NovelToon NovelToon

Revenge

Penyamaran

Di jalan raya kota besar, tampak orang lalu lalang. Pada saat itu baru pukul delapan

pagi. Bukan hanya orang-orang yang bekerja dikantoran saja. Atau anak-anak

sekolah dan juga ibu-ibu yang berangkat kepasar. Ada juga orang-orang tuna

wisma juga mulai terlihat berkeliaran. Mereka ada yang duduk di pinggir jalan

sambil meminta sedekah. Ada juga pengamen jalanan. Mereka semua masih terlihat

berpakaian rapi walaupun tidak sebagus orang-orang kantoran atau mahasiswa.

Diantara tuna wisma itu ada seorang gadis berpakaian lusuh dengan borok di

beberapa bagian tubuhnya.

Ia berjalan menggunakan tongkat sambil memperhatikan orang-orang yang lewat di dekatnya.

Tetapi orang-orang itu justru menghindari gadis tersebut, mereka terlihat

sangat jijik terhadap gadis itu.

Gadis itu sudah sering kali tertangkap petugas, Tetapi dibebaskan karena para petugas

pun tidak sanggup melihat borok yang ada pada tubuhnya.

Gadis itu beroperasi dari pagi hingga sore. Lalu menghilang entah kemana.

Dan malam harinya ada gadis lain lagi yang terlihat sangat cantik dan menor dandanannya

serta pakaiannya terlihat sangat seksi sekali diantara gadis-gadis lainnya.

Gadis itu berbaur dengan gadis-gadis penjaja diri. Ia terlihat berada di

lobi-lobi hotel mewah.

Ternyata gadis yang berpura-pura menjadi gadis gelandangan dengan borok ditubuhnya

dengan gadis yang cantik nan seksi yang berada di lobi-lobi hotel adalah satu

orang.

Pandai sekali gadis itu berdandan. Ternyata dia adalah seorang gadis yang kini berusia

dua puluh satu tahun.

Ia berbuat demikian karena pada saat ia berusia tiga belas tahun dirinya di cekoki minuman

lalu di perkosa oleh tujuh lelaki dalam sebuah acara ulang tahun temannya di

sebuah hotel.

Dirinya ditinggal begitu saja di dalam sebuah kamar hotel tanpa sehelai kain yang

menutupi tubuhnya.

Merasa dirinya sudah kotor ia berniat untuk mengakhiri hidup. Pada saat ia hendak

mengakhiri hidup tiba-tiba matanya melihat sebuah ponsel. Kemudian ia pun

mengambil ponsel itu dan melihat isinya.

Ternyata isi ponsel itu adalah rekaman adengan perkosaan yang terjadi dengan dirinya.

Tampak wajah-wajah lelaki itu yang menikmati tubuhnya dengan leluasa tanpa

sedikitpun ia menolak atau memberikan perlawanan.

Ponsel itumasih ia bawa-bawa sampai kini.

Dalam hatinya berkata, “Suatu hari aku pasti akan menemukan kalian.”

Pada saat itu ia seperti biasa sedang berjalan menelusuri sebuah jalan. Tiba-tiba saja

kedua matanya melihat seseorang yang turun dari sebuah kendaraan mewah. Orang

itu turun dengan seorang anak tepat di depan pintu gerbang sebuah sekolah.

Sekolahan itu sekolahan internasional.

“Jam anak-anak masuk sekolah,” gumamnya perlahan. Dan langkahnya terus mendekati

orang yang baru turun dari kendaraan itu.

Si anak yang melihat wanita jelek  datang mendekatinya ia pun segera berkata dengan

ketus, “Wanita jelek, sana pergi! Jangan mendekat kemari.”

Ayahnya segera menoleh lalu tangannya dengan kecepatan yang lumayan tinggi segera di

masukkan ke dalam saku lalu di keluarkannya lagi sambil berseru, “Ambilah. Dan

jangan pernah mendekati kami lagi!”

Ternyata silelaki itu mengambil sejumlah uang dan diberikan kepada wanita jelek itu

dengan cara melemparkan uang tersebut tepat kearah wajah si wanita.

Wanitajelek itu pun berhasil menangkap uang tersebut dan memperhatikannya sejenak.

Katanyakemudian, “Untuk sebuah nyawa, Nilai segini tidaklah ada artinya sama sekali.”

Si lelaki itu pun tampak tersentak sejenak. Lalu ia berkata kepada anaknya, “Sebaiknya

kamu lekas masuk. Nanti kamu terlambat lagi.”

Sesudah memperhatikan anaknya berlari masuk dan menghilang dari pandangannya. Barulah

ia menoleh kearah si wanita jelek itu, “Saya tidak mengenalmu sama sekali. Dan

saya tidak mengerti maksud perkataanmu. Tapi jika kamu bermaksud hendak

menculik putraku, sama saja kau membunuh dirimu sendiri."

Wanita itu tertawa terkekeh-kekeh dengan suara serak. Dan suara seraknya itu membuat siapa

saja yang mendengarnya gendang telinga mereka akan terasa sakit.

Ia pun berkata dengan sengaja ketika ada beberapa orang yang lewat didekat mereka,

“Asal kamu tahu saja. Anak itu bukan anakmu kan.”

Selesai berkata demikian si wanita dengan wajah jelek itu berjalan perlahan melewati

lelaki itu, dan orang-orang yang lewat pun terkejut karena mereka mengenal

siapa orang itu, dan orang itu adalah salah satu dari tujuh orang terkenal di

negeri tersebut.

Pada saat si wanita itu melewatinya dengan kasar si pria itu menarik tangan wanita jelek

tersebut dan dengan nada sedikit mengancam ia pun berkata, “Sepertinya kau cari

mati denganku.”

Begitu selesai bicara si wanita jelek tersebut mengeluarkan tangannya dari saku baju.

Ternyata tangannya memegang sebuah ponsel. Lalu ponsel itu dinyalakan lagi.

Yang mana membuat lelaki itu semakin kesal dan serba salah. Karena si wanita jelek itu

telah merekam suara ancamannya dan di perdengarkan kepada yang lain.

Bukan itu saja, ternyata rekaman itu sudah tersiar ke mana-mana. Dalam waktu satu jam

saja, Rekaman suara dan gambar orang itu bersama dengan anaknya sudah di dengar

dan dilihat oleh hampir seluruh negeri.

Bersamaan dengan itu pula ponsel si lelaki berdering. Dan ternyata terdengar suara seorang

wanita dan wanita itu marah-marah, “Apa betul yang dikatakan wanita jelek itu

kepadamu! Kalau memang tidak betul kenapa kamu mengancamnya!”

Sebagai jawaban dari lelaki itu, ia segera memutuskan pembicaraan dengan wanita tersebut.

Begitu ponselnya ia matikan. Ponsel itu berdering lagi. Kali ini ia mengangkatnya dan

terdengar suara lelaki lain, “Kenapa kau sebodoh itu, dan kenapa tidak kau

berikan dia uang saja!”

Balas lelaki itu, “Aku sudah berikan dia lima juta cash. Tapi dia malah berkata,

“Untuk selembar nyawa tidak cukup dengan uang dengan jumlah segitu.”

Kemudian terdengar suara lelaki di seberang sana lagi, “Kalau begitu kau giring dia

ketempat biasa. dan tekan dia untuk meminta maaf. Coba dengan cara baik-baik.

Tapi kalau dia tidak mau juga. Seperti yang dia katakan tadi.”

Orang itu pun segera memutuskan pembicaraan.

Lelaki itu wajahnya terlihat berubah. Berubah menjadi baik.

“Bagaimana kalau kita bicarakan ini baik-baik,” katanya sambil tangannya membukakan pintu

yang berada di dekatnya. Dan tangannya pun di gerakan ke dalam kendaraan itu

agar si wanita jelek tersebut mau masuk ke dalam mobil.

Si wanita pun tersenyum dan berkata, “Kau tidak takut kalau mobilmu kotor?”

Si lelaki segera mengangkat bahunya.

Wanita itu mengambil selembar uang yang diberikan orang itu kepadanya. Lalu ia menulis

sesuatu di uang kertas tersebut kemudian di berikan kepada lelaki itu sambil

berkata, “Aku akan menunggumu di sana. Jika dalam waktu satu jam kau tidak

datang, jangan salahkan aku jika video ini semakin luas beredar.”

“Kau tidak bisa mengancamku wanita jelek!” ucap orang itu sambil menerima uang tersebut

dan segera membacanya.

“Kafe dijalan simpang lima. Jam sembilan tepat!”

Semua orang tahu tempat tersebut, karena tempat itu selalu dipenuhi dengan pengunjung.

Melihat tempat tersebut si lelaki tersenyum mengejek lalu tangannya membentuk pistol

dan diarahkan ke wanita jelek itu sambil berkata pelan, “Boom!”

Wanita itu segera membalasnya dengan cara yang sama. Malah ia menambahkan sambil menunjuk

kearah sekolahan.

Sesudah berbuat demikian ia pun bergegas pergi meninggalkan lelaki itu, yang ternyata

memang dia adalah salah satu dari ketujuh pria yang memperkosanya. Ia hafal

sekali cirri-cirinya dan terutama dari suaranya.

Pertemuan Yang Menegangkan

Ia pun selalu menggunakan aplikasi wajah. Yang mana kita bisa tahu dari usia muda ke

usia tua wajah orang-orang itu seperti apa. Memang sih tidak seratus persen

benar, tapi mendekatilah.

Jadi ketika tadi ia pertama kali melihat lelaki itu turun dari mobil memori otaknya bekerja

dan menyamakan seperti apa yang ia lihat dari aplikasi wajah. Dan ternyata

benar. Apa lagi setelah ia mendengar suara lelaki tersebut, si wanita itu

semakin yakin kalau lelaki yang di hadapannya adalah salah satu dari ketujuh

pria yang memperkosanya ketika ia berusia empat belas tahun.

Si wanita memang menjadi trauma. Di tambah lagi ia di usir dari rumah.

Pada saat ia sedang putus asa ia bertemu dengan seseorang guru yang pandai bela diri.

Selain itu ia pun di pertemuan dengan seseorang yang pandai menggunakan

berbagai senjata.

Tidak sampai di situ saja, ia pun rela membunuh seseorang dengan mengatakan kalau

wanita yang telah di perkosa tujuh lelaki beberapa tahun telah bunuh diri. Karena

cirri-ciri wanita yang ia bunuh hampir sama dengan dirinya.

Sambil berjalan pergi meninggalkan lelaki itu ia berkata dengan penuh kebencian,

“Akhirnya setelah hampir dua puluh tahun lamanya aku mencari.”

Ponselnya pun berdering.

Begitu ia hidupkan terdengar suara orang memaki-maki dirinya, “Kamu gila. Kalau mau mati,

kenapa tidak dari dulu saja.”

Si wanita berkata dengan nada pelan, “Maafkan saya guru. Tapi biarlah urusan saya menjadi

urusan saya. Saya tidak mau melibatkan guru dan teman guru sama sekali. Sudah

terlalu lama saya menunggu. Jadi saya tidak akan membuang-buang waktu lagi.”

Selesai berkata demikian ponselnya segera ia matikan. Ia tidak mau ada orang yang

membantunya. Ia akan lakukan itu sendirian.

Wanita itu berjalan cepat dan segera masuk ke sebuah stasiun kereta bawah tanah. Di situ

ia berlari-lari karena ia tahu ada beberapa orang yang mengejarnya.

Setelah merasa yakin para pengejarnya kehilangan jejak, ia pun segera masuk kesebuah

tempat penyimpanan alat-alat kamar mandi. Sesudah itu ia pun keluar lagi.

Kini ia sudah melepas semuanya dan tidak ada satu orang pun yang mengenalinya lagi.

Karena ia sudah berganti pakaian dengan pakaian seorang petugas kebersihan

kamar mandi. Wajahnya pun sudah tidak ada bekas borokan lagi.

Ketika rombongan para pengejar lewat di dekatnya, mereka semua tidak ada yang dapat mengenali

wanita itu lagi.

Terdengar salah satu dari para pengejar itu berkata, “Cepat sekali larinya. Seharusnya

masih ada di sini, tetapi kemana perginya!”

Sesudah berkata demikian rombongan itu pun pergi lagi dan kali ini tampaknya mereka

berpencar berusaha menemukan si wanita jelek yang tidak akan pernah mereka

jumpai lagi selamanya.

Wanita itu pun tampak tersenyum dan dengan santai meninggalkan tempat tersebut menuju ke

tempat yang telah ia tuliskan kepada salah satu musuhnya.

Wanita itu berjalan santai sampai ke depan stasiun. Pada saat ia tiba di depan stasiun ia

melihat seorang pemuda sedang duduk di atas sebuah motor besar. Ia pun bergegas

mendekati pemuda itu dan bertanya kepadanya, “Apakah kamu mau mengantar saya ke

kafe yang ada di jalan simpang lima.?”

Si pemuda itu terpana melihat kecantikan wanita itu, sehingga ketika wanita itu langsung

naik ke atas motor tersebut dan duduk di belakangnya. Si pemuda itu langsung

tancap gas.

Bersamaan dengan itu muncul seorang wanita berteriak-teriak memanggil si pemuda. Tetapi

si pemuda itu sepertinya tidak mendengar suara teriakan wanita yang terlihat

berlari-lari memanggil.

Bersama dengan tunggangan besinya. Mereka telah tiba di tempat tujuan

kurang dari dua puluh menit.

Si wanita itu turun dari kendaraan tersebut lalu berkata kepada si pemuda, “Terima kasih

atas tumpangannya.”

Ia pun segera masuk ke kafe tersebut, memang kafe itu terkenal dan di sukai oleh

banyak orang. Apa lagi untuk nongkrol berlama-lama. Tempatnya sangat strategis.

Kafe itu pun juga luas dan memiliki lima lantai. Kafe tersebut sudah buka dari pukul

delapan pagi. Dan tutup pukul sepuluh malam.

Ketika si wanita tiba di dalam kafe, baru pukul sembilan kurang lima belas pagi. Tapi

kafe itu sudah terlihat penuh.

Ia pun naik ke lantai dua, ternyata di lantai dua pun sudah agak penuh. Tapi masih ada

beberapa meja lagi.

Akhirnya si wanita memilih salah satu meja yang ada di lantai dua. Tapi begitu ia hendak

duduk ia berpikir, “Aku tidak boleh duduk di sini. Aku harus duduk di lantai

satu. Atau di lantai paling atas. Jika aku mau kabur, lebih leluasa.”

Pada saat itu ia melihat seseorang tamu yang juga hendak menarik kursi di tempat yang

akan ia duduk. Dengan cepat si wanita itu mempersilakan tamu itu untuk duduk.

Dan ia kembali ke bawah. Ke lantai satu.

ketika sudah tiba kembali di lantai satu matanya melihat sebuah meja yang baru saja di tinggalkan seorang pelanggan. Buru-buru wanita itu pun mengambil tempat itu, dan pelayan kafe pun segera

membersihkan meja tersebut sambil menanyakan apa yang hendak di pesan si wanita

itu.

Si wanita itu pun segera memesan sepotong roti dan segelas kopi panas.

Tempat duduk itu letaknya di pojok. Terhalang etalase roti dan kue-kue.

Dari luar orang tidak dapat melihat jelas posisi duduk si wanita itu, sedangkan dari

dalam. Dari tempat si wanita itu duduk ia dapat melihat dengan jelas

orang-orang yang berjalan di depan kafe tersebut.

****

Sementara itu orang yang menelopon si wanita adalah guru dari si wanita itu, dan setelah

pembicaraan itu di tutup oleh muridnya si guru pun berkata kepada temannya.

“Sepertinya kita harus menghubungi mereka lagi.”

Balas temannya, “Sudah lama sekali kita tidak melakukan ini, semoga saja teman-teman

yang lain masih mau bergerak bersama-sama.”

Ternyata kedua orang guru si wanita adalah mantan narapidana. Mereka berdua dulunya

adalah salah satu geng terkuat di kota itu, bahkan di Negara tersebut.

Selesai berkata demikian keduanya segera berangkat dengan mobil menuju sebuah bandara.

Dan keduanya sibuk menghubungi beberapa orang yang ternyata mereka semua adalah

anggota geng juga.

Belum ada lima menit sesudah memesan pesanan ponsel si wanita itu pun berdering. Si

wanita itu menerima ponsel yang masuk sambil kedua matanya memperhatikan

keadaan di depan kafe tersebut.

“Halo!” terdengar suara sapaan dari si lelaki. Suaranya terdengar terkekeh.

Si wanita agak terkejut dan beruntung ia dapat mengendalikan dirinya dan langsung

melakukan konfrontasi kepada orang itu dengan nada menyindir, “Anda baru tahu

nomor telepon saya saja sudah sombong.”

Ternyata ucapan si wanita tidak membuat si lelaki itu terpancing. Dan ia pun berkata

dengan nada sindiran pula kepada si wanita itu, “Lika! Apakah kau tidak takut

jika orang-orang yang berada di dalam kafe itu ternyata adalah orang-orangku?!”

Wanita tampaknya tidak perpancing. Ia terlihat tampak santai, tetapi semakin mawas

diri.

“Oh iya. Aku cukup terkejut. Kau sungguh cekatan. Aku sepertinya salah menilaimu. Tapi

kau jangan lupa, aku tahu sekolah anakmu. Jadi apakah kau juga tidak takut jika

saat ini anakmu tidak berada di sekolahnya?!”

Masalah Baru

Kini si lelaki itu terpancing emosinya. Dan suaranya terdengar memaki-maki, “Pelacur!

Dengar ya! Jika anakku kenapa-kenapa, aku akan mencincang-cincang tubuhmu dan

akan aku berikan kepada hewan peliharaanku!”

Si wanita terlihat tersenyum di bibirnya. Bersamaan dengan itu muncul si pelayan kafe

yang membawa pesanannya dan di letakan di atas meja dihadapan dirinya.

“Terima kasih.”

Bersamaan dengan itu si wanita mengambil nampan tersebut dan melemparkan isinya ke

hadapan si pelayan kafe. Karena ia melihat sekilas dari pantulan cahaya, kalau

di saku pelayan kafe itu terlihat gagang pistol.

Sesudah melempar isi nampan, si wanita itu pun bergegas mendorong meja yang ia duduki

hingga mengenai tubuh si pelayan tersebut dan ia pun segera bergegas lari

keluar sambil kedua tangnnya memegang pistol yang diarahkan ke kanan dan

kirinya. Lalu di tembakan ke kedua arah tersebut.

Peluru berhamburan keluar dari kedua pistolnya dan membuat orang-orang yang berada di

situ tidak siap. Mereka pun satu per satu mati seketika.

Darah berhamburan keluar dari tubuh korban yang terkena tembakan.

Pada saat ia berhasil keluar dari kafe tersebut, ternyata si pemuda yang membawa

kendaraan motor besar itu masih di situ, ia pun segera berkata, “Cepat!”

Tanpa ragu-ragu lagi si wanita yang bernama LIka itu langsung melompat keatas motor

tersebut dan si pemuda itu segera memacu cepat kendaraannya.

Orang-orang yang mati di dalam kafe itu ternyata tidak semua anak buah si lelaki yang

hendak membunuh si wanita, hanya ada empat orang saja anak buahnya. Sisanya

adalah orang biasa.

Melihat hal itu dan setelah mengetahui anaknya aman ia pun tersenyum dan berkata, “Mampus

kau. Kau akan berhubungan dengan polisi-polisi rakus itu.”

Salah seorang anak buahnya segera melapor, “Tuan besar! Wanita itu di bawa seseorang

naik motor gede pergi dari sini. Apakah kita harus mengejarnya?”

Si lelaki itu mengangkat tangannya sebagai jawaban, “Jangan dikejar.”

Ucapnya sambil membayangkan hal-hal yang akan terjadi ke depannya, “Biarkan saja

menjadi viral dengan sendirinya.”

Selesai berkata demikian orang itu masuk ke dalam mobil.

Betapa terkejutnya ia ketika ia membuka pintu mobilnya sendiri dan melihat ke dalam.

Ternyata di dalam telah ada seorang wanita duduk di situ dengan berpakaian

pengemis dan buruk rupa.

Ia menoleh keluar dan ke dalam mobilnya lagi. Ia seperti tidak percaya akan hal itu.

Pada saat itu si wanita pun berkata, “Masuklah!”

Dengan perlahan dan perasaan agak sedikit takut lelaki itu masuk ke mobilnya. Begitu

ia telah duduk, wanita jelek yang berada di sampingnya segera berkata,

“Tutuplah pintunya. Dan sekarang kita ke sekolahan menjemput anakmu. Bukannya

anakmu telah pulang sekolah dan menunggu untuk di jemput?”

“Apa maumu?!” kata si lelaki itu dengan ketus.

Si wanita itu tertawa pelan. Katanya lagi, “Seharusnya kamu tahu apa yang hendak aku

inginkan. Bukannya kamu bersama-sama dengan temanmu memiliki jaringan luas

peredaran barang haram itu, aku hanya ingin beberapa nama dari pembelimu itu

saja.”

Belum sempat si lelaki itu menjawab, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

“Angkatlah,” kata si wanita itu sambil matanya melihat-lihat kearah lain.

Si lelaki itu pun segera menerima panggilan masuk tersebut, dan pada saat itu juga

terdengar suara marah-marah dan nada mengancam, “Awas saja jika kau berani

memberitahukan nama-nama pembeli kita. Bukan saja anakmu terancam. Juga seluruh

keluargamu!”

Si lelaki itu terlihat serba salah. Karena jika ia tidak beritahukan nama-nama pembeli

itu, maka si wanita yang kini berada bersamanya yang akan membunuh anaknya.

Tapi jika ia memberitahukan nama-nama pembeli, maka organisasi yang telah

membesarkan keluarganyalah yang akan membunuh anak dan juga seluruh

keluarganya.

Pada saat si wanita itu agak meleng sedikit, si lelaki itu dengan kasar menendang tubuh

si wanita jelek itu agar terlempar keluar dari mobil tersebut, tubuh si wanita

itupun memang terlempar keluar dari mobil dan jatuh berguling-gulingan.

Membuat beberapa kendaraan yang melintas segera menghindar agar tidak melindas tubuh

wanita itu, yang mengakibatkan tabrakan beruntun. Dan salah satu mobil truk

besar pun juga terlihat oleh dan menubruk kendaraan mewah si lelaki itu. ‘

Beruntung ia dapat bergegas keluar dari kendaraannya sendiri. Tetapi sopir dan

pengawalnya tidak dapat keluar dari mobil tersebut, yang akhirnya keduanya mati

secara mengenaskan.

Lelaki itu sepertinya sudah tidak perduli dengan kedua anak buahnya dan juga si wanita. Ia

mempercepat langkahnya pergi dari tempat itu dan ketika ada sebuah taksi kosong

lewat di dekatnya ia pun segera memberhentikan taksi tersebut dan segera masuk untuk

menjemput anaknya.

Lika mencoba bangun tetapi ia merasa tidak kuat dan tubuhnya ambruk lagi.

Ucapnya dalam hati, “Aku tidak boleh mati sekarang!”

Pada saat ia hendak mencoba bangun lagi, ternyata ada sebuah tangan yang memegang

tangannya lalu menariknya keatas untuk bangkit berdiri.

Ternyata yang membantunya adalah si pemuda pemilik motor besar.

Lika pun segera membentaknya, “Untuk apa kamu disini!”

Si pemuda itu tersenyum. Senyumannya membuat hati wanita itu berdebar kencang.

“Aku kemari hanya untuk memastikan saja kalau kamu masih hidup. Ternyata memang masih

hidup. Tetapi tidak baik-baik saja!”

Lika pun menepis tangan pemuda itu dan ia membalikkan tubuhnya untuk segera meninggalkan

tempat itu dan juga si pemuda.

“Kamu sudah tahu aku masih hidup. Maka....”

Si wanita yang bernama Lika itu pun jatuh dan tak sadarkan diri sebelum menyelesaikan

ucapannya.

Di bebeberapa tempat tampak beberapa orang sedang mengambil foto antara si pemuda

itu dengan Lika. Tapi semuanya di lakukan secara diam-diam.

Si lelaki memperhatikan dari kejauhan dan ia pun mendengus. Lalu berjalan mendekati tubuh

wanita yang tak sadarkan diri itu, kemudian tubuh itu diangkatnya setelah itu

di bawa pergi dari sana dengan sebuah kendaraan mewah juga yang rupanya sudah

menunggu kedatangan mereka berdua.

Siapakah pemuda itu?

Ternyata dia adalah salah satu pemimpin gang mafia yang berhubungan dengan lelaki yang

telah dibuat marah oleh Lika.

Yang mengambil foto itu diantaranya ternyata salah satu anggota kelompok si lelaki

dan anak buahnya si lelaki itu.

Nama si lelaki itu adalah Johan. Anaknya diberi nama Johan II.

Semua itu terlihat dari ponsel kedua orang gurunya ketika mereka tiba di bandara.

“Siapa dia?!” tanya guru bela dirinya kepada temanya yang mengajar menggunakan

berbagai macam senjata.

Si guru itu memperhatikan gambar itu sambil mengernyitkan dahinya.

Tak lama kemudian terdengar suara, “Anak muda itu adalah ketua gang mafia macan putih.

Rumor yang beredar adalah dia mengambil kekuasan geng tersebut dengan membunuh

ayah dan kedua saudara kandungnya sendiri.”

“Kalau begitu, untuk sementara ini anak murid kita aman bersamanya.”

Terdengar suara lain dari orang yang lain pula, “Wah! Sepertinya Anda berdua tidak jadi

pensiun.”

Ketiga orang itu menoleh kearah suara yang baru datang.

Bersamaan dengan itu pula muncul empat orang lain lagi.

Kedua guru itu menyambut mereka semua yang baru datang.

Kata orang yang melatih Lika bela diri, “Terima kasih kalian mau datang kemari lagi.”

Kata seorang wanita. Dan ia pun satu-satunya wanita diantara mereka semua, “Sudah

lama kita tidak berolah raga. Tujuan kita kali ini siapa dan untuk apa?!”

Suaranya terdengar lembut tapi tegas. Blak-blakan.

“Ceritanya panjang. Nanti saja dalam perjalanan kan kita ceritakan kata guru Lika yang

mengajari menggunakan berbagai macam senjata.

****

Sementara itu si lelaki dengan taksinya sudah tiba di depan sekolah anaknya. Ia pun tidak

menyangka kalau organisasinya sudah lebih dahulu tiba di depan sekolahnya.

“Bram!” tegur orang yang sedang memberikan es krim kepada putra orang yang baru datang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!