NovelToon NovelToon

Jodoh Pilihan Kakek

Tinggal Bersama

Selamat membaca ...

...****************...

Kota B, stasiun kereta. Sosok wanita cantik tengah menunggu sebuah mobil dari kediaman calon suami, untuk menjemputnya, hingga tak butuh waktu lama, akhirnya seorang sopir dengan mobil mewah datang dengan tatapan meremehkan.

Sherry, wanita cantik berusia 24 tahun, mempunyai sifat rendah hati. Namun, wanita itu sangat ceria dan pemberani. Wanita yang telah dijodohkan oleh sang kakek dengan pria yang sama sekali tidak ia kenal, dengan alasan usia Sherry yang sudah cukup untuk menikah, dan juga usianya yang sudah tua. Sherry adalah seorang anak yatim piatu, ibu dan ayahnya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu. Kini ia hanya tinggal dengan seorang kakak laki-laki yang berusia 30 tahun dan kakeknya, karena neneknya juga sudah lama meninggal.

Hanya butuh waktu selama kurang lebih tiga puluh menit, mobil mewah yang Sherry tumpangi terparkir rapih di halaman sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Terlihat jelas saat beberapa penjaga dan beberapa pelayan yang sedang melakukan aktifitas mereka. Sherry turun dari mobil tersebut dan segera melangkahkan kakinya menunju pintu besar bak istana.

Di sana seorang wanita paruh baya yang sepertinya menolak untuk tua, karena terlihat sangat cantik dan berkelas, sudah ada di ambang pintu untuk menyambutnya. Bahkan, terlihat seperti wanita dewasa yang belum menikah. Wanita cantik itu meneliti wanita yang baru saja datang ke rumahnya dengan tatapan sinis dan merendahkan.

“Selamat siang nyonya,” sapa Sherry pada wanita paruh baya yang menolak tua itu sambil tersenyum ramah. Wanita paruh baya itu melihat Sherry dengan tatapan sinis sambil meneliti penampilan Sherry yang sangat kampungan menurutnya, dan itu sangat mengganggu penglihatannya, ia sudah menebak, wanita itu berasal kampung.

‘Cih! Ternyata selera papih sangat rendah, memilih wanita jelek dan kampungan ini untuk bersanding dengan putra tunggal ku. Yang benar saja! Bagaimana pun aku tidak akan pernah rela jika wanita kampung ini harus menikah dengan putraku, apalagi harus menjadi anggota keluarga besar Mahendra yang terpandang. Di mana muka ku jika punya menantu kampungan ini,’ batin wanita paruh baya tersebut yang bernama Reni.

“Hmm, apa kau wanita yang kakek kirim ke sini?” tanya wanita paruh baya itu. Ia tahu karena sang mertua sudah bilang dengan rencana perjodohan tersebut. Meskipun ia menolak wanita itu, karena berpikir tidak layak dengan putranya dan tidak sebanding dengan keluarganya yang sangat kaya raya.

“Benar nyonya, nama saya Sherry,” jawab Sherry dengan ramah, tak lupa juga ia tersenyum pada wanita paruh baya yang menolak tua itu. Meski ia sudah bisa menangkap tatapan wanita paruh baya tersebut yang tidak menyukai dirinya. Namun, ia tidak mempermasalahkannya, selama itu tidak mengancam keselamatan.

“Hmm, masuklah,” ucap Dini dengan ketus bernada perintah. Akhirnya Sherry masuk ke dalam rumah mewah itu mengikuti langkah kaki wanita paruh baya sang pemilik rumah.

“Kau harus ingat dengan statusmu di rumah ini, kau tidak memiliki hak apapaun dan jangan pernah berpikir untuk menikah dengan putraku. Aku berharap kau mengerti dengan apa yang aku ucapkan dan jaga batasanmu!” ucap Dini mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya. Sedangkan Sherry, wanita itu hanya diam dan tidak mengeluarkan reaksi apapun dengan apa yang wanita paruh baya itu ucapkan.

“Baik, nyonya. Saya mengerti. Saya juga tidak akan pernah mau menikah dengan putra anda yang tidak saya kenal, meskipun itu hanya dalam mimpi saja,” ucap Sherry yang nampak lebih tenang saat menghadapi wanita paruh baya bemulut cabe tersebut. Namun berbeda dengan Dini, wanita itu sangat geram dengan jawaban Sherry yang begitu berani dan terdengar sangat menantang dirinya.

“Kau berani berkata seperti itu, huh! Kau pikir kau itu siapa, kau hanya seorang wanita kampung yang tidak tahu jelas asal usulnya dari mana. Apa kau tidak tahu aku siapa, huh! Aku ibu dari pengusaha ternama di negeri ini, pria yang dijodohkan dengan seorang wanita, dan sayangnya wanita itu adalah seorang wanita kampung dan tidak tahu sopan santun seperti dirimu!” Dini bersungut-sungut karena merasa sangat geram dengan wanita muda yang begitu berani.

Selama ini banyak wanita muda yang selalu berbuat baik dan tidak berani mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung dirinya, karena ingin mengambil simpati ibu dari pengusaha muda dan kaya itu.

“Saya juga tidak berharap keluarga Mahendra tahu siapa saya sebenarnya, dan saya juga tidak ingin tahu siapa keluarga anda nyonya. Memang kenapa jika hanya seorang wanita kampung? Apa itu salah? Karena saya akan melindungi diri dengan cara saya sendiri. Anda tidak perlu khawatir, selama tiga bulan di sini, akan saya pastikan penikahan itu batal,” ucap Sherry dengan tenang, meskipun ucapannya terdengar sangat pedas di dengar.

Namun, Dini hanya diam tak berniat menanggapi ucapan wanita muda di hadapannya tersebut, karena ia sadar, hal itu akan sia-sia. Sherry terlalu berani dan berbahaya baginya, akhirnya ia memilih diam dan akan mencari cara agar putra kesayangannya tidak mau menikahi wanita yang pintar bersilat lidah seperti Sherry.

“Nyonya, saya ingin beristirahat. Apa sudah ada kamar yang disiapkan?” tanya Sherry dengan santai tak lupa juga ia menebar senyuman ramah pada Dini, membuat wanita paruh baya yang menolak untuk tua itu menggertakkan giginya, karena senyuman Sherry terlihat lebih menyebalkan baginya.

“Lexa!” teriak Dini memanggil seseorang. Terlihat wanita cantik yang masih sangat muda muncul dari arah belakang dengan gaya angkuhnya.

Wanita cantik yang bernama Lexa itu menatap sinis pada Sherry, meneliti dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sudah ia pastikan, jika wanita itu yang akan di jodohkan oleh kakeknya dengan kakak sepupunya. Ya, Lexa adalah adik sepupu dari calon suaminya.

“Tante, apa dia pembantu baru di rumah ini?” tanya Lexa sengaja pada Dini, membuat Dini melirik Lexa sebagai kode agar diam.

“Dia calon istri kakak sepupu mu. Antarkan dia ke kamarnya, tante mau istirahat dulu. Sepertinya ada yang datang membawa virus ke rumah ini,” ucap Dini yang langsung meninggalkan dua orang wanita di sana.

Lexa membawa Sherry ke kamar yang ada di lantai atas, karena tadi pagi ia sudah tahu kalau para pelayan sedang menyiapkan kamar tersebut tepat bersebelahan dengan kamar kakak sepupunya. Entah apa yang ada dalam pikiran Lexa, hingga menunjukkan kamar yang sebenarnya adalah milik kakak sepupunya.

Lexa tahu, kalau Daffin (kakak sepupunya/ calon suami Sherry) sangat tidak suka jika ada orang lain yang masuk ke dalam kamarnya, apalagi sampai menyentuh barang-barang miliknya. Bahkan, Lexa sendiri tidak pernah masuk ke dalam kamar Daffin, dan tidak pernah berani untuk melakukan hal konyol yang bisa saja ia di cekik sampai sekarat oleh pria dngin dan arrogant itu.

“Nah, ini kamarmu, masuklah. Selamat beristirahat,” ucap Lexa sambil menutupi seringainya.

“Oh, baiklah. Terima kasih sudah mengantarkan aku,” ucap Sherry dengan lembut dan tersenyum ramah pada Lexa tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun, karena sebenarnya Sherry memiliki hati yang lembut dan ramah.

Setelah memastikan Sherry masuk ke dalam kamar tersebut, Lexa segera tertawa dan menantikan hal besar apa yang akan terjadi nanti, jika Daffin pulang dari kantor dan menemui orang asing dalam kamar kesayangannya. Sudah Lexa pastikan jika pria itu akan marah besar dan Sherry akan mempunyai masalah.

Sedangkan, di dalam kamar sana, Sherry sudah berbaring di atas tempat tidur yang berukuran king size. Rasa kantuknya karena lelah perjalanan, membuat wanita itu langsung berlari ke tempat tidur, tanpa memperhatikan kamar yang ia tempati, ditambah cahaya redup dan remang-remang dalam kamar, membuat Sherry lebih nyaman. Berharap rasa lelah dan letihnya lenyap dan bisa melupakan masalah yang menimpanya saat ini.

“Aku berharap pernikahan ini tidak akan pernah terjadi,” gumam Sherry sebelum akhirnya memejamkan matanya dan terlelap.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Jebakan

Selamat membaca ...

...****************...

Flashback on ...

Beberapa hari yang lalu, seorang wanita yang tengah terlibat perbincangan serius dengan kakeknya yang bernama Wijaya, yang tak lain adalah kakek Sherry.

“Nak, ada yang ingin kakek bicarakan dengan mu,” ucap sang kakek pada cucu kesayangannya itu.

“Apa itu kek. Apa itu masalah penting, hingga membuat kakek terlihat begitu serius seperti ini?” tanya Sherry yang memang tidak pernah melihat raut wajah sang kakek yang begitu serius.

“Kakek ingin menjodohkan mu nak. Pria itu baik dan kakek yakin dia bisa menjaga kamu di masa depan,” ucap sang kakek yang tiba-tiba meruntuhkan hati Sherry. Kenapa kakeknya bisa berbicara seperti itu, ia masih belum ingin menikah!

“Tapi kek, aku belum ingin menikah, lagipula ada kakek dan kak Daren yang menjaga Sherry. Pokoknya Sherry tidak mau menikah dengan pria yang tidak Sherry kenal kek. Sekarang sudah bukan jamannya perjodohan kek,” ucap Sherry merengek pada sang kakek karena ia tidak ingin menikah begitu saja dengan sembarang orang.

“Kakek sudah tua, kakakmu juga pasti akan menikah dan melindungi keluarganya. Sebelum kakek tiada, kakek hanya ingin memastikan kau berada di tangan pria yang tepat,” ucap sang kakek Wijaya memberi pengertian pada cucu kesayangannya itu.

“Aku juga bisa melindungi diriku dan mencari pria yang aku cintai kek,” bantah Sherry tetap mencari alasan agar sang kakek mau mendengarkan keinginannya.

“Kakek tidak ingin mendengar alasan apapun lagi darimu! Mulai besok kau harus tinggal bersama keluarganya selama tiga bulan, lalu menikah,” ucap sang kakek yang tidak ingin dibantah, hingga membuat Sherry membelalakan matanya.

“Baik jika itu mau kakek, tapi aku punya syarat dengan bertaruh dengan kakek,” tantang Sherry kesal. Bagaimana pun ia tidak ingin dijodohkan dengan pria yang tidak ia kenal.

“Baiklah, katakan saja,” ucap Wijaya yang terlihat sangat santai.

“Aku akan tinggal di sana, tapi jika dalam waktu tiga bulan aku dan pria itu tidak saling menyukai dan tidak memiliki perasaan. Maka aku akan membatalkan perjodohan itu. Kakek percaya kan dengan pilihan Sherry?” tanya Sherry berharap sang kakek kali ini mau mendengarkannya. Wijaya nampak berpikir dan terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab peratanyaan sang cucu, karena ia juga tahu dengan Sherry yang selalu ia percaya dan tidak pernah mengecewakannya selama ini.

“Baiklah, kakek setuju dan kakek percaya dengan mu,” ucap sang kakek menyetujui.

Flashback off ...

Daffin Mahendra, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Rupanya yang tampan dan menawan, serta dikagumi banyak wanita cantik di luar sana. Namun, pria itu tak pernah berniat untuk menikah, entah apa alasannya, hanya Daffin yang tahu. Tak hanya itu, Daffin termasuk pria yang sangat dingin dan arrogant. Bahkan, hampir semua orang tahu dengan sifatnya, dan takut jika menyinggung pengusaha tampan tersebut.

Daffin tahu, jika hari ini akan datang seorang wanita yang telah dijodohkan dengan dirinya oleh sang kakek. Namun, Daffin tidak tertarik sama sekali dan masih saja berkutat di kantor miliknya. Daffin sudah berusaha untuk menolak wanita yang akan dijodohkan dengannya, dan ia tidak mau menerima wanita mana pun, karena sedang mencari seseorang yang layak.

Namun, mau tidak mau akhirnya Daffin menerima keinginan sang kakek. Tak hanya Sherry yang bertaruh dengan kakeknya. Ternyata Daffin pun sama, justru kakeknya yang bernama Mahendra sendiri yang memberikan waktu selama tiga bulan untuk mengenal wanita itu lebih dulu.

Hari ini Daffin pulang larut dari kantornya. Pukul sembilan malam ia baru saja sampai di rumahnya dengan di antar oleh sang sekertaris yang bernama Reno, dengan alasan banyaknya pekerjaan. Meskipun pada kenyataannya ia sangat malas untuk bertemu dengan wanita yang kakeknya kirim ke rumah .

Daffin segera melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu. Pria tampan itu membuka pintu kamarnya dan terlihat di dalam sana, sebuah kamar dengan pencahayaan yang redup. Daffin tak lagi memperhatikan seisi kamar miliknya, dan Daffin langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama, kini Daffin sudah keluar dengan setelan piyamanya. Karena rasa lelahnya, pria itu segera berjalan menuju tempat tidur yang berukuran king size tersebut dan merebahkan tubuhnya di sana.

Eh, tunggu!!

Daffin merasa ada yang aneh di sampingnya, hingga tangannya terulur memegang bahu seseorang yang sedang tertidur pulas. Ia sadar jika itu seorang wanita, dan ia tidak menyukai siapa pun yang berani menyentuh barang miliknya. Namun, saat ia mendekat dan ingin membangunkan wanita itu, ada sesuatu yang membuatnya terhenti seketika.

Daffin mencium aroma yang sama persis dengan orang yang ia cari selama ini. Aroma yang sangat ia rindukan, dan akhirnya Daffin tidak melakukan apa pun dan malah memeluk Sherry hingga tertidur pulas.

***

Keesokan harinya, seorang wanita yang sudah menjebak Sherry dalam kamar Daffin, yang tak lain adalah Lexa sudah tidak sabar mendengar kabar yang ia tunggu sejak semalam. Akan tetapi, sampai pagi ini, ia belum mendengar suara keributan apa pun dari kamar Daffin.

Karena sudah tidak sabar ingin membuat Sherry dalam masalah, Lexa segera melangkahkan kakinya menuju kamar Daffin dan mengetuk pintu kamarnya.

Lexa mengetuk pintu dengan sedikit lebih keras. Sehingga dua orang yang masih bergelung dalam selimut itu terusik dan membuka matanya sambil mengerjap agar penglihatannya lebih jelas.

‘Tunggu! Kenapa tubuhku terasa lebih berat,’ batin Sherry yang heran, tapi betapa terkejutnya ia, saat terbangun sedang dalam pelukan seorang pria.

Sherry teriak hingga membuat Daffin ikut terbangun dari tidurnya dan melepaskan pelukan tersebut. Mereka berdua kini sama-sama terduduk dan bertanya dalam pikiran masing-masing.

Sherry teringat jika kamar ini memang lebih terlihat seperti kamar pria. Lalu pandangannya mengelilingi seluruh penjuru kamar.

‘Oh, ternyata mereka sudah menjebak diriku dan ingin aku mempunyai masalah di rumah ini. Baiklah, jika itu yang kalian inginkan, aku akan mengikuti semua permainan kalian,’ batin Sherry geram karena sudah di jebak oleh adik sepupu calon suaminya tersebut.

‘Sial! Kenapa aku bisa lepas kendali seperti ini, seharusnya aku tidak tidur dengan wanita ini. Apalagi sampai memeluknya sampai pagi,’ batin Daffin kesal dan merasa sangat geram dengan wanita yang ada di hadapannya itu.

“Sejak kapan kau kemari. Cepat pergi dari kamarku!” bentak Daffin hingga Sherry tersentak kaget dan tanpa kata langsung turun dari atas tempat tidur dengan perasaan kesal.

Sherry membawa kopernya yang kebetulan belum ia keluarkan sama sekali. Ia membuka pintu kamar tersebut dan terlihat di sana seorang wanita yang kemarin sudah berani menjebak dirinya.

“Selamat pagi, apa semalam kau baik-baik saja? Em, maksudku adalah, apa kak Daffin bersikap baik padamu, karena selama yang aku tahu, kak Daffin tidak menyukai jika ada seorang penyusup yang menyentuh barang miliknya,” ucap Lexa dengan santai dan menampilkan wajah tanpa dosa.

“Selamat pagi, apa aku tidak salah dengar, aku? Penyusup? Kau sendiri yang mengantarku sampai di kamar ini. Dan oh ya, kau salah besar! Justru kakak mu itu bersikap hangat dan sangat lembut padaku, sampai aku tidur nyenyak dalam dekapannya. Aku bisa saja mengatakan bahwa kau yang mengantarkan aku ke kamarnya, dan aku ingin tahu kau akan di beri hadiah apa oleh kakak mu itu,” ucap Sherry dengan tegas dan meyakinkan. Tentu saja itu hanya karangan semata agar Lexa kesal.

Dan hasilnya sudah terbukti, wanita itu terlihat kesal dan wajahnya memerah karena menahan amarah. Tak ingin membuang waktu, Sherry segera melangkahkan kakinya meninggalkan Lexa yang sedang kesal.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Sekretaris

Selamat membaca ...

...****************...

Setelah kepergian Sherry, Lexa begitu merasa sangat terhina dan sangat membenci Sherry. Bagaimana pun ia tidak akan sudi jika Sherry menikah dengan Daffin.

‘Sial! Wanita itu berani sekali! Aku tidak akan pernah membiarkan wanita kampung itu menikah dengan kak Daffin. Cih! Yang benar saja, upik abu berharap jadi Cinderella,’ geram Lexa sambil menatap kepergian Sherry, sebelum akhirnya ia pun bergegas pergi dari sana.

***

Untuk membangun perasaan antara Daffin dan Sherry. Kakek Daffin yang bernama Mahendra meminta Sherry untuk jadi sekertaris Daffin di perusahaannya, dan kakek Sherry yang bernama Wijaya langsung menyetujuinya, hingga membuat Daffin maupun Sherry tak bisa berkutik dan membantah keinginan kakek masing-masing.

Setelah keluar dari kamar Daffin, wanita cantik itu segera ke kamar yang seharusnya ia tempati. Sherry segara membersihkan diri karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja dengan pria yang dijodohkan oleh kakeknya.

Tak butuh waktu lama, setelah berganti pakaian dengan setelan kerjanya, Sherry langsung bergegas menuruni anak tangga satu persatu sambil berlari kecil. Sherry meninggalkan rumah mewah milik Daffin karena sang sopir sudah menunggu di bawah sana.

“Selamat pagi pak,” sapa Sherry dengan ramah pada pak Yanto sang sopir. Tak lupa juga Sherry menebar senyuman manisnya itu, hingga membuat pak Yanto terkagum-kagum dalam hati karena kecantikan dan keramahan calon istri dari majikannya tersebut.

“Selamat pagi nona,” sapa pak Yanto datar. Bagaimana pun ia tidak berani pada wanita itu. Pak Yanto pun membukakan pintu mobil untuk sang majikan. Dengan segera Sherry langsung masuk dan duduk di dalam.

Pintu mobil tertutup.

Tunggu! Sherry menoleh ke arah samping.

“Kau!” ucap Sherry setengah berteriak sambil menunjuk pria yang ada di sampinya. Pria yang semalaman memeluk dirinya.

“Memangnya kenapa, ini mobilku,” ucap Daffin dengan datar, sebenarnya ia juga tidak suka memberi tumpangan pada wanita asing. Jika saja pagi ini kakeknya tidak memerintahkan untuk satu mobil dengan Sherry, tentu saja ia akan meninggalkan wanita itu sendirian. Entah apa yang kakeknya rencanakan selanjutnya. Daffin sangat kesal karena sang kakek tahu jika dirinya tidak suka kalau barangnya di sentuh oleh orang lain, tapi malah kakeknya seolah tak tahu apa-apa.

“Cih! Sombong sekali kau ini. Jangan besar kepala, aku juga tidak sudi menikah dengan kamu,” cibir Sherry dengan lirikan tajamnya.

“Apa kau sedang membual,” ucap Daffin sarkas, membuat Sherry tak bisa menahan kekesalan di hatinya.

“Maaf ya, sepertinya kamu berpikir terlalu jauh. Aku menerima perjodohan ini karena kakek ku memaksa, meskipun aku menolak dengan keras. Asalkan dalam waktu tiga bulan kita tidak menunjukkan rasa ketertarikan, pernikahan kita akan dibatalkan. Dan ingat satu hal, aku tidak akan pernah menyukai mu, tuan Daffin Mahendra. Bagaimana pun dan sampai kapan pun, titik,” ucap Sherry bersungut-sungut mengeluarkan isi hatinya, dan juga menjelaskan alasan dia menerima pria itu. Bahkan, Sherry secara terang-terangan menolak pria tampan itu.

Padahal diluar sana, banyak para wanita yang mengantri untuk di jadikan istri, tapi Daffin tetap acuh tak acuh dengan alasan sedang menunggu seseorang. Betapa geramnya Daffin saat mendengar ucapan Sherry yang terdengar begitu merendahkan dirinya. Dan apa tadi? Tidak akan pernah menyukainya? Cih! Yang benar saja, wanita manapun yang ia inginkan akan ia dapatkan tanpa bersusah payah, apalagi hanya wanita kampung seperti Sherry.

“Cih! Kau jangan mimpi, aku tidak akan pernah berharap kau menyukai ku. Jadi, jangan besar kepala. Oke, jika dalam waktu tiga bulan itu kau bisa membuktikannya padaku, aku akan sangat berterima kasih padamu,” ucap Daffin dengan datar, tak lupa juga tatapannya yang sinis menatap wanita itu. Sungguh tak ada yang berani pada dirinya selain wanita kampung itu, hingga membuat Daffin serasa ingin mencekik wanita yang ada di sampingnya, karena seolah ia tidak laku saja.

Setelah perdebatan kecil tapi sangat sengit di antara keduanya, tak terasa jika mereka sudah sampai di perusahaan milik Mahendra.

“Bersikaplah yang baik dan jadilah seorang wanita penurut. Kau harus bisa menempatkan dirimu. Kau adalah sekertaris ku mulai sekarang, dan kau juga adalah wanita yang telah di jodohkan denganku, kau tahu kan apa yang harus kau lakukan. Jangan sampai mereka curiga kalau hubungan kita tidak baik. Keluarkan kesan untuk mereka kalau kita adalah pasangan yang cocok dan saling mencintai. Jangan sampai kau membuat malu dan mencoreng nama baikku, apa kau mengerti?” tanya Daffin hanya untuk memastikan pada Sherry, setelah memberi petuah pada wanita itu. Jika biasanya Daffin irit bicara, kini pria itu lebih cerewet entah apa alasannya, ia pun tak mengerti.

“Hmm, aku mengerti. Kau ini terlalu banyak bicara,” ucap Sherry dengan ketus, membuat Daffin harus bisa lebih bersabar menghadapi wanita itu. Jangan sampai ia mencekik wanita keras kepala itu tanpa sadar karena kehabisan kesabaran.

Di perusahaan, sudah tersebar gosip jika sang CEO, Daffin Mahendra sudah dijodohkan. Bahkan, mereka tahu jika calon istrinya berasal dari kampung, dan asal usul sang wanita yang datang dari kampung itulah, yang membuat para karyawan mencibirnya.

Apalagi mereka sangat terkejut jika sang wanita yang telah dijodohkan dengan sang CEO mereka, akan bekerja di kantor yang sama dengan jabatan sekertaris CEO. Sungguh, mereka tak habis pikir dan selalu mencibir wanita itu, dan bahkan mereka merendahkan wanita yang sudah menjadi sekretaris Daffin tersebut.

“Eh, kalian tahu tidak, jika hari ini, Tuan Daffin akan membawa calon istrinya yang datang dari kampung itu?” tanya karyawan wanita satu.

“Iya, aku juga tahu. Aku dengar wanita itu mau bekerja disini sebagai sekertaris Tuan Daffin,” jawab karyawan wanita dua.

“Iss, bagusan juga aku kerjanya. Mana bisa orang kampung pake komputer,” ucap karyawan A.

“Iya bener, pasti wanita kampung itu jelek, burik, penampilannya gak modis, dan yang lebih parah lagi, udik. Bener gak sih temen-temen,” ucap karyawan B yang mencari pembenaran dari teman-temannya.

Begitulah kira-kira mereka merendahkan wanita yang telah dijodohkan dengan sang CEO. Bahkan berani merendahkan sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Namun, tiba-tiba sang Asisten, Reno, berjalan melewati mereka, karena ingin menyambut sang tuan muda.

“Selamat pagi tuan, nona,” sapa asisten Reno saat sampai di loby kantor.

“Hmm, kumpulkan mereka dalam satu ruangan,” ucap Daffin datar, dan hal itu sudah biasa bagi asisten Reno, membuat Sherry tak habis pikir dengan sang asisten pria dingin itu, yang betah bekerja di perusahaan Mahendra.

“Baik tuan muda, perintah akan segera saya laksanakan,” ucap asisten Reno membungkuk kemudian bergegas pergi untuk menjalankan perintah.

Sedangkan Daffin dan Sherry, berjalan beriringan sambil bergandengan tangan memasuki perusahaan. Melewati beberapa karyawan yang ada di sana. Sadar akan kehadiran sang CEO, kini mereka akhirnya menoleh ke arah Daffin untuk menyapa dan memberi hormat.

Betapa terkejut dan tercengangnya mereka saat melihat seorang wanita cantik dan modis berjalan beriringan dengan sang CEO,. Bahkan wanita yang kini mereka lihat bagai seorang model cantik, meskipun dandanannya sangat sederhana, tapi terlihat sangat elegant. Namun, mereka tidak ingin menilai penampilan luarnya saja, mereka masih beranggapan jika wanita yang datang dari kampung itu tetap udik dan kuno, yang tidak tahu cara menggunakan komputer.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!