NovelToon NovelToon

Kehidupan Kedua

Bab 1. Pulang kampung

Suasana sebuah bandara di ibukota tampak sangat ramai. Tampak seorang wanita yang cantik dengan dandanan modis meskipun memakai hijab. Senyum manisnya mengembang dan merekah seindah bunga mawar.

Namanya, Julia. Wanita yang menjadi TKW di Hongkong selama 5 tahun itu, kini bisa menghirup udara segar, dalam negerinya sendiri. Harapannya untuk bisa berkumpul dengan suaminya kembali, sangatlah besar.

Julia sengaja tidak memberitahu kepulangannya kepada sang suami. Dia ingin memberi kejutan. Tetapi rasa rindunya membuatnya memberitahukan kepada suaminya bahwa hari ini dia pulang dan sudah sampai di bandara.

Julia menyewa sebuah mobil online untuk membawanya pulang kerumahnya. Julia ingin melihat, rumah yang sudah suaminya bangun dari hasil jerih payahnya bekerja di luar negeri. Jika sesuai foto yang dikirimkan, rumahnya terlihat bagus dan Julia sangat menyukainya.

Setelah setengah hari perjalanan, sampailah Julia di sebuah rumah yang terlihat tidak asing baginya. Yah, sebuah rumah yang fotonya sering dikirimkan padanya oleh suaminya. Setelah pak sopir menurunkan barang milik Julia, Julia segera membayar biaya perjalanan pada pak sopir. Mobil itupun berlalu pergi.

Suami Julia bernama Danang. Pria yang sangat baik dan merupakan cinta pertama Julia. Mereka menikah 6 tahun lalu. Kala itu, kehidupan mereka sangatlah serba kekurangan. Julia hanyalah anak yatim piatu yang miskin dan sang suami hanyalah seorang tukang ojek yang penghasilannya tidak menentu.

Setelah menikah, kehidupan mereka semakin terpuruk. Hingga akhirnya Danang meminta Julia untuk menjadi TKW ke Hongkong. Sebenarnya, Julia tidak ingin pergi. Apalagi mereka bisa dibilang masih pengantin baru. Julia ingin memiliki anak dan hidup bahagia bersama suami dan anak-anak mereka.

Akan tetapi, ekonomi keluarga yang buruk, membuatnya harus rela menuruti keinginan suaminya demi masa depan mereka. Suaminya dengan lembut menjelaskan pada Julia, setelah memiliki uang yang cukup, merek akan bisa menikmati uang dan hidup bahagia bersama, tanpa ada kekhawatiran tentang tidak bisa makan.

Julia yang masih polos, menerima semuanya dengan harapan indah yang akan dia dapatkan, setelah pulang dari luar negeri. Memiliki anak dan rumah yang bisa untuknya berteduh saat hujan dan badai.

Julia melangkah menuju pintu rumah dan segera mengetuk pintu. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tampan yang yang selalu Julia rindukan, tengah membukakan pintu untuknya. Julia menikmati momen saat Danang terkejut melihat kedatangannya. Lalu Julia mendekati Danang dan memeluknya erat. Julia menumpahkan rasa rindunya setelah sekian lama tidak bertemu. Danang kemudian membalas pelukan Julia dan menampilkan senyum bahagianya.

Julia sangat bahagia, impiannya untuk hidup bersama Danang dan membina rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah akan segera terwujud. Rumah impian mereka juga sudah ada. Tinggal menanti saja kehadiran buah hati hadir diantara mereka.

Danang membantu Julia membawa barang-barang milik Julia masuk kedalam kamarnya. Kamar utama yang cukup luas dan mewah untuk ukuran di kampung. Danang meminta Julia untuk segera mandi dan berganti pakaian. Sementara Danang bergegas pergi untuk membeli makanan.

Saat Julia akan memasukkan pakaiannya kedalam lemari, Julia sangat kaget saat melihat pakaian dalam wanita ada disana. Pakaian dalam ini, bukan pakaian baru. Hati Julia mulai curiga dan pikirannya sudah sampai kemana-mana. Jangan-jangan, Danang selingkuh?

Julia menahan perasaan sedihnya, karena semua itu belum tentu benar. Lagipula, dia baru saja pulang kampung. Julia tidak ingin ada pertengkaran diantara mereka. Julia hanya bisa menyimpannya didalam hati. Dan jika saatnya tiba, Julia akan bertanya langsung pada Danang.

Malamnya, mereka makan malam bersama. Julia sangat bahagia bisa makan berdua dengan suaminya. Makanan yang dulu tidak bisa mereka makan karena saat itu mereka tidak memiliki uang.

Saat itu, ponsel Danang berbunyi berulang kali. Danang hanya melihat sepintas saja, dan tidak mau mengangkatnya.

"Mas, kenapa tidak diangkat?" tanya Julia bingung.

"Hanya pelanggan ojeg saja. Aku angkat nanti saja. Kan kita sedang makan malam berdua," jawab Danang.

"Mas, justru pelanggan itu penting untuk sebuah usaha. Angkat saja, siapa tahu ada yang penting," ucap Julia sambil menatap suaminya.

Danang yang sudah mendapatkan izin dari Julia segera melangkah pergi dan mengangkat telepon tersebut. Terdengar suara seorang wanita dengan nada kesal dan marah pada Danang.

Julia mulai curiga dengan sikap suaminya. Jika hanya seorang pelanggan ojek biasa, mana mungkin suaminya harus menerima panggilan telepon dengan menjauhinya. Dan lagi, malam-malam begini, mau ngojeg kemana?

Tidak berapa lama, Danang kembali dengan wajah agak kesal. Entah apa sebenarnya yang dibicarakan dengan langganan ojeg suaminya. Julia masih mencoba menahan diri, untuk tidak memulai pertengkaran.

Selesai makan malam, Julia membereskan bekas makan mereka. Mencucinya lalu diletakan ke tempatnya semula. Julia mulai memperhatikan kondisi dapur di rumahnya yang tampaknya sering di gunakan. Berarti suaminya orang yang tidak suka jajan di luar. Memang lebih baik masak sendiri daripada beli yang belum tentu sehat.

Meskipun makan malam ini, Danang membeli di luar. Tetapi nanti kedepannya, Julia ingin memasak sendiri makanan di rumah agar lebih sehat.

Selesai beberes, Julia dan Danang nonton TV di ruang keluarga. Julia dengan manja bersandar di bahu suaminya yang bersandar di sofa. Kerja keras Julia, terbayarkan dengan kebahagian yang Julia rasakan saat ini. Meskipun Danang masih agak dingin seperti dulu, tapi Julia begitu mencintainya. Rasanya, Julia ingin berteriak pada dunia, jika sudah tiba saatnya dia memiliki keluarga yang sebenarnya.

Tetapi, malam ini, Julia merasa ada yang aneh. ketika mereka bercumbu untuk pertama kalinya, setelah Julia pulang kampung, Danang seperti tidak fokus padanya. Julia merasa, pikiran dan hati suaminya ada di tempat lain. Bahkan saat Danang menciumnya, seperti tidak ada kasih sayang sama sekali.

Seharusnya, malam ini akan menjadi malam paling ditunggu-tunggu olehnya dan Danang. Tetapi pada kenyataannya, Julia tidak merasakan ada kasih sayang dan cinta saat mereka menyatu. Ada rasa hambar yang tidak bisa Julia lukisan dengan kata-kata. Seolah suaminya tidak pernah menantikan malam ini.

Julia yang terlalu bersemangat dan rindu belaian sang suami, yang tidak pernah dia rasakan selama 5 tahun kepergiannya ke Hongkong.

Banyak pertanyaan yang muncul di hatinya. Mungkinkah selama ini, suaminya sudah mendapatkannya dari wanita lain? Sungguh itu suatu pikiran yang buruk tentang suaminya.

Julia merebahkan dirinya disamping suaminya yang sudah terlebih dulu tertidur. Julia berusaha menghapus semua kecurigaan di hati dan pikirannya, supaya dia bisa hidup damai bersama suaminya.

Akan tetapi, sangat sulit untuk bisa menganggap bahwa semua itu tidak ada.

Terlebih saat keesokan harinya, Julia keluar rumah untuk menyapa tetangga sekitar rumahnya. Ibu-ibu itu terkejut, saat melihat Julia ada di rumah ini. Julia menjadi bingung, apa yang sebenarnya terjadi?

Bersambung

Bab 2. Ditalak

Sebelum sempat Julia berpikir jernih, Danang sudah terlebih dulu memanggilnya. Julia hanya bisa menurut saja apa yang dikatakan suaminya. Dia memang ingin menjadi istri yang baik, setelah pulang dari luar negeri.

"Ada apa, Mas?" tanya Julia setelah sampai di dekat suaminya.

"Kamu jangan dekat-dekat dengan mereka. Mereka itu sangat suka sekali bergosip," jawab Danang agak kesal.

"Tapi, ibu-ibu itu tadi kok heran, melihat aku ada di sini?" tanya Julia.

"Itulah salah satu yang tidak aku suka dari mereka. Mereka senang membuat orang penasaran. Julia, hari ini aku mau pergi ngojek."

"Tapi, Mas. Aku kan baru pulang dari jauh. Masak Mas Danang malah pergi ngojek?" tanya Julia sedih.

"Julia, ini pelanggan tetap Mas, jadi aku tidak boleh mengecewakan mereka. Bukankah itu juga yang kamu katakan?"

"Iya, Mas. Maaf."

Julia membiarkan suaminya pergi dengan alasan pekerjaan. Meskipun hatinya merasa curiga, tetapi semuanya coba Julia singkirkan demi pernikahan mereka. Sampai suatu hari, suaminya membuat sebuah pengakuan yang membuatnya tidak ingin hidup lagi.

"Julia, aku ingin minta maaf. Sebenarnya, saat kamu menjadi TKW, aku sudah menikah lagi," ucap Danang yang membuat Julia kaget dan berharap itu hanya gurauan belaka.

"Mas, jangan bercanda seperti itu, pamali," ucap Julia sambil menunjukan wajah cemberut.

"Mas tidak sedang bercanda. Mas bahkan sudah memiliki seorang anak dari pernikahan kami," ucap Danang seolah tidak ada beban.

"Mas, kenapa kamu melakukan itu padaku? Kamu memintaku pergi mencari uang sampai jauh ke negeri orang. Tapi, disini kamu malah menikahi wanita lain. Aku bekerja membanting tulang, sementara kamu bersenang-senang. Katakan, apa salahku hingga kamu harus mencari wanita lain?" tanya Julia sambil menangis.

"Julia, aku ingin memiliki keturunan. Aku ingin seorang anak. Dan kamu, tidak bisa memberikanku anak," jawab Danang beralasan.

"Kamu tidak perlu mencari pembenaran atas perbuatan kamu. Bagaimana aku bisa memberimu anak, jika setelah 5 bulan menikah kamu memintaku pergi bekerja?"

"Tapi jika kamu dalam waktu 5 bulan itu, kamu bisa hamil, mungkin semua akan berbeda," jawab Danang tak ingin disalahkan.

"Mas, anak itu rahasia Allah. Apakah karena aku belum hamil waktu itu, itu salahku? Banyak pasangan suami istri diluar sana yang sabar menunggu hingga bertahun-tahun. Tapi Mas Danang, hanya 5 bulan saja kamu sudah menduakan aku. Lalu, siapa wanita itu?" tanya Julia marah bercampur kesal.

"Dia, Nina," jawab Danang.

"Mantan kekasihmu?" tanya

"Kamu harus berjanji padaku, kamu harus mau menerimanya sebagai madumu. Juga, dia akan tinggal bersama kita di rumah ini," ucap Danang mengajukan permintaan yang sangat sulit diterima Julia.

"Apa lagi ini, Mas. Kau sudah memintaku menerima dia dan kau juga ingin aku menerimanya tinggal di rumah ini? Kamu sungguh kejam, Mas," jawab Julia semakin emosi.

"Terserah apa katamu, Julia. Dia sekarang sedang hamil, dan tidak mungkin aku membiarkan dia hidup di jalanan," ucap Danang sambil menatap tajam Julia.

"Mas, ini rumahku, dan aku tidak akan membiarkan dia tinggal di rumah ini," ucap Julia berusaha tegas.

"Apa, rumahmu? Sertifikat tanah ini atas namaku. Rumah inipun, semua orang tahu, aku yang membuat dari hasil aku membuka usaha sendiri. Jadi rumah ini adalah milikku," ucap Danang cukup keras.

"Tapi aku yang selalu mengirimkan kamu uang untuk membeli tanah dan rumah."

"Julia, jika kau tidak ingin hidup bersamanya, lebih baik kamu bereskan barang-barang kamu dan cepat tinggalkan rumah ini!" bentak Danang.

"Mas ... Kamu mengusirku?" tanya Julia.

"Iya. Karena aku tidak pernah mencintaimu. Aku menikahimu hanya agar kamu bisa mencari uang untuk kami. Jadi, aku talak kamu. Julia, kamu bukan lagi istriku. Aku akan mengurus surat cerainya kemudian," ucap Danang yang membuat Julia jatuh terduduk dilantai.

Julia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Semua seperti mimpi. Bisakah saat dia membuka mata, semua akan baik-baik saja? Suami yang dia cintai, yang dia harapkan akan menjadi imam yang baik, nyatanya kini dia diceraikan.

Julia sangat sedih. Uang yang dia kirimkan selama ini, memang dibelikan tanah dan dibuatkannya rumah yang indah. Tetapi, ternyata semuanya atas nama Danang. Bekerja di luar negeri selama 5 tahun lamanya, ternyata uang itu digunakannya untuk menghidupi wanita lain. Dan bahkan mereka ternyata tinggal di rumah ini sejak awal.

Julia merasa tidak ada harganya lagi di rumah ini. Apalagi tiba-tiba seluruh keluarga besar Danang datang. Ibu mertua, adik ipar, kakak ipar dan seorang wanita yang sedang hamil bersama seorang anak kecil disampingnya.

Hati Julia semakin hancur lebur. Kehidupan pernikahan yang dia impikan selama ini sirna sudah. Mereka tertawa melihat Julia yang menangis sambil terduduk dilantai karena kakinya terasa lemas. Mulai berharap, salah satu diantara mereka akan membelanya. Tetapi, nyatanya tidak ada satupun yang membantunya. Bahkan adik ipar Julia, melemparkan semua barang-barang Julia dihadapannya.

"Kak Julia, aku bantu kamu membereskan barang-barang kamu. Jadi kamu bisa segera cepat pergi dari sini," ucap Tyas adik ipar Julia.

"Julia, coba lihat kamu. Kamu memang pantas mendapatkannya. Kamu tidak sebanding dengan Nina. Coba lihat, dia sudah punya anak laki-laki, dan sekarang sedang hamil pula," ucap Bu Siti, ibunya Danang.

"Sudahlah. Sudah cukup Julia menjadi tambang emas kita. Julia, Julia. Seharusnya kamu tidak perlu pulang, jadi kamu akan tetap jadi orang penting dalam hidup kami," ucap Mutia, Kakak ipar Julia.

Mendengar semua ucapan mereka, hati Julia semakin hancur. Jadi selama ini, mereka menjadikan Julia sebagai sapi perah yang menghasilkan uang untuk mereka hidup dengan mewah. Sementara, Julia yang harus bekerja membanting tulang hingga 5 tahun lamanya. Ternyata, Danang tidak pernah mencintai dia.

Dengan hati hancur, Julia memasukan barang-barangnya ke dalam tas dan diapun pergi meninggalkan rumah dan orang-orang yang tidak pernah mengharapkannya kembali. Dia berjalan tanpa arah tujuan. Jika dia bisa, dia ingin melupakan semuanya. Melupakan Danang, untuk selamanya.

Braakk.

Tubuh Julia terpental membentur tiang listrik di tepi jalan setelah sebuah mobil menabraknya. Darah mengalir dari kepalanya hingga membuat pakaiannya berubah warna menjadi merah.

Dari mobil yang menabrak Julia, keluar seorang pria tampan, bertubuh tegap dan bergegas menghampiri tubuh Julia yang tidak lagi bergerak. Pria itu segera membawa Julia masuk kedalam mobilnya dan segera dibawa ke rumah sakit.

Julia mengalami pendarahan di kepala dan harus segera menjalani operasi. Kecelakaan itu, membuat Julia mengalami koma dan harus dirawat secara intensif di rumah sakit. Dan entah sampai kapan, Julia akan bisa sadar kembali. Karena menurut dokter, semua tergantung mukjizat Allah.

Bab 3. Tersadar kembali

Sudah hampir 10 bulan lamanya, Julia koma di rumah sakit. Selama itu pula, tidak satu orangpun yang mencari keberadaannya. Bahkan dari pihak suaminya juga tidak ada yang peduli.

Tetapi, mukjizat Allah telah diperlihatkan pada Julia. Dia mulai sadarkan diri. Jari-jari tangannya mulai bergerak perlahan. Sedikit demi sedikit, matanya mulai membuka dan mulai mencoba melihat dengan seksama langit-langit ruang rawat inapnya yang tampak sepi.

Terlihat, seorang perawat masuk dan segera menghubungi dokter, saat melihat Julia sudah sadar. Tidak berapa lama, seorang dokter masuk dan mulai memeriksa kondisi Julia. Dokter meminta perawat untuk menghubungi keluarga pasien.

"Dokter, saya ada dimana?" tanya Julia lemah.

"Nyonya berada di rumah sakit. Sebentar lagi, keluarga anda akan segera tiba. Anda masih ingat, keluarga anda?" tanya dokter perlahan-lahan.

"Saya hanya ingat nama saya Julia. Saya baru saja menikah," jawab Julia.

"Selain itu?" tanya dokter lagi.

"Saya tidak ingat apapun," jawab Julia sedih.

Dokter menghentikan pertanyaannya, ketika melihat Julia merasa sakit pada kepalanya. Dokter segera keluar, setelah perawat memberitahukan bahwa keluarga Julia sudah datang.

Diluar, dokter menemui seorang laki-laki tampan yang berusia sekitar 26 tahun. Dokter mengajaknya pergi keruang kerjanya.

"Anda keluarga pasien yang bernama Julia?"

"Sebenarnya saya bukan anggota keluarganya, Dok. Saya yang membuat dia seperti itu. Jadi saya ingin bertanggungjawab sampai dia sembuh. Benarkah dia sudah sadar?" tanya pria itu yang bernama Azhar Bachtiar.

"Benar, Dia sudah sadar. Hanya saja, dia mengalami amnesia retrogade," ucap sang dokter.

"Maksudnya, gimana Dok?" tanya Azhar kaget.

"Pasien akan kehilangan sebagian ingatannya. Hanya beberapa saja yang dia ingat. Bisa juga karena dia mengalami hal yang membuatnya trauma selain karena kecelakaan tersebut," jawab sang dokter.

"Apakah dia bisa disembuhkan total, dok?" tanya Azhar lagi.

"Bisa. Tapi, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena jika karena trauma, mungkin saja dia tidak akan kan bisa mengingatnya lagi. Secara keseluruhan, kondisinya sudah baik-baik saja dan dia sudah boleh pulang," jawab sang dokter.

"Baik, Dok. Saya akan membawanya pulang. Dan saya akan merawatnya hingga dia bisa mengingat semuanya," ucap Azhar sambil menarik napas berat.

"Ada baiknya, anda memberitahukan dan mengembalikan dia pada keluarganya," saran dokter tersebut.

Azhar menceritakan, bahwa dia sudah mencari alamat rumah ada di kartu identitas Julia. Ternyata dia yatim-piatu. Azhar hanya menceritakan sampai disitu. Padahal Azhar tahu jika Julia sudah menikah dan suaminya menikah lagi. Julia dan suaminya kini dalam proses perceraian. Mungkin saja itu yang membuat Julia trauma mengingat masa lalu.

Azhar penasaran, ingatan apa yang masih diingat oleh Julia saat ini. Azhar merasa bersalah sehingga dia berjanji akan membuat Julia sembuh total baru membaurkan Julia kembali.

Azhar membawa Julia pulang ke rumahnya. Awalnya Julia menolak ikut Azhar pulang, karena Julia ingat jika dia memiliki seorang suami. Mereka baru saja menikah. Dengan terpaksa, Azhar mengaku sebagai suami Julia dan mereka adalah pengantin baru. Jika sampai Julia tahu jika suaminya sudah menduakan dia dan bercerai, Julia akan mengalami gangguan kejiwaan.

Meskipun Julia terlihat curiga dengan Azhar, tetapi memang hanya Azhar yang peduli padanya. Sesampainya di rumah Azhar, Julia tampak bingung. Seingat dia, keluarganya sangat miskin dan tidak mungkin memiliki rumah sebesar ini. Hal ini membuat Azhar harus memberikan penjelasan pada Julia agar Julia tidak curiga.

"Julia, apa kamu ingat siapa nama suamimu ini?" tanya Azhar setelah mereka duduk santai di ruang tamu.

"Tidak. Entah kenapa, aku bisa lupa namamu. Maafkan aku, Mas," ucap Julia sedih.

"Tidak apa-apa. Jangan memaksakan diri untuk mengingatnya. Namaku Azhar. Azhar Bachtiar. Dulu kita memang miskin, tetapi karena aku mendapatkan pekerjaan bagus, jadi kita sekarang bisa hidup berkecukupan," ucap Azhar lembut.

Julia tersenyum kecil. Karena dia lupa banyak hal, mau tidak mau dia harus percaya pada Azhar. Apalagi sekarang memang hanya dia yang ada disampingnya.

Azhar juga menjelaskan, bahwa di rumah ini sudah ada pembantu. Jadi Julia tidak perlu bekerja apapun. Dia hanya boleh fokus pada kesembuhannya.

Azhar membawa Julia untuk beristirahat di kamar. Setelah Azhar pergi, Julia yang masih curiga, memberanikan diri, melihat isi lemari di kamar tersebut. Ternyata, pakaiannya sudah tertata rapi dan di sebelahnya pakaian Azhar. Sebuah foto pernikahan yang cukup besar, tertata rapi di dinding kamar.

Kecurigaan Julia berangsur-angsur menghilang setelah melihat semua itu. Kini, dia ingin menjalani kehidupan rumah tangganya dengan baik. Dia ingin menjadi istri yang di dambakan suaminya dan dicintai sepenuh hati.

Sementara itu, Azhar duduk termenung di ruang kerjanya. Dia teringat saat pergi menemui seorang ustad. Dia bercerita tentang Julia dan kebohongannya sebagai suami Julia. Yang menjadi kebimbangan Azhar, mereka akan tinggal satu kamar dan bagaimana jika terjadi kesalahan yang tidak di sengaja.

Ustad mengatakan bahwa untuk menghindari hal itu, lebih baik mereka menikah saja. Azhar sempat dibuat terdiam jika harus menikahi Julia. Karena saat ini, dia sudah memiliki tunangan yang sedang berkarier di luar negeri.

Tetapi untuk menghindari fitnah, Azhar terpaksa akan menikahi Julia. Untuk kedepannya, biarlah nasib yang akan membawa mereka ke takdirnya masing-masing.

Azhar bergegas menuju kamarnya dan mendapati Julia sudah tidur pulas. Azhar menatap wanita yang ada diatas ranjangnya. Di bukan istriku, dia juga bukan kekasihku. Bukan juga saudaraku, tapi takdir membawanya kepadaku, batin Azhar.

Untuk menghindari hal dosa yang lebih besar, Azhar tidur di ruang kerjanya.

Keesokan harinya, Julia mulai menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Dia membuatkan sarapan untuk suaminya. Meskipun, bibik maupun Azhar melarangnya, Julia tetap ingin menjadi istri yang baik. Semua makanan sudah disiapkannya di atas meja makan, beserta segelas susu dan sepiring pisang matang.

Sambil menarik napas panjang, Juli berjalan hendak memanggil Azhar. Tetapi ternyata Azhar sudah terlebih dulu datang bahkan pakaiannya juga sudah rapi. Juli terlambat mempersiapkan pakaian kerja untuk Azhar. Hal itu membuat Julia sedih. Julia tidak boleh terlihat sedih, karena hari ini, Azhar dan Julia akan menikah.

"Julia, kamu kenapa?" tanya Azhar sambil duduk.

"Maaf, aku terlambat menyiapkan pakaian kerja untukmu," jawab Julia sedih.

"Tidak apa-apa, Julia. Lain kali kamu bisa menyiapkannya. Oh ya, siang ini kamu bersiap, kita akan pergi ke KUA," ucap Azhar santai.

"Untuk apa ke KUA?" tanya Julia.

"Biasanya orang ke KUA untuk apa? Haruskah aku menjelaskan?" tanya Azhar sambil menatap Julia.

Julia terkejut sehingga dia berhenti mengambilkan nasi untuk Azhar.

"Julia ...."

Julia baru tersadar setelah Azhar kembali memanggilnya untuk meminta piringnya yang ada ditangan Julia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!