Ada seorang perempuan yang duduk diarea parkiran sepeda motor bagian luar di salah satu gereja kota Jakarta.
Perempuan itu sedang menikmati minuman yang dibelinya dekat trotoar gereja tersebut.
Dia terbiasa membeli minuman ataupun makanan sehabis pulang bekerja pada sore hari atau malam hari.
Salsabila itulah nama perempuan tersebut, seorang gadis yang cukup sukses di usia mudanya, dia selalu berpergian menggunakan sepeda motor selama masih di daerah Jakarta, terkadang saat hujan pun dia memilih menggunakan motor maticnya.
Shalsa tidak pernah merasa malu dengan menggunakan motor kesana kemari, banyak orang yang memandang Shalsa sebelah mata, karena dari motor maticnya terlihat tua, pakaian yang dikenakan sangat simple dan biasa saja.
Keluarga Shalsa hanya orang sederhana, hidup berkecukupan dan apa adanya, Shalsa memiliki dua orang kakak perempuan dan satu orang abang, semua kakaknya sudah berkeluarga dan sudah memiliki rumah masing-masing.
Dengan bekerja keras, semangat dan tekun, Shalsa bisa menjadi orang yang berhasil hingga saat ini, kini Shalsa hanya tinggal berdua dengan mamanya, sedangkan ayahnya sudah menginggal sejak beberapa tahun yang lalu.
Kedua kakak perempuan Shalsa dan abangnya, semua sangat cuek pada Shalsa, dari kecil mereka memang sudah tidak akrab, sampai pernah pada waktu lalu kakaknya Shalsa menikah dia sangat santai tanpa di make up dan lalu lalang kesana kemari sibuk dengan urusannya.
Shalsa juga perempuan yang sangat aktif dan kuat, setiap ada masalah dia hanya bisa berdoa tanpa cerita kepada siapapun, banyak temannya yang selalu bilang, Shalsa itu pandai menyembunyikan masalah yang dia miliki.
Padahal setiap orang butuh bantuan dari orang lain, tetapi Shalsa selalu beranggapan apabila kita sedang sedih lebih baik kesedihan kita jangan ditunjukan pada orang lain, apabila kita sedang senang, kita berbagi kesenangan tersebut pada orang.
Dimasa saat ini, Shalsa bekerja menjadi salah satu karyawan di perusahaan dibidang biro perjalanan wisata.
masyarakat yang setiap pagi harus bergelud dengan kemacetan ibukota jakarta, itulah saat ini yang dirasakan oleh Shalsa.
Setiap jam 07.00 pagi, Shalsa sudah membawa motor maticnya menyusuri jalanan ibukota untuk menuju ke kantornya, perjalanan yang di tempuh Shalsa hanya 45 menit apabila tidak macet parah.
Perjalanan yang dilalui, selalu Shalsa nikmati, walaupun banyak polusi disekitar, dia tetap enjoy terkadang bernyanyi di atas sepeda motornya, terkadang kalau dia lagi tobat bershalawat hingga tiba di tempat kerja.
Kantor tempat Shalsa bekerja tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil, sederhana.
"Woy, pagi-pagi udah bersenandung aja" ucap Aldo teman Shalsa
"Anda siapa? apa kenal dengan saya" tanya Shalsa pura-pura
"Masih pagi sudah memancing pergelutan aja" sahut Aldo
"Siapa sih, sok kenal deh" jawab Shalsa masuk ke dalam kantor
"Bangsutttt, tuh bocah" sahut Aldo kesal
Shalsa dan Aldo absen sidik jari, mereka berdua seperti tom and jerry yang selalu berdebat dan bercanda.
"Nih kerjaanmu sudah menunggu" ucap Aldo memberikan dokumen
"Ini keberangkatan kapan?" tanya Shalsa melihat dokumen yang diberikan Aldo
"Itu untuk Umroh, jamaah keberangkatan akhir bulan ini, aku sudah buat Manifest standarnya, nanti aku kirim via email kantor" jawab Aldo santai merapihkan meja kerjanya
"Mau proses booking kapan?" tanya Shalsa menyalakan komputer
"Booking aja sekarang sampai dapat PNR, jamaahnya udah lunas semua, sekalian Land Arrangement(LA) dan juga apply visa" jawab Aldo
Land Arrangement atau sering disebut juga handling merupakan proses pengurusan jamaah umrah selama berada di tanah suci yang meliputi : penjemputan kedatangan, pengurusan transportasi, chek-in hotel, pelayanan akomodasi selama di hotel termasuk konsumsi, melakukan pendampingan aktivitas ibadah umrah di tanah suci (Muthowif) hingga pengantaran kepulangan jamaah.
"Kirimin Itinerary nya, Do" sahut Shalsa
"Shalsa, issued tiket ya hari ini disuruh ibu bos" ucap Azzam baru datang
"Kata Aldo booking dulu aja" jawab Shalsa bingung
"Langsung saja, lebih baik sudah beres jauh-jauh hari dari pada mepet, capek gedebak gedebuk tau" ucap Azzam
"Yang penting dapat acc dari bu bos, jadi aman, cuss issued ya" sahut Aldo tanpa dosa
"Semua aku beresin hari ini aja ya, termasuk apply visa" ucap Shalsa
"Sip, bagus, jangan lupa surat Tasrih nya keluarkan untuk jamaah wanita dan juga jamaah pria" sahut Azzam
Tasrih adalah surat izin masuk ke Raudhah.
Raudhah adalah tempat yang mulia dan istimewa. Sebab di sinilah sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW beribadah, sholat, menerima wahyu, berdakwah dan juga tempat sholat para sahabat.
Untuk masuk area Raudhah yang merupakan taman-taman surga diantara rumah dan mimbar Rasulullah SAW.
"Oke bang Azzam" jawab Shalsa kembali bergelud dengan pekerjaannya.
Siang hari Shalsa dan teman yang lain selalu makan di kantor, mereka memesan makanan via ojol, karena kalau mereka keluar makan akan banyak membuang waktu, jadi dari pada banyak waktu terbuang lebih baik dipakai untuk bersantai ria.
"Lama banget nih makan, sudah tak tahan lah" ucap Aldo
"Bawel deh, baru juga berapa menit, masa iya udah mau langsung datang" jawab Shalsa
"Kalian tidak lelah berdebat hampir setiap hari" tanya bang Azzam
"Si Aldo aja yang bikin kesel setiap hari" jawab Shalsa
"Kalau dirimu tidak nyari masalah duluan, aku juga bakal kalem" sahut Aldo tidak terima
"Kalem apaan, modelan kaya dirimu tidak akan pernah bisa kalem" ucap Shalsa
"Eh, bisa dong, saat aku tidur disitu lah ke kaleman ku muncul" jawab Aldo tertawa
"Kita yang dengernya sakit ya pak Dirga" ucap Azzam
"Bener, tidak ada hari tanpa debat" sahut pak Dirga
"Kalian lagi tunggu makanan?" tanya ibu bos
"Iya dong" jawab Aldo
"Sekarang lagi pada nganggur?" tanyanya lagi
"Ada apa sih bu?" tanya Aldo balik
"Bikinin Manifest Turki sebentar bisa?" tanya ibu bos
"Nanti aja bu, supaya konsen nih perut, hati dan pikiran" jawab Aldo santai
"Iya bu, karena itu beresiko kalau kita lagi tidak konsen, kurang satu huruf atau salah akibatnya fatal, nanti yang repot kita juga" sahut Azzam menambahi
"Setuju" ucap Shalsa nyengir
"Ya sudah deh, kalian lanjut lagi saja, ibu mau keluar sebentar, nanti jika ada tamu, bilang saja ibu tidak ada, tadi ditungguin sesuai janji tidak datang" tutur ibu bos
"Siap bu, balik lagi ke kantor bawa cemilan ya" sahut Aldo
"Cemilan, cepuluh, cebelas" jawab ibu bos berlenggang pergi
"Bos edun" sahut Aldo
"Do, dirimu seharunya panggil bu bos apa?" tanya Shalsa penasaran, karena Aldo masih sepupuh ibu bos
"Tante deh kalau tidak salah, tapi suaminya tidak mau di panggil om, terlalu tua katanya, akhirnya aku panggil mereka kaka aja" jawab Aldo memakan es batu dengan santai, membuat yang lain merasa ngilu
Jam sudah menunjukan pukul 17.00 sore, dimana Shalsa sedang merapihkan meja kerjanya, karena OB tidak diperbolehkan untuk merapihkan meja kerja yang seharian ini digunakan dan begelud dengan kertas, pulpen dan komputer, jadi para karyawan wajib merapihkan sendiri sebelum pulang.
Di khawatir jika OB yang membersihkan meja, akan ada kertas yang tercecer atau terbuang secara tidak sengaja.
"Do, aku pulang dulu ya, jangan lupa kunci semua pintu" ucap Shalsa
"Eh tunggu, bareng aja keluarnya, aku juga udah selesai nih" jawab Aldo
"Ayolah cepetan keburu maghrib tau" ucap Shalsa kesal
"Hahaha, biasa juga cari masjid pas dijalan, isya aja kadang masih di jalan" jawab Aldo santai
"Iya tau, ini pasti macet banget" ucap Shalsa
"Namanya juga ibukota, banyak para pekerja pulang kantor, wajar saja toh, nikmati" sahut Aldo menggoda Shalsa
"Semprul kamu" ucap Shalsa kesal
Mereka berdua berjalan beriringan sampai parkiran motor dan mulai melajukan kendaraannya masing-masing, sampai di pertigaan Aldo dan Shalsa berpisah, jalur Shalsa ke kanan, sedangkan Aldo ke kiri.
Menjelang adzan magrib seperti biasa Shalsa berhenti di pinggir jalan dekat para penjual yang ada di trotoar, dia berhenti tepat ditukang minuman langganannya dengan posisi depan gerbang gereja.
"Bu, biasa yang hangat-hangatnya satu" ucap Shalsa memesan minuman
"Siap neng, sebentar dibuatkan dulu ya" jawab ibu penjual dengan ramah
Sebenarnya Shalsa bisa langsung pulang kerumah, hanya saja waktunya sangat ngepas sekali memasuki waktu isya dan dia rajin membeli minuman di pinggir jalan karena ingin membagi rezeki yang dia punya dengan cara membeli minuman atau makanan tersebut.
"Bu, saya ke sebrang sebentar, minuman biasa diselipkan saja di motor" ucap Shalsa mulai menyebrang
"Oke neng, hati-hati nyebrangnya" jawab ibu penjual
Shalsa menitipkan motor dan minumannya pada ibu penjual, dia menyebrang ke arah masjid untuk melaksakan tugasnya sebagai umat muslim, dia kembali ke motornya.
"Neng, kenapa sering minum disini? apa rumahnya masih jauh?" tanya penjual penasaran
"Lumayan bu, sampai rumah tinggal bersih-bersih lalu istirahat" jawab Shalsa ngasal
"Pantas neng sering berhenti disini untuk jajan" ucap penjual
"Ibu sudah lama berjualan disini?" tanya Shalsa
"Alhamdulillah sudah lama, tapi kalau hari minggu itu anak saya yang jaga dagangan disini" jawab si penjual
"Oh, yang perempuan anak SMP itu ya bu?" tanya Shalsa mengingat anak muda disini
"Iya betul neng, neng sering kesini juga hari minggu?" tanya penjual mengingat ini hanya satu jalur
"Saya biasa jogging atau olahraga lainnya bersama teman di lapangan itu, bu" jawab Shalsa menunjuk ke arah lapangan yang biasa di pakai para atlit olahraga
"Disini selalu ramai, apalagi pagi-pagi dihari libur" ucap penjual
"Benar sekali, oh iya bu, ini berapa total harganya, minuman sama gorengan" tanya Shalsa merasa sudah cukup lama bersantai
"Semuanya jadi sepuluh ribu saja neng" jawab penjual
Shalsa membayar yang di makan atau diminum olehnya, setelah itu Shalsa kembali menjalankan sepeda motornya menuju rumah.
Hari ini, dirumah Shalsa hanya sendiri, mamanya sedang pulang kampung.
📲 Ring... ring.... suara panggilan masuk
📲 Shalsa
Assalamualaikum
📲 ibu bos
wa'alaikumsalam, kamu sudah pulang belum?
📲 Shalsa
Sudah dirumah bu, ada apa?
📲 Ibu Bos
Ibu butuh bantuan mu, rencana ibu besok mau keluar kota, lalu kamu besok wakili ibu untuk seminar ya, masih di daerah jakarta, kamu cukup mendengarkan dan menyalin apa yang disampaikan diseminar itu,
📲 Shalsa
Baiklah bu, jam berapa seminarnya?
📲 Ibu Bos
Jam sembilan pagi, untuk uang operasional pasti ibu kirim ke kamu
📲 Shalsa
Oke deh, besok aku datang kesana, ibu shareloct saja lokasinya, biar Aldo yang buka kantor
📲 Ibu Bos
Ibu juga sudah infokan ke Aldo, besok dia juga yang akan briefing di kantor dan pimpin tadarusan sebelum mulai bekerja, jadi kamu fokus dengan seminar dan lihat cara mereka menyampaikan presentasi
📲 Shalsa
Baiklah ibu, aku akan fokus ke seminar
📲 Ibu Bos
Ibu sengaja menyuruh mu mengikuti seminar yang ada, supaya kamu bisa belajar dari orang-orang besar ilmunya saat menyampaikan sesuatu lada tamu yang hadir, kamu harus bisa maju, ibu juga sengaja, agar kamu dekat dengan rekan-rekan kerja yang memiliki potensi ilmu yang luas, tapi ingat kita harus tetap rendah hati jangan sombong
📲 Shalsa
Siap ibu bos, besok aku pastikan akan semangat belajar
📲 Ibu Bos
Sudah dulu ya, ibu juga lagi siap-siap untuk keperluan di luar kota, assalamualaikum
📲 Shalsa
Wa'alaikumsalam
Semoga besok awal yang baik untuk ikut seminar pertama. batin Shalsa
Shalsa kembali beristirahat, tubuhnya hari ini sangat lelah dan terasa remuk seharin bekerja dan menatap komputer.
Pagi hari setelah subuhan, Shalsa membereskan rumahnya dan sedikit membuat sarapan sebelum berangkat, karena semalem dia tidak makan apa-apa lagi selain gorengan pinggir jalan.
Hari ini Shalsa tidak ke kantor, dia benar-benar fokus pada seminar, seminar yang di adakan dari jam 09.00 hingga 16.00 sore hari, anggap saja itu juga bagian dari pekerjaan Shalsa.
Walaupun di kantor data absen dia tidak ada, tetapi ibu bos sudah kordinasi dengan bagian HRD dan mengatakan kalau Shalsa sedang tugas luar atas perintahnya.
Beberapa bulan kemudian....
Shalsa sudah keseringan ikut seminar dimana-mana, itu berkat bos nya yang baik hati dan juga pengertian pada semua karyawan di kantornya.
Satu per satu karyawan disuruh menghadiri seminar dan presentasi menawarkan program kepada pihak-pihak lain.
Kini Shalsa sudah menjabar sebagai Manager diperusahaan tersebut. walau statusnya manager, dia tetap sederhana, tidak merasa dirinya tinggi.
"Bang Zam, hari ini temani aku seminar lagi ya di hotel XXX" ucap Shalsa memanggil temannya yang sudah sedikit berumur
"Jam berapa dek, ini udah mau siang loh" jawab Azzam
"Kita jalan jam setengah dua belas aja bang, sampai hotel makan siang deh, lumayan gratisan, hahaha" ucap Shalsa tertawa
"Bu manager carinya yang gratisan terus" jawab Azzam ikut tertawa
"Biar hemat bang Zam, hidup dijaman sekarang sulit dan rumit" ucap Shalsa
"Hanya alasan kamu saja itu, dek" sahut Azzam
"Aku siap-siap dulu ya bang, biar cuss segera" jawab Shalsa
"Sonolah, ganggu aja bu manager" sahut Azzam
Shalsa dan Azzam sudah ditempat seminar yang di adakan untuk umum, seminar tersebut tentang "Cara Berbisnis Dengan Benar". Shalsa mengikuti seminar atas perintah bosnya, meskipun seminar tersebut tidak ada hubungannya dengan perusahaan.
Azzam dan Shalsa fokus menyimak, setiap ada yang tidak dimengeti Shalsa paling aktif bertanya, dan banyak orang yang salut padanya karena berani bertanya di dalam ruangan yang penuh dengan manusia.
Hari weekend yang ditunggu-tunggu semua orang kembali hadir, Shalsa seperti biasa melakukan rutinitas jogging dan olahraga lainnya di salah satu tempat seperti lapangan, disana banyak orang yang menyempatkan diri refreshing bersama keluarga, membawa anak dan istrinya.
Selesai berolahraga Shalsa kembali mencari pedagang kaki lima untuk membeli air mineral, sesampainya di tempat pedagang langganannya, dia melihat seorang laki-laki berpakaian sangat rapih sambil mengenggam tangan anak kecil yang berusia kurang lebih 4 sampai 5 tahun, berjalan ke arahnya.
"Bu, minuman hangat ya" ucap Shalsa duduk di trotoar
"Kakak cedang apa?" tanya anak tersebut
"Astaghfirullah, Heh ini lagi istirahat dek" jawab Shalsa kaget dan canggung
Ini bocah bikin kaget aja, pake segala tanya sedang apa pula. batin Shalsa
"Habis dali mana?" tanya anak itu lagi
"Olahraga, kamu sendiri rapih banget mau kemana?" ucap Shalsa penasaran
"Aku habis beldoa pada Tuhan di cini" jawab anak itu menunjuk ke tempat ibadah
Jadi mereka habis dari Gereja. batin Shalsa
"Marvel, sedang apa kamu?" tanya laki-laki dewasa yang tadi menggandeng tangan anak laki-laki tersebut
Anak laki-laki itu bernama Marvel.
"Maaf pak, saya tidak ada maksud ganggu anaknya" jawab Shalsa panik, takut di sangka dia ingin menculik anak kecil
"Aku hanya temani kakak ini saja uncle" sahut Marvel
"Mari, segera kita pulang lebih dulu, papa dan mama mu masih ada urusan lain yang harus diselesaikan" ucap laki-laki tersebut
"Cebental uncle, kasihan kakak ini cendilian dicini" jawab Marvel memelas, laki-laki tersebut menatap Shalsa
"Eh, saya tidak apa-apa sendiri, sudah biasa disini, adik kecil tenang saja ya, adik mau pulang silahkan" sahut Shalsa takut
Laki-laki dewasa itu ikut duduk di samping Marvel, menemani keponakannya.
"Kamu sedang apa disini? menunggu seseorang?" tanya laki-laki itu pada Shalsa
"Tidak nunggu siapa-siapa, hanya istirahat habis olahraga dan selalu jajan disini" jawab Shalsa semakin canggung
Tampan juga, suaranya lembut juga. batin Shalsa
"Uncle, onty ini cantik ya, tapi kenapa pakai penutup kepala" ucap Marvel polos
"Yang saya pakai ini wajib bagi saya, namanya kerudung, saya kan orang muslim dan ibadahnya pun disana" jawab Shalsa menunjuk ke arah masjid yang berada disebrang
"Oh, itu lumah Tuhan onty ya" sahut Marvel angguk-anggukan kepalanya
Sementara unclenya Marvel hanya memandang Shalsa, antara terpesona, kagum serta tertarik.
Setelah pertemuan itu, mereka tidak lagi bertemu hingga sekarang, Shalsa juga tidak mengingat pertemuan diantara mereka, Shalsa hanya fokus bekerja dan tak kenal waktu, dia sedang memperlajari ilmu-ilmu yang di dapat selama ini untuk membuka usaha baru dan mandiri.
Apa aku coba buka usaha kecil-kecilan ya? minta tolong bu bos aja deh, sekalian masukan dari beliau. batin Shalsa
"Woy, melamun terus, mikirin apa hayo" ledek Aldo memang jahil dari awal kenal dengan Shalsa
"Aih, aku hanya mikirin bagaimana caranya buka usaha baru tanpa modal besar" ucap Shalsa lemas
"Gampang itu, minta saran sana dengan ibu bos, dijamin kualitas oke" sahut Aldo tertawa ngakak
"Teman satu ini semakin lama semakin menyebalkan" ucap Shalsa kesal melihat Aldo malah bercanda
"Santuy my sister, tarik nafas, lalu buang dari belakang" jawab Aldo kembali tertawa
"Denger ya, minta saran itu pasti sama siapa pun aku akan minta masukan, dan selama ini yang membantu aku, mengajarkan dari A sampai Z itu ibu bos. ucap Shalsa memukul pelan kepala Aldo dengan pulpen
"Ajak-ajak aku ya apabila kamu buka usaha baru, jangan sukses sendirian aja" sahut Aldo tersenyum
"Kamu sudah kaya raya Do, masih satu darah dengan ibu bos, untuk apa mikirin yang lain lagi, tinggal melanjutkan usaha yang ada saja" ucap Shalsa
"Yang kaya itu orangtua bukan aku, aku sama seperti kalian sedang berjuang meniti karir agar bagus, dimulai dari karyawan atau jongos" jawab Aldo santai
"Terserah kamu lah Do, sana keluar, aku mau lanjut kerja lagi, ngobrol sama kamu bisa-bisa tanpa sadar waktu sudah berubah menjadi subuh" ucap Shalsa
"Siap ibu manager" jawab Aldo tertawa terbahak-bahak
Shalsa masih berpikir usaha apa yang cocok untuk dirinya, dia mencoba konsultasi dengan ibu bos, dan banyak sekali masukan-masukan yang pas dengan Shalsa.
Selesai berdiskusi dengan ibu bos, Shalsa kembali ke ruangannya, waktu Shalsa benar-benar habis di kantor dibandingkan dirumahnya sendiri.
Hampir 80% kehidupan Shalsa habis di dalam kantor, Shalsa juga jarang sekali pulang kerumah jika pekerjaan membuatnya terlalu lelah, tetapi Shalsa selalu memberikan kabar dengan mamanya, mereka rutin berkomunikasi dengan baik pada mamanya yang ada di rumah saat ini.
📲 Mama Shalsa
Assalamualaikum nak
📲 Shalsa
Wa'alaikumsalam mah, mamah lagi apa, sudah makan belum?
📲 Mama Shalsa
Mama baru saja selesai merapihkan rumah, ada beberapa tempat yang harus di perbaiki, Alhamdulillah mamah sudah makan, kamu sendiri tidak telat makan kan?
📲 Shalsa
Shalsa juga sudah makan mah, mamah baik-baik dirumah, tidak boleh kelelahan apalagi sampai sakit
📲 Mama Shalsa
Iya, seharusnya mamah yang bilang begitu, kamu yang sering sekali lupa makan apabila sudah sibuk dengan pekerjaan
📲 Shalsa
Siap mamah ku sayang, doakan Shalsa terus, supaya selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT
📲 Mama Shalsa
Aamiin, pergunakan waktu istirahat mu sebaik mungkin, mamah tutup dulu ya panggilannya, ada tamu
📲 Shalsa
Oke mah, I miss you, muachh
Shalsa teringat dengan mendiang ayahnya yang sudah dipanggil lebih dulu.
Papa, aku sangat rindu dengan papa, aku berjuang sendiri pah, kakak-kakak yang lain sudah sibuk dengan keluarganya masing-masing, dan sulit bagi mereka untuk membantuku, aku butuh papa untuk bersandar dan menceritakan keluh kesah ku saat ini. batin Shalsa menangis sedih
Tok... tok.... suara ketukan pintu
"Masuk" ucap Shalsa segera menghapus airmatanya yang sempat mengalir
"Shal, ada tamu tuh, ingin ketemu sama kamu, katanya sudah janjian sama ibu bos, berhubung ibu bos tadi keluar, dan sudah konfirmasi ke tamunya, lalu tamu itu disuruh menemui mu" ucap Andra
Walaupun Shalsa manager, jika hanya berdua dengan temannya dia hanya ingin di panggil nama tanpa embel-embel ibu atau apapun itu.
"Tamunya mau bahas apa? aku belum tau tujuan tuh tamu ke sini" jawab Shalsa bingung
"Makanya tanyain langsung sama yang bersangkutan, tujuan dia kemari apa? kenapa kamu tiba-tiba jadi bodoh" ucap Andra heran dengan Shalsa
"Eh, iya juga, ngapain tanya sama kamu" sahut Shalsa meninggalkan Andra
"Tuh anak kenapa? otaknya sudah miring mungkin ya kebanyakan bekerja" ucap Andra sendiri aneh melihat tingkah Shalsa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!