Arandy, gadis berusia 19 tahun. Sering dipanggil Aran. Sejak kecil ikut dengan kedua pamannya dan selalu berpindah-pindah tempat.
Biarpun tidak sekolah tapi dia bisa membaca dan menulis, juga bisa menggunakan elektronik canggih karena diajari oleh kedua pamannya yaitu Randy dan Bayu.
Aran tidak pernah merasakan memiliki teman, yang dia tahu hanyalah hidup butuh uang. Mau makan, atau apapun harus punya uang.
Arandy sejak umur sepuluh tahun sudah ikut bergabung dalam perampokan, dan dia tidak pernah takut dijadikan sebagai umpan.
Berpura-pura meminta tolong, lalu menjebak korban.
"Randy, aku dapat kabar jika nanti di hotel kita akan ada pengusaha muda terkaya. Bagaimana kalau kita manfaatkan dia?" saran Bayu.
"Benarkah? Langsung kita rampok saja," jawab Randy setuju.
"Jangan! Orang kaya yang kalian maksud itu adalah Nick Raimon kan? Kalau dalam kekerasan kita akan kalah," sela Aran.
"Lalu? Apakah kamu punya cara?" tanya Bayu.
"Punya, aku akan menyelinap ke kamarnya berpura-pura sebagai pelayan. Nanti aku akan mengambil fotonya yang paling memalukan terus kita kuras uangnya," jawab Aran yakin.
"Semudah itukah? Apa kamu yakin berhasil?" tanya Randy ragu.
"Paman tenang saja, kali ini biar menjadi urusanku. Kalian tinggal duduk manis dan memperoleh persenannya," balas Aran.
Randy dan Bayu tertawa, sebab Aran tumbuh menjadi sosok pemberani dan juga licik. Memang mereka sengaja mendidik Aran sebagai penghasil uang.
"Kamu hati-hati ya, karena dia orang yang berbahaya," ujar Randy.
"Tenang saja, Paman. Justru aku merasa semakin tertantang jika mendapat mangsa yang tangguh," balas Aran percaya diri.
"Bagus, itu baru keponakan kami," jawab Bayu.
"Paman siapkan identitas dan seragam hotel sini ya, aku mau menyiapkan yang lainnya?" pinta Aran.
"Oke," jawab Bayu.
Setelah itu Aran berpamitan kembali ke kamarnya sendiri untuk mengatur strategi.
Randy menatap keponakannya sambil tersenyum sumringah.
"Kenapa kamu tersenyum bahagia seperti itu?" tanya Bayu.
"Sudah aku bilang, jika dia dewasa pasti bisa menjadi mesin pencetak uang untuk kita," jawab Randy.
"Benar, untung saja waktu itu kita tidak menjualnya," balas Bayu tertawa.
"Irsyad tidak akan menyangka jika putrinya yang cantik jelita tumbuh menjadi gadis licik dan pembuat onar sepertiku," ujar Randy puas.
"Benar sekali," balas Bayu tertawa keras.
"Tapi apakah kali ini Aran akan berhasil?" tanya Randy agak ragu.
"Percayalah padanya, dia gadis yang cerdik. Bahkan otaknya itu kadang lebih licik dari kita," jawab Bayu santai.
"Aku harap dia berhasil, agar tidak menjadi masalah untuk kita berdua," sela Randy.
"Sebenarnya kamu peduli padanya kan?" goda Bayu.
"Tidak, aku membenci orang tuanya. Justru kamu yang terlihat peduli padanya," sergah Randy.
"Aku memang sudah menganggap Aran seperti keponakanku sendiri. Dia lucu dan royal, kadang kalau aku kehabisan uang dia tidak sungkan meminjamkannya padaku. Lagian dengan alasan apa aku membencinya? Toh aku tidak ada masalah apapun dengannya atau dengan orang tuanya," jawab Bayu santai.
"Sialan," umpat Randy kesal.
Mungkin karena mereka berdua sudah merawat Arandy sejak kecil. Makanya rasa sayang tumbuh dengan sendirinya. Meskipun Arandy sangat cantik dan mempesona tapi mereka tidak pernah punya pikiran buruk. Jika mereka mau bersenang-senang mereka berdua memilih pergi ke tempat hiburan sambil bermain judi.
**************************
Arandy menekuk rambutnya dan memakai topi pelayan. Dia menyamar sebagai lelaki dan membawa minuman berkualitas tinggi serta memabukkan.
"Gila, minuman seperti ini harganya selangit sampai menguras uang simpananku. Aku tidak boleh gagal dan harus mendapat hasil yang berlipat-lipat dari modalku," batin Aran.
Dengan penuh keberanian Aran mengetuk pintu. Tak lama kemudian pintu terbuka dan muncul seorang lelaki yang sangat tampan. Hanya saja Aran lebih mencintai uang dibanding dengan lelaki. Apalagi dia selama ini juga tidak pernah punya sosok teman.
"Selamat Malam, Tuan. Ini adalah hadiah dari hotel kami untuk tamu istimewa," ucap Aran meniru gara pelayan pada umumnya.
Pemuda bernama Nick hanya tersenyum menyeringai.
"Masuklah! Dan tuangkan aku beberapa gelas?" perintah Nick santai.
Aran patuh dan masuk ke dalam, tidak menyangka jika orang sekaya Nick tidak menggunakan pengawal. Makanya itu memudahkan Aran untuk beraksi.
"Mau dituangkan ke dalam gelas sekalian?" tawar Aran.
"Silahkan," jawab Nick santai sambil duduk di sofa.
Nick menerima gelas dari Aran dan meminumnya seteguk demi seteguk.
Aran dalam hati bersorak bergembira karena misinya hampir berhasil.
"Lumayan... Tuangkan lagi!" perintah Nick sambil menyodorkan gelasnya.
Dengan senang hati Aran melayaninya.
"Kamu mau menemaniku minum? Satu gelas aku kasih tip seharga minuman ini, begitu juga dengan kelipatannya," tawar Nick sambil fokus menikmati minumannya.
Aran melongo, sebab pemuda di depannya itu sangat royal. Hanya saja selama ini dirinya tidak pernah diizinkan oleh kedua pamannya untuk minum makanya Aran tidak mau mengambil resiko.
"Terima kasih, Tuan atas kemurahan hati Anda. Tapi saya tidak berani minum," tolak Aran secara lembut.
Nick menikmati minumannya dan menghabiskan beberapa gelas.
Tak lama kemudian Nick mabuk dan tertidur, dengan cepat Aran melepas pakaian pemuda tersebut.
Biar lebih terlihat meyakinkan Aran juga melepas topinya dan menggerai rambutnya. Kemudian dia masuk ke dalam selimut biar seolah tengah telanjang.
Aran menempel pada tubuh Nick kemudian memotret dengan posisi dirinya menyembunyikan wajahnya ke tubuh Nick biar tidak kelihatan.
"Berhasil, tunggu aku ya?" gumam Aran puas.
************************
Nick Raimon, seorang pemuda kaya raya keturunan bangsawan.
Dia begitu lelah dengan rutinitasnya dan ingin menikmati liburan seperti orang biasa.
Dia sengaja tidak membawa pengawal atau asisten pribadinya agar bisa menenangkan diri.
Setelah lelah, dia malas pulang dan berniat tidur di hotel.
Ketika pemuda itu ingin mandi, tiba-tiba ada pelayan yang datang. Nick lumayan terkejut, sebab pelayan lelaki itu tampak lebih cantik dari perempuan. Tanpa ada rasa curiga Nick meminum dan akhirnya mabuk. Begitu terbangun, dia sudah dalam keadaan telanjang dan hanya memakai ****** ***** saja.
"Sialan, siapa orang yang sudah bermain-main denganku?" batin Nick geram.
Tak lama kemudian, bel pintu kamarnya berbunyi. Nick bergegas memakai pakaian dan membuka. Rupanya datang sebuah paket. Ketika di buka ada sebuah foto dan surat yang berisi ancaman.
Nick tertawa, tidak disangka jika tipuan kuno itu berhasil menjebaknya.
Sebagai lelaki bangsawan yang menjaga nama baik, tentu saja Nick memilih mengalah. Toh uang yang diminta oleh orang yang menjebak tadi baginya tidak seberapa.
Dengan santai Nick menyuruh seseorang untuk membawakan uang yang diminta pada alamat yang tertulis.
"Sudahlah, aku sedang malas mengurus hal-hal yang tidak penting ini," batin Nick.
Akan tetapi efek dari minuman tadi membuat kepala Nick pusing. Dia malas beranjak dari tempat tidur dan berniat rebahan saja.
Nick memandangi foto dirinya, sedangkan gadis yang disampingnya hanya terlihat kepala belakangnya saja. Kemudian matanya fokus pada tanda lahir yang terletak di bagian leher belakang. Kebetulan rambut gadis itu tersingkap sehingga tanda lahirnya tampak begitu jelas.
"Tanda ini?" gumam Nick.
Nick ingat, jika pelayan yang memberikan minuman tadi juga memiliki tanda yang sama.
"Oh, jadi kamu? Punya nyali besar rupanya. Lihat saj nanti jika bertemu," ujar Nick menyeringai.
Nick tidak bisa melupakan penghinaan ini, akan tetapi wajah gadi yang menyamar sebagai pelayan lelaki juga memiliki wajah cantik alami dan postur tubuh yang tinggi semampai.
"Aku yakin suatu saat akan menemukanmu," ancam tertawa.
Semua orang mengenal jika Nick pemuda yang sopan, dan baik. Tapi tidak ada yang tahu jika sesungguhnya dia adalah orang yang kejam. Bisa dibilang Nick memiliki kepribadian ganda.
Nick bukannya bodoh, dia memang sengaja membiarkan gadis itu karena ingin bermain-main kedepannya.
*********************
Aran begitu bahagia sebab misinya berhasil, dia mendapatkan uang yang sangat banyak.
"Wah, keponakanku memang hebat," puji Bayu.
"Iya, Pemuda bernama Nick itu bodoh sekali!" jawab Aran tertawa.
"Mana bagianku?" tanya Randi yang sudah kehabisan uang.
"Karena aku bekerja keras lebih banyak, jadi aku mendapat bagian separuh. Dan separuh lagi kalian bagi dua," jawab Aran bersemangat.
"Kamu anak kecil, menyimpan uang banyak untuk apa?" Sela Bayu.
"Aku ingin menjadi orang terkaya agar hidup mewah," jawab Aran tertawa.
"Kalau begitu kamu harus lebih pandai lagi mencari korban yang kaya raya," balas Randy.
"Iya, kira-kita negara mana yang banyak orang kaya ya?" tanya Aran.
"Sudah, pikirkan itu besok saja. Bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang. Di pusat kota ada perjudian yang besar, siapa tahu kita beruntung," sela Bayu.
"Aku ikut," pinta Aran.
"Eh, jangan!" tolak Randy.
"Kenapa? Kan niat aku sekalian mencari mangsa baru," bujuk Aran.
"Sudahlah biarkan dia ikut, sekali-ki tidak masalah," timpal Bayu membela Aran.
"Paman Bayu memang yang terbaik," puji Aran.
Randy kesal, tapi di keroyok dua orang mau tak mengizinkan juga.
"Baiklah, tapi kamu menyamar sebagai lelaki!" Perintah Randy.
"Oke," jawab Aran.
Begitu juga dengan Bayu dan Randy, mereka berdua menyamar dan memakai sesuatu yang membuat mereka tidak seperti Bayu dan Randy.
"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan dulu," saran Bayu.
"Iya, kali ini kita makan ke restoran mewah sepuasnya," jawab Aran antusias.
"Kamu yang bayar," sindir Randy pada Aran.
"Biar Paman Bayu saja," balas Aran.
"Kok aku? Kamu yang mendapat uang lebih banyak," sela Bayu.
"Paman kan punya hutang padaku, jadi aku yang traktir tapi yang bayar Paman," balas Aran.
Randy tertawa keras sebab Bayu dikerjai oleh keponakan sendiri.
"Gadis sialan," umpat Bayu lirih.
"Apa Paman?" tanya Aran yang tidak mendengar jelas.
"Kamu keponakan Paman terbaik, besok kalau habis paman hutang lagi ya," bujuk Bayu.
Randi tersenyum, entah sejak kapan mereka ketika mereka bertiga bersama suasana hati menjadi bahagia. Mungkin karena kebiasaan atau apa, yang jelas Randy tidak ingin Aran sampai tahu jika dirinya adalah korban penculikan. Dan Randy juga tidak ingin jika Aran kembali kepada Irsyad. Meskipun begitu Randy ingin melihat Aran bahagia.
Setelah puas makan di restoran mewah Bayu memerah matanya, sebab hasil yang yang diperoleh tadi dari Aran tinggal sisa sedikit.
"Kalian kenapa makan sebanyak itu?" rengek Bayu.
"Mumpung gratis," jawab Randy.
"Gratis sih gratis,tapi jangan rakus gitu," sela Bayu.
"Tak apalah, sesekali," hibur Randy.
Bayu kecewa, sebab malam ini tidak akan bisa bermain dengan wanita cantik.
"Paman, ayo kita segera ke tempat perjudian. Aku ingin mencobanya," ajak Aran bersemangat.
"Hey, di sana bukan tempat untuk bermain-main," sergah Randy.
"Bermainnya seperti yang sering aku dan Paman Bayu itu kan? Aku selalu menang loh," sela Aran.
"Itu karena Bayu bodoh! Beda dengan yang di sana," jawab Randy.
Bayu hanya melirik kesal saja.
"Kalau mau ikut boleh saja, tapi kamu hanya diizinkan untuk melihat-lihat dan jangan melakukan tindakan ceroboh. Jangan merampok di sana juga, karena jika ketahuan nanti masalahnya besar!" perintah Randy.
"Siap, Paman," jawab Aran patuh.
See
Randy kemudian berlalu pergi.
"Loh, paman mau kemana?" tanya Aran terhadap Randy, akan tetapi Randy tidak mendengarnya.
"Sudahlah, abaikan saja pamanmu itu. Sebaiknya mari kita bersenang-senang," bujuk Bayu yang sudah tahu temannya itu mau ngapain, tentu saja mencari perempuan cantik.
"Bukannya kita tidak boleh bermain judi ya?" tanya Aran.
"Tidak boleh kalau ada Pamanmu Randy," jawab Bayu ngakak.
"Wah benar, kalau begitu jangan bilang ya," bujuk Aran.
"Tenang saja, ayo kita cari uang yang banyak," ajak Bayu bersemangat.
Mungkin karena membawa keberuntungan, Aran bisa memenangkan uang banyak dari hasil judi. Bayu sampai heran kenapa sejak kecil Aran begitu beruntung.
"Paman... Kita menang banyak," teriak Aran.
"Iyah... Beberapa hari ini kita bisa makan enak terus," jawab Bayu senang.
Ketika Aran dan Bayu sedang senang dengan kemenangan mereka, tiba-tiba saja terjadi keributan di lantai atas. Bahkan Dengan mata kepala sendiri Aran melihat Randy di sudah babak belur dan di bawah dengan paksa ke lantai bawah.
"Paman..." teriak Aran.
Randy sudah memberikan kode pada Bayu untuk segera membawa Aran pergi.
"Lepaskan! Aku mau menyelamatkan Paman Randi," teriak Aran.
"Tidak, Pamanmu memintaku untuk membawamu pergi," bentak Bayu.
"Bagaimana mungkin paman Randy bisa melepaskan diri jika dikepung seperti itu," balas Aran.
Aran dan Bayu saling tarik menarik, pada akhirnya Aran menggigit tangan Bayu sehingga dia bisa melepaskan diri dan mendekati Randy.
"Lepaskan pamanmu!" teriak Aran.
"Siapa dia, Randy? Apakah kamu bermain dengan gadis kecil?" ejek seorang wanita tertawa ngakak.
"Diam, Liodra. Kamu wanita biadab. Kembalikan uang yang telah kamu curi dariku!" jawab Randy kesal.
"Uangmu? Bukankah kamu juga mencurinya?" ejek Liodra.
"Gara-gara kamu aku yang dipenjara," kata Randy kesal.
"Itu karena kamu yang bodoh, dengan mudahnya ditipu!" balas Liodra.
"Kembalikan uangku!" teriak Randy.
"Jangan harap, justru aku ingin mengirimmu ke penjara lagi. Apakah kamu tidak merindukan tanah airmu sendiri?" ejek Liodra tertawa keras.
Aran tidak paham dengan perbincangan mereka, sepertinya mereka berdua memiliki dendam lama. Akan tetapi Aran tidak akan membiarkan pamannya sampai masuk penjara.
"Tolong lepaskan pamanku, aku akan menebus dengan seluruh uang yang aku punya," ucap Aran.
"Heh, jadi kamu keponakannya ya?" tanya Liodra menyeringai.
"Iya," jawab Aran.
"Bukan, aku tidak mengenalnya. Dia hanyalah penipu!" sela Randy.
"Kalau begitu aku jadi menginginkannya," jawab Liodra menyeringai.
"Aran, cepat larilah," teriak Randy.
"Tidak, aku tidak akan pernah meninggalkan paman sendirian," jawab Aran kekeh.
Randy yang selama ini begitu keras kepala, tiba-tiba hatinya terenyuh. Padahal dia sudah merusak hidup Aran dan menjauhkan dari kehidupan yang enak tapi kini malah Aran ternyata begitu peduli padanya.
"Liodra, jika kamu ingin mengirim aku ke penjara atau ke neraka sekalipun aku rela. Tapi lepaskan dia," pinta Randy memohon.
Liodra tertawa, sebab seorang Randy yang dulunya dikenal sombong dan angkuh bisa-bisanya memohon untuk orang lain.
"Hey lelaki tampan, apa kamu mau aku melepaskan pamanmu?" tawar Liodra pada Aran.
"Iya, aku akan memberikan seluruh uangku padamu," jawab Aran.
Liodra tertawa semakin keras,
"Aku tidak menginginkan uangmu, tapi aku menginginkan dirimu. Kamu sungguh tampan sekali," balas Liodra.
"Baiklah," jawab Aran tanpa pikir panjang.
"Tidak, jangan lakukan ini Aran!" teriak Randy.
Akan tetapi dengan senyuman santai Aran malah memberikan senyuman dan mengedipkan sebelah mata.
Kemudian anak buah Liodra mendorong tubuh Randy agar keluar dari tempat tersebut. Untung saja Bayu langsung menangkap, jika tidak bisa saja Randy kepalanya terbentur meja yang sangat keras.
"Ayo kita pulang dulu dan pikirkan cara untuk menyelamatkan Aran," bisik Bayu.
"Tapi, dia hanya gadis kecil," jawab Randy marah.
"Aran gadis yang cerdas, malah aku yakin dia bisa menyelamatkan dirinya sendiri," bujuk Bayu.
"Andai saja Aran tidak ikut kita kemari," gumam Randy menyesal.
***********************
Aran dibawa ke sebuah tempat hiburan yang sangat mewah, di sana begitu banyak perempuan dan juga lelaki cantik.
Aran yang masih lugu soal hal beginian masih belum tahu untuk apa dirinya dibawa kemari. Hanya saja semua orang-orang yang tampak begitu indah dan menggoda itu menatap Liodra dengan rasa hormat.
Dari perlakuan mereka Aran yakin jika Liodra adalah pemilik tempat ini.
"Aku ingin mencicipimu malam ini, setelah itu kamu bekerja dan melayani pelanggan," bisik Liodra.
Aran sungguh tidak tahu maksud kata mencicipi, dia malah berpikir jika Liodra seorang pemakan manusia.
Aran berlari ingin kabur, akan tetapi begitu banyak pengawal dan menyeretnya dalam sebuah kamar megah.
Tak lama kemudian Liodra muncul.
"Kau, lepaskan pakaianmu satu persatu!" perintah Liodra.
"Apa? Itu tidak mungkin!" jawab Aran tegas.
"Wah, ternyata kamu lelaki polos ya," balas Liodra semakin tertarik.
Aran tertegun, kini dia sadar jika dirinya berpakaian lelaki. Makanya Liodra salah paham.
"Nyonya, aku ini perempuan," ujar Aran santai.
"Apa?" pekik Liodra kaget.
Aran langsung melepaskan rambut palsunya, seketika rambut aslinya yang sebahu tergerai.
"Apa Anda masih bernafsu dengan saya?" goda Aran puas.
"Sial, kamu menipuku. Tapi, wajah dan tubuhmu lumayan juga. Malam ini tepat sedang ada tamu istimewa. Aku yakin dalam pelelangan nanti kamu akan terjual mahal," jawab Liodra tertawa.
"Sial... Aku harus segera kabur dari sini. Jika tidak nanti kedua pamanku akan khawatir," batin Aran.
Setelah itu datang beberapa pengawal dan menyeret Aran dengan paksa.
"Lepaskan, aku bisa jalan sendiri!" teriak Aran.
Para pengawal itu melepaskan Aran akan tetapi mengelilingi perjalanan Aran sehingga dirinya tidak punya celah untuk kabur.
Aran di pindahkan ke tempat dimana banyak perempuan yang memakai baju pelayan. Melihat Aran, mereka seolah langsung paham dan segera membawa Aran masuk ke kamar mandi.
Aran begitu malu ketika pakaiannya ditanggalkan satu persatu, dia sudah meronta dan melawan akan tetapi tidak bisa mengalahkan para pelayan yang berjumlah banyak.
Setelah dimandikan bersih, Aran di pakaikan gaun berwarna merah muda yang sangat seksi. Aran baru pertama kali ini memakai pakaian seperti itu, rasanya aneh dan malu karena sebagian tubuhnya terlihat.
Bahkan Aran juga didandani, wajahnya di make up dan rambutnya di tata seperti tuan Puteri.
Cukup lama juga Aran merasa tersiksa dengan perlakuan mereka.
"Sial, jangan berikan lipstik yang menjijikkan ini!" teriak Aran.
"Jangan di hapus!" bentak salah satu pelayan dan mengoles lagi lipstik pada bibir Aran.
"huft, wajahnya memang cantik tapi sayangnya dia kasar sekali," gerutu pelayan yang lain.
"Justru yang begitulah nanti harganya paling mahal," jawab yang lainnya.
"Kalian kira aku boneka?" teriak Aran keras.
"Sudahlah kamu menyerah saja! Lihatlah orang-orang yang senasib denganmu! Mereka pada awalnya sok suci tapi setelah mengenal uang dan kesenangan mereka pada ketagihan!"
"Kalian semua gila!" teriak Aran.
"Sudahlah, kita bawa saja dia ke Ruang utama. Yang penting tugas kita sudah selesai," sela pelayan lain kemudian menyuruh Aran untuk keluar.
Aran di kawal oleh pengawal yang tadi, dia lumayan bingung dan tidak tahu kenapa dirinya didandani seperti itu. Aran berjalan agak kesusahan karena memang selama ini terbiasa memakai sepatu.
"Wah... Kamu lumayan juga. Kalau begitu kamu akan aku tampilkan sebagai pembuka," ujar Liodra puas sekali.
Aran di suruh mengikuti Liodra dari belakang, semua mata tertuju padanya. Termasuk para lelaki penghibur yang bekerja di sana.
Ruangan utaman memang sangat besar, sebagai pemilik Liodra naik ke panggung dan mengucapkan selamat datang kepada para hadirin.
"Baiklah, sebagai pembuka akan ada barang baru yang sangat istimewa. Karena dia masih murni maka akan di buka dengan harga yang tinggi," kata Liodra bersemangat.
"Dia adalah Aran... "
Aran tidak mau maju ke depan, akan terapi para pengawal mendorong Aran agar mau melangkah maju. Mau tak mau Aran naik ke panggung.
Dalam hitungan detik para pengunjung mulai berebutan menaikkan papan dengan menyebut kan harga yang lebih tinggi di banding sainganya.
Suasana semakin heboh sebab mereka sangat ingin mendapatkan Aran.
"Wah... Aku bisa makan mewah seumur hidup dengan kedua pamanku tanpa bekerja kalau begini. Tidak kusangka jika aku begitu istimewa," batin Aran bangga.
Akan tetapi Aran yang polos masih tidak tahu jika dirinya sedang dijual untuk apa.
Keadaan semakin memanas, dalam sejarah Aranlah yang bisa membuat para pengunjung begitu heboh dan antusias.
Harga terus naik, hingga pada akhirnya ada seorang lelaki bertopeng yang memberikan harga paling tinggi. Bahkan pengunjung lain sampai tidak bisa menjangkaunya.
"Wah... Apakah ada yang mau lebih tinggi lagi dari nomor tujuh?" teriak Liodra senang.
Para pengunjung sudah menciut nyalinya dengan jumlah angka yang disebutkan oleh tamu nomor tujuh.
"Baiklah, kalau begitu Aran malam ini akan bersama tuan nomor tujuh," teriak Liodra.
Semua penasaran, sebab lelaki yang menawar Aran dengan harga tinggi terlihat sangat misterius.
Aran di jemput oleh pengawal dan kemudian di antar ke sebuah kamar yang sangat megah.
"Aku punya firasat buruk, aku harus segera mencari cara untuk keluar dari sini," batin Aran.
Nick sangat bosan sekali, di hotel dia hanya tiduran saja. Kemudian masuk seorang lelaki dan langsung merebahkan diri di samping tubuh Nick.
"Leo, Kau kenapa bisa masuk?" tanya Nick kaget.
"Apasih yang tidak bisa aku lakukan?" balas Leo.
"Kalau begitu kenapa kamu kemari?" tanya Nick kesal.
"Aku tahu kamu pasti hanya tiduran saja di sini, bagaimana kalau kamu ikut denganku? Malam ini ada acara pelelangan gadis-gadis baru," ajak Leo.
"Aku malas sekali, aku hanya ingin tidur," tolak Nick.
"Kau ini payah sekali, seharusnya kamu bangga karena sudah terpilih menjadi penerus," sela Leo.
"Aku tidak pernah menginginkannya, dan kamu tahu jika posisi itu sangat diinginkan kakakku. Karena halitu kakak jadi salah paham padaku, kamu tahu sendiri kan aku suka kebebasan," balas Nick.
"Sudah jangan dipikirkan lagi, ayo kita malam ini bersenang-senang," ajak Leo menyeret Nick.
Pada akhirnya Nick datang juga ke tempat hiburan terbesar di daerah itu.
Karena dia dan Leo merupakan keturunan bangsawan yang terhormat sehingga mereka berdua memakai topeng agar tidak ketahuan. Apalagi tempat tersebut memang hanya untuk kalangan atas saja, sehingga banyak tamu yang mengenal orang tua mereka.
Awalnya Nick sama sekali tidak minat dan hanya datang untuk melihat-lihat saja, tapi siapa sangka jika dalam acara pembukaan adalah gadis yang pernah menjebaknya.
"Rupanya itu kamu, tidak akan aku lepaskan malam ini," batin Nick.
"Wah, dia menawan sekali. Aku akan mendapatkan dia," teriak Leo.
"Kamu mau bersaing denganku?" sindir Nick.
"Kamu menginginkannya?" tanya Leo.
"Iya," jawab Nick.
"Baiklah, kali ini aku akan mengalah padamu," balas Leo.
Bukan karena kalah, tetapi Leo ingin Nick bisa kembali bersemangat. Karena akhir-akhir ini Nick selalu melamun setelah terpilih menjadi pewaris keluarga. Bahkan menyendiri dan menghindari orang lain.
Ketika suasana semakin heboh, Nick langsung saja memberikan harga yang tinggi. Bahkan Leo sampai melongo.
"Nick, kamu serius membuang uang segitu?" tanya Leo.
"Kenapa memangnya?" tanya Nick santai.
"Oke... Oke... Lanjutkan saja," balas Leo tak mau berkomentar lagi.
Tetapi baginya Nick memang sedang gila.
Nick sangat puas, dia dijemput oleh pengawal dan diperlakukan sangat istimewa.
"Selamat bersenang-senang sobat," ujar Leo.
Nick hanya menyeringai saja.
Dengan arahan para pengawal milik Liodra, Nick masuk ke sebuah kamar tanpa membuka topengnya. Dan dia melihat gadis bernama Aran yang tengah memukul kaca dengan sepatu high heels nya.
"Kamu hanya membuang tenaga saja, sampai rambutmu beruban kaca itu tidak akan pecah hanya dengan high hells nya," ejek Nick.
"Siapa kamu?" tanya Aran kaget.
"Aku adalah tuanmu, aku sudah membayarmu dengan harga tinggi. Jadi buktikan jika kamu memang pantas dengan harga itu, jangan buat aku kecewa," balas Nick.
"Aku tidak tahu apa maksudmu, yang kamu kasih uang adalah Liodra bukan aku. Jadi kamu tidak ada hak atas diriku," jawab Aran pura-pura santai.
"Oh, jadi kamu mau minta uang? Mau berapa?" goda Nick melangkah maju.
"Aku memang pecinta uang, tapi aku lebih suka dengan usaha sendiri dari pada pemberian orang lain," jawab Aran.
Nick menahan tawa, jika diperhatikan lebih dekat Aran terlihat semakin istimewa.
"Misalnya usaha apa? Menipu?" tanya Nick mempermainkan Aran.
Aran terkejut, dan merasa familiar saat Nick mulai mendekat.
Kemudian Nick membuka topengnya, dan Aran langsung kaget saat melihat pemuda yang kini berdiri dihadapannya.
Lebih kaget lagi ketika Nick mengeluarkan foto dalam dompetnya dan menunjukkan tepat di depan muka Aran.
"Ini kamu kan?" tanya Nick.
"Aku tidak kenal dengan Anda, dan foto apa ini?" tanya Aran pura-pura tidak tahu.
"Kamu perhatikan baik-baik tanda ini! Sekarang aku ingin mengecek apakah di lehermu ada tanda itu?" goda Nick masih bersabar.
Aran langsung berlari, akan tetapi Nick dengan cepat menyergap kedua tangan dan membalikkan tubuh Aran menghadap dinding.
"Masih tidak mau mengakuinya?" tanya Nick.
"Tidak! Kamu mungkin salah orang," jawab Aran.
Kemudian Nick mengecup tanda lahir itu dengan mesra.
"Kalau sekarang? Mau mengaku?" bisik Nick.
"Bukan aku!" teriak Aran merasa merinding.
Nick mulai kesal dipermainkan oleh gadis yang jauh lebih muda darinya, kemudian Nick menyapu lembut leher serta kuping Aran dengan lembut.
"Hmmm... Kamu harum dan manis sekali," gumam Nick mulai hilang akal.
Aran semakin takut, tubuhnya menggigil karena memang baru kali ini disentuh oleh lelaki.
"Baiklah aku mengaku, akan aku kembalikan uang yang aku tipu beberapa saat lalu. Akan tetapi jika mengenai uang di pelelangan tadi aku tidak mau tanggung jawab. Karena aku tidak mendapat sepeserpun," jawab Aran.
"Bagaimana kalau aku beri lagi padamu sejumlah uang itu?" tawar Nick.
"Tidak mau, sekarang lepaskan aku," teriak Aran.
Nick tertawa, sebab gadis yang terlihat penggila uang masih memiliki harga diri.
"Tapi aku mau kamu, karenamu aku sudah kehilangan banyak uang," jawab Nick.
Nick membalikkan lagi tubuh Aran, kini dihadapannya terpampang wajah yang cantik jelita.
"Jika kamu berani menyentuhku sembarangan maka aku akan membunuhmu!" ancam Aran.
"Gadis liar, kamu sangat menarik sekali," gumam Nick.
Nick langsung mendekap tubuh Aran dan mengecup lembut bibir itu. Nick merasakan sesuatu yang berbeda, selama ini sudah banyak sekali wanita yang bermain dengannya. Akan tetapi entah kenapa rasa dari gadis yang kasar itu sangat menggairahkan dan begitu merangsang.
Plakkk.….
Satu tamparan mendarat di pipi kiri Nick, bukannya marah Nick justru tertawa senang.
"Sungguh menyenangkan sekali, aku semakin ingin menundukkanmu," ujar Nick.
***********************
Randy dan Bayu mendengar kabar jika malam ini Aran dilelang dan mendapat harga yang tinggi. Mereka berdua bukannya senang akan tetapi sangat gelisah.
"Bagaimana ini?" tanya Bayu bingung.
"Aku juga tidak tahu, mungkin saat ini mereka membawa Aran ke kamar VIP," jawab Randy bingung.
Mereka berdua menyamar menjadi orang tua dan berpenampilan seperti bangsawan. Akan tetapi tanpa di duga ada seseorang yang menyadarinya.
"Kalian kedua pamannya Aran kan?" bisik pemuda tampan itu.
"Aran siapa?" tanya Randy berpura-pura tidak tahu.
"Jangan berbohong, aku yakin kamu adalah orang yang dipukuli. Tenang saja, aku tidak akan membongkar penyamaran kalian. Aku akan membantu kalian tapi kalian juga harus membantuku," pinta pemuda tersebut.
"Bantu apa?" tanya Randy.
"Bawa aku keluar dari sini,jika sendirian aku yakin kalian juga tidka akan berhasil menemukan Aran."
"Sepakat, namaku Bayi dan dia Randy. Siapa namamu?" tanya Bayu tak ingin membuang waktu lebih lama lagi.
"Jack, panggil aku Jack," jawab pemuda tampan yang ternyata bernama Jack.
Akhirnya mereka sepakat melakukan kerja sama.
Jack berusaha menyusup ke kamar Aran, karena dirinya sudah lama bekerja di sana sehingga dia sangat tahu seluk beluk tempat itu.
Jack ke ruang tempat penyimpanan kunci cadangan setiap kamar, tidak sulit baginya sebab dia juga sering melayani Liodra.
Mumpung malam ini Tuannya itu sedang sibuk dengan acara pelelangan, makanya Jack berani ke kamar pribadi Liodra.
Setelah berhasil mendapatkannya, Jack membuka pintu secara perlahan.
Matanya langsung pedih melihat Aran yang tengah dicium paksa oleh Nick.
Kebetulan Nick tidak menyadarinya sebab menghadap berlawanan arah dengannya.
Jack langsung memberikan kode untuk mengalihkan perhatian Nick agar tidak menoleh ke belakang.
Aran yang paham langsung membalas ciuman Nick dengan liar, tak lupa gadis itu menangkap kepala Nick agar terus terpusat padanya.
"Kau... Mulai terangsang ya," bisik Nick.
Aran nekat mencium bibir Nick lagi dan *******.
Pada saat itu Jack sudah mempersiapkan sebuah tongkat pensil kecil khusus membuat lawan pingsan. Barang itu dia dapatkan dari Bayu.
Nick yang tengah asik berciuman dengan Aran tiba-tiba merasa tersengat listrik yang dalam seketika langsung pingsan.
"Ayo lari, kedua pamanmu sudah menunggu di belakang!" ajak Jack.
"Sebentar!" ucap Aran.
"Ada apa?" tanya Jack.
Duakkk.…
Aran mengepalkan tangannya dan meninju wajah Nick dengan keras.
"Rasakan itu, bangsat!" umpat Aran.
"cepat pergi! Sudah tidak ada waktu lagi," ucap Jack sambil menarik tangan Aran.
Aran tanpa alas kaki berlari bergandengan dengan orang asing.
"Siapa namamu?" tanya Aran.
"Jack, aku pekerja di sini. Aku juga mau kabur dan bekerja sama dengan kedua pamanmu," jawab Jack.
Mereka berjalan lewat pintu belakang, di sana beberapa penjaga sudah pingsan oleh pensil listrik Randy dan Bayu.
"Ayo cepat kalian masuk mobil!" pekik Bayu.
Begitu keduanya keluar dari ruangan, seakan terbebas dari sangkar emas. Aran dan Jack berteriak senang dan langsung menuju ke dalam mobil.
"Paman, kalian berdua hebat," ucap Aran senang.
"Semua berkat bantuan Jack," jawab Bayu.
"Aku juga berterima kasih, tanpa kalian aku juga tidak akan bisa keluar," balas Jack.
"Setelah ini kamu mau ke mana?" tanya Randy pada Jack.
"Aku tidak tahu, sudah lama aku terpisah dengan keluargaku sejak kecil. Lagian sekarang aku juga akan jadi buronan anak buah Liodra," jawab Jack.
"Ikut saja dengan Kami," saran Aran.
"Tidak, aku takut jika kalian juga menjadi buronan," tolak Jack secara lembut.
Bayu, Randy dan Aran tertawa keras.
"Kenapa?" tanya Jack heran.
"Kami juga buronan," jawab Aran santai.
"Oke kalau begitu, kalian tinggal di mana?" jawab Jack.
"Seluruh dunia ini adalah rumah kami, jadi kami bebas mau kemanapun pergi," teriak Aran bersemangat.
"Wah asyik, aku sudah lama terkurung dalam tempat itu. Aku sangat ingin bebas dan berkeliling dunia," balas Jack antusias.
"Bertambah satu anggota kita akan menjadi tim yang hebat," sela Aran.
"Hmm... Aran, lain kali kamu tidak boleh ceroboh. Tadi hampir saja kamu.."
Randy tak kuasa menahan air matanya.
"Wah... Kamu kenapa menangis?" goda Bayu.
Randy memang malu mengakui, jika dia menyayangi Aran sebagai keponakan.
"Iya, Paman. Lain kali Aran akan berhati-hati," balas Aran terharu.
"Paman, aku lapar sekali. Tapi ini sudah larut sekali, kira-kira makan di mana yang masih buka?" Rengek Aran.
"Tenang saja, aku tahu tempat makan yang tentunya juga aman," jawab Bayu.
Mereka berempat segera menuju tempat yang ditunjukkan Bayu, berada di sebuah gang sempit dan jauh dari jalan raya.
"Kamu kok tahu tempat ini?" tanya Randy heran.
"Waktu itu saat kita merampok dan hampi ketahuan kita kan berpencar, aku larinya kemari. Dan makanannya enak," ucap Bayu.
"Kamu? Aku hampir tertangkap dan kamu enak-enakkan makan?" pekik Randy.
"Itu nasibmu sendiri yang sial," balas Bayu.
"Jack, tapi kami bukan orang baik-baik, merampok dan menipu adalah pekerjaan kami," ujar Aran meringis.
"Tidak apa-apa, itu justru menantang. Aku ingin gabung," jawab Jack menatap Aran dengan senyuman manis.
Mereka berempat sangat menikmati makanan itu, ternyata rasanya memang sangat enak seperti yang diucapkan oleh Bayu.
"Jack, aku penasaran kenapa kamu bisa terjebak di tempat seperti itu?" tanya Aran.
"Lain kali aku ceritakan, sekarang kita makan saja dulu. Aku sangat lapar," jawab Jack.
"Oke," jawab Aran.
Dan inilah untuk pertama kalinya Aran memiliki teman. Selama ini dia hanya mengobrol dengan Kedua pamannya. Itupun hanya membahas tentang rencana perampokan dan penipuan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!