NovelToon NovelToon

Amora Dan Amara

Bab 1

Seorang gadis cantik berwajah datar nan dingin namun tak mengurangi kecantikan nya sama sekali baru saja tiba di bandara tanah air setelah sekian tahun berada di luar negeri karna sang ayah mengirim nya ke sana saat ia berusia tujuh tahun dan ia baru kembali saat ia berusia delapan belas tahun.

Ia melangkah kan kaki nya berjalan menuju mobil yang terlihat menunggu di sana karna ada nama nya di sana.

"Nona Amora"tanya sopir tersebut.

"Hmm"dehem Amora mengangguk kan kepala nya.

"Silahkan masuk nona"ucap supir tersebut membuka pintu mobil untuk Amora.

Amora masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang di dalam nya,tak lama supir tersebut masuk setelah memasuk kan koper milik nya ke dalam bagasi mobil, Kini mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan bandara.

Sepanjang jalan Amora memilih memejamkan mata nya dengan pikiran yang entah kemana,ia masih belum menemukan jawaban dari apa yang selama ini ia alami,kenapa sang ayah mengirim nya ke luar negeri hidup dengan Opa nya di sana namun dua tahun lalu sang Opa meninggal dunia tetapi ia hidup sendiri di sana,kembaran nya sendiri hidup dengan kedua orang tua nya di tanah air dan kini setelah sekian tahun sang ayah meminta nya untuk kembali ke tanah air.

"Nona kita telah sampai"ucap supir tersebut membuat Amora membuka mata nya menatap sekeliling.

"Ini rumah nya"tanya Amora dengan nada datar karna seingat nya dulu rumah di depan nya berbeda dengan yang sekarang.

"Benar nona"ucap supir tersebut.

Amora keluar dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah mewah tiga lantai tersebut,tiba di dalam hanya sepi tak ada satu orang pun di sana.

"Nona muda"panggil pelayan menghampiri Amora membuat Amora menoleh.

"Kemana semua orang"tanya Amora.

"Tuan masih di perusahaan nona,tuan juga berpesan agar nona istirahat di kamar dulu karna tuan akan datang nanti malam saat jam makan malam"jelas pelayan tersebut.

"Tunjuk kan kamar ku"ucap Amora melangkah duluan di ikuti pelayan tersebut mata nya memindai sekeliling rumah hingga akhir nya mereka masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai tiga dimana kamar Amora berada.

"Silahkan nona"ucap pelayan tersebut membuka pintu kamar bercat abu-abu tersebut.

"Hmm"dehem Amora masuk ke dalam kamar yang terlihat begitu luas,ia pun meletak kan koper nya di samping ranjang dan merebahkan tubuh nya di atas ranjang tersebut.

"Aneh"gumam Amora pelan sebelum memilih untuk tidur karna tubuh nya terasa lelah akibat penerbangan yang jauh.

Malam hari nya Amora baru saja keluar dari kamar berjalan ke lift yang akan membawa nya ke lantai satu,tiba di sana ia menatap sekeliling kembali tetap sepi hingga ia melangkah ke ruang keluarga untuk duduk di sana menunggu anggota keluarga nya yang lain.

"Mora"panggil seseorang yang sudah dapat ia tebak suara siapa yang memanggil nya tersebut.

"Ayah"ucap Amora berbalik badan dan berjalan menghampiri sang Ayah yang baru saja tiba.

"Maaf ayah baru kembali karna pekerjaan ayah cukup bayak"ucap tuan Wijaya ayah Amora.

"Tidak masalah"ucap Amora masih dengan raut wajah datar nya karna sedari dulu memang kedua orang tua nya seperti gila kerja.

"Tunggu di meja makan ayah mandi sebentar baru kita akan makan malam"ucap ayah Wijaya.

"Hmm"dehem Amora berjalan menuju ruang makan lebih dulu.

Ia duduk sendiri di sana menunggu sang ayah datang,hampir lima belas menit baru lah sang ayah tiba. Kedua nya pun makan dengan tenang karna pelayan rumah sudah menghidangkan nya di atas meja makan tersebut.

"Kemana bunda sama Amara Yah"tanya Amora pada sang ayah.

"Kita bicara di ruang kerja ayah"ucap ayah Wijaya melangkah kan kaki nya ke ruang kerja nya yang terdapat di samping kamar nya di ikuti Amora dari belakang.

Kini kedua nya duduk berhadapan dengan raut wajah Amora tetap datar dan dingin tak berubah sama sekali membuat ayah Wijaya tersenyum kecut melihat nya.

"Bunda mu dan Amara tidak tinggal di sini nak"ucap ayah Wijaya membuat kening Amora mengerut bingung mendengar nya.

"Lalu"tanya Amora.

"Mereka tinggal dengan keluarga mereka yang baru"ucap ayah Wijaya.

"Maksud nya"tanya Amora.

Ayah Wijaya menatap putri nya dengan raut wajah tak terbaca namun juga menyimpan kesedihan di dalam mata nya dan Amora dapat melihat hal tersebut.

"Bunda dan ayah telah bercerai saat kau di sana belum satu tahun,ayah tidak dapat mempertahankan keluarga kita karna Bunda mu tidak mencintai ayah dia lebih memilih lelaki yang ia cintai dan meninggalkan ayah,Maafkan ayah tidak bisa melakukan apapun yang membuat keluarga kita jadi seperti ini"ucap ayah Wijaya dengan kepala tertunduk.

"Amara ikut dengan bunda"tanya Amora setelah sekian lama tak mengeluarkan suara apapun lagi.

"Hmm dia bersama bunda mu tapi sesekali dia akan datang ke sini menjenguk ayah"ucap ayah Wijaya.

"Jadi ayah hanya tinggal sendirian di sini"ucap Amora.

"Ayah tidak sendiri masih ada pelayan dan supir juga penjaga di rumah ini"ucap ayah Wijaya.

"Apa ini alasan nya bunda tidak pernah sekali pun datang mengunjungi ku ke sana"tanya Amora kini raut wajah nya tidak dapat terbaca.

"Bukan begitu Mora,,kau tau adik mu memiliki tubuh lemah nak maka dari itu dia tidak boleh lelah"ucap ayah Wijaya membuat Amora tersenyum kecut mendengar nya.

"Kadang aku berpikir kalian sama sekali tak menyayangi ku bahkan mungkin tak menganggap ku ada,sedari dulu kalian tak pernah memperhatikan ku yang kalian tahu hanya sibuk bekerja dan memperhatikan Amara berbeda dengan ku,apalagi saat aku masih kecil begitu kalian mengirim ku pergi jauh semakin membuat ku tahu jika aku tak di inginkan"ucap Amora berdiri dari duduk nya.

"Kami menyayangi mu nak,maaf kan ayah mengirim mu ke sana tapi ayah melakukan itu untuk kebaikan mu"ucap ayah Wijaya.

"Entah itu kebaikan untuk ku atau tidak aku sendiri tidak tahu yang aku tahu kalian seperti membuang ku"ucap Amora tak mau melihat wajah sang ayah.

"Kalian tahu saat aku kecil berulah seperti itu bukan keinginan ku sendiri aku membuat ulah karna hanya ingin di perhatikan oleh kalian saja tidak lebih,aku iri melihat Amara yang di perhatikan oleh kalian dulu sedangkan aku tidak"sambung nya lagi melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan tersebut setelah mengeluarkan rasa sesak yang selama ini ia tahan sendirian.

Bab 2

Kini Amora berada di dalam kamar nya,ia membuka balkon kamar nya menatap ke atas untuk mengontrol rasa sayang,marah kecewa yang ada di dalam hati nya.

"Keluarga yang kacau"gumam nya tersenyum miris.

Tok tok tok

"Mora nak dengarkan ayah dulu buka pintu nya"ucap ayah Wijaya.

Amora yang memiliki pendengaran tajam segera berbalik dan membuka pintu kamar nya,dapat ia lihat wajah sedih sang ayah yang kini menatap nya.

"Maafkan ayah untuk semua yang telah ayah lakukan pada mu,tetapi kau harus tahu ayah begitu menyayangi mu ayah melakukan semua nya agar kau menjadi wanita yang kuat karna ayah tahu akhir keluarga kita akan seperti ini,maafkan ayah juga tidak bisa memberikan mu keluarga yang bahagia seperti anak lain nya ayah tidak bisa memaksa memaksa bunda mu terus bersama ayah karna ia menderita hidup dengan ayah maka dari itu ayah setuju untuk berpisah dengan bunda mu,jika kau ingin seperti anak lain nya tinggal lah dengan bunda mu karna keluarga bunda lengkap di sana"ucap ayah Wijaya dengan perasaan sesak.

Amora yang mendengar ucapan sang ayah hanya terdiam melihat nya yang terlihat kesepian juga terlihat menyedihkan.

"Mora akan tinggal di sini bersama ayah"ucap Amora memeluk sang ayah bagaimana pun ayah nya sesekali datang ke sana mengunjungi nya meski hanya beberapa hari saja namun itu sudah cukup untuk nya berbeda dengan sang bunda yang sama sekali tidak pernah mengunjungi nya bahkan menghubungi nya jarang.

"Sudah malam sebaik nya tidur jangan begadang"ucap ayah Wijaya.

"Hmm ayah juga"ucap Amora di angguki sang ayah.

"Selamat malam"ucap ayah Wijaya mencium kening putri nya tersebut.

"Selamat malam ayah"ucap Amora.

Ayah Wijaya pun meninggalkan Amora yang masih berdiri di sana untuk kembali ke lantai bawah di mana kamar nya berada,kini perasaan nya juga sedikit lega telah memberitahu pada putri nya itu apa yang telah ia simpan selama sang putri berada di luar negeri.

.....

Pagi hari pun tiba Amora memilih menuruni tangga satu persatu hingga ia tiba di lantai bawah.

"Pagi nona Amora"ucap seseorang menyambut Amora di angguki oleh Amora.

"Kemana ayah"tanya Amora dingin sambil berjalan ke arah meja makan.

"Tuan sudah berangkat ke luar kota nona karna tuan ada pekerjaan penting di sana"ucap lelaki yang umur nya sekitar tiga puluhan itu yang tak lain salah satu orang kepercayaan ayah Wijaya.

"Ada apa ke sini"tanya Amora yang kini tangan nya mengambil air putih yang baru saja ia isi dan langsung meminum nya.

"Saya datang ingin memberitahu nona jika hari ini saya akan mengurus pendaftaran sekolah nona yang baru,jadi silahkan nona untuk memilih sekolah yang akan nona masuki"ucap nya di angguki Amora.

"Dimana Amara sekolah"tanya Amora.

"Di Alexsander higs school nona"ucap nya di angguki Amora.

"Daftarkan aku ke sana juga"ucap Amora.

"Baik nona"ucap nya segera menjalankan ucapan Amora.

Amora sendiri kini memilih bersantai di rumah tanpa pergi kemana pun karna ia tidak tahu mau kemana juga pergi dengan siapa.

.....

Di sekolah Alexsander

Amara kini sedang berada di salah satu lokal mengantarkan makanan untuk seseorang yang telah ia sukai.

"Wahh lo masih gak menyerah juga Amara setiap pagi datang ke sini mengantarkan makanan"ucap seseorang melihat Amara.

"Hehe,,tolong berikan pada Elvan ya Rio"ucap Amara dengan senyum manis nya.

"Kenapa gak lo aja sendiri"ucap Rio.

"Gua ada urusan maka nya titip sama aja lo"ucap Amara di angguki Rio.

"Terimakasih"ucap Amara segera berlalu dari sana bersama sahabat nya.

"Ck lo bego atau gimana sih Amara,sudah jelas-jelas Elvan tidak akan mau menerima nya bahkan melirik saja gak lo masih saja ngejar-ngejar dia,masih banyak lelaki yang lain"ucap nya pada Amara.

"Nama nya berusaha Selly gua yakin Elvan akan luluh juga nanti nya"ucap Amara dengan senyum mengembang.

"Terserah lo aja gua capek nasehatin lo"ucap Selly.

Sedangkan di lokal tadi Rio memberikan makanan yang di titipkan Amara pada nya untuk lelaki yang bernama Elvan tersebut.

"Nih dari Amara"ucap Rio.

"Ck untuk kalian saja"dengus nya kembali memainkan ponsel nya.

"Lo sebenarnya suka atau gak sih sama Amara"dengus Arkan teman Elvan.

"Memang nya kapan gua bilang suka sama dia gak pernah bukan"ucap Elvan.

"Gua tahu Elvan tapi lo juga salah gak seharus nya lo gantungin dia begitu jika lo memang gak menyukai nya katakan pada nya secara langsung untuk berhenti mengejar lo bukan begini dia mengerjar lo segitu nya lo diam aja"ucap Arkan.

"Dia nya aja yang begok udah tahu gua gak pernah respon malah masih ngerjar juga"ucap Elvan.

"Jadi nih makanan buat kami aja nih"ucap Rio masih memegang makanan di tangan nya.

"Hemm"dehem Elvan.

"Akhir nya makan gratis lagi gua belum sarapan tadi"ucap Rio dengan senyum mengembang sambil membuka bekal yang di berikan oleh Amara.

"Woyy gua juga mau kali"ucap Arkan pindah duduk di samping Rio menyantap makanan tersebut membuat Elvan dan teman nya Daniel mengendus malas melihat kelakuan kedua teman mereka tersebut.

Bel istirahat berbunyi membuat semua orang berbondong-bondong keluar kelas menuju ke kantin begitu juga dengan Amara dan Selly.

"Ada apa"tanya Selly menatap Amara yang berhenti melangkah.

Amara tak menjawab ia hanya menatap ke arah lapangan di mana rombongan Elvan berjalan bersama empat orang gadis bersama mereka yang terlihat akrab satu sama lain.

"Gua udah berapa kali mengatakan untuk menyerah saja Amara,lo lihat sendiri bukan jika Elvan itu menyukai Sindi bukan lo"ucap Selly.

"Tapi mereka tidak pacaran Sel gua yakin Elvan akan mencintai ku nanti"ucap Amara masih dengan pendirian nya karna ia memang telah menyukai Elvan saat masuk sekolah sampai kini bisa di katakan ia mengejar cinta seorang Elvan sudah dua tahunan karna sekarang mereka telah kelas dua belas.

"Sampai kapan Amara ini sudah dua tahun belum lagi Sindi selalu membully mu jika ia melihat kau mendekati Elvan"ucap Selly dengan raut wajah jengkel.

"Jika bukan Elvan sendiri yang menyuruh ku untuk berhenti mengejar nya maka sampai kapan pun gua akan terus mengejar nya"ucap Amara dengan senyum manis nya membuat Selly geleng kepala melihat nya.Ia kasihan pada Amara yang terus mengerjar Elvan belum lagi Sindi dan teman-teman nya yang hampir setipa hari membully Amara jika mendekati Elvan.

Bab 3

Keesokan hari nya Amora telah bersiap di dalam kamar nya untuk pergi ke sekolah ia sengaja akan pergi lebih dulu ke sana untuk melihat keadaan di sana. Selesai bersiap ia segera turun ke lantai bawah dan melihat asisten ayah nya sudah di sana.

"Selamat pagi nona"sapa nya.

"Pagi"jawab Amora dengan nada datar.

"Apa kita akan berangkat sekarang nona"tanya nya.

"Hmm"dehem Amora melangkah kan kaki nya ke ruang makan lebih dulu untuk sarapan di sana.

Ia duduk dengan tenang sambil memakan sarapan yang telah di sajikan untuk nya di atas meja,setelah selesai ia melangkah keluar dari sana menuju keluar rumah di ikuti asisten sang ayah dari belakang.

"Silahkan nona"ucap seorang supir membuka pintu untuk Amora mempersilahkan Amora masuk ke dalam.

Amora sendiri mengangguk dan masuk ke dalam duduk dengan tenang,begitu juga dengan asisten ayah nya duduk di kursi depan.

"Kenapa ikut"tanya Amora dingin.

"Hari ini saya akan mengantarkan nona ke sekolah karna tuan yang meminta nya"ucap nya.

"Kau tidak membuat nama Wijaya di belakang nama ku bukan"tanya Amora.

"Sesuai dengan kemauan nona saya tidak membuat nya"ucap nya di angguki Amora.

Mobil tersebut segera melaju meninggalkan rumah menuju sekolah baru Amora di mana ia akan melanjutkan sekolah nya di sana kembali,tiga puluh menit akhir nya mereka tiba di sekolah tersebut yang sudah lumayan banyak siswa siswi yang berdatangan.

"Aku akan keluar sendiri kalian langsung saja pergi"ucap Amora datar segera keluar dari dalam mobil dan berjalan menjauh dari dana.

Ia berhenti tak jauh dari pos satpam untuk melihat apakah mobil yang tadi ia naiki sudah pergi dan ternyata sudah pergi,saat akan melajutkan langkah nya mata nya menatap seseorang yang begitu ia kenali keluar dari dalam mobil di susul dua orang yang juga keluar.

Terlihat sekali mereka keluarga yang harmonis dan bahagia membuat wajah Amora semakin mendingin, Ia masih memperhatikan mereka hingga akhir nya salah satu dari ketiga nya masuk ke dalam mobil kembali meninggalkan sekolah.

"Bahagia"gumam Amora melangkah kan kaki nya masuk ke dalam sekolah dengan suasa hati tak menentu.

Tok tok tok

"Masuk"ucap seseorang dari dalam membuat Amora membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.

"Kelas saya di mana"tanya Amora dengan nada dingin membuat kepala sekolah tersebut merinding mendengar nya.

"IPA 1"ucap kepala sekolah itu di angguki Amora langsung keluar dari dalam tanpa mengucapkan terimakasih.

Ia berjalan dengan aura yang dingin dan sedikit menyeramkan karna suasana hati nya berantakan hingga akhir nya ia menemukan kelas nya dan langsung masuk ke dalam.

Suasana kelas yang tadi nya riuh terdiam seketika saat Amora masuk ke dalam,mereka menatap Amora dengan pandangan bertanya-tanya namun sama sekali tidak di hiraukan oleh Amora yang terus melangkah kan kaki nya hingga ia duduk di sudut paling belakang.

Merasa di perhatikan oleh mereka membuat Amora menatap mereka dengan tatapan tajam juga dingin membuat mereka mengalihkan pandangan mereka dari Amora.

"Menggelikan"gumam Amora memilih melipat kedua tangan nya di meja dan menaruh kepala nya di atas nya untuk mengatur suasana hati nya karna jika tidak siapa pun yang mengganggu nya pasti akan menjadi sasaran emosi nya.

"Selamat pagi anak-anak"sapa guru yang baru saja masuk ke dalam kelas di ikuti beberapa siswa lain dari belakang.

"Selamat pagi bu"ucap mereka serentak yang membuat Amora menegak kan tubuh nya dan bersender di kursi nya menatap datar.

"Kepala sekolah mengatakan ada murid baru di kelas ini silahkan maju ke depan untuk memperkenalkan diri"ucap guru tersebut.

Amora melangkahkan kaki nya menuju depan tepat di samping guru tersebut,ia menatap dingin seluruh siswa di dalam kelas nya.

"Nama ku Mora"ucap Amora singkat langsung kembali berjalan ke tempat duduk nya yang membuat sesisi kelas melongo mendengar nya namun Amora tak peduli setidak nya ia sudah mengatakan nama nya bukan.

"Baiklah karna Mora sudah memperkenalkan nama nya kita lanjut pelajaran minggu lalu yang belum selesai"ucap guru tersebut membuka buku milik nya begitu juga yang lain kecuali Amora yang hanya diam saja dengan tatapan dingin nya.

Bel istirahat berbunyi membuat yang lain berhamburan keluar namun ada juga yang masih tinggal di dalam kelas,Saat akan berdiri dari duduk nya telinga nya menangkap nama Amara datang membuat nya mengurungkan niat nya keluar.

"Amara kau datang"ucap Rio tersenyum tipis menatap Amara yang baru saja tiba dengan bekal di tangan nya seperti biasa.

"Hehe ini untuk Elvan"ucap Amara meletak kan bekal tersebut di atas meja Elvan yang diam saja.

"Jangan lupa di makan yah,kalau begitu aku pergi dulu"ucap Amara dengan senyum manis nya keluar dari dalam kelas tersebut.

"Untung Sindi dan teman-teman nya belum datang kalau tidak bisa berabe urusan nya jika tahu Amara ke sini"ucap Arkan.

"Untuk kami bos"tanya Rio pada Elvan.

"Ck masih tanya"ucap Elvan menatap Rio yang di balas kekehan oleh Rio segera membuka bekal tersebut dan memakan nya bersama Arkan.

Amora yang sedari tadi mendengar dan melihat kejadian di depan nya mengendus sebelum bangkit dari duduk nya berjalan keluar kelas melewati mereka begitu saja karna memang ia satu kelas dengan Elvan dan teman-teman nya.

"Murid baru itu sangat cantik bukan"ucap Arkan yang menatap Amora baru saja keluar.

"Cantik tapi dingin seperti es"celetuk Rio.

"Mata nya juga tajam seakan siap menerkam"ucap Arkan.

"Lo benar membuat orang merinding melihat nya"ucap Rio yang memang saat tadi memperhatikan Amora di depan saat memperkenalkan nama nya,ia merinding saat Amora menatap mereka satu persatu dengan pandangan dingin dan juga tajam.

"Tapi dia sangat cantik"ucap Arkan di angguki mereka.

"Ayo keluar"ucap Daniel pada mereka berdua yang sudah selesai menghabiskan makanan yang di bawa Amara tadi.

Keempat lelaki tampan tersebut keluar dari dalam lokal menuju ke kantin,saat di jalan mereka kembali bertemu dengan Sindi dan teman-teman nya.

"Gua dengar di lokal kalian ada murid baru"tanya Sindi.

"Hmm dia sangat cantik"ucap Rio.

"Benarkah"tanya Sindi.

"Untuk apa gua bohong dia sagat cantik nanti kalau ketemu gua yakin kalian iri melihat nya"ucap Rio.

"Hey kemana-mana juga gua yang paling cantik"ucap Sindi ketus.

"Itu sih perasaan mu saja yang cantik jika orang lain melihat mu biasa saja"ucap Daniel membuat mereka terdiam sedangkan Sindi mengendus kelas mendengar nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!