NovelToon NovelToon

Starla Perempuan Lugu Dan Pemalu

Episode 1

Di satu sekolah SMA sedang mengadakan acara perpisahan untuk anak kelas Tiga SMA.

Salah satu Murid itu bernama Starla. Anak yang Manis berbadan pendek dan juga tidak terlalu berisi, badan nya ideal dan juga kulit yang tidak terlalu putih.

Dia sedang berdiri di kerumunan teman-teman nya yang sedang merayakan Perpisahan. Mereka memiliki kesibukan masing-masing untuk membuat hari terakhir berkumpul berkesan sangat berbeda dengan dia yang memilih berdiri diam tidak jauh dari kerumunan.

Starla anak yang sangat pemalu, dia pendiam dia juga tidak memiliki teman dekat. Ada beberapa teman namun tidak terlalu dekat karena sangat jarang Starla bisa dekat dengan orang lain.

Acara hari ini lancar. Setelah acara selesai Starla memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Selain pendiam dia juga sangat tidak nyaman di keramaian.

Saat berjalan ke parkiran dia kaget melihat Sepeda nya sudah di atas Pohon terikat.

Starla menghela nafas panjang melihat Sepeda nya. Bukan hal yang jarang sepeda nya jadi korban bullying teman nya kepada nya.

Terpaksa dia memanjat pohon sendiri. Tiba-tiba satu laki-laki yang membuat sepeda itu datang dan tertawa melihat Starla memanjat pohon.

Semua orang melihat itu dan menertawakan Starla. Dia sangat malu namun dia tidak bisa melakukan apapun selain diam.

Mereka mengambil gambar Starla.

"Ada apa ini?" tanya Guru yang baru saja keluar. Semua nya seketika langsung diam. Guru melihat ke atas pohon yang menjadi pusat perhatian murid-murid.

"Starla apa yang kamu lakukan? kenapa sepeda kamu di sana?" tanya guru.

Semua nya menoleh ke arah Pria yang bernama Diki.

"Diki! Ini ulah kamu lagi?" ucap Guru. Diki langsung terdiam.

"Sekarang kamu harus tanggung jawab, ambil tangga dan turun kan sepeda itu!" ucap guru nya.

Namun tiba-tiba Mobil Mewah datang membuat perhatian mereka teralihkan.

"Kak Martin." ucap Diki kaget.

Martin keluar dari mobil nya, dia adalah kakak laki-laki Diki.

"Ada apa ini?" tanya Martin. Semua langsung mengadukan Diki.

Martin melihat ke atas pohon, Starla mencoba melepaskan sepeda nya dari Tali.

Melihat tatapan Martin, Diki langsung naik mengambil sepeda itu.

Starla melompat ke bawah namun dia gagal mendarat dengan selamat dia keseleo dan hampir jatuh untung saja langsung di tahan oleh Martin.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Martin.

Starla menggeleng kan kepala nya.

"Tidak apa-apa kak, terimakasih." ucap Starla menunduk kan kepala nya.

Dia langsung pamit pulang terlebih dahulu.

"Lagi-lagi kamu membuat masalah Diki!" ucap Martin.

Diki terdiam. "Tidak ada Alasan lagi kamu harus satu universitas dengan kakak." ucap Martin.

"Aku tidak mau! aku mau universitas Bandung." ucap Diki.

"Tidak bisa! Kamu di sini tanggung jawab kakak! Kamu tidak boleh membantah, cepat masuk ke dalam mobil." ucap Martin.

Setelah acara perpisahan selama beberapa bulan libur. Waktu itu di gunakan oleh Starla membantu Ibu nya berjualan.

"Bu aku tidak usah kuliah Bu." ucap Starla kepada ibu nya yang sedang memasak.

Ibu nya menoleh ke arah Starla.

"Kenapa berubah pikiran lagi nak? Ibu tidak suka kamu tidak memiliki pendirian seperti itu!" ucap Ibu nya.

"Aku tidak tega menyusahkan Ibu terus, aku tidak mau jadi beban untuk ibu." ucap Starla.

"Ssttt... Ngomong apa kamu ini? Ibu tidak pernah mengeluh. Justru ibu sangat bangga kepada kamu bisa lulus SMA dan sudah mau kuliah.. hanya kamu satu-satunya harapan ibu." ucap Ibu nya.

"Tapi Bu kuliah itu sangat mahal sekali." ucap Starla.

"Ibu sudah memiliki tabungan untuk itu. ibu sangat ingin kamu kuliah, nilai kamu sangat bagus sayang kalau tidak di kembangkan." ucap ibu nya.

Ibu nya mengambil uang dan memberikan nya kepada Starla.

"Ibu sudah melihat pendaftaran di universitas yang sangat Ibu suka, ini lebih dari cukup nak." ucap ibu nya.

Starla sangat terharu dia tidak menyangka, dia langsung memeluk ibunya sambil menangis.

Keesokan harinya...

Starla datang ke kampus di hari pertama di antar oleh Ibunya.

"Kamu yang fokus yah belajar nya, ibu cuman bisa sampai gerbang saja." ucap ibu nya.

"Iyah Bu, aku masuk dulu yah, ibu pulang hati-hati." ucap Starla.

Starla masuk ke dalam kelas nya langsung.. Semua mata tertuju kepada nya karena penampilan nya yang sangat aneh sekali.

"Kamu yakin mau kuliah di sini? Penampilan kamu saja seperti anak SD, sangat norak." ucap teman sekelas nya.

Dia hanya diam menunduk kan kepala nya.

Waktu nya untuk pengenalan Diri. Giliran dia semua orang tidak mau mendengar kan nya. Mereka memilih untuk di skip saja, namun Starla Terus melanjutkan perkenalan diri di depan Kakak-kakak kelas nya.

Ternyata Martin salah satu kakak kelas yang akan membimbing mereka.

"Maaf-maaf saya telat." ucap Diki baru masuk ke dalam kelas.

Semua menoleh ke arah Diki.

"Wah ganteng banget sih." ucap Maba perempuan yang lain.

"push up sepuluh kali setelah itu perkenalkan diri." ucap Martin kepada Diki.

"Kak Diki aku sudah memakai parfum, aku juga sudah rapi kalau aku melakukan itu ketampanan ku akan berkurang, sebaiknya aku langsung memperkenalkan diri saja." ucap Diki.

"Haii semua nya namun ku Pratama Diki, panggil saja Diki. Aku tamatan dari sekolah SMA 2, Aku juga adik nya kak Martin." ucap Diki.

"Oohh adik nya kak Martin. pantesan saja hampir mirip." ucap teman-teman nya.

"Kalau SMA 2 berarti satu sekolah sama si culun ini dong." ucap teman-teman nya.

Diki menoleh ke arah Starla.

"Huff ini dia yang membuat aku tidak mau kuliah di sini, aku tidak mau bertemu dengan Si culun ini, namun melihat banyak cewek-cewek cantik aku tidak jadi menyesal." ucap Diki.

"Sudah selesai semua nya langsung duduk!" ucap Martin.

Starla mendengar Suara Martin membuat nya teringat beberapa bulan yang lalu, suara laki-laki yang pertama kali berbicara dengan lembut kepada nya.

Dia sama sekali tidak berani menatap wajah Martin mau pun orang-orang yang di sekitar nya.

Jam pertama sudah selesai Starla duduk di kursi koridor kampus nya sambil makan Bekal yang di siapkan oleh Ibu nya.

Tiba-tiba Diki datang.

"Brak!!!" Tiba-tiba Bekal itu jatuh ke lantai dan semua nya mengotori lantai.

"Upsssa maaf.. Aku tidak sengaja, lagian ini bukan tempat makan. Makanan jalanan seperti itu hanya mencemari Kampus elit seperti ini." ucap perempuan suruhan Diki.

"Jalan ke sebelah sana masih luas, kenapa harus menyenggol aku?" ucap Starla marah karena itu buatan ibu nya.

"Aaaa aku takut..." Ucap perempuan itu meledek.

"Apa yang terjadi?" tanya Martin baru saja datang.

perempuan itu langsung pergi, Martin melihat Diki pergi bersama perempuan itu.

Episode 2

"Jalan ke sebelah sana masih luas, kenapa harus menyenggol aku?" ucap Starla marah karena itu buatan ibu nya.

"Aaaa aku takut..." Ucap perempuan itu meledek.

"Apa yang terjadi?" tanya Martin baru saja datang.

perempuan itu langsung pergi, Martin melihat Diki pergi bersama perempuan itu.

Martin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya itu.

Starla dengan wajah yang sangat sedih dia langsung membersihkan Lantai itu sebelum kakak kelas nya itu marah.

"Maafin saya kak, saya minta maaf sudah mengotori lantai." ucap Starla.

Starla langsung pergi meninggalkan Martin yang hanya diam saja.

Starla duduk di kelas nya sambil menghitung uang nya.

"Aku sangat lapar, aku yakin makanan di kantin pasti sangat mahal-mahal." ucap Starla.

Dia minum air putih yang sangat banyak agar tidak terlalu lapar.

"Nih untuk kamu." satu perempuan datang dan meletakkan Roti di depan Starla.

Starla melihat roti itu dia melihat wajah perempuan itu.

"Terimakasih, tapi saya tidak memiliki uang untuk membayar nya." ucap Starla.

"Kenalin nama aku Hima, aku anak kelas ini juga kok. Aku kasih ini ke kamu dengan gratis." ucap Hima.

"Tapi."

"Tidak ada tapi-tapian! Cepat makan sebentar lagi kita akan berkumpul bersama kakak-kakak kelas yang lain." ucap Hima.

Akhirnya Starla makan kue itu.

Di hari pertama Kuliah menurut Starla cukup menyenangkan dari pada waktu SMA, semoga saja dia betah demi ibu nya.

"Kamu pulang naik apa?" tanya Hima kepada Starla yang duduk di halte.

"Humm aku naik bus." Ucap Starla.

"Aku anterin aja yah." ucap Hima.

"Kamu ngapain sih mau berteman dengan perempuan seperti dia Hima?" ucap Teman-teman Nya.

"Apa yang salah? Lagian Starla baik kok, dia tidak salah apa-apa." ucap Hima.

"Awas loh entar culun, bodoh, miskin dan jelek nya nular sama kamu." ucap Teman nya.

"Bus ku sudah datang." ucap Starla langsung masuk ke dalam bus dan pergi.

"Sudah Miskin dan jelek tetap saja sombong." Sindir teman Hima.

Hima hanya diam saja dia pun langsung pergi.

Martin dan juga teman-teman nya melihat itu.

"Kak ayo pulang." ajak Diki.

Martin pamit kepada teman-teman nya dan masuk ke dalam mobil.

Tidak beberapa lama akhirnya sampai di rumah.

"Diki kakak mau bicara!" ucap Martin kepada Diki yang hendak masuk ke dalam rumah.

"Apa kak?" tanya Diki.

"Kenapa kamu selalu membuly Starla? Apa yang membuat kamu begitu membenci nya?" ucap Martin.

"Humm karena aku tidak suka, aku tidak suka perempuan itu." ucap Diki.

"Kakak tidak pernah mengajari kamu jahat seperti itu kepada orang lain! Jangan melakukan hal itu lagi!" ucap Martin.

"Kakak kenapa sih? Biasanya saja tidak pernah perduli, kenapa kepada perempuan itu kakak perduli." ucap Diki.

"Kakak perduli kepada kamu!" ucap Martin.

"Baiklah kak, aku minta maaf." ucap Diki langsung masuk, Martin sudah meninggikan nada suara nya itu artinya dia sudah marah.

"Ibu aku pulang." ucap Starla setelah sudah di depan warung ibu nya.

"Humm sebaiknya kamu langsung ganti baju, habis itu makan." ucap Ibu nya. Starla menganguk sambil tersenyum.

Tidak beberapa lama akhirnya selesai makan.

"Ibu dari tadi sangat sibuk bahkan tidak ada istirahat nya." ucap Starla.

"Kamu lupa kalau hari ini ada acara di Panti asuhan? Ibu mau membuat makanan untuk anak-anak yang ada di sana." ucap Ibu nya Starla.

"Oh iya Bu, aku lupa. Aku bantuin ibu yah." ucap Starla.

"Tidak perlu nak, ini sudah mau siap kok. Sebaiknya kamu segera mandi agar kita berangkat sama-sama." ucap ibu nya.

Yah seperti itu lah Starla di perlakukan oleh ibu nya, sangat di sayangi karena hanya anak satu-satunya.

Sebenernya Starla memiliki dua kakak laki-laki, namun mereka sudah tiada. Meninggal dunia karena kecelakaan bersama Ayah nya.

Starla sering sekali merasa tidak enak kepada ibu nya karena terlalu memanjakan dia.

Tidak beberapa lama akhirnya sampai di panti asuhan mereka di sambut dengan sangat ramah sekali.

"Starla.. Kamu datang juga ke sini. Ayo langsung masuk saja, semua orang sudah berkumpul di dalam." ucap pengurus yayasan.

"Tumben banget sangat ramai sekali Bu, acara nya besar yah?" tanya ibu nya Starla.

"Tidak terlalu besar Bu, hanya saja Pemilik yayasan ini datang." ucap pengurus.

Mereka masuk ke dalam.

"Pak kenalin ini Ibu Irma dan juga ini anak nya yang sering kami ceritakan. Yang setiap Minggu memberikan makanan yang enak." ucap pengurus.

"Hanya makanan biasa saja Pak, ibu ini sering-sering melebihkan." ucap Bu Irma.

"Kak Martin." ucap Starla kaget ternyata pemilik nya adalah Kakak kelas nya.

"Senang bertemu dengan Ibu. Anak-anak selalu bilang kalau masakan ibu sangat enak, saya mau ibu sering-sering mengirim makanan untuk anak-anak." ucap Martin.

"Tentu Pak, saya sangat senang." ucap Bu Irma.

"Oh iya kenalin ini putri saya pak namanya Starla, dia juga yang sering membantu saya memasak dan mengantarkan makanan ke sini karena tidak jauh dari rumah." ucap Bu Irma.

Starla tersenyum tipis dia menyalim tangan Martin karena di suruh ibunya.

"Selain itu Starla juga guru ngaji di sini. Namun karena sudah sibuk mempersiapkan diri kuliah dia jadi jarang memiliki waktu ke sini." ucap pengurus.

Martin tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu ayo kita masuk ke dalam, acara sudah mau di mulai." ucap Martin.

Martin membuka acara, setelah beberapa jam berbicara di depan waktu nya untuk sholawat. Martin meminta Starla untuk ke depan.

Starla kaget. Dia tidak terbiasa dengan hal seperti itu, berada di tempat keramaian saja sudah membuat dia gugup dan tidak berani mengangkat pandangan nya.

"Ayo ke depan Starla." ucap Martin.

"Boleh di ganti saja Tidak pak? Starla tidak terbiasa dengan hal seperti ini." ucap pengurus Yayasan.

"Bukan kah seorang guru harus mengajar kan hal yang positif kepada murid-muridnya." ucap Martin.

Starla menghela nafas panjang dia langsung berdiri memberanikan diri.

Berjalan ke panggung. Semua mata tertuju kepada dia.

Dia sadar itu sebabnya dia semakin gugup.

"Starla terkenal sangat pendiam dan juga pemalu, bapak akan kecewa kalau dia di suruh tampil." ucap Pengurus kepada Martin.

"Saya yakin dia bisa, semua orang kalau belum terbiasa akan gugup dan malu juga." ucap Martin.

"Ayo Starla kamu bisa, kamu pasti bisa. Kamu tidak boleh membuat nama kamu semakin buruk di depan kakak kelas kamu, apalagi di depan orang tua kamu. Ini juga demi Ibu." ucap Starla.

Dia melihat wajah ibu nya yang sangat khawatir namun terus tersenyum selalu memberikan dukungan.

Episode 3

"Ayo Starla kamu bisa, kamu pasti bisa. Kamu tidak boleh membuat nama kamu semakin buruk di depan kakak kelas kamu, apalagi di depan orang tua kamu. Ini juga demi Ibu." ucap Starla.

Dia melihat wajah ibu nya yang sangat khawatir namun terus tersenyum selalu memberikan dukungan.

Starla melihat ke seluruh ruangan itu, sangat banyak orang yang menunggu nya.

"Kita tidak memiliki waktu banyak." ucap Martin. Starla langsung berdiri di depan microfon.

"Ayo Starla kamu bisa." ucap Ibu nya dalam hati.

Awal nya Starla masih gugup namun dia berusaha tenang sampai suara nya terdengar stabil.

Semua orang terdiam mendengar sholawat Starla yang begitu merdu sekali. Begitu juga dengan Martin yang tersenyum.

"Saya yakin dia pasti bisa." ucap Martin dalam hati.

Sudah sangat malam acara pun selesai. Para tamu sudah pulang.

"Ibu dan Starla pulang naik apa?" tanya Martin di depan Panti.

"Naik Sepeda Pak. Rumah nya tidak terlalu jauh kok." ucap Bu Irma.

"Saya antar saja yah Bu. Ini sudah malam tidak baik berdua saja naik sepeda." ucap Martin.

"Tidak perlu pak, kami bisa pulang menggunakan sepeda, sudah terbiasa." ucap Bu Irma.

"Saya mohon jangan menolak Tawaran saya, kasihan juga Starla pasti kelelahan. Sepanjang acara dia tidak istirahat." ucap Martin.

"Yang di katakan ibu benar Pak, kami bisa pulang sendiri." ucap Starla.

"Supir saya akan membawa Sepeda ibu pulang. Ayo masuk ke dalam mobil saya." ucap Martin membuka kan pintu mobil.

Starla dan Bu Irma sudah bingung harus menolak nya bagaimana akhir nya mereka masuk.

Ternyata perjalanan ke rumah ibu Irma memakan waktu setengah jam, mungkin kalau naik sepeda satu jam lebih.

Sepanjang jalan tidak ada percakapan. Starla hanya diam saja.

"Apakah ini rumah ibu?" tanya Martin setelah sudah sampai.

"Iyah pak, ini rumah kami. Sangat lah jauh dari kata mewah tapi kami berdua di sini sudah sangat nyaman, saya juga membuka usaha di sini sudah mulai dari suami saya meninggal dunia." ucap Bu Irma.

Martin kaget ternyata Bu Irma dan Starla hanya berdua saja, dia semakin merasa bersalah sudah menyusahkan Bu Irma meminta untuk Memasak. Begitu juga kepada Starla yang sudah di buly oleh adiknya.

"Silahkan duduk dulu pak, maaf kalau tempat nya kurang nyaman." ucap Bu Irma.

Starla datang membawa kan minun untuk ibu dan Martin.

"Silahkan di minum Pak." ucap Bu Irma. "Bu aku langsung istirahat ke kamar yah." ucap Starla.

"Tidak baik seperti itu nak, ada tamu malah di tinggal." ucap Bu Irma.

"Tidak apa-apa Bu, saya juga sudah mau pulang." ucap Martin.

Starla mengantarkan nya ke depan.

"Terimakasih sudah mengantarkan saya dengan ibu saya pak." ucap Starla.

"Sama-sama, kamu masuk lah dan istirahat. Jangan telat datang ke kampus." ucap Martin. Starla mengangguk.

Martin pun meninggalkan Starla.

"Kak Martin sangat berbeda dari Diki. Kak Martin benar-benar sangat baik." ucap Starla.

Keesokan harinya..

"Selamat pagi semua nya." Sapa kakak kelas bersama dosen didepan.

Semua nya datang tepat waktu tidak ada yang telat terkecuali Diki. Hanya Martin yang berani menegur Diki yang telat. Namun tetap saja Diki selalu melawan karena dia merasa dia berkuasa.

"Heh culun!" ucap Diki kepada Starla yang sedang duduk di depan kelas.

Starla menoleh ke arah Diki. Diki langsung tertawa bersama teman-teman nya.

"Mulai dari sekarang kita harus memanggil dia si culun teman-teman." ucap Diki. Semua nya setuju.

"Apa-apaan sih kalian!" ucap Hima baru saja datang.

"Jangan bilang kamu datang mau membela si culun kutu buku ini?" ucap Diki dan teman perempuan nya.

"Salah Starla sama kalian apa sih? Dia tidak salah!" ucap Hima.

"Salah nya dia adalah, kenapa dia berada di universitas mahal seperti ini sementara dia orang miskin, aku yakin dia pasti memaksa orang tua nya untuk membayar kuliah di sini ." ucap teman nya Diki.

"Diki!" Martin tiba-tiba datang bersama Dosen. Semua nya langsung terdiam.

"Betapa kali bapak harus mengingat kan kepada kalian kalau di kampus ini di larang membuly teman!" ucap Dosen.

"Termasuk untuk kamu Diki! Kakak kamu di sini orang yang sangat berpengaruh dia jadi panutan di sini, apa kamu tega membuat nama baik nya tercoreng?" ucap dosen.

Martin melihat Starla yang benar-benar hanya diam di belakang Irma.

Diki tidak bisa mengatakan apapun mereka semua nya bubar.

Semua nya sudah bubar. Namun saat mau ke kantor Martin melihat dari jendela Starla sedang membaca buku di perpustakaan.

"Maafin adik saya yang selalu jahat kepada kamu." ucap Martin sambil duduk di samping Starla.

Starla menoleh ke arah samping nya.

"Kak Martin. Kenapa kakak bisa di sini?" ucap Starla melihat di sekitar nya sama sekali tidak ada orang padahal tadi sangat ramai.

"Saya tidak sengaja melihat kamu, saya juga sedang membaca buku." ucap Martin.

"Oohh. Silahkan kak." ucap Starla mau pergi.

"Saya mau berbicara dengan kamu namun kamu meninggalkan saya! Apa kamu tidak mengerti dengan sopan santun?" ucap Martin.

Starla langsung terdiam. "Maaf kak." Starla duduk lagi.

"Saya mau minta maaf atas Sifat adik saya kepada kamu." ucap Martin.

"Tidak apa-apa kak, saya sudah terbiasa." ucap Starla.

"Kenapa kamu tidak mencoba melawan? Diki akan terus seperti itu kalau kamu tidak membela diri." ucap Martin.

Starla menggeleng kan kepala nya. "Untuk apa melawan? Saya sudah terbiasa, saya juga sudah pasrah." ucap Starla.

Martin menghela nafas panjang.

"Apa ibu kamu tau?" Tanya Martin. Starla menggeleng kan kepala nya.

"Saya mohon jangan beri tau ibu saya." ucap Starla.

"Apa kamu di sini kuliah karena ibu kamu juga?" tanya Martin.

"Saya akan melakukan apapun untuk ibu saya agar dia bahagia." ucap Starla.

Martin terdiam.

"Bagaimana kalau hari ini saya mengantar kan kamu pulang?" tanya Martin. Starla langsung menggeleng kan kepala nya.

"Jangan pak." ucap Starla.

"Kenapa?" tanya Martin.

"Hari ini saya membawa sepeda." ucap Starla.

"Sepeda kamu bisa di bawa oleh supir saya. Kebetulan hari ini saya ada janji dengan ibu kamu." ucap Martin.

"Saya bisa menyampaikan apa yang penting kak, kakak tidak perlu jauh-jauh ke rumah membuat Kakak lelah." ucap Starla.

Martin tersenyum. "Saya mau bertemu ibu kamu, apa itu salah?" ucap Martin. Starla terdiam sejenak.

"Seperti nya kamu tidak mengijinkan saya datang ke rumah kamu, apa saya membuat kamu tidak nyaman?" tanya Martin.

"Bukan seperti itu kak, saya..."

"Sudah tidak ada alasan lagi, saya akan menunggu kamu di parkiran." ucap Martin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!