"Dasar tidak becus! Percuma saya membayar gajih kalian sama sekali tidak bisa bekerja. Membuat laporan bulan saja kalian selalu salah. Sebaiknya kalian kembali saja ke bangku kuliah, karena saya tidak mentolerir satu kesalahan pun. "
Suara seorang pria menggema di ruangan tersebut sebut.Begitulah yang selalu diterima para pegawai di sana. Jika meraka mengadakan rapat bulanan, di perusahaan power company. Peria tersebut merupakan CEO di perusahaan itu. Dia seorang CEO muda yang sangat perfect.
Membuat karyawannya merasa kesulitan dalam bekerja. Pria itu bernama Alek Dengan. Seorang peria berusia 25 tahun, yang sampai detik ini tidak memiliki kekasih.
Maafkan kami, pak. Kami akan merevisi lagi laporan bulanan kami, sesuai dengan permintaan anda,"ucap natasha, yang merupakan sekertaris disana.
Alex pun menatap tajam ke arah sekertarisnya tersebut.
"Hmm, saya sudah bosan mendengar kamu mengatakan kalimat yang sama dan berulang setiap bulanya. Apakah kosakataKamu sangat minum, sehingga kamu tidak memiliki kalimat lain? Bakan setiap bulan mata saya selalu sakit. Salat melihat laporan yang kamu berikan. Apakah kamu tidak bisa membedakan mana yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital dan mana yang tidak? "Tanya Alek
Para pegawai yang berada di sana ingin sekali tertawa.ketika mendengar koreksi yang di berikan oleh CEO mereka. Begitu detail, seakan mereka sedang melakukan konsultasi skripsi, dengan dosen pembimbing."Maafkan saya, pak. Saya memang sedikit lemah dalam segi kepenulisan. Namun, saya pastikan laporan saya itu sangat valid dan isinya tidak akan mengecewakan anda. Lagi pula saya sedang membuat laporan bulanan pak. Bukan membuat novel yang harus benar dalam segi kepenulisan, serta PUEBI-nya"
Natasha berusaha membela diri, kerena baginya koreksi alex terlalu berlebihan.
Sementara pegawai lain berusaha menahan tawanya. Ketika mendengar perdebatan antara CEO dan sekertaris perusahaan tersebut."Itu merut kamu, tapi tidak menurut saya. Karena bagi saya, sekecil apapun itu, walau cuma satu huruf yang salah. Itu artinya fatal."
Natasha akhirnya memutuskan untuk diam. Percuma jika ia harus berdebat dengan alex. Karena pria itu sangat pintar dan bisa mencari celah, sekecil apapun kesalahan itu.
Kini mata Alex tertuju kepada salah seorang pegawai pria yang berada di ruangan rapat tersebut.
"Kamu Andre, tolong rapikan pakaianmu. Lengan kemejamu jangan di gulung seperti itu.Sebaiknya di kancing saja, biar terlihat rapi. Kalau seperti itu, kamu terlihat seperti debtcolectort"
Seketika Riko yang merupakan asisten pribadi Alex, langsung tertawa, ketika mendengar perkataan CEO-nya barusan. Alex pun mengalihkan pandangannya ke arah Riko, membuat pria itu diam sambil menahan tawa nya.
"Bukannya suda saya katakan, jika ingin menghadiri rapat, kalian semua harus berpakaian rapi. Jangan asal-asalan."
Andre hanya bisa mengangguk danMemilih diam.tampa mengeluarkan sepatah kata pun. Kerena ia ingin terkena semprot lagi dari CEO-nya tersebut.
"Baik, saya tunggu sampai nanti sore, jika laporan kalian masih ada yang salah, sebaiknya kalian kembali ke bangku kuliah. Kerena perusahaan power company, hanya membutuhkan orang-orang yang berkompeten."
Setelah mengatakan kalimat itu, Alex segera bangkit dari kursi kebesaranya. la langsung pergi meninggalkan ruangan rapat, di ikuti oleh Riko yang selalu setia menemani kemana ia pergi.Sementara pera pegawai yang berada di ruangan rapat, langsung menghela napas panjang. Mereka merasa lega, saat melihat Alex yang sudah pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Yang sabar ya, sha. Pak Alek orangnya memang seperti itu, sangat perfect dalam segala hal. Sampai-sampai lengan kemejaku yang aku gulung kesiku saja, ia mengomentarinya," ucap Andre yang datang menghampiri rekan kerjanya.
Tenang Ndre, i'm fine lagi pula bukan hal baru lagi melihat pak Alex bersikap seperti itu.
Untunglah dia tidak menjadiSeorang dosen. Jika seandainya itu benar, kasihan mahasiswa yang dibimbingnya. Pasti banyak yang DO. Akibat skripsinya yang selalu dipersulit."
Andre setuju mendengar perkataan Natasha barusan. Karena mereka saja sangat kewalahan, melihat sikap CEO mereka yang sangat perfect.
"Aku yakin, itu semua terjadi karena pak Alex kelamaan jomblo, sha. Jadi dia itu ibarat gurun pasir yang gersang, karena lama tidak ditimpa hujan. Akhirnya ya, berdebu. Hehehe."
Natasha pun ikut tertawa, ketika mendengar celotehan mereka kerjanya barusan."Bisa jadi Ndre.Karena selama tiga tahun aku bekerja di perasaan ini,, tidak pernah sekalipun aku mendengar kabar, jika pak Alex memiliki seorang kekasih. Apa jangan-jangan , dia itu penyuka sesama jenis? " Tanya NAtasha penasaran.
Ternyata perbincangan mereka berdua menjadi gosip di kantor. Karena banyak pegawai yang mengira, jika Alex penyuka sesama jenis.
Gosip tersebut terdengar di telinga Alek. Namun, pria itu sama sekali tidak perduli, tapi tidak bagi maminya yang sangat peduli akan hal tersebut. Renata pun segera memanggil putranya ke rumah. Karena ia ingin mendengar penjelasan langsung dari putranya, tentang gosip yang beredar.
"Alek.Apa bener gosip yang sedang viral di kantornya... Jika kamu seorang penyuka sesama jenis?" tanya Renata dengan kilatan marah.
Alex pun menanggapi pertanyaan maminya dengan santai. Karena ia tidak ingin terpancing dengan gosip tersebut."Itu hanya gosip murahan, Mi. Jangan terlalu di percaya. Apa mami tidak lihat... Kalau Alex sosok pria tampan yang sempurna? Jika Alex mau, bukan perkara sulit untuk mencari seorang wanita. Hanya saja, Alex menemukan wanita yang sempurna di mata Alex. Karena terkadang, mereka terlalu menjadi dan sangat memusingkan kepala. "
Mendengar jawaban putranya, membuat Renata naikin bertambah marah.
"Alex! Kamu tidak boleh berkata seperti itu mau sampai umur berapa kami menikah? Apa kamu mau di bilang perjaka tua? ApalagiGosip di kantor yang mengatakan, jika kamu itu penyuka sesama jenis, sungguh sangat memalukan pasti nanti mami akan jadi bahan ledekan teman-teman arisan mami."
Alex pun terdiam, ketika mendengar perkataan maminya barusan.
"Mami harus percaya sama Alex. Gosip itu tidak benar. Bukankah sudah Alex katakan, banyak wanita di luar sana yang antri mengejar Alex, jadi, Mami jangan mengkhawatirkan soal itu." Alex pun berusaha memberi pengertian kepada maminya. Karena wanita itu selalu mendesaknya untuk menikah."Ya sudah, kalau begitu kamu pilih salah satu dari mereka dan segera kamu nikahkan wanita, yang menjadi pilihanmu. Jika tidak menjadi pilihanmu. Jika tidak Mami yang akan mencarikannya untukmu, " acan Renata.
Mendengar hal tersebut, Alex segera menolaknya. Karena ia paling benci yang namanya perjodohan.
"Sebaiknya Mami tidak usah Repot-repot karena Alex bisa mencarinya sendiri." Jawab pria itu dengan sangat yakin.
Senyum pun terukir di wajah Renata. Ia pun segera memaafkan perkataan putranya barusan."Baik, secepatnya kamu harus memperkenalkan calon istrimu kepada Mami dan juga di hadapan orang banyak. Bukankah dia minggu lagi ulah tahun perusahaan? Mami akan menunggu kedatangan mu dengan seorang wanita yang menjadi calon istri mu, bukan Riko asisten pribadimu. "
Deg!
Alex hanya bisa meneguk saliva, ketika mendengar perkataan Renata barusan. Ia pun segera berpamitan, dengan alasan ada rapat penting yang harus ia hadiri. Karena jika terlalu lama berada di sana , ai yakin akan banyak permintaan aneh-aneh dari Maminya.Kini penampilan Alex biasanya perfect,berubah menjadi acak-acakan. Pria itu sudah berada di dalam mobil dengan dasi yang longgar, serta kemeja yang tidak beraturan. Melihat hal itu, seketika Riko pun bertanya.
"Bos, are you okey? "
Bersambung.
"No,l'm notif okay. Sebaiknya kita pulang ke Mansion dan segera siapkan air di bathtub-ku. Jangan lupa isi dengan bunga tujuh warna dan tambahkan aromaterapi. Karena aku perlu berendam untuk menang semua kesialan ku hari ini," Pemerintah Alex kepada asisten pribadi.
Sambil menyetir mobil Riko mengangguk, menyetujui permintaan CEO-nya tersebut. Ia pun segera menghentikan mobilnya di sebuah toko bunga, agar bisa membeli bunga tujuh warna, sesuai dengan pesanan Alex."Sebaiknya Anda tunggu di mobil saja,Bos,Saya akan pergi sebentar membeli bunga sesuai pesanan Anda," Ucap Riko yang mendapat anggukan dari CEO-nya tersebut.
Melihat Riko yang sudah turun dari mobil, Alex berubah berpikir. Ia berniat ikut masuk ke dalam toko bunga tersebut. Agar bisa memilih bunga sesuai dengan seleranya.
Pria itu pun segera berjalan menyusul Riko yang sudah pergi meninggalkannya. Namun, di saat ia hendak masuk ke dalam toko bunga. Tiba-tiba ada seseorang wanita yang berlari dengan kencang. Sambil berteriak."Awas! Minggir!" teriak wanita itu yang seperti tidak bisa menggerakkan larinya dan akhirnya menabrak Alex yang tidak siap untuk menghindari.
Bruk...!
"Auuuw...!"
Alex dan wanita itu sama-sama jatuh terpental ke aspal yang terjal.
Membuat jas mahal pria itu tergores aspal tersebut. Apalagi wanita itu jatuh tepat di atas dada bidangnya. Membuat lipstik yang dikenakan wanita itu, tercetak jelas di kemeja mahal Alex. Alex pun sangat marah. Ia langsung mendorong tubuh wanita itu, hingga terguling di aspal.
"Hei! Kau punya mata tidak? Akibat kecerobohan dirimu, pakaian mahal saya yang menjadi korb_"
"Stop pak! Saya tidak sengaja menabrak Anda. Jika Anda ingin mengomel, lebih baik di tunda dulu. Karena saya sepertinya flashdisk saya hilang. Sebaiknya Anda bantu saya mencarinya," Potong wanita itu, yang terlihat sangat panik. Alex pun langsung melonggarkan dasinya. Karena selama ia memimpin perusahaan besar,belum pernah ada yang memotong pembicaraannya atau memerintah dirinya. Riko yang mengetahui insiden itu, langsung berlari keluar dari toko bunga tersebut.
"Bos Anda tidak apa-apa?" Tanya Riko yang berusaha menahan senyumnya, saat melihat insiden itu secara langsung. Apalagi wajah kesel yang ditunjukkan oleh Alex, serta lipstik yang menempel di kemeja baju pria itu. Riko sangat yakin, jika Alex pasti marah besar."No, l'm not okay. Itu semua gara-gara wanita ceroboh itu, " Tunjuk Alex kepada wanita yang sedang asyik merangkak, untuk mencari flashdisk-nya yang hilang.
Riko pun berniat membantu Alex berdiri. Namun, dengan cepat pria itu menolaknya.
"Tidak perlu, saya bukan anak kecil yang harus kamu bantu untuk berdiri," Jawab pria itu dengan sarkas.
Riko pun menganggukan sambil membenarkan kecamatanya, yang bertengger di hidung mancung nya.
Sementara Alex, ia menatap tajam ke arah wanita yang menabraknya.wanita itu sangat cemas,sambil berusahalah mencari flashdisk yang jatuh. Akibat insiden tabrakan mereka barusan."Hai Nona apa kau tidak melihat apa yang sudah kau lakukan kepadaku? Apa kamu tidak punya niat untuk meminta maaf dan mengganti kemeja, serta jas ku yang rusak... Akibat kecerobohan mu itu?" Tanya Alex yang sangat marah, karena wanita itu seakan tidak perduli dengan keslahan yang ia perbuat.
Sementara wanita itu, ia dari tadi asyik mecari flashdisk-nya yang belum ketemu. Wanita itu semakin panik, melihat arloji yang lingkaran di pergelangan tangannya menunjukkan hampir jam dua siang."Maaf Pak. Sebaiknya Anda tunda dulu Marah-marahnya. Waktu saya tinggal 20 menit untuk tiba di ruang rapat. Sebaiknya Anda bantu saya untuk mencari flashdisk yang hilang. Karena ada file-file penting yang harus dipresentasikan," Pintar wanita itu yang kini sudah mengacak-acak rambutnya. Hingga membuat penampilan sangat menakutkan.
"Kau sudah ceroboh, tidak punya sopan santun. Enak saja kau menyuruhku untuk mencari flashdisk-mu. Apa kau tidak tahu siap aku?" Tanya Alex yang saat ini sudah berkacak pinggang. Kini wanita itu menghela napasnya secara kasar, sambil menatap ke arah pria yang baginya sangat menyebalkan.
"Ya, saya tidak tahu siapa Anda dan bagi saya itu bukanlah hal yang penting. Mau Anda alien sekalipun, saya sama sekali tidak perduli. Karena saat ini yang penting bagi saya...bagaimana menemukan flashdisk saya kembali?"
Riko yang berada di sana memilih untuk diam. Rasanya saat itu juga ia ingin ketawa terbahak-bahak. Ketika mendengar perdebatan antara CEO-nya dengan wanita tersebut. Hingga tanpa sengaja mata Alex tertuju pada flashdisk yang tergeletak di jalanan.
'Sepertinyq itu flashdisk yang dicari wanita ceroboh itu.'Alex berkata dalam hati, lalu dengan cepat ia mengambil flashdisk.
Ada perasaan senang yang pria itu rasakan. Karena ia berniat ingin membalaskan dendam akibat perkataan wanita itu."Ini flashdisk yang kamu maksud?" Tanya Alex, membuat Wanita itu langsung mengalihkan pandangannya.
Wanita itu langsung mengangguk antusias.
"Iya, itu flashdisk saya. Tolong kembalikan, pak. Soalnya sekarang saya harus pergi menghadiri rapat penting," Pintar wanita itu.
Namun tidak semudah itu bagi Alex untuk mengembalikannya. Karena wanita itu sudah menambah deretan kesiapannya hari ini.
"Tidak semudah itu, nona. Ini adalah balasan bagimu yang sudah mebuang-buang waktu berharga ku, serta pakaian mahalnya ku yang sudah kotor akibat kecerobohan mu." Setelah mengatakan kalimat itu, Alex langsung melempar jauh flashdisk tersebut.
Wanita itu sangat marah, lalu ia menatap Alex dengan tatapan tajam.
"Dasar crazy.. ! Jika kau sudah menikah aku do'akan istrimu berselingkuh, tapi jika kau belum menikah, aku do'akan kau akan menjadi perjaka tua selamanya!" Wanita itu pun mengeluarkan sumpah serapahnya oleh Alex. Alex sangat marah. Ia berniat ingin mengajar wanita itu. Karena sudah berani mengatasinya gila. Namun dengan cepat Riko menghentikan langkah.
"Bos, sebaiknya jangan Anda ladeni wanita itu. Karena satu setengah jam lagi, kita akan ada rapat penting. Apalagi Anda ingin berendem. Saya takut Anda bisa terlambat." Jelas Riko membuat Alex seketika menghentikan langkahnya.
Mendengar perkataan Riko, Alex hanya bisa mengumpat kesel."Aku harap ini pertama dan terakhir kali aku bertemu dengan wanita ceroboh itu. Jika aku bertemu dengannya sekali lagi, aku pastikan dia akan habis di tanganku."
***
Sementara di tempat lain, ada seseorang wanita yang berlari dengan tergesa-gesa. Wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan rapat, yang berada di perusahaan tempat ia bekerja.
Wanita tersebut bernama, Nara Arini. Wanita berusia 23 tahun, yang sering kali di pecat. Karena kecerobohan yang tanpa di sengaja ia lakukan. Ceklek
"Siang,semuanya.maaf, kedatangan saya agak sedikit terlambat," Ucap Nara yang merasa bersalah, lalu menundukkan kepala.
"Sedikit terlambat kamu bilang? Apa kamu tidak melihat ini sudah pukul berapa? Tanya Seno, yang merupakan bos dari wanita tersebut.
" Sekali lagi saya minta maaf, pak. Saya tadi pulang ke rumah, karena ingin mengambil flashdisk saya yang ketinggalan. Terus di jalan ada sedikit insiden, membuat saya harus datang terlambat, tapi Anda tenang saja.saya akan melakukan persentasi apa yang sesuai Anda ingin kan. Ketika Nara hendak berjalan ke depan melakukan presentasinya, dengan cepat Seno menghentikan langka wanita itu.
Tidak usah, rapat selesai. Karena saya tidak ingin menanggung malu di hadapan klien, akibat kecerobohan mu. Jadi, prestasi mu sudah di gantikan oleh rekan kerja yang lain sebaiknya sekarang juga, kamu antarkan surat pengunduran dirimu ke ruangan saya. "
Deg!
Bersambung.
"Pak Seno, saya mohon jangan lakukan itu. Saya berjanji akan bekerja lebih hati-hati lagi," Pinta Nara dengan nada memelas.
Namun, Seno sama sekali tidak ingin mentolerir kesalahan wanita itu lagi. Karena Nara sudah berkali-kali melakukan kecerobohan yang sama. Membuatnya merasa muak dengan hal tersebut.
"Saya bosan mendengar kalimat itu, setiap kali kamu melakukan kecerobohan. Sebaiknya segera angkat kaki dari perusahaan ini!
[8/1 21.02] Nur Aisyah: Setelah memberikan perintah dengan tegas, Seno segera pergi meninggalkan Nara dalam keadaan marah.
Kini Nara hanya bisa terduduk lemas di lantai, sambil mengacak-acak rambutnya secara kasar.
"Sudahlah Nara, jangan bersikap kekanakan seperti itu mulai sekarang kamu harus sedikit mengurangi kecerobohan mu. Jaki tidak, di mana pun kau bekerja, kau pasti akan selalu di pecat, " Nesa yang merupakan teman, sekaligus reken kerjanya.
[8/1 21.09] Nur Aisyah: "Stop Nesa. Sebaiknya kau jangan menceramahi ku. Sudah cukup aku menerima ceramah dari ayam jago itu. saat ini telingaku sudah hangat dan butuh istirahat, " Jawab Nara yang segera pergi meninggalkan temannya tersebut.
Ayam jago di sebut Nara adalah Seno, yang merupakan bosnya dikantor. Naro memberikan gelar tersebut, kerena Seno menyisir rambut nya ke depan. Mirip dengan jambul yang dimiliki oleh ayam jago.
Nesa yang mendengar perkataan temanya barusan hanya bisa menggelengkan kepala. Karena cuma Nara yang berani memberikan gelar tersebut, kepada bos mereka.
[8/1 21.32] Nur Aisyah: ***
Saat ini Nara sudah berada di dalam ruangan. Ia segera membuat surat pengunduran diri dan membereskan barang-barang pribadi miliknya, sambil mengumpat Seno habis- habisan.
"Baru punya perusahaan kecil saja sudah belagu. Awas kau ayam jago. Suatu saat nanti akan beli perusahaan mu." Nara berkata dengan sombongnya, sambil menyambut salah satu lubang hidungnya yang kini mimisan dengan menggunakan tisu.
Tak lama kemudian,Nara pun selesai membereskan semua barang-barang pribadi miliknya. Ia pun segera berjalan ke ruangan Seno, sambil membawa barang-barang pribadinya tersebut. Karena wanita itu berniat ingin menyerahkan surat pengunduran diri kepada pria itu.
Seno yang saat ini sedang memeriksa bebrapa berkas penting, sangat terkejut melihat penampilan Nara sedikit acak-acakan, sambil membawa kardus di dalam gendongan nya.
"Ada perlu apa kamu datang ke ruangan saya? " Tanya Seno dengan tatapan mengintimidasi.
Namun Nara sama sekali tidak takut. Karena sebentar lagi ia akan menjadi mantan sekretaris perusahaan tersebut.
"Begini ayam ja-"
Sejenak Nara pun terdiam, sambil, sambil merubah panggilannya. Karena tadi ia hampir saja keceplosan.
"Ayam? Sebenernya apalagi yang ingin kamu sampaikan sekertaris ceroboh? " Tanya Seno yang kini sudah melipat kedua tangannya sambil menyandarkan tubuh di kursi kebesaranya dan menatap tajam ke arah wanita itu.
[8/1 21.49] Nur Aisyah: Nara segera mengambil surat pengunduran diri yang ia letakan di dalam kardus dan di serahkan nya kepada pria tersebut.
"Sesuai permintaan Anda, saya sudah membuat surat pengunduran diri dari perusahaan ini. Jadi saya ingatkan, Anda jangan lupa mentransfer gaji terakhir, serta pesangon saya.kalau begitu saya permisi. "
"Dasar wanita aneh. Baguslah jika dia sudah resign dari Antika Group. Karena jika terlalu lama aku memiliki sekertaris seperti wanita itu, bisa-bisa aku mendapatkan serang jantung mendadak. " Seno akhirnya bisa bernapas lega. Karena wanita yang mampu membuat emosinya naik turun sudah mengundurkan diri.
***
Saar ini Nara segera keluar dari perusahaan tersebut, sambil membawa kardus berisi barang-barang pribadinya. Banyak pasangan mata yang menatap heran ke arah wanita itu. Karena penampilannya kini bagaikan singa yang siap menerkam mangsanya.
"Nara tunggu! " Teriak Nesa yang berlari menghampiri teman tersebut.
Nara pun membalikan tubuhnya, dengan wajah malas menatap ke arah wanita itu.
"Ada apa Nesa? Jika kau ingin menahesatiku lagi, sebaiknya tidak usah. Karena saat ini aku butuh pekerjaan, bukan butuh nasehat," ucap Nara yang menghela nafas secara kasar, sambil meniup poninya.
[8/1 22.07] Nur Aisyah: Nesa yang sudah tahu sifat temannya itu, tidak ambil pusing. Ia langsung memeluk Nara dengan begitu berat.
"Aku hanya turut prihatin dengan keadaanmu, Nara. Aku akan selalu berdoa, supaya kau secepatnya mendapatkan pekerjaan. Cayo, Nara! " Nessa berusaha menyemangati temannya itu sambil tersenyum.
Nesa yang begitu perhatian, segera memperbaiki rambut, serta pakaian yang dikenakan oleh temannya. Agar tidak terlihat acak-acakan.
"Selesai.kalau begini kan, kau terlihat lebih tapi. Mulai sekarang, kau harus menenjaga penampilanmh Nara. Ingat kau itu seorang sekertaris. Walau terkadang, kau sedikit ceroboh, hehehe.
Nara pun memberengsus, ketika mendengar perkataan temannya itu barusan.
" Hey mukanya jang ditekuk seperti itu dong. Apa yang aku katakan tadi adalah fakta. Aku harap kau bisa berubah, Nara, "pintar Nesa sambil memgemgam tangan sahabatnya.
Nara akhirnya mengangguk lalu memeluk sahabatnya tersebut.
" Aku akan usahakan, terimakasih atas nasehatmu. Kalau begitu aku permisi dulu. Jaga dirimu baik-baik, selamat bekerja dengan si ayam jago. "
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Nara segera membalikan tubuh nya. Membuat Nesa hanya menggelengkan kepala, melihat kelakuan sahabatnya.
***
Saat ini di jalan, Nara sedikit kebingungan. Jika harus pulang ke rumah sambil bawa barang-barang pribadinya. Ia takut akan mengecewakan kedua orang tuanya.
[8/1 22.21] Nur Aisyah: Karena semenjak ayahnya mengalami kebangkrutan, hanya Nara yang di harapankan membantu perekonomian keluarga karena adik laki-lakinya, masih bersekolah.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Dimana lagi aku harus mencari perusahaan yang mau menerima ku bekerja? " Tanya wanita itu dalam hati, sambil terus berpikir.
Nara pun memutuskan utuk duduk di salah satu bangku taman, yang barada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dari tadi ia asik berpikir, sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
Namun tanpa di sangka Nara melihat seorang pria yang begitu di bencinya, sedang berjalan ber gendang tangan dengan wanita, yang dulu pernah menjadi selingkuhan.
"Arvin," Ucap Nara lalu dengan cepat wanita itu berlari dan sembunyi dibalik bangku taman tersebut.
"Semoga saja mereka tidak melihatku, "pinta wanita itu yang merasa khawatir. Karena Arvin dan wanita yang sedang bersamanya, sedang berjalan menuju ke arah dirinya.
Sejenak Arvin menghentikan langkahnya. Ketika melihat kardus yang di dalamnya berisi buka, yang sudah tidak asing lagi di mata pria itu. Arvin pun berniat ingin mengambil buku tersebut. Namun wanita yang berada di samping nya langsung melarang.
[8/1 22.33] Nur Aisyah: "Sayang apa yang sedang kamu lakukan? Nanti dikira kamu mencuri. Cepat taruh buku itu. Lebih baik kamu sekarang temani aku ke salon. Soalnya aku sudah lama tidak minicure, pedicure, " Pinta wanita itu dengan nada manja. Membuat Nara ingin muntah saat mendengarnya.
"Cuuiih! Minicure, pedicure, dasar belagu. Biasanya juga memotong kuku dengan pisau kater.sekarang kena batunya si Arvin. Dia bagaikan kerbau yang ditusuk hidungnya. Hmm. Tapi sukurlah mereka berdua sudah pergi. Ternyata wanita manja itu yang menjadi kekasihnya. Jika dibandingkan diriku, jelas wanita itu kalah banyak," Umpat Nara yang merasa tidak suka. Karena dulu Arvin adalah kekasihnya. Yang berselingkuh dengan wanita tersebut.
Di balik kursi taman, Tiba-tiba ada suara pria yang memanggil namanya.
"Nara? Kamu Nara kan?
Apa yang sedang kamu lakukan di situ? "
Deg!
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!