NovelToon NovelToon

Accidentally Got Into The Novel

Transmigrasi

"Anna, ayo kesini!" teriak gadis cantik yang mengenakan pakaian renang berwarna biru muda. Bajunya basah kuyup yang membuat ia menonjolkan lekuk tubuhnya. Tak di hiraukan oleh Anna, Bella memercikkan air ke tubuh Anna berulang ulang kali, berharap sahabatnya itu ikut turun berenang bersamanya.

"......." Anna tidak menanggapi perkataan Bella. Gadis cantik itu masih saja asyik dengan novelnya yang baru saja di gelutinya belum lama ini.

"Annaaa...." ujar Bella sekali lagi. "Cepat turun! Buat apa kita check in di hotel kalau hanya buat baca novel disini, mendingan kita pulang aja. Buang buang uang saja kamu." kata Bella sebal.

"Bentar.." ujar Anna santai.

Kesal dengan respon sahabatnya, Bella memutuskan untuk berenang lagi. Entah apa yang merasuki Anna belakangan ini, kenapa novel klise seperti itu tidak juga lepas dari tangannya. Jangan kan dulu membacanya, meliriknya pun Anna tidak pernah.

Apakah karena tokoh dalam novel itu memiliki nama yang sama dengannya? Entahlah, Bella juga tidak tau apa yang di pikirkan Anna. Perempuan bernama Anna itu memang lain daripada yang lain, pikirnya.

"Ini benar benar tidak masuk akal. Kenapa seperti alam semesta berpihak pada pameran utama wanita. Jelas jelas dia yang salah, kenapa semua orang tidak melihatnya?" kata Anna kesal.

"Tentu saja semuanya berpihak pada pameran utama wanita, karena dia tokoh utama novel itu. Kalau kamu tokoh utama novelnya, semua orang juga pasti berpihak sama kamu." balas Bella.

"Tapi ini kan tentu saja tidak bisa diterima. Sudah banyak celah dari perkataannya, kenapa semua orang tidak memperhatikannya?" sanggah Anna tidak terima.

"Novel ini terlalu klise dan penulis terlalu berpusat pada pameran utama wanita." kata Anna marah.

"Kenapa kamu marah? Wajar saja penulis memusatkan ceritanya kepada pameran utama wanita." balas Bella sambil mengangkat bahunya pertanda ia tidak peduli.

"Bellaaa.." teriak Anna kesal.

"Iya, kenapa?" jawab Bella sambil mempelototi Anna.

Bella mempunyai darah keturunan barat yang membuat ia mempunyai kelopak mata ganda dan bola mata yang tergolong cukup besar di atas orang rata-rata. Di tambah dengan matanya melotot seperti itu membuat tampilannya menjadi seram di mata Anna dan seketika membuat nyali Anna menciut.

Lain halnya dengan Bella, Anna memiliki mata berbentuk almond yang membuat matanya lebih kecil di banding Bella. Jika tersenyum matanya akan melengkung menjadi bulan sabit bak anime Jepang. Jika Bella di gambarkan sebagai Dewi Yunani, maka Anna adalah sebaliknya.

"Tidak apa-apa." balas Anna sambil tersenyum paksa.

Tiba tiba saja kaki Anna di tarik dari dalam air. Terlambat Anna tidak bisa berpegangan pada tepi kolam. Dia berteriak kaget dan tubuhnya tenggelam ke dasar kolam.

Melihat Anna jatuh ke dalam air, Bella tertawa jahat. Sudah dari tadi ia ingin mengerjai Anna karena dari tadi Anna terus saja mengabaikannya.

Tetapi sudah tiga menit berlalu, Anna tidak juga muncul di permukaan. Raut wajah Bella berubah dan ia menjadi khawatir.

"Anna, ini sama sekali tidak lucu. Cepat keluar sekarang juga!" teriak Bella gugup. Dengan cemas ia melihat air di depannya berharap menjadi beriak, tapi tetap saja tenang tanpa tanda-tanda apapun.

"Anna.." ujar Bella lagi. Kini Bella sudah mulai panik dan ia memutuskan untuk menyelam menemukan Anna. Kolam renang yang mereka gunakan, tergolong cukup luas dari rata rata kolam renang biasa dan kedalaman airnya sudah mencapai dua setengah meter. Walaupun Anna cukup pandai berenang, ia tetap khawatir jika terjadi apa apa dengan Anna.

"Bel.." ujar suara dari balik punggungnya. Bella membalikkan badannya lalu ia melihat Anna dengan tampang polosnya sambil tertawa kecil.

Marah, Bella hampir memiliki keinginan untuk mencekik Anna sekarang juga. Bagaimana ia selalu tertipu oleh lelucon Anna kapanpun dan dimanapun. Jika dipikirkan orang jahil seperti Anna tidak akan terjadi apa-apa padanya karena dia cukup kuat dari gadis biasa.

"Maaf." ujar Anna lemah ketika melihat raut wajah dingin Bella.

Bella membuang muka dan ia mulai berenang ke tepi kolam. Ia berpikir harus menunjukkan sikap tegas kepada Anna kali ini, supaya ia tidak akan mengulanginya lagi. Jika dipikirkan selama ini, ia selalu bersikap lunak pada Anna dan membuat kelakuannya bertambah parah. Karena Anna sudah tidak mempunyai orangtua lagi, oleh sebab itu ia selalu merasa kasihan padanya. Jika Anna membuat kesalahan ia akan selalu luluh dengan perkataannya

Persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama dan selama ini ia juga sudah menganggap Anna sebagai keluarganya. Ia tidak bisa membayangkan jika suatu hari terjadi apa apa dengan Anna, ia akan sangat patah hati.

"Bella.." panggil Anna.

"...." Bella tetap mengacuhkannya. Dia mengambil handuk di kursi lalu memakainya.

"Bella, aku benar benar minta maaf. Besok aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji." ujar Anna mengiba. Anna menyatukan tangannya di depan dada berharap Bella bisa memaafkannya.

Bella tidak menanggapinya. Ia melangkah pergi meninggalkan Anna yang masih berada di dalam air. Ia hanya ingin segera pergi supaya ia tidak akan luluh lagi oleh raut wajah sedih Anna.

Melihat Bella meninggalkannya, tak dipungkiri Anna berkecil hati. Sepertinya Bella sungguh marah besar padanya kali ini, karena ia sudah memohon padanya berulang ulang kali, tetapi tetap saja Bella mengabaikannya.

Anna sibuk dengan kesedihannya, sampai ia tak menyadari buku yang berada di bawahnya mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Kaget, Anna melihat pantulan air didepannya yang bersinar karena cahaya. Dengan rasa ingin tahu Anna menjulurkan tangannya ke bawah untuk melihat sumber cahaya itu. Tiba tiba saja ada sesuatu yang menarik tangannya dari bawah. Terlambat, Anna tidak punya waktu untuk bereaksi dan seluruh tubuhnya tersedot ke dalam sana. Buku itu menutup dan cahaya itu menghilang dengan sendirinya, lalu semuanya kembali seperti sedia kala.

***

Kabut tebal menyelimuti kastil yang terletak di pinggiran hutan itu. Malam kian mencekam yang menambah kesan horor pada suasana tersebut. Bau darah mulai tercium di udara yang membuktikan ritual itu sukses.

Disana, terlihat ada sebuah altar yang sangat tinggi dan ada beberapa orang yang mengenakan jubah berwarna hitam sedang membungkuk kepada orang yang tengah duduk di atas kursi yang sangat mewah. Mereka menundukkan pandangannya tidak berani melihat orang yang sedang duduk di hadapannya. Entah mereka menghormatinya atau karena mereka takut padanya, tidak ada yang mengetahuinya.

"Nona, ini adalah persembahan warga desa untuk tahun ini." ujarnya sambil membawa seorang anak laki laki berumur sekitar dua belas tahun.

Orang yang dipanggil dengan sebutan nona itu masih saja memejamkan matanya seakan tidak peduli dengan perkataan bawahannya. Terbiasa dengan sikap tuannya yang seperti ini, pria yang mengenakan jubah hitam itu tetap berlutut tanpa kehilangan kesabaran sedikitpun.

Disisi lain, Anna membuka matanya dengan kaget. Dia memperhatikan sekelilingnya dan terkejut menemukan tempat ia berada. Apa yang terjadi? Seingatnya ia tersedot oleh sesuatu dan tiba tiba saja kegelapan mulai menyelimutinya. Ia berpikir dirinya akan mati, tapi ia malah terlempar ke tempat seperti ini.

Bagaimana dengan tubuhnya di dunia asalnya? Bella pasti akan panik ketika menemukan ia menghilang secara tiba-tiba.

Kastil

Disisi lain, Anna membuka matanya dengan kaget. Dia memperhatikan sekelilingnya dan terkejut menemukan tempat ia berada. Apa yang terjadi? Seingatnya ia tersedot oleh sesuatu dan tiba tiba saja kegelapan mulai menyelimutinya. Ia berpikir dirinya akan mati, tapi ia malah terlempar ke tempat seperti ini. Bagaimana dengan tubuhnya di dunia asalnya? Bella pasti akan panik ketika menemukan ia menghilang secara tiba-tiba.

****

Anna mencoba berdiri tetapi ternyata ia menemukan tubuhnya tidak bertenaga sama sekali. Alhasil, Anna dengan pasrah hanya bisa duduk kembali. Ia melihat dirinya mengenakan jubah berwarna hitam dan tudung hitam menyelimuti sebagian wajahnya. "Pakaian apa ini?" sahut Anna jijik.

Anna melihat tangannya yang sangat kurus dan kulit tangannya yang berwarna putih pucat. Baru ia menyadari ini bukan tubuhnya sama sekali. Anna tersentak heran dan rasa panik mulai melandanya. Tapi itu dengan cepat berlalu, karena ia adalah orang yang dengan cepat beradaptasi.

Anna melihat orang dihadapannya mengenakan jubah berwarna hitam persis seperti dirinya sedang berlutut ke arahnya. Di sebelahnya ada juga seorang anak laki laki yang ikut mengikuti.

"Apa?" ujar Ana pelan. Sebisa mungkin ia membuat dirinya setenang mungkin supaya tidak ada yang mencurigainya.

Mendengar perkataan tuannya ia dengan hormat menjawab "Tuan, ini adalah persembahan dari warga desa tahun ini. Kami sudah memeriksanya dan ternyata benar ia merupakan anak yang terpilih." ujar lelaki berjubah hitam itu sekali lagi.

"Per..persembahan." gumam Anna gagap. Ia tidak mendengar perkataan orang di depannya lagi. Telinganya berdengung karena kata persembahan. Ia merasa mungkin telinganya salah dengar. Tidak mungkin kejadiannya seperti yang di tayangkan di drama-drama itu bukan. Adakah orang yang berbaik hati menjelaskan apa yang terjadi disini? batin Anna melolong.

"Letakkan ia di kamar saya." balas Anna dingin.

"Baik, nona." jawabnya hormat. Setelah itu ia pergi membawa anak laki-laki itu dari hadapan Anna.

Anna menghela nafas lega. Untung saja orang di depannya tidak mencurigainya. Ternyata ada gunanya juga ia menonton drama di kehidupannya dulu, kalau tidak ia pasti akan kelimpungan mencari jalan keluar. Yang benar saja aktingnya tadi hampir mendekati sempurna. Ia hampir merasa kalau dirinya adalah ratu yang dingin dan kejam.

Kenapa ia tidak menyadari kalau sebenarnya ia berbakat dalam akting. Sia sia saja ia mengambil jurusan bisnis di kehidupannya dulu, itu bahkan tidak berguna disini. Kalau saja ia tau akan terdampar di tempat seperti ini, ia pasti akan mengambil jurusan akting.

Suasana kembali sunyi, bahkan suara jangkrik pun tidak terdengar di telinga Anna. Tempat ini benar benar seram, pikirnya. Seumur hidup ini pertama kalinya ia menemukan tempat seseram ini. Bahkan rumah hantu pak Khoi yang terkenal angker di lingkungannya bisa menandingi tempat ini. Bulu kuduk Anna merinding ketika memikirkannya.

"Apa yang harus ia lakukan sekarang?" batin Ana bingung. Tadi ia mendengar lelaki berjubah hitam itu sudah membuktikan anak itu merupakan anak yang terpilih, yang berarti menandakan acara ini sudah selesai. Kalau begitu ia hanya bisa membubarkan tempat ini dan kembali ke rumah pemilik tubuh ini, pikir Anna gembira.

Anna lalu berdiri dari kursinya dan menemukan kekuatannya sudah kembali. Dengan pelan ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Tunggu, tadi ia melihat lelaki berjubah hitam itu berlari dengan sangat cepat. Berarti ia juga bisa melakukannya, karena menurutnya pemilik tubuh ini juga mempunyai kekuatan yang sangat kuat.

Tapi yang menjadi masalahnya dimana rumah pemilik tubuh ini. Ia tidak bisa bertanya kepada siapapun, karena takut jati dirinya akan terbongkar. Lagipula ia tidak melihat adanya pelayan pribadi ataupun orang kepercayaan disampingnya yang membuat ia tidak bisa leluasa bertanya.

Anna melihat ke belakangnya lagi, ternyata sekelompok orang berjubah hitam itu masih saja berdiri di tempatnya dengan kepala menunduk. Bagaimana ia bisa mengikuti salah satu bawahan pemilik asli, kalau belum ada yang beranjak meninggalkan tempat ini.

"Tunggu, itu kastil bukan?" gumam Anna kaget, ketika melihat bangunan yang sangat besar. Menaranya menjulang tinggi ke atas langit, tetapi sayangnya dinding kastil itu diselimuti oleh tanaman liar, yang membuat kesan kastil itu menyeramkan. Di tambah ini sudah sangat larut malam yang mendukung suasana horor tersebut. Tetapi bangunannya tergolong cukup indah, walaupun tertutup kabut yang mengelilinginya.

Tepat pada waktunya, Anna melihat lelaki yang membawa anak laki-laki tadi keluar dari pintu kastil.

"Jangan bilang pemilik asli tinggal di kastil itu."

Anna membeku di tempatnya tatkala menghadapi kenyataan yang mengejutkan itu. Matanya membelalak, mulutnya terbuka lebar yang tidak sesuai dengan raut wajah pemilik asli yang dulunya dingin. Untung saja dia segera menormalkan ekspresinya kembali, ketika melihat bawahan pemilik asli sudah kembali. Ia segera menegakkan tubuhnya dan meletakkan tangannya di belakang punggungnya bak presiden yang mendominasi.

"Bubarkan tempat ini!" ujar Anna dingin.

"Baik, nona."

Setelah mengatakan itu, Anna lalu bergegas menuju kastil itu secepat mungkin. Langkah kakinya cepat, di tambah pemilik tubuh ini juga mempunyai kekuatan yang luar biasa yang membuat ia bisa menghilang dari tempat itu dalam dalam semenit. Entah pemilik tubuh ini makhluk apa, tapi ia yakin pemilik asli bukan manusia. Tidak ada manusia yang berlari secepat ini dan ia juga merasakan penglihatannya berkali kali lipat lebih tajam dari manusia biasa.

Ia berpikir harus pergi meninggalkan tempat ini secepat mungkin supaya ia bisa berpikir jernih. Berada di lingkungan ini malah membuat ia semakin tercekik.

Anna mendorong pagar kastil itu dengan pelan. Bunyi suara besi berkarat bergema ketika Anna membukanya. Ia lalu memberanikan diri melangkah masuk dan ternyata ia tercengang ketika melihat apa yang ada di dalam kastil. Tidak seperti di luar yang tampilannya sangat suram, malahan di dalam kastil ruangannya terang benderang. Lampu lampu kristal bergelantungan di setiap sudut, semua perabotannya sangat mewah dan sangat memanjakan mata. Belum lagi, Anna dulunya adalah orang yang kurang mampu. Melihat hal ini, benar benar merobek jiwa kemiskinannya.

Anna berteriak dalam hati, pemilik tubuh ini benar benar tau menikmati hidup. Bahkan orang terkaya di kehidupannya dulu tidak memiliki rumah semewah ini. Beruntunglah Anna, karena ia sudah menempati tubuh pemilik asli, yang berarti ia akan mewarisi semua kekayaannya. Memikirkannya saja membuat Anna tertawa terbahak bahak. Ia tidak perlu bekerja lagi dan uangnya pasti cukup menanggung biaya hidupnya sampai tujuh turunan.

Membayangkan hidupnya akan seperti ikan asin nantinya, membuat Anna tersenyum sangat lebar. Tidak sampai pipinya sakit, Anna menormalkan ekspresinya kembali. Tapi jika diperhatikan dengan seksama masih ada senyum di bibirnya.

Pindah Ke Dalam Novel

"Nona, bak mandi anda sudah siap." ujar maid yang tiba tiba saja muncul di hadapan Anna. Anna cukup terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba, tapi sebisa mungkin ia tidak memperlihatkannya.

Badan maid itu membungkuk sembilan puluh derajat menghadap Anna. Ia mengenakan seragam pelayan berwarna hitam putih dan wajahnya pucat seperti mayat. Bibirnya berwarna merah darah dan rambutnya sehitam malam.

Anna menganggukkan kepalanya. Ia cukup tercengang dengan perawakan maid di depannya. Bibir yang mungil, hidungnya yang mancung tapi kecil, wajahnya berbentuk V dan hanya seukuran telapak tangan orang dewasa. Jika ia hidup di kehidupannya dulu, mungkin ia bisa menjadi selebriti atau semacamnya. Jiwa bisnis Anna meronta ronta dari dalam tubuhnya berteriak memanfaatkan kecantikan kecil di depannya ini.

"Nona, manusia tadi terus menangis dengan keras, jadi saya hanya bisa membungkamnya. Mohon nona memaafkan saya." ujar maid yang kerap disapa dengan Olive itu. Kebetulan ia juga merupakan pelayan terdekat pemilik asli karena ialah yang menyiapkan segala kebutuhan pribadi pemilik asli.

Anna menganggukkan kepalanya tidak peduli apa metode maid di depannya untuk mendiamkan anak laki laki tadi. Lagipula ia tidak percaya gadis manis didepannya melakukan hal aneh.

Benar saja, ia baru teringat dengan anak laki laki tadi. Dengan cepat, Anna bergegas menuju ke arah tangga. Entah kenapa ia merasakan tubuh ini mempunyai kedekatan alami dengan lantai dua.

Sesampainya di kamarnya, Anna terkejut dengan apa yang dilihatnya. Pemuda berusia dua belas tahun itu sekarang sedang meringkuk di sudut dan di depannya ada beruang berwarna coklat setinggi orang dewasa. Kakinya di rantai ke pilar belakangnya, tapi sayangnya beruang itu buta. Jadi ia tidak bisa melihat bahwa ada manusia di depannya.

Air mata terus keluar dari manik manik mata anak laki laki itu, tapi sebisa mungkin ia meredam suaranya supaya tidak terdengar oleh beruang dihadapannya. Benar benar pemandangan yang menyayat hati.

Apakah ini yang dimaksud maid tadi tentang membungkamnya? Ini benar benar memperluas pandangan Anna tentang dunia ini. Caranya memang tergolong cukup unik. Anna bisa merasakan badannya menggigil ketakutan.

Ternyata benar pepatah mengatakan, kita tidak bisa menilai orang dari sampulnya. Ia pikir gadis tadi kelinci kecil yang lucu ternyata serigala hitam yang kejam.

Anna melangkah dengan pelan menuju anak laki laki itu. Ia membujuknya supaya ikut bersamanya. Mungkin karena sudah terlalu putus asa, ia langsung menurut ketika diajak oleh orang Anna, walaupun Anna orang asing baginya.

"Apakah kamu baik baik saja?" ujar Anna khawatir.

Ia hanya menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan Anna, tapi tubuhnya mengkhianati perkataannya. Badannya masih saja gemetaran, air matanya tak kunjung menunjukkan tanda tanda berhenti.

Melihatnya seperti ini membuat Anna merasa bersalah, karena secara tidak langsung ialah yang membuat anak ini menjadi seperti ini. "Tidak apa apa sekarang." hibur Anna seraya memeluk anak laki-laki itu dengan lembut.

Lama kelamaan Anna merasakan sesuatu yang berat menimpa bahunya, ternyata anak laki laki itu sudah tertidur. Bulu matanya masih basah karena menangis, membuat Anna merasa kasihan. Anna merapikan rambutnya yang berantakan dan tersingkaplah wajah anak laki-laki itu sepenuhnya.

Tadi ia tidak terlalu memperhatikan rupa anak ini, karena ia terus menundukkan kepalanya ketakutan. Sekarang Anna baru menyadari ternyata ia anak yang tampan. Melihat wajah damainya ketika tertidur membuat Anna merasa tenang. Sebagai orang yang menyukai kecantikan, tidak dipungkiri sulit kalau ia tidak menyukainya.

Anna mencoba menggendongnya ke atas tempat tidur dan terkejut ternyata ia bisa mengangkatnya dengan mudah. Selain bisa berlari dengan sangat cepat, ia menemukan pemilik asli juga mempunyai kekuatan Hercules.

Dilimpahi kekayaan yang berlimpah ruah secara tiba-tiba, mempunyai kekuatan super yang sangat luar biasa tanpa harus melakukan usaha, membuat Anna merasa bersyukur. Inilah kehidupan yang diinginkannya selama ini. Tapi ia tak menyadari kehidupan yang damai itu tidak akan bertahan lama, karena kita juga tidak bisa mengetahui masa depan ke depannya.

Tiba tiba saja Anna merasakan sakit kepala yang menyerang dirinya. Wajahnya mengkerut karena menahan rasa sakit. Ia mencengkram kepalanya ketika menemukan ingatan yang bukan miliknya terus berdatangan.

Tak lama kemudian, rasa sakitnya perlahan mereda. Ia menyadari ternyata ini adalah ingatan pemilik asli. Di dalam ingatannya, ia menemukan pemilik tubuh ini adalah seorang vampir bangsawan. Vampir bangsawan dianggap memiliki kedudukan tertinggi di antara bangsa Vampir dan kaum mereka sudah mulai hampir punah.

Mereka tidak akan meminum darah manusia seperti vampir umumnya, karena mereka menganggap manusia adalah makhluk rendahan. Oleh karena itu, mereka tidak akan menggantungkan hidupnya kepada manusia.

Lain halnya dengan vampir liar, mereka terbiasa menjadikan manusia sumber makanan mereka. Oleh sebab itu korban terus berjatuhan karena vampir liar terus memburu manusia terus menerus.

Pemilik asli sudah hidup seorang diri di kastil selama tujuh ratus tahun. Tidak ada teman, kerabat, ataupun saudara disekitarnya. Ia hanya ditemani oleh pelayan pelayannya yang setia. Tidak ada juga ingatan tentang orang tua pemilik asli. Mungkin karena sudah terlalu lama, jadi pemilik asli sudah mulai melupakannya.

Selama ini pemilik asli sudah hidup berdampingan dengan manusia. Ia membantu membasmi para vampir ganas yang terus memburu manusia. Kekuatan pemilik asli termasuk salah satu yang terkuat diantara bangsa vampir. Karena itu juga, dia berhasil membuat perjanjian dengan bangsa vampir untuk tidak memburu manusia.

Mereka boleh meminum darah manusia dengan syarat manusia itu harus memberikannya secara sukarela. Sejak saat itu vampir liar mulai jarang terlihat di antara manusia. Tidak ada lagi mayat yang bertebaran dimana mana. Lingkungan tempat pemilik asli mulai tenang saat itu juga.

Pemilik asli sudah banyak membantu manusia. Jadi ketika ia membuat permintaan supaya memberikannya salah satu anak yang terlahir di bulan purnama untuk dipersembahkan padanya, manusia dengan rela menyetujuinya. Usia anak itu harus mencapai masa remaja. Tidak boleh terlalu dewasa dan tidak boleh juga terlalu muda. Mungkin pada saat itu manusia sedang masa berkembang. Entah apa yang dilakukan pemilik asli kepada anak anak itu, Anna juga tidak mengetahuinya. Secara kebetulan, anak laki-laki tadi merupakan persembahan warga desa tahun ini.

Lama kelamaan Anna menyadari kehidupan pemilik asli tidak asing di telinganya. Baru ia menyadari, ternyata gambaran kehidupan pemilik asli sama persis dengan jalan cerita oleh buku yang baru dibacanya.

Ia baru saja pindah ke novel yang sangat dibencinya.

Sial.

Rasanya Anna ingin mengutuk. Apakah penulis punya dendam padanya sampai ia memasukkannya ke novel berdarah seperti ini. Walaupun ia dulu menganggap hidupnya terlalu monoton dan ingin merasakan lika likunya kehidupan. Tapi jika dihadapkan situasi seperti ini, lebih baik ia memilih hidupnya seperti dulu saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!