supaya tidak bingung dengan alur ceritanya baca dahulu i love guruku karena ini kelanjutan dari i love guruku selamat membaca ♥️..
********
POV Tyara
dreeet dreet dreett !!
dering ponsel yang sangat mengganggu tidurku padahal ini sudah pukul 10.00 pagi namun aku masih malas untuk bangun..
Renata [ bangun woy !! dah siang ]
aku [ masih pagi Renata Bambang ]
Renata [ jam sebelas ada kelas Lo ]
aku [ busyet dah aku lupa, dah dulu ya aku mo mandi ]
aku segera mengibaskan selimut bergegas masuk ke dalam kamar mandi, biasanya aku membutuhkan waktu lama untuk membersihkan badanku namun kali ini tidak aku takut jika terlambat pasti aku diberi hukuman lagi..
"non, udah bangun belum?" lantang bibik
"udah kok bik, lagi ganti baju"
"oke non"
setelah selesai menyisir rambut sedikit memakai make up aku segera menempel tasku dan juga sepatuku lekas aku menuruni tangga di sana sudah ada keponakanku dan juga Kak karisa..
"pagi kak" ucapku
"pagi yang kesiangan"
"hehehe, kakak bisa saja !! Hay keponakan aunty udah mandi ya?"
"iya udah" ucap kak karisa menirukan gaya anak kecil berbicara
"Kak mamah mana?"
"udah pergi arisan"
"Oalah, aunty berangkat dulu ya takut nanti telat dah Daniel sayang" aku mengecup pipi gembul Kenzo
aku segera menaiki mobil Masih seperti Dulu aku antar jemput mang sopir belum diperbolehkan membawa mobil sendiri kata Mama takut aku ngebut dalam mengendara padahal aku kan kalau menyetir kalem..
Ting !!
notifikasi pesan dari devano aku segera membukanya..
Devano [ udah berangkat? ]
Tyara [ udah ]
Devano [ telat dong ]
Tyara [ kebiasaan ]
mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah kota Jakarta yang sangat ramai dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi..
aku sudah mulai memasuki ajaran baru setelah kepergian Kak Bryan dia tidak pernah menghubungiku lagi rasa kangen dan juga rindu terpesip di benakku aku kuliah di universitas terbaik di kota Jakarta memasuki tahun kedua..
Sesampainya di kampus Renata dan juga Luna sudah menungguku di parkiran mobil dia menghampiriku yang keluar dari mobil..
"Ra, tau tidak ada murid baru dia tampan sekali" girang Luna
"kebiasaan kalian berdua semua pria dianggap tampan" kesalku
"yang ini serius dia sangat tampan dan kamu tahu tidak dia satu kelas dengan kita oh my Got" lebay Renata
"mentang-mentang baru putus !! aduh mumet aku" menepuk jidat
"kalau yang ini kita nggak berani mendekati karena dia terlalu tampan menurutku dia satu kelas ketampanannya dengan pak Bryan dulu"
"tuh kan aku jadi paper gini kalau mendengar kata Pak Bryan,. gimana ya kabarnya sekarang 3 tahun sudah aku menunggunya"
"mungkin bryan sudah melupakan kamu udahlah lupain Bryan sekarang mencoba lembaran baru"
"no no no" ucapku sambil melangkahkan kakiku
Luna dan juga renata mereka masih membujukku agar melupakan Bryan namun tidak semudah itu aku bisa melupakan seseorang yang sangat kucintai meskipun selama ini kita lost kontak..
"selamat siang anak-anak sudah siap belajar hari ini" ucap dosenku
"siap" seru semua mahasiswa
"oke Hari ini ibu mau memperkenalkan mahasiswa baru, silakan masuk"
seorang pria memakai masker masuk ke dalam kelas ku iya begitu tinggi bertubuh seksi matanya yang sipit berkulit putih membuat dia terlihat tampan aku tak bisa menghindari kata-kata tampan itu..
"perkenalkan nama kamu" ucap dosenku
"siang semua" ucapnya
"maaf buka dulu maskernya"
"baik Bu"
pria itu membuka maskernya saat membukanya semua mahasiswa perempuan histeris melihat wajah tampan pria baru tersebut..
"idih lebay" lirih ku
"tenang semuanya harap tenang !! sekarang coba kamu perkenalkan diri" Bu dosen sedikit lantang
"oke !! hai semuanya perkenalkan nama saya Kenzo aku fakultas hukum seperti kalian semoga kita bisa menjalin pertemanan yang baik terima kasih !! " ucapnya
"ganteng banget"
"Hay Kenzo kita nanti kenelan ya jika istirahat"
"jadi betah kalo kaya gini"
"benar benar mantap"
"boleh dong minta no ponselnya"
celotehan celotehan para mahasiswa perempuan untuk dosen segera menenangkan kelasnya karena pelajaran akan segera dimulai..
"idih" sinis Tyara
dia duduk di sebelahku bahkan menurutku dia pria yang sangat sombong dan juga dingin kelihatan dari sikapnya yang tidak ramah pada siapapun..
"Hay namaku Luna"
"Kenzo"
"aku Renata"
"Kenzo"
"salam kenal" kompak mereka berdua
Kenzo melirik ke arahku namun aku tidak menggubrisnya bagiku Kak Brian tetap yang paling tampan nggak ada yang bisa mengalahkan ketampanannya..
dia tersenyum miring ke arahku entah apa yang ada di pikirannya pelajaran pun segera dimulai aku memperhatikan secara detail saat Dosen berbicara di depan..
jam pelajaranpun selesai aku Luna dan juga Renata pergi kekantin ingin jajan bakso terlebih dahulu perutnya sudah keroncongan..
"Ra, kamu serius tidak mau berkenalan dengan Kenzo?"
"gak mau"
"idihh, sombong"
"kak Bryan terdepan"
"heelleeh, dia udah gak ingat kepadamu"
"dia tetap ingat kepadaku"
"susah dah ngomporin orang yang bucinya minta ampun" kesal Luna
tak berselang lama pesana kami datang terlihat dari kejauhan devano berjalan menghampiriku..
"wiih, aku mau dong"
"ada pohon uang nih, traktir yes" memainkan alisku
"iya iya, buruan re aku pesankan" ucap devano
"bentar"
devano menatapku dengan senyuman mengembang diwajahnya Luna berdehem sontak saja membuat devano mengalihkan pandangannya..
"van, kamu menyukaiku?" ucapku
"Hhhhaahh, ngaco !! "
"lha, kirain"
"Hahahaha, dasar kepedean"
"kamu bohong kan Van? mukanya kenapa merah merona begitu" ledek Luna
"gak" malu devano
Renata datang membawa pesanan Devano kita memakan bakso dengan lahan hingga habis tidak tersisa kami pun segera parkiran mobil..
Devano pulang terlebih dahulu karena dia ada acara photoshoot bersama lawan mainnya entah mengapa dia masih betah ngejomblo namun dari tatapan matanya Aku yakin 100% dia memiliki rasa yang lebih terhadapku hanya saja dia masih ragu untuk mengungkapkannya..
Tin tin tin !!
klakson mobil yang membuatku kaget bergegas aku menghindari mobil yang akan melintas namun aku tersandung batu kecil yang berada di depanku..
"adduuhh !! "
"kamu gak papa Ra?"
"kakiku" menahan sakit
seseorang keluar dari mobil yang tadi mengagetkanku saat ia turun dari mobil ternyata dia adalah Kenzo pria baru yang bersekolah di kampus ku saat ini mencari ilmu..
"kamu gak papa" ucapnya sembari menghampiriku
"aku gak papa kok" ucapku
"buset luka begitu kamu bilang nggak apa-apa !! kamu tanggung jawab dong Kenzo sudah membuat temanku luka begitu !! lihat noh darahnya keluar terus" kesal Luna
"iya Ken, semester dekat supaya lukanya nggak infeksi" Renata ikut mengompori
"gak perlu ini cukup di hansaplast" membulatkan mataku kepada kedua sahabatku yang selalu jahil
"wllleeeekkk" mereka malah mengejekku
"ya udah mari ikut saya"
"ta-tapi" gugupku
"udah sana ikut !! " Luna dan Renata mendorong tubuh Tyara kearah Kenzo hingga akhirnya tyara terjatuh dipelukan Kenzo
"ciyeee ciyee" ledek Renata dan juga Luna
aku melototi ke arah mereka namun mereka malah menjulurkan lidah kepadaku ada-ada saja tingkah mereka itu bikin aku kesel saja..
********
aku dibantu Kenzo berjalan sepertinya kakiku kleseo untung bejalan rasanya nyeri sekali apalagi di tambah luka yang berada di lutut kalo pantas nangis aku mau nangis rasanya..
kedua sahabatku mereka sangat senang sekali melihatku dibantu oleh kenzo, ia sesekali tersenyum kearahku namun gak aku gubris..
mobil Kenzo berjalan dengan kecepatan sedang didalam mobil Renata dan juga Luna nampak asyik mengobrol sesekali aku melirik mereka..
"aku gak perlu kepuskesmas" datarku
"kenapa?" Kenzo memandangku
"mau ke tukang urut aja"
"itu lukamu?"
"gak seberapa kok"
"baiklah"
dia Kembali fokus menyetir aku memandang dia dari samping, wajahnya memang tampan entahlah kenapa aku harus bertemu dengan orang orang tampan membuatku susah saja untung pondasi cintaku untuk kak Bryan kokoh kalau enggak bisa bisa aku pondasiku mleyot..
"ini kita ke jalan apa?"
"keperumahan jati indah"
"Hhhhaaa !! itu rumah kamu tyara" lantang Luna
"emang aku mo pulang" ketusku
"aku anterin kamu pulang" ucapnya
"ya"
sebenarnya perutku sudah sangat keroncongan menahan lapar sampai rumah seperti aku masih bisa tapi bunyinya itu loh bikin aku malu..
kruwuk kruwuk kruwuk !!
"bunyi lagi, malu maluin saja padahal tadi udah aku kasih bakso" batinku
"Ra kamu lapar?" ucap renata
"gak kok re"
"lha itu udah dua kali cacing di perutmu minta jatah"
"sebentar lagi Samapi rumah"
tiba tiba mobil yang dikendarai kami berhenti berhenti di depan kedai num num aku menoleh kebelakang Luna dan Renata menganggukkan kepalanya..
"dasar mereka" batinku
tanganku mengepal ingin sekali melayangkan pukulan ini kewajah mereka..
"turun, kita makan dulu" ucap Kenzo sembari membuka pintu mobil
"awas ya kalian !! " acamku untuk kedua sahabatku
"udah jalani aja Napa sii" ledek Luna
"hm ribet amat" ucap Renata
dari arah samping Kenzo membuka pintu untukku, dia membantuku keluar dari mobil rasanya nano nano sulit dijelaskan..
"masih sakit?"
"masih lah, orang belum diurut" ketusku
"hati hati jalannya"
"iya aku tau !! "
"maafkan temanku ya Ken, sebenarnya dia baik kok" Luna tersenyum kearahku dan juga Kenzo
"apa apaan sii Luna itu" batinku
aku duduk di depan Renata dan Luna Kenzo memesan makan untuk kami dia memang sangat hangat sikapnya..
"maaf aku tinggal ketoko yang di depan sana sebentar" ucap Kenzo menatapku
"kesana aja gak usah pamitan sama aku" sinisku
dia tidak menjawab ucapanku berlari menyebrangi jalan raya..
"jangan galak galak !! pamali" ucap Renata sambil meminum kopi
"biar ih, malas banget harus bersikap manis"
"ntar kamu naksir loh Ra" goda Luna
"no no no !! itu tidak mungkin terjadi oke !! "
"semoga saja kamu dan kenzo segera mempunyai perasaan cinta !! amin" cengir renata
"apaan sii, mau aku tonjok hah !! "
"ampun dah singa betina yang galak" hahahha
"apa !! " lantangku
aku merentangkan tanganku mau aku Renata namun saat aku mau menemukan di belakangku ada Kenzo tak sengaja aku memukulnya..
"duuh" lirih Kenzo
segera aku menoleh dia sedang meringis kesakitan akibat ulahku, merasa tak enak hati kepadanya..
"Ken kamu gak papa?"
"gak papa kok"
"maaf ya aku gak sengaja"
"iya gak papa, ini aku belikan kamu betadin kapas dan juga hansaplas, aku bantu?"
"gak perlu kak, aku bisa sendiri"
"oke"
"trimakasih" senyum kecut kearahnya
"sama sama"
Luna dan juga Renata membantuku membersihkan lukaku terlebih dahulu sehabis itu memberiku betadin baru mereka membalut lukaku menggunakan hansaplast..
"buruan di makan, nanti keburu dingin" ucap Kenzo
"iya" kompak kita bertiga
segera aku habiskan makanan yang sudah dipesan oleh kenzo,.setelah selesai makan kamipun masuk kedalam mobil mengantarkan aku pulang..
"trimakasih Ken" ucapku setelah mobil Kenzo berhenti didepan gerbang rumahku
"iya"
"gak tawarin Kenzo mampir Ra?" sindir Luna
"gak perlu kan Ken?" menatap wajah tampan Kenzo
"iya"
"tuh kan kalian dengar sendiri"
"huuuuuuu" kesal meraka berdua
aku berserta kedua sahabatku keluar dari mobil, bergegas masuk kedalam rumah diikuti oleh Luna dan Renata..
"capeknya" aku merebahkan tubuhku di sofa depan televisi di ikuti Renata dan Luna
"Ra, tugasnya kerjakan nanti ya? aku mau tidur dulu"
"terserah apa mau kalian"
"kekamar kamu ajah yuk Ra?"
"cckk, iya ayok"
rumah nampak sepi sepertinya gak kalisa dan juga Daniel gak ada dirumah, hanya ada bibi dan beberapa asisten rumah tangga lainnya..
baru saja aku mau memejamkan mataku ada yang mengetuk pintu kamarku ingin sekali aku mengabaikannya tapi aku rasa itu tidak sopan..
gleek !!
"ada apa bik? mau bokci" cemberutku
"maaf non ada teman non di bawah?"
"temanku?"
"iya, itulah non dulu sempat bercerita yang katanya hamil itu"
"Reni" teriaku
"nah, betul non"
"dia dimana bik?" antusiasku
"diruang tamu"
"suruh dia tunggu sebentar"
"baik non"
"woy, bangun ada Reni" teriakku
ku goyangkan tubuh kedua sahabatku yang masih tertidur, dasar anak gadis baru saja mencium bantal udah nyenyak..
"Lunaaa, Renataaaa bangun !! ada Reni di bawah" lantangku dikuping keduanya
"berisik woy !! "
"diam ih"
"astaga !! ada Reni di bawah !! "
"apa !! " Mereka berdua langsung duduk mengucek kedua matanya
aku berlari menghampiri Reni rasa rindu ini tidak bisa terobati tiga tahun lamanya aku tidak bertemu, penasaran dengan dia yang sekarang..
saat aku berada diruang tamu terlihat seorang perempuan berbadan cukup gemuk sedang mengendong anak kecil..
"Reni" seruku
rasa tak percaya jika perempuan yang berada dihadapanku adalah Reni sahabatku, dia menoleh kearahku wajahnya pun beda dia nampak gembul pipinya..
"Tyara" dia berlari memelukku
"Reni !! " aku membalas pelukanya
dari arah belakang suara Renata dan Luna sedang saling bersaut sautan entah apa yanga membuat mereka adu mulut..
mereka bengong saat pertama kali melihat Reni..
"kenapa bengong aku Reni" menghapus air matanya
"re-reni kamu beneran Reni" Renata masih tak percaya
"iya Renata Bambang, dan itu yang duduk disana anaku" sedang bermain dengan babysisternya
"astaga !! Reni kamu sekarnag kek gentong minyak" ledek Luna
"lunaaaa !! " kompak mereka bertiga
"kenyataan tau" hahahha
"kamu bilang apa !! " berjalan menghampiri Luna
Luna berlari memutari sofa ruang tamu Reni mengejarnya, aku dibuat kaku perutnya dengan tingkah kocak mereka Reni yang sekarang berteduh gendut berlaripun sangat susah..
"hahahah, lihatlah kamu ren persis kek gentong minyak berjalan ?" ledek Renata
"hahahaha, udah lun kasian Reni nanti dia langsing gimana" ucapku
Reni menyerah ia duduk disofa mengusap wajah yang teraliri keringat Luna pun duduk dilantai..
"air aku butuh air" memelas Luna
"bibik ambilkan minum putih sama buatkan lima jus strawberry" lantangku
"ia non" jawab bibik dari belakang sana
semua sudah duduk disofa aku menatap gemas wajah anak Reni dia sungguh cantik mirip seperti mamahnya duku waktu masih gadis..
"tyara, gimana hubungan kamu dengan Bryan?" ucapnya yang membuatku sedih
"kak Bryan dia" sedihku
"loh, kok muram gitu mukanya? ada apa sebenarnya?"
**********
aku menceritakan semua yang terjadi tentang aku dan juga kak Bryan Reni menatapku dengan tatapan yang sangat sendu..
"udah gih sedih-sedihnya mending kita tanya kenapa tu badan Reni bisa mlendung kek gitu" hahhahaha ledek Luna
"benar kata Luna kita nggak usah bahas kak Bryan" Renata memainkan alisnya
"lama kita nggak ke mall bareng gimana kalau besok siang besok kan hari Minggu mau dong mau kan nggak nolak dong" usul luna
aku tahu mereka berdua sedang berusaha menghiburku supaya tidak memikirkan kak Bryan, sebenarnya apa yang terjadi sama kamu kenapa kamu tak pernah menghubungiku lagi apakah kamu di sana sudah mempunyai kekasih..
"sekarang sehari hari kamu ngapain aja ren?" kepoku
"makan minum tidur terus itu itu sama Rino"
"itu itu?" Luna menautkan alisnya
"anak di bawah umur dilarang tau" cekikian Reni
"iya deh tau !! kamu udah tua" hahahhaha ledek Renata
"lha, apa kabar kalian berdua kok belum ada cicin melingkar di jari manis kalian?" menatap bergantian kerenata dan ke Luna
"kita terkena buaya darat" hahahhaha kompak Renata dan Luna
"busyet dah" hahahahha
aku dan juga temanku mengobrol tak terasa matahari sudah berganti di ufuk barat ketiga sahabatku pulang..
jam terus berputar malampun tiba aku menatap bintang dilangit yang bergelapan jadi teringat kembali saat pertama kali kak Bryan mengatakan perasaannya kepadaku..
tak terasa air mataku menetes entahlah tapi rasa rindu ini sangat menyakitkan harus sampai kapan aku menunggu orang yang tak tau kabarnya..
"kak Bryan !!! " lantangku memecahkan heningnya malam
dreet dreet dreet !!
ponselku berbunyi segera ku mengangkatnya..
Devano [ malam ]
Tyara [ iya ]
Devano [ kenapa? kok lemas gitu ]
Tyara [ nahan rindu itu berat ]
Devano [ apa !! kamu rindu sama siapa ]
Tyara [ kak Bryan ]
Devano [ pacar kamu ]
Tyara [ bisa iya bisa enggak ]
aku mencoba tetap tenang, jangan sampai devano mendengar aku menangis
Devano [ kok bisa gitu? apa kalian ldr'an? ]
Tyara [ iya ]
Devano [ udah berapa tahun ]
Tyara [ hampir tiga tahun ]
Devano [ Hhhhaaaah !! serius Ra,? ]
Tyara [ iya, kamu tau tidak selama dua pergi gak pernah menghubungiku sedikitpun, aku gak tau apa yang terjadi denganya ]
Devano [ yaudah sabar, kalo cinta di perjuangan !! gak usah mewek segala besok pagi kita joging aku jemput kamu ]
Tyara [ Mager ]
Devano [ aaiits, nak gadis gak boleh mager ]
Tyara [ tau aah gelap]
aku mematikan telfonku menutup pintu teras menguncinya merebahkan tubuhku di kasar kasur aku berharap kak Bryan hadir didalam mimpiku..
POV Bryan
setelah semua beres aku segera berbenah udah gak sabar sampai rumah kangen sekali dengan tyara aku sangat merindukan gadis itu..
selama ini aku memang tidak pernah menghubungi dia Aku sengaja lost kontak supaya aku lebih fokus mengejar pelajaran dan juga skripsiku supaya aku tidak lama berada di sini..
mungkin Tyara sudah mempunyai kekasih atau bahkan dia masih setia denganku namun apa yang terjadi aku tetap akan menemuinya meskipun dia sudah tidak lagi mencintaiku..
saat berada di London banyak perempuan yang mendekatiku bahkan terang-terangan mengatakan perasaannya kepadaku entahlah perasaanku masih mentok kepada gadis mungil, cantik dan suka mengodaku siapa lagi kalau bukan Tyara..
Sekarang saatnya aku menuju ke bandara dan pada waktu masih di sini aku melamar kerja melalui online bersyukurnya diriku aku diterima di universitas terbaik di Jakarta ini semua ini adalah cita-citaku menjadi dosen..
waktu cepat berjalan aku sudah berada di Indonesia menghirup udara segar di pagi hari masih sama seperti tiga tahun yang lalu aku jadi ingat kembali saat Tyara menemui sini..
segeraku menaiki taxi online menuju kerumah udah gak sabar melihat kedua orang tuaku dan juga bibik pasti mereka sangat senang..
"sudah sampai mas" ucap pak sopir
"baik pak, bisakah membantuku untuk menurunkan barang barangku?"
"tentu"
aku segera keluar dari mobil mengecek bel di samping pintu gerbang rumahku tak berselang lama tak security membutakan pintu gerbang..
"Den bryan" terkejutnya
"iya pak, apa kabar pak?"
"Alhamdulillah baik den, silahkan masuk den masih tuan sama nyonya besar sangat senang, biar aku saja yang membawa barang Aden"
"trimakasih pak" ucapku ramah
melangkahkan kakiku ke arah rumah karena ini hari minggu pasti ada orang tuaku berada di rumah..
Ting tong Ting tong !!
Gleek !!
krieet !!
"bibik" ucapku sambil mengukir senyum
"den bry-bryan !! " memeluku
"bibik aku sangat merindukan bibik"
"aku juga den" melepaskan pelukan
"masuk den, tuan sama nyonya sedang sarapan"
"baik bik"
bibik memandangku terlihat dari sorot matanya ia sangat bahagia melihatku pulanh kerumah..
"surprise" lantangku
mama dan juga papa meletakkan sendoknya mereka menoleh ke arahku aku tersenyum ke arah mereka..
"astaga Bryan !! ini kamu nak?" mamah mengahmpiriku
"Bryan kamu !! " bingung papah
"iya maaf pak ini aku Brian maafkan Brian nggak memberitahukan kepada mama dan juga papa"
"aaaa anak mamah" memelukku papah juga ikut memelukku
"jadi kamu udah lulus nak?"
"udah dong mah lulus dengan nilai yang terbaik dan aku sekarang sudah kelar menjadi S2 mulai besok Senin aku sudah bisa mengajar di universitas terbaik di kota ini mah pah"
"kita sangat bangga kepadamu nak" papah menepuk pundakku
"mamah juga nak !! "
"yasudah sarapan dulu, tapi maaf nak hari ini mama sama papa mau berkunjung ke rumah opa kamu katanya dia sedang sakit mau ikut?"
"nggak ah mah Brian capek titip salam saja kepada Opa semoga dia cepat sembuh"
"iya nak, nanti mamah sampaikan"
masakan bebek yang sangat aku rindukan pagi ini sudah terbalaskan aku sarapan dengan sangat lahap mama sama papa menggeleng melihatku menghabiskan semua masakan bibi..
"pelan pelan nak"
"nggak bisa mah masakan bibi memang terlezat"
"anak Mama kok makin tua makin tampan aja lihat tuh wajah kamu sekarang glowing, Mama suka gaya rambut kamu yang sekarang terlihat sangat dewasa dan juga kamu tampan sekali sih nak Mama jadi heran dulu mama itu ngidam apa ya bisa mempunyai anak tampan kamu"
"lha, mamah lupa kan bibirnya dari papah" dengan wajah datarnya
uhuk uhuk uhuk !!
"air mah air" tersedak akibat omongan mamah dan juga papahnya
"hati-hati nak ya sudah kamu lanjutkan dulu sarapannya Mama sama papa pergi sekarang nanti keburu jalanannya macet"
"oke mah hati hati, jangan lupa bawain oleh-oleh dari Semarang ya mah"
"iya iya"..
mamah mengejutkan Niko papah menepuk bundaku mereka pergi meninggalkanku yang masih duduk di meja ruang makan..
"aku harus menemui Tyara" lirihku
"tunggu den mau kemana? baru saja sampai rumah" kepo bibik
"mau mandi bik,.ikut?"
"gak ih, kirain mau kemana? bibik kan masih kangen ingin mendengarkan cerita Aden waktu di sana" sambil membereskan makan di meja
"iya nanti aku ceritain"
aku langsung menuju ke lantai atas sudah rindu sekali dengan suasana kamarku..
******
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!