NovelToon NovelToon

You'Re My Husband

Bab.1 PERTOLONGAN

Di malam yang sangat dingin, seorang gadis sedang berjalan seorang diri sembari memeluk dirinya yang terasa seperti membeku.

Hazel Lorens, gadis berusia 21 tahun yang hidup tanpa orang tuanya dan besar di keluarga tante nya.

Hari ini Hazel pulang bekerja cukup larut karena begitu banyak pekerjaan diperusahaan tempatnya bekerja.

"Huhhh kenapa dingin sekali, sepertinya akan hujan sebentar lagi" Gumam Hazel yang melihat langit malam begitu pekat.

Hazel melewati jalan yang cukup sepi bahkan tidak ada siapa pun yang melintasi jalan itu selain dirinya.

"Ck sepi sekali tapi jika aku balik lagi akan lebih lama sampai" Gumam Hazel dan tetap melanjutkan jalan nya.

"To..tolongg"

Hazel langsung menghentikan langkahnya karena mendengar suara rintihan yang ntah dari mana.

"Engga engga itu bukan hantu, ohh ayolah Hazel kau pasti kelelahan" Gumam Hazel melanjutkan jalan nya

"To..tolong aku ssttttt"

Hazel membatu di tempatnya karena suara yang semakin jelas terdengar ditelinga nya.

"Huhhh oke mari kita lihat ada apa didepan sana"

Hazel melangkah dengan perlahan untuk melihat apa yang ada didepan sana walaupun rasa takut menggeluti dirinya.

"Uwahhhhh" Teriak Hazel saat melihat seorang pria paruh baya yang terkapar tepat disamping tong sampah.

"To..tolong aku" Pinta pria itu sembari menahan sakit.

"O..oke Hazel jangan berteriak itu hanya darah oke jangan takut" Gumam Hazel berlutut didepan pria itu.

Terlihat kemeja putih yang dipakai pria itu sudah berubah warna menjadi merah dan ada luka tusukan di perutnya.

Hazel melepaskan syal yang melilit lehernya dan mengikat perut pria paruh baya itu agar menghentikan pendarahan nya.

"Ahhhh ya ampun ku mohon jangan sekarang, tuan ini bisa mati jika aku pingsan"

Dengan tangan yang gemetar Hazel mengikatkan syal nya di tubuh pria itu.

"Tu...tuan aku mohon bertahanlah, diujung gang ini ada rumah sakit ayo ku bantu kesana"

Hazel langsung memapah tubuh tegap pria paruh baya itu dengan perlahan dan melanjutkan langkahnya.

"A...aku mohon jangan tutup mata tuan ya kita tidak akan jauh lagi" Ucap Hazel yang sengaja terus berbicara.

Keringat dingin mengucur deras didahi Hazel, aroma anyir dari darah tersebut membuat kepalanya sangat pusing.

Setelah beberapa saat berjalan dengan penuh pengorbanan, Hazel pun sampai di lobby rumah sakit.

"Siapa pun tolong aku" Pinta Hazel.

Dokter dan suster langsung mengambil brankar dan memindahkan pria itu untuk dibawa ke ruang UGD.

"To..tolong selamatkan pria itu aku mo..."

Brukkkkkk

Belum sempat Hazel menyelesaikan ucapan nya, Hazel langsung pingsan dan langsung ditangani oleh dokter yang lainnya.

Keesokan harinya pria paruh baya yang ditolong oleh Hazel pun tersadar dari obat biusnya.

Pria itu membuka mata dan melihat wajah tampan putranya yang terlihat cemas sedang menunggunya.

Fanderic Jacob, seorang CEO diperusahaan terbesar dan orang nomor satu paling kaya dinegara ini.

Fanderic diserang musuhnya saat dia lengah tadi malam, dan untung saja Hazel yang menemukan nya dan menolong nya sehingga nyawa pria ini terselamatkan.

"Papa sudah bangun?" Tanya pria tampan yang sangat mirip dengan nya.

"Dimana gadis itu Rion?" Tanya Eric yang teringat dengan Hazel.

"Dia ada di kamar rawat nya pa" Jawab Barion Jacob putra tunggal Fanderic.

Saat ini posisi Barion adalah presdir di J.C company, perusahaan besar milik Fanderic sendiri.

Barion juga memiliki seorang kekasih yang bergelut dibidang permodelan, hubungan mereka ditentang keras oleh Fenderic karena tidak suka dengan kekasih Barion yang terlalu bebas..

"Dia kenapa?" Tanya Eric panik

"Ck dia hanya pingsan kata dokter dia phobia dengan hal yang seperti luka dan darah yang banyak"

"Apakah dia baik baik saja? Bisakah papa melihat nya Rion?"

"Dia akan kemari nanti pa lihat lah kondisi papa saat ini" Tolak Rion yang khawatir dengan papa nya.

"Dia sangat cantik Rion" Celetuk Eric membuat kening Rion berkerut.

"Papa menyukainya?"

"Iya papa menyukainya"

"Papa ingin menikah lagi"

Ctakkkk

Eric langsung menjitak kepala putra nya yang berani berfikir macam macam terhadap nya

"Bukan untuk ku tetapi untuk mu"

"Apa? Aku? Aku sudah punya kekasih pa..."

Tok tok tok

Suara ketukan melerai pertengkaran kedua orang itu, Rion bangkit dan berlalu kearah pintu.

Rion membuka pintu kamar perawatan papa nya dan terlihat lah seorang gadis cantik dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan sedang berdiri disana.

"Apakah tuan yang semalam terluka ada disini om?"

"A.. Ehh kau memanggil ku apa?"

"Om" Jawab Hazel polos

"Aku tidak se..."

"Siapa Rion?" Tanya Eric dari dalam

"Dia didalam" Jawab Rion datar dan menyingkir agar Hazel bisa masuk.

"Wahhh ternyata kau anak manis" Ucap Eric hendak duduk

"Ehhh jangan tuan luka tuan pasti masih sakit kan? Tidur saja dulu" Ucap Hazel mencegah

"Terimakasih nak karena sudah menyelamatkan nyawa ku"

"Sama sama, jika orang lain pasti sudah melakukan hal yang sama tuan"

"Kau sangat cantik nak"

"Terimakasih atas pujian nya tuan" Jawab Hazel tersenyum manis hingga menampakkan lesung di kedua pipinya.

"Ahh iya perkenalkan itu putra ku"

"Hay om" Sapa Hazel lagi

Rion tidak menjawab dan hanya melengos pergi, sedangkan Eric menahan tawanya saat mendengar Hazel memanggil Rion dengan sebutan om.

"Dia memang seperti itu"

"Tidak apa tuan" Jawab Hazel mengerti.

Hazel melihat arloji ditangan nya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

"Maaf tuan aku harus permisi"

"Kenapa begitu cepat nak?"

"Tante ku pasti mencari tuan aku berjanji akan kembali siang nanti untuk menjenguk mu"

Hazel pun berpamitan pergi membuat Eric sedikit banyak nya merasa sedih karena masih ingin mengobrol dengan gadis itu.

Hazel berjalan cepat setelah sampai di pemberhentian bus dekat rumah nya.

Dari jauh Hazel sudah bisa melihat tante nya yang sudah bekacak pinggang didepan rumah mereka.

"Belajar menjadi jal*ng dengan cara tidak pulang?" Ketus tante Hazel

"Maaf tante semalam Hazel ada lembur" Jawab Hazel bohong.

"Alasan kamu!" Ketus tante Hazel yang bernama Lia.

Lia adalah adik ipar papa Hazel yang sudah lama meninggal, suami Lia adalah Lukman adik kandung papa Hazel.

Lukman begitu menyayangi Hazel tetapi tidak bisa menentang sikap buruk istrinya kepada keponakan nya itu.

"Beresin rumah dan lanjut masak" Titah Lia.

Hazel pun masuk kedalam rumah yang tidak terlalu besar itu, Hazel memilih untuk membersihkan tubuhnya dulu baru melanjutkan pekerjaannya.

Setelah selesai mandi Hazel pun langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang memang selalu dilakukan nya.

Hazel menyapu seluruh isi rumah dan lanjut mengepel semuanya itu dilakukan seorang diri saja.

Brukkkk

"Upssss sengaja" ucap Liza anak kandung Lia yang memang selalu membuly Hazel.

"Liza, kan jadi basah lagi lantainya" ucap Hazel dengan suara yang amat lembut

"Kau membentak ku?"

"Tidak Liza"

"Mami!" teriak Liza membuat Lia langsung datang

"Ada apa ini?"

"Hazel membentak ku mi" ucap Liza manja

"Ti...tidak tante"

Brukkkkk

Lia mendorong tubuh Hazel hingga terduduk di lantai yang basah, sedangkan Liza tersenyum senang.

"Jaga perilaku mu di sini sialan!" bentak Lia

Hazel hanya bisa tertunduk diam karena melawan pun akan percuma karena mereka berdua sedangkan dirinya hanya seorang diri.

"Sudah ayo kita pergi jalan jalan dan kau jangan lupakan pekerjaan mu" ucap Lia dan berlalu bersama putrinya.

Hazel mengusap air mata yang jatuh ke pipinya, sudah sangat sering Hazel mendapat perlakuan seperti ini bahkan perlakuan baik tidak pernah Hazel dapatkan.

.

.

.

Jika ada yang salah bisa kalian koreksi di kolom komentar ya guys🤗

Jangan sungkan memberi masukan karena author akan menerima dengan baik dan akan memperbaiki apa yang salah🤗🥰

Bab.2 GADIS BAIK

Setelah selesai dengan pekerjaan nya, Hazel pun kembali ke kamar nya untuk beristirahat.

Hazel memandang foto keluarga nya saat dirinya masih berusia 7 tahun.

"Pa, ma Hazel rindu kalian"

Perlahan air mata pun luruh dipipi Hazel karena merindukan orang tua nya yang meninggalkan nya secara bersamaan dalam tragedi kecelakaan.

Hingga tanpa terasa Hazel pun tertidur dengan memeluk foto keluarganya.

Setelah satu jam tertidur Hazel pun terbangun karena suara dering ponsel nya.

"Halo"

"Kamu ga ngantor Zel?"

"Maafkan aku Mia, aku sedang tidak enak badan jadi tidak masuk apakah kamu sudah membuatkan surat izin ku?"

"Sudah aku buatkan dan bos menerima nya, apakah kamu sudah membaik? Ingin ku jenguk malam ini?"

"Tidak perlu Mia, besok aku akan kembali bekerja"

"Ahhh syukurlah kalau begitu, aku tutup dulu by" Ucap sahabat sekantor Hazel dan menutup panggilan itu.

Hazel bangkit dari tidur nya dan mengucek matanya, Hazel melihat jam dinding dan terkejut saat mengingat sesuatu.

Hazel langsung berlalu keluar kamar menuju dapur untuk memasak sesuatu untuk dibawa nya pergi.

Hazel memang sangat mahir dalam hal masak memasak karena sedari kecil selalu ikut mama nya berkutat didapur.

Dengan lihai tangan gadis itu memotong bahan makanan untuk dimasaknya siang menjelang sore ini.

Liza yang datang ke dapur untuk mengambil minuman segar pun mengerutkan kening nya saat melihat Hazel yang memasak makan malam lebih awal dari sebelumnya.

"Kau cepat sekali memasak"

"Ahh iya, aku ada urusan kantor mendadak jadi harus berangkat sebentar lagi"

"Lalu bekal itu?"

"Aku membawanya untuk makan malam karena sepertinya aku akan lembur" jawab Hazel tersenyum manis.

Liza pun tidak lanjut bertanya karena baginya kesibukan Hazel itu tidak penting apa lagi sampai bertanya banyak hal.

Setelah selesai memasak dan menyiapkan bekal lengkap Hazel pun berlalu kekamar nya untuk mandi.

Setelah beberapa saat mandi Hazel pun selesai dan kini sudah menggunakan gaun Selutut yang berwarna sage green.

Rambut panjang Hazel diberi jepit berwarna senada yang membuat gadis itu begitu cantik dan anggun.

Hazel juga membawa tas kecil berwarna putih yang senada dengan flatshoes nya, setelah itu Hazel berlalu kedapur untuk mengambil bekalnya.

"Mau kemana kau?" tanya Lia yang tiba tiba datang membuat Hazel terjingkat kaget.

"Mau ke kantor tante"

"Tapi tidak bekerja satu hari ini?" tanya Lia menatap Hazel curiga.

"Ada pekerjaan mendadak tante"

"Lalu bekal itu?"

"Sepertinya Hazel akan lembur tante jadi bawa bekal saja" jawab Hazel yang mencoba agar tidak gugup

"Ya sudah pergi sana" ucap Lia ketus karena memang selalu seperti itu.

Hazel pun bernafas dengan lega dan melanjutkan jalan nya dengan senyum manis nya.

"Eh tunggu" Hazel langsung menghentikan langkah nya.

"I..iya tante"

"Tumben memakai dress tidak pakai pakaian formal?"

"Sedapetnya aja tante karena buru buru" jawab Hazel tersenyum dan menampilkan gigi putih nya.

"Ya sudah pergi sana" ucap Lia dan Hazel pun langsung berlalu pergi karena taxi yang dipesannya sudah menunggu didepan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dirumah sakit, Eric terus mendesak Rion untuk mencari Hazel karena gadis itu tak kunjung datang.

"Cepat cari dia Rion, dia sudah berjanji pada papa untuk mengunjungi papa lagi"

"Ck sudah lah papa dia juga belum tentu gadis baik"

Ctakkkkk

Rion mendapat jitakan dikepalanya dari tangan Eric membuat Rion mengaduh sakit dan mengelus kepalanya.

"Kau bilang dia belum tentu gadis baik? jika dia tidak menyelamatkan aku tadi malam mungkin saja aku sudah mati sekarang ini"

"Y..ya biasanya orang yang begitu selalu meminta bayaran mahal papa"

Ctakkkkk

Sekali lagi kepala Rion dijitak oleh Eric dengan keras karena kesal dengan ucapan putranya yang seperti tidak disekolahkan.

"Apa sih papa ini"

"Jika dia meminta bayaran mahal maka dia akan memeras ku sedari tadi, aku tidak ingin mendengar apa pun sekarang cari gadis itu" ucap Eric kesal.

Rion hanya menghembuskan nafas kasar melihat tingkah papanya yang seperti anak anak.

"Tapi kan Rion, wanita tadi mirip seperti sahabat papa"

"Siapa?"

"Anderson"

"Om Anderson Lorens maksud papa?" Eric pun mengangguk setuju.

"Bukannya papa bilang dia sudah meninggal dunia saat semobil dengan istri dan putrinya"

"Ck waktu itu hanya putrinya yang selamat bodoh" ucap Eric.

"Jadi maksud papa, gadis tadi adalah putri om Anderson?" Eric pun mengangguk lagi.

"Aku sih ga percaya" jawab Rion

"Kenapa ga percaya?"

"Papa sendiri yang bilang dia dibawa oleh om dan tante nya keluar negeri lalu bagaimana bisa ada di kota ini?"

"Benar juga, tapi bagaimana jika mereka sudah pindah?"

"Ahhh sudahlah papa, intinya aku tidak yakin jika dia putri om Anderson" ucap Rion yang sudah kesal.

"Yasudah pergilah cari gadis itu"

"Ya makanya aku nanya nama nya siapa papa?" tanya Rion yang mulai kesal.

"Papa lupa bertanya padanya"

"Lalu bagaimana?"

"Bagaimana apanya? kau cari saja keliling dunia ini dengan mengingat wajahnya" ucap Eric ketus

"Ck ada ada saja permintaan nya"

"Cepat Rion!" bentak Eric.

"Aishhhh iya iya aku pergi" ucap Rion dan bangkit dari duduknya lalu berlalu pergi.

Ceklekkkk

"Hay om"

"Ehhh monyet, aishhh ngagetin"

"Aku manusia loh ini" ucap Hazel menatap kesal kearah Rion.

"Ahhh syukurlah kau datang, papa mencari mu sedari tadi"

"Aku tadi ketiduran dirumah om" jawab Hazel tersenyum kuda.

"Yasudah masuk sana" ucap Rion membukakan pintu untuk Hazel.

Eric langsung tersenyum cerah saat melihat siapa yang datang menemuinya, dia adalah gadis yang dinanti nanti oleh Eric.

"Hay tuan, bagaimana keadaan mu?" tanya Hazel duduk disamping brankar Eric setelah menyalami pria itu.

"Aku sudah lebih baik setelah melihat mu anak manis" ucap Eric mencubit hidung Hazel.

"Maafkan aku ya tuan karena terlambat, tadi aku harus memasak untuk mu lebih dulu" ucap Hazel memperlihatkan tas bekal yang dibawanya.

"Dia bilang sama ku tadi ketiduran tapi ini udah beda lagi" gumam Rion.

"Wahhh terlihat sangat enak" puji Eric.

Hazel membuka kotak bekal itu hingga harum makanan itu semerbak hingga ke hidung Rion yang duduk disofa.

"Ehhh harum sekali masakan nya" batin Rion yang terus memperhatikan interaksi keduanya.

"Apakah aku harus menyuapi mu tuan?"

"Jika kau bersedia gadis manis" jawab Eric tersenyum hangat.

Hazel menyuapi Eric dengan telaten hingga membuat sudut bibir Rion terangkat melihat kehangatan keduanya.

"Ini sangat enak nak" puji Eric yang sangat menikmati makanan yang dimasak Hazel.

"Terimakasih atas pujian nya tuan, aku tahu makanan dirumah sakit pasti rasanya hambar jadi aku memasak makanan yang enak untuk mu dan bisa tuan konsumsi"

"Jangan panggil tuan nak, panggil saja papa"

"Heh? papa? terdengar canggung tuan" ucap Hazel sungkan.

"Tidak apa sayang"

"Baiklah pa" jawab Hazel mengalah.

"Oh iya, aku juga memasak untuk om" ucap Hazel menoleh kearah Rion.

"Ck bisakah kau berhenti memanggil ku om?"

"Aku tahu kamu lebih tua dari ku, aku hanya menghormati mu" jawab Hazel dengan wajah polos.

"Umur ku masih 29 tahun"

"Dan umur ku 21 tahun" jawab Hazel.

Eric terkekeh melihat wajah kesal putranya karena gadis ini enggan mengalah dan cukup keras kepala.

"Aku tidak ingin berdebat dengan mu om, makanlah ini" ucap Hazel meletakkan kotak bekal lain yang lengkap dengan lauk, sayur dan nasi nya.

Hazel pun lanjut menyuapi Eric karena makanan pria itu belum habis sepenuhnya dan Hazel juga menyiapkan salad buah untuknya.

Rion mengambil kotak bekal itu dan melihat isinya, Rion memasukkan satu sendok makanan kedalam mulut nya.

Seketika raut wajah Rion berubah menjadi berbinar, harum dan rasanya benar benar sangat lezat fikir Rion.

.

.

.

Jangan lupa dukungan buat author ya readers author yang baik🤗

Beri masukan jika kalian ingin mengkoreksi 🥰

Bab.3 HAZEL MATYA LORENS

Setelah Rion dan Eric selesai makan Hazel pun membereskan kotak bekal nya dan dimasukkan kembali kedalam tas bekal.

"Kau sangat pandai memasak nak"

"Dulu aku sering membantu almarhum mama memasak pa jadi sudah biasa" jawab Hazel

"Apa sudah membaik?"

"Sudah nak apa lagi setelah memakan masakan mu" ucap Eric membuat Hazel tersipu.

"Kau bekerja?"

"Iya pa, aku bekerja di perusahaan Begel Groupe"

"Ohhh, orang tua mu bekerja dimana?"

Seketika raut wajah Hazel berubah sendu, mata gadis itu juga berubah menjadi berkaca kaca.

"Ada apa nak?"

"Orang tua Hazel sudah meninggal pa" jawab Hazel memaksakan senyum nya.

"Maafkan papa nak" ucap Eric yang merasa bersalah.

"Tidak apa pa, papa kan hanya bertanya Hazel juga memang sedang merindukan mereka" jawab Hazel tersenyum manis.

"Bolehkah papa tahu kenapa orang tua kamu meninggal?"

"Saat Hazel berusia 7 tahun mobil yang papa kendarai mengalami kerusakan rem sehingga mobil kami masuk kedalam jurang"

"Kamu ada disana?"

"Kami sekeluarga ada disana pa, hanya aku yang waktu itu masih selamat karena berada diset belakang sedangkan mama dan papa meninggal di tempat"

Air mata pun langsung turun dari mata indah Hazel membuat hati Eric terenyuh.

"Siapa papa mu nak"

"Anderson Lorens pa"

Deghhhhh

"Jadi nama kamu?"

"Hazel Matya Lorens"

Deghhhhh

Mata Eric langsung berkaca kaca setelah mendengar nama wanita yang selama ini memang dicarinya.

"Ada apa pa?"

"Ti...tidak apa nak, nama mu indah" ucap Eric masih menutupi rasa rindu nya.

Rion yang dari tadi masih duduk disofa pun juga ikut terkejut setelah mendengar pengakuan dari Hazel sendiri.

"Apakah papa mu tidak mempunyai perusahaan nak?"

"Ada pa, setelah kecelakaan itu perusahaan papa gulung tikar dan sudah bangkrut sehingga sangat sulit untuk dikembalikan"

"Jadi selama ini kamu tinggal dengan siapa?" tanya Eric yang masih ingin terus mengetahui cerita sebenarnya.

"Dengan oom Hazel, adik kandung almarhum papa" jawab Hazel.

"Ternyata Hazel selama ini disembunyikan oleh Lukman" batin Eric.

Hingga malam tiba Hazel masih berada dirumah sakit karena Eric meminta untuk ditemani.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Hazel tidak bisa pulang hingga larut karena tante nya pasti marah.

"Pa, Hazel pamit pulang ya" pamit Hazel kepada Eric

"Biar Rion yang mengantar mu nak"

"Tidak usah pa, Hazel bisa pulang sen..."

"Tidak ada penolakan gadis cantik, ini sudah malam dan sangat bahaya jika kau pulang sendiri, Rion antarkan Hazel" titah Eric.

"Baik pa" ucap Rion menurut.

Hazel pun mencium punggung tangan Eric lalu berpamitan pulang bersama dengan Rion.

Selama diperjalanan tidak ada percakapan diantara keduanya, Hazel terus memandangi keluar jendela.

Sedangkan Rion masih terbayang dengan ucapan papa nya yang akan menikahkan dirinya dengan Hazel.

"Om stop" ucap Hazel membuat Rion berhenti mendadak karena tadi melamun.

"Dimana rumah mu? ini halte bis"

"Sampai sini saja nanti tante ku banyak bertanya om" ucap Hazel.

"Apakah masih jauh?" tanya Rion yang tidak enak jika mengantarkan tidak sampai tempat tujuan.

"Tidak jauh om, terimakasih karena sudah mengantar Hazel pulang, bay" ucap Hazel dan berlalu pergi.

Rion pun melanjutkan laju mobilnya setelah Hazel hilang dari pandangan nya.

Hazel berjalan dengan santai menuju rumah yang ditinggali nya, terlihat seorang pria paruh baya yang berdiri didepan pintu menyambutnya.

"Om lukman!" pekik Hazel bahagia dan langsung memeluk Oom nya.

"Apa kabar mu hem? bagaimana pekerjaan nya?" cecar Lukman menggiring Hazel masuk.

"Sangat baik om" jawab Hazel tersenyum manis.

Hanya lukman lah yang berlaku baik pada Hazel karena Hazel anak kandung kakak kandung Lukman.

Setelah kematian orang tua Hazel, Hazel sempat tinggal bersama kakek dan nenek nya tetapi mereka tidak menyayangi Hazel sehingga Lukman lah yang membawa Hazel pergi.

Walaupun tahu perlakuan putri dan istrinya tidak baik pada ponakan nya paling tidak ada dirinya yang menyayangi Hazel, pikir Lukman.

"Dimana tante dan Liza om?" tanya Hazel setelah mereka duduk disofa.

"Mereka belum pulang nak, Hazel om ingin bicara sayang" ucap Lukman.

"Iya om ada apa?" tanya Hazel memandang Lukman.

"Apa kamu tidak ingin mengembangkan restauran mu nak? maksud om, dari pada kamu bekerja dengan orang lain"

Hazel tersenyum mendengar penawaran om nya yang sudah dikatakan lebih dari sekali.

"Ada masanya Hazel sendiri yang mengelola restauran itu om, untuk saat ini Hazel masih nyaman bekerja disana" jawab Hazel lembut.

"Om tidak memaksa sayang, apa pun keputusan mu itu yang terbaik untuk mu" ucap Lukman mengecup kening Hazel.

"Pergilah istirahat ini sudah malam" ucap Lukman.

Hazel mengangguk dan langsung berlalu kekamar nya, bukan Hazel tidak mau mengembangkan restauran peninggalan orang tuanya hanya saja pekerjaan yang sekarang ini terlalu sayang untuk ditinggalkan dalam waktu dekat.

Keesokan pagi nya Hazel bangun dan langsung beberes rumah seperti biasa, tidak lupa Hazel menyiapkan sarapan untuk semua orang.

Setelah bersiap Hazel pun sarapan bersama dengan Liza dan kedua orang tuanya, terlihat tidak ada percakapan dimeja makan itu.

"Hazel pergi dulu om tante" pamit Hazel dan berlalu pergi setelah menyalami Lukman.

Hazel naik kedalam taksi yang sudah dipesan nya via online, Hazel memandang ponsel nya dan sedang berbalas pesan dengan sahabatnya.

Setelah beberapa saat kemudian Hazel pun sampai didepan perusahaan tempat dirinya bekerja.

"Hazel!" teriak Mia sahabat Hazel.

"Pagi Mia"

"Ouhhh aku merindukan mu" ucap Mia dan langsung memeluk Hazel.

Hazel tersenyum dan membalas pelukan Mia, semua orang yang ada diperusahaan ini memang selalu baik pada Hazel karena pribadi gadis ini yang lembut.

"Apa ada pekerjaan yang ku tinggalkan semalam?"

"Tidak ada, pak Leonard membagikan tugas mu pada yang lain" jawab Mia.

"Kenapa begitu? aku jadi sungkan kepada mereka apa lagi kamu" ucap Hazel menyesal.

"Sahabat ku ini sangat baik, tidak apa Hazel kami semua kan menyayangi mu apa lagi pak Leonard" goda Mia yang tahu bahwa bos mereka menyukai Hazel.

Hazel hanya bisa menggelengkan kepalanya, terlalu canggung untuk menyukai seorang CEO fikir Hazel.

"Hazel" sapa seorang pria tampan.

"Pagi pak Leon" balas keduanya.

Pria itu adalah Leonardo Begelert, CEO muda pemilik perusahaan Begel Groupe tempat Hazel bekerja.

Semua orang tahu bahwa Leon menyukai Hazel yang memang sudah dua tahun bekerja disini.

Hazel yang selalu bersikap profesional pun tidak pernah menyadari perasaan Leon kepadanya.

"Pagi, hari ini kamu ikut saya rapat ya" ucap Leon

"Maaf Pak, tapi mbak Siska tidak memberitahu saya bahwa ada rapat hari ini"

"Makalah nya sudah ada di meja kamu, kamu bisa mempelajari nya agar bisa nyambung saat rapat nanti" ucap Leon tersenyum hangat.

"Baik kalau begitu nanti saya langsung ke ruangan bapak"

"Oh iya ada minuman hangat di meja kamu, kalau begitu saya permisi" pamit Leon dan berlalu pergi.

"Sosweet banget pagi pagi udah dibeliin minuman hangat, besok besok rumah ni" goda Mia.

"Kamu ya Mia" ucap Hazel yang hanya bisa geleng kepala sedangkan Mia tertawa geli.

.

.

.

Jangan lupa dukungan nya 🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!