NovelToon NovelToon

Became A King’S Wife

1. Ratu Abella

Abella menatap kosong ke jendela di depannya. Meratapi nasib yang baru saja menimpanya.

Namanya Abella, seorang perempuan sebatang kara yang sudah tidak memiliki keluarga dan berusaha bertahan hidup di tengah kota yang kejam.

Dan karena itulah yang membuatnya hanya berpikir untuk bekerja dan bekerja demi uang yang membuatnya bertahan hidup.

Tapi dibalik itu di waktu senggangnya ia menyempatkan dirinya untuk melakukan kegiatan yang disukainya. Membaca novel.

Novel berjudul “Villain King” menjadi novel favoritnya untuk saat ini. Yang dimana menceritakan tentang seorang raja yang bernama Zaven Clardeus yang memiliki sifat kejam terhadap rakyatnya. Dan siapapun yang membantah perintah akan habis dalam satu malam.

Raja tersebut mempunyai seorang Putra mahkota bernama Lucius, anak dari Ratu Abella Silva. Dan tentu saja pernikahan Raja dan Ratu Clardeus tidak didasari oleh cinta, tapi dengan sebuah kontrak politik.

Selain itu di dalam cerita, Lucius tumbuh menjadi lelaki yang dingin karena kurangnya kasih sayang. Sedangkan Ratu Abella, merupakan ratu yang terlupakan. Ia bahkan di perlakukan seakan bukan ratu oleh seluruh orang yang berada di istana.

Keadaan ini di karenakan raja yang tidak mempedulikan ratu sehingga membuat para pelayan istana ikut mengabaikannya.

Ratu pun mengalami hari hari yang berat hingga tekanan mental. Bahkan dirinya tidak bisa mengurus dirinya dan mengabaikan Pangeran Lucius yang membutuhkan kasih sayang orang tuanya.

Hingga pada suatu saat, ratu memohon untuk menghentikan kegilaan dan tekanan yang di rasakannya kepada raja dan berakhir terbunuh.

Dan kini, Abella, yang bernotabe sebagai orang biasa dari abad ke-21, terdampar di dalam kisah ini dan menjadi seorang ratu yang memiliki nama yang sama dengannya setelah mengalami kecelakaan di dunianya.

“Huftt..” Abella menghela nafas untuk kesekian kalinya.

Dirinya bangkir berdiri dari kursi yang di dudukinya dan pergi melangkah ke arah kamarnya.

Dalam perjalanan ia hanya bisa menunduk karena tatapan dari para pelayan yang mengintimidasinya. Ia bisa merasakan ketidaksukaan dan pandangan meremehkan dari semua orang yang di temuinya.

Apa aku benar benar menjadi ratu yang terabaikan?!

Abella merebahkan dirinya di kasur begitu tiba di kamarnya. Dan pandangannya memandang seisi kamarnya.

Ya, itu memang benar kamar ini begitu luas dan memiliki barang mewah, tapi terlihat tidak terawat. Bahkan dirinya harus membersihkan kamarnya sendiri. Ia pernah menyuruh salah satu pelayan untuk membersihkan kamarnya, mereka memang menurutinya, tapi itu pun dengan tatapan yang entah mengartikan apa, yang pasti bukan tatapan yang baik.

“Apa aku harus diam saja dan menunggu hingga raja membunuhku?” Gumam Abella frustasi.

Kini ia tau, kenapa Ratu Abella dalam cerita mengalami tekanan mental hingga akhirnya memohon kepada raja. Ia merasakan semua yang Ratu Abella rasakan sekarang.

Bahkan baginya ini benar benar lebih buruk dari pada waktu dirinya tinggal di dunianya. Memang disini dia mempunyai banyak orang disekitarnya, tapi tidak ada yang mempedulikkannya, dan ini sama seperti yang dirinya alami ketika hidup di kota penuh tekanan.

Tapi buruknya, ia benar benar terkunci di dalam istana ini, walaupun ia tidak yakin jika dirinya memilih kabur melarikan diri ada yang mencarinya atau tidak. Tapi tetap saja ia adalah seorang ratu.

“Apa yang harus ku lakukan\~”

Dirinya berusaha memikirkan jalan keluar. Diam tanpa melakukan apa apa dan hanya berharap tidak akan menghasilkan apa apa. Awalnya Abella berpikir ini adalah hanya sebuah mimpi karena semua ini berasal dari novel, dan ia berusaha untuk bangun dari semua ini berkali kali, dan itu tidak membuahkan hasil.

Dan karena dirinya tidak bisa keluar dari novel, bukan berarti ia tidak bisa mengubah alur ceritanya bukan.

Ia memilih pergi ke taman istana untuk mencari udara segar setelah berjam jam tidak menemukan solusi ataupun ide untuk keluar dari semua ini.

Hari memang sudah semakin sore, para pelayan sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Dan tentu saja mereka hanya berlalu lalang dan menganggap ratu mereka sebagai angin lalu.

“Cantik” tangannya terjulur menyentuh mawar merah yang tumbuh di sisi taman ini.

Walaupun dirinya diabaikan setidaknya ia memiliki tempat untuk menghibur diri. Memang dirinya tidak tinggal di istana utama, tempat dimana raja tinggal, tapi setidaknya taman dan juga beberapa fasilitas disini lumayan terawat.

Kakinya melangkah mengitari taman yang dipenuhi oleh bunga. Sesekali ia berhenti lalu meraih beberapa bunga yang menurutnya menarik lalu menghirup baunya.

Tanpa sadar, Abella berada di taman cukup lama. Udara yang semakin dingin karena hari yang semakin sore membuatnya mengeratkan tangannya di tubuhnya, dirinya sedikit menyesal karena lupa mengambil mantel sebelum kemari.

“Pangeran! Kubilang berhenti berlari!”

“Tidak mau!”

Abella menolehkan kepalanya begitu mendengar suara seseorang bersamaan suara anak kecil yang tak jauh darinya.

Brukk!

Seorang anak kecil terhuyung dan hampir terjatuh ketika menabrak Abella, dengan cepat Abella meraih tubuh itu agar tidak terjatuh ketanah.

“Kau baik baik saja?”

Anak kecil itu masih meringis sedangkan Abella menatap bingung pada anak di depannya.

“Ah!” Seru anak laki laki itu begitu melihat siapa yang baru saja ditabraknya.

“I-ibunda Ratu”

TBC

@yooazaa

2. Pangeran Lucius

“I..ibunda Ratu”

Anak kecil itu membelalakan matanya kaget tapi di detik kemudian ia segera menunduk, “Ah, maafkan aku”

Abella masih menatap anak kecil di depannya hingga beberapa saat kemudian ia tersadar bahwa anak kecil di depannya adalah Pangeran Lucius, anaknya dalam novel ini yang merupakan putra mahkota.

“Ah, apa kau serius baik baik saja?” Tanya Abella lagi memastikan.

Pangeran Lucius langsung mengangguk dengan kepala yang masih menunduk, takut melihat kepadanya. Sesekali mata kecilnya itu melirik Abella dan kembali menunduk.

Dirinya baru ingat bahwa Pangeran Lucius sangat takut kepada Ratu Abella, bukan karena Abella memarahinya. Tapi karena Ratu yang selalu mengabaikan putranya dan juga memberinya tatapan sinis pada pangeran.

Menurutnya, ratu tidak membenci pangeran ataupun semancamnya. Ia hanya mengalami banyak tekanan sehingga memberikan perhatian dan kasih sayang pada Pangeran adalah hal yang sangat berat baginya.

“Apa pangeran ingin mampir dan memakan cemilan terlebih dahulu?” Tawar Abella. Ya, ia sudah memutuskan untuk memperlakukan Lucius dengan cara yang berbeda.

Mungkin ini adalah satu cara untuk mengubah alur cerita, atau setidaknya ia dapat menikmati waktunya bersama putranya tubuh ini.

Pangeran Lucius menatap dirinya bingung, wajar saja ini pertama kalinya ia di perlakukan seperti itu.

Anak laki laki itu menatap ibundanya ragu, tapi dalam dirinya ia benar benar senang karena akhirnya ibundanya memberikan perhatian kepadanya. Pangeran Lucius mengangguk dan Abella langsung memberikan senyumannya.

Tangan Abella terulur meraih tangan Pangeran Lucius dan mengajaknya untuk berjalan bersama dan pangeran dengan senang hati menerima ajakan itu.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, Pangeran Lucius meringis kesakitan. Abella yang heran langsung berjongkok dan mendapati kaki pangeran yang tergores batu saat menabraknya tadi.

“Oh, kau terluka!” Abella kembali mengecek luka itu sedangkan Pangeran Lucius masih meringis. Lukanya tidak parah, tapi untuk anak seumuran nya biasanya akan menangis jika mendapatkan dirinya terluka.

Tapi tidak dengan pangeran. Ia terlihat mencoba menahan air matanya dan itu membuat Abella terkekeh karena ekspresi pangeran.

“Eh?!”

Pangeran Lucius menjerit tertahan ketika Abella mengangkat tubuhnya, kemudian dengan muka polosnya ia menatap Abella bingung.

“Apa pangeran tidak suka jika ibunda menggendong mu?” Pangeran dengan cepat menggeleng kemudian mengalungkan tangannya di leher Abella.

Untuk kedua kalinya perempuan itu terkekeh dengan sikap pangeran. Menggemaskan, ia merasa bersalah kepadanya karena sejak kecil pangeran mendapatkan kurang kasih sayang. Dan ia akan berusaha memberikan yang belum pernah Ratu Abella dulu berikan kepadanya.

Tangan pangeran menggenggam erat tangan Abella ketika salah satu pelayan mengobati lukanya. Lalu setelah selesai, pelayan tersebut menunduk hormat sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua di meja makan yang sudah tersedia camilan dan beberapa dessert untuk pangeran.

“Makanlah” ujar Abella sambil mengelus kepala pangeran.

Abella hendak berjalan kearah kursi yang ada di sebrang meja yang posisinya berhadapan dengan pangeran. Tapi pangeran menghentikannya, tangannya tidak di lepas sedikit pun darinya.

Sepertinya Abella mengerti apa yang di maksud. Pangeran Lucius sudah berhasil menarik perhatian ibundanya, jadi ia tidak ingin menyia nyiakan kesepatan ini untuk menunjukkan sifat yang biasanya ditunjukkan pada anak seusianya.

Abella pada akhirnya memilih meminta pelayan membawakan kursinya ke samping kursi pangeran kemudian duduk disana.

“Mau duduk disini?” Tawar Abella sambil menepuk pangkuannya.

Mata pangeran berbinar binar, terlihat jelas ia menginginkannya. Tapi dirinya masih ragu sehingga hanya menatap gugup Abella.

“Kemarilah”

Tanpa berpikir dua kali pangeran langsung berpindah duduk di pangkuan Abella dan Abella juga dengan senang hati menyuapi pangeran yang semakin lama semakin menempel kepadanya.

Untuk kesekian kalinya Abella terkekeh dengan sikap pangeran, ia memang belum terbiasa dengan adanya pangeran yang bernotabe sebagai putranya sehingga ia harus berperan sebagai ibu. Tapi melihat sikap pangeran yang sangat manja dan menyukainya membuatnya berpikir bahwa semuanya tidak akan sulit.

“Sepertinya pangeran sudah harus kembali” ujar Abella yang melihat pangeran yang sudah beberapa kali menguap tetapi tidak mau melepaskan pelukan di tubuhnya.

Pangeran yang sepertinya menyadari arti ucapan Abella langsung mengeratkan pelukkannya dan kembali menggeleng.

“Tidak mau” ucapnya dengan suara manja.

Abella membalas pelukkannya sambil menahan gemas.

Kenapa pangeran bisa selucu ini?!

“Ini sudah malam pangeran, kau bisa kembali lagi besok” bujuk Abella lagi, tapi sayangnya pangeran tetap keukeuh pada pendiriannya.

Mau tidak mau Abella mengalah dan mengajak pangeran ke kamarnya.

“Pangeran!” Panggil salah satu pelayan saat mereka berdua berjalan di koridor istana.

“Kembalilah ke istana utama” pintanya. Bukannya menurut, pangeran justru bersembunyi di belakang tubuh Abella.

“Tidak mau!” Jawabnya sama seperti jawaban pada Abella tadi.

“Kumohon pangeran, nanti raja akan mencari anda” bujuknya lagi.

Abella menatap pelayan di depannya. Seingat dirinya ketika membaca novel ini pangeran memiliki tangan kanan yang setia kepadanya, Luke, dan sepertinya pelayan ini adalah orang tersebut.

“Kubilang tidak mau!” Pangeran kini meninggikan suaranya sehingga membuat Luke tersentak, mau tak mau Luke hanya bisa diam.

Pangeran yang sedang marah langsung menarik tangan Abella menjauh dari Luke.

“Eh?” Abella menatap heran pada pangeran kemudian menatap Luke sesaat yang hanya diam menyaksikan.

★★★★

“Apa pangeran serius ingin berada disini?” Tanya Abella memastikan.

Pangeran yang masih setia di pelukkannya mengangguk kemudian mengeratkan pelukkannya di pinggang Abella.

“Tapi tidak baik membentak orang yang lebih tua dari mu, pangeran” nasihat Abella.

Tubuh kecil itu tersentak kemudian menatap wajah Abella, matanya mulai berkaca kaca.

“Maafkan aku”

Abella menghela nafas melihat reaksi pangeran Lucius. Padahal ia tidak bermaksud membuat putranya itu takut, tapi sepertinya pangeran memang bersikap seperti ini karena tidak ingin dirinya membencinya.

“Jangan menangis, ibunda tidak marah kepadamu” Abella mengelus punggung pangeran dan berusaha menenangkannya.

“Tapi berjanjilah besok meminta maaf kepadanya”

Pangeran langsung mengangguk kemudian menenggelamkan kepalanya dalam pelukkan Abella. Dan tak butuh waktu lama ia tertidur.

Abella mengelus kepala pangeran sayang kemudian mengecupnya.

“Selamat malam”

TBC

@yoaazaa

3. Penasaran

Tok.. tok.. tok...

“Yang Mulia, saya Ruth”

“Masuklah”

Salah satu pelayan melangkah masuk ke dalam ruangan yang di dominasi dengan warna hitam dan merah itu setelah di perbolehkan masuk. Kemudian berjalan kearah meja yang dimana terdapat pria dengan rambut hitam dan mata biru nya duduk disana dengan wajah serius yang sedang menatap buku di tangannya.

“Ini dokumen yang anda minta, Yang Mulia” pria dengan rambut yang sedikit panjang dan di kuncir kebelakang itu menaruh dokumen yang di maksud di meja.

Pria berambut hitam yang tak lain Raja Zevan melirik dokumen tersebut sebentar lalu menatap Ruth, sebelum pada akhirnya kembali fokus pada buku di tangannya.

“Apa ada yang di perlukan lagi, Yang Mulia?” Tanya Ruth.

“Tidak ada, kau boleh pergi” ucap raja pada Ruth, pelayan pribadi sekaligus tangan kanan andalannya.

Ruth menunduk hormat dan berbalik berjalan kearah pintu keluar. Tapi langkahnya terhenti ketika raja memanggilnya.

“Tunggu sebentar-”

Ruth kembali membalikkan badannya, “Ya, Yang Mulia?”

“Apa Lucius sudah ada di ruang makan? Katakan padanya aku akan melewatkan sarapan hari ini”

“Ah.. itu...”

Raja menatap pada Ruth bingung karena tidak mengerti dengan ucapannya.

“Apa terjadi sesuatu?” Tanya raja pada intinya.

“Luke mengatakan bahwa pangeran berada di istana ratu dan menolak kembali sejak semalam” Ruth berusaha menjelaskan dengan gugup. Pasalnya ini pertama kalinya ia kembali mengucapkan kata ‘ratu’ yang sudah lama tidak di ucapkan di depan raja.

“Apa?”

“Dan sampai sekarang pangeran masih berada disana” lanjut Ruth.

Raja memberikan ekspresi yang tidak bisa di artikan dan membuat Ruth bingung harus melakukan apa.

“Kau bilang Lucius berada disana sejak semalam?”

“Benar Yang Mulia”

“Dan belum kembali sampai sekarang?” Raja kembali mengulang ucapan Ruth.

“Benar Yang Mulia”

Ruth melihat kembali pada raja nya yang sedang berpikir, tapi ia tak yakin dengan apa yang sedang di pikirkan oleh rajanya itu.

“Apa ratu memaksanya tinggal disana?” Tanya raja seketika.

“Tidak Yang Mulia, pangeran sendiri yang menolak permintaan Luke untuk kembali”

“Hmm..”

“Apa saya perlu menjemputnya?” Tanya Ruth.

“Tak perlu, biarkan saja dahulu. Kita lihat apa yang akan terjadi berikutnya”

“Baik, Yang Mulia”

Disisi lain,

“Ibunda!” Abella menoleh dan mendapati pangeran yang berlari kearahnya, tanpa ia sadari ia langsung berjongkok dan menangkap pangeran dalam pelukkannya.

“Ada apa, pangeran?” Tanya Abella sambil mengelus kepala pangeran sayang.

“Ayo kita pergi ke taman!” Pinta pangeran dengan mata yang berbinar, membuat Abella gemas dengan wajah polosnya itu.

“Taman? Untuk apa?”

“Cuacanya bagus, aku ingin berkeliling bersama ibunda”

Pangeran langsung menarik tangan Abella, mau tidak mau Abella mengikuti kemauan putranya itu. Ia tersenyum bahagia melihat pangeran yang sudah lebih terbuka kepadanya, bahkan ia sudah seperti anak kebanyakan pada umumnya yang selalu mengekspresikan kemauannya secara leluasa.

“Untuk ibunda” Abella menatap pangeran yang menyerahkan sebuah bunga yang di ambilnya dari taman.

Bukannya menerima, Abella memilih menyamakan tingginya dengan pangeran. Kemudian jari telunjuknya di arahkan ke telinganya.

“Mau pakaikan disini?”

Pangeran mengangguk kemudian dengan cepat memasangnya di telinga Abella. Wanita itu yang gemas dengan senyum senangnya memberikan kecupan di pipi pangeran hingga membuatnya kaget.

“I.. ibunda?” Abella terkekeh dengan wajah melongo pangeran, bisa ia tebak ini pertama kalinya pangeran mendapatkan perlakuan seperti ini dari ratu.

“Kenapa? Pangeran tidak suka?” Tanya Abella dan langsung di balas gelengan oleh pangeran.

“Su..suka” ucapnya terbata bata dengan wajah malu, dan untuk kedua kalinya Abella terkekeh.

“Kalau begitu, lakukan itu juga pada ibunda”

Pangeran yang awalnya menunduk, menatap Abella bingung. Sedangkan Abella hanya tersenyum kepadanya, dengan jari telunjuk yang kini menunjuk kearah pipinya”

“Boleh?” Pangeran kembali berbinar binar, tertarik dengan tawaran Abella.

“Tentu saja, kemarilah”

Tubuh kecil itu mendekat kemudian mengecup pipi Abella, kemudian memeluk leher Abella dan menenggelamkan kepalanya disana karena malu.

Abella tersenyum melihat tingkah pangeran, “Kalau begitu, ayo kita kembali berkeliling”

Bukannya melepaskan pelukkannya, pangeran justru enggan melepasnya.

“Ada apa?” Pangeran hanya menggeleng dan kembali mengeratkan pelukkannya, dan Abella tentu saja mengerti bahwa pangeran ingin di gendong olehnya.

“Ah, ra..ratu, pangeran” Luke yang sejak tadi mengikuti mereka kaget melihat pangeran yang meminta di gendong oleh ratu.

“Tidak apa apa” ujar Abella mengisyaratkan agar tidak berkata lebih sehingga membuat Luke bingung harus berkata apa.

Dan Luke berakhir diam, mengikuti mereka. Sesekali kembali heran dan juga tak tahu harus berbuat apa ketika pangeran yang manja dengan ratu dan meminta hal hal yang menurutnya melebihi batas menurutnya.

★★★★

“Pangeran masih berada di istana ratu, Yang Mulia”

“Hah?” Raja yang kaget pada ucapan Ruth kembali terdiam dengan wajahnya yang tak percaya.

Pasalnya ini sudah hampir seminggu sejak Pangeran Lucius memilih atau bahkan menolak untuk kembali ke istana utama. Dan yang paling aneh adalah pangeran yang dekat dengan ratu yang sudah lama terabaikan.

Dan ini membuat raja penasaran dengan yang sebenarnya terjadi dan juga ingin memastikan ucapan Luke dan juga beberapa pelayan yang mengatakan kedekatan pangeran dan juga ratu. Bahkan pangeran mengamuk ketika ada pelayan yang mengabaikan ratu.

Pangeran Lucius memang bukan tipe anak yang tidak cepat marah, ia mempunyai temperamen buruk sama seperti raja. Tapi ia tidak akan mengamuk kecuali itu benar benar menganggunya.

Raja dan pangeran memang tidak terlalu dekat walaupun mereka bertemu hampir setiap hari. Bahkan pangeran sering bertengkar dengan raja. Tapi selain raja, Luke dan Ruth, tidak ada lagi yang dekat dengan pangeran.

Tapi sekarang, ratu menarik perhatian pangeran yang biasanya tidak peduli dengan keadaan dan juga orang sekitarnya.

“Eh?! Anda ingin kemana, Yang Mulia?” Tanya Ruth yang kaget karena raja seketika bangun dari kursinya sambil mengambil jubahnya dan berjalan kearah pintu.

“Aku akan mengeceknya sendiri”

“Maaf?” Ruth menatap rajanya tak mengerti.

“Aku akan pergi ke istana ratu”

TBC

@yooazaa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!