Seorang pekerja keras seperti Velix tidak akan pernah puas hanya dengan berpangku tangan menikmati hasil kerja keras ayahnya. Seperti yang diketahui Velix adalah anak angkat yang di adopsi oleh seorang pengusaha kaya bernama Bapak Wijaya yang memiliki perusahaan periklanan bernama VStar Group dengan beberapa cabang yang tersebar di beberapa daerah. Sementara ibunya sudah lebih dulu meninggal dunia. Itulah mengapa ayah angkatnya sangat menyayanginya.
Awalnya Velix adalah direktur utama di perusahaan percetakan miliknya yang bernama PT. Mediavlix. Perusahaan itu didirikannya atas usaha kerja kerasnya sendiri. Namun atas permintaan ayah angkatnya, sekarang ia telah menjadi direktur di salah satu perusahaan cabang VStar Group di kota M. Dengan begitu jabatan sebagai direktur utama PT. Mediavlix diserahkan pada wakilnya dengan ia tetap sebagai pemilik tunggal.
Velix menikah dengan Jessi, setelah sebelumnya sempat menikahi Mey selama 3 tahun. Mey adalah anak dari pak Rudy salah satu rekan bisnis ayahnya yang sangat berkontribusi besar terhadap saham perusahaan milik ayahnya itu. Namun pernikahan itu berakhir dengan perceraian karena Mey menyadari bahwa Velix suaminya tidak pernah melupakan Jessi cinta pertamanya.
***
Wanita berkepribadian baik ini biasa di panggil Jessi. Seorang putri tunggal dari pasangan Bapak Hamdi dan ibu Robiyah. Pak Hamdi adalah dosen di salah satu perguruan tinggi Negeri ternama di kota itu, sementara ibu Robiyah adalah seorang guru yang memutuskan berhenti bekerja untuk fokus merawat dan mengurus rumah tangganya.
Jessi yang sudah menyelesaikan studi S1 nya sebagai sarjana ekonomi memutuskan untuk bekerja di perusahaan VStar Group sebagai sekretaris pribadi manager di devisi penjualan.
Hasil pekerjaan yang baik dengan rating tertinggi di tambah dengan perilakunya yang santun membuat manager penjualan itu jatuh cinta padanya. Namun Jessi menolak karena masih sangat mencintai Velix.
\*\*\*
Wandy, seorang manager Devisi penjualan di perusahan VStar Group. Karakter yang dingin dan pemarah membuat karyawan di devisi itu menjulukinya si manager galak. Kesalahan sekecil apapun akan membuat mereka seperti di neraka. Bagaimana tidak, jika kesalahan itu sampai ke telinga tuan Wandy, maka mereka akan di marahi habis habisan dan diberikan sanksi.
Tapi itulah yang membuat devisi penjualan itu selalu meningkat performanya dari waktu ke waktu. Karena setiap karyawan selalu berhati hati dalam bekerja agar tak membuat kesalahan.
Manager devisi penjualan yang juga sangat mencintai sekretaris pribadinya bernama Jessi itu akhirnya harus merelakannya menikah dengan Velix. Sebab dia sadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan.
Namun meskipun sangat pemarah, Wandy adalah sahabat terbaik Jessi dan Velix yang selalu melakukan yang terbaik untuk mereka berdua.
\*
Mungkin ada yang sudah lupa dengan wanita perawat bernama Sesil. Pada sesion 1 cerita ini Sesil dikisahkan sebagai sahabat dekat Jessi saat SMP yang kemudian memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di luar kota karena kemauan orang tuanya.
Orang tua Sesil harus mengambil keputusan itu karena terpaksa harus menjauhkan Sesil dari pacarnya yang bernama Jefri. Setelah lulus SMA, Sesil kembali ke kota asalnya dan melanjutkan studinya di akademi keperawatan.
Sesillah yang menjadi perantara atas perkenalan Velix dan Jessi. Permintaan Sesil yang membuat Jessi terpaksa harus membuat sandiwara terhadap Velix yang tidak dikenalnya itu. Hal itulah yang membuat hubungan Sesil dan Jessi menjadi renggang. Sesil menyalahkan Jessi atas kemarahan Velix terhadapnya.
Sampai saat ini Sesil belum berani membuka hatinya untuk pria lain, karena sempat merasa kecewa dengan Jefri yang ternyata berselingkuh dibelakangnya. Dia memutuskan untuk menyibukkan dirinya sebagai perawat dari pada harus sedih memikirkan kehidupan percintaannya yang tidak karuan.
\*
Itulah sekilas dari tokoh utama di kisah ini. Memilikimu Dalam Hati 2 hadir untuk memenuhi permintaan pembaca yang masih bertanya tanya tentang kisah kehidupan Velix dan Jessi setelah menikah.
Seperti yang kita semua ketahui bahwa kehidupan pernikahan bukanlah hal yang mudah dalam mempertahankannya. Akan ada semakin banyak ujian dan cobaan yang menerpa pernikahan itu jika tidak di jaga dan didasari oleh rasa cinta yang kuat.
Sama halnya dengan kehidupan rumah tangga Velix dan Jesi yang pasti juga akan banyak rintangan dan ujiannya. Cinta keduanya sudah pernah diuji dengan perpisahan saat Velix memutuskan untuk memenuhi permintaan ayah angkatnya tuan Wijaya untuk menikah Mey seorang putri dari rekan bisnisnya.
Sekian lama rasa cinta itu terpendam dalam hati Velix dan Jessi sampai akhirnya Mey istrinya menyadari hal itu. Kepribadian Mey yang sedikit emosian membuatnya sangat marah. Namun setelah berbicara berdua dengan Jessi, Mey akhirnya menyadari bahwa sisi pribadi Jessi yang tidak pernah ada dirinyalah yang membuat Velix suaminya tidak akan pernah bisa melupakan Jessi.
Atas dasar itulah akhirnya Mey menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Velix. Jessi yang waktu itu sangat terkejut dan sempat menolak habis habisan pun akhirnya menyerah pada keteguhan Mey. Dengan ketulusan cintanya pada Velix, Mey merelakan Velix menikah dengan Jessi.
Semenjak pernikahan Velix dan Jessi, Mey tidak pernah bertemu dengan mereka lagi. Mey pergi ke Eropa untuk sekolah fashion di Royal College Of Art dan melanjutkan usaha butiknya di sana.
Mungkin itu adalah cara Mey untuk melupakan sedikit kesedihan, walau dirinya sendiri tidak bisa menjamin hal ini akan bisa membuatnya melupakan segala yang sudah terjadi pada kehidupan rumah tangganya. Tetapi setidaknya dengan sedikit membuat dirinya sibuk akan membantu hatinya untuk sejenak berhenti meratapi kehidupan rumah tangganya yang hancur itu.
Sementara kehidupan Velix dan Jessi saat ini sangat bahagia. Mereka memutuskan untuk menetap di kota M karena Velix harus fokus dengan pekerjaannya sebagai direktur di perusahaan cabang Kota M.
Meskipun bahagia, namun kebahagiaan mereka belum lengkap karena belum diberikan keturunan. Setelah 4 tahun pernikahan, kepercayaan menjadi seorang ibu dan seorang ayah masih belum diperoleh mereka berdua. Tapi untungnya cinta mereka sedikitpun tidak pernah surut. Mereka menikmati kehidupan mereka setiap harinya.
Lalu bagaimana dengan kehidupan Wandy? Prestasi besar Wandy dalam bidang penjualan membuat Velix merasa membutuhkan keahlian sahabatnya itu pada perusahaannya. Sehingga atas permintaan Velix pada pak Wijaya, Wandy akhirnya ditugaskan untuk menjadi manager penjualan di perusahaan cabang di kota M.
Sementara Jesi tetaplah menjadi sekretaris tuan Wandy yang galak itu. Bukan karena Jessi ingin selalu dekat dengan Wandy, tapi karena Jessi memang memiliki keahlian di bidang itu. Meskipun sedikit cemburu, Velix tidak bisa melarang istrinya untuk tidak bekerja. Menurutnya Jessi harus tetap bekerja agar tidak kesepian jika ditinggalkan sendirian di rumah.
Lagipula bukankah kali ini Jessi bekerja di kantor yang sama dengannya. Meski Velix yakin bahwa Wandy tidak akan mudah melupakan cintanya pada Jessi istrinya itu, tapi dia juga yakin bahwa Wandy tidak akan pernah menghianati persahabatan mereka berdua.
Di suatu malam di saat Jessi kembali dari kantor setelah lembur seharian. Lembur kali ini bukan karena adanya pekerjaan yang mendesak, tapi karena kemauan dari Jessi sendiri. Jessi sengaja mencari kesibukkan karena ini pertama kalinya Velix suaminya berada jauh darinya. Velix terpaksa harus berangkat tiba tiba ke rumah ayahnya karena ada pekerjaan yang mendesak.
Mereka hanya tinggal berdua saja di rumah. Jessi merasa tidak memerlukan asisten rumah tangga karena merasa masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah sendirian.
Velix juga menyetujui keinginan Jessi untuk tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga karena tidak ingin kehidupan pribadi mereka terganggu.
Sebagai pasangan suami istri yang belum memiliki anak, ini merupakan hal yang sangat wajar. Velix masih ingin menikmati hidup berdua dengan Jessi tanpa ada yang mengganggu keromantisan mereka di rumah itu.
Dengan wajah murung Jessi turun dari taxi dan berjalan menuju rumahnya. Jessi membuka pintu rumahnya dan kemudian menyalakan lampu utama rumah itu.
"Happy Anniversary...!" Teriak beberapa tamu yang sudah berada di dalam rumah Jessi dan Velix.
Dengan sangat terkejut Jessi menutup telinganya karena tidak menyangka teman temannya itu sudah berada di dalam rumahnya.
"Sayang... kamu sudah pulang?" Sahut Jessi yang sangat bahagia melihat suaminya Velix juga berada dan berdiri di antara beberapa temannya itu.
Jessi berlari ke arah Velix dan langsung memeluknya. Pelukan Jessi di sambut hangat oleh Velix suaminya.
"Happy Anniversary sayang" Bisik Velix sambil mendaratkan ciuman di dahi sang istri tercintanya itu.
"Terima kasih sayang" Jawab Jessi sambil menyandarkan kepalanya di dada suaminya itu.
"Hey... kalian jangan lupa di sini juga ada kami. Jangan sibuk sendiri dong" Ucap Wandy yang tiba tiba membuat Jessi melepaskan pelukannya pada Velix.
"Ini pasti rencanamu kan? Seharian kau juga tidak di kantor. Suamiku pasti seharian ini bersamamu." Jawab Jesi sedikit kesal pada Wandy.
"Mau bagaimana lagi, kalau aku tidak membantunya pesta kejutan ini pasti tidak akan terjadi. Mana mungkin suamimu yang manja ini bisa mempersiapkannya sendirian." Jawab Wandy.
"Apa kau bilang?" Jawab Velix kesal pada Wandy sambil memperlihatkan sebuah tinju yang sudah siap mendarat di wajah Wandy jika dia tidak segera menghindar.
"Ahh.... hahahaha, aku tidak serius mengatakan mu manja. Tapi bukankah istrimu ini memang selalu memanjakan mu? Dia selalu mengurusi semua keperluanmu setiap hari sampai kau menjadi sangat manja" Jawab Wandy sambil tertawa sinis.
"Iyaa kau benar sekali, itulah mengapa aku sangat mencintai istriku ini. Dia benar benar mengerti apa yang aku butuhkan. Dia memang istri terhebat." Jawab Velix sambil menatap mesra pada istrinya.
Jessi hanya tersipu malu saat Velix melihatnya dengan tatapan mesra seperti itu di depan orang banyak. Sambil tersenyum Jessi memukul mesra dada Velix yang bidang itu.
Kelakuan istrinya membuat Velix semakin gemas. Sekali lagi Velix mendaratkan ciuman pada kening sang istri sambil membisikkan kata mesra.
"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu" Bisik Velix.
Kemesraan mereka berdua di saksikan oleh semua orang yang hadir saat itu. Membuat mereka iri melihatnya.
"Waahh... kalian berdua tidak henti hentinya bertingkah mesra. Lalu untuk apa kita membeli makanan sebanyak ini? Bukankah kita harus menghabiskannya? Perutku sepertinya sudah sangat lapar." Ucap Wandy.
"Ohh yaa... tentu saja. Ayoo makanlah semuanya. Nikmati semua hidangannya. Aku akan mengambilkan minum untuk kalian. Tunggu sebentar." Jawab Jessi sambil melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil minuman dan beberapa makanan kecil di sana.
Sementara Velix ikut bergabung dengan tamu tamu yang sudah hadir di pesta kejutan itu.
Pesta kejutan anniversary itu berlangsung dengan bahagia. Semua tamu yang diundang terlihat sangat menikmati suasananya. Walaupun ini hanya kejutan sederhana dan semua yang hadir juga hanya teman dekat Velix dan Jessi juga ditambah beberapa karyawan di kantor mereka, tapi mereka berdua menikmatinya dengan sangat bahagia.
Jessi terlihat sibuk di ruang tengah menyiapkan minum untuk para tamu yang hadir. Sementara Velix menemani beberapa tamunya di taman depan rumah mereka.
"Hai, sepertinya kau sangat sibuk, bisakah aku membantumu?" Sahut Wandy menghampiri Jessi.
"Tidak perlu Wan, ini juga sudah hampir selesai." Jawab Jessi.
"Sebenarnya maksudku datang kesini juga bukan untuk itu." Jawab Wandy.
"Lalu ada apa?" Tanya Jessi sambil memalingkan wajahnya pada Wandy.
"Happy anniversary, hiduplah dengan baik dan tetaplah berbahagia." Ucap Wandy serius dengan senyum terbaiknya.
"Aku cuma mau bilang itu saja" Tambah Wandy.
"Terima kasih juga sudah membantu suamiku menyiapkan ini semua. Aku senang dengan pesta kejutan ini" Jawab Jessi tersenyum.
Wandy mengangguk sebagai jawaban untuk perkataan Jessi. Kemudian Jessi pergi membawa minuman di tangannya.
"Tetaplah berbahagia, dengan begitu aku juga akan tetap hidup dengan bahagia" Ucap Wandy setelah Jessi berlalu.
"Apa katamu?" Tiba tiba Jessi berbalik dan menanyakan kata kata Wandy.
"Ahh... tidak, aku tidak mengatakan apa apa." Jawab Wandy sedikit gugup.
"Tapi aku mendengarnya. Jelas jelas kau mengatakan sesuatu barusan?" Bantah Jessi.
"Apa mungkin ada makhluk halus di sini, ohh... aku sangat takut. Sepertinya aku harus kabur dari sini lebih dulu darimu." Jawab Wandy mengelak dan langsung kabur dari tempatnya berdiri menjauhi Jessi.
Jessi hanya bisa mengerutkan keningnya sambil menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat tingkah Wandy yang menurutnya tidak masuk akal itu, dan kemudian segera membawa minuman minuman itu untuk para tamu.
Setelah selang beberapa jam acara itu berlangsung, akhirnya beberapa tamu juga sudah mulai berpamitan. Begitu pula dengan Wandy.
"Aku pulang dulu" Ucap Wandy berpamitan sambil menepuk bahu Velix.
"Tinggallah beberapa saat disini, aku belum sempat berterima kasih padamu untuk hari ini" Ucap Velix.
"Ucapakan saja terima kasih untuk ku, dan aku akan segera pergi. Kenapa harus menyuruhku untuk tinggal beberapa saat? Kecuali jika kau ingin memberikan ku imbalan sebagai ucapan terima kasih mu itu?" Jawab Wandy pada Velix.
"Jika itu yang kau inginkan, aku akan memberikannya." Jawab Velix.
"Hahahaha.... jangan main main, yang aku inginkan tidak akan pernah bisa kau berikan padaku. Hahahaha..." Jawab Wandy sambil tertawa.
"Apa maksud mu? Ayo katakan saja, aku akan berusaha memenuhinya. Hari ini kau sudah sangat membantu ku. Lihatlah istri ku sangat bahagia dengan pesta kejutan ini. Ide mu kali ini benar benar hebat." Jawab Velix.
"Benarkah? Apa benar kau akan memberikan yang aku minta?" Jawab Wandy dengan tatapan yang sangat serius.
"Sebisa mungkin. Katakan saja" Jawab Velix.
"Ahh sudahlah, aku sudah sangat mengantuk, karena itu aku bicara yang tidak tidak pada mu. Sepertinya aku harus pulang, atau aku tidak akan bisa menyetir sendiri karena rasa kantuk ku ini." Jawab Wandy.
BERSAMBUNG...
"Aku cukup senang melihat kalian bahagia. Tetaplah jadi suami yang baik untuk Jessi. Selamat untuk kalian." Tambah Wandy sambil berlalu dari hadapan Velix.
"Terima kasih Wan, jika butuh sesuatu kau bisa menghubungiku" Teriak Velix pada Wandy yang sudah semakin jauh posisinya darinya.
Perkataan Velixpun hanya di jawab dengan lambaian tangan oleh Wandy, kemudian ia bergegas pergi mengendarai mobilnya.
"Sudah selarut ini kau masih saja sibuk di dapur?" Sahut Velix saat melihat istrinya Jessi masih sibuk membereskan piring kotor dari acara tadi.
"Ahh... kau mengagetkan ku saja sayang. Apa Wandy sudah pulang?" Tanya Jessi.
"Ini hari anniversary kita dan kau hanya bertanya tentang pria lain?" Tanya Velix sedikit kesal.
"Bukan begitu maksud ku, tapi bukankah kau harus menemaninya jika dia masih di sini?" Jawab Jessi.
"Kau ingin aku terus bersama Wandy agar aku tak melihat mu bekerja sampai selarut malam seperti ini di sini?" Jawab Velix.
"Aku hanya membereskannya sebentar, ini akan segera selesai. Kau mandilah dulu, aku sudah siapkan air hangatnya. Jawab Jessi.
"Bagaimana mungkin kau membiarkan ku mandi sendirian di malam romantis seperti ini. Ayoo kau ikutlah dengan ku." Jawab Velix sambil menarik tangan istrinya ke kamar.
"Tapi aku masih belum selesai. Yaa ampun sayang.." Jawab Jessi yang tak bisa menolak permintaan Velix.
"Ini sudah sangat malam, apa kau tidak capek seharian ini di kantor? Kau masih bisa mengerjakannya besok, kalau perlu kita berdua tidak usah ke kantor. Aku akan membantumu membersihkan seluruh sudut ruangan rumah ini. Tapi ku mohon ikutlah dengan ku dulu." Jawab Velix panjang lebar sampai Jessi pun sudah tidak bisa melakukan apa apa selain mengikuti suaminya menuju kamar tidur mereka berdua.
Tiba tiba Jessi berhenti di depan pintu kamar mandi.
"Ada apa?" Tanya Velix sedikit heran.
"Kau mandilah dulu" Jawab Jessi.
"Temani aku mandi." Jawab Velix.
"Aku tidak bisa." Jawab Jessi.
"Ada apa? Ada apa dengan mu? Katakan pada ku, ada apa? Velix terus saja bertanya melihat sikap istrinya yang sedikit berubah.
"Aku tidak bisa, tolong mengertilah." Jawab Jessi dengan mata yang setengah berkaca kaca.
"Tapi kenapa? Jelaskan pada ku." Tanya Velix semakin bingung.
"Sudah 4 tahun. Pernikahan kita sudah 4 tahun. Tidak kah kau merasa penantian kita sudah sangat lama?" Jawab Jessi.
Kali ini air mata Jessi tidak tertahankan lagi. Jessi menangis dengan tersedu sedu.
Velix menatap wajah istrinya dengan sendu. Suasana malam yang seharusnya menjadi romantis, kini malah berubah menjadi menyedihkan.
Velix segera menyeka air mata istrinya itu dan kemudian memeluknya.
"Sudah, jangan menangis lagi. Aku tak bisa melihat mu merasa sedih seperti ini." Jawab Velix.
"Kita hanya perlu berdoa dan berusaha saja. Tenangkan pikiran mu. Aku mohon berhentilah menangis." Tambah Velix.
"Maafkan aku, aku sudah membuat malam ini berantakan." Jawab Jessi sambil terisak.
"Tidak sayang, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu. Aku mandi dulu, kamu tunggu di sini sebentar yaa..." Jawab Velix.
Jessi mengangguk mengiyakan perkataan Velix.
Keesokan harinya...
Saat terbangun, Jessi sedikit heran melihat suaminya sudah tidak ada di sampingnya. Biasanya setiap harinya Jessi selalu bangun lebih dulu sebelum suaminya bangun. Jessi yang selalu membangunkan suaminya untuk sholat subuh bersama. Tapi kali ini, kenapa suaminya sudah bangun sebelum subuh?
Jessi mencari ke kamar mandi, tapi Velix tidak ada di sana. Jessi juga mencari di beberapa ruangan, ia juga tak menemukan suaminya. Sampai pada akhirnya dia mendengar suara air dari keran di dapur. Jessi segera menuju ke dapur rumah itu.
"Sayang, kamu sedang apa?" Sahut Jessi.
Jesi sedikit terkejut melihat dapur mereka yang dipenuhi dengan begitu banyak piring kotor dan sampah sampah makanan kini bersih dan sangat rapi.
"Sayang, kamu membersihkan ini semua?" Tanya Jessi.
"Bagaimana? Aku juga bisa kan mengerjakan pekerjaan dapur?" Tanya Velix.
"Tapi, kenapa kau melakukannya? Ini masih terlalu pagi." Jawab Jessi.
"Aku tidak mau Wandy menyebut ku pria manja yang tidak bisa apa apa". Jawab Velix.
"Hmmm.... untuk apa kau memperdulikan kata kata nya. Sudah sana, biar aku yang selesaikan saja pekerjaannya."Jawab Jessi sambi mendorong suaminya untuk keluar dari dapur.
"Tidak perlu, ini juga sudah hampir selesai. Sudah sudah, kamu pergilah berwudhu duluan. Aku akan segera menyusul." Jawab Velix.
"Kamu saja duluan, aku akan selesaikan ini secepatnya." Jawab Jessi.
"Sudaaahh... pergi sana. Aku menikmati pekerjaan ini. Aku baru saja merasakannya sekali ini, dan kau sudah mau merebut nya dariku." Jawab Velix.
"Merebut apanya?" Tanya Jessi sedikit tersenyum.
"Merebut kenikmatan mencuci piringku ini." Jawab Velix sedikit bercanda.
"Astaga... bagaimana bisa hal seperti itu di sebut kenikmatan. Kamu ini ada ada saja." Jawab Jessi sambil tertawa.
"Sudah, pergi sana. Jika kau terus berdiri di situ, bisa bisa kita akan ketinggalan sholat subuh." Jawab Velix.
"Hmm... baiklah. Aku tunggu di kamar, jangan lama lama." Jawab Jessi mengalah.
"Iyaa sayang.." Jawab Velix sambil tersenyum.
"Sayang, bagaimana kalau hari ini kita tidak ke kantor?" Ucap Velix saat sedang sarapan.
"Hari ini kau ada rapat penting kan dengan pak Rudy? Mana mungkin tidak ke kantor." Jawab Jessi.
"Aku bisa menghubungi sekretaris ku untuk membatalkannya. Aku bisa menemuinya besok. Bagaimana?" Tanya Velix.
"Emangnya kamu punya rencana apa?" Tanya Jessi.
"Aku ingin habiskan waktu ku hari ini dengan mu." Jawab Velix.
"Bukankah di kantor kita juga bisa ketemu?" Tanya Jessi.
"Iyaa siih... tapi kan beda suasananya. Kalau di kantor, kamu itu sekretarisnya Wandy. Kamu pasti akan lebih sibuk dengan pekerjaannya di banding aku." Jawab Velix.
"Lalu emangnya kita mau ke mana?" Tanya Jessi.
"Terserah kamu, kita bisa jalan jalan kemana saja kamu mau. Kita bisa ke pantai, kita bisa ke restoran pavorit mu, kita bisa pergi nonton, atau kita bisa menghabiskan waktu kita di rumah. Kita akan beli semua makanan yang kita suka. Kita akan makan sepuasnya. Pokoknya hari ini kita akan menikmatinya sesuka hati kita. Bagaimana?" Jelas Velix panjang lebar.
"Sayang?" Sahut Jessi.
"Hmmm...??" Tanya Velix.
"Kau melakukan ini hanya untuk menghibur ku saja kan?" Tanya Jessi.
"Kenapa? Apa kau sudah tidak mau ku hibur?" Tanya Velix.
"Jika kau melakukannya hanya karena ingin menghibur ku, itu tidak perlu." Jawab Jessi.
"Kenapa?" Jawab Velix.
"Bagaimana pun kau melakukannya, aku hanya akan melupakannya sebentar. Setelah itu aku akan mengingatnya lagi." Jawab Jessi.
"Lalu aku harus bagaimana agar kamu tidak sedih?" Tanya Velix.
"Bagaimana kalau kita ikut program kehamilan?" Saran Jessi.
"Apa? Program kehamilan?" Tanya Velix.
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!