NovelToon NovelToon

My Heart'S Idol Fierce Boss

Tidak Ingin Di Kekang

Sebelum baca jangan lupa subscribe nya yah agar kalian tidak ketinggalan untuk dapat notifikasi update 🙏

...****************...

Happy Reading Semoga Menghibur

Namaku Cery Lorenza Irlambang.

Aku anak kedua dari pasangan Angga Lorenza Irlambang dan Deya Arandiyah. Aku lebih suka di panggil Si, meskipun orang tua ku selalu memanggil ku Cery atau bahkan kakak ku sering memanggil ku Ce.

Usia ku sekarang 21 tahun dan baru lulus kuliah, aku adalah cucu kesayangan Kakek Anwar dia adalah Kakek ku, Orang tua dari Momy.

Bahkan saking aku terlalu dekat dengan nya aku mewarisi seluruh ilmu bela dirinya, sehingga aku sangat begitu pandai dalam hal pukul memukul, berbeda dengan Kakak ku yang lebih dekat dengan keluarga Dedy.

Hal itu membuat ku memiliki sifat yang begitu manja karena kedua orang tua ku selalu saja memanjakan ku namun, sayangnya aku memiliki sifat bar-bar dan pembuat masalah membuat Momy And Dedy selalu saja mengawasi ku.

(Angga Lorenza Irlambang) adalah nama Dedy ku.

Dia adalah orang yang sangat begitu kejam di luar tapi, saat di dalam rumah dia adalah Dedy yang penyayang dan memiliki sifat humoris terutama kepada ku. Aku selalu di perlakuan seperti layaknya berlian yang tidak boleh di sentuh oleh sembarang orang karena Dedy ku sangat begitu posesif dengan ku, mungkin karena dia tidak ingin aku sampai terluka, karena Dedy memiliki banyak musuh dalam dunia bisnis.

Bukan hanya Dedy saja bahkan Momy ku juga sama, (Deya Arandiyah) adalah nama Momy ku, dia adalah Momy yang sangat begitu menyayangi dan menjaga ku sama seperti Dedy sifatnya hampir sama sebelas dua belas dengan Dedy .

(Brayen Lorenza Irlambang) atau aku sering memanggil nya ka Bray.

Dia adalah kakak ku saudara satu-satunya yang aku punya. usianya 26 tahun, tapi entah mengapa kakak ku belum kunjung menikah? jangankan menikah punya pacar saja tidak, mungkin karena dia terlalu banyak menyibukkan diri di perusahaan Dedy, sampai dia tidak tertarik dengan wanita atau mungkin dia memang tidak menyukai wanita hehehe....

Begitu saja yang aku tahu tentang dia, meskipun begitu dia adalah kakak yang begitu penyayang terhadap ku, sifatnya sama seperti Momy And Dedy dia adalah kakak yang selalu saja posesif kepada ku.

Awalnya aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena aku berpikir itu adalah cara mereka menjaga ku, lambat laun setelah aku dewasa justru malah membuat ku kesusahan karena aku tidak pernah punya teman.

Bagaimana mau punya teman setiap aku ingin dekat dengan mereka Momy And Dedy dan kak Bray pasti selalu mengikuti kemanapun aku pergi bahkan aku selalu saja di ikuti seperti tahanan, sungguh aneh bukan .

Selama masa sekolah aku selalu saja di kawal oleh kedua bodyguard, membuat ku sangat begitu kesal dan selalu saja mengerjai mereka, hal itu bukan nya menjadi aku tambah bebas justru malah merenggut kebebasan ku, sehingga aku tidak pernah punya teman selama masa sekolah.

Hingga masa kuliah aku justru lebih nakal sikap ku lebih liar dan lebih parah dari sebelumnya, aku lebih usil untuk mengerjai bodyguard yang menjaga ku, rasanya mengerjai mereka adalah hal paling menyenangkan bagi ku, namun lambat laun hal itu membuat Momy And Dedy dan Ka Bray justru malah lebih ketat menjaga ku bahkan mereka lah yang akhirnya maju untuk mengawasi ku.

Bahkan jadwal kuliah ku di rubah menjadi sore hari agar mereka bisa leluasa mengawasi ku, awal-awal aku tidak mempermasalahkan nya tapi, lama kelamaan membuat ku merasa tidak nyaman. Bahkan aku ingin sekali dekat dengan salah seorang pria pujaan hatiku yang di idamkan banyak mahasiswi lain nya, namun semua nya gagal karena melihat aku selalu di ikuti oleh ketiga nya membuat aku justru malah di kibuli.

"Cantik sih tapi sayang anak manja, sory ngga minat!"

Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut mereka dan masih banyak lagi, terkadang Dedy selalu saja marah dan bahkan dia tidak segan-segan menghajar siapa pun yang menghina ku, hal itu lagi-lagi membuat ku kesal karena aku merasa tidak punya teman dan merasa sangat begitu kesepian.

Hingga lulus kuliah aku masih saja di kawal, seperti siang itu aku benar-benar marah dengan ketiga nya siang itu adalah hari kelulusan ku dan hari bahagia ku, hari itu aku sedang bercengkrama dengan salah seorang teman wanita yang baru aku kenal.

Kami sedang mengobrol dengan sangat akrab mungkin ini pertama bagiku memiliki seorang teman aku sangat begitu senang akhirnya ada orang yang mau berbicara dengan ku, dia adalah Eca gadis ramah yang selalu ceria.

Siang itu kami sedang di kantin sambil menunggu acara pentas seni selesai karena aku merasa bosan untuk menunggu.

"Eca kau pesan jus tomat untuk ku yah? sekalian aku terakhir sebagai tanda pengenalan kita!" kata ku pada Eca saat gadis itu hendak memesan minuman.

"Asiap!" jawab nya sambil mengangguk mengiyakan.

Beberapa saat kemudian Eca sudah datang membawakan minuman pesanan kami gadis itu sangat begitu senang dan antusias.

Namun sangking terlalu senangnya membuat dia kesandung dan refleksi jus tomat itu tumpah ke baju ku.

"Aduh sory Si, aku ngga sengaja!" ku lihat dia terlihat panik saat melihat aku berdiri dengan terkejut.

"Ngga papa ko, baju ku ngga papa ko, ini cuma sedikit, Selow aja!" jawab ku berusaha untuk tenang.

"Kau beraninya! membuat baju adik ku kotor! pasti kau sengaja yah? ingin mendekati adik ku hanya untuk membuat baju nya kotor!" Bentak ka Bray dengan sangat begitu marah menatap Eca dengan tatapan tajam.

"Ka sungguh aku tidak sengaja melakukan itu!" Eca berusaha untuk menjelaskannya dengan tangan yang gemetar.

"Alah, ngaku aja tampang polos, padahal hatinya busuk, hanya ingin mendekati adik ku untuk mengibuli nya kan!" tuduh ka Bray sudah mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Iya Ka Bray adalah pria bermulut pedas makan nya tidak pernah ada wanita yang mau dekat dengan nya karena ucapan nya yang suka tude poin tanpa memperdulikan perasaan nya.

Siang itu terjadi keramaian seluruh mahasiswa dan mahasiswi berbisik, membuat aku merasa sangat begitu marah dengan ka Bray terlebih saat melihat Eca sangat begitu sedih, padahal hanya menumpahkan jus? lantas Kenapa bisa semarah itu.

"Si, hari ini hari pertama kita berteman, tadinya aku berpikir bahwa setelah perpisahan ini kita bisa berteman baik tapi, nyatanya salah, kau tidak pantas untuk di jadikan teman, hanya sebatas menumpahkan jus yang tidak sengaja membuat ku di permalukan seperti ini, Lo gue N, kita bukan teman lagi!" Kata Eca sambil menangis sesenggukan tanpa sedikitpun menoleh ke arah Ku.

"Ca ku mohon kau adalah teman pertama ku!" Aku berusaha untuk memegang tangan Eca namun gadis itu segera menepis nya dan melepaskan tangan ku dari genggaman tangan nya.

"Ka Bray kau membuat ku malu!" protes ku menatap ka Bray dengan kesal .

"Apa yang terjadi pada mu itu tanggung jawab ku, sebagai seorang kakak wajib melindungi adiknya!" jawab nya dengan santai membuat aku cemberut, melengos langsung saja berjalan masuk menuju ke arah acara perpisahan di mulai, meskipun seluruh mahasiswa dan mahasiswi berbisik membicarakan ku tapi aku tidak peduli.

Setelah kejadian itu aku lebih memilih untuk mendiamkan kakak ku karena merasa masih sangat begitu kesal hingga acara selesai

Namun terjadi lagi untuk kedua kali nya setelah aku menerima peringkat dan juara satu, ya aku terkenal pandai selama sekolah dan selalu mendapat peringkat satu namun hal itu membuat mahasiswi lainnya merasa tidak suka jika aku tetap bertahan di peringkat satu.

"Si, kau pasti menyogok dosen dan dekan untuk mendapatkan nilai terbaik yah? makan nya kau mendapatkan peringkat satu terus!" ucap salah satu mahasiswi yang tidak pernah menyukai ku sambil menyudutkan ku ke tembok.

"Kau iri dengan ku karena itu?" tanya ku sambil tersenyum seringai.

"Anak manja banyak tingkah, aku tahu ko seperti apa orang tua mu itu, ke kampus aja se Rt berangkat semua, padahal yang kuliah cuma satu orang, Kesannya seperti anak kecil banget yah ha-ha-ha!" ucap kedua teman nya sambil tertawa terbahak-bahak mengacak rambutku.

Aku mencoba untuk diam saja karena aku memang ingin membuat mereka lelah tertawa, namun dari arah belakang Dedy langsung saja datang mengamuk dan mendorong ketiga mahasiswi itu dengan marah.

"Kalian pikir dengan mengibuli Putri ku bisa membuat kalian paling pintar! Cery putri ku satu-satunya berlian yang harus ku jaga selalu, kalian malah menyakiti hati nya, tidak akan aku biarkan ini terjadi!" ucap Dedy dengan tersulut emosi membuat ke-tiga wanita itu berlumur darah.

Ketiganya terlihat ketakutan sambil meringis kesakitan tanpa sedikitpun berbicara membuat aku merasa sangat tidak tega.

"Dedy, mereka hanya sekedar berbicara seperti itu tidak membuat ku terluka!" Aku yang merasa menjadi pusat perhatian semua Mahasiswa dan Mahasiswi berusaha untuk menghentikan Dedy dan menarik Dedy untuk pulang meninggalkan gedung universitas yang cukup mencengkam itu.

Ya perasaan yang aku rasakan saat itu malu, sedih, campur aduk, aku hanyalah ingin meninggalkan kesan baik saat perpisahan meskipun mereka tidak pernah sedikit pun bersikap baik pada ku namun semuanya menjadi buruk karena kejadian itu.

Aku diam saja saat Dedy ku sudah mulai membujuk ku aku tidak peduli dengan omongan Dedy hal yang aku inginkan aku ingin pulang ke rumah dan mengurung diri di kamar.

Sepanjang perjalanan hening tidak ada yang berbicara satupun baik Dedy, Momy Deya dan juga Ka Bray. Ya mereka akan diam saat aku diem karena keluarga kami memang selalu kompak.

"Cery, Dedy hanya ingin membela mu, Dedy tidak rela jika kau di hina dan di rendahkan!" ucap Dedy berusaha untuk menghentikan langkah ku saat kami sudah berada di depan rumah.

"Stop Dedy! Ya aku berterima kasih sama Dedy, Momy dan ka Bray, kalian selalu melindungi ku tapi, apa yang kalian lakukan itu berlebihan, coba lihat teman-teman yang lain bisa bahagia menjalani masa mudanya, sementara aku apa? aku cuma seperti tahanan, aku juga punya keinginan dan impian!" ucap ku mengeluarkan unek-unek yang selama ini aku pendam sambil menangis.

"Cery, kau beraninya berkata seperti itu pada kami!" bentak ka Bray dengan sangat begitu marah menatap ku dengan tatapan tajam.

"Diem kau ka Bray, aku lelah!" aku yang tidak ingin berlama-lama ribut kini langsung lari ke dalam kamar untuk menenangkan diri.

Semenjak kejadian itu aku menjadi gadis yang selalu murung di dalam kamar aku berusaha untuk mencari akal dan ide untuk mencari solusi agar aku bisa bebas dari kekangan Kedua orang tua ku dan juga Ka Bray.

BERSAMBUNG

Bantu support author yah agar author semangat ngelanjutin nya jangan lupa like komen vote hadiah nya yah bagi yang suka cerita nya 🙏

Ingin Hidup Mandiri

Aku kini sudah berada di depan meja makan ini pertama kali aku keluar setelah aku mengurung diri di kamar.

"Cery, princess nya Momy, akhirnya keluar juga!" ucap Momy Deya dengan sangat begitu senang mempersilahkan aku untuk duduk.

"Ce kau tahu? kami merasa sangat begitu sedih melihat perubahan mu itu, keluarga ini tidak akan lengkap tanpa canda tawa mu!" sambung ka Bray ikut menimpali.

"Lantas, apakah kalian sekarang sadar?" tanya ku masih cemberut.

"Iya kami minta maaf!" jawab Momy Deya dan Ka Bray berbarengan.

"Sudah drama nya?" tanya Dedy Angga yang sedari tadi diam.

"Loh ko drama sih Ded? putri kita itu sedang merasa sedih malah di bilang drama!" jawab Momy Deya dengan kesal.

"Ya kan sudah baikan, maksud Dedy kita makan dulu nanti lanjut lagi kangen-kangenan nya!" jawab Dedy sambil cengengesan.

"Dedy gitu nggak asik!" sungut ku sambil mengambil ayam goreng kesukaan ku.

"Katanya kemarin ngga mau makan ayam goreng, ingin diet? ini sekarang makan apa rakus? masa sebanyak itu makan nya!" tanya Dedy menatap ku dengan geleng-geleng kepala.

"Suka-suka aku dong Ded, Dedy mau princess Dedy ini kurusan, kurang gizi?" jawab ku sambil mengunyah ayam goreng yang aku pegang.

"Tapi Cery Dedy cuma..." kata Dedy menggantung Kan ucapan nya saat terlihat Momy Deya mencubit pinggang Dedy membuat Dedy meringis kesakitan dan akhirnya memilih untuk diam saja.

Sementara Aku yang merasa menang kini hanya senyum-senyum saja sambil menikmati Ayam goreng kesukaan ku yang sudah beberapa hari tidak memakan nya.

Kami akhiri makan dengan hidmat tanpa ada yang berbicara sedikitpun.

Setelah kami selesai kini kami sedang menonton televisi, keluarga ku memang selalu kompak dan suka sekali dengan sinetron, mereka bahkan akan ikut menangis saat film yang di tonton nya sedih dan ikut marah-marah juga saat kejahatan yang selalu menang, sungguh aneh bukan.

Aku kini duduk di tengah-tengah Momy And Dedy yang sedang serius banget nonton film nya sambil makan cemilan, niat ku ingin sekali mengutarakan apa yang aku pikirkan selama ini.

"Cery, kau main menengah aja, mengganggu tahu!" sungut Momy Deya saat pelukan nya terlepas dan bergantian aku yang memeluk Dedy Angga, duduk di tengah.

"Momy, Dedy, ada hal yang ingin aku bicarakan!" ucap ku tanpa memperdulikan kekesalan Momy Deya.

"Apa yang ingin kau bicarakan? kenapa cuma Momy sama Dedy saja? Ka Bray ngga di ajak ngobrol?" tanya Ka Bray dengan sangat begitu kepo ikut duduk menyelip di samping ku membuat Momy mendengus kesal.

"Kalian ini bisa tidak? jangan nyelip-nyelip duduk di tengah, sempit tahu, kaya ngga ada tempat duduk lain aja!" kata Momy Deya dengan kesal dan langsung pindah posisi duduk, sementara Dedy masih fokus dengan apa yang di tonton nya.

"Ini Ka Bray yang salah, ngapain juga pake ikut-ikutan!" jawab ku sambil menyiku lengan Ka Bray yang masih duduk di samping ku.

"Sudah jangan bertengkar, gara-gara kalian ribut Dedy jadi ngga konsentrasi nih, nonton nya. Aduh ini orang lemah banget tinggal di bongkar saja kejahatan nya malah takut dengan ancaman!" ucap Dedy Angga yang masih serius nonton film dengan sangat begitu serius.

"Dedy, Si ingin bicara!" Aku yang merasa kesal karena Dedy asyik nonton TV kini berdiri sambil mematikan TV yang Dedy tonton.

Melihat hal itu membuat Dedy menoleh ke arah ku sambil mengerutkan keningnya heran.

"Cery, Dedy sedang menonton televisi kenapa malah di matikan?" tanya Dedy menatap ku dengan sangat begitu memohon.

"Dedy, Si, ingin berbicara!" jawab ku dengan suara yang tegas.

"Bicara apa? kalau mau bicara, bicara saja ngapain pake matiin televisi segala!" jawab Dedy dengan santai memakan cemilan yang ada di atas meja.

"Ini penting Dedy, ih Dedy ngga asyik banget!" jawab ku sambil merebut cemilan yang ada di tangan Dedy.

Sementara Momy Deya dan Ka Bray hanya diam saja menyaksikan pembicaraan kami berdua sambil mengerutkan keningnya heran melihat tingkah ku yang tidak seperti biasanya.

"Dedy sayang Si, tidak?" tanya ku sambil menatap Dedy dengan sangat begitu intens.

"Tentu saja, Dedy menyayangi mu, kenapa kau malah menanyakan hal yang sudah pasti kau tahu? sampai kau juga mematikan televisi segala!" jawab Dedy menatap ku dengan heran.

"Momy, Dedy, Ka Bray, aku ingin tinggal di rumah kakek apa boleh?" tanya ku sambil menunduk.

"Tentu saja boleh, kau pasti jenuh dan merindukan kakek mu itu, kenapa kau ketakutan begitu!" jawab Dedy sambil tersenyum tipis merasa aneh dengan izin ku.

"Maksud ku aku ingin tinggal menetap di rumah Kakek, aku ingin mandiri Dedy, apa boleh?" jelas ku panjang lebar menatap Dedy dengan penuh permohonan.

"Tidak, kau tidak boleh tinggal di rumah Kakek!" jawab ketiga nya kompak bersamaan.

"Tadi, kata Dedy boleh!" jawab ku dengan heran.

"Ya tadi boleh, tapi Dedy pikir kau cuma main saja, tidak tinggal menetap di rumah kakek mu!" jawab Dedy Angga dengan serius.

"Dedy, Si hanya ingin hidup mandiri, Si ingin membuktikan bahwa Si wanita yang pemberani tidak manja. Ayolah Dedy, hanya di rumah kakek saja, setidaknya sampai aku, tenang!" jelas ku panjang lebar berusaha untuk meyakinkan Dedy ku.

"Jadi, kau mau meninggalkan keluarga ABCD?" tanya Ketiga nya bersamaan menatap ku dengan sangat begitu sedih.

Ya keluarga ku memang bernama Keluarga ABCD yaitu keluarga yang terdiri dari A Dedy Angga, B Ka Bray, C Aku Cery, D Momy Deya.

"Bukan begitu Dedy, Momy, KA Bray, aku cuma ingin hidup mandiri!" jelas ku lagi dengan penuh permohonan.

"Tidak, pokok kalau tidak, ya tidak, kalau kau tinggal di rumah kakek mu yang ada kau malah membuat onar, dan bikin kakek mu pusing kasian dia sudah tua!" jawab Dedy Angga tidak bisa di bantah.

"Dedy, jahat Dedy tidak pernah memperdulikan perasaan ku!" Aku langsung berlari menuju kamarku dengan sangat begitu marah dan kesal.

"Cery, Dedy cuma ingin yang terbaik untuk mu!" panggil Dedy dengan sangat begitu keras namun aku tidak sedikitpun memperdulikan panggilan nya dan langsung saja berjalan menaiki anak tangga.

Hari demi hari aku melakukan segala cara agar Dedy mau menuruti keinginan ku yaitu tinggal di rumah kakek Anwar, rumah orang tua Momy.

Aku bahkan rela mogok makan aku tidak peduli walaupun penyakit ku kambuh karena aku memiliki penyakit mag yang sudah parah jika telat makan pasti tubuh ku akan panas dingin pucat pasi, saat itu Dedy jarang menemui ku mungkin Dedy juga berat untuk membiarkan aku hidup mandiri.

Hanya Momy Deya dan juga Ka Bry yang selalu saja membujuk ku untuk makan dan berusaha untuk menyemangati ku.

Siang itu pelayan yang biasa nya mengantarkan makanan untuk ku kini melihat ku dengan kaget saat tubuh ku sudah berada di lantai terlihat seperti mayat.

"Nyonya Nyonya!" teriak pelayan itu dengan sangat begitu panik dan ketakutan.

Tak beberapa lama Momy yang di teriaki kini segera datang dan merasa kaget saat melihat tubuh ku sudah terlihat lemah.

"Cery princess Momy!" pekik Momy deya dengan terkejut dan berlari mendekat ke arah ku.

BERSAMBUNG

Bantu support author yah agar author semangat ngelanjutin nya jangan lupa like komen vote hadiah nya yah 🙏

Berusaha Untuk Membujuk

Kudengar Momy Deya, menangis sesenggukan karen melihat ku tidak bergerak sama sekali, aku yang masih sadar berusaha untuk diam, jujur tubuh ku bener-bener merasa sangat begitu lemah keringat dingin sudah membanjiri seluruh tubuh ku.

"Cery bangun sayang, jangan membuat Momy merasa bersalah!" suara mommy Deya terdengar menangis.

Namun tubuh ini benar-benar tidak berdaya sama sekali pandang mata ku terasa kabur.

*******

Kubuka mata perlahan kulihat tembok berwarna putih, itu yang aku lihat untuk pertama kali, saat aku membuka mata, entah apa yang terjadi tadi, seperti nya aku sedang berada di rumah sakit saat aku menyadari bahwa ada selang oksigen menempel di hidung ku.

"Syukurlah kau sudah sadar!" ucap Dedy mendekat ke arah ku dengan sangat begitu senang.

Kulihat Dedy terlihat sangat begitu sedih begitu juga dengan Momy dan ka Bray ikut mendekat ke arah ku.

"Ce kau hampir saja membuat nyawa mu hilang, kenapa kau nekat sekali!" ka Bray kini berkata sambil menatap ke arah ku dengan sangat begitu sedih.

"Iya Sayang, kau kenapa melakukan semua ini? jika kau ingin sesuatu kau bisa katakan pada kami, kenapa kau malah mogok makan? sehingga membuat nyawa mu hampir melayang, Dedy tidak rela jika kau sampai pergi!" Kulihat Dedy menggenggam tangan ku menangis hal yang tidak pernah aku lihat selama ini yaitu melihat Dedy ku menangis.

Sementara Momy Deya sedari tadi diam saja tanpa sedikitpun berbicara karena sedari tadi sedang menangis.

"Dedy, ka Bray, Momy, saat kalian selalu bersikap posesif kepadaku aku bisa menerima semuanya, aku selalu menjadi gadis yang kuat dan pemberani karena keberadaan kalian di sisi ku, tapi aku perlahan sudah semakin dewasa, usia Ku saja sudah 21 tahun, apa iya aku masih terus saja di awasi oleh kalian? aku cuma ingin hidup mandiri agar aku tidak ketergantungan dengan kalian, Dedy dan Momy mau putri kalian ini menjadi perawan tua karena tidak laku? siapa yang mau sama gadis manja tidak bisa apa-apa!"

Jelas ku panjang lebar membuat Momy Deya, ka Bray dan Dedy Angga merasa bersalah.

"Apa sebegitu ingin nya kau meninggalkan keluarga ABCD? Cery Dedy hanya ingin yang terbaik untuk mu, Dedy tidak ingin kau sampai terluka, di luar sana banyak orang-orang jahat yang ingin menghancurkan keluarga Dedy, Dedy tidak ingin hal yang Dedy takuti terjadi, mengertilah!" jelas Dedy panjang lebar membuat ku merasa terharu dengan apa yang Dedy ku katakan.

Tapi tekad ku sudah bulat aku yang sudah memikirkan dunia luar membuat ku harus meyakinkan Dedy agar Dedy mau menuruti keinginan ku.

"Dedy aku selama ini tidak pernah sedikit pun meminta hal yang aneh kan? aku selalu saja menurut dengan apa yang Dedy katakan, kali ini hanya satu saja yang aku inginkan, izinkan aku hidup mandiri tinggal di rumah kakek!" kata ku pada Dedy sambil menggenggam tangan nya.

"Kau boleh meminta yang lain Mobil, fasilitas mewah, tapi untuk membiarkan mu tinggal di rumah kakek mu, Dedy tidak bisa, Dedy harap kau mengerti dengan apa yang Dedy lakukan!" jawab Dedy tidak bisa di ganggu gugat.

"Sayang, Princess Momy yang paling cantik, kau jangan seperti ini, Momy tahu kalau keinginanmu itu sangat begitu besar, tapi Momy juga tahu apa yang Dedy mu rasakan, berat untuk membiarkan mu hidup bersama kakek mu, terlebih kau selalu saja membuat masalah!" Momy Deya berusaha untuk membujuk ku agar aku mengurungkan niatku.

"Hanya tinggal di rumah kakek Momy, ngga terlalu jauh, Kalian ini seakan aku tinggal di luar kota saja!" jelas ku sambil membelakangi mereka dengan sangat begitu kesal.

"Ce adik kakak yang penurut, ayolah jangan merajuk seperti itu makan dulu yah, lihat ka Bray bawa apa? Ka Bray bawa ayam goreng kesukaan mu ini spesial loh!" kudengar suara Ka Bray sedang berusaha untuk membujuk ku.

"Biarkan aku pergi saja, untuk apa aku hidup Dedy saja tidak peduli dengan perasaan ku!" jawab ku dengan acuh meskipun perut ku sedari tadi sudah sangat begitu sakit.

"Ce jangan ngomong begitu!" Pekik ka Bray tidak terima dengan ucapan ku.

Aku sekilas mulai memikirkan ide konyol agar mereka mau menuruti keinginan ku yaitu melakukan Akting seperti di sinetron yang pernah aku tonton.

Aku mulai berakting merasa kehilangan nafas dada ku seakan sesak.

"Cery kau kenapa, sayang kau jangan seperti ini!" ucap Dedy dengan sangat begitu khawatir begitu juga dengan Momy Deya dan Ka Bray.

"Dedy aku ingin pergi Ded jika Dedy tidak mengizinkan ku hidup mandiri, semoga Dedy bisa tenang dengan kepergian ku, selamat tinggal Momy Deya, Dedy dan Ka Bray!" ucap ku seakan menutup mata dan menghembuskan nafas.

"Cery jangan begitu, ayo buka mata mu perlahan, sayang Dedy mohon jangan tinggalkan kami semua, kau adalah cahaya kehidupan bagi kami, bangun, Dedy janji deh bakal turuti apa yang kau inginkan asalkan kau tidak jadi pergi!" ucap Dedy sambil menggoyangkan tubuh ku menangis sejadi-jadinya.

Begitu juga dengan Momy Deya dan juga Ka Bray mendengar mereka menangis membuat Ku merasa sangat begitu bersalah tapi aku harus tetep melanjutkan apa yang aku inginkan.

Mata ku kembali ku buka dengan perlahan dan memastikan apa yang ku dengar dari mulut Dedy itu beneran.

"Beneran Dedy kau mau menuruti keinginan ku?" tanyaku berusaha terlihat lemah.

"Iya tapi kumohon jangan tinggalkan Dedy, Dedy tidak rela jika kau harus pergi!" jawab Dedy masih menangis.

"Aku sayang Dedy, Dedy memang yang terbaik!" jawab ku dengan sangat begitu antusias berusaha untuk duduk.

"Tapi kau harus makan, jangan membuat Dedy ketakutan!" Dedy mulai membujuk ku untuk makan tanpa sedikitpun ingin membicarakan apa yang tadi dikatakan nya.

"Tapi apa yang Dedy katakan tadi beneran kan?" tanya ku memastikan.

"Hmmmm!" jawab Dedy dengan terpaksa mengagguk.

Hari itu aku akhirnya makan Melihat ku sangat begitu senang membuat Dedy berusaha untuk tenang meski pun dalam hati nya tidak rela.

Seminggu kemudian

Setelah aku di rawat di rumah sakit dan keadaan ku sudah membaik kini aku sudah berada di dalam mobil sesuai janji Dedy mengizinkan ku tinggal di rumah Kakek meskipun Dedy, Ka Bray dan Momy, masih saja terus membujuk ku tapi semua yang di lakukan mereka selalu gagal .

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam akhirnya kami sampai di rumah kakek.

Rumah kakek terletak di pinggir kota, kulihat rumah sederhana tanpa kemewahan sedikitpun, iya orang tua Momy memang bukan dari keluarga berada karena Dedy Menikahi Momy apa adanya tanpa sedikitpun memandang setatus sosial.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!