NovelToon NovelToon

Pria Perhitungan (Calculating Man)

1. Mimpi Buruk Aldi

...Jangan lupa follow Ig: Pocipan_Pocipan...

...Terima kasih...

(Hanya ilustrasi)

Di sebuah kamar tidur dengan ukuran sederhana berlatar poster bola berwarna hitam putih menghias dinding tembok, Seorang pemuda terbangun dengan posisi terjatuh akibat mimpi buruknya menjadi seorang pengemis yang sedang memungut botol plastik dengan baju compang-camping

"hmm, gw nggak mau mimpi itu jadi sebuah kenyataan buat gw! pokoknya mulai detik ini gw akan menabung tanpa sepengetahuan keluargaku!" gumam Geraldi Bagaskara Wiranto

Tok

Tok

Tok

"Aldi, cepetan bangun!" seru Hesti sang ibunda

"Sudah bangun, ma" ucap Aldi

"kok belum mandi juga malah duduk santai di lantai. ini sudah jam berapa? nanti telat sekolah!" bentak Hesti

"Sebentar lagi ma, Aldi bukannya santai di lantai dingin ini, tapi aldi jatuh dari tempat tidur" ucap Aldi berdecak kesal

"Haduh, kamu ini seperti anak kecil saja sampai jatuh segala dari tempat tidur" ucap Hesti menggeleng-gelengkan kepalanya

"Aku mimpi buruk, jadi Aldi nggak sadar sampai jatuh dari tempat tidur" ucap Aldi sambil menghela napas

"Memang kamu mimpi buruk apa?" tanya Hesti

"Ini mengenai masa depan, ma" ucap Aldi

"Masa depan kamu, kenapa??" tanya Hesti lagi

"Aku bermimpi di masa depan aku menjadi...," ucap Aldi menghentikan kalimatnya karena pasti sang ibunda tidak akan mempercayai mimpinya

"Menjadi apa? siluman? itu kan hanya bunga tidur saja"hibur Hesti

"Ada deh pokoknya mimpi aku buruk dan aku takut mimpi itu jadi kenyataan" ucap Aldi

"Sudahlah, kamu jangan pikirkan lagi! sekarang kamu mandi, mama tunggu kamu di meja makan" ucap Hesti

"Oke, mama" ucap Aldi

********

Pria muda itu dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga dengan membawa ransel berwarna merah untuk menuju ruang makan

Meja makan

"Nak, kamu harus rajin sekolah dan banggakan kedua orang tuamu ini" ucap Hesti

"Benar tuh Aldi apa yang di katakan oleh mamamu itu" ucap Baroto sang ayah

"Mulai deh papa jadi ikut-ikutan mama untuk saling menyerang aku" ucap Aldi

"Harus dong kita kan ingin yang terbaik buat kamu" ucap Baroto

"Iah, papa. Aku paham kok" ucap Aldi

"Oh, ya nak! ini papa kasih uang jajan dan ongkos untuk kamu gunakan sebaik mungkin ya," ucap Baroto sambil mengambil selembar uang berwarna hijau

"Makasih, papa" ucap Aldi

"Sekarang papa pergi kerja dulu" pamit Baroto

"Hati-hati, papa" ucap Hesti

"Aku juga pamit ya, ma" ucap Aldi

"Iah, nak! kamu juga hati-hati di jalan" ucap Hesti

"Pasti, ma! " ucap Aldi melambaikan tangannya kepada sang ibu

****

"hmmmm, lebih baik sekarang aku belajar hemat dengan berjalan kaki sampai ke sekolah" gumam Aldi

Seorang pria muda dengan topi serta masker berjalan dengan gontai menuju tempat menimba ilmu

"hei" seru Agnes sambil memegang stir kemudi mobil beroda empat

"apa?!" kaget Aldi

"Hari gini masih jalan kaki!" ledek Agnes

"Suka-suka gw, bukan urusan Lo!" bentak Aldi

"Kemana kuda besi yang Lo banggain?" tanya Agnes

"Ada kok"kilah Aldi

"kenapa nggak di pakai?" tanya Agnes

"Sedang di bengkel" kilah Aldi

flashback on

"Maafin papa ya, Nak! papa harus menjual motor kesayanganmu ini demi melunasi tunggakan biaya sekolahmu" ucap baroto

"Iah, nggak apa-apa Aldi bisa memahami kondisi yang di alami papa saat ini" ucap Aldi

"Mulai besok kamu pakai kendaraan umum dulu untuk sementara waktu ini, bagaimana?" tanya Baskoro

"Nggak masalah, Pa. Aldi bisa mengerti kondisi yang terjadi dengan keluarga kita sebisa mungkin aldi akan menghemat" ucap Aldi

Flashback off

Bersambung...

...Jangan lupa untuk memberikan like di setiap episode, vote sebanyak mungkin dan tambahkan di rak buku kalian sebagai Favorite...

...terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua....

2. Murid pindahan

Terik mentari menyengat tubuh seorang pria bertubuh kecil di sepanjang perjalananya menuju sekolah, Ternyata berjalan kaki lebih melelahkan di bandingkan menggunakan kuda besi yang telah lapuk. Ia pun tetap pada prinsipnya untuk menghemat uang yang di berikan oleh Ayahnya

(Hanya Ilustrasi)

"Hei, kamu" seru seorang wanita dengan kaca mata hitam serta jacket berwarna merah muda membuka daun pintu mobilnya

"Siapa kamu?"tanya Aldi

"Kamu menghalangi Jalan saya, Minggir!" ucap seorang wanita dengan nada angkuh

"Sombong sekali lu! mentang-mentang pakai mobil! bisa seenaknya untuk menyingkirkan pejalan kaki seperti gw" ucap Aldi

"Buat diri lu ajah lu nggak mampu, Apa lagi untuk orang lain!" ucap gadis yang memandang rendah dan sinis menggunakan ikat rambut berwarna merah muda

"Apa maksud perkataan lu, Sini turun!" ucap Aldi

"Untuk apa gw turun dari kereta kencana yang gw bawa sendiri" ucap gadis sombong

"lu harus liat baju gw kotor akibat cipratan yang mobil lu lakukan ke gw! Gw minta ganti rugi" ucap Aldi

"Dasar Pria perhitungan begitu saja pakai minta ganti rugi" cibir Evelyn

"Suka-suka gw. Pokoknya saya minta uang laundry sebesar 100 ribu" ucap Aldi

"Nggak mau! suruh siapa lu itu menghalangi jalan gw,"ucap Evelyn

sambil melambaikan tangannya dan melanjutkan perjalanan menuju sekolah

"Sial!! kenapa pagi buta ini gw harus bertemu dengan dua gadis menyebalkan terutama gadis yang nggak mau ganti rugi atas perbuatannya!" gerutu Aldi sambil terus berjalan menuju lokasi sekolah

*****

Tak lama kemudian, Pria perhitungan telah tiba di sekolah bernama Purnama Bangsa ternama dengan siswa dan siswi terbaik

"Anak-anak harap tenang sedikit! Ibu ada pengumuman penting" ucap Bu Yanti

"Pengumuman penting apa, Bu?" tanya salah satu siswa

"Kalian akan mempunyai teman baru, Sihlahkan masuk" seru Bu Yanti

"Perkenalkan nama saya Evelyn. Murid pindahan dari Surabaya" ucap Evelyn

Pria Perhitungan itu seketika tidak bergeming melihat wanita yang sempat menghina dirinya di jalan raya, kini ada di depan matanya sedang memperkenalkan dirinya di hadapan teman-teman lain dengan menggeleng-gelengkan kepalanya pria perhitungan pun mulai menggerutu dalam hatinya

"Dia gadis yang tadi pagi itu, kenapa harus sekolah di sini dan satu kelas denganku, Apa ini Jodoh?

Hmmmm, sebenarnya wanita yang gw temui di jalan raya tadi adalah gadis cantik yang membuat gw jatuh cinta, Namun karena keangkuhannya gw nggak mau sampai tergoda oleh sosok cantiknya" gumam Aldi

"Kamu duduk di sebelah bangku Aldi ya" ucap Bu Yanti

"Baik, Bu guru" ucap Evelyn

"Menyebalkan, kenapa gw harus sebangku sama pria perhitungan ini sih"gumam Evelyn dalam ruang hatinya

*

*

*

Sebangku dengan orang yang tidak di sukai adalah hal yang sangat menyebalkan karena sampai sekarang gadis muda itu selalu saja mengerutkan keningnya jika bertatapan langsung dengan pria perhitungan yang ada di sebelah matanya

"Ngapain, Lo liat-liat gw?" tanya Evelyn

"Gw punya mata yang indah, jadi gw bisa melihat kemana pun gw mau lihat" ucap Aldi

"CK! mata indah dari mana? dari Monas turun ke sampah" ledek Evelyn

"Jaga ucapan lu! wanita sampah" ucap Aldi

"Dasar Pria perhitungan" ucap Evelyn

"Woi kalian berdua! berisik tahu nggak! kalau mau ribut jangan di kelas ini! ganggu gw ajah yang lagi konsen belajar" ucap Agnes salah satu siswi teladan

"Lu tuh yang berisik dengan teriak lu" ucap Renata

Bersambung....

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai Favorite/subscribe...

3. Rahasia Hesti

Tanpa sepengetahuan seorang anak ibu kandung selalu menutupi kebenaran mengenai sebuah penyakit yang di derita selama ini di karenakan Hesti tidak ingin membuat anak dan suaminya ikut merasakan kesedihan yang dia rasakan

"Bagaimana ini jika mereka berdua tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku karena dokter telah mendiagnosa, bahwa aku memiliki tumor rahim yang harus segera di angkat. Aku tahu kondisi keuangan keluarga yang semakin hari semakin memprihatinkan" gumam Hesti

Hesti pun melipat kembali isi surat pernyataan diagnosa dari sang dokter lalu menyembunyikannya di balik lemari pipih di samping tempat di mana dia berbaring

"Aku harus tetap merahasiakan ini semua dari suami dan anak'ku. Mereka tidak boleh mengetahui isi dari diagnosa ini" ucap Hesti

Tak lama kemudian, Aldi pulang ke rumah sederhana milik keluarga Wijaksana dengan tubuh yang berpeluh akibat berjalan kaki dari sekolah menuju rumah

"Kamu nggak pake gojek" seru Hesti

"Nggak, Ma. Lagi ingin hemat untuk keperluan lain" ucap Aldi

"Untuk apa sih kamu merugikan diri kamu sendiri dengan berjalan kaki dari rumah ke sekolah lalu dari sekolah ke rumah, Itu sama ajah kamu tidak sayang sama diri kamu sendiri" ucap Hesti

"Mama jangan bilang papa ya mengenai ini. Aku nggak mau papa sampai tahu aku sering berjalan kaki" ucap Aldi

"Wajah kamu jadi memerah karena terik matahari lalu kulitmu akan memudar menjadi hitam karena keseringan berjalan kaki" ucap Hesti

"Aku ini pria, jadi mama nggak usah mencemaskan masalah kulit atau wajah. Tetap saja aku ini anak ganteng meski aku gosong sekali pun" ucap Aldi

"Mama tahu kamu ini pria bukan seperti adik perempuan kamu, tapi tetap saja mama khawatir kamu tidak ada yang naksir karena sifat kamu yang selalu saja menjadi Pria Perhitungan" ucap Hesti

"Akh! aku ini bukan pria perhitungan tapi aku hanya berhemat karena aku selalu mimpi mengenai masa depan aku menjadi pengemis!" ucap Aldi

"Hah?! jadi karena itu anak mama yang satu ini menjadi pria yang perhitungan?" tanya Hesti

"Bukan hanya itu saja, tapi aku juga sudah tahu mengenai sakit yang mama alami selama ini" ucap Aldi

"kamu tahu dari mana, nak?" tanya Hesti

"Tahu dari surat diagnosa yang mama selama ini sembunyikan dari aku dan papa" ucap Aldi

"Apa papa sudah mengetahui masalah ini?" tanya Hesti

"Belum, Aku belum memberitahukan mengenai sakit yang mama derita" ucap Aldi

"Kamu jangan pernah bilang kepada papa dan adik kamu mengenai penyakit yang mama derita ini"ucap Hesti

"Mereka berhak tahu, Ma. Mengapa mama menyembunyikannya dari kami semua?" tanya Aldi

"Mama nggak ingin sampai mereka mencemaskan kondisi mama saat ini" ucap Hesti

"Baiklah, Aku sepakat merahasiakan semua ini asal mama juga tak memberitahukan kepada papa dan Alenka mengenai masalah aku yang selalu berjalan kaki" ucap Aldi

"Oke, mama setuju untuk tidak memberitahukan rahasia kamu juga" ucap Hesti merangkul anaknya

"Mama harus sembuh, Aldi akan lakukan apa pun untuk kesembuhan mama," ucap Aldi meneteskan sebutir air mata dalam rangkulan ibu tercinta dan diam-diam menyeka butiran itu

Bersambung ...

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai Favorite/Subscribe...

...Terima kasih sudah selalu setia mendukung semua karya saya, Semoga bisa menghibur kalian semua...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!