Di sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota, terlihat seorang gadis cantik tengah mengemudikan mobilnya sambil memasang senyuman yang lebar di wajahnya. Hari ini benar benar menjadi hari yang paling membahagiakan di mana Alena Viantika Hermawan atau yang akrab di panggil Alena akan mengakhiri kisah LDR yang sudah terjalin selama 3 tahun dengan kekasihnya. Alena adalah putri kedua dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia yang menduduki peringkat ketiga, sedangkan untuk anak pertama keluarga Hermawan di beri nama Alex Wiliam Hermawan yang saat ini menempati posisi CEO menggantikan ayahnya meneruskan tombak kepemimpinan usaha yang telah di bangun secara turun temurun itu.
Di dalam mobil yang ia kendarai dengan kecepatan sedang itu, Alena mengemudikan mobilnya sambil bersenandung lagu kecil yang menambah suasana hatinya kian bahagia karena sekian lama menahan rindu bertemu dengan sang kekasih akhirnya kini dapat terobati juga. Suara senandung lagu yang terdengar dari mp3 yang ia putar dengan kencang menambah kesan tersendiri untuk gadis yang kini menginjak usia 25 tahun itu.
Bukan hanya kepulangan sang kekasih saja yang membuatnya sangat bahagia, melainkan hari pernikahan yang akan terjadi esok hari, menambah suasana berbunga di dalam hatinya.
"I am so happy..." teriaknya dengan raut wajah yang bahagia.
**
Bandara
Setelah memarkirkan mobilnya, Alena menggeser sedikit kaca spion dan mulai memperbaiki riasannya, di tambahnya lipstik berwarna peach di area bibirnya dengan lembut sambil sesekali merapikan rambutnya yang terlihat sedikit acak acakan. Entah mengapa Alena merasa pertemuannya kali ini harus benar benar perfect tanpa cacat ataupun kesalahan yang akan membuat kekasihnya ilfil kepadanya setelah sekian lama tidak bertemu.
"Begini lebih baik" ucap Alena dengan senyum yang mengembang.
Dengan gerakan yang ringan Alena mulai membuka pintu mobilnya dan turun dari sana dengan langkah kaki yang anggun.
Tak tak tak
Suara hells yang ia kenakan benar benar berbunyi dengan nyaring ketika beradu dengan lantai bandara, walau suasana kala itu tengah ramai ramainya. Dengan langkah kaki yang lebar Alena terus melangkahkan kakinya menuju ke area penjemputan, baru saja Alena sampai di area tersebut Alena yang melihat seorang pria dengan pakaian kasual dan juga koper di sebelahnya, lantas dengan spontan langsung berlarian seperti anak kecil menuju ke arah pria tersebut dengan raut wajah yang kegirangan.
Errando Aksa Valentino seorang pemuda tampan dengan manik mata berwarna biru langit, yang membuat siapa saja terpesona akan ketampanan serta manik mata yang teduh seperti air laut miliknya. Dengan langkah kaki yang bergegas Alena langsung berlarian ke arah Errando dan langsung memeluknya dari belakang dengan erat, membuat Errando lantas terkejut seketika di saat mendapat pelukan dengan tiba tiba itu.
Deg
Jantung Errando berpacu dengan kencang begitu mengetahui bahwa sosok yang memeluknya adalah Alena kekasihnya yang selama ini ia rindukan. Errando terdiam sepersekian detik di posisinya seakan seperti tengah menahan sebuah rasa yang bergejolak di dalam dirinya, sehingga membuat Alena yang merasa pelukannya tidak bersambut lantas langsung melepas tangannya secara perlahan kemudian bergeser ke arah depan dan menatap ke arah Errando dengan tatapan yang penasaran.
"Apa ada sesuatu Er? tumben kamu diam?" tanya Alena dengan tatapan yang menelisik menatap lebih dalam manik mata Errando yang kini nampak dingin dan tak tersentuh itu.
Satu detik...
Dua detik...
Hingga entah detik ke berapa, barulah ekspresi wajah Errando berubah dan menjadi lebih hangat, dengan gerakan yang perlahan Errando langsung mengusap rambut Alena dengan lembut kemudian mencubit dagu lancip Alena dengan pelan.
"Apa kamu merindukan ku?" tanya Errando kemudian dengan senyum yang manis, membuat Alena langsung cemberut seketika di saat mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Errando barusan.
Alena memasang wajah garang sambil memposisikan lengannya bersendekap dada, seakan menandakan ia tengah marah saat ini akan sikap Errando yang sangat aneh menurutnya, sedangkan Errando yang melihat tingkah ngambek Alena hanya tersenyum dengan tipis kemudian mengambil posisi menunduk agar bisa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Alena karena memang tinggi badan Alena yang lebih pendek beberapa centi darinya, yap mungkin perbedaannya berkisar pada belasan, di mana Errando dengan tinggi 180 centimeter sedangkan Alena 165 centimeter.
"Apa kamu tengah merajuk saat ini? baiklah jika begitu aku akan kembali saja ke Prancis dan kita batalkan pernikahan kita." ucap Errando dengan nada yang santai sambil menarik tubuhnya langsung memunggungi Alena.
Alena yang mendengar ucapan Errando barusan, tentu saja terkejut bukan main dan hanya bisa melongo tidak percaya akan perkataan Errando barusan, membuat Alena langsung dengan spontan melangkahkan kakinya ke arah depan dan menatap tajam ke arah Errando saat ini.
"Oh ya? coba saja kalau kau bisa!" ucap Alena dengan nada yang ketus, membuat Errando langsung tersenyum dengan manis ketika mendengar jawaban dari Alena barusan.
"Baiklah baiklah nona... aku kalah, apakah anda masih merajuk saat ini?" ucap Errando kemudian dengan nada yang menggoda.
"Tergantung" jawab Alena dengan cepat membuat Errando lagi lagi tersenyum.
"Bagaimana jika dengan hadiah? aku membawakan mu banyak sekali hadiah yang ku siapkan khusus untuk mu termasuk dengan ini." ucap Errando sambil membentuk jari tangannya seperti bentuk hati.
"Apaan itu?" tanya Alena dengan penasaran.
"Cinta ku" jawab Errando dengan senyum yang mengembang.
Mendengar ucapan Errando barusan membuat Alena terbang melayang entah ke mana, hingga kemudian membuat hatinya luluh dan pada akhirnya membuat keduanya berbaikan setelah itu melangkahkan kakinya sambil bergandengan tangan keluar dari bandara menuju ke area parkiran.
***
Di sebuah kantor tepatnya di ruangan CEO
Seorang pria berjas hitam formal terlihat melangkahkan kakinya memasuki ruangan CEO dengan langkah kaki yang bergegas, kemudian berhenti tepat di meja ruangan CEO di mana di sana tertulis nama Alex Wiliam Hermawan tepat di atas meja tersebut.
"Dia sudah kembali pak..." ucap sebuah suara yang lantas membuat Alex mendongak menatap ke arah sumber suara yang ternyata adalah Fatur asistennya.
Alex terdiam sejenak setelah mendengarkan ucapan Fatur barusan, sekelebat kenangan masa lalu mendadak melintas di benaknya ketika mendengar seseorang telah kembali ke negara ini tanpa ia inginkan kedatangannya sama sekali di sini. Helaan nafas nampak terdengar berhembus dari mulut Alex sambil memposisikan tubuhnya bersandar pada kursi kebesarannya, seakan seperti mencoba untuk memikirkan langkah apa yang akan ia ambil untuk menyelesaikan masalahnya kali ini.
"Apa menurut mu dia mengetahuinya?" tanya Alex dengan menatap lurus ke arah Fatur.
"Saya tidak tahu pastinya, hanya saja sepertinya kedatangannya kali ini seperti membawa sebuah rencana besar." ucap Fatur yang langsung membuat raut wajah Alex berubah seketika.
"Sialan"
Bersambung
Di dalam mobil yang di kendarai oleh Errando,
Alena yang memang sedang rindu rindunya dengan Errando tak ingin melepaskannya barang sedikitpun, meski Errando kini tengah sibuk menyetir namun Alena malah dengan santainya bersandar pada bahu Errando, membuat Errando hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan Alena yang random itu.
"Duduklah dengan tenang By.. biar aku bisa fokus menyetirnya." ucap Errando dengan nada yang lembut.
Mendengar ucapan Errando barusan membuat Alena lantas bangkit dari posisinya dan menatap Errando dengan wajah yang cemberut, membuat seulas senyum lantas terbit dari wajah Errando ketika melihat tingkah laku Alena yang manja itu.
"Ada apa lagi?" tanya Errando kemudian dengan pandangan yang masih fokus menatap ke arah jalanan meskipun ia tahu bahwa Alena tengah merajuk saat ini, namun Errando malah dengan santainya tetap fokus menatap jalanan.
"Apa kamu tidak merindukan ku By? mengapa kamu cuek sekali? biasanya kamu juga peluk cium peluk cium..." ucap Alena dengan nada yang merajuk.
Mendengar ucapan dari Alena barusan, membuat Errando lantas langsung menepikan mobilnya ke arah bahu jalan kemudian menatap wajah cantik Alena lekat lekat. Di pandanginya wajah kekasihnya itu dengan tatapan yang dalam tanpa mengatakan apapun, kemudian tersenyum namun dengan manik mata yang seperti tengah menahan sesuatu, membuat Alena langsung terdiam seketika. Alena yang melihat manik mata milik Errando sepersekian detik itu hanya terdiam sejenak seakan tertegun dengan pandangan Errando yang terlihat berubah kepadanya, entah mengapa Alena merasa ada yang berubah dengan Errando setelah sekian lama keduanya tidak bertemu.
"Sudahlah sebaiknya kita pulang saja ke rumah, aku benar benar lelah hari ini, bukankah besok kita akan menikah? jadi mari pulang dan bertemu esok hari, oke?" ucap Errando kemudian yang lantas membuat Alena tercengang ketika mendengarnya.
Alena bahkan sudah menanti nanti hari ini, namun Errando malah menyuruhnya untuk hemat tenaga, apa Errando pikir Alena adalah ponsel yang butuh untuk menghemat daya ketika berpergian? Okelah jika memang alasan Errando agar besok keduanya tidak kelelahan karena yang jelas akan ada banyak prosesi yang akan mereka jalani pada pernikahan keduanya esok hari, hanya saja.. tidak bisakah Errando meluangkan waktunya hanya untuk sekedar keluar makan atau apalah, setidaknya untuk mengurangi rasa kerinduan yang sudah di tahan Alena selama bertahun tahun lamanya.
Alena yang tidak tahu lagi harus mengatakan apa untuk menjawab ucapan Errando, hanya bisa diam dan kembali duduk di kursinya dengan tenang tanpa kembali membuka suara atau malah mengucapkan kata kata manja kepada Errando seperti sebelumnya. Sedangkan Errando yang melihat Alena tidak lagi berbicara hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang, kemudian kembali mengemudikan mobilnya menuju ke arah rumah Alena untuk mengantarkannya pulang.
Bukan Errando tidak tahu atau tidak peka akan Alena yang saat ini tengah ngambek padanya, hanya saja Errando ingin memberikan pelajaran kepada Alena agar bersikap lebih realistis dan memikirkan sekitarnya, bukan hanya mengikuti kemauannya saja tanpa memperdulikan sekitar seperti ini.
Pada akhirnya mobil yang di lajukan oleh Errando, lantas membelah jalanan ibu kota menuju ke arah perumahan di salah satu kawasan elit yang terletak di ibukota, dengan suasana yang hening tanpa pembicaraan ataupun candaan seperti dulu dulu ketika keduanya bertemu tepat sebelum kepergian Errando ke luar negeri.
**
Beberapa menit berkendara, Errando menghentikan laju mobilnya tepat di halaman perumahan Alena. Dibukanya sabuk pengaman yang melingkar di pinggangnya namun di hentikan oleh Alena yang hendak membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
"Tidak perlu turun dan memanggil Rama, bawa saja mobil ku... sampai bertemu di acara pernikahan kita besok." ucap Alena dengan raut wajah yang datar kemudian langsung menutup pintu mobilnya dengan rapat.
Errando yang melihat Alena pergi begitu saja, perlahan lahan menurunkan kaca jendela untuk melihat langkah kaki Alena yang kian menjauh dan tidak lagi terlihat ketika Alena mulai masuk ke dalam rumahnya. Helaan nafas lantas terdengar keluar dari mulut Errando begitu melihat punggung Alena yang kini sudah tidak lagi terlihat pada pandangannya.
"Sayangnya rasa cinta yang ada pada diri ku kalah dengan perasaan penuh dendam yang kini merubah ku menjadi begitu enggan dekat dengan mu, aku tahu ini bukanlah kesalahan mu tapi hanya dengan cara ini aku bisa membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh kakak ku!" ucap Errando pada diri sendiri kemudian berlalu pergi meninggalkan kediaman Alena dengan kecepatan yang tinggi kembali membelah jalanan ibu kota.
***
Disebuah tempat hiburan malam yang terkenal di daerah ibu kota, terlihat Errando tengah melangkahkan kakinya masuk ke dalam mencari seseorang yang lebih dahulu sampai di sana sebelumnya. Errando yang baru saja masuk lantas langsung mencari keberadaan seseorang yang ia kenal dan langsung kembali melangkahkan kakinya begitu melihat orang itu tengah duduk dengan santainya pada meja bar yang terletak paling ujung di sini dengan di temani dua wanita penghibur di kanan dan kirinya.
Seulas senyuman sinis lantas terbit dari wajah Errando, ketika ia sampai di sana dan malah di suguhi dengan aksi sahabatnya yang kini tengah asyik menikmati bibir ranum milik wanita penghibur tersebut.
"Cih... apakah pekerjaan mu setiap harinya hanya seperti ini?" ucap Errando dengan nada yang menyindir.
Mendengar suara yang tidak asing di pendengarannya Steven yang tengah sibuk mukbang bibir nan menggoda milik salah satu wanita penghibur di sana, lantas langsung menghentikan gerakannya dan dengan spontan menatap ke arah sumber suara karena tidak terlalu yakin suara tersebut berasal dari Errando sahabatnya.
"Ando!" pekik Steven ketika ia benar benar melihat sosok sahabatnya yang kini tengah berdiri dengan gaya sok keren di hadapannya.
"Hentikan... mengapa dari dulu panggilan mu itu sama sekali tidak berubah!" ucap Errando sambil dengan santainya mendudukkan bokongnya pada sofa dan memberikan kode kepada kedua wanita penghibur itu untuk pergi dari sini.
Sedangkan Steven yang mendengar ocehan dari Errando barusan, lantas langsung tersenyum dengan garing kemudian mendekatkan tubuhnya ke arah Errando sambil menatapnya dengan tatapan yang menelisik.
"Sudahlah... lupakan masalah nama panggilan mu yang mirip dengan brand sepatu di negara ini, tapi yang jelas... katakan padaku apa keperluan mu hingga datang mencari ku di tempat ini? aku tahu.. bermain di sini dengan mereka mereka bukanlah level mu bukan?" ucap Steven sambil mengerlingkan matanya seakan tahu bahwa kedatangan Errando kemari memiliki niatan terselubung.
"Kau selalu tahu tujuan ku tanpa perlu aku menjelaskannya terlebih dahulu, baiklah mumpung kau bertanya... berikan aku barang baru yang masih ori besok malam, apa kau bisa?" ucap Errando yang lantas membuat Steven langsung menatap dengan bingung ke arah Errando.
"Untuk apa?"
Bersambung
Di sebuah ruang tunggu di salah satu hotel ternama di ibu kota, terlihat Alena kini tengah duduk dengan begitu anggunnya sambil memakai gaun pengantin berwarna keemasan dengan payet mutiara yang melingkar cantik di bagian dadanya menambah kesan kemewahan yang terlihat jelas dalam detail gaun tersebut ketika di pakai langsung oleh Alena.
Alena tertunduk dengan raut wajah yang kemerahan, hari ini benar benar hari yang membahagiakan serta di tunggu tunggu oleh Alena setelah penantiannya selama bertahun tahu berhubungan jarak jauh dengan Errando. Alena dan juga Errando memang berencana menikah tepat setelah Errando berhasil mengembangkan bisnis orang tuanya di Perancis, jarak usia Errando dan juga Alena yang terpaut selisih 5 tahun, sama sekali tidak menyurutkan niatan Alena untuk menyetujui pernikahan antar rekan bisnis itu. Sayang sekali kematian kakak Errando satu tahun yang lalu membuat pernikahan keduanya harus tertunda, tidak hanya itu saja bahkan Alena dan juga Errando sempat putus komunikasi tepat setelah kematian kakak Errando satu tahun yang lalu.
Sudah berbagai cara Alena lakukan untuk menghubungi Errando atau bahkan menyusulnya hingga ke negeri seberang, namun sayangnya Alena tidak bisa menemukan keberadaan Errando di manapun juga, yang pada akhirnya memaksanya untuk kembali pulang ke tanah air tanpa memperoleh hasil apapun dan berakhir dengan sia sia. Satu tahun Alena menjalani kehidupan tanpa kabar maupun telpon dari Errando, hingga satu bulan yang lalu sebuah telpon dengan nomor asing mendadak masuk ke dalam ponselnya yang tanpa di duga duga ternyata itu adalah Errando.
Bagai mendapat oase di gurun sahara, telpon Errando yang tiba tiba itu? lantas mengantarkannya pada pelaminan. Setelah hilang tanpa kabar selama setahun lamanya Errando tiba tiba saja mengajak menikah Alena, Alena yang tidak curiga ataupun berburuk sangka lantas dengan spontan mengiyakan ajakan Errando untuk menikah.
Di ruangan dengan hiasan yang begitu cantik tersebut, Alena terdengar menghela nafasnya dengan panjang sambil menatap kosong ke arah buket bunga cantik yang kini sedang ia pegang. Pikirannya kini bahkan melayang jauh membayangkan setiap kenangan yang ia lalui bersama dengan Errando selama ini, entah mengapa setelah kepulangannya kemarin Alena merasa Errando begitu berubah banyak, termasuk sikapnya yang dulu sangat hangat dan ceria kini perlahan berubah menjadi dingin, walau tidak sepenuhnya berubah namun entah mengapa Alena merasa ada yang aneh dengan sikap Errando padanya, seakan terasa seperti ada kecanggungan yang di sertai dengan perasaan membara namun tertahan dan tidak bisa Errando keluarkan ketika manik mata keduanya bertemu.
"Mungkin hanya perasaan ku saja... ya hanya perasaan ku..." ucap Alena dengan tersenyum seakan mencoba untuk menghibur dirinya sendiri.
Ketika Alena tengah sibuk berkutat dengan pemikirannya sendiri, sebuah suara pintu yang terbuka dengan perlahan lantas membuyarkan semua lamunan Alena dan dengan spontan langsung menatap ke arah sumber suara begitu pintu mulai terbuka dengan lebar.
"Mempelai wanita di persilahkan memasuki altar." ucap seorang pria berjas hitam yang terlihat menjembul dari pintu dan menatap ke arah Alena saat ini.
Alena yang mengerti akan seruan itu langsung bangkit dari posisinya sambil menghembuskan nafasnya perlahan dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruang tunggu tersebut.
Langkah demi langkah Alena ambil dan berhenti tepat di sebuah pintu ballroom hotel yang perlahan lahan mulai terbuka dan menampilkan berbagai hiasan juga pernak pernik di dalamnya, yang terlihat begitu indah dan gemerlapan ketika terkena sorot cahaya lampu yang terang. Dengan diiringi tepuk tangan tamu undangan yang datang hari itu, Alena mulai melangkahkan kakinya secara perlahan memasuki area ballroom hotel tersebut menuju altar pernikahan dengan langkah kaki yang mantap.
Seulas senyum tak henti hentinya terbit dari wajah Alena ketika ia terus melangkahkan kakinya semakin masuk ke dalam, hanya saja ketika manik mata miliknya dan juga manik mata Errando bertemu, sebuah gurat penuh kekecewaan dan juga penyesalan yang bercampur menjadi satu mendadak terlihat pada manik mata berwarna biru laut itu.
Alena yang seharusnya melihat manik mata berbinar di hari pernikahannya, malah tanpa sengaja mendapat pemandangan yang lain hingga pada detik berikutnya Errando yang sadar Alena menatap ke arahnya, lantas langsung memutus tatapan keduanya yang membuat Alena tertegun seketika.
"Apakah hanya aku saja yang merasa ada yang berbeda dengan Errando?" ucap Alena dalam hati.
**
Setelah prosesi tukar cincin selesai, kini saatnya acara beramah tamah sekaligus bersua foto dengan kedua mempelai. Satu persatu tamu undangan nampak mulai naik ke panggung dekorasi untuk sekedar bersalaman ataupun bersua foto dengan kedua mempelai. Alena yang kini berdiri di sebelah Errando yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya nampak tertegun sejenak, pikiran Alena kini bahkan melayang membayangkan segala hal dan menyatukannya menjadi satu kepingan utuh di mana ia dengan yakin bahwa Errando benar benar sikapnya telah berubah kepada Alena, namun jika perubahan ini terjadi karena Errando tidak mencintainya lagi, lalu untuk apa Errando mengajaknya menikah setelah menghilang satu tahun lebih lamanya, bukan hanya itu yang menjadi pertanyaan Alena saat ini melainkan hal bodoh apa yang membuatnya menerima pinangan Errando padahal Alena jelas jelas tahu bahwa hubungan keduanya sudah hiatus selama satu tahun lamanya, tidakkah Alena gila? mempertahankan cinta lamanya walau mungkin itu sudah tidak lagi sama.
"Perhatikan ekspresi wajah mu, beberapa orang sedang melihat ke arah kita dengan tatapan yang aneh." ucap Errando dengan nada yang dingin membuat lamunan Alena buyar seketika dan berganti dengan tatapan kebingungan.
Errando yang tidak mendengar jawaban apapun dari Alena, lantas dengan spontan menoleh ke arah Alena dan menatap wajah Alena dengan raut wajah yang penasaran.
"Apa kau tidak mendengarkan ucapan ku barusan?" ucap Errando lagi yang lantas membuat Alena terbangun dari ekspetasinya yang terlalu tinggi.
"Iya.. iya aku mengerti, tidak perlu sampai seperti itu!" ucap Alena dengan nada yang menyindir namun sama sekali tidak mempan kepada Errando yang mulai menunjukkan sikap dinginnya kepada Alena.
Setelah perdebatan kecil itu kedua mempelai menyalami satu persatu tamu undangan yang datang malam itu, hingga setelah beberapa tamu undangan bersalaman seseorang yang tidak asing di ingatannya nampak melangkahkan kakinya naik dan bersalaman dengan Alena dan juga Errando kemudian membisikkan sesuatu kepada Errando yang membuat Alena mengerutkan keningnya dengan bingung akan arah pembicaraan keduanya itu.
"Aku sudah membawa barang baru yang kau minta? apa kau yakin aku harus mengirimnya malam ini ke rumah mu? bukankah malam ini adalah malam pertama untuk mu dan juga Alena?" ucap pria tersebut.
"Lakukan sesuai kesepakatan kita." ucap Errando dengan singkat.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!