(2015)
Ormond Ajax berasal dari dunia yang hampir sama dengan dunia kita, dia adalah seorang mata-mata dan sekaligus tentara rahasia, di mata musuh nya dia adalah manusia yang arogan dan hanya mementingkan misi tidak peduli dengan seberapa banyak manusia yang terbunuh. Ajax adalah tentara paling ditakuti oleh negara lain, tidak ada yang tau seberapa banyak korban yang dia bunuh tetapi, banyak orang berspekulasi bahwa Ajax, membunuh lima juta jiwa manusia.
Tetapi di balik semua itu Ajax adalah orang yang murah hati, ia senang membantu rakyat setempat, menghiburkan anak-anak setempat, Ajax juga banyak di hormati tentara yang lain karna tegas dan misi yang selalu ia ambil mempunyai 97% keberhasilan.
Pada suatu hari saat menjalankan misi Ajax berserta kelompok prajurit nya berhasil merampas beberapa truk amunisi musuh "Ayo sebelah sini truk amunisi nya sudah ditangan kita" ucap Ajax dengan nada yang tegas.
Ajax dan kelompok nya membawa truk-truk tersebut ke bangunan yang telah terbengkalai, setelah sampai di depan bangunan tua tersebut para tentara bergegas untuk berbaris.
Ajax turun dari salah satu truk, ia lalu berdiri di depan kelompok nya "Baiklah tugas kita hari ini untuk menghancurkan amunisi-amunisi musuh... kita akan gotong amunisi nya kedalam bangunan tua tersebut" Ajax menunjuk ke arah bangunan tua yang berada di belakang nya "Setelah amunisi di ledakan misi kali ini akan selesai, MENGERTI!!!" ucap nya dengan nada yang tegas.
Para prajurit dengan bersamaan menghentakkan kaki mereka dengan kencang "SIAP LAKSANAKAN!!!" Ajax lalu memerintahkan anak buahnya untuk menggotong amunisi.
Satu persatu amunisi di gotong oleh para prajurit, Ajax melihat semua prajurit nya yang sedang menggotong amunisi kedalam, Ajax menatap sambil berfikir *Mengapa presiden memerintahkan semua amunisi untuk diledakkan?* tanya nya dalam hatinya, Ajax lalu memasuki bangunan tua tersebut didalam dia melihat prajurit muda yang sedang kesusahan menggotong kotak amunisi, dengan sigap Ajax menolong prajurit muda tersebut.
Setelah selesai menggotong amunisi tersebut Ajax menepuk pundak si prajurit muda "Kau harus banyak berlatih" ucap Ajax dengan nada yang santai "B-baik pak" ucap prajurit tersebut dengan gugup, Ajax lalu menyuruhnya untuk membantu prajurit yang lain.
*Sepertinya perasaan ku saja* ucap nya dalam hati, saat sedang melihat-lihat pandangan Ajax beralih ke sebuah pintu besi yang yang memiliki jendela kecil yang terlihat baru *Kenapa pintu tersebut terlihat baru?* ucap nya di dalam hati.
Perlahan Ajax menghampiri pintu besi, setelah tepat berada di depan pintu tersebut dia mengintip di jendela pintu dengan perlahan, mata Ajax melebar, detak jantung nya sesaat berhenti perlahan Ajax mundur kebelakang.
"A-apa k-kenapa ada banyak rakyat dan tentara musuh di dalam?, apa....jangan-jangan" seketika dia menyadari misi nya, yaitu mengesekusi lawan "Aku harus menghentikan nya" tiba-tiba ponsel Ajax berdering dia lalu mengecek ponselnya dan terdapat 1 pesan, dengan ragu Ajax membuka pesan tersebut.
Ajax dengan perlahan membaca pesan itu, semakin lama dia membaca nya, emosi Ajax semakin kesal "Perintah... dasar presiden brengsek" Ajax menggenggam ponselnya dengan kuat sampai sampai ponsel tersebut hancur, ponsel yang berkelap-kelip menampilkan pesan.
*Ajax jangan coba-coba kau membebaskan mereka ini adalah misi, jika kau mencoba untuk menghentikan misi ini bibi mu yang akan kena*
Dia lalu keluar dari bangunan tersebut, Ajax lalu kembali ke posisi para prajurit yang sudah menyiapkan bahan peledak memberikan tanda bahwa bahan peledak sudah siap.
Ajax menarik nafasnya dalam-dalam "LEDAKAN!!" bangunan tersebut lalu meledak, detak jantung Ajax kembali berhenti kuping nya berdering, Ajax hanya bisa berdiam diri.
(2019)
Ajax menatap dinding kamar nya dengan tatapan kosong, pikiran nya sangat kacau ingatan-ingatan saat dia masih menjadi tentara melekat di pikiran nya. Ajax yang masih menatap tembok semen itu tiba-tiba dipanggil "Ajax sini makan dulu" ucap bibi nya dari lantai bawah.
Mendengar panggilan bibinya dia langsung sadar "Iya bibi" Ajax pergi ke bawah untuk makan bersama bibi nya. Dia lalu duduk di kursi meja makan, sesaat Ajax duduk bibinya langsung berkata "Ajax kamu harus menenangkan diri kamu masih saja bersedih bagaimana kalo kamu liburan saja" ucap bibi nya yang terlihat sangat khawatir.
Ajax mengangguk kecil "Ok bibi" dengan suara yang lemas. Dia lalu menatap bibi nya yang sedang memakan sup, pandangan bibi nya sedih, setiap suapan terasa lemas, Ajax mulai berfikir *apakah diri ku ini pantas untuk berlibur?... tapi disisi lain aku tidak mau melihat bibiku khawatir terus* ucap Ajax di dalam hatinya.
Saat bibi nya mendengar jawab Ajax dia tiba-tiba berhenti makan "baguslah tapi kamu mau liburan di mana?" tanya bibi nya dengan antusias.
Ajax terdiam untuk sementara waktu, ia sedang berpikir kemana ia akan pergi berlibur *Mau bagaimana lagi aku paksakan saja* saat Ajax sedang berpikir tiba-tiba, bibi nya berkata "Bagaimana kalo puerto Rico dulu kan kau sering bertugas ke sana" ucap bibi nya dengan antusias
Ajax melihat ke makanan nya "Itu... ide yang bagus bibi" ucap Ajax dengan senyuman yang dipaksakan.
bibi Ajax tersenyum "Baiklah bibi sudah menyiapkan barang-barang mu karena kamu akan berangkat besok" dia menggeledah sebuah tas kecil yang berada di samping meja. Ajax yang mendengar perkataan bibi terkejut "A-apa?" ucap Ajax dengan kebingungan.
*Huuhhhh seperti nya aku akan berangkat lebih cepat* pikir Ajax.
"Yup bibi tau kalo kamu akan ke Puerto Rico karna kamu terus saja membicarakan nya jadi bibi sudah membelikan tiket pesawat untuk kamu" ucap bibi nya yang sambil memberikan tiket pesawat ke Ajax
Ajax mengambil tiket pesawat nya "T-terimakasih bibi" ucap Ajax sambil tersenyum yang di paksakan.
Keesokkan hari nya mereka tiba di sebuah bandara, hari itu cerah, burung berkicau angin berhembus dengan lembut membuat suasana seluruh bandara menjadi sejuk.
Ajax mulai memasuki bandara sendirian, saat sudah di depan pintu dia melirik ke belakang untuk melihat bibi nya yang sedang melambaikan tangan "Ajax selamat jalan" ucap bibinya sambil melambaikan tangan, dia langsung merespon dengan melambaikan tangan nya.
Ajax memasuki pesawat dan duduk di sebelah jendela, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar nya dia langsung menatap keluar jendela.
Pesawat lalu lepas landas "Apakah aku benar-benar akan kembali ke tempat itu dosa ku terlalu banyak"ucap Ajax dengan nada yang lesu. Pesawat itu terbang di atas laut biru yang indah, sinar matahari memantul di atas air laut yang biru tetapi Ajax hanya menatap lautan dengan tatapan kosong *... Pemandangan laut yang indah* ucap Ajax di dalam hatinya.
empat jam di tengah perjalanan pesawat itu hilang kontak dan hilang dari dunia ini.
Ajax membuka matanya dengan tergesa-gesa "Dimana aku?" nada nya panik dan nafas nya terengah-engah. Dia melihat ke sekelilingnya dan melihat kedua tangannya di belenggu oleh rantai yang di tertancap dinding ruangan yang terlihat futuristik "Kenapa kedua tangan ku dirantai seperti ini" Ajax lalu melihat ke bawah, dia... memakai baju tentara nya apa yang terjadi. Dia berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi "Cahaya" dia teringat bahwa seluruh pesawat bersinar cahaya biru terang sebelum dia pingsan.
Ajax yang sedang berpikir keras di kagetkan oleh dinding yang tiba-tiba turun dan ada jendela dua sisi, dan dari dalam jendela, Ajax tidak bisa melihat apapun di balik jendela itu, dia terus menatap jendela itu menunggu apa yang akan terjadi, tiba-tiba muncul sebuah suara "Halo Ajax" suara dari yang di keluarkan nya terdengar sangat dalam. Setelah sosok itu berbicara tiba-tiba bagian dalam dari jendela itu turun, dan menampilkan sesosok mahluk yang besar, tinggi nya melebihi manusia normal, warna kulit nya juga berbeda yaitu warna biru tua, dia juga mengenakan semacam armor besi yang canggih.
Mahluk itu mulai berbicara dengan senyuman yang sadis "Ormond Ajax, manusia yang telah membunuh banyak jiwa, kau pasti sangat menyesal bukan?" ucap mahluk tersebut sambil tersenyum sadis.
Ajax yang mendengar nya tidak bisa berkata-kata dan menundukkan kepalanya dia hanya bisa terdiam, mahluk itu yang melihat Ajax yang hanya bisa terdiam mulai tertawa dengan terbahak-bahak "Hahahahahahahahahah" dia lalu berhenti tertawa dan memasang wajah serius "Mahluk seperti dirimu lah, yang kami butuhkan" Ajax yang mendengar nya langsung menatap mahluk itu dengan kebingungan, mahluk itu tersenyum "Ya, kau di butuhkan, di butuhkan sebagai alat eksperimen" setelah mahluk itu berkata dia menekan tombol merah di dekatnya.
Setelah mahluk itu menekan tombol nya tiba-tiba Ajax merasa pusing, dia ingin melawan nya, dia ingin melawan mereka tetapi tubuh nya terlalu lemah sangat lemah, sampai akhirnya dia pingsan.
Saat dia terbangun tubuh nya di ikat di atas kasur, dan dia di kelilingi oleh dokter-dokter yang berbentuk aneh, Ajax langsung berusaha memberontak, tetapi sebuah tangan langsung memegang kepalanya menutupi penglihatan Ajax, telapak tangan itu besar sampai-sampai menutupi seluruh wajah nya, suara yang familiar muncul "Tenang dulu... ini tidak akan sakit" setelah mahluk itu berkata seorang dokter yang berpenampilan seperti kadal menusukkan jarum suntik yang berisi cairan berwarna hitam pekat ke leher nya.
Sesaat cairan itu di suntikan Ajax berteriak dengan keras, para dokter dan penjaga di sekitarnya di bereaksi sama sekali seolah-olah mereka melakukan kegiatan ini dengan sering. Semakin lama suara teriakan nya semakin keras. Ajax berteriak selama berjam-jam sampai akhirnya dia pingsan karena rasa sakit yang begitu ekstrim.
Para dokter lalu tersenyum, salah satu dokter melihat ke arah mahluk yang memegang kepala Ajax "Tes... berhasil, bawa dia kembali ke sel nya" mahluk itu mengangguk dia mengeratkan pegangan tangan nya dan mengangkat Ajax melalui kepala nya. Mahluk itu membawa Ajax yang tak sadar diri ke sel nya, mahluk itu lalu membelenggu kedua tangan nya ke dinding.
Mahluk itu menatap Ajax dengan terkesan "Kau masih tak sadar?, padahal aku membawamu kesini dengan mengangkat kepalamu" tatapan nya langsung berubah menjadi jijik dan dia meludahi Ajax yang tak sadarkan diri.
Hari berubah menjadi minggu, minggu berubah menjadi bulan, bulan berubah menjadi tahun Ajax terus menjadi bahan ekperimen mereka, kebingungan, ketakutan, kesedihan, kemarahan, kebencian, emosi-emosi itu mulai menumpuk dan meledak di dalam dirinya, dia hanya tidak bisa melampiaskan nya saja.
Sampai suatu hari.....
BERSAMBUNG
TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT
Pintu terbuka menyinari ruangan yang gelap, mahluk itu memasuki ruangan untuk mendekati Ajax, seiring dia berjalan lampu-lampu sel di nyalakan, sinar lampu menampilkan ruangan yang penuh dengan darah dan urin ruangan tersebut sangat bau tetapi mahluk itu tidak menghiraukan nya dia tetap mendekati Ajax.
Mahluk itu berdiri tepat di depan Ajax yang tidak sadarkan diri, dengan nada kesal dan jijik dia berkata "Bangun lah" mahluk itu lalu memukul kepala nya menggunakan tongkat besi dengan kuat, sampai- sampai pinggir kepala nya berdarah.
Darah mengalir ke pipinya membuat Ajax terbangun, perlahan Ajax membuka matanya yang berubah warna menjadi merah gelap, tatapan nya Penuh dengan kebencian, penuh dengan amarah. Dia menatap mahluk itu dengan niat yang buruk.
Mahluk itu menatap balik tatapan nya dengan arogan seolah-olah dia tau kalau Ajax tidak akan bisa kabur, dia tersenyum dan berkata "Selamat yah, kau bebas" dia lalu memegang pundak Ajax "Karena pemimpin kami memutuskan untuk mengeksekusi semua mahluk bumi" dia lalu tertawa sambil menepuk-nepuk pundak nya.
Mahluk itu menjentikkan jari nya. Pintu dan jendela lalu tertutup dan menghilang membuat permukaan dinding menjadi halus seolah-olah jendela dan dinding tidak pernah ada.
Lalu sel Ajax mulai bergerak naik untuk beberapa saat, dan perlahan sel berhenti, seluruh dinding yang berada di depan mereka terangkat ke atas tidak ada suara mesin sama sekali bahkan dinding itu terangkat dengan mulus. Di balik dinding itu ada sebuah ruangan tetapi sebelum Ajax mengatakan sesuatu tiba-tiba kedua dinding kanan dan kiri nya bergerak menuju ruangan putih yang terdapat sebuah senjata yang dia kenal.
Mahluk itu melirik Ajax dan bertanya kepada nya "Apakah ada yang ingin kau tanyakan" ucap mahluk tersebut sambil berjalan menuju sebuah senjata yang ada di ujung ruangan tersebut.
Mendengar kata-kata mahluk itu dia berpikir untuk sejenak, Ajax menghela nafas nya dan berkata "Sudah berapa lama... aku di sini?" dia lalu memegang rantai yang membelenggu kedua tangan nya dengan erat. Tepat setelah Ajax selesai bertanya mahluk itu sampai di ujung ruangan dan mengambil senjata itu sembari menjawab pertanyaan nya dengan santai "Berapa lama yah... lima puluh, kau disini selama lima puluh ribu tahun" setelah mendengar jawaban mahluk itu Ajax langsung shock "Lalu bagaimana dengan rumah ku?" mahluk itu langsung membalas pertanyaan nya "Tentu saja, sudah hancur bahkan universe mu sudah hancur kehabisan energi, karena kami kuras" Ajax yang mendengar nya semakin kesal "Kenapa?" dia mengerat pegangannya.
Mahluk itu lalu mendekati Ajax "Tentu saja sumber daya, dan untuk menjadi kan mahluk bumi sebagai bahan eksperimen kami" ucap mahluk sambil tersenyum santai, dia lalu melanjutkan perkataannya "Kau tidak akan percaya apa yang akan ku katakan, setelah kami menculik pesawat itu kami mulai menjajah bumi, karena jika ada dirimu di sana maka bumi akan menang, tanpa terkecuali" Ajax yang mendengar apa yang di katakan mahluk itu menjadi kebingungan "Apa!... itu tidak mungkin, teknologi kalian sangatlah canggih daripada teknologi kami" ucap Ajax dengan nada kebingungan.
Mahluk itu berhenti tepat di hadapan Ajax "Karena sebentar lagi kau akan mati, biar ku jelaskan" mahluk itu duduk di hadapan nya "Kami sedang mencari universe untuk mengambil energi, lalu salah satu navigator kami menemukan universe yang lebih besar dari universe lain" Ajax mendengar kan penjelasan mahluk itu dengan seksama.
"Universe itu adalah universe terbesar di layer ini, senjata kalian walaupun primitif akan sangat berpengaruh, sementara senjata kami tidak akan ada efek" dia lalu berdiri dan mahluk tersebut menodongkan senjatanya ke kepala Ajax.
"Lalu bagaimana kalian bisa menghancurkan universe kami?" mendengar pertanyaan itu dari nya, membuat mahluk tersebut menjadi gelisah "Kami... bisa menghancurkan dunia mu itu karna di bantu oleh seseorang, tidak dia lebih dari itu" jawab mahluk tersebut dengan gelisah.
Ajax yang mendengar nya dia menatap ke bawah, memikirkan betapa indahnya dunia itu, walaupun dia memiliki banyak kenangan buruk tetapi tetap saja dia merasa sedih "Jadi semua orang yang kukenal telah..." dia meneteskan air mata.
Mahluk itu yang melihat Ajax langsung berkata "Hei jangan bersedih, kau cuma kenal satu orang doang kan?, bibi mu" jawab mahluk tersebut sambil tersenyum lebar.
Ajax yang menyadari nya langsung menatap mahluk itu, mahluk itu lalu berdiri dan menodongkan senjata nya "Wanita itu... terus berteriak sangat berisik sekali" mahluk itu menarik pelatuk nya.
*Dor*
Setelah senjata itu di tembakkan dia langsung menarik rantai tangan kanan nya sampai copot, dan melompat ke samping untuk menghindari tembakan nya. Dia mengayunkan rantai tersebut bagaikan cambuk yang ringan dan memenggal kepala mahluk itu, tubuhnya terjatuh ke tanah dan leher nya mengeluarkan darah yang berwarna biru. Kejadian barusan sangat cepat bahkan mahluk itu tidak sempat bereaksi.
Ajax lalu menarik belenggu tangan kiri nya sampai rantai di dinding copot, dia lalu melilitkan rantai tangan kanan nya ke lengan nya menjadikan rantai itu sebuah pelindung. Dia lalu mengeratkan lilitan rantai tangan kiri nya, menyisakan rantai yang sepanjang kaki manusia.
Dia lalu mengambil senjata yang di pegang mayat mahluk itu, setelah di perhatikan senjata nya adalah sebuah pistol dessert eagle dia lalu memasukkan pistol itu ke pinggang nya.
Waktu seolah-olah berhenti seiring dia merenung karena informasi yang begitu banyak di ketahui oleh nya secara tiba-tiba, universe, alien dari peradaban lain, waktu yang begitu panjang, dan dunia nya yang telah tiada untuk selama nya.
Dia teringat betapa sakit nya penyiksaan yang dilakukan oleh makhluk-makhluk itu, fisik dan mental nya di uji coba layak nya binatang. Kesal dia sangat kesal tubuh nya terbakar dengan amarah "Kalau begitu akan ku habisi ras kalian" dia lalu memukul dinding sampai hancur, di balik dinding tersebut terdapat jalan baru. Ajax langsung keluar dan berlari menelusuri jalan dan membunuh penjaga dengan rantai yang menjadi cambuk menebas semua penjaga menjadi dua.
Dia lalu sampai di sebuah ruangan yang telah di kepung oleh puluhan tentara, dengan rantai nya dia dengan mudah melesat menghabisi mereka dengan cepat. Ruangan bersih tadi berubah menjadi kotor di penuhi oleh organ-organ dalam dan bagian-bagian tubuh makhluk-makhluk itu dinding di penuhi oleh banyak darah, bahkan langit-langit juga di penuhi oleh darah. Ajax lalu keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan perbuatan nya... tentu saja dia tidak peduli dengan mahluk hidup yang telah menghancurkan dunia nya.
Dia melanjutkan menelusuri lorong itu, dia melihat kedua rantai di tangan nya *Jadi rantai ini juga berasal dari dunia ku* ucap nya di dalam hatinya. Di saat Ajax menelusuri lorong ia melihat dua mahluk yang berbentuk seperti kadal yang satu dewasa dan yang satu seperti anak-anak, mahluk yang dewasa berlutut meminta mohon ke Ajax "T-tolong lah ampuni kami" Ajax menodong kan pistol nya "K-kalau kau ingin tetap membunuh kami..." wanita itu melihat ke arah anak nya dengan sedih "Bunuh aku saja tinggal kan anak ku... kumohon" Ajax menurunkan pistol nya membuat mahluk tersebut senang, tetapi Ajax menembak anak nya, mahluk itu langsung memeluk anak nya dan menatap Ajax dengan penuh kebencian "Kenapa kau melakunya, apakah kau tidak punya hati" Ajax yang mendengar perkataan mahluk itu dia langsung marah "Aku... tidak punya hati... lalu kenapa kalian menghancurkan dunia ku, kenapa kalian terus menyiksaku" Ajax menghampiri mahluk itu yang menjadi takut dia lalu memegang kepalanya "Ayo jawab!!" dia langsung membenturkan kepala mahluk itu ke lantai sampai-sampai kepala nya hancur.
Dia lalu pergi meninggalkan kedua mayat itu, Ajax terus berlari menelusuri lorong-lorong, di saat penelusuran nya dia membunuh semua mahluk yang ada di hadapannya, dia tidak peduli kalau mahluk itu sebuah tentara atau bukan karena di matanya semua mahluk di hadapan nya sama dia sungguh tidak peduli tua, muda, hamil, pincang semua dia habisi secara membabi buta. Pesawat itu menjadi neraka untuk beberapa saat.
Ajax terus menerus lorong baru dengan interior yang mewah *Pasti petinggi-petinggi penting ada di tempat ini* dia lalu berhenti di depan pintu yang ada nama *Kapten* Ajax lalu menendang pintu itu dengan keras dan memasuki ruangan dengan menodongkan pistolnya di tangan kanan. Ruangan itu gelap satu-satunya sumber cahaya berasal dari luar. Ajax berjalan memasuki ruangan itu dengan waspada dia lalu mendengar suara di samping nya dan langsung berpaling ke arah suara itu, dia terkejut karena melihat mahluk laki-laki yang sama persis seperti ras mahluk yang menjaga nya dan mahluk wanita dengan ras yang sama. Tetapi bukan itu yang membuatnya kaget melainkan karena kedua nya tidak mengenakan busana.
Mahluk laki-laki mulai berbicara dengan ketakutan "A-apa yang kau mau, tapi tolong jangan sebarkan apa yang sedang kami lakukan" pandangan Ajax lalu di alihkan oleh mahluk wanita yang perlahan beranjak dari kasur nya, tanpa pikir panjang Ajax menembak wanita itu tepat di kepala.
Wanita itu jatuh di pundak sang kapten, kapten itu terkejut dia tidak menyangka orang itu akan menembak wanita dia langsung menyingkirkan mayatnya seolah-olah dia jijik, Ajax yang merasa kalau dia tidak berguna langsung menembak kapten tersebut.
Ajax lalu mengecek seluruh ruangan di laci, lemari semua ia cek sampai akhirnya dia menemukan sebuah jurnal di bawah kasur, dia lalu mengecek semua halaman di dalamnya, Ajax lalu sampai di halaman yang dia cari "Ketemu" dia langsung menutup buku itu. Dan keluar dari ruangan tersebut.
BERSAMBUNG
TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT
Ajax melihat sebuah foto di halaman jurnal itu, di dalam foto itu ada mahluk ras berwarna biru, pakaian nya layak jendral. Ajax berfikir kalau mahluk ini dapat memberikannya informasi. Ajax terus membaca jurnal itu dan melihat sebuah nama universe Teohudolon "Sepertinya sekarang dia tinggal di sana" dengan tenang dia mulai berjalan keluar dari ruangan itu.
Ajax lalu kembali menelusuri lorong itu, dia terus berlari sampai akhirnya dia melihat ruangan besar yang seperti hangar, di depannya Ajax melihat... luar angkasa?, di depan tidak ada dinding tetapi seperti ada medan gaya yang menghalangi luar angkasa dan hangar tersebut. Di tempat itu terdapat sedikit pesawat, kemungkinan pesawat yang lain sudah di bawa pergi oleh para penghuni pesawat besar ini. Ajax mulai berjalan mencari pesawat kecil untuk perjalanan nya. Suasana di hangar itu sangat sepi dan berantakan, banyak barang-barang yang berserakan tempat itu sangat kacau. Dia lalu menaiki salah satu pesawat yang di pakir. Di dalam pesawat kecil itu Ajax melihat-lihat sekeliling nya mencari sebuah buku panduan. Setelah beberapa lama mencari dia menemukan buku itu di suatu laci.
Ajax membaca buku itu dengan seksama dia memperhatikan instruksi-instruksi dengan serius, setelah merasa paham dia menutup buku itu dengan percaya diri. Ajax menempatkan jari-jari ke sebuah keyboard dengan sedikit ragu ".... Coba saja dulu" dia lalu mengetik koordinat dia lalu menekan tombol merah di sebelah keyboard itu, Ajax lalu menunggu apa yang akan terjadi. Setelah beberapa lama... suara wanita tiba-tiba muncul "Perjalanan ke universe Teohudolon akan di lakukan, para penumpang mohon memakai sabuk pengaman saat lepas landas" Ajax segera memakai sabuk pengaman, suara itu lalu berkata lagi "Perhatian sesudah kita terbang para penumpang bisa berjalan-jalan di pesawat" suara itu lalu mengakhiri perkataan nya dengan nada yang gembira "Selamat jalan" pesawat itu perlahan naik dan mulai melesat keluar melewati dinding medan gaya dengan cepat.
Pesawat itu melesat dengan kecepatan tinggi, pesawat itu bergerak dengan cepat seolah-olah melewati tabung yang di selimuti oleh garis-garis berwarna biru. Ajax lalu melirik layar dan dia melihat pesawat melaju dengan kecepatan cahaya. Dia hendak melihat ke jendela itu lagi tetapi sepertinya dia sudah sampai.
Pemandangan yang begitu indah Ajax melihat kristal yang berbentuk bundar, kristal itu sangat besar sulit sekali di bayangkan oleh akal manusia, di dalam nya di penuhi oleh cabang-cabang energi layak nya pohon, Ajax terus menatap kristal itu dengan penuh rasa ingin tahu. Tiba-tiba saat Ajax menatap kristal nya suara itu muncul lagi "Menentukan lokasi timeline" Ajax yang mendengar nya terkejut "Tunggu, apa yang di maks-" sebelum dia selesai berbicara pesawat itu melesat masuk kedalam kristal raksasa itu.
Sesaat dia memasuki kristal itu cahaya yang menyilaukan tiba-tiba muncul membuat Ajax tidak bisa melihat. Setelah beberapa saat suara itu muncul lagi "Kita sudah sampai" Ajax membuka matanya dengan perlahan.
Ajax turun dari pesawat nya "Jadi ini tempat nya ya" dia melihat ke sekeliling nya dengan takjub dunia itu sangat mirip dengan dunia nya, secara spontan dia menyentuh rumput yang dia pijaki, dia meraba rumput-rumput itu suntuk beberapa saat "Sudah berapa lema... aku tidak menyentuh rumput?, indah sekali" dia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri, tidak boleh bersantai dia harus mencari jendral itu.
Ajax lalu berdiri dan mulai berjalan menuju koordinat jendral itu yang ditulis di jurnal. Dia mulai berjalan masuk kedalam hutan. Dia terus berjalan menelusuri hutan yang tidak terlalu lebat itu.
Sampai akhirnya dia sampai di suatu kerajaan. dia lalu memasuki kota itu, kota itu ramai di penuhi dengan ras elf, org, cyclop dan sebagainya. Ajax melewati sebuah pasar yang ramai dan dia banyak mendapatkan tatapan curiga dari warga sekitar, tentu saja dia mendapatkan tatapan seperti itu karena pakaian adalah pakaian tentara modern.
Ajax tentunya tidak menghiraukan tatapan itu dia terus berjalan mencari jendral itu. Tiba-tiba dua penjaga kerajaan menghampiri nya, salah satu dari penjara itu berkata "Kau ikut dengan kami" ucap nya dengan nada yang lantang. Tetapi Ajax sama sekali tidak takut, dia berpikir karena tidak mau mencari masalah dia terpaksa harus mengikuti mereka.
Ajax mengangguk kecil di depan kedua penjaga itu, kedua penjaga itu melihat satu sama lain, mereka terkejut "Apakah semudah itu?" ucap dari salah satu penjaga. Mereka bertiga pergi ke kerajaan tanpa ada masalah.
"Masuklah" ucap salah satu penjaga itu sambil menunjuk ke pintu yang besar. Ajax menuruti perintah nya dan membuka pintu itu dengan mudah mengagetkan kedua penjaga itu. Ajax memasuki ruangan itu dan pintu itu di tutup oleh org besar yang di belenggu leher nya dia terlihat terkejut melihat Ajax yang membuka pintunya, tetapi Ajax tidak memperhatikan nya pandangan nya langsung tertuju pada seorang raja yang duduk di singgasana. Ruangan itu besar dan dinding kanan dan kiri di penuhi dengan kaca patri yang berbentuk seperti raja-raja sebelum nya.
Dengan nada yang begitu arogan sang raja berkata "Wahai mahluk asing kau datang dari mana?" nada nya begitu arogan sifat nya begitu sombong tetapi Ajax tidak terkejut karena ras nya yang manusia, di benak nya muncul ingatan-ingatan para pemimpin yang sombong itu pemimpin yang tamak itu, pemimpin yang brengsek itu.
Emosi nya sekarang berubah menjadi kesal karena mengingat momen-momen buruk dalam hidup nya, raja itu yang merasa di abaikan berkata "Hei!, kau dengar tidak!!, jangan mengabaikan ku aku ini raja, aku ini sang penakluk dasar mahluk kecil... kau seharusnya bersujud pada ku" seperti anak kecil saja kelakuan nya. Muak sangat tidak muak dengan kelakuan nya dia berjalan mendekati raja itu, sembari mendekati dia membuka jurnal yang ada foto jendral itu.
Raja yang melihat Ajax mendekati dengan ekspresi yang kesal mencoba untuk memanggil penjaga yang lain dengan panik "H-hei apa yang akan kau lakukan... penjaga, penjaga!!, di mana kalian!!!" teriak nya juga seperti anak kecil. Para penjaga yang diluar mendengar teriakannya langsung bergegas menyuruh org besar itu untuk membuka pintu dari dari sisi lain, tetapi org itu tidak membukanya karena dia kagum melihat manusia itu yang menentang raja.
Raja yang menyadari kalau org itu hanya diam saja langsung marah kepadanya "Hei kenapa kau malah diam saja. Cepat buka pintunya!!" dia marah kepada org itu tidak menyadari kalau Ajax sudah tepat berada di depannya. Bayangan nya menyelimuti raja itu yang telah sadar Ajax berada di depannya, dia perlahan menatap mata nya yang penuh dengan amarah bagaikan api yang mengamuk. Ajax mencekik raja itu dan dia memperlihatkan foto jendral nya.
"Kau tau, dimana dia?" ucapnya dengan nada yang tenang tetapi dibalik kata-kata itu terdapat kekesalan yang besar. Sang raja melihat foto itu dengan seksama. Raja itu berusaha untuk berkata, walaupun tenggorokan di jepit dia berkata "D-dia ada di k-kota parable" Ajax menguatkan cekikannya "K-kota itu dekat b-bukit kanan k-kerajaan ini" Ajax lalu pergi melihat ke jendela kanannya sambil terus mencekik raja itu. Ajax lalu menendang kaca nya sampai hancur. Dia lalu menatap kaki bukit itu dan benar saja sang raja tidak berbohong terdapat kota di sana.
Ajax mengembalikan raja itu di singgasana nya, setelah cekikannya di lepas raja itu langsung mengeluarkan batuk darah, Ajax yang melihat nya tidak puas dia menendang kepala raja itu sampai-sampai kepala nya menempel ke singgasana nya. Setelah tendangan itu raja tidak bergerak, bagian kepalanya mulai mengeluarkan darah.
Ajax lalu berusaha untuk pergi dari tempat itu. Saat di depan pintu tidak di sangka org itu membukakan pintu nya untuk dia, tanpa menghiraukan nya Ajax langsung pergi ke kota itu.
Setelah beberapa jam dia akhirnya sampai di kota itu, Ajax lalu memasuki kota itu dia melihat kota itu di penuhi oleh makhluk-makhluk reptil dan mahluk biru itu, mereka sangat bahagia, kota itu juga terlihat yang paling maju, dia lalu meludah dan mulai berjalan, Ajax menelusuri kota itu mencari di mana gedung jendral itu berada. Dan setelah beberapa saat mencari dia menemukan gedung yang bertuliskan *Tempat Peristirahatan Jendral Grenjuc Luxjis* tanpa pikir panjang Ajax masuk gedung itu, saat pintu nya di buka dia melihat seorang resepsionis yang ber ras biru, tidak ada orang lain di sana.
Resepsionis itu berkata dengan nada yang lembut "Permisi pak, apakah anda ada keperluan untuk menemui nya?" entah mengapa melihat foto jendral itu yang di gantung bagaikan pahlawan membuat nya semakin kesal Ajax mendekati resepsionis itu dan menyuruhnya berbalik badan dengan nada yang lembut. Kebingungan tetapi resepsionis itu tetap melakukan nya. Sesaat mahluk itu berbalik Ajax dengan cepat mencekik nya dengan rantai tangan kirinya, dia langsung mematahkan leher gadis itu tanpa belas kasihan. Ajax lalu menendang pintu yang ada nama jendral itu.
*Brak*
Jendral yang sedang santai terkejut melihat manusia itu di depannya. Ajax yang melihat jendral itu langsung melilit kan rantai kirinya ke leher jendral itu. Dan membanting nya dengan keras, sesaat dia menyentuh tanah Ajax langsung mencekik nya dan berkata "Jelaskan, semua" jendral itu tidak bisa berkutik dia tau siapa dia, tetapi hanya dia seorang yang tau siapa dia di dunia ini.
Jendral itu lalu berkata "B-baiklah nama dari koloni kami adalah Parable Colony. Kami menjajah dan mengambil sumber daya alam universe lain. Koloni kami awal nya yang paling lemah, tetapi ada seseorang yang sangat kuat dan memberikan kami senjata dan sumber daya alam. stasiun utama kami bernama Fortuna Station. Dia memberi kan informasi itu dengan cepat, cekikan leher nya di perkuat oleh Ajax "Nama pemimpin utama kami adalah Dhoh'uds dia pemimpin yang sangatlah kuat. Untuk seberapa banyak pemimpin kami sebenarnya aku kurang tau jumlah pastinya. Sementara itu nama dunia kami adalah CoRoT O, Sekarang apa kau puas brengsek" Ajax lalu mematahkan lehernya membuat jendral itu mati seketika.
Ajax lalu berdiri dan melihat meja nya yang berantakan, dia lalu melihat sebuah laporan yang bertulis *Queebrn telah menaklukan sepuluh universe dan telah di lantik menjadi jendral di universe 2055 QZ* Ajax lalu melipat laporan itu dan menyelipkan nya di dalam buku jurnal, di balik laporan tadi ada satu laporan lagi yang bertulis *Penyerapan energi Teohudolon akan segera di laksanakan, makhluk-makhluk hidup yang tinggal di sana akan di musnahkan* setelah membaca itu dia menjadi kesal Ajax memasukkan buku jurnal itu ke saku nya, dia melonggarkan rantai tangan kiri nya dan mengeluarkan pistol nya.
Dia lalu keluar dari tempat itu, setelah ber jam-jam seluruh mahluk di kota itu mati, mayat-mayat berserakan dimana-mana, suara anak-anak yang tadinya memenuhi kota hilang, suara canda tawa sekarang hilang, semuanya hilang. Ajax lalu memasuki salah satu bar di sana. Dia mengambil sebuah minuman keras di botol dan mulai meminumnya. dia meminum bir di tempat yang penuh dengan mayat dan bau asap tembakkan.
Dia sedang meminum meratapi apa yang baru saja ia lakukan. Tiba-tiba muncul seorang kakek-kakek di sebelahnya "Kau pasti anak muda itu yah... semua orang sedang membicarakan mu tau..." Ajax yang terkejut langsung melihat ke sebelah nya.
Di sebelah nya ada kakek yang duduk santai meminum bir, dia tidak peduli apa yang telah di lakukan oleh Ajax, Ajax yang terkejut melihat kakek itu tiba-tiba muncul entah dari mana berusaha untuk menyuruh nya pergi "Aku tidak mau mengobrol dengan mu kek, mood ku sedang jelek" ucap nya yang sedang meminum bir dari botol, kakek itu menjawab nya "Lalu?, apakah aku terlihat peduli dengan mood mu?" Ajax yang mendengar nya merasa jengkel, kakek itu melanjutkan perkataannya "Apakah kau mau kekuatan yang hebat?" Ajax yang terkejut mendengar kata kakek itu langsung menoleh ke sebelah nya tetapi kakek itu telah menghilang.
Terkejut dia melompat dari kursi itu dia melihat sekeliling nya tetapi kakek itu telah hilang bagaikan angin.
"Siapa yang peduli" setelah berkata seperti itu dia berlari menuju ke pesawat nya. Setelah sampai dia langsung menyetel koordinat tujuan selanjutnya.
BERSAMBUNG
TERIMAKASIH UNTUK PERHATIAN NYA SEMUA KALO ADA YANG SALAH MOHON MAAF INI NOVEL PERTAMA SAYA TOLONG DI LIKE DAN KOMEN BIAR SAYA NYA TAMBAH SEMANGAT
GAMBAR DI BUAT OLEH AI
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!