NovelToon NovelToon

Melepas Lajang

Bab 1 # panti

Kiran baru saja pulang dari kantor ia sangat lelah di antar oleh sopir, hingga saat ini Hamdan tak membiarkan jika Kiran harus pulang pergi sendiri. terkadang Zidan yang menjemputnya karena sopir sedang ada tugas lain. Kiran melemparkan tubuhnya ke ranjang kemudian ia memejamkan matanya terlelap sejenak sebelum mandi. hari ini tugas kuliah nya banyak begitu juga dengan pekerjaam di kantor, Kiran tak pernah mengeluh sedikitpun namun yang namanya manusia pasti ia merasakan yang namanya lelah.

" ibu kak Kiran sudah pulang belum". tanya Aurel ia akan bersiap untuk mengaji sore.

" sudah baru saja tapi Aurel jangan ganggu ya sepertinya kakakmu sangat lelah". kata ibu panti memang Aurel sangat dekat sekali dengan Kiran.

" baiklah nanti saja, Aurel berangkat dulu ya Bu." Salim seperti biasa ia akan berangkat ke surau dekat panti.

" iya hati-hati jangan bermain hingga lelah". begitulah pesan ibu panti selalu karena Aurel tak boleh lelah jika lelah ia akan pingsan penyakitnya kambuh.

Kiran terbangun ternyata sudah sore di lihatnya jam dinding sudah setengah enam, Kiran bergegas keluar dari kamar melihat sekitar biasanya saat sore ia membantu memasak ibu panti. Di lihatnya ibu panti sudah selesai memasak tinggal mencuci alat bekas masak saja.

" kenapa ibu tidak bangunkan Kiran Bu". Kiran sembari mengambil air putih di pintu kulkas.

" tak apa-apa ibu bisa sendiri hanya masak sayur sup aja sama goreng tempe". ibu panti sembari tersenyum tetap melanjutkan cucian nya.

" ya kan ibu jadinya lelah harus masak sendirian". ucap Kiran.

" ibu bisa istirahat setelah ini, lelah itu biasa Kiran kalau tak lelah malah gawat ibu jadi seperti robot ". ibu panti terkekeh.

" belum pulang mereka Bu, ".

" belum mungkin sebentar lagi masih di surau".

" Stok sayuran mulai menipis ya bu, ibu belum belanja." Kiran saat melihat isi kulkas yang sudah tak penuh lagi.

" iya besok insyaAlloh ibu akan belanja, sudah sore kamu cepetan mandi keburu adzan Maghrib nanti".

" okey Bu, besok Kiran antar ke pasar Bu ".

" iya..."

___

Zidan datng langsung membaringkan tubuhnya di sofa, terdapat umi dan Abi sedang menonton televisi setelah shalat isya sembari menunggu anak laki-laki nya. Akhir-akhir ini Zidan sering lembur mereka menangani proyek bersama Tomi karena Hamdan sudah jarang ke kantor ia berikan tanggung jawab sepenuhnya kepada Zidan.

" lembur lagi nak". tanya umi.

" iya mi kami baru saja mengerjakan proyek baru". ucap Zidan ia masih memejamkan matanya.

" jangan terlalu di forsir badannya ingat tubuh juga butuh istirahat". ucap umi namun Zidan hanya menjawab dengan deheman.

Umi berjalan ke belakang ia memanaskan air untuk membuat kopi untuk Zidan dan Abi sembari menyiapkan air untuk mandi Zidan.

Zidan terbangun kala hidungnya menghirup bau khas kopi buatan umi, ia duduk lalu menyeruput kopinya. Abi masih fokus melihat berita televisi tentang bisnis, meski di rumah tapi Abi selalu menyalurkan ilmunya untuk Zidan ketika ada masalah di kantor dengan mudah Zidan menyelesaikan mengingat apa yang Abi ucapkan.

" makanya cepat cari istri zidan umurmu sudah tak muda lagi, kalau pulang gini sudah ada yang menyiapkan sesuatu nya buat mu" ucap Abi.

" doakan saja bi, maunya sih Zidan begitu tapi gimana belum ada yang cocok sama Zidan". Zidan langsung mengingat Kiran wanita yang sudah mempatri hatinya.

Sebenarnya Zidan sudah melakukan ta'aruf sebelum ia jatuh cinta sama Kiran. Lambat laun karena seringnya mereka bertemu Zidan jatuh cinta dengan gadis panti itu.

" Mau cari yang bagaimana nak, sudah sepuluh wanita yang kamu tolak. tak usah cari yang berlebih-lebihan, buat Abi yang penting baik agamanya saliha sopan kepada orang tua". ucap Abi memberi penjelasan kepada Zidan. abinya sampai bingung dan ia juga malu dengan ustad yang sudah memberikan proposal ta'aruf kepada Abi untuk Zidan. ustadz tau jika Zidan anak yang Soleh, ustadz pun mencarikan nya tidak kaleng-kaleng. bibit bebet bobot nya jelas.

" yang jelas sreg dengan hati Zidan bi".

" Abi mau denger seperti apa kiriteria nya, kemarin ustadz Amir menanyakanmu lagi". ungkap Abi.

" yang jelas wanita bi." umi nya terkekeh mendengar jawaban Zidan.

" astaghfirullah nak emang kamu mau nikah sama selain wanita, itu pasti wanita Zidan". abi geleng-geleng kepala merasa sudah pusing dengan satu anaknya itu.

Zidan itu tampan juga mapan, banyak wanita yang tergila-gila padanya. apalagi Hamdan mengganti mobil Zidan dengan yang lebih bagus. Zidan juga sudah pindah rumah ke yang lebih besar dengan hasil keringatnya itu ia membeli di dekat Zakia jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Hamdan.

Zidan lalu bergegas mandi badannya sudah sangat lengket sekali ia ingin istirahat karena besok harus bekerja lagi. Kini hidupnya ia fokuskan ke perusahaan bekerja dan bekerja ia malas memikirkan wanita lagi. Hanya satu yang tak hilang dari benak nya yaitu Kiran namun Kiran masih kuliah dan belum ingin menikah.

Zidan menutup wajahnya dengan bantal ia benar-benar sulit melupakan Kiran, jarak umur mereka memang terlampau jauh. Sebenarnya Zidan tak ingin terlalu banyak berharap belum tentu juga Kiran mau dengan nya bujang lapuk, umur sudah 30 tahun begitu matang bukan. seperti mangga yang udah matang sebentar lagi akan jatuh. Setiap hari bertemu bagaimana Zidan mau melupakan Kiran bahkan justru semakin terpatri dalam hatinya. Rendi yang begitu dekat dengan Kiran membuat Hamdan minder, Rendi lebih mudah juga tampan.

" ya Allah kenapa tak kau hilangkan saja dia dari pikiran ku, biarkan aku mencintai orang yang wajar tak jauh-jauh dari umurku. Penantian ku untuk nya akankah berbalas manis atau menyakitkan". monolog Zidan.

Zidan guling-guling diranjang dengan bantalnya, dulu ia sudah pernah menanyakan kepada Kiran namun jawaban Kiran selalu itu. tak ingin memikirkan laki-laki sebelum lulus kuliah. Tak ada alasan lain yang di ungkapkan itu hanyalah prinsip dari Kiran saja, ia tak ingin mengecewakan Hamdan yang sudah membiayai kuliah nya bahkan kiran sangat di cukupi oleh hamdan. Hamdan salah satu donatur di panti Kiran, untuk makan sekarang panti sudah tak bingung karena ada kran yang bagus. Hamdan mencukupi semua kebutuhan panti tanpa terkecuali, bahkan pendidikan nya Hamdan yang memenuhi hingga jenjang SMA. Hanya Kiran saja yang sampai kuliah karena Kiran sembari bekerja di perusahaan Hamdan dan Kiran anak yang pantang menyerah.

Sebenarnya Kiran mencintai Zidan tapi ia takut, takut akan tersakiti di kemudian hari tersakiti oleh dirinya sendiri karena menyimpan harapan terlalu tinggi. apalagi Kiran hanyalah seorang yatim piatu. Kiran tidak ingin terlalu berharap tinggi, wanita mana yang tak terpesona dengan Zidan ia tampan bahkan sekarang menjadi sosok laki-laki tampan juga dewasa.

____

bersambung

Bab 2 #prank Aurel

Hari libur adalah hari yang sangat di nanti oleh Kiran ia akan bisa istirahat sepuasnya. Paginya harus anter ibu panti untuk belanja dulu stok sayuran di kulkas sudah habis, anak-anak seperti biasa mereka akan membersihkan panti dengan suka cita dan bahagia.

" Hay Kiran sednag belanja". tanya tetangga Kiran ia juga ikut ke pasar.

" temani ibu belanja Mia" jawab kiran ia berdiri di belakang ibu yang sedang memilih sayuran.

" Masih bekerja juga sambil kuliah kamu hebat Kiran". kiran sejak duduk di bangku SD memang terbilang anak yang cerdas.

" iya kalau tak berkerja mana bisa aku kuliah Mia". Kiran terkekeh.

" oke aku ke warung dulu ya ibuku harus di bantu".

" iya Mia ". Mia meninggal kan Kiran yang sedang menemani ibu berbelanja.

Tak ada yang Kiran lakukan di hari libur kecuali istirahat dan ia akan tidur dari setelah Zuhur hingga adzan ashar. Hanya hari itulah yang bisa ia gunakan untuk istirahat lama, di hari biasanya setelah pulang ke kampus Kiran langsung bekerja di kantor. itu tak menyurutkan cita-citanya dari situlah Hamdan sangat menyayangi Kiran keteguhannya luar biasa.

" Kakak ayo bangun kakak". Aurel menggoyangkan tubuh Kiran

" Aurel kakak masih mau tidur ngantuk nih, kenapa kamu ganggu kakak". Kiran kembali memeluk gulingnya.

" ayo temeni Aurel, Aurel tak dapat izin jika kakak tak ikut". Kiran duduk dengan wajah yang masih acak-acakan.

" kemana sih Aurel ini hari libur kakak mau tidur lagi," di lihatnya masih jam 2 siang.

" ayo kakak di depan udah ada kak zidan aku tak boleh pergi jika tak bersama kakak". Kiran langsung membuka matanya ia mengarah ke pintu mengintip Zidan.

" ada janji apa kamu sama kak Zidan Aurel" Aurel tertawa melihat pelototan Kiran.

" aku mau kencan sama kak Zidan". Kiran menoel kepala Aurel

" kalau mau kencan ya sana masa ajak kakak". Kiran merapikan selimutnya.

" tak akan di izinkan sama ibu, kalau sama kakak pasti di beri izin". Aurel memasang wajah memelas, Kiran jika Aurel sudah begitu ia tak akan mungkin tak mengabulkan Aurel.

" kamu merusak hari libur kakak, Aurel...". Aurel berlari mengambil anduk dan di kalungkan ke leher Kiran sembari mendorongnya ke arah kamar mandi. Kiran masih dalam posisi mengomel tanpa batas. Setelah Kiran masuk kamar mandi Aurel cekikikan ia berhasil mengajak kakaknya.

Zidan masih menunggu di depan ia bermain bersama yang lain. Kiran mandinya sangat cepat tak lama seperti biasanya. ia berganti pakaian dengan baju yang simple celana dan baju kemeja. tak lupa phasmina ia lilitkan di lehernya.

" ayo kak". ajak Aurel ketika melihat Kiran sudah siap.

" kita mau ke mana Aurel". tanya Kiran yang menenteng sepatunya.

" temani Aurel kencan dengan kak Zidan". Zidan yang mendengar celotehan Aurel tertawa.

" isshhh... anak kecil tau apa kamu soal kencan".

" jalan bareng makan eskrim". Zidan tergelak geli Aurel memang sedikit bar bar.

" itu namanya cuma kamu mau jalan minta kak Zidan belikan es krim, cokelat apa pun yang kamu mau". Aurel justru malah mengacungkan jempolnya dengan wajah meringis.

" ayo keburu sore". ajak Zidan menggandeng Aurel, Aurel berjalan mengikuti Zidan. Zidan membukakan pintu untuk Aurel yang duduk di samping kemudi Zidan sedangkan Kiran duduk di belakang.

" kakak kapan sih bikin janji sama Aurel". Kiran kesal seharusnya hari ini ia masih punya waktu untuk tidur .

" Aurel yang ngajakin kakak katanya Minggu ini kamu ingin jalan-jalan" Kiran melotot ke arah Aurel, Aurel sembunyi di balik kursi mobil.

" Aurel...." Kiran berkata dengan gigi di keratkan.

" kiran tak pernah berkata seperti itu kak Zidan, awas nanti kamu Aurel kak Kiran bilang ke ibu kalau kamu bohong sama kak Zidan". Aurel memasang wajah memelas ia menoleh ke arah Kiran.

" jangan kak plis jangan kakak sayang". Zidan tersenyum melihat adik kakak itu.

" Aurel kenapa harus berbohong sama kak Zidan, kapanpun Aurel ingin jalan-jalan pasti nanti kakak ajak jika kakak sedang tak sibuk bekerja. Besok jangan pernah berbohong ya itu dosa bisa masuk neraka. emang Aurel mau masuk neraka". Aurel menggeleng ia takut.

" nah apapun itu besok-besok Aurel tak boleh berbohong ya sayang". terang Zidan hari jni ternyata ia kena prank sama Aurel , Zidan mengira beneran Kiran yang ajakin jalan. mana tadi pakai baju sudah gunta ganti sampe lima kali. parfum udah di semprot kesana kemari sampai pan""t juga kena semprot katanya biar pun kentut baunya tetap wangi wkwkwk. ada-ada Zidan ini, rambut sisir beberapa kali biar melipis. kaca ampe mau pecah sebel ngelihat Zidan hampir satu jam berdiri di depan kaca.

" maaf kak Zidan , maaf kak Kiran besok-besok Aurel tak akan ulangi lagi". ucap Aurel dengan wajah memelas nya.

" iya sayang, anak baik itu harus berkata jujur, jika bohong nanti di gigit sapi ompong" Aurel tergelak tertawa terbahak mendengar ucapan Zidan di ikuti Kiran wajah cemberutnya kini hilang.

" iya kakak Aurel janji tidak akan berbohong lagi".

" anak pintar " Zidan mengusap kepala Aurel.

" emang kita mau kemana kak". tanya Kiran.

" ke mall aja biar Aurel bisa makan dan istirahat". ucap Zidan sembari fokus menyetir.

Kedewasaannya Zidan membuat ia semakin berwibawa, siapa yang tak jatuh cinta jika di dekatnya. Zidan juga dari keluarga baik-baik, apalagi sekarang ia kakak ipar seorang pengusaha muda yang terkenal bahkan di dunia bisnis sudah banyak yang mengenalnya. Aurel langsung di ajak duduk di restoran yang ada di mall ia diperbolehkan Zidan memilih apapun. Kiran senang melihat Aurel juga senang.

" Kiran kamu mau pesan apa," tanya Zidan.

" apa saja kak es krim juga boleh kita makan bersama-sama". Kiran hanya tak mau merepotkan Zidan, Aurel sudah cukup merepotkan Zidan.

" Aurel nanti kamu pilih saja apa yg kamu, kakak yang traktir". Aurel girang ia sangat senang.

" nanti meleleh Kiran ayo di makan jangan di liatin aja, " Kiran mengangguk mengiyakan.

" kakak jangan terlali memanjakan Aurel kak takutnya ia ketergantungan". ucap Kiran sembari menghabiskan es krim nya.

" tidak hanya sesekali saja, aku mau dia mbeli untuk semua yang anak panti senangi bukan untuk dia aja". Zidan tersenyum uangnya kini sudah banyak kebutuhan orang tuanya semua sudah di penuhi dengan adik iparnya bos hamdan. Uang Zidan hanya Zidan gunakan untuk dirinya sendiri bahkan sekarang ia punya kontrakan sepuluh pintu. Uangnya ia belikan aset, Zidan tak pernah mengahamburkan uangnya ia keluar untuk sedekah yang lainnya ia simpan sebagaimana tabungan.

_____

bersambung

Bab 3 #wisuda kia

Dua jam sudah perjalanan mereka bermain di mall, makan apapun di lakukan oleh Aurel. Kini Zidan mengantar Aurel dan Kiran hingga panti, karena kelelahan Aurel tertidur di mobil. Zidan turun menurunkan barang belanjaan nya yang langsung di sambut oleh anak-anak panti, Zidan meminta agar anak panti tidak berisik karena Aurel tertidur.

" jangan bangunkan Aurel ia mungkin kelelahan, kasihan" ucap Zidan sembari menurunkan barang-barang.

" ya sudah kak, Kiran angkat ke dalam saja". ucap Kiran yang sudah siap ke depan menggendong Aurel.

" jangan Kiran biar saya saja kamu masuk saja". balas Zidan.

" nanti kakak keberatan, kalau Kiran sudah biasa gendong anak-anak " Zidan terkekeh.

" meskipun aku tak biasa angkat barang tapi aku masih bisa angkat yang berat Kiran, jangan kan Aurel angkat kamu saja bisa. mau bukti." Kiran melotot ia langsung beranjak me dalam, Zidan tertawa. Kiran tersipu malu wajahnya memerah Zidan berhasil menggoda Kiran.

***

Hari di mana semua siap untuk mengantar Zakia, Hamdan dan si kecil alif sudah bersiap ada orang tua Hamdan juga kedua orang tua kia. Zakia sudah menyelesaikan pendidikannya hingga ia menyandang gelar sarjana, hal yang sangat di nanti dengan melewati proses panjang. Hamdan memeluk istrinya dari belakang di depan cermin, zakia masih membenarkan jilbab nya. Sedangkan si kecil alif di dandani oleh suster.

" Sayang akhirnya kamu bisa sampai ke titik ini, mas bangga sama kamu melewati semuanya tanpa ada yang terganggu. kamu bisa memerankan sosok ibu, istri juga mahasiswi secara bersamaan. istri mas ini the best deh mas makin cintaaa". ucap Zidan sembari memeluk istrinya.

" Semua tak lain dari bantuan dan dukungan mas juga, tanpa mas kia juga tak bisa sampai akan wisuda. Alhamdulillah mas terima kasih". kia membalikkan badannya mengalungkan tangannya ke leher suaminya.

" istri mas ini tetap cantik saja". Hamdan menarik hidung mancung istri nya. Mereka kemudian saling memeluk sejenak, Hamdan lalu memakai kan cadar Zakia. Mereka siap bergegas untuk turun ke bawah.

Alif langsung berlari ketika melihat Zidan datang, Alif sudah mulai bisa berbicara seperti mengucapkan panggilan orang tuanya.

"om...". Zidan pun langsung merentangkan tangannya menyambut keponakan satu-satunya itu. satu kata yang baru bisa di ucapkan oleh Alif membuat seisi rumah ikut tersenyum bahagia, umur Alif sudah menginjak satu setengah tahun.

" jagoannya oom" Hamdan lalu menggendongnya, kedua orang itu sangat akrab.

" sudah siap semua ayo berangkat keburu siang". ucap Hamdan kemudian.

" Alif sama nenek kakek ya, om mau nyetir ". Alif lalu turun berlari mendekati kakeknya.

" sayang sama umi saja". kia berjalan mendekati Alif yang sudah ada di gendongan kakeknya. Namun Alif malah melengos ia tak mau, membuat yang lain terkekeh. Alif selalu menghipnotis semua orang. tingkahnya sangat aktif terkadang sering membuat Abah encok nya jadi kambuh.

" Biarkan saja sayang sama kakeknya, yuk masuk keburu siang ". ucap Hamdan.

Di mobil ada Hamdan, kia, Abah dan umma. sedangkan di mobil Zidan ada umi, Abi jua Alif. Keadaan kampus sudah cukup ramai kia melihat Aulia bersama Aris, Azka, kedua orang tua Aulia juga aris. Azka adalah anaknya Aulia dan Aris yang berumur baru lima bulan.

" akhirnya kita bisa wisuda juga ya kia". Aulia langsung memeluk kia.

" Alhamdulillah Aulia, bersyukur banget."

" kamu ada rencana bekerja di mana kia". seketika Hamdan dan Aris melotot ke arah keduanya tatapan yang tajam seakan seperti ingin membunuh. Aulia dan Zakia pun tertawa melihat para suami mereka. Tak mungkin keduanya akan membiarkan ratu mereka bekerja, uang mereka sudah sangat cukup.

Para tetua berkumpul dengan para tetua, geng mereka datng yang tidak bisa datang Yara dan Tomi. Tomi untuk ketiga kalinya harus datng menemui orang tua Yara untuk melamar. sungguh perjuangan yang pantang menyerah. Rendi datang bersama Kiran, ada hal yang harus Kiran selesai kan di kampus sedangkan Rendi ia melanjutkan kuliahnya meskipun menjadi aparat ia juga ingin berpendidikan tinggi.

Acara wisuda di laksanakan hingga selesai semua senang berfoto ria kini Aulia dan kia sudah menyandang gelar sarjana. Baby Alif dan baby Azka tertidur karena lelah setelah mereka menghabiskan satu botol susu.

" Kamu berangkat sama Rendi Kiran". tanya hamdan.

" iya tadi aku yang Dateng ke panti, aku tak ngerti kampus ini aku meminta Kiran yang mengurus pendaftaran ku". ucap Rendi.

" kamu mau kuliah, belum ingin menikah". tanya Aris.

" ntar lah aku mau kuliah dulu lagian umurku masih 25 kalian aja yang nikah nya kecepatan". Rendi terkekeh.

" kalau udah ada jodohnya ngapain harus lama ren".

" aku belum memikirkan sobat lagian kuliahku cuma dua tahun saja. pas kan nanti aku menikah di umur 28". ucap Rendi.

" okey sukses ya bro".

Mereka berbincang-bincang sebentar sebelum pulang, kia dan Aulia masih berfoto bersama teman-teman satu angkatan nya. Di sisi lain Zidan yang tadi bersama tetua ia mendekat duduk di samping Kiran yang masih sibuk membolak-balikan kertas yang ada di tangannya.

" sibuk ya ". tanya Zidan mencairkan suasana.

" ngga kak hanya ini nyusun tugas mau aku kumpul ke dosen". ucap Kiran tanpa menoleh ke arah Aris.

" masih lama lulusnya". Zidan selalu bertanya hal itu.

" ngga kak tinggal dua tahun lagi".

' hiks masih lama itu namanya '. batin Zidan hatinya sedih bakal menunggu lama lagi.

" semoga cepat selesai ya".

" aamiin doakan Kiran ya kak".

" pasti kakak selalu mendoakan yang terbaik untuk mu bahkan di sepertiga malam". Kiran spontan menoleh ke arah Zidan, Zidan nyengir sembari garuk-garuk kepala.

" oh ya gimana Aurel ia masih rutin minum obat kan". Zidan mengalihkan perhatian membicarakan Aurel.

" Alhamdulillah kemarin periksa di dokter keadaan nya cukup membaik kak, Aurel rajin minum obat"

" Alhamdulillah semoga Aurel lekas sehat Allah angkat penyakit nya". kata Zidan

" aamiin terimakasih kak".

" gimana nasib Tomi sudah ada kabar, ".

" belum aku tak hubungi dia biarkan dia saja yang hubungi kita".

" semoga mereka berhasil bisa sampai ke jenjang pernikahan"

" iya kasihan banget sih Tomi, ngenes ngelamar ke orang tuanya Sampai tiga kali"

" di situlah perjuangan Rendi, jika kita sudah mencintai seseorang perjuangkan itu baru namanya usaha.". ucap Aris.

" Kamu belum ada wanita yang sreg gitu sama dirimu ren". tanya Hamdan ia khawatir sama sahabat nya itu.

" belum aku belum berani mengenal wanita lagi, takut tersakiti rasanya sakit kawan". Rendi sembari meremas dadanya seakan-akan ia merasakan hal yang dulu ia rasakan.

" jangan begitu mungkin Zahra memang bukan jodohmu, Allah pasti akan berikan jodoh untuk mu yang lebih baik dari Zahra". terang Hamdan selalu menguatkan para sahabatnya.

" aamiin doakan saja kawan".

" itu pasti ren". kembali mereka berbincang-bincang.

____

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!