Prolog
Laila Ikrimah, seorang gadis bercadar yang memiliki paras cantik di luar batas. Di samping itu dia juga mempunyai kekuatan luar biasa dalam ilmu bela diri. Kekuatan bela diri ia peroleh dari ayahnya seorang guru silat.
Kecantikannya yang melebihi perempuan lain menuntun ia harus bisa menjadi wanita kuat agar ia bisa melindungi dirinya.Tidak ada yang mustahil dengan usaha dan kehendak sang maha kuasa. usaha ayahnya yang mendidiknya sejak usia dini menjadi wanita yang mahir bela diri akhirnya berhasil.
Karena bercadar dan kemampuan bela dirinya terkadang ia di tuduh ******* namun ia tak pernah membalas itu.
Suatu hari Laila mendengar kabar bahwa sahabatnya Linda kecelakaan. Langsung saja ia ke rumah sakit. Hanya satu hari satu malam Linda di rawat hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Padahal Linda sebentar lagi akan menikah, namun takdir berkata lain.
Tinggallah surat wasiat untuk Laila agar Laila menjaga calon suami Linda. Dan agar Laila dapat menggantikan linda di hati calon suaminya yaitu Argantara.
**Laila bodyguard bercadar**
Pagi yang cerah namun tiba-tiba awan hitam menyelimuti bumi, memang kata orang mendung bukan berarti hujan, namun gadis bercadar bernama Laila telah basah kuyup karena tetesan hujan.
Laila habis berbelanja di suruh oleh bunda. Karena hujan, ia berteduh di depan sebuah apotek. Tangannya masih menjinjing keranjang belanjaan.
Beginilah nasib Laila yang pengangguran, karena ia sulit mencari pekerjaan dikarenakan cadarnya yang dianggap sebagai hal asing bagi orang-orang sekitar.
Tiba-tiba ia melihat ada tindak kejahatan di depan, seorang ibu menangis histeris karena anaknya tersenggol motor. Namun anak itu tampaknya tidak terluka parah.
Seorang pemuda bernama Argantara dengan mobil hitam menemui ibu tersebut dan hanya sekilas melihat kondisi anak itu saja, kemudian ia bergegas kembali ke mobilnya.
Laila mengira bahwa laki-laki itu adalah pelakunya dan mencoba untuk kabur. Suasana sekitar sepi, Laila pun menerobos hujan, mengetuk pintu mobil Argantara.
"Keluar!" tegas Laila. Laila memang paling tidak bisa melihat tindak kejahatan terjadi di hadapannya, namun kali ini ia salah paham.
Arga keluar dari mobilnya, Arga masih menatap heran gadis itu, karena baru kali ini ia melihat gadis bercadar yang berani menggertak nya untuk keluar dari mobil.
"ada apa ya mba?" tanya Arga.
"Ada apa kamu bilang? cepat tanggung jawab, kamu pasti mau lari kan,"
Laila mempersiapkan tenaganya untuk memberi peringatan.
"Minggir! saya mau lewat," Arga tak membalas perkataan Laila.
"Wah kamu mau kabur ya, coba aja kalau bisa!" seru Laila, kemudian menonjok perut Arga.
"POW !!" tinju yang begitu dahsyat.
Ekspresi wajah Arga tak terkondisikan, perasaan sakit dan malu bercampur aduk. Bagaimana mungkin perempuan bercadar ini punya kemampuan menonjok sekeras itu.
"Kamu pasti laki-laki kan? atau kamu *******?" Arga terpancing emosi melihat gadis itu.
"Kamu bilang saya *******?" hampir saja tangan Laila kembali menyerang Argantara, namun ibu yang tadi menghentikan Laila.
"Sudah nak, bukan dia pelakunya, pelakunya tadi naik motor dan sudah kabur," tegur si ibu menghentikan tangan Laila.
Bagai di sambar petir, Laila merasa berdosa karena salah menggunakan keahlian bela dirinya. Ia telah salah memukul orang.
"Maaf..maaf, saya yang salah, apa kamu kesakitan? mari saya antar ke apotek itu, sekali lagi saya minta maaf, saya benar-benar nggak tau," ucap Laila, seolah nada suaranya berubah menjadi lebih lembut.
"Makanya jangan suka salah paham mba, untungnya saya masih berbaik hati hari ini, kalau nggak kamu akan saya penjarakan, dan kamu nggak usah repot-repot, kamu pikir kamu sekuat apa hingga bisa melukai saya, tinju kamu itu nggak ngaruh buat saya," ujar Arga yang berusaha menahan rasa sakitnya, namun ia malu jika orang-orang tau bahwa seorang Argantara dilukai oleh perempuan.
***
Arga kembali ke mobilnya, "Gila! kok ada perempuan sekuat itu, aku harus cek ke dokter, jangan-jangan organ di perutku ada yang rusak," batin Arga yang menahan kesakitan sepanjang ia menyetir.
***
Laila pulang ke rumah,
"Assalamualaikum bunda," ucap Laila menyapa bunda yang sedang bekerja. Keluarga Laila mempunyai usaha pembuatan aneka jenis kerupuk kulit. Keseharian Laila hanyalah mencari kerja yang tak kunjung dapat dan jika ada waktu luang ia membantu sang bunda dan Ayahnya.
"Waalaikumussalam, kok lama sih Laila, bunda udah nunggu dari tadi," tegur Bunda.
"Maaf Bun, tadi hujan jadi aku neduh dulu," jawab Laila sambil membereskan belanjaan.
Adik laki-laki Laila bernama Ridwan yang dua tahun di bawahnya datang dari arah kamarnya. "Udah pulang kak, baru aja aku mau jemput," sapa Ridwan.
"Kelamaan, nggak niat bangat sih, harusnya dari tadi kamu jemput aku," cetus Laila melirik adiknya.
"Maaf kak, jangan ngambek, ya udah aku pamit ya mau berangkat kuliah," ujar Ridwan sambil mencium tangan Bunda dan Laila.
"Oh ya, ayah mana Bun?" tanya Laila.
"Itu di belakang,lagi benerin genteng," jawab Bunda.
Laila bergegas ke belakang melihat sang Ayah sedang memanjat, "Kasihan Ayah," ucap Laila, ia memegang erat tangga agar ayahnya tidak jatuh saat turun dari genteng.
Ayah turun dari genteng, suasana berubah, ekspresi ayah sepertinya sedang tidak baik, ayah melototi Laila.
"Kemarin ayah dapat cerita dari orang-orang kalau kamu membuka cadar mu di depan umum,apa itu benar?" tanya Ayah dengan serius.
Laila hanya cengar-cengir, "maaf ayah, itu nggak sengaja kebuka," ucapnya pelan.
"Ayah tidak menerima alasan apapun, jangan pernah wajahmu di lihat oleh manusia mana pun kecuali keluarga kita, apa kamu lupa, berkali kali ayah ceritakan kisah adik ayah yang dulu meninggal karena kecantikannya sendiri,
kaum perempuan di keluarga ayah memang lain dari pada yang lain, kecantikan yang dimiliki perempuan pada garis keturunan bebuyutan kami di luar batas, sehingga adik ayah dulu disukai banyak lelaki, cinta membutakan mereka, hingga terjadi pertumpahan darah, adikku lah yang jadi korbannya, oleh karena itu ayah selalu mengingatkan kamu, selalu pakai cadar mu, itu Sunnah nak,"
jelas Ayah yang amat mengkhawatirkan putrinya.
Laila meraih tangan ayahnya, "Ayah jangan khawatir, aku bisa jaga diri, aku selalu belajar bela diri dengan baik bersama ayah sejak aku masih kecil, aku bahkan bisa melawan 10 preman sekaligus," ucap Laila menenangkan Ayah.
Ayah menatap putrinya dengan penuh kekhawatiran, "Entah mengapa ayah selalu merasa khawatir, ayah masih trauma dengan kematian adik ayah," tutur Ayah.
***
Malam itu Argantara sendiri di rumahnya yang megah. Tiba-tiba ada SMS masuk, SMS itu berupa ancaman agar Argantara mengundurkan diri untuk mewarisi White Horse grup. Sebuah perusahaan pembuatan kertas terbesar di negeri ini.
Wajar saja jika Arga menjadi pewaris, karena ia adalah putra kandung papanya. papanya adalah seorang pebisnis bernama Rendra Argantara yang menikah lagi setelah bercerai dengan ibu kandung Arga. Namun papa Rendra tetap menjalin hubungan baik dengan putranya.
"Sial! siapa yang berani mengancam ku!"
Arga tampak kesal hingga ia membanting hpnya. Akhir-akhir ini ia memang sering di teror. Satu-satunya yang ia curigai adalah ibu tiri yang selalu menyudutkan dirinya.
Untungnya mama kandung dari Argantara sedang di kampung halaman, hingga arga sedikit lega karena keberadaan mama di kampung akan lebih aman untuk saat ini.
***
Pagi hari yang cerah, hari ini Arga dan calon istrinya Linda sedang di perjalanan menuju tempat desainer ternama.
Linda bukanlah wanita yang cantik, melainkan wanita berkulit gelap dengan badan mungil dan jilbab yang selalu menempel di kepalanya.
Namun bagi Arga Linda adalah wanita yang sempurna di matanya. Ketulusan dan keindahan hati Linda membuat dirinya tampak cantik di mata Arga.
"Apa kamu tidak akan berubah pikiran untuk menikahi aku mas?" Linda tampak sadar diri bahwa dirinya tak pantas.
"Aku sudah bilang berkali-kali, bagaimana pun kamu di mata orang lain, hanya kamu yang ada di hatiku," tegas Arga melirik Linda.
Linda menghela nafas, "Aku hanya khawatir orang-orang akan membicarakan mu di belakang, bagaimana mungkin CEO White Horse menikah dengan perempuan jelek seperti ku," ucap Linda merendah.
"Siapa yang bilang kamu jelek? Linda, jangan dengarkan perkataan orang lain, kecantikan itu tergantung pada mata yang memandangnya, dan di mataku kamulah wanita tercantik, wanita cantik belum tentu dicintai, tapi yang dicintai sudah pasti cantik,"
Linda tersenyum mendengar itu.
Tiba-tiba ada dua orang perempuan berjaket hitam yang menghentikan mobil Arga. Arga keluar dari mobil. Linda yang amat khawatir hanya bisa berdiam diri di mobil.
"Apa mau kalian?" Arga melototi kedua perempuan berpakaian serba hitam itu.
Tidak berbicara apa-apa, kedua preman wanita itu langsung menyerang Arga.
Suasana sekitar sepi, Arga bisa saja menghantam habis kedua wanita itu, namun masalahnya ia tak berani menghajar wanita dengan berlebihan.
Arga sibuk bertarung dengan kedua wanita. Hingga kedua wanita itu pun tergeletak di Jalan.
Arga memperhatikan kedua wanita tersebut untuk mencari tau dari mana asalnya.
Tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh besar menghampiri Arga dari belakang. Diam-diam laki-laki itu membawa pisau tajam, berniat membunuh Arga.
Linda yang melihat itu bergerak spontan menyelamatkan Arga.
"Mas Arga awas!" jerit Linda dengan spontan menutupi Arga dengan tubuhnya hingga pisau itu mengenai perut Linda.
Laki-laki itu langsung kabur setelah menusuk Linda.
Bagai di sambar petir, Arga menangis histeris melihat kekasihnya sekarat. "Linda! kenapa kamu datang ke sini," ucapnya sambil menangis.
***
Di rumah sakit,
"Kondisi Linda masih kritis, luka nya cukup dalam, secara medis mungkin sangat berat untuk bertahan karena pada dasarnya kondisi fisik gadis ini memang sangat lemah," jelas Dokter pada Ibu Linda dan Arga.
"Astaghfirullah, ya Allah kenapa bukan aku yang terluka," ucap ibu Linda yang menangis histeris.
Arga berlutut di hadapan ibu Linda, "Ini semua salah saya bu, saya tidak bisa menjaga Linda dengan baik, silahkan hukum saya Bu, saya mengaku bersalah," ujar Arga berderai air mata.
"Sudahlah nak,ini musibah, ini semua sudah terjadi atas kehendak Allah, pasti ada hikmah di balik ini," ucap Ibu Linda.
***
Laila sedang membantu sang bunda menjemur kerupuk kulit. Seketika Laila teringat perkataan ayah yang selalu bersikeras agar ia bercadar. Laila teringat kejadian beberapa tahun lalu saat ia masih SMA.
Beberapa tahun lalu,,
Laila baru saja pulang berbelanja, tepat saat itu ia sedang melewati segerombolan geng motor. Sekumpulan laki-laki itu melihat Laila dengan kecantikan yang luar biasa.
mana mungkin perempuan secantik Laila di biarkan lewat begitu saja.
"Assalamualaikum, di jawab cinta, tak dijawab dosa," sapa ketua geng motor. "Waalaikumussalam," jawab Laila singkat. "Berarti neng cinta sama Abang, love you too neng," laki-laki itu mencolek pipi Laila.
"Minggir dari hadapan saya, sebelum tulang kalian patah," tegas Laila melototi ke sepuluh pria.
Mereka tertawa,"Bercanda boleh neng, tapi jangan berlebihan," ucap salah satu anggota geng motor sambil mencolek Laila. Itu membuat Laila tidak tahan lagi, "kalian pikir aku wanita seperti apa!" bentak Laila.
"KAPOW! POW! bunyi suara tinju Laila beruntun mengenai ketua geng. Tenaganya tiba-tiba saja membara melihat tingkah para geng motor itu.
Mata Laila terfokus menatap gerak gerik lawan. Anggota geng lain tercengang melihat ketua geng telah babak belur, pipinya lebam, hidung berdarah, tulang patah, ketua geng tergeletak.
Mereka pun berbondong-bondong menyerang Laila, satu orang bahkan Laila tinju hingga jatuh ke parit.
Tak butuh waktu lama, para geng motor babak belur semua. Pada Akhirnya para geng motor itu dilarikan ke rumah sakit.
"Sepertinya bercadar memang pilihan terbaik untukku agar aku bisa menghindari hal-hal seperti itu, andai saat itu aku bercadar pasti laki-laki lain tidak akan melihat wajah ku, hingga aku harus turun tangan untuk membela diri, untungnya aku jago silat, kalo tidak, mungkin nasibku hanya berakhir karena wajahku saja,"
Batin Laila yang melamun mengingat peristiwa di masa lalu.
Tiba-tiba hp Laila berdering, telpon dari ibu sabatnya Linda. "Assalamualaikum Bu, iya ada apa Bu?" sapa Laila yang sudah akrab dengan ibu dari sahabatnya.
"Waalaikumussalam, Linda tertimpa musibah nak, ia tertusuk," ucap ibu sambil menangis di telpon.
Laila benar-benar terkejut, Hp nya terjatuh, Air mata seketika menetes membasahi pipinya.
"Linda!" ucap Laila panik dan buru-buru berlari ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan Laila tak henti menangis, "Apa gunanya aku punya kelebihan dalam bela diri, jika aku tidak bisa melindungi sahabat sendiri, Linda, maafin aku, harusnya aku mengawasi kamu," batin Laila yang merasa bersalah.
***
Di rumah sakit,
Arga tak henti menangisi Linda, "Linda kamu harus kuat ya, desainer kita sudah menunggu, kita harus di ukur untuk membuat baju pernikahan," bisik Arga ke telinga Linda berderai air mata sambil menatap Linda yang terbaring lemah.
Ibu Linda menemui Arga,"Pergilah sholat ashar nak,doakan Linda," suruh ibu. Arga pun keluar untuk sholat.
Tak lama kemudian, Laila pun sampai di ruangan itu, Air mata bercucuran, "Linda! Linda kamu kenapa bisa gini," ucap Laila sambil menggenggam tangan Linda.
"Linda tertusuk oleh penjahat yang menghentikan mobil mereka nak, tadi pagi Linda dan calon suaminya sedang dalam perjalanan menuju tempat desainer," jelas Ibu berderai air mata.
Satu jam kemudian saat Laila baru saja dari toilet, ia tak langsung masuk ke ruangan itu, karena melihat seorang laki-laki sedang menangis di samping Linda. "Jadi ini calon suaminya," batin Laila.
Laila memperhatikan pria di samping Linda, setelah mengamatinya, Laila tercengang. "Ini kan laki-laki yang kemarin nggak sengaja aku pukul di depan apotek," batin Laila.
Laila memperhatikan penampilan Arga yang cukup tampan di lihat.
"Pasti laki-laki ini hanya ingin mempermainkan Linda, tampangnya tidak begitu buruk, tapi kenapa dia mau menikah dengan Linda, sudah ku duga dia bukan laki-laki baik-baik,mana mungkin dia mencintai Linda yang tidak sebanding dengannya," batin Laila yang mengira Arga orang tidak baik.
Tiba-tiba hp Laila berdering, ia mengangkat telpon yang ternyata dari bunda,
"Assalamualaikum Bun, ada apa," sapa Laila di telpon. "Waalaikumussalam, asam lambung bunda kambuh, tolong belikan obat ya," ucap bunda di telpon.
Meski sahabatnya sedang kritis, ia tak punya pilihan, karena bagaimanapun juga bunda adalah prioritas utama bagi Laila. Laila segera kembali untuk membawakan obat untuk bunda.
***
Malam itu Laila menunaikan sholat tahajud, ia berdoa agar sahabatnya itu selamat dan bisa sembuh.
Jam menunjukkan pukul 04.00. Laila mendapat kabar dari salah seorang temannya yang bekerja di rumah sakit bahwa sahabatnya Linda telah meninggal dunia.
Laila seketika lemah tak berdaya mendengar itu, air mata tak henti membasahi pipinya, tangisannya terdengar hingga ke kamar lain.
Ayah, bunda dan adiknya Ridwan buru-buru mengecek kamar Laila.
"Ada apa Laila, kamu kenapa?" tanya bunda yang panik melihat Laila.
"Linda Bun, Linda meninggal," ucap Laila berderai air mata.
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un! kamu yang tenang dulu ya kak, habis subuh nanti kita ke sana," ujar Ridwan sambil mengelus punggung Laila.
Ayah pun kaget, kabar itu terlalu tiba-tiba.
***
"Linda! andai aku bisa mengulang waktu, aku akan menyerahkan diriku untuk di tusuk, dari pada kamu yang harus terluka," Arga tak henti menangisi kekasihnya itu.
Perkara ajal memang tidak ada yang tahu,semua orang pasti akan merasakan ajal, namun tidak semua orang merasakan jodoh di dunia.
Maka yang patut dipersiapkan terlebih dahulu adalah kematian bukan memperindah diri untuk menjemput jodoh.
Untungnya Linda adalah gadis Sholehah yang amat teratur ibadahnya, meski ia tak secantik perempuan lain, namun laki-laki bernama Arga itu tergila-gila padanya.
***
Di pemakaman,,
Semua keluarga Laila ikut ke pemakaman. Arga tampak tak berdaya melihat makam calon istrinya di depan mata.
Laila dan Arga saling menghadap ke makam Linda, namun Arga tak menyadari karena ia terlalu sedih, lagi pula Arga baru bertemu Laila sekali saja, hingga tak begitu hapal tampangnya.
Semua orang sudah meninggalkan makam, tinggallah Arga yang masih tetap memeluk makam Linda.
"Linda! bagaimana mungkin kamu pergi secepat ini, cincin kawin kita sudah ku persiapkan, harusnya sekarang kita sedang akad nikah," ujar Arga yang menangis sembari memeluk kuburan Linda.
Laila yang memantau dari balik pohon melihat kesedihan Arga.
"Tapi laki-laki itu terlihat sangat sedih dengan kepergian Linda, apa dia benar-benar mencintai Linda? kalau benar, berarti aku telah berburuk sangka pada laki-laki itu untuk kedua kalinya, astaghfirullah, ampunilah hamba ya Allah,"
batin Laila yang tak tega melihat kondisi Arga yang sudah terlihat seperti orang gila di makam Linda.
Di perjalanan pulang, Laila di hentikan oleh ibu dari sahabatnya Linda yaitu ibu Fatma. "Laila," panggil Bu Fatma.
Laila menoleh ke belakang, ia menatap haru wajah Bu Fatma.
"Bu Fatma, ibu yang ikhlas ya, insyaallah Linda akan di tempatkan di tempat terbaik oleh Allah, dia adalah perempuan baik-baik,saya juga merasa kehilangan Bu, tapi aku yakin kelak kita semua bisa bertemu di akhirat jika Allah mengizinkan" ucap Laila memeluk ibu Fatma.
"Iya nak, ibu juga yakin, Linda adalah anak yang Sholeh, sebenarnya ada yang ingin ibu sampaikan, sebelum Linda pergi, ia menulis sebuah surat untuk mu, ibu tidak pernah berani membaca ini, karena surat ini untuk mu," jelas Bu Fatma sambil memberikan sebuah amplop surat untuk Laila.
***
Malam itu Laila membuka surat dari sahabatnya, ia penasaran isi dari surat itu.
Laila pun membuka amplop, matanya tertuju pada surat di tangannya, dengan fokus ia membaca surat itu.
"Assalamualaikum sahabat terbaikku, Laila, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik selama ini, terimakasih telah menjagaku dari dulu, aku tau kamu wanita kuat.
Tetaplah latih keterampilan bela diri yang kau miliki, karena aku pun sadar, sebagai perempuan, kita juga membutuhkan ilmu bela diri, karena tidak selamanya orang lain bisa menjaga kita.
Laila, aku ada satu permintaan yang aku berharap kamu bisa menurutinya, calon suami ku Arga adalah laki-laki Soleh nan bertanggung jawab.
Saat ini ia di kelilingi bahaya, banyak orang yang ingin menghancurkannya karena kariernya. Aku mohon bantu aku, jagalah dia, jadilah istrinya. Aku mohon hiduplah bahagia dengannya demi aku. -Dari sahabatmu_Linda.
Laila tak henti menangis membaca surat Linda."Linda, aku tidak mungkin melakukan itu, bahkan aku masih merasa perih setelah kepergian mu, mana mungkin aku memiliki apa yang kamu miliki dulu," batin Laila yang amat berat untuk menjalankan wasiat Linda.
***
Malam itu, Laila menemui Ibu Fatma di rumahnya.
Bu Fatma dan Laila tampak serius berbincang di ruang tamu.
"Bu, apa boleh saya minta satu hal," tanya Laila menatap serius ibu Fatma.
"Apa nak?"
"Jika calon suami Linda bertanya tentang sahabat dekat Linda, aku mohon jangan beritahu tentang aku ya Bu, aku hanya khawatir jika dia tau tentang ku, dia akan terus mengingat Linda, dan akan menanyai ku tentang Linda, jadi tolong jangan beri tahu dia ya Bu, agar ia bisa menerima keadaan ini," pinta Laila.
"Kamu jangan khawatir ya, dia pasti tidak akan bertanya-tanya pada kamu," jawab Bu Fatma.
"Bu, aku mohon tolong jangan beri tahu jika ada orang yang bertanya tentang siapa sahabat Linda," pinta Laila.
"Baiklah, ibu akan turuti, sebenarnya ibu tak bisa berbohong, tapi jika ada yang bertanya ibu akan mencoba menghindar," tutur Ibu Fatma.
***
Seminggu berlalu, Arga belum juga membaik, seminggu ia bagai puasa, makan susah, tidur pun tak teratur. Waktunya hanya berlalu untuk menangisi kepergian Linda. Lemah, rapuh, itulah yang dirasakan Arga.
"Ini salahku yang tergila-gila pada Linda, aku harap kelak bisa bertemu kembali dengan mu," ucap Arga yang terbaring di kamarnya.
Mama Arga yang baru saja kembali dari kampung halaman sangat khawatir dengan kondisi putranya.
mama menghampiri Arga. "Arga..ayok makan, kamu harus bangkit Arga, banyak hal positif yang bisa kamu lakukan," ucap mama pelan sambil membangunkan putranya yang terbaring lemah.
"Linda..Linda..aku hanya ingin makan masakan Linda," itulah yang selalu Arga ucapkan ketika di suruh makan.
"Arga, kamu harusnya bangkit, di luar sana ada banyak orang yang ingin menjatuhkan kita, kita harus bersiap untuk berjaga-jaga, agar kejadian ini tidak terulang lagi, apa kamu mau mama bernasib sama dengan linda," tegas Mama menatap putranya.
Mendengar itu Arga mulai berpikir untuk balas dendam dan mencari tahu pelakunya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!