkin Seruni masih bingung dan syok. Ia belum menyadari apa yang baru saja terjadi.
Begitulah Seruni, entah setan apa yang merasukinya. Setiap kali ada lelaki brengsek yang akan berniat jahat kepada sahabatnya, ia akan langsung pasang badan. Seolah jiwanya langsung terkomando dan akhirnya ialah yang akan berakhir di atas ranjang bersama lelaki br3ng$3k tersebut. Namun setelah ia terbangun, ia kebingungan dan tidak menyadari apa yang telah terjadi. Dan Seruni pun tak merasakan kesakitan pada area miliknya sama sekali, seperti halnya tidak terjadi apapun di antara mereka berdua selain tidur seranjang. Padahal kalau dilihat dari keadaannya yang t31@nj@n9 bulat sewaktu bangun tidur, sudah bisa dipastikan kalau semalam mereka berdua sudah melakukan kegiatan panas yang menguras tenaga.
"Kamu juga!" Sinta beralih menuding Rendy, pacarnya.
Plaakk!!
Sinta menampar Rendy yang mencoba memeluknya.
Seruni segera memakai pakaiannya setelah tersadar dari keterkejutannya. "Sin-Sinta, aku bisa jelasin." Seruni menghampiri Sinta yang wajahnya nampak merah padam.
"Mau jelasin apalagi j@1@n9!" Teriak Sinta kembali menggema di dalam kamar tersebut.
"Ak-aku nggak sadar semalam pas ngelakuin itu." Ucap Seruni lirih seraya menunduk dengan air mata yang sudah berlinang.
"Oh, jadi maksud kamu semalam kamu mabuk?" Tanya Sinta sambil terkekeh sinis.
"Bu-bukan begitu maksud ku." Seruni tidak tahu harus bagaimana menjelaskan keadaannya kepada Sinta. Saat ini yang ia butuhkan hanya Faya, sahabatnya yang paling mengerti akan keadaan dirinya dan sudah membersamainya sejak kelas 1 SMA hingga saat ini. Sedangkan Sinta adalah teman Seruni dan Faya saat dulu mereka baru masuk kuliah semester awal.
"Ayo kita pergi dari sini!" Rendy segera menarik tangan Sinta keluar dari kamar penginapan tersebut.
"Lepas! Aku bisa jalan sendiri!" Sinta mengibaskan tangan Rendy yang menggenggam tangannya, kemudian menuding ke arah Seruni. "Mulai sekarang kamu bukan lagi sahabat ku! Camkan itu!" Teriak Sinta melengking.
"Sinta, dengerin penjelasan ku dulu." Seruni ingin menjelaskan kepada Sinta, namun Sinta sudah berlari keluar dari kamar. Rendy pun segera menyusul Sinta tanpa mempedulikan Seruni yang masih terisak-isak.
Seruni segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia pun segera meninggalkan penginapan tersebut.
Seruni menyetop sebuah taksi yang lewat di depan penginapan. Saat ini tujuannya adalah ke rumah Faya untuk menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya kembali.
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹🌹
Seruni langsung menghambur ke pelukan Faya saat pintu rumah Faya baru saja dibuka dari dalam oleh sang pemiliknya. Tentu saja itu membuat Faya kaget dan hampir saja terjengkang ke belakang karena mendapat serangan dadakan dari Seruni. Beruntung Faya langsung bisa menguasai dirinya.
"Hiks.. hiks.." Seruni terisak dalam pelukan Faya.
"Ada apa lagi? Ayo masuk dulu." Faya menuntun Seruni untuk duduk di ruang tamu, namun Seruni menggeleng. Faya yang tahu maksud Seruni segera membawa Seruni masuk ke dalam kamarnya. Kalau sudah begitu artinya ada sesuatu yang sudah terjadi dengan Seruni. Begitulah kira-kira dugaan Faya, karena ia sudah paham betul dengan sahabatnya itu.
"Sebentar, aku ambilkan minum dulu." Faya segera meninggalkan Seruni setelah Seruni masuk ke dalam kamarnya.
Tak berselang lama, Faya sudah kembali lagi dengan membawa dua gelas minuman dan satu toples cemilan.
"Minum dulu, setelah itu baru cerita." Faya menyodorkan segelas sirup kepada Seruni. Seruni pun langsung meraih gelas tersebut dan langsung meneguk minumannya hingga tandas, kemudian meletakkan gelasnya ke atas meja.
"Sudah tenang?" Tanya Faya yang diangguki oleh Seruni. "Sekarang cerita!" Lanjut Faya kemudian mendudukkan dirinya di samping sahabatnya.
Seruni menghela nafas panjang sebelum mulai bercerita kepada Faya. "Kemarin saat aku pergi ke toilet, aku nggak sengaja lihat Rendy dan teman-temannya sedang berkumpul di lorong menuju toilet. Aku langsung sembunyi di balik tembok saat mendengar Rendy menyebut nama Sinta. Dan si Riko juga bilang begini, "Serius kita bisa gilir tu cewek?" Aku nggak tahu itu maksudnya apa? Tapi firasat ku mengatakan kalau mereka akan ngelakuin sesuatu ke Sinta. Setelah itu aku balik kanan sebelum mereka menyadari keberadaan ku. Aku pun nggak jadi ke toilet, tapi langsung balik ke kantin lagi nyamperin kalian." Panjang lebar Seruni menjelaskan.
"Owh, pantesan kemarin kamu lari-lari kayak dikejar setan." Faya menanggapi cerita Seruni.
"Memang kemarin aku belum sempat cerita sama kalian, karena Rendy keburu datang nyamperin kita di kantin. Kamu lihat sendiri kan, setelah Rendy membisikkan sesuatu ke telinga Sinta, mereka langsung cabut. Dan kelas juga keburu di mulai. Gimana aku bisa cerita coba?" Faya nampak manggut-manggut mendengarkan penjelasan Seruni. "Akhirnya kemarin sore pas kelas usai, aku kan bilang mau ke perpus dulu dan nggak mau pulang bareng kalian?"
"Ho'oh terus?"
"Sebenarnya aku tuh nggak ke perpus." Seruni menjeda sejenak ucapannya.
"Hah, emang ke mana?" Faya nampak penasaran.
"Entah mengapa kaki ku seolah ada yang menggerakkan seperti biasa tanpa sadar. Lalu aku menuju ke kelas Rendy, dan ternyata ia belum pulang. Rendy masih ngumpul di dalam kelas bersama teman-temannya yang kemarin ngumpul di dekat toilet. Aku dengar salah satu dari mereka ada yang nyebut club. Akhirnya aku pun memutuskan untuk membuntuti Rendy saat ia pulang. Namun saat di tengah perjalanan, tiba-tiba ban mobil ku kempes. Setelah beberapa saat, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan mobil ku. Dan keluarlah cowok yang membuat ku terkejut. Kamu tahu siapa cowok itu?" Faya hanya menggeleng saat mendapat pertanyaan dari sahabatnya.
"Siapa?" Tanya Faya tak sabar seraya mengguncang bahu Seruni. Rupanya Faya sangat penasaran dengan sosok makhluk yang keluar dari dalam mobil tersebut.
"Rendy!" Jawab Seruni tegas.
"Hah, Rendy? Kok bisa?" Faya terperanjat tak percaya. Seruni pun juga sempat tak percaya saat itu. "Bukannya Rendy ada jauh di depan? Kok bisa tiba-tiba berhenti di depan mobil kamu Run?" Tanya Faya kebingungan. Seruni pun sebenarnya juga kebingungan. Karena setahu Seruni, mobil Rendy ada beberapa puluh meter di depan mobilnya. Katakanlah Seruni membuntuti Rendy dengan jarak aman. Namun Entah mengapa saat ban mobilnya kempes, tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan mobilnya dan keluar lah Rendy dari dalam mobil tersebut. Terus mobil siapa yang sejak tadi dibuntuti oleh Seruni? Gak mungkin kan kalau Seruni salah orang? Atau Rendy menyadari kalau Seruni sedang membuntutinya, kemudian ia putar balik saat melihat mobil Seruni berhenti di pinggir jalan? Entahlah.....
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹🌹
"Terus-terus?" Faya semakin penasaran dan antusias dengan cerita Seruni. Padahal ia sudah sering mendengar cerita-cerita Seruni sebelumnya yang sudah bisa ditebak endingnya.
"Aku yang masih syok waktu itu sampai tak menyadari kalau Rendy udah ada di depan ku." Lanjut Seruni mengingat kejadian kemarin antara dirinya dan Rendy yang berakhir di atas ranjang.
"Kenapa Run?" Tanya Rendy saat sudah berada di depan Seruni.
"Kempes!" Jawab Seruni singkat.
"Mau bareng?" Rendy menawarkan tumpangan kepada Seruni. Namun Seruni malah celingak-celinguk mencari taksi yang tak kunjung lewat. Hingga Rendy pun mengulangi ucapannya kembali. "Mau bareng nggak?"
"Terus mobil ku gimana?" Seruni nampak ragu meninggalkan mobil kesayangan peninggalan papanya itu di tepi jalan.
"Gampang! Nanti biar diurus teman ku orang bengkel." Akhirnya Rendy pun menggandeng tangan Seruni, lalu membawanya masuk ke dalam mobilnya. Dan setelah itu Seruni tidak ingat apapun yang terjadi selanjutnya. Hingga pagi tadi ia baru tersadar saat Sinta, teman mereka memergokinya tidur bersama Rendy pacar Sinta di sebuah penginapan yang tak jauh dari area kampus mereka.
Faya nampak manggut-manggut setelah mendengar cerita Seruni. Bukan hal yang asing lagi bagi Faya kalau Seruni harus menerima hujatan serta tamparan, karena ini bukan yang pertama kalinya.
"Terus aku harus gimana Fa? Aku udah capek seperti ini terus, hiks.. hiks.. Aku lelah Fa! Semua cara udah aku coba, mendatangi orang pintar, Kyai, bahkan dukun sekalipun juga aku datengin agar aku bisa terbebas dari belenggu ini." Seruni terisak-isak. "Apa salah dan dosa ku Fa, hingga aku mengalami sebuah kutukan seperti ini? Aku juga ingin hidup normal kayak dulu. Aku nggak mau terus-terusan kayak gini. Benar kata mereka, aku layak disebut j@1@n9!"
"Hey, ngomong apa kamu Run? Mereka nggak tahu dengan apa yang kamu alami. Jangan salahkan dirimu sendiri karena ini bukan kehendak dan kemauan mu." Yah benar, Faya adalah saksi perjuangan Seruni untuk menghilangkan kutukan yang ada dalam dirinya. Segala daya upaya sudah dilakukan oleh Seruni, karena Faya sendirilah yang menemani Seruni untuk berobat. Seruni sengaja menyembunyikan keadaan dirinya dari mamanya, karena ia tak ingin membuat mamanya khawatir dan menanggung malu. Hanya Faya seorang lah tempatnya berkeluh kesah dan bisa memahami dirinya.
Dulu salah seorang pacar Faya yang sekarang sudah menjadi mantan, juga pernah ada yang tidur dengan Seruni. Faya pun dulu juga marah dan kecewa kepada Seruni. Namun saat ia melihat sendiri kebr3n9s3kan pacarnya itu, akhirnya ia pun mengerti dan percaya dengan Seruni. Faya justru malah berterima kasih kepada sahabatnya itu karena telah menyelamatkannya dari b@jin9@n kadal buntung tersebut. Namun di sisi lain Faya juga kasihan kepada Seruni yang harus menjadi sasaran k3b3j@t@n kekasihnya. Faya sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong sahabatnya itu, karena semua terjadi begitu saja tanpa bisa dikendalikan.
"Sekarang kamu istirahat dulu, udah sarapan belum?" Tanya Faya yang mendapat gelengan kepala dari Seruni. "Ayo sarapan dulu kalau begitu baru istirahat. Mama udah nyiapin sarapan dari tadi." Ajak Faya menarik tangan sahabatnya itu, namun sekali lagi Seruni menggeleng.
"Nanti saja, bilangin sama tante Gita aku mau istirahat dulu, capek!" Seruni merebahkan tubuhnya di atas ranjang Faya.
"Baiklah, aku keluar dulu." Faya kemudian berlalu keluar kamar meninggalkan sahabatnya seorang diri.
Seruni segera merogoh ponselnya yang ada di dalam tas untuk menghubungi mamanya. Dan pada dering pertama langsung diangkat oleh mamanya. Mungkin mamanya saat ini sedang khawatir karena ia yang dari kemarin tidak pulang dan lupa memberi kabar kepada mamanya.
"Hallo mah!"
"Sayang kamu di mana? Kenapa semalam nggak pulang?" Suara Mama Amara terdengar khawatir di ujung telepon.
"Hehe, Maaf ma! Semalam Aku nginap di rumah Faya. Kemarin pas mau pulang dari kampus ban mobil kempes, jadi aku tinggalin di kampus dan nebeng sama Faya. Maaf ya ma, Runi lupa kasih kabar ke Mama." Seruni berbicara seceria mungkin agar mamanya tak curiga dengannya.
"Sekarang dimana?"
"Masih di rumah Faya mah. Ini lagi siap-siap, habis ini mau sarapan kemudian berangkat kuliah." Jelas Seruni kepada mamanya.
"Owh, ya sudah hati-hati!"
"Siap mama ku sayang!" Seruni segera mengakhiri teleponnya kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Padahal tadi sebelum meninggalkan penginapan ia sudah membersihkan diri. Tapi entah mengapa ia merasa kalau banyak kotoran yang menempel di tubuhnya.
*****
*****
*****
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!