Di sebuah taman kampus, terlihat seorang gadis yang cantik bak bidadari duduk termenung di bawa pohon mangga. Gadis cantik bermata biru dengan tubuh yang sintal itu bernama Freya Aurora. Gadis yang kini tengah duduk di bangku kuliah semester delapan itu tengah dirundung masalah. Apalagi masalahnya kalau bukan soal keuangan. Di semester tujuh ia banyak menghabiskan uang tabungannya, untuk KKN nya dan sekarang ia sedang menyusun skripsi sambil menyelesaikan tiga lagi mata kuliahnya. Ia sudah targetkan empat tahun harus lulus paling lama harus sarjana.
Baru 10 menit yang lalu dia mendapatkan telepon dari adik perempuannya yang ada di kampung. Adiknya mengatakan bahwa ibunya sedang sakit parah dan butuh uang untuk berobat, sedangkan ia saat ini tak punya uang. Untuk bayar keperluan di kampus pun, ia tak punya. Keperluan diluar dari beasiswa. Ditambah bulan ini dia sudah nunggak bayar uang kos.
Penghasilannya sebagai asisten dosen dan kerja part time di foto copy area kampus tak cukup untuknya serta biaya hidup ibu dan adiknya di kampung. Ya, ibu dan adik perempuannya sangat bergantung padanya. Karena ibunya selalu sakit sakitan, sehingga tak bisa kerja.
Huufftt...
Freya menarik nafas panjang, ia mendongak, matanya memandang lurus kearah langit yang cerah nan biru, dari sorot matanya terlihat jelas ia tengah memikul beban berat. Gimana tak berat, ia datang dari kampung ke kota untuk mewujudkan cita-cita nya. Ia gadis yang pintar, tapi ia dari keluarga tak punya. Nekat melanjutkan study ke perguruan tinggi, hanya modal otak dan tenaga yang dimiliki wanita tangguh itu.
"Ya Tuhan.... Kenapa hidup seberat ini?" ujarnya menatap langit biru yang cerah. Ia yang putus asa kembali menunduk memperhatikan kaki yang dibalut sepatu cats nya memainkan pasir di taman itu.
"Iya, sore ini kan Mas? bisa... Dong, tarif sesuai kesepakatan ya?"
Freya menoleh ke asal suara. Di bangu beton belakangnya tengah terdengar seorang wanita berkomunikasi lewat telepon. Freya kenal wanita cantik itu. Wanita itu terkenal sebagai chicken kampus. Dan wanita yang bernama Chika itu juga satu kos dengannya.
Freya tersenyum tipis pada teman satu kampus serta satu kosannya itu. Dan wanita yang bernama Chika itu juga tersenyum manis padannya serta melambaikan tangan. Ya Chika punya kepribadian yang ramah serta ceria.
Freya membuang pandangannya setelah berbasa basi dengan Chika. Tapi tidak dengan Chika, ia malah menghampiri Freya dan duduk di sebelahnya.
"Napa...? mikirin skripsi?" Chika memperhatikan lekat wajah murungnya Freya.
Freya memutar lehernya kembali menoleh ke arah Chika dengan wajah kusutnya.
"Iya Chik, gak hanya mikirin skripsi. Tapi, mikirin biaya hidup dan uang untuk berobat ibu."
sahut Freya lemah, ia kembali membuang pandangannya dari Chika yang terlihat kasihan padanya.
"Huufftt... Aku tawari kamu kerja kek aku, kamunya gak mau." Ujar Chika malas. Freya tak menanggapi ucapan Chika. Bagaimanapun terpuruknya ia, ia tak akan menjual tubuhnya demi dapatkan uang.
"Sekarang zaman susah cari uang. Di dunia ini, hukumnya. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Gaji dari kerja di foto copy hanya cukup untuk makam loe doang. Itupun kamu makannya dua kali sehari. Pukul 10 pagi, terus pukul lima sore. Mau sampai kapan loe seperti ini? emang sih loe pintar, ku akui itu. Loe bisa dapat uang dari kerjaan loe sebagai asisten dosen. Tapi, ya uang itu hanya bisa untuk beli keperluan di kampus saja. Walau sebenarnya bisa loe sisihkan untuk bayar kost an dan kirim sedikit ke kampung."
Huufftt
Freya merasa dadanya sesak mendengar ucapan Chika. Semua yang dikatakan Chika memang benar.
"Coba aja kerja kek gua, dijamin kamu bakal banyak uang. Apalagi kamu masih perawan. Bayaran perawan mahal besty... Aku ada kenalan, cari perawan nih?"
Freya dengan cepat memutar lehernya, guna menatap Chika yang bicara serius itu.
"zaman sekarang keperawanan itu nggak penting. Asal kamu tahu saja di kampus kita ini banyak yang sudah tidak perawan lagi, wanita wanita tolol itu dengan bodohnya memberikan tubuh nya dengan gratis pada kekasihnya tanpa dibayar, hanya karena alasan cinta dan kepuasan. kamu mah hebat nggak mau pacaran. Nah, sudah saatnya loe dapatkan uang banyak."
Chika sangat pandai berbicara. Yang mentah bisa masak dengan olahan lidahnya yang tak bertulang itu saat bicara,dan kita yang mendengar ucapannya akan terhipnotis.
"Tarif perawan 30 juta besty. Apalagi, kamu cantik begini. Gimana, kamu mau kerja kek aku? Biiar aku atur semuanya. Cukup kamu beri aku 5 % dari 30 juta." Chika menilik tubuhnya Freya yang ditutupi kemeja bahan Flanel serta bawahan celana jeans high waist itu.
Gluk
Gluk
Gluk
Freya sampai kesusahan menelan ludah sendiri saat mendengarkan penjelasan Chika yang sangat bersemangat itu. Seolah harga keperawanan tak ada nilainya lagi.
"Dosa, dosa lagi loe pikirkan. Semua orang di dunia ini berdosa." Ketus Chika dengan kesal.
"Gak, aku..!"
"Ya sudah kalau kamu gak mau, aku hanya kasih solusi saja samamu. Kebetulan malam ini ada client lagi cari perawan." Jelas Chika lagi tanpa beban. Wanita itu sepertinya sudah menikmati pekerjaannya. Sudah berdamai dengan diri sendiri, atas dosa yang setiap waktu ia lakukan.
Freya masih tercengang menatap Chika saat ini.
"Aku katakan dulu pahitnya jadi P-S-K..! Kamu Harus menuruti kemauan orang yang menyewa kamu guys, meskipun yang dimaui adalah hal yang tidak kamu sukai. Terus... seringkali kita akan mendapatkan lelaki yang tidak sesuai dengan selera kita. Yaitu lelaki yang hanya mementingkan hasrat nafsunya tanpa mementingkan partnernya. Apalagi jika ia tidak good in bed." Jelas Chika antusias.
Freya dibuat takut mendengar ucapan sahabatnya itu. Ia sampai tegang sekali saat ini.
"Yang tidak dapat dihindarkan lagi bahwa yang menyewa kita nantinya adalah lelaki yang memiliki penyakit kelamin yang dapat menular. Hal ini sangat merugikan kita sendiri karena, kita tertular penyakit dari si penyewa. Apalagi jika penyakit tersebut adalah HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya. Iihh.. Serem...!"
"Kamu, gak kena AIDS kan Chik? kamu kan sudah lama mengguludi perdaganganl tempe bacem ini."
Pukkk..
Satu pukulan kecil mendarat di kepalanya Freya. Chika sudah serius menceritakan konsekuensi jadi Pel acur. Eehh.. Si Freya malah ngebanyol.
"Seriuslah, kamu mau ilmu gak dariku?" Tanya Chika menatap kesal Freya.
"Iya, mau..!" Sahut Chika.
"Kamu kan anak baik nih, keluarga kamu juga baik kan di kampung?" Chika menatap lekat Freya.
"Ia Chika." Sahut Freya pelan.
"Jadi kamu dan keluarga bukan penganut free sex seperti halnya di Amerika, hilang keperawanan sebelum menikah (di Indonesia) merupakan sesuatu yang dapat mencoreng harga diri. Entah itu hanya di dalam lingkungan keluarga, maupun masyarakat luas. Jadi, siap-siap saja jika kamu Nanti nya dapat gunjingan dan sanksi soal, jika pekerjaan haram ini diketahui orang kampungmu." Jelas Chika serius.
kening Freya terlihat mengkerut mendengar penjelasan Chika. Ia ragu juga sih, mau jadi Pel acur.
"Yang ke rambut nih, menjadi P-S-K adalah menjual/menyewakan tubuh kepada orang lain. Jadi nanti jikalau kamu sudahtidak memiliki tubuh yang indah lagi, sangat kecil kemungkinannya kamu akan disewa orang. Apalagi dengan bayaran yang tinggi. Singkatnya, pekerjaan ini tidak dapat dijadikan pekerjaan tetap. Selain itu, menjadi P-S-K menurut saya seperti menerjunkan diri ke dalam jurang yang amat curam, menjebloskan diri ke jalan yang penuh salah dan dapat merenggut kebahagiaan. Mengapa? Karena harga diri sudah tercoreng , jika ketahuan, dan akan lebih sulit dalam mencari pasangan sehidup semati karena harga diri yang sudah tercoreng sebelumnya." Jelas Chika menatap lekat Freya, yang nampak. bingung.
"Lagian gak akan ada juga yang mau sama orang miskin Chik." Sahut Freya sedih.
"Heii.. Itu si Alex, suka loh sama loe!"
Freya menatap masam Chika. Bibirnya ia tekuk.
"Aahhkk.. Sudahlah, kamu mah semakin dikasih tahu semakin teguh pendirian. Dikasih solusi gak mau. Ya sudah, tunggu saja kabar dari adikmu esok. Ibumu sudah Almarhum."
"Chika...!" hardik Freya menatap tajam Chika, yang bicara santai itu, tanpa pikir itu.
"Eemm.. aku cabut dulu." Chika bangkit dari duduk nya. "Kamu pintar, tak perlu aku ajari lagi. " Ujar Chika lagi, kemudian berlalu dari tempat itu
Meniggalkan Freya yang kalut dan bingung.
TBC
Hai reader sayang, dukung novel ini dengan memberi like komentar positif serta hadiah dan Votenya jangan lupa di subscribe Ya say.
🙂😍🙏
Semalaman suntuk Freya memikirkan ucapan Chika. Jiwa wanita itu bergejolak hebat saat ini. Dimana ada sedikit terbersit di hati, keinginan besar untuk melakukan pekerjaan penuh dosa Itu, Walau kata hatinya condong mengatakan ia jangan tergiur untuk pekerjaan penuh dosa itu. Tapi, wanita yang lagi suntuk itu, sedang butuh uang banyak. Adiknya sudah dua kali menelpon, meminta dikirimkan uang untuk ibunya dibawa berobat besok ke rumah sakit. Ibunya sudah muntah darah. kartu kesehatan yang menggunakan BPJS yang disubsidi pemerintah, tak dianjurkan dokter untuk memakai itu, jika ingin Ibu mereka cepat sembuh.
Huufftt...
Freya kembali menarik napas panjang. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pekerjaan penuh dosa itu.
Dari kecil hidupnya sama, tidak ada yang berubah, ia selalu dalam penderitaan. Sepertinya mimpinya harus hancur untuk bisa kerja dengan cara yang halal. Pekerjaan instan ini satu satunya, agar ia bisa keluar dari kemiskinan ini, yaitu menjadi gadis panggilan.
Setelah sarapan Freya mulai mencari informasi di internet dan akhirnya ia menemukan beberapa situs web untuk jadi wanita panggilan. Ia tak mau minta bantuan pada Chika. Karena ia malu. Jadi, ia akan berusaha sendiri dan menyembunyikan pekerjaan haramnya ini dari orang-orang. Ia akan menutup rapat rapat aibnya ini.
Setelah melihat iklan di internet tentang apa yang harus di isi saat menjual diri. Freya pun akhirnya mendapatkan ide. Ia akan mempromosikan dirinya yang masih perawan.
Huufftt..
Freya menarik napas panjang. Kemudian ia bantingkan tubuhnya yang tegang ke atas ranjang. Matanya menerawang ke langit langit kamar. Otaknya sedang berpikir terus. Sehingga ia kini merasa kepalanya sangat sakit. Mana jantungnya berdebar debar terus sejak ia menjual dirinya di internet. Ia sebenarnya takut untuk terjun je dunia hitam itu. Tapi, gak ada jalan keluar dari masalah yang ia hadapi. Tak ada saudara yang mau membantu keuangan mereka. Tak ada harta benda yang bisa dijual untuk pengobatan sang ibu. Dan tak ada pria tajir yang mau melamarnya, dan mengangkat drajat hidupnya.
Emang sih, ia ada teman pria. Belum bisa dikatakan pacaran. Tapi, mereka dekat. Dan pria itu juga dari kalangan biasa biasa saja. Mana mungkin Freya minjam uang puluhan juta kepada temannya itu.
"Ya Allah... Aku takut.. Aku gamang..!" teriaknya dengan frustasinya di kamarnya. Freya yang kalut itu, bahkan melampiaskan kegundahannya dengan memukul mukul kasurnya. Ia sedang tak baik baik saja saat ini. Karena ia akan melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Ngung..
Ngung..
Deg
Rasanya jantungnya sudah lepas dari tempatnya, darahnya juga terasa tumpah ruah, disaat ia mendengar suara deringan ponselnya. Freya mulai gemetar ketakutan. Siapa yang menghubungi nya?
Tangannya yang masih gemetaran itu, menjulur meraih ponsel yang ada di dekat kakinya. Ya ponselnya masih terletak di atas kasur yang ia tiduri.
"Nomor baru, apa ini nomor orang yang mau membokingku?" ucap Freya dengan paniknya. Salah satu tangannya memegangi bibirnya yang tiba tiba saja pucat. Jujur Ia masih ketakutan saat ini, jantungnya masih berdebar sangat kuat. Dan tubuhnya juga masih gemetaran saking ketakutannya ia untuk mengangkat telepon itu.
Freya tak berani mengangkat telepon itu. Ia melempar ponselnya menjauh darinya. Menelungkupkan kembal tubuhnya yang tegang, dan menutup telinganya dengan bantal. Ia tidak sanggup untuk menjawab panggilan telepon itu.
"Ya Tuhan...!" teriaknya lagi, panggilan itu tak henti hentinya berdering, membuat Freya semakin ketakutan. Tak sanggup mendengar ponselnya yang tak kunjung diam itu. Freya pun bangkit dari tidurnya. Ia dengan kesalnya melepas baterai untuk mematikan ponselnya itu.
Huufftt..
Freya tak tahu harus berbuat apa. Ia ketakutan sendiri dengan keputusan yang ia ambil. Freya kalut tidak tahu harus melakukan apa. Dan harus ia katakan kalau menjawab panggilan itu.
Huufftt...
Huufftt...
Huufftt..
Freya terus saja menarik napas panjang. Guna mengisi paru parunya yang terasa sesak dan herat untuk menghela oksigen yang sangat banyak di ruangan itu. Setelah merasa tenang. Ia pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan, menghidupkan teleponnya lagi. Tentu saja dadanya masih berdebar kuat.
Saat ponselnya aktif, seketika ponselnya tak berhenti berbunyi. Pesan masuk secara beruntun, ada sekitar 30 pesan.
Freya mulai membuka satu persatu pesan itu, dengan pikiran yang tak tenang. Tangannya masih bergetar saat menscrol pesan yang masuk. Beberapa pesan berisi kalimat sapaan. kata "Hii" beberapa mengatakan ,berapa berapa?, "Apakah anda bebas ” Bisa malam ini?
Huufftt..
Freya tak henti-henti nya menarik napas panjang dan dalam. Ia masih sangat serius membaca semua pesan pria hidung belang itu. Dan Freya merasa lebih nyaman dengan melayani pria yang sedang nego harga dengannya dibandingkan bertelepon.
Sebagian besar pria hidung belang itu tidak memiliki tempat dan ingin datang ke tempat Freya tinggal. Tentu saja hal itu ia tolak mentah-mentah.
Hingga sore hari Freya masih memilih milih mana pria hidung belang yang akan ia layani. Ia tak mau salah pilih teman bermain ranjang, karena ini pertama kali buatnya.
Dari 30 pria yang meminta untuk dilayaninya. Akhirnya dia deal dengan memilih seorang pria yang mengatakan dia berusia 50 tahun dan meminta Freya untuk datang ke hotel bintang lima yang di tempati pria itu saat ini. Freya setuju akan memuaskan pria itu, karena pria itu mau membayar dengan harga yang fantastis. Yaitu 40 juta. Itu uang sangat banyak menurut Freya. Apalagi pria itu langsung men top up saldo ke dana nya, sebanyak 5 juta. Sebagai DP, Padahal ia belum berjumpa dengan pria tua itu. Bisa saja sih ia mangkir, karena ia telah dapat uang. Tapi, ia tak securang itu. Lagi pula, tekatnya sudah bulat untuk jadi kupu-kupu malam saat ini. Padahal tadi dia sempat ragu. Sepertinya bisikan setan, sudah berhasil menghasut Freya untuk terjerumus.
Pria itu memberi nomor kamar dan meminta Freya untuk langsung datang ke kamarnya di hotel yang pria itu tempati saat ini. Freya yang tergiur dengan banyaknya bayaran yang akan ia dapat, dengan cepat mengatakan ok.
Sebenarnya Freya sangat takut. Tapi, ia juga bersemangat. Dengan keyakinan yang ia kumpulkan akhirnya ia pun sudah siap menjadi P S K. Freya mulai berdandan dengan pakaian terbaik yang ia miliki. Dres berbahan silk polos warna maron dengan panjang selutut dan lengan sesiku, membelit di tubuh rampingnya.
Freya punya body yang bagus, seperti gitar spanyol. Ditambah ia juga punya gunung kembar yang sangat bagus. Ukurannya sedang tetapi padat. Tak perlu berpakaian ketat, gunung kembarnya sudah sangat menggoda dimata para kaum adam.
Setelah selesai berdandan. Freya memutuskan pergi ke hotel, berjalan ke arah lift berharap tidak ada yang akan bertanya apa-apa. Karena ini suatu hal baru buatnya, tentu ia sangat gugup dan tegang saat ini.
Ia pun akhirnya bisa bernapas legah. Karena tidak ada yang peduli dan tidak bertanya apa-apa padanya hingga wanita yang nervouse itu sudah mencapai pintu kamar pria yang membokingnya.
Freya yang tegang itu, berdiri di depan pintu selama beberapa menit sebelum mendapatkan keberanian, mengetuk pintu atau masih memutuskan apakah ia harus membatalkannya, karena jujur, ia masih ragu dengan apa yang akan ia kerjakan ini. Hatinya masih bimbang. Kadang yakin, kadang ragu.
TBC
Like komentar share ya kak novel ini. 🙏❤️😍
Huuffftt..
Freya kembali menarik napas panjang. Ia lakukan itu berulang kali. Hingga ia tak sadar, entah bagaimana jadinya, ia malah berhasil mengetuk pintu kama hotel itu, dan seorang membuka pintu kamar itu, yang diyakini Freya adalah pria yang membokingnya.
"Preety...!" Ujar pria itu tersenyum puas menatap Freya yang menurutnya sangat cantik.
"I, iya pak." Sahut Freya tergagap. Sungguh wanita itu sangat ketakutan saat ini. Ia sebenarnya tak siap mental untuk melakukan pekerjaan haram Ini.
Kedua sudut bibir pria di hadapan Freya saat ini, masih menyungging sempurna menatap Freya yang terlihat kikuk. Freya memperhatikan sekilas pria di hadapannya. Pria itu berjanggut Prancis dan perutnya buncit.
"Ayo masuk!" ujar pria paruh baya itu ramah.
"I, iya pak." Sahut Freya masih tergagap. Freya menyeret kakinya yang terasa sangat berat untuk masuk ke dalam kamar mewah itu.
Ceklek.
"Ooouuwwhh..."saking ketakutannya Freya, ia tak sadar berteriak, terkejut disaat mendengar pintu kamar itu ditutup oleh pria tua yang membokingnya. Freya sampai terperanjat dan memegangi dadanya yang berdebar sangat kuat itu. Dan rasanya jantungnya sudah copot dari tempatnya. Begitu juga dengan darahnya tumpah ruah rasanya di rongga dadanya.
" Rileks saja sayang." Ujar pria paruh baya itu.
Bulu kuduknya Freya meremang sudah mendengar kata sayang itu. Dia tak biasa dengan ucapan lebay itu. Freya yang tegang, tak menanggapi ucapan pria tua itu.
"Silahkan duduk!" pria itu menunjuk ke arah sofa. "Eemm... Preety..!" Ujar pria itu ramah, menilik tajam ke arah Freya. Dari cara bicara pria itu, jelas ia meragukan nama samaran Freya.
"Eemm. Iya pak." Sahut Freya gugup.
"Rilek saja sayang. Kamu terlihat gemesin kalau tegang begitu. Aku jadi tak sabar menggagahimu." Ujar pria paruh baya itu dengan muka pengennya.
Freya menunduk, ia takut melihat tatapan buas pria tua di hadapannya.
"Aku suja sekali denganmu Preety. Kamu cantik, mulus, putih bersih dan dadamu juga menantang. Kamu aslinya lebih cakep, dibanding fotomu di mechat." Ujar pria tua itu sambil menjilat jilat bibirnya sendiri.
Freya yang ketakutan, sesekali melirik pria yang kini duduk di sofa yang sama dengannya. Tepatnya pria Tua Genit itu duduk di sebelah kirinya.
Freya kini melhat pria itu membuka tas kerja yang ada di atas meja di hadapan mereka. Kemudian pria tua itu memberi Freya sejumlah uang yang disepakati, yaitu 40 juta selama 2 jam permainan.
"Bapak bisa bayar saya setelah tugas saya selesai pak!" Freya menolak juluran tangan pria tua itu. Di tangan pria tua itu sudah ada uang senilai 35 juta. Karena 5 juta sudah ditransfer ke Dana nya Freya sebagai DP.
"Bener kamu masih pwrawan dan baru pertama kali nya seperti ini?" tanya pria tua itu dengan penasarannya. Ia sangat excited sekali mendapat gadis cantik dan perawan.
"Iya Pak." Sabut Freya tertunduk ketakutan dia langsung bertanya apakah ini pertama kalinya. "Tapi, bagaimana bapak tahu." Tanya Freya dengan bingung nya menatap pria tua, yang sedari tadi terus saja menatapnya.
"Eemmm... Biasanya wanita yang kerjanya seperti kamu ini, hal pertama yang dilakukan gadis, begitu mereka memasuki ruangan adalah meminta uang. Dan kamu tak lakukan itu." Ujar pria itu serius. Freya menatap lekat pria di hadapan nya. Sepertinya pria tua ini sangat bijak.
"Oouuwww begitu. Maaf pak, saya memang baru pertama kali terjun ke dunia hitam ini." Sahut Freya sedih.
"Eemmm.. Sekali kamu terjun, maka kamu akan susah terangkat ke permukaan lagi. Kamu akan terjerembab dan susah untuk keluar." Jelas pria tua itu, masih menatap lekat Freya.
"Lihat nantilah pak!" Sahut Freya sungkan
"Apakah kamu sudah siapkan kon. Dom?"
TBc
Like komentar dong guys. Dukung novel ini ya say
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!