Sinar mentari yang hangat masuk menembus jendela mengenai wajah imut dengan pipi yang gembul, membangunkan Rara dari tidur nyenyaknya. Rarapun terbangun dan langsung berlari ke kamar Bunga untuk membangunkan ibunya yang juga sedang tertidur nyenyak. Derana Indriani Putri, bocah berusia 5 tahun ini selalu bangun lebih dulu dibandingkan ibunya, sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi untuk membangunkan ibunya.
Rara langsung berhamburan ke atas ranjang dan menciumi pipi ibunya untuk membangunkan ibunya.
"mommy,. mommy.. ayo bangun. nanti Rara terlambat sekolahnya."
"mmhhmm.. iya.. iya Ra, mommy bangun sekarang."
Bunga sambil mengucak matanya, dan perlahan bangkit dari tidurnya.
setelah melihat ibunya bangun, Rara langsung berlari kembali kekamarnya untuk bersiap-siap kesekolah, Rara memang anak yang diajarkan untuk mandiri sejak dari kecil oleh bunga, agar Rara saat besar nanti tidak bergantung pada orang lain,karena Bunga juga diajarkan disiplin yang sangat ketat sejak masih kecil. saat Rara bersiap memakai seragam sekolahnya, sedangkan bunga langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan Rara dan bekal makanan untuk Rara bawa ke sekolah.
"Ra, sarapannya sudah siap sayang, ayo turun, sarapan dulu."
"wait a minute Mom"
tidak berapa lama Rara turun untuk sarapan, melihat menu kesukaannya sudah siap Rara pun makan dengan lahap tanpa lupa mengucapkan terima kasih kepada ibunya.
"makasih mommy, nasi gorengnya enak" Rara sambil tersenyum dengan pipi yang penuh dengan makanan.
Bunga pun hanya tersenyum melihat tingkah anak perempuannya itu. Rara adalah harta yang paling berharga baginya, hanya dengan melihat senyum Rara membuat Bunga menjadi orang yang paling bahagia.
"pelan-pelan dong sayang makannya, nanti tersedak lo."
tiitt.. ttiitt..
"ayo sayang, busnya sudah sampe tuh"
"iya, mommy"
Bungapun mengantarkan Rara sampai kedepan rumah, sebelum masuk kedalam bus sekolah tidak lupa Rara mencium ibunya dulu.
muach.. muach..
"Rara sekolah dulu, my"
"iya sayang, belajar yang giat ya, dan jangan berantem". Bunga memperingati Rara sambil mencubit gemas hidung Rara.
"siap mommy"
Bunga melambaikan tangannya saat bus sekolah Rara sudah jalan. setelah bus sudah tidak kelihatan lagi, Bunga masuk lagi kedalam rumah. Bunga membereskan piring kotor bekas sarapan Rara, membersihkan rumah, setelah itu Bungapun membersihkan dirinya untuk siap-siap membuka toko bunganya karena jam 8 Bunga harus sudah membuka tokonya, sikap tegas dan disiplin ini sudah mendarah daging untuk Bunga saat dia masih menjadi seorang agen dulu, namun Bunga harus pensiun dini karena dia akan segera memiliki Rara waktu itu. Instansi tempat Bunga bertugas dulu pernah menawarkan Bunga untuk kembali bertugas, tapi Bunga menolaknya dengan tegas karena Rara sekarang adalah prioritas paling utama Bunga. keselamatan dan kebahagiaan Rara adalah segalanya bagi Bunga, karena Bunga tahu konsekunsi dari pekerjaannya itu, banyak bahaya yang akan mengancam Rara.
tepan pukul 8 Bunga membuka tokonya, Bunga memang sangat menyukai bunga sejak dari kecil, karena ibunya sudah mengenalkan dan mengajarkan Bunga mengenai bunga, karena kecintaan ibunya itulah sampai nama Bunga Anggraini Putri diberikan oleh ibunya.
---------
**Artex Companies**
"Pak, nona Hanna akan berkunjung ke kantor siang nanti, beliau memberi pesan untuk bisa makan siang bersama"
"cihh.. wanita itu seperti lem saja, selalu menempel. jam berapa mama keluar dari RS."
"Nyonya keluar jam 12 siang, pak."
"baiklah, kosongkan semua jadwalku dari jam 12 siang."
"baik pak."
"mm,. pak,.bagaimana dengan nona Hanna"
Arya ragu - ragu saat menanyakan perihal Hanna pada atasannya itu.
"kenapa dengan Hanna,. apa aku harus membuang waktuku untuk wanita itu."
Alex menatap Arya asistennya dengan tatapan tidak senang. Arya tau benar sifat tuan mudanya itu, jika Alex sudah menjauhi wanita yang dikencaninya itu berarti dia sudah muak dan bosan dengannya. menyikapi sikap tuan mudanya ini, Arya hanya bisa diam dan menggelengkan kepala. Arya yang sudah lama bekerja sebagai asisten Alex tau benar watak dari bosnya ini, Aryapun langsung meninggalkan ruangan Alex untuk melanjutkan pekerjaanya.
"kalau begitu, saya permisi pak"
tok..tok.. tok
"masuk"
"pak, sudah waktunya untuk nyonya pulang dari rumah sakit"
"baiklah"
Arya keluar lagi dari ruangan Alex untuk menyiapkan mobil bosnya. Alex pun merapikan dokumen - dokumen yang berserakan diatas meja kerjanya, dan mengambil jasnya dan segera keluar dari ruangannya untuk menjemput ibunya dari rumah sakit.
"Sunny, jika ada yang mencariku, katakan saja aku sedang ada rapat dengan klien diluar"
"baik pak"
Alex berjalan menuju lift khusus pejabat tinggi dan tamu penting, setelah sampai dilantai bawah pintu liftphn terbuka. Alex berjalan di lobby perusahanya dengan gagah, para karyawanpun langsung membungkuk tanda memberi hormat kepada Alex saat mereka melewatinya. dimata pegawainya Alex adalah sosok pemimpin yang tegas dan tidak kenal ampun saat melakukan kesalahan, tidak heran Alex sangat disegani oleh pegawainya. selain sikap kepemimpinnya yang baik, Alex juga dikagumi karena memiliki paras yang tampan, yang membuat wanita tidak bisa memalingkan pandangan mereka dari wajah tampan Alex, bahkan para priapun banyak yang iri dengan ketampanan Alex. didepan kantor Arya sudah menunggu Alex dengan mobil yang siap mengantarkan Alex ke rumah sakit untuk menjemput ibunya. ibu Alex dirawat di rumah sakit karena penyakit lambung yang diderita ibunya.
"Arya, kita beli bunga dulu sebelun ke rumah sakit."
"baik, pak."
di dalam mobil Alex sibuk dengan tabletnya, dia memantau saham perusahaanya dengan teliti. saat sedang asik dengan tabletnya tidak terasa mobilnya berhenti di sebuah toko bunga sederhana namun terlihat sangat elegan. Alexpun melihat dari dalam mobil nama toko bunga yang datanginya "The Florist" . Alex memperhatikan toko bunga itu dengan seksama, sampai akhirnya dia melihat seorang wanita cantik dan anggun sedang merangkai bunga dari dalam toko itu, sekaan tersihir oleh kecantikan wanita itu tanpa sadar sudut bibir Alex terangkat.
"pak, mau pesan bunga apa untuk nyonya, nanti saya yang turun dan memesannya. bapal bisa menunggu di dalam mobil." kata Arya mengalihkan pandangan Alex dari Bunga.
"biar aku saja yang pesan, aku mau memilih sendiri bunga untuk ibu."
"baik, pak."
tanpa pikir panjang Arya turun dari mobil untum membukakan pintu untuk Alex. Alex pun dengan gagah turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam toko.
kring.. kring.. kring.. kring
"selamat siang, selamay datang di toko saya, mau pesan bunga apa pak."
sapa Bunga dengan ramah dan senyum yang manis. Alex langsung terpikat melihat senyuman dari Bunga, dan membuat Alex terdiam sesaat, dengan segera Alex mengalihkan pandangannya pada bunga - bunga yang tersedia di toko Bunga.
"tolong bungkus mawar putih ini."
Alex menunjuk sekelompok bunga mawar putih dengan asal karena entah kenapa jantung Alex berdetak dengan kencang dan membuat Alex gugup tanpa sebab.
"baiklah, silahkan duduk disini dulu pak, sementara saya membungkuskan bunga ini."
Bunga memberikan kursi untuk Alex dan Arya, sementara dia membungkus bunga yang di pilih Alex dengan rapi dan cantik. saat Bunga sedang fokus membungkus bunga Alex terus saja memperhatikan Bunga dengan seksama, Arya yang tidak memperhatikan keanehan bosnya itu sedang disibukkan dengan telepon dari Hanna yang dari tadi terus menerus meneleponnya. Arya tidak mau mengangkat telepon dari Hanna karena Alex sudah memberi perintah untuk tidak menerima telepon dari Hanna, tentu saja Arya tau itu artinya bahwa bosnya ini sidah tidak ingin berhubungan lagi dengan Hanna.
tidak menunggu waktu lama bunga yang dirangkai oleh Bunga sudah selesai, diapun langsing mendekati Alex untum memberikan bucket bunga yang sudah selesai dibuatnya.
"ini pak, bunganya sudah selesai."
Alex yang sibuk dengan tabletnya dikejutkan oleh Bunga yang sudah berada di depannya. Alex pun dengan cepat berdiri dan mengambil bunga itu. kemudian Arya memberikan kartu kepada Bunga untuk membayar bunga mawar yang sudah dirangkainya, Bunga dengan sopan mengambil kartu itu dan menggeseknya pada mesin kasir untuk memproses pembayarannya. Alex terus memandangi Bunga dengan tatapan yang penuh arti, karena saat dia berdekatan dengan Bunga tadi Alex mencium aroma yanh tidak asing baginya tapi ia lupa dimna dan kapan pernah mencium aroma ini.
"ini pak kartunya, terima kasih sudah membeli bunga di toko saya."
"silahkan datang lagi."
Alex hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju, setelah selesai dengan pembayarannya Alex dan Arya berjalan menuju mobil untuk melanjutkan perjalanan mereka ke rumah sakit untum menjemput ibu Alex. selama di perjalanan pikiran Alex dipenuhi dengan pertanyaan di mana dan kapan dia pernah mencium aroma itu, tanpa sadar mereka sudah sampai di rumah sakit, Arya langsung turun dan membukakan pintu untuk Alex. Alex pun segera keluar dari mobil dan berjalan masuk ke lobby rumah sakit dengan gagah. dan tentu saja, bukan Alex namanya jika tidak menjadi pusat perhatian para wanita yang melihatnya. Alex yang sudah terbiasa dengan tatapan - tatapan lapar dari para wanita yang melihatnya, berjalan dengan santai menuju lift untuk naik ke lantai atas menuju ruangan ibunya dirawat.
------
"selamat siang mommy"
sesampainya di rumah Rara yang masih memakai seragam dan tas dii punggungnya langsung berhambur dalam pelukan Bunga. rumah dan toko bunga yang di kelola Bunga satu bangunan, itu dilakukan Bunga agar tidak capek bolak balik toko dan rumah.
"selamay siang sayang, gimana sekolahnya."
"yaa. seperti biasa my."
"masuk dulu, ganti pakaianmu dan makan siang, mommy sudah bikin makan siang buat Rara."
"oke my, Rara masuk dulu ya."
Rara pun masuk kedalam rumah dan mengganti seragamnya dengan pakaian santai. saat ke dapur dilihatnya makanan yang sudah dibuat ibunya, tanpa tunggu lama Rara pun langsung duduk dan makan dengan lahap.
selesai makan siang, Rara kembali ke toko untuk membantu Bunga di toko, walau pun kerjaan Rara hanya duduk dan menemani Bunga saat berada di toko.
"oh ya my,. bulan depan sekolah Rara mengadakan pertunjukan."
Rara dengan antusias menceritakan kegiatan yang akan digelar di sekolahnya sambil menggoyangkan kedua kakinya.
"oh ya."
"iya, terus Rara jadi apa." tanya Bunga yang sudah duduk di depan Rara.
"Rara jadi princess my."
"emang ceritanya tentang apa."
"cerita rapunzel my, nanti mommy anterin Rara beli gaun princess ya."
"tentu dong sayang." jawab Bunga sambil mengelus kepala Rara.
"nanti mommy harus nonton penampilan Rara ya, kan nanti setiap orang dapet dua tiket mommy ajak tante Tasya aja ya."
"iya sayang, tentu mommy harus lihat penampilan Rara. nanti mommy ajak tante Tasya juga buat lihat penampilan princess Rara."
sebenarnya tiket perrunjukkan itu diberikan kepada setiap murid dua tiket untuk diberikan kepada ayah dan ibu mereka. tapi Rara tidak bisa memberitahu Bunga mengani masalah ini karena Rara tahu, Bunga pasti akan sedih jika sudah menyangkut tentang ayahnya. sebenarnya Rara penasaran dengan sosok ayah yang selama ini tidak pernah Rara miliki, tapi karena Bunga akan sedih jadi dia menyimpan sendiri semua perasaan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!