Pagi yang cerah begitu menyejukkan, awan tampak begitu terang dan langit tampak membiru. Burung berkicau dan suasana tampak begitu menyegarkan. Dan terlihat seorang gadis cantik nan Ayu bernama Mila Safira sedang duduk disebuah kursi di depan sebuah kafe serta menghidangkan menu breakfast.
Terlihat wanita bernama Mila sedang duduk dan menikmati santap paginya dengan senyum bahagia. Bagaimana tidak dirinya sebentar lagi akan dilamar dengan seorang pria yang paling ia cintai yaitu Reza Husein. Reza adalah pria yang ia anggap baik selama ini tak pernah sekalipun Reza berbuat kasar padanya terlebih lagi Mila memang sudah siap untuk menikah dan membina rumah tangga.
Ya Mila sadar usianya belum terlalu tua di umur 21 tahun, tapi Mila siap menikah dengan umur itu. Bahkan dulu Mila ingin menikah muda mungkin kisaran 19 tahun, agar masih muda saat punya anak nanti. Saat ini Mila masih kuliah jurusan ekonomi di semester 6. Dan itu tak jadi masalah, menikah sebelum wisuda bagi Mila tak jadi masalah karena banyak juga yang sudah menikah dalam keadaan diri masih kuliah.
Dan baginya menikah di umur 21 tahun sudah telat 2 tahun, meski sebenarnya dirinya itu belum lah tua.
Mila pun memandang wajah pria yang menjadi kekasihnya dilayar handphonenya dengan senyuman yang merekah, sambil membalas chat dari kekasihnya.
Tapi tanpa ia sadari dari kejauhan terlihat seorang pria yang memperhatikan dirinya tanpa Mila sadar akan hal itu.
Dua donat yang tampak dipiring dan segelas kopi susu di minum secara perlahan dan ia habiskan tanpa ia sadar bahwa ada pria yang memperhatikan dirinya dari kejauhan, dan ia justru lebih fokus pada ponsel yang ada digenggamannya.
Mila yang tak sadar itu akhirnya membuat seorang pria yang daritadi memandangnya lantas menghampirinya dengan sejuta penasaran karena Mila hanya terus fokus pada pipih yang ditangannya.
Pria itu tampak memeperhatikan wanita yang memang tampak ayu dan cantik itu.
Lalu seorang pria itu duduk dihadapan Mila dengan senyuman tipis yang begitu terlihat dan Mila masih tak menyadari akan dirinya sudah diperhatikan sejak tadi.
Hingga pria itu menyadarkan Mila yang masih sibuk dengan ponsel nya dengan cara mengatakan.
"Hallo" ucap pria yang membuat Mila hampir tersedak dengan kopi yang baru saja ia seruput.
"Uhuk, ada apa" tanyanya bingung dengan mata membulat melihat pria tak ia kenal ada depannya.
"Kenapa? Tiba-tiba disini" ucap Mila dengan mata membulat bingung serta kaget.
"Saya bukan tiba-tiba tapi daritadi" ucap pria itu lagi dengan senyum.
"Baiklah tapi ada apa?"tanya Mila masih memberikan wajah yang tampak bingung.
"Aku duduk disini apakah tidak boleh" kata pria itu
"Jelas boleh cuma bingung saja. Kenapa-"
"Aku ingin kenalan" ucap pria memotong ucapan Mila dan lalu memberikan sebuah tangannya untuk mengajak kenalan dengan Mila.
Mila pun sejenak terdiam dan bingung dengan tangan pria itu yang memberikan sebuah tanda perkenalan. Dan seketika hanya diam tanpa menanggapi.
"Kenapa?" Tanya pria itu lagi.
"Bingung saja" tanya Mila masih tak percaya.
"Gak usah bingung berikan tangan mu" kata pria itu menarik tangan Mila.
"Perkenalan nama ku Bagas" ucap pria itu lagi.
"A-aku Mila" jawab Mila agak terbata.
"Kenapa tadi diam?" Tanya pria itu memandang Mila lekat.
"Memangnya harus apa?"
"Ya berikan sebuah senyuman pada pria yang baru saja mengajak berkenalan dengan mu" kata pria itu tanpa malu.
"Aku hanya bingung harus bagaimana" kata Mila.
"Baiklah cukup kamu menjawab saya senang berkenalan dengan mu itu saja kan" kata pria itu lagi.
"Iya" jawab Mila singkat dan membuang wajahnya, dan kembali memainkan benda pipihnya.
Pria itu pun tampak kembali memperhatikan wajah Mila yang cantik jelita, sementara Mila melanjutkan memainkan ponselnya dengan mata yang sangat fokus.
Sejujurnya Mila sungguh tak suka dengan pria yang baru saja datang dan mengajaknya untuk berkenalan dan itu rasanya seperti hal yang menggangu paginya. Dirinya lebih suka sendiri dan merenung, apalagi bila ditemani kopi itu rasanya dunia milik sendiri dan yang lain numpang.
Dan Mila serasa enggan sekali untuk berbasa basi, disamping melelahkan itu juga membuat menguras waktu dan tenaga. Lebih baik mengerjakan hal yang bermanfaat seperti mengerjakan tugas kuliah misalnya. Atau mungkin hal lain daripada harus berkenalan dengan pria yang menurut Mila tidak jelas dia siapa.
Lalu tangan Mila yang sedang memegang handphone pun ditarik, bukan tangan Mila handphone Mila yang ditarik. Mata Mila pun membulat dan meminta handphone nya kembali, dan tak lantas membuat pria itu memberikan ponsel Mila.
"Berikan handphone ku" seru Mila meminta handphonenya.
Pria itu tak memberikan, justru pria itu langsung memasukan nomer handphonenya dan memiscall nomer handphone menggunakan nomer milik Mila.
Dengan cara itulah Bagas mendapatkan nomer ponsel Mila.
"Terimakasih untuk nomer handphone mu" kata Bagas tersenyum.
"Kurang ajar sekali kamu mengambil handphone ku sembarangan" kata Mila kesal.
"Aku tidak meminta handphone mu, aku hanya meminta nomer telepon mu apa itu salah" kata pria itu memberikan handphone Mila.
"Aku sedang tidak suka diganggu" ketus Mila.
"Aku datang bukan untuk menggangu, tapi kamu yang tidak siap untuk diganggu" kata pria itu.
"Mana ada wanita yang siap diganggu dalam hal ini hah???" Kata Mila kesal.
"Bye"
Pria itu pun lantas pergi setelah ia mendapatkan nomer handphone milik Mila sambil tertawa dan senang dalam hatinya.
Sementara Mila menatap pria itu kesal dan jengkel namun ia tahan karena Mila memang males meladeni orang seperti itu.
Hari yang terlihat cerah, hari ini adalah hari dimana diri Milla akan mengisi sebuah acara gathering. Sebelum sampai sana Mila menyempatkan diri untuk memberikan polesan makeup yang begitu tebal dan serta memakai baju dengan tampilan memukau ia pun terlihat anggun dan cantik saat itu.
Bukan hal lain dan yang bukan, ya Mila adalah seorang penyayi disebuah panggung hiburan. Diri Mila adalah penyanyi dari panggung ke panggung jadi Mila sudah biasa menjalani rutinitas hal itu.
Mila pun datang bersama dengan ketiga temannya yang memang seorang penyanyi juga dengan naik mobil yang disewakan untuk mengantar dirinya pulang dan pergi.
"Mil, lu mau nyanyi lagu apa" tanya Temanya Puspa.
Mila pun hanya tersenyum terdiam dirinya sepertinya males memperpanjang sebuah percakapan saat itu. Mila lebih suka tidur di mobil daripada harus mengbrol panjang lebar dengan temannya.
"Bantal mana bantal" kata Mila yang malah sibuk cari bantal.
"Mau apa?" Kata teman Mila bernama puspa.
"Bangunin kalau dah sampe" jelas Mila.
"Anjir nih orang tidur mulu tidur"
"Gak apa-apa tidur bagus kok yang penting jangan maksiat"
"Tidur juga ada yang maksiat"
"Itu mah kamu tidur bareng yang bukan muhrim. Dah Lah jangan ganggu"
Akhirnya Mila pun tidur dengan wajah yang ia tutup dengan jaket agar dirinya tak bisa terekspos dengan temanya yang mungkin bisa saja iseng memfoto dirinya sedang tidur apalagi kalau sampai posisinya tidak baik yaitu dengan mulut terbuka atau yang tak layak dilihat.
"Nih gimana mau jadi artis papan atas coba, mau nyanyi aja bukannya latihan vocal malah tidur" sahut Puspa.
"Biarin ajalah kalau dah sampe kita tinggalin" kata Avril.
"Hahahaha" temannya tertawa pada melihat Mila yang tertidur tanpa beban itu.
"Eh tahu gak padahal dia bilangnya sudah siap menikah prakteknya apa, kebanyakan tidur nih orang"
"Hahaha ya biarin aja lah"
Lalu tak lama mereka pun sampai di sebuah tempat dimana acara gatering dikantor pun di mulai. Sebagai artis panggung mereka pun tampak siap menyambut para tamu undangan yang hadir yang rata-rata adalah karyawan perusahaan sumber jaya. Mereka tampak tampil enerjik, glamor dan memukau. Dan mereka naik ke atas panggung dengan tampilan memukau membawakan lagu mulai dari berbagai macam genre sesuai kebutuhan.
Sementara Mila hanya tampak tidur di mobil sendirian dengan mata terpejam dan tampak dengan kaca mobil yang agak terbuka.
Sampai acara yang berlangsung sudah satu jam hampir selesai Mila masih tidur di mobil dan sedang mimpi indah.
Lantas mereka yang datang bersama itu pun kena teguran pada ketua Mila yang sudah dapat bayaran namun tidak kerja dan terlihat menghilang.
Akhirnya pak Agus selaku ketua group band pop dan dangdut itu marah pada Mila yang seperti makan gaji buta, disaat yang lain kerja dia malah asyik tidur.
"Mana Mila!!!" Tanya Kang Agus yang tak melihat batang hidung Mila.
"Mila molor kang, biasa" sahut Puspa senyam senyum yang sengaja mengerjai Mila agar tahu rasa.
"Kalian kenapa gak bangunin"
"Durasi kang, akang ajahlah" kata Puspa santai.
Meski teman Mila memang sering iseng mengerjai Mila tapi sebenernya mereka baik dan tidak bermaksud jahat pada Mila. Hanya niat ingin mengerjai Mila saja.
Agus yang sebagai ketua mereka pun turun dari panggung kesal.
"Mil.. Mila!!!!" Teriak Agus pada Mila.
Lalu melihat Mila di balik kaca yang masih tertidur dengan jaket yang sudah jatuh ke bawah.
"Oh disini rupanya, bangun!!!!!"
Mila pun bukan bangun malah tersenyum sendiri masih dalam mimpi indahnya sendiri.
"Mila!!!!" Teriak kang Agus.
Mila pun membuka matanya lebar-lebar dan melihat Agus didepan mata.
"Ya ampun kang, kenapa kagetin sih" kata Mila mengucek mata.
"Kamu ini biduan apa biduran sih tidur mulu bisanya"
"Astaghfirullah kenapa ini hah ya ampun" kata Mila yang lansung mengucek matanya dan kaget dengan kang Agus yang sudah didepan matanya.
"Cepat!!!!" Seru Agus.
"Ngapain kang!!!"
"Nyangkul"
"Nyangkul apa kang" ucap Mila bingung.
"Ya nyanyi kamu mau saya gak pakai lagi"
"Ya ampun kang tega banget, tar dulu kang"
"Ngapain?"
"Rapi-rapi dulu atuh kang, baru bangun"
"Buruan!!!!"
"Siap kang"
Mila yang tertidur itu pun lantas meminum air putih dulu sejenak dan bercermin disela sela Mila pun memeperhatikan dirinya yang malu jika dilihat berantakan. Di sela Mila yang sedang terlihat sibuk dengan cerminnya. Ada beberapa ucapan dari kang Agus agar Mila lebih cerdas sedikit menjadi penyanyi.
"Mila?" Kata Agus dengan nada tidak tinggi lagi.
" Apa?"
"Nanti kalau pas nyanyi kalau disawer terima aja ya"
"Ya biasanya juga diterima kang" jawab Mila santai sambil memegang kaca.
"Tapi kemarin kamu tolak , malah kamu yang kasih duit ke dia, kamu ini bagaimana? Sudah berapa kali saya perhatiin kamu menolak saweran dari orang" kata Agus kesal.
"Oh yang kemarin, ya jelas ditolak atuh kang. Yang nyawer sudah tua itu sepantar bapak saya. Jadi ingat bapak, kasihan udah tua lalu uang yang Mila dapat kasih aja ke bapak tua itu" jawab Mila.
"Kamu liat di tua, tapi dibalik itu semua dia kaya. Kamu jangan begitu"
"Hahahaha akang sih hidupnya monoton gak punya hati nurani. Mila kasihan aja sama pak tua itu kang"
"Kamu ini kalau mau jadi orang yang penuh rasa kasihan mending jangan kerja begini" kata kang Agus yang lucu tapi sebenernya kesal juga dengan kelakuan Mila.
"Terus kemarin yang bapak muda kamu tolak juga sawerannya kenapa?"
"Idih kang bininya gendut pisan, dari ujung Mila tuh udah liat bininya yang kaya mau serudug suaminya. Lah Mila mah ogah jadi bulan-bulanan emak-emak. Bisa bisa Mila yang di seruduk, Mila gak mau ah takut sama the power of emak-emak" kata Mila yang sambil menebalkan lipstiknya dan merapihkan bulu matanya.
"Iya juga sih... tapi kali ini saya gak mau kamu tolak ya, awas dikasih merahan kamu nolak"
"Ya gak ditolak tapi btw ini saya udah cakep pisan mirip Cristina perry pilihin atuh kang lagunya yang go internasional jangan lagu itu lagi itu lagi" kata Mila protes.
"Hahahah percuma kamu nyanyi lagu itu gak dapat sawer. Inikan seusai request penonton"
"Terus aku nyanyi lagu apalagi nih pas aku naik panggung nanti"
"Talak tilu"
"Kang ucapan doa itu, belum nikah masa udah talak tilu" kata Mila.
"Udah ikutin aja cerewet!!! oya Satu lagi"
"Apa lagi?"
"Kamu kalau diatas panggung senyum, jangan kaya ngajak berantem sama penonton. Salam sapa senyum tinggal jawab tarik kang ??? apa susahnya" kata Kang Agus.
"Kalau ada yang kurang ajar, bagaimana?"
"Ya turun atau kamu menghindar gak usah marah diatas panggung. Atau kamu kasih mic ke teman kamu aja bisa kan. Gak usah lanjut nyanyi duku"
"Tapi aku minta lagu yang pop gapapa kan"
"Gak apa-apa, tapi opening sama terakhirnya kamu bisa kasih genre yang ada sawerannya"
"Ikh malesin banget pikirannya saweran mulu ah"
"Biarin!!! Buruan" kang Agus pun menarik tangan Mila untuk bergegas ketempat mereka dan pastinya untuk naik ke atas panggung.
Lalu Mila pun berjalan sambil menunduk, karena sadar dirinya memang terlihat seperti biduan dan dilihat para kaum Adam dengan tatapan lain walau sebenarnya Mila mampu menyanyikan semua genre lagu. Tapi karena permintaan dari clien yang meminta dirinya menyanyi lagu pop dan dangdut ya Mila tak jadi masalah.
Toh jaman sekarang banyak pula artis muda yang bisa sukses menyanyi dalam bidang music dangdut, pop atau apapun itu.
Mata para penonton pun sontak langsung melihat Mila saat Mila naik keatas panggung.
Mila yang selalu tampil cantik dan memukau itu tak membuat Agus rugi jika membawa Mila, meski Mila datang hanya membawakan beberapa lagu saja.
Saat Mila baru sampai atas panggung Mila pun melihat seorang pria yang memang ia kenali tapi lupa dia siapa. Mila pun hanya tampak mengingat beberapa kali, sampai pada akhirnya Mila ingat kalau itu adalah pria yang pernah ia kenal saat di kafe yang meminta nomer handphone nya dengan paksa.
Pria itu tampak tampil trendy dengan baju polo berwarna putih dan celana berwarna coklat.
"Kalau dia bisa naik keatas panggung kamu jangan turun dia adalah pemilik perusahaan "
Mila hanya memandang dari kejauhan.
"Mila, kamu lihat pria itu. Dia adalah pemilik perusahaan kamu harus ramah dengan pria itu dia adalah Bagas Putra. Ceo sekaligus pemilik perusahaan ini" bisik Kang Agus ke telinga Mila.
Mata Mila pun menatap tajam pria yang disebut boss alias pemilik perusahaan itu. Mila tak pernah menyadari bahwa dirinya pernah berkenalan sekali dengan pria yang dihormati karena status tingginya.
Tapi bagi Mila itu bukan suatu hal yang penting yang paling penting adalah kehidupan dirinya bukan kehidupan orang lain.
Saat Mila ingin mengisi acara tiba-tiba Mila merasakan ada sesuatu yang ingin dikeluarkan, Mila merasa ingin buang air kecil.
"Kang Agus" rengek Mila kepada Agus. "Mau pipis"
"Terus? Ngapain laporan sama saya, memangnya mau minta dicebokin" ketus Agus.
"Ya gak juga sih kang, boleh ya pipis dulu"
"Cepet!!!!" Ujar Agus kesal.
"Tuh anak kerja belom udah banyak banget iklannya" celetuk Agus.
Lalu Mila pun turun dari panggung dan ia pun buang air kecil ditoilet.
Setelah selesai dari toilet Mila pun melihat-lihat ke arah kiri dan kanan begitu banyak sajian wisata kuliner yang begitu menggiurkan. Mulai dari bakso, siomay, soto dan makanan gubukan lainnya
"Wah enak banget ya" kata Mila menatap bakso didepan matanya.
"Neng mau" ucap Abang yang melihat Mila.
"Emang boleh" ucap Mila.
"Boleh" jelasnya.
"Wah satu ya kang" ucap Mila yang pada akhirnya tergoda untuk mencicipi makanan yang ada disana, tak lupa juga Mila mengambil menu lain seperti ice cream dan menu lainnya.
Mila pun tampak tertawa laknat merasakan menu yang disajikan sementara temannya malah sibuk bernyanyi diatas panggung.
"Hahahaha biarin dia pada nyanyi sana aku makan dulu aja" ucap Mila sambil menikmati.
"Neng kok gak nyanyi" ucap si Abang yang menyadari jika Mila artis dari panggung yang ditampilkan.
"Gak bang" ucap Mila singkat.
Lalu tiba-tiba kang Agus turun dari panggung dan marah pada Mila yang bukan kerja malah asik makan.
"Ya ampun Mila!!!!!" Kata kang Agus.
"Ya kang, kenapa?" Ucap Mila tanpa rasa bersalah.
"Pakai nanya kenapa?"
"Emang aku salah ya"
"Iya salah kenapa makan"
"Maaf kang, gak sengaja!!!!" Ucap Mila.
"Gak sengaja udah makan senangkok!!! Naik ke panggung!!!" Perintah akang Agus yang marahi Mila seperti anak kecil.
"Sory kang ini sayang kalau gak dimakan"
"Ayo kerja" kata Agus melotot.
"Ya ampun ini kang Agus kenapa kaya di pelatihan militer" keluh Mila.
Mila pun langsung berlari dengan cepat karena ia merasa tak enak hati dengan kang Agus. Namun tanpa sengaja menubruk pria yang ternyata boss milik perusahan itu.
Brruuughhh ...
Mila pun terjatuh...
Mila pun membulat mata tajam melihat siapa yang ia tabrak saat itu.
Mila yang menabrak namun dia yang terjatuh.
Bagas pun memandang lekat wanita yang pernah ia liat dikafe itu. Sungguh berbeda tampilan dengan pertama kali bertemu dan ia tak paham kenapa wanita itu tampil seperti ity. Tampilannya begitu berbeda dengan tampilan yang lebih mencolok dan seksi.
"Kamu" ucap Bagas menatap Mila.
"Maaf ya pak saya tidak sengaja, bapak ga apa-apa kan" ucap Mila tak enak hati.
Belum Bagas mengatakan ini dan itu Mila langsung berkata
"Maaf saya buru-buru" ucap Mila berdiri dan langsung pergi naik ke atas panggung.
Mila pun bangun dan meninggalkan Bagas saat itu.
Wanita itu hah? kenapa dia ada disini batin Bagas.
Lalu Mila pun naik keatas panggung dan menyanyikan sebuah lagu yang memang harus Mila nanyikan.
Mila pun hanya senyum-senyum saja selama diatas panggung karena ia sadar peran yang ia harus lakukan adalah selain menghibur adalah ramah ke semua para penonton.
Mila pun tampak menyanyikan sebuah lagu yang sudah ada didaftar, mulai dari dangdut dan pop.
Namun...
Tanpa ia sadari pria yang tak ia kenal naik ke atas.
Mila lagi-lagi dengan sikap polosnya memberikan sebuah kode penolakan dengan menggelengkan kepalanya menolak.
Tapi Kang Agus seperti sebuah kode keras memelototi Mila dengan mata tajam agar Mila tak menolak saweran yang diberikan penonton.
Mila pun hanya pura-pura tersenyum menerima baik uang yang diberikan seperti sebuah tuntutan pekerjaan, ya inilah kehidupan sebuah panggung sandiwara yang senyuman itu dikeluarkan pun berupa senyum palsu.
Bagas pun tersenyum melihat Mila yang begitu cantik diatas panggung, dirinya begitu senang melihat aura Mila yang begitu mengesankan baginya. Sudah cantik suaranya bagus, dirinya baru kali merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat wanita. Walau sebenernya Bagas mudah saja mendapatkan wanita manapun.
Bagas menjaga wibawanya sebagai seorang pemilik perusahaan hanya tersenyum melihat Mila sambil melipat tangan didada meski uangnya cukup banyak jika dia mau memberikan saweran kepada penyanyi itu.
Sampai seorang teman dari Bagas mulai melihat Bagas yang seolah terkesima dengan wanita diatas panggung.
"Wah sepertinya anda sangat tertarik melihatnya" kata Doni melihat Bagas tersenyum.
"Dia memang terlihat menarik" jelas Bagas.
"Apakah anda merubah tipe wanita dengan gadis murahan diatas panggung itu" kata Doni.
"Murahan? siapa yang kamu sebut murahan"
"Siapa lagi kalau bukan mereka"
"Hey tak selalu mereka yang bernyanyi seperti itu kamu anggap murahan"
"Jika dibanding dengan relasi teman wanita mu wanita yang kau tatap saat ini lebih terkesan seksi namun murah, bukan?" Kata Doni yang seolah meremehkan.
"Jangan pernah mengatakan hal itu jika diri kamu sendiri belum mengenal mereka siapa" jelas Bagas.
"Sory sory cuma becanda tapi satu dari mereka memang ada yang paling cantik sih. Dan sepertinya kamu memang tertarik padanya" kata Doni tersenyum pada Bagas yang sedari tadi memperhatikan Mila.
"Apakah salah satu mereka bisa dibooking ya" kata Doni lagi yang tertawa.
Bagas pun terdiam dan tak menanggapi ucapan dari Bagas yang memang terlihat kurang ajar.
Bagas yang memang sering bermain cinta dengan wanita tapi jarang sekali untuk menuju tahap serius, membuat Doni berpikiran bahwa Bagas akan melakukan kerjasama dalam urusan ranjang dengan salah satu wanita diatas panggung itu.
Tapi Bagas memang tak berpikiran untuk ke tahap itu melihat Mila, sekalipun Mila terlihat menggoda iman.
Sebenernya...
Bagas hanya tertarik saja pada wanita yang bernama Mila yang di anggap punya kepribadian ganda, begitu terlihat anggun dan jutek saat diluar namun begitu sangat menggoda saat diatas dipanggung.
Sampai mata Bagas yang terlihat tak berkedip itu merasakan jika membayangkan otak Bagas sedang traveling kemana-kemana.
"Tak bisa ku pungkiri apakah ada sesuatu yang berdiri didalam celana mu saat melihat ah itu namanya Mila kan" kata Doni tertawa.
"Ah brngsk" kata Bagas.
"Ayolah pria mana yang tak munafik saat melihatnya" kata Doni lagi.
"Sial diam kau"
"Tadi aku kira yang datang band roker ternyata yang datang gadis gadis ini meski aku ragu dia masih gadis atau tidak" jelas Doni.
"Sudahlah pria brngsk sepertimu terlalu banyak bicara"
"Hey kita sama sama brngsk apa itu salah, aku akan coba tanya apakah mereka bisa kita ajak kencan" ucap Doni.
"Ssstt berisik sekali"
"Ya kita lihat nanti siapa yang tergoda dia atau kamu hahahah"
.
.
.
.
Acara selesai Mila pun berniat pulang untuk dijemput oleh pacarnya Reza. Yang lain pun tampak pulang lebih dulu.
Mila sangat setia menunggu sampai hari itu hujan turun pun Reza masih belum datang.
Beberapa kali Mila mencoba telepon tetap tak ada jawaban. Setelah beberapa saay bukan jawaban tapi justru sebuah kecewa. Reza mengatakan jika dirinya tak bisa datang untuk menjemput.
"Hah? Gak bisa jemput, aku nunggu udah lumutan dia malh gak bisa jemput" ucap Mila dengan kening berkerut.
Lalu Mila pun menelpon Reza.
"A kenapa baru bilang" kata Mila ditelpon.
"Iya sayang maaf aku gak bisa datang malam ini buat jemput kamu, ternyata belom boleh pulang dari tempat kerja aku" jawab Reza.
"Yaudah" jawab Mila pasrah.
Lalu akhirnya Mila pun tampak terduduk karena ia merasa lelah dengan berdiri.
Mila pun duduk dengan mata terpejam dirinya seolah sengsara bagaimana dirinya pulang karena hari sudah malam.
Namun tanpa disangka...
Mila yang duduk dibawah itu pun membuat pria yang bernama Bagas datang menghampiri Mila yang sedang memperhatikan dari kejauhan.
Lalu Bagas pun menghampiri Mila yang saat itu memejamkan matanya seolah menahan kesal.
"Kamu kenapa, mau pulang?" Tanya Bagas yang seolah tahu apa yang tengah Mila rasakan.
Mila pun sontak mengangguk.
"Pulang lah dengan ku" kata pria itu.
Mata Mila pun membulat kaget dengan ucapan pria itu.
"Tapi pak"
"Gak apa-apa" jawab pria itu. "Aku akan mengantar mu pulang" kata Bagas lagi.
"Apakah kamu tidak punya supir pribadi untuk mengantar jemput mu pulang" tanya Bagas lagi.
"Mereka udah pulang duluan" jelas Mila sedih.
Lalu Mila pun masuk kedalam mobil mewah milik Bagas, tak pernah sekalipun Mila melihat mobil mewah apalagi bisa sampai menaiki sebuah mobil mewah seperti ini.
Akhirnya Mila masuk ke dalam, pakaian Mila pun sudah diganti dengan kaus dan celana jeans jadi tidak terlalu mengundang aura seksi pada dirinya.
Selama perjalanan Mila pun tampak terdiam dan tak banyak bicara. Mila kali ini tak tahu kenapa dirinya mau saja pulang pada pria yang baru saja ia kenali itu.
Apakah karena dirinya sudah terlanjur kecewa karena tak bisa pulang dengan pacarnya.
"Mila?" Kata Bagas.
"Ya pak?"
"Nanti bantu aku menemukan alamat rumah mu ya"
"Siap pak" jelas Mila.
Seketika Bagas pun menatap Mila dengan seksama begitu berbeda saat diatas panggung. Lebih terlihat kalem saat pakai baju biasa.
Tiba-tiba saat Bagas menatap Mila yang duduk dimobilnya, mata Bagas pun seolah terpana melihat Mila yang cantik jelita.
Apakah aku menyukai wanita ini batin Bagas.
Bagas pun mengalihkan pandangannya saat itu.
Dan kembali fokus menyetir.
Dan selama perjalan Mila tampak sibuk menelpon temannya membahas soal materi presentasi kuliahnya, sontak membuat Bagas tak percaya dengan apa yang dibahasnya.
Setelah selesai dengan teleponnya Bagas pun iseng menanyakan aktivitas Mila selain sebagai seorang penyayi.
"Kamu masih sekolah" tanya Bagas.
"Iya saya kuliah pak" jawab Mila singkat.
"Ouh hebat"
"Dulunya saya kerja di perusahan xxx tapi karena bangkrut ya udah out. Tapi karena saya baru kerja dua bulan saja dan perusahaan memang pailit banget saat itu gak ada pesangon. Sekarang sih sudah lamar kerja kesana sini tapi belum ada panggilan lagi"
"Memang kenapa dengan pekerjaan mu sekarang"
"Pulang malam, baju seksi, buat bapak-bapak ketar-ketir diatas panggung itu merupakan keresahan buat bapak saya pak melihat anak nya menjalani pekerjaan seperti ini. Tapi sebenernya sih gak apa-apa, cuma bapak gak mau aja kalau saya seperti ini. Ya namanya bapak-bapak mungkin takut kalau sampai anaknya kenapa-kenapa" jelas Mila.
"Menarik juga aku pikir kamu kepribadian ganda" jelas Bagas tertawa.
"Maksudnya?"
"Sangat galak dan judes diluar tapi sangat menggoda diatas panggung"
"Si bapak gak ngerti itu kerja ya pak, senyuman yang bapak lihat diatas panggung itu memang senyum iklhas tapi sebenernya sebuah panggung sandiwara. Kalau bapak mau tahu saya aslinya biasa aja"
"oh ya tapi aslinya baik dan ramah juga"
"Lumayan"
"terus kamu emang cita-cita mau jadi penyanyi"
" kalau saya emang suka seni sih pak, kalau memang saya cocok di bidang ini gak jadi masalah saya gelutin juga pak. Mudah-mudahan saya jadi artis beneran"
"Ya betul, yang penting halal"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!