California, Juli 2019.
Suara langkah kaki seorang pria dengan postur tubuh proporsional nya. Dia melangkah dengan gagah menuju sebuah ruangan VIP. Kini dia berada di sebuah club malam bernama Diamond. Club malam itu terkenal dengan Disk Jockey nya yang tak hanya cantik, tapi dia juga mahir membuat suasana menjadi lebih menarik.
Dua orang bodyguard membukakan dia pintu. Pria itu masuk ke dalam ruangan yang pencahayaan nya begitu minim. Lampu kerlap kerlip yang membuat mata pusing, serta suara dentuman musik yang nyaring. Di dalam ruangan itu sudah ada tiga orang pria yang tidak kalah tampan dari pria itu. Mereka masing masing merangkul wanita seksi sambil meminum segelas wiski dan tak jarang mereka juga bersulang bersamaan.
“Hei, coba lihat? Kaisar Shareef, sahabatku ... kenapa kau lama sekali datang nya?” sapa salah satu pria itu yang bernama Bryan.
Ia berdiri dan menghampiri pria yang baru saja datang itu. Merangkul dan menarik nya untuk duduk di sofa yang kosong.
“Lepaskan tangan mu dariku! Kau membuat kemeja ku berantakan,” kata pria itu dengan ketus sembari menepis tangan pria bernama Bryan. Yang sudah tingkat kemabukkan nya hampir maksimal. Nampak dari wajah nya yang merah dan matanya yang sayu.
“Kalian, kenapa memilih tempat ini? Aku belum pernah kemari sebelumnya,” kata pria itu lagi. Ia memandang sekeliling, memperhatikan keunggulan dari ruangan VIP itu.
Kaisar Shareef, seorang Billionare muda. Diusia nya yang baru menginjak 28 tahun. Ia sudah memegang kekuasaan atas perusahaan kontruksi dan tambang emas di beberapa negara. Nama nya sudah dikenal di kalangan bisnis. Namun, hanya nama saja tapi wajah dari Kaisar sangat jarang ada yang tahu.
Bukan hanya kaya dan memiliki perusahaan ternama. Dia juga memiliki wajah tampan, bak seorang aktor Hollywood. Tingginya yang semampai, dengan gaya rambut sedikit gondrong , bertubuh kekar, dan bahu yang tegap.
Kaisar memiliki bola mata coklat dengan tatapan tajam seperti elang. Akan tetapi, ada kalanya tatapan nya itu bisa menjadi sangat memabukkan kaum wanita.
Sayang sekali, keindahan itu hanya nampak diluar saja. Kaisar Shareef sang Casanova yang hampir menghabiskan setiap malam nya di sebuah club malam. Mabuk mabukan dan ditemani para wanita seksi, bersama ketiga sahabatnya yang bernama, Bryan Adams, Kyle Walker, dan Pedro Javier. Pria-pria tampan yang juga memiliki perusahaan terbaik di California. Namun tidak ada yang mengalahkan kekayaan dan kejayaan yang Kaisar miliki. Mereka masih jauh dibawah nya.
Namun meskipun begitu, jujur Kaisar tidak pernah meniduri wanita wanita yang setiap malam menemaninya. Malahan dia hanya memberikan wanita wanita itu uang, dan membelanjakan mereka barang barang mewah. Kaisar menganggap semua itu hanya sebuah permainan yang mengasyikkan. Merefresh otak dari penatnya seharian bekerja.
Bagi Kaisar, dirinya sendiri sangat berharga. Karena itu dia tidak akan memberikan dirinya sendiri kepada sembarang wanita. Apa lagi jika wanita itu adalah pekerja sosial malam. Mereka hanya sebuah mainan dianggap oleh Kaisar.
“Sudah lah, Kai. Tempat ini tidak kalah menarik,” kata Kyle yang menepuk tangan nya sekali.
Sedetik kemudian, pintu kembali terbuka. Kaisar menatap kearah dua wanita cantik bertubuh seksi. Masuk ke dalam dengan langkah gemulai dan tatapan menggoda.
Kaisar tersenyum tipis merangkul kedua wanita itu yang duduk tepat disebelah kanan dan kirinya. Ditatap nya wanita di sebelah kanan yang berambut panjang dan memakai gaun hitam dengan dada yang terbuka. Saat wanita itu mendekat dan ingin mencium bibirnya. Kaisar mengalihkan pandangan nya.
“Cheers,” kata Kaisar meraih gelasnya dan mengangkat nya ke udara.
“Cheers.” Sahut ketiga teman nya yang lain. Mereka meneguk isi gelas masing masing.
“Bibir ku terlalu berharga untuk kau cicipi, Sayang.” Kaisar mengelus pipi wanita tersebut. Lalu dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku jas. Memberikan nya secara cuma cuma kepada wanita yang wajahnya manyun itu.
“Thank you, Baby. Kau yang terbaik,” kata wanita itu dengan wajah menggoda. Jemarinya yang lentik bermain di dada Kaisar.
Kaisar hanya bisa mendesah, merasakan permainan tangan wanita itu di dadanya. Namun sayang sekali, tidak ada reaksi apa pun pada junior nya yang dibawah. Kaisar tidak bernafsu kepada wanita itu.
“Kai, bagaimana tentang proyek di distrik 76?” tanya sahabatnya Kyle.
“Yah, seperti itu. Kau terlalu lamban dan lembek pada pekerja mu. Seharusnya kau bisa lebih bermain dengan bonus,” sahut Kaisar dengan santai sambil meneguk kembali minuman nya.
“Janjikan mereka bonus, jika mereka mulai tergiur ... kau tuntut secara maksimal kinerja mereka,”lanjutnya dengan seringaian miring yang begitu licik.
Kyle memikirkan sejenak perkataan Kaisar. “Kau benar, Kai ... kau memang pebisnis sejati, ayo bersulang untuk kesuksesan mu kawan,” kata Kyle bersemangat.
“Cheers.”
***
Malam semakin larut. Mereka berempat dengan ditemani wanita wanita seksi tadi. Keluar dari ruangan VIP. Menuju ballroom tempat luas yang disetiap sudutnya terdapat meja Bartender minuman. Sedangkan ditengah-tengah nya, terdapat sebuah panggung khusus. Tempat Disk Jockey atau sebut saja DJ memainkan musik nya.
Kaisar dan para sahabat nya duduk di meja Bartender yang letaknya tepat di depan panggung. Mereka ingin menyaksikan penampilan dari DJ yang begitu terkenal di club malam itu. Terkenal akan kemahiran nya memainkan piringan hitam yang membuat semua orang yang mendengarkan musiknya, terbuai dan merasa puas jika berkunjung ke club malam itu.
“Aku penasaran dengan nya,” kata Bryan yang pandangan matanya kesana kemari. Mencari-cari sosok DJ yang dimaksud.
“Kau benar, katanya dia sangat cantik dan seksi,” sahut Kyle si mata keranjang. Meskipun kini dia tengah menggandeng dua wanita cantik dan seksi sekaligus. Namun, tetap saja dia penasaran dengan sosok DJ itu.
Kaisar hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Sedangkan Pedro hanya diam dan ikut tersenyum bersama Kaisar. Pedro tipe lelaki yang pendiam dan tertutup. Karena sifat nya yang introvert dia tidak memiliki pacar. Hingga orang tuanya menjodohkan nya pada anak teman bisnis. Pedro tidak menolak saat dijodohkan.
“Ayo semua, beri sambutan kepada DJ Fabricia. Malam ini kita akan dimanjakan oleh musik yang dia mainkan,” kata MC yang mulai membuka acara. Dengan mic yang menggema.
Sontak semua pengunjung langsung bersorak ria dan bertepuk tangan. Untuk menyambut DJ Fabricia yang di sebutkan tadi.
Kaisar mengerinyit sambil menyesap rokok yang ada di tangan nya. Menatap wanita bergaun merah selutut tengah berjalan menaiki panggung. Rambutnya yang berwarna blonde keemasan, dibiarkan panjang terurai. Ditambah dengan lekukan tubuhnya yang begitu indah, bak gitar spanyol. Membuat mata Kaisar tidak bisa berpaling darinya.
“Wanita itu sangat cantik, aku suka.”
Itulah kata kata yang terbesit dibenak Kaisar saat itu. Bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis. Tanpa sadar tangan nya yang merangkul wanita seksi tadi, kini sudah terlepas. Kaisar menginginkan wanita cantik yang tengah berdiri di atas panggung itu.
Club malam Diamond, pukul 21 pm.
Seorang wanita baru saja datang. Dia berjalan dengan anggun dan berlenggak lenggok seperti model. Memasuki pintu depan club malam tersebut.
Senyuman manisnya yang memiliki selipan gingsul, dan lesung pipi. Terus ia tampilkan selama perjalanan menuju ruangan khusus miliknya. Semua pasang mata yang berpapasan oleh dirinya, tidak bisa berpaling akan kecantikan nya.
Terutama pada semua pria, yang dia lewati. Pria pria itu akan menyapa nya dengan lembut. Bahkan ada yang sempat sempatnya menyalimi dan mengecup punggung tangan nya. Sembari melontarkan kata kata pujian dan sanjungan padanya. Akan tetapi, dia tidak menanggapinya dengan serius. Karena itu semua sudah biasa, dia hadapi hampir setiap harinya.
Dialah, Fabricia Winter. Wanita cantik berusia 31 tahun. Dia bekerja di club malam Diamond sebagai seorang Disk Jockey. Sudah hampir tiga tahun dia menggeluti pekerjaan itu. Setelah perceraian nya 6 tahun yang lalu.
Winter harus kerja banting tulang, untuk membiayai kehidupan nya. Menjadi seorang Single Mother, tidak lah mudah untuk Winter. Di tahun pertama setelah perceraian. Winter mengalami masa-masa yang sangat sulit.
Tidak ada keluarga yang mau membantunya. Bahkan disaat itu semua keluarganya menjauh, mereka tidak menganggap Winter dan anak nya sebagai anggota keluarga.
Winter hampir putus asa. Merasa tidak sanggup dengan kehidupan nya yang sudah berantakan. Suami yang selingkuh, hingga perceraian jalan nya. Dia harus membesarkan anak nya yang baru berusia satu tahun sendiri. Apapun pekerjaan dia lakukan asal itu masih dibatas wajar. Meskipun status nya yang seorang janda, Winter tidak ingin orang menganggap dirinya rendah.
Banyak teman teman yang menawarkan nya pekerjaan ringan dengan bayaran tinggi. Dengan satu kata, ‘Tidak’. Winter menolak tawaran tersebut. Karena dia tidak ingin menjadi murahan. Apa kata keluarga nya nanti? Atau kata mantan suami nya, jika tahu Winter menjual dirinya. Tentu saja Winter tidak ingin itu terjadi.
Winter lebih memilih hidup susah dari pada harus seperti itu. Dan akhirnya, keajaiban datang. Seorang teman lama datang. Mungkin lebih tepatnya mantan pacar nya waktu SMA. Ia bernama Sean Gelael.
Winter dan Sean memiliki umur yang setara. Sampai sekarang pun Sean belum menikah. Tanpa meminta balasan, dia yang selama ini membantu Winter. Hingga menjadi Disk Jockey yang hebat seperti sekarang.
Cklek.
Winter membuka pintu ruangan khusus yang tertulis di pintu itu ‘DJ Fabricia’. Senyuman nya berubah ketika dia masuk dan menutup pintu kembali dengan rapat. Winter menghela nafas lega dan menjatuhkan tubuhnya disofa berwarna merah muda di sudut ruangan.
“Sial, gara-gara pria tua gila itu aku jadi terlambat!” umpatnya kesal. Karena saat diperjalanan menuju Club malam. Mobil Winter tidak sengaja menyerempet mobil pria tua yang galak nya minta ampun. Ada setengah jam dia berurusan dengan pria tua tersebut.
“Winter, sudah mau mulai giliran mu. Sebaiknya kau cepat ganti baju.” Seorang wanita masuk kedalam ruangan nya. Sambil membawa sebuah gaun berwarna merah ditangan nya. Kemudian meletakkan nya di atas meja di depan Winter.
Winter menghela kembali nafasnya melihat gaun itu lagi dan lagi. Setiap kali memakai gaun itu, Winter selalu merasa kemolekan tubuh nya terlalu nampak. Rugi sekali pikirnya, harus mempertontonkan keindahan tersebut secara gratis.
“Sudah lah, gak usah cemberut gitu. Lagi pula bayaran mu malam ini tinggi,” celetuk wanita itu lagi karena melihat wajah manyun dari Winter.
Winter menatap wanita yang sudah menjadi sahabatnya selama kurang lebih dua tahun belakangan. Dia adalah Esmeralda, atau sebut saja dia Esmee.
“Apa maksudmu? Memangnya malam ini ada siapa yang datang?” tanya Winter dengan dahi mengkerut.
“Kau tak tahu? Malam ini seorang Billionare muda pemilik Shareef Company ada di club malam ini,” jawab Esmee dengan bersemangat. Ia meraih tangan Winter dan menarik nya untuk berdiri.
“Huft, sangat membosankan. Kapan aku bisa mendapat pekerjaan yang tenang? Hingga aku visa pergi dari tempat ini.” Winter menghela nafas lelah, sambil membuka satu persatu pakaian yang dia pakai. Lalu menggantinya dengan gaun merah yang dibawa oleh Esmee.
“Woah, kau memang the best woman, Winter.” Esmee berdecak kagum melihat kecantikan sahabatnya itu.
Gaun merah itu memang membuat Winter semakin bersinar. Bukan hanya cantik tapi Winter juga begitu seksi. Esmee merasa begitu iri dengan kemolekan tubuh Winter.
“Apaan sih? Lagian aku sangat tidak suka dengan gaun ini,” sahut Winter dengan malasnya.
“Hahaha, ingat kau melakukan ini untuk siapa? Untuk Kiara kan, kalau begitu kau harus rela mengenakannya malam ini,” ucap Esmee terkekeh. Dia menarik Winter keluar dari ruangan tersebut. Menuntun nya menuju belakang panggung. Ketika MC mulai memanggil namanya.
“Ayo semua, beri sambutan kepada DJ Fabricia. Malam ini kita akan dimanjakan oleh musik yang dia mainkan,” kata MC yang mulai membuka acara. Dengan mic yang menggema.
Dengan anggunnya Winter naik ke atas panggung. Berlenggak bagaikan model, melambaikan tangan dengan senyuman yang merekah. Winter menatap satu persatu wajah para tamu. Di kegelapan lampu yang berkelap-kelip. Namun matanya tertuju kepada seorang pria dengan wajah tampan dan senyuman menawan.
“Apakah meja itu dihuni oleh para Billionare muda? Mereka semua sama tampan nya. Namun, aku tidak perduli ... yang jelas sekarang aku harus bermain dengan baik,” gumam Winter.
Winter tersenyum dan melambai genit kearah meja bartender yang berada tepat di depan panggung. Yang ditempati oleh empat pria tampan. Winter mengedipkan satu matanya. Sengaja meninggalkan kesan bersahabat kepada empat pria itu. Benar saja, keempat pria itu tidak berhenti menatap kecantikan Winter.
***
Disisi lain.
Kaisar terus tersenyum. Matanya terus mengikuti langkah kaki Winter yang menuju meja tempat dia memainkan musiknya.
“Dia sangat cantik, dan juga seksi,” decak kagum Bryan yang matanya tak berhenti menatap Winter.
“Kau benar, dia sangat mengagumkan,” sahut Kyle tak kalah terpukau oleh Winter.
Kaisar menoleh ke arah dua sahabatnya yang mata keranjang itu. Menatap sengit, sambil meraih gelas dan meminumnya secara kasar. Membuat Bryan dan Kyle harus menelan salivanya, merasa tertekan dengan tatapan menyeramkan Kaisar.
“Kyle, sepertinya kita kalah. Jika seorang Kaisar sudah menginginkan seorang wanita. Dia pasti akan mendapatkan nya, dan kita sudah tidak punya harapan lagi,” ucap Bryan merangkul Kyle dengan menatap melas ke arah Kaisar.
Kaisar tersenyum miring melihat kedua sahabat nya itu. Namun ketika dia hendak beranjak dari kursinya, ada seorang wanita yang berjalan sempoyongan. Dia menabrak Kaisar dan tidak sengaja menumpahkan minuman pada kemeja Kaisar.
“Tuan, maafkan aku,” ucap wanita itu.
Kaisar menatap wanita itu dengan tajam. Tentu dia marah, Kaisar menarik nafas panjang. Lalu membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Karena malam ini suasana hatinya sedang baik. Dengan kehadiran Winter. Kaisar melepaskan wanita yang sudah membuat kotor pakaian nya.
Kaisar menoleh ke arah para sahabatnya yang tertawa cekikikan. Menertawakan pakaian nya yang rapi kini basah terkena minuman. Bayangkan seorang Kaisar Shareef dengan kemeja kumal dan penuh bercak merah minuman.
“Jika kalian tidak diam, aku akan membatalkan semua kerja sama dengan perusahan kalian masing-masing.”
Ancaman Kaisar sontak membungkam mulut ketiga sahabatnya itu. “Baiklah, kami akan diam.”
“Aku akan segera kembali,” ucap Kaisar kesal seraya berlalu pergi.
Di toilet club malam.
Kaisar berdiri di depan cermin wastafel. Memperhatikan kemeja nya yang berantakan. Ia pun membuka keran dan membasahi tangan nya. Kemudian mengusap bercak merah yang disebabkan anggur merah di bagian lengan kemejanya.
Meskipun tidak mau hilang, paling tidak warna nya sedikit buram. Kaisar menyesal tidak membawa pakaian ganti di mobilnya. Dan sudah hampir tengah malam dia tidak mungkin menelpon sekertaris nya. Karena Kaisar tidak mau mengganggu jam istirahat sekertaris nya. Ia pun memilih mengalah dan membiarkan lengan nya kotor.
Kaisar keluar dari dalam toilet. Namun saat hendak kembali ke meja tempat para sahabatnya. Betapa sialnya, lagi-lagi dia menabrak seorang wanita. Karena pencahayaan yang begitu minim. Membuat semua orang bisa mengalami hal yang sama dengan nya. Menabrak seseorang atau tertabrak.
“Awwwh,” teriak wanita itu. Tubuhnya terputar dan terhuyung jatuh ke lantai.
Namun dengan cepat Kaisar meraih pinggul ramping wanita itu. Sebelum terjatuh ke lantai. Kaisar tersenyum tipis menatap bola mata indah milik wanita yang kini ada di dalam dekapan nya.
“Hai,” ucap Kaisar.
Wanita itu mengerutkan dahi, dia mendorong Kaisar menjauh dari tubuhnya. “Kau, bisa lihat-lihat tidak jika berjalan? Hampir saja aku terjatuh, apa kau mau tanggung jawab jika terjadi sesuatu padaku tadi?” gerutu wanita itu.
Kaisar tidak bergeming. Dia malah menikmati gerutuan wanita itu, yang di dengarnya seperti alunan musik yang merdu. Dia tersadar saat wanita itu menjentikkan jari didepan wajahnya.
“Maaf, aku tidak sengaja. Lagi pula kau tidak apa-apa bukan?” kata Kaisar seraya memperbaiki kemejanya.
Wanita itu mendengus kesal dengan sikap santai Kaisar. “Kau, dasar pria selalu saja bersikap seperti itu kepada wanita!”
“Lihatlah, gaun ini hingga robek karena kau tarik!” tuduh wanita itu.
“Hei, aku membantumu, Nona. Jika aku tidak menarik mu, bisa saja sekarang ini kaki mu patah karena terjatuh.” Kaisar tidak terima di tuduh seperti itu.
“Itu salahmu, karena kau yang menyebabkan aku hampir terjatuh,” sahut wanita itu.
Kaisar malah tersenyum dan melangkah semakin dekat dengan wanita tersebut. Dia menghimpit tubuh wanita bergaun merah ketat tersebut ke di dinding. Yang tak lain wanita itu adalah Winter.
“Apa yang kau lakukan?” decak Winter.
Dia panik saat Kaisar membuat tubuh mereka berhimpitan. Kaisar tersenyum nakal merasakan gundukan kembar yang menyentuh dadanya.
“Ya, dasar mesum! Menyingkir dariku!” Winter marah dan mendorong Kaisar menjauh. Lalu dia pergi meninggalkan Kaisar, dengan jari tengah yang dia acungkan ke arah Kaisar.
“Dasar pria mesum, sangat menyebalkan!”
Kaisar tersenyum mendengar gerutuan Winter. Dia merasa Winter adalah wanita yang sangat menarik. Terlebih senyuman nya itu membuat Kaisar tanpa sadar berdebar. Baru kali ini dia di perlakukan kasar oleh seorang wanita. Jika biasanya setiap wanita akan berlomba-lomba untuk dia sentuh. Tapi Winter malah mengacungkan jari tengah kepadanya.
“Sangat menarik,” gumam Kaisar tersenyum miring.
***
Kaisar kembali duduk bersama sahabat-sahabat nya. Dia menyesap rokok nya dan meneguk segelas anggur sesekali. Matanya mencari-cari keberadaan Winter yang tidak terlihat sejak berpapasan dengan nya tadi.
Beberapa saat kemudian. Dua orang wanita datang menghampiri mereka berempat. Wanita wanita itu ternyata adalah Esmee dan Winter.
“Hai, kalian tamu VIP kami yang ingin berkenalan dengan DJ Fabricia bukan?” ucap Esmee tersenyum manis. Sedangkan Winter yang ada di sebelahnya hanya memasang wajah biasa, malah terkesan dingin.
Kyle, Bryan dan Pedro saling menatap dan ketiganya menatap ke arah Kaisar. Kaisar hanya terkekeh sambil menyesap rokok nya kembali. Lalu pandangan nya dengan Winter bertemu. Wanita itu langsung cemberut dan menatap sengit dirinya.
“Kau! Sedang apa kau disini?” seloroh Winter yang tidak suka dengan Kaisar.
“Esmee, bukan kah kau bilang ini tempat para tamu VIP? Tapi kenapa ada pria mesum ini sih?” bisik nya kepada Esmee. Namun, suaranya bisa di dengar oleh yang lain.
Kaisar kembali menatap para sahabat nya yang terkekeh dengan ucapan Winter. Pria mesum? Sungguh tidak biasa, bisa-bisanya dia dikatai mesum. Mau ditaruh dimana mukanya saat ini.
“Kau ini jangan sembarang bicara dong! aku juga tidak tahu siapa pria itu. Mungkin saja dia si Billionare yang aku bilang tadi,” bisik Esmee kembali.
Kaisar tersenyum miring, dia mulai memikirkan sesuatu di kepalanya. Dia pun menatap Pedro dengan seringaian licik. Pedro membulat dia menatap tidak mengerti ke arah Kaisar.
“Eehmm, silahkan Nona. Perkenalkan ini dia Tuan Shareef.”
Ketiga sahabatnya terbelalak mendengar perkataan Kaisar yang mengatakan bahwa Pedro adalah Tuan Shareef dan bukan dirinya. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Kaisar, para sahabatnya nya bisa diam.
“Oh benarkah? Lalu anda siapa?” tanya Esmee. Yang mulai memperhatikan Kaisar dari atas sampai bawah.
“Perkenalkan saya Kai supir pribadi Tuan Shareef, benar kan Tuan.” Kaisar menjulurkan tangan nya sambil melotot ke arah Pedro.
Pedro terkejut. “Hehehe, benar dia adalah supir pribadiku,” sahut Pedro tersenyum sumbang.
Kyle dan Bryan tertawa mendengar Kaisar mengatakan dirinya sebagai seorang supir pribadi. Permainan apa yang akan dilakukan seorang Kaisar Shareef pikir mereka.
Esmee melewatkan tangan Kaisar dan malah menjabat tangan Pedro. Kaisar hanya tersenyum mendapat perlakuan itu, dia pun menarik kembali tangan nya. Tentu saja, tidak ada wanita yang mau dekat kepada seorang supir pribadi saja. Jika bisa berkenalan dengan Tuan nya, kenapa harus supir pikir Esmee.
Esmee pun berkenalan dengan ketiga sahabat Kaisar. Ia hanya memperhatikan saja, tidak ada rasa sakit hati. Malah dia semakin merasa permainan ini sungguh menarik.
Begitu pun juga dengan Winter. Dia menjabat dan berkenalan kepada Bryan, Kyle, dan Pedro yang diketahui adalah Tuan Shareef. Padahal mereka berdua tidak tahu, bahwa sedang dikerjai oleh Tuan Shareef yang aslinya.
Kaisar berlalu pergi sambil membawa rokoknya. Dia meninggalkan para sahabatnya dengan dua wanita cantik itu. Memilih merokok di balkon sambil menikmati pemandangan kota dimalam hari.
Kaisar tersenyum tipis ketika mendengar suara langkah kaki dengan sepatu hak. Tentu saja, seorang wanita. Dan Kaisar tahu siapa wanita itu.
“Kau sudah masuk dalam perangkap ku,” gumam nya pelan.
Winter meraih rokok yang terselip di bibir Kaisar. “Pemandangan disini memang sangat indah,” ucapnya.
Kaisar menatap Winter yang menyesap rokok bekasnya. Tatapan Kaisar tertuju pada leher jenjang Winter dan naik ke bibir wanita itu. Ketika menyesap dan menghembuskan gumpalan asap rokok di udara. Sungguh seksi dan menawan, Kaisar semakin terpesona.
Winter pun menyodorkan rokok itu kembali kepada Kaisar. “Ini punyamu.”
Kaisar menatap rokok itu dan bibir Winter secara bergantian. Jika biasanya dia saja tidak mau berciuman kepada sembarang wanita. Lalu satu rokok bersama apa bedanya itu dengan berciuman. Ambil atau tidak, itu yang ada dipikiran Kaisar.
Ia pun meraih rokok itu dari tangan Winter. Menatap bekas noda merah lipstik milik Winter disana. Winter yang melihat hal itu mengerutkan dahinya, heran.
“Ada apa? Kau jijik padaku? Hahaha, tenang saja aku tidak punya penyakit mematikan. Kau tidak akan mati hanya karena satu rokok dengan ku,” ucap Winter tertawa.
Kaisar tersenyum tipis dia pun menggeleng. Lalu menyesap rokok tersebut, tepat di bekas noda merah lipstik milik Winter.
“Apa yang sedang kulakukan? Wanita ini benar-benar sangat menarik,” batin Kaisar.
“Namaku Winter...”
Kaisar tertegun ketika Winter menjulurkan tangan kepadanya. Apakah wanita ini mengajaknya untuk berkenalan.
“Apa seorang supir seperti ku, memiliki hak untuk berkenalan dengan wanita cantik sepertimu?” ucap Kaisar.
“Hahaha, kau ini lucu sekali. Supir juga manusia, dan aku tidak pernah memandang seseorang dari pekerjaan nya, tapi jika kau tidak mau ya sudah.”
“Aku Kaisar,” ucap Kaisar dengan meraih tangan Winter.
Kaisar merakan dingin nya tangan wanita itu, meskipun sangat lembut. Dia tidak mengira bahwa tangan Winter akan sedingin itu.
“Tangan nya sangat dingin, sedingin namanya, Winter,” gumam Kaisar.
Kaisar semakin ingin mendapatkan Winter. Wanita itu sudah membuat dirinya tertarik. Kaisar Shareef, apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan. Apapun caranya, dia akan melakukan nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!