Hai !!!, panggil saja aku Yunita Srg (nama samaran),umur aku sekarang lima belas tahun.Hidung mancung kecil,wajahku oval,bibirku tipis nan mungil,warna kulit aku kuning langsat,rambutku sebahu,sewaktu kecil aku tomboi,keras kepala,suka melawan siapapun yang menurutku tidak benar,jiwa penasaran yang tinggi,suka pria ganteng, tinggi badanku 160 ketika aku dewasa.
Saat aku masih Smp aku di paksa Ibu sekolah dipondok psantren di kota M.
Ibu: Yunita mau Mama masukan di Pondok Pesantren tempat sepupu Mama di kota M?.
Yunita : Ahk enggaklah mak, enggak pikiran Yuni kesana,Yuni cuma ingin Smp di kampung saja mak.
Ibu: Gak boleh bantah, Mama tetap akan daftarkan Yunita kesana, titik gak ada nolak- nolak.
Ibu lalu pergi kedapur memasak dengan alakadar nya, ya maklum kami tinggal di kampung tepatnya diperkebunan.
Ayah bekerja diperkebunan karet terletak sebuah kota kecil yang kami tinggali sekarang, walau sederhana kami masih bisa dikatakan keluarga yang harmonis.
Ketika aku remaja disitulah keharmonisan kami retak gara-gara aku yang gila cinta.
Aku dua bersaudara,Adikku pada saat itu sekolah dasar kelas tiga,adikku cowok,Aku terlahir dari Ayah yang bersuku batak dan jawa,sedangkan Ibu bersuku minang asli,
nama Ayahku Darman Srg,Ibuku Indi Tanjung dan Adikku Anton srg.
Hari ini tepatnya aku mengambil izasah sekolah dasar,dengan berjalan kaki menuju sekolah,ya sekolahku tidak terlalu jauh dari rumah cuma berjarak 100 meter dari rumah .
wati : Eh berapa nilai kamu ?
Aku: hemmm sepertinya aku susah dapat SMP negeri.
wati: Nilai aku rendah,huh kebanyakan pacaran.
Aku : Eh baru tamat Sekolah Dasar,apa tau kau cara-cara pacaran?
wati: Ahahahaahaah aku enggak tau jalani saja.
Aku : Emang pacar kau enggak tau kau masih Sekolah Dasar Wati?
Wati: Enggak taulah bodoh,akukan ngaku nya SMP kelas tiga sama pacar aku,Hahaha dia percaya,kau lihatlah posturku seperti anak SMP.
Aku : Huh dasar tukang bohong.
Wati : Psstt diem aja kau di situ, nanti kau tau gimana perasaan berpacaran ahahah.
Wati adalah teman satu kelas aku, cepatnya dia mengenal cinta, mungkin karena lingkungan dan teman teman Wati yang lebih tua dari dia, jadi dia bisa begitu,dasar siWati .
Wati : Eh aku duluan ya !, soal Bapak sudah jemput aku Yun.
Aku : Bapak apa bapak ?!!!!, haahaha canda aku.
wati: Kampret kau,lihat tuh bapak aku udah nunggu didepan.
Indarti : Eehhh enggak usah bacot , masa kita enggak ada acara perpisahan? .
Aku: Oh iya,suatu hari kita buat reunian ya ahahah , bawa pasangan masing-masing.
Wati : Aman itu,yang jomblo kita bully saja ahahha.
Aku : Kampret kau, nyindir aku,kau kan taikk ayam.
Wati : eleh- eleh gitu saja marah dia.
Aku : huhu, tunggu saja ya kalian nanti akan tau,pacar aku pasti yang paling ganteng dari pada pacar kalian.
Wati : ok lah,bapak aku udah bete itu nunggu aku,bye Yunita,Indarti.
Indarti dan aku : hati hati kau ya.
Wati akan masuk SMP dikampung aku .sedangkan Indarti juga , cuma aku yang bingung, aku akan sekolah dimana?.
"Jangan sampai mama memasukan aku kePesantren itu, aku tidak mau termasuk biaya yang mahal,belum lagi biaya asrama".Gumam hatiku sendiri.
Aku ingin SMP disini saja sama seperti teman- teman sekelasku disini, aku jadi bingung ya Allah ...hikss.
Sewaktu sudah dirumah sepulang dari sekolah,aku masuk kedalam rumah.
Ibu : Udah diambil izasahnya?.
Aku : Udah mak, tapi mama janji jangan masukan aku kepesantren,aku pikir banyak kali biaya nanti.
Ibu : Soal biaya jangan dipikirkan selagi Ayah kau sama Mama sehat, pasti ada saja rezeky itu, ingat itu perjuangan Mama sama Ayah disini untuk kalian dua Adik dan Yunita.
Aku : Hufffttt,suka Mamalah situ sebel sekali.
Dengan nafas panjang aku baringkan wajah aku yang lelah di kasur lima kaki di kamar aku.
"ya Allah, jika ini yang diinginkan Mama aku untuk yang terbaik,aku akan menurutinya" Ujar dalam hatiku.
Ibu : Yunita,Yun bangun!, bangun ! makan.
ucap Mama dengan menggoyangkan badan aku.
"Ahkkkk ....!!! aku ternyata ketiduran tidak tau kalau ini sudah malam hari,karena capeknya, tadi soal mengantri disekolah ambil izasah aku" kataku sambil bangkit dari ranjang tidur yang empuk.
Sewaktu makan malam dirumah :
Ayah : cemana Yun?, jadi mau kan kepesantren itu?,jangan kecewakan Ayah dan Mama ya !!!, itu sekolah tidak murah !!.
Ucap Ayah sambil melanjutkan makannya dengan lahap,walaupun sambal belacan, di tambah ikan asin dengan sayur daun ubi di rebus.
Aku tidak menjawab ucapan ayah yang begitu tegas,aku hanya diam saja menuruti perkataan mereka ,semoga aku jadi anak yang berguna bagi mereka.
---------------
Hari yang dinantikan tiba juga saatnya.Mama sudah mendaftarkan aku dipesantren.Baju dengan set jilbabnya alla ustadzah.Buku -buku, set peralatan belajar,termasuk mengkemasi barang-barang milikku untuk kekota itu.
Lalu kami berangkat menuju kota M dengan dua kali menaiki Bus Mini.
Setelah sampai dikota M, aku dan Mama memanggil bapak tukang becak dayung.
Ibu : pak arah jalan jeruk ,gang nipis di mana ya?.
Bapak tukang becak : Oh disana bu,mari saya antar kesana bu, kepondok psantren itu ya bu?, inikan waktu pendaftaran murid baru.
Ibu : Ia pak benar saya mau kesana,antarkan kami kesana ya pak, cuaca panas dan penat.
Bapak tukang becak: ayo bu saya antar.
Sampai kami di sebuah gedung yang bertingkat tiga dan sebuah asrama putri yang dikelilingi pepohonan.Lalu kami masuk disambut ustadzah yang menyalami Mama , mungkin ini ibu yang jaga asrama pikirku.
" Masuk buk mari , ini muridnya ?"
Aku melewati kamar- kamar santri, banyak santri lama yang senyum kepadaku , aku membalas senyuman mereka. Mama ngobrol banyak dengan ustadzah sampai sore hari.
Tiba saatnya aku berpisah dengan Mama, Aku menangis tersedu-sedu, jangan tinggalkan aku mama, hikss hikss hikss,mama aku memeluk dan berkata.
Ibu : belajar lah disini yang rajin ,jangan kecewakan Ayah dan Mama dikampung.
"Iya mak" jawabku dengan nada sumbang.
Saat aku lihat digerbang asrama Mama berjalan keluar untuk mencari angkot , langkahnya berat seperti tida rela juga melepaskan anak perempuannya yang semata wayang ini.
" hallloo anak baru ya?, dimana kampungnya?, kenalkan nama saya melsa"
sembari menjulurkan tangannya kepadaku,sewaktu aku hendak masuk kedalam kamar asrama.
Aku : oh iya nama saya Yunita dari kota kecil perkebunan P salam kenal ya.
Melsa : Oh iya semoga betah disini ya,aku kelas dua,santri disini ramah dan juga baik , apa lagi ummi yang selalu menjaga kita nanti diasrama ini.
Aku : ia kak mel, aku panggil kakak ya.
Melsa : Disini panggil ukhti jangan kakak ya soal disini harus menggunakan bahasa arab, nanti Yunita akan diajarkan Bahasa arab disini heeheheeheh.
Aku :Baiklah ukhti terima kasih ya ukhti Melsa.
melsa : Sama sama Yunita.
Aku: Oh iya ukhti nanti temani Yun jalan-jalan ukhti keliling keliling asrama ini, soal Yun santri baru disini.
Melsa :Ok sayang tenang saja, ukhti Melsa akan temani Yunita melihat asrama ini dan mengenal ukhti- ukhti diasrama ini. Ucap ukhti Melsa dengan senyum lebar kepadaku .
Semoga aku betah disini ya Allah agar aku bisa buktikan orang tuaku di kampung. Aku bisa ,ya aku harus wujudkan cita-citaku menjadi polwan,hemm akukan tomboi gumamku dihati .
Setelah ukhti Melsa permisi
dari kamar aku untuk kekamarnya , aku menyusun baju aku kedalam lemari dua pintu,tak lupa pula sambal teri kacang kering yang dimasak mama, siap aku simpan didalam lemari untuk stock sarapan pagiku.
Oh Aku jadi rindu mereka disana ! ,aih baru sehari ya sudahlah.
Aku lelah ingin tidur dikasur aku yang tiga kaki ini,maklum anak asrama,semoga aku betah disini chayo Yunita.
-------------------
Waktupun berjalan begitu cepat berlalu.kenaikan kelasku telah tiba,ujian naik- naikkan kelas datang,aku sangat konsen mengerjakan tugas ujian walaupun sulit , aku harus konsen biarpun otak aku kurang encer tapi kelebihan aku dibidang olahraga dan pelajaran IPA.
Pada saat aku menuju kamar mandi asrama selesai ujian kenaikan kelas, perut aku tiba- tiba sakit sebelah kanan.
Aku : tolong lah ukhti-uhkti sakit sekali perut aku , tolong telfon mama aku !!! .
Dengan badan terbungkuk aku merasakan perut yang amat sakit,aku bersandar didinding tembok kamar mandi karena tidak tahan rasa yang menusuk diperut sebelah kanan ini.
Seorang wanita berlari menuju arahku , ya walaupun mata aku sudah sedikit kabur dari pandangan ,aku masih bisa melihat dengan samar bayangan Ummi penjaga asramaku.
Setelah itu Ummi dan para santri membawa aku kekamar untuk istirahat,dan Ummi asrama cepat-cepat kekantor untuk berencana menelfon Mama dikampung.
Ummi : hallo assalamualaikum ini dengan ibu Indi tanjung
Orag Kantor : Bukan ibu saya yang jaga telfon kantor, ada apa ya bu?,saya kenal dengan ibu Indi nya.
UMMi : Tolong pak sampaikan kepada keluarga bapak Darman Srg anaknya sakit diasrama. tolong dijemput pak.
Orang kantor : Ok, Ok ibu saya akan kabarkan keluarga bapak Darman sekarang juga.
Ummi: terima kasih pak. assalamualaikum.
Orang kantor :waalaikumsalam.
----------------
Esok harinya aku dijemput mama yang dari kampung,kasihan Mama sudah bolak balik seperti gasingan,pasti lelah dari kampung sambung Bus dua kali dari kampung kekota M.
Ibu :mana yang sakit ?,makan apa Yunita kok bisa sakit?, jangan makan sembarangan lha,apa masih sakit sekarang?.
Aku : Sakit sekali mak !, aku enggak tahan lagi direbahkan kekasur enggak baik juga mak.
Ujar aku dengan nada meringis yang masih terkapar dikasur.
Ibu : Ya sudahlah kita kerumah sakit saja.
Ujar Mama aku dengan nada parau dan khawatir.
Kami berangkat kekota T,kota T adalah kota kecil sejalan dari kampung aku.
Karena Ayahku seorang karyawan perkebunan dikampung P ,kami mendapatkan fasilitas listrik,beras dan rumah sakit secara gratis.
Setelah itu,sesampai di kota T,kami turun didepan rumah sakit lalu berjalan pelan- pelan kearah rumah sakit perkebunan tersebut.Terlihat Mama merangkul aku dengan pelan -pelan kearah UGD,karena dulu tahun 1998 masih UGD kalau sekarang IGD.
Ibu : Dokter- dokter tolong anak saya perutnya sakit.
Ujar mama dengan nada khawatir sambil meletakan aku dibrankar pasien.
Dokter :kenapa anak ibu? apa yang sakit bu?
Ibu : perut sebalah kanannya sakit dok,tolong diperiksa.
Dokter : sudah berapa hari gejalanya buk?.
Ibu : sudah dua hari ini dokter.
Dokter: coba lipatkan kakinya dek yang sebelah kanan !, sakit apa tidak.
Aku menuruti kemauan dokter walau amat sakit masih bisa aku tahankan sedikit, sampai tidak tertahan lagi.
"aduh duh duh, Mama uhuhhuhuh,
sakit dok hiks hiks hiksss " keluh kesahku menahankan rasa sakit ini.
Dokter : wah ibu ini sepertinya gejala usus buntu,tapi coba besok saya cek lagi ya ibu.dengan cek darah.
Mama hanya terdiam setelah mendengar penjelasan dokter dan berusaha tegar.
Suster mengambil kertas dan mencatat biodataku.
"Nama siapa?" ujar Suster.
"Yunita Ananta Srg" sus jawab aku.
"umur berapa dek ?"
"Empat belas tahun jalan lima belas tahun suster"
Sembari suster mencatat,Mama aku dengan khawatir ikut mendorong berankar yang aku tiduri kearah ruangan empat.
ternyata ruangan anak anak " pfffttt." aku senyum kecil nan malu.
Aku: mak kok Yunita dibawa ruangan anak kecil gini sih? ,aku kan sudah besar,sudah mens lagi kok disini.
Ternyata suster mendengar celotehan aku yang menurut orang manja tapi sok dewasa.
Suster : Enggak apa dek memang adek disini karena umur adek masih lima belas tahun.
"Perasaan yeeeee " ucap Mama aku
dengan nada meledekku,aku jadi diam dan malu lalu buang muka.
Ruangan anak- anak tempat pasien di rawat . aku tidak di ruangan vip , karena ruangan seperti ini khusus buat anak karyawan biasa. isi ruangan ada enam berankar lebar tiga kaki.
Aku : Mak Yun bobok dulu ya, perutnya masih sakit.
Ibu : boboklah entar lagi suster pasti datang untuk beri obat buat Yun ,sabar ya.
aku : ia mak
Aku rebahkan badan ini yang sakit karena aku sangat lelah, semoga sakit ini hilang,aku ingin sembuh.
Suster: Eh anak gadis masih sakit tidak perut nya ? biar kakak suntik ya.
Aku :sakit enggak kak?, Yun takut belum pernah.
Suster :Enggak ahk macam digigit semut,yang penting sakitnya bisa hilang, suntikan ini untuk mengurangi rasa sakit perut Yunita,biar Yun bisa nyaman tidurnya.
Suster sambil membuka celana aku,siap-siap dengan injeksinya.
Ahk sudah enggak apa yang penting aku bisa tidur nyenyak.
----------------------------------------------------------------------
INI KISAH NYATA ....seorang gadis bernama yunita (nama samaran) gadis belia yang berakhir menjadi wanita malam,berlokasi didaerah sumut,gadis batak yang berjuang mencari cinta sejatinya,kepalsuan,kesetiaan.cinta dan dendam membara,uang hingga menjadi janda, akan dikupas dinovel ini.Semoga para pembaca menghayati nya dan menginspirasi ,agar kelak di kehidupan kita tidak ada yang menjadi yunita kedua.
salam saya dari author jangan lupa like nya ya sayang muachh.
Hari ini hari kedua aku opname dirumah sakit
suntuk ,bosen aku hadapi,tidak ada kawan disini,malah aku sendiri pasien disini yang lainnya dikamar sebelah,itu juga anak-anak umur tiga tahun.
Sakit perut aku sudah mendingan setelah suster menyuntikan aku obat, saat ini bertepatan malam minggu,aku bosan diam diri didalam ruangan ini terus,aku ingin sekali berjalan menuju keluar mencari udara segar.
Ibu : Mau kemana ?,apa enggak sakit lagi perutnya?,kok kau keluar - keluar nanti kumat baru tau rasa.
ujar ibuku dengan nada tegas.
Aku : Ahk bosan mak ,Aku bentar saja duduk diluar ini cari udara segar.
ibu : Ya sudahlah tapi jangan lama ya nanti suster marah sama Mama , pasien kok jalan- jalan.
Aku keluar dari ruangan menuju depan teras ruangan tersebut.Pada saat aku bosen duduk dan ingin balik keruangan kamar pasien,aku melihat seorang pria dewasa menatapku, dengan tatapan seperti ingin mengajak aku duduk dengannya dikoridor ruangan kamar pasien ini.
Aku buang muka dan mengujar dalam hati."isshhh,siapa itu?,seperti makan orang tengok -tengok (melihat ) aku"
Sambil berjalan menuju kamar aku,hati ini tidak tenang, aku justru penasaran dengan pria itu ,aku coba intip sekali lagi dari pintu kamar ruangan pasien yang aku tempati ini,
Pada saat aku mengintip laki- laki itu , jantung aku berdegup kencang sekali,entah hawa apa yang merasuki aku sehingga nekat ingin melihat dia sekali lagi.
"deg ... deg ...deg " semoga - semoga jangan ada yang tau aku ngintip cowok yang manis itu .Hidung bangir,kumis tipis,alis tebal.Seperti perawakan pakistan,rambut juga belah tengah kalau jaman dulu tahun 1998 itu rambut RBT alias rambut belah tengah,sudah ganteng sekali abang itu dilihat, kulitnya juga kuning langsat.
Pada saat aku mengintip sekali lgi.
"Hayoo.....!!!!!" lho kok enggak ada lagi abang itu?, yang ada cuma ibu sama suaminya yang menjaga pasien seorang anak kecil.mereka lagi ngobrol - ngobrol dikoridor ruangan.
" tok.... tok ....tok "
deg deg deg deg,jantung memacu dengan cepat siapa yang mengetuk pintu ruangan ini padahal aku masih dibalik pintu ruanganku.
"Hayoooo ketahuan,intip siapa iya dek?. ngapain disitu?" Ucap pria ganteng tersebut dari balik pintu luar, membuatku tercengang habis.
Ya Allah aku enggak tau ternyata cowok itu sudah dibalik pintu ,mengawasi aku yang sedang curi-curi pandang sedari tadi.
Aku : Eehhh anu bang hemmm,itu tadi mau panggil mama aku sebetulnya,tapi aku lihat kok enggak ada.
Jawab aku dengan nada lirih dan bingung.
"Resek cowok ini baru dipandang saja udah sok Ok,terus kegeeran lagi".Gumamku dihati.
" Ahk nanti ngintip abang ,eheheheeh kenalkan nama abang Riandi !! " sambil menjulurkan tangan padaku.
" Saya Yunita bang eheheheh " balasku sambil berbinar-binar karena senang.
Tapi aku tidak membalas jabat tangannya karena aku masih takut dengan pria ini.Tapi aku penasaran sama dia juga.
Aku :maaf ya bang Riandy bukan Yunita sombong enggak salam abang tapi dipsantren enggak boleh katanya.
Kata Mama jangan dekat laki-laki dewasa jabatan tangan saja nanti bisa hamil. Ujarku dalam hati.
Riandi : Oh ....!! anak psantren toh ?, umur berapa dek kalau boleh tau?, udah punya pacar apa belum?.
" ih kok tanya -tanya pacar bang,umur Yuni enam belas tahun bang ehehehe....". uppsss..aku berbohong padahal umur lima belas tahun.
"hihihi enggak apalah yang penting bisa kenalan dengan cowok tampan ini " ucap dalam hatiku.
Riandi : ehhhh ..... abang tanya sudah punya pacar belum?.
Riandi sembari duduk dibrankar pasien yang kosong.
Jantung deg -degan menjawabnya karena aku malu,maklum aku mungkin puber pertama ini. " belum bang" jawab aku malu-malu tertunduk.
Setelah kami capek ngobrol ,Riandi tersenyum kecil sambil menyuruhku tidur karena dia tau aku pasien disini dan Riandi berjanji besok datang lagi.
Aku kesem -sem sambil rebahan di kasur pasien ini,setelah Riandi pergi dari ruangan dan pamit pulang,setelah itu aku mengkhayal wajah Riandi, dosa ya Allah ampunilah aku yang naksir Riandi, tapi syukur saja Mama tidak melihat kami berdua tadi.
---------------
Hari senin telah tiba dimana dokter spesialis memeriksa aku dan perutku.
Dokternya harum sekali,masih muda, ganteng lagi.
Dokter spesialis: Tampaknya harus dioperasi ya ibu anaknya, takut nanti usus buntunya pecah bisa beresiko tinggi.
Ibu : ho iya dok, tapi anak saya bisa sembuh kan?
dokter :bisa bu...,dan tidak akan kumat-kumat lagi setelah dioperasi.
ibu : Trima kasih dok.
Ibu menjawab dengan senyum puas melihat keadaanku,karena sudah mendapat titik terang soal penyakitku.
Malam harinya aku menunggu kedatangan Riandi,aku sudah tau buat apa juga dia kemarin kesini ternyata menjenguk tetangganya sendri ,anak tetangga itu sakit mencret,kasihan sekali badannya panas padahal masih umur tiga tahun lho.
Riandi : Heiiii sayang,sudah lama adek nunggu abang?
Aku : sayang-sayang baru jumpa dua hari kitanya, uda bilang-bilang sayang abang, gombal ya.
Jawabku dengan nada malu padahal senang sekali dihati ini dia bilang sayang.
-------------
Setelah itu waktu cepat berlalu tidak terasa aku sudah seminggu kenal Riandi,kami bercerita dengan tidak canggung lagi, tertawa duduk sampai Mama sedikit curiga ada apa dengan kami?,tetapi mungkin Mama berfikir positif dengan pertemanan kami karena Mama percaya Riandi sudah matang dan dewasa,berbeda umur dariku saja sepuluh tahun. mungkin Mama anggap kami abang beradik saja.
-------------
Malam itu aku ingat malam minggu,aku menunggu Riandi dengan janjinya ingin mengajak aku jalan-jalan dikoridor rumah sakit,tetapi Riandi janjinya karet.
Riandi : sudah lama dek menunggu abang?, maaf ya lama kali kawan abang jemput, maklumlah malam minggu pada kencan semua sama pasangan masing-masing.
Aku : Ihh enggak apa kali bang,santai aja, oh iya abang enggak sama cewek abang kencan juga?
Riandi : inikan sudah jalan sama cewek abang.
"deg" serasa hatiku bergetar siapa yang dimaksud abang Riandi?,pandai ngegombal cowok ini. Gumam dihatiku.
Aku : ahk siapa bang?, disinikan cuma ada kita berdua.
Riandi : ihhh adek nih gak peka apa.
Padahal aku tau maksud dia,tapi aku pura-pura enggak tau karena hanya ingin menggodanya saja. trik cewek yang aku buat.
Riandi mengajak aku jalan-jalan keliling rumah sakit ini , kami bercerita,pendekatan satu sama lain , dia sangat dewasa aku juga selalu paham apa maunya.
Riandi : adik udahan yuk malam ini, nanti dimarah suster lho, adik pasien disini , senin katanya mau di operasi,nanti Mama curiga lho heeheeheh, bawa anak gadis orang lama-lama diluar.
Aku : ya sudah abang, ayo antar adek keruangan pasien.
"ok " jawab Riandi.
Pada saat Riandi mengantarku sampai pintu kamar dia melihat kanan dan kiri seperti melihat sepi atau ada orang apa tidak yang melihat kami berdua, aku jadi bingung Riandi mau inginkan apa dariku.
" kenapa bang kok clingak clinguk dari tadi ?, padahal depan pintu,lagian enggak ada orang kok,Mama didepan ngobrol sama suster" tanyaku penasaran sekali.
Riandi : Dek abang mau bilang sesuatu,tapi adek jawab jujur ya,kalau mau nolak yang enggak apa dek,abang sadar kok bujang tua haahaahah.
Riandi sambil menatap aku didepan pintu ruangan pasien.
Aku : Bilang sajalah intinya bang,Yuni enggak ngerti maksud abang.
Aku menjawab sambil membuang muka dan menjauh dari tatapan Riandi,karena aku malu sekali.
Riandi : Dik abang suka sama adik,sewaktu adik berjalan dikoridor abang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama,maukah adik Yunita jadi pacar abang?,abang janji dik jagain adik selamanya.
Riandi menunggu jawaban dariku yang masih berdiri didepan pintu ruangan pasien, masih juga berhadapan denganku.
Deg-deg jantung aku "Hah" jantung bergetar dengan kencang apa aku ditembak?,
cowok ganteng ini blak-blakan sekali ucapannya aku jadi malu.Batinku meronta-ronta girang.
Hati aku melayang seakan ditaman penuh bunga- bunga,aku tidak bisa menjawabnya langsung,tetapi aku menjawab dengan menganggukkan kepala dan tidak berani menatap wajah Riandi,karena aku malu ini untuk pertama kalinya buatku,apalagi melirik bibir sensual merah kepunyaan Riandi ow..sungguh aku tak kuasa.
Riandi : Jadi abang diterima dik?.
Riandi meyakinkan jawaban aku walau hanya anggukan kepala saja.Lalu aku anggukan kepala untuk kedua kalinya.
" Yesss " Ujar Riandi dengan nada kegirangan. Lalu menyerobot bibir mungil aku yang merekah ini.
" PPPLLLAAAAKKKKK"
tamparan dipipi riandi mendarat saat dia menyentuh bibirku.
Riandi : Aduh kenapa sayang kok di tampar abang?.
Riandi sembari pegang pipi kanannya yang serasa panas.
Aku : abang jahat baru jadian main nyosor saja,aku kira mau cium kening enggak taunya bibir aku yang disosor,sudah gitu basah bibir aku disedot itu apa namanya?,aku enggak tau,aku belum pernah abang.
Tukasku terkejut serasa didalam mimpi saja.
Dengan banting pintu kamar aku menutup pintu dan mengunci pintu ruangan kamar pasien,lalu bergegas ambil air di teko kumur-kumur dan mencuci mulut aku,jijik aku rasa ciuman apa itu aku tidak tau,aku tidak pernah dicium seorang pria,inikah arti ciuman itu?.
Aku biarkan suara Riandi memanggil aku dari balik pintu dengan meminta maaf.
Riandi : Abang minta maaf dik, buka pintunya dik.
Riandi masih saja mengetuk pintu tersebut dari luar ruangan,walau pelan sih, mungkin takut kedengaran sama yang lain.
"Sudahlah abang pulang saja jangan ganggu Yun dulu !.
Ujarku dari dalam ruangan yang sudah berbaring dibrankar pasien.
Biar dia tau rasa seenaknya pakai cium-cium aku dibibir,kirain ciuman bibir ditempel saja. ternyata kayak nyedot pipet dalam gelas, aku tidak tau,betapa malunya bila jumpa Riandi besok-besok .
Tetapi kasihan juga Riandi sudah aku terima cintanya,baru jadian sudah kena tampar.Memang tangan ini refleks saja maklum aku sangat terkejut kejadian ini tiba-tiba saja,bila aku ingat tadi rasanya seperti ada yang mengalir didalam darah hawa panas saat bibirku ini disentuhnya.Ah sudahlah mending tidur saja.
Disaat aku mau tidur suster datang bawa jarum suntik setelah aku bukakan pintu ruangan,suster menyuntikan obat membuatku kesal dihati.
"datang pula sikawan ini" gumamku sambil membalikan badan.
"Baring dik , buka celananya" ucap suster yang sudah siap dengan injeksi tersebut.
"Sus lihat Mama aku ?" tanyaku setelah disuntik suster yang berprawakan manis nan lembut itu.
"Didepan dik mama kamu, gimana masih ada rasa sakitnya ?" ujar suster itu yang masih berdiri didepanku merapikan peralatan medisnya.
" masih Sus tapi udah mending enggak seperti waktu pertama aku datang kesini" balasku sambil mengambil selimut pasien.
" How bagus lah " jawab suster manis tersebut.
Suster pergi dari ruangan kamar aku ,setelah itu aku hendak memanggil Mama dengan suara pelan takut kalau didengar Riandi,siapa tau dia masih ada didalam ruangan pasien ini.
"Lho kok belum tidur ?, besok Ayah mau datang tapi gak bisa cuti kerjaannya" ucap mama yang sudah datang keruanganku.
" baru disuntik lho mak ,yaudah enggak apa mak,kalau ayah belum bisa jenguk Yun di sini" balasku dengan berbaring lagi dibrankar pasien.
" Cepat tidur,pasien kok lama- lama tidurnya, oh iya mama baru ingat besok sepertinya teman Mama mau datang jenguk yun disini" ucap mama sambil berbaring juga dilantai bawah ruangan.
"Bawel mama huh , siapa yang mau datang mak?" balasku penasaran.
" Tetangga- tetangga kita , tadi siang mama jumpa sama tetangga kita , Mamanya abang Nata".Balas mama sembari menguapkan mulut bertanda kalau iya juga sudah mengantuk.
Abang Nata tetangga sebelah rumahku , dia teman main gitar sama saat aku di kampung dulu.
Sekarang Aku masih memikirkan nasib Riandi apa dia pulang ? apakah dia marah , kasihan juga Riandi.
-------
* sementara di tempat andre *
Andre : dari mana bang bro , ciee yang baru kencan.
Andre melihat Riandi baru datang kerumah Andre.
riandi : sial betul, aku tadi kena tampar cewek.
Jawab Riandi sembari duduk disofa rumah Andre.
Andre :ahk siapa yang berani nampar abangku yang super ganteng ini?.
Andre penasaran lalu duduk disofa disebelah Riandi.
Riandi : Gini nih kemarin aku jenguk anaknya Bang Ridho, siBowo sakit mencret, eeh sewaktu aku ngobrol sama Bang Ridho,lewat cewek cantik intip-intip aku ,buat aku penasaran.
Andre: Gila kau bang masa naksir pasien ahaha, aku jadi penasaran sama cewek itu , jadi kenapa abang bisa di tamparnya ?.
Riandi :ahk,aku terkejut saat dia nampar aku karena aku cium dibibir ,sial aku.
Andre: Berapa umur cewek itu bang ?.
Riandi:Enam belas tahun masih jalan remaja sih , sepertinya dia baru kali ini pacaran , lugu amat semakin menarik aku untuk kencan dengannya.
Andre : Wow masih mentah bang,gila kau ya bang jauh sekali umurnya sama kau , kalau pacaran sama umur segitu harus sabar abang soal anaknya masih labil.
Riandi : betul juga katamu ndre.
Andre: Tantangan itu bang ,sepertinya peranmu di situ jadi abangnya sekaligus jadi pacarnya haahaha .... aku ingin lihat orang nya seperti apa.
Riandi : Ahk nanti kau naksir , gak usahlah kau kenal dia itu punyaku tau.
Riandi ngobrol sampe larut malam dengan Andre.
Riandi : kau enggak kencan ndre?, kok aku lihat kau sendiri juga.
Tiba-tiba Riandi ingat pacar Andre.
Andre: ahk enggak main ceweknya bang , masa ajak jalan mesti punya kereta (motor), matre malas aku bang, syukur masih pendekatan.
Riandi : Apes kita dua haahaahah , ayok main catur saja kita.
Riandi dengan Andre pun main catur sampai larut malam.
* Dirumah sakit *
" plok plok " suara tangan aku memukul nyamuk-nyamuk yang mendenging ditelingaku.
" Mak banyak nyamuk lho, Yun di gigit nyamuk" ucapku sambil tidak tenang untuk tertidur.
Ibu : Enggak boleh pasang obat nyamuk, lupa Mama tadi beli autan.
Balas mama dia juga terganggu dengan nyamuk nakal yang sedang kehausan.
" Enggak bisa tidur jadinya,hidupkan saja lampu nya mak " jawabku karena kalau terang benderang nyamuk terkadang tidak mau berkumpul.
" Tinggal tidur saja susah, oaleh mamanya juga diatur-atur" tukas mama sambil menggerutu kesal. Mama sambil berjalan kearah saklar lampu kamar pasien.
" Dah cepat tidur biar besok di periksa dokter lagi " suruh mama setelah menghidupkan lampu ruangan.
" iya lho mama bawel " jawabku sambil meraih selimut lagi dan melanjut kan tidur aku.
Keesokan hari aku menjauh dari Riandi karena menurut aku dia sudah mengambil ciuman pertamaku tanpa meminta izin dariku,tetapi aku sedih kenapa aku spontan menamparnya malam itu, aku takut dia marah karena habis aku tampar lalu menjahui dirinya.
--------
hari demi hari telah berlalu Tibalah hari senin jadwal operasiku, lalu suster datang kedalam ruanganku.
Suster: Di cukur ya dek,smuanya.
Mengantarkan sebuah pisau silet kepadaku.
Aku: Apanya kak di cukur?. jawabku sambil malu dan penasaran.
Aku heran suster menyuruh aku untuk mencukur bagian yang berbulu,karena operasi harus bersih smuanya termasuk bulu bulu itu,buat aku jadi malu.
Setelah suster pergi keruangannya,aku berjalan masuk kekamar mandi dan mencukur seperti kata suster tersebut.
Ehhhh kok hangat-hangat seperti ada yang keluar "seerr-seeerr", eh aku mens ,ya ampun gimana nih?,lalu aku keluar dari kamar mandi dan mendatangi suster tadi.
"kakak saya haid " ujarku saat menghentikan aksi cukur mencukur sembari berdiri dihadapan suster tersebut.
" Waduh gimana ini enggak bisa lah di operasi sekarang " cepat- cepat suster melangkah keruangan dokter yang menangani aku.
Aku sebel jadwal operasi aku akhirnya ditunda karena mens.Ini jadi lama deh aku pulang dari rumah sakit. "hufftt ."
Malam harinya aku mendengar suara seorang pria memanggil dirku dari balik pintu ruangan tempatku dirawat.
" sayang, hallo dik jangan marah pliese abang respeck dik karena senang jadian sama adik,maaf abang lain kali minta izin dulu sama adik,padahal kangen, kenapa menjauhi abang dek " ujar riandi yang berdiri didepan pintu ruangan pasien.
Aku : maaf abang bukan maksud Yun untuk menampar abang semalam,Yuni juga terkejut abang mendadak cium Yuni,Yun enggak pernah bang digituin, jadi langsung saja menampar.
Jawabku yang berdiri dihadapan Riandi ditengah pintu ruangan itu.
Aku tatap matanya dengan berkaca -kaca walau sebenarnya aku tak berani, Riandi langsung memeluk aku setelah mendengar dan menerima permintaan maafnya.
Jantung aku mau copot seperti ada yang mengalir disanubari aku,karena baru kali ini juga aku dipeluk sesosok pria dewasa. tubuh Riandi juga harum membuat aku kelepek-klepek.
Apa ini cinta?, apa ini nama nya pacaran?, tidak aku tau dan yang penting sekarang aku sudah memaafkan Riandi.
Riandi : ayo jalan-jalan dik,seperti kemarin dikoridor rumah sakit ini,abang janji kali ini izin kalau meminta sesuatu sama adik.
Ucap Riandi dengan nada memohon supaya aku mau diajak jalan dengannya.
"boleh bang " jawabku singkat dan tertunduk malu, padahal hati ini sangat senang.
"Ibu saya bawa Yunita duduk di gang depan ya Ibu boleh kah??" ujar Riandi dengan nada memohon kepada mamaku yang lagi duduk diteras ruangan pada saat kami berjalan kedepan.
Ibu : Eh mau ngapain pasien di bawa nanti marah suster , tapi boleh lah kalau hanya sebentar saja, ibu titip aQua di kantin depan ya.
Jawab mama yang lagi duduk sendirian.
Riandi : ahk siap buk .
Riandi senang serasa mendapat lampu hijau.
Lalu Mama memberi uang tapi Riandi menolak karena menawar kan pakai uang Riandi saja. Setelah itu kami berjalan dan mendapati tempat untuk ngobrol.
Kami duduk disamping kantin rumah sakit, disana kalau sudah jam delapan malam orang -orang pada sibuk lalu lalang berjalan.Termaksud penjenguk yang ada di rumah sakit.
Kesempatan Riandi meminta izin dengan aku untuk memegang jemariku,aku hanya menajawab mau dengan cara anggukan kepala dan tersipu malu.
Pelan- pelan dia menggenggam jemari kananku, jantung oh ya Allah mau copot,air mana air seperti panas sekali rasanya jemari ini disentuh cowok tampan.
Riandi : Dik ayo kita jalan lagi kesitu,setelah itu beli aQua pesanan mama kamu.
kata Riandi sambil bangkit dari duduknya, sembari jemarinya masih saja menempel dijemariku.
Aku ikut saja seakan-akan kerbau yang dicucuk hidungnya, karena jujur aku sangat-sangat malu sekali. Setelah kami membeli aQua terlebih dahulu, kami berjalan lagi kearah ruangan kamar pasien tempat aku di rawat.
Tapi Riandi memberhentikan langkah dan menggandeng tangan aku dan membawaku kesamping tembok ruangan rumah sakit tersebut.
Ah.. untuk apa dia membawa aku kesini malah remang-remang lagi ditempat ini, suasananya juga sepi. Ucap dihatiku.
" Adek kok deg-deg kan?" ucap riandi pada saat berdiri berhadapan denganku dekat.
" Takut bang Yun enggak pernah kayak gini, lagian untuk apa abang bawa adek ketempat remang-remang ini ?" jawabku sambil menundukan wajah tidak berani menatap bola mata yang besar nan indah itu.
Riandi : Abang cuma ingin lihat adik lama sebelum masuk kamar, kalau di koridor banyak orang. Sembari menyelipkan rambut ketelingaku, yang sejak tadi terurai menutupi pipi kiriku.
Aku : hemmmm, anu ....
gumamku tak jelas karena sangat malu bercampur bahagia.
Riandi : Abang boleh minta izin sayang?.
sambil membelai rambut aku dengan lembut,menyibak kan rambut aku kebahu.
lembut sekali semtuhannya,membuat jantung aku mmemompa lebih cepat, aku beranikan diri menatap wajahnya karena suasana agak remang- remang.Tuhan wajahnya seperti bule pakistan,mata besar nya,bibirnya sensual banget merah buat kau terbang melayang.
Riandi : Adik belum jawab lho abang minta izin. Tukas Riandi karena sudah tidak sabar dengan kecanggungan aku.
Aku : Apa sih abang mau apa? . Jawabku sambil memalingkan wajah kearah kiri dan tersenyum kecil.
Riandi : Boleh sayang, abang cium lagi,sekali saja.
Dengan kernyit dahi dan megang dagu aku, memutar wajah aku kearah wajahnya, sementara jarak kami dekat sekali masih berdiri berhadapan.
Aku mengangguk saja karena malu,Riandi mengangkat dagu aku yang tertunduk malu.dan dengan lembut bibir sensual hinggap dibagian bawah hidungku.Riandi mengajari aku cara seperti ini, sampai aku sudah mabuk didalam bibir nya yang lembut nan sensual.untuk kedua kalinya aku rasakan ini walau canggung aku menikmatinya.
Riandi melepaskan ciuman mesra itu setelah nafasku menderu tidak karuan,sepertinya dia tau aku menikmati itu,membuat aku sedikit berjalan mundur selangkah karena malu.
Riandi : kenapa sayang?, oh iya adek janji ya jangan tinggali abang. Riandi sambil meraih kedua jemariku dan menatap aku untuk kesekian kalinya.
Aku : Yun janji abang.
jawabku dengan senyum kecil nan malu.
" gadis ini sangat lugu ciuman saja tidak tau pasti masih perawan,abang janji dik akan jaga kesucian kamu,diantara hubungan kita ini tidak ada nafsu dan budak sex " ucap Riandi dalam hati dengan janjinya.
Waktu berlalu dengan sangat cepat ,kami akhirnya menyudahi percumbuan kami dan bergegas keruangan pasien,karena takut juga Mama akan marah bila kelamaan pulang.
Ibu : Eh lama kali kalian !! yang ngapai nya?. Mama melihat kami yang sudah sampai keruangan pasien.
Riandi :Maaf bu saya tadi ajak Yun jalan-jalan sebentar katanya bosen di sini ibu .
Jawab Riandi dengan tenang dan damai.
Ibuu : Mana aQua ibu pesan tadi? .
Mama saat melihat Riandi tidak memegang Aqua sebotol pun.
Astaga ...... ketinggalan di samping ruangan tempat kami bercumbu tadi.Ucap aku dalam hati.
" Taruh dimana tadi aQua pesanan mama dik" bisik riandi kekuping aku.
" Aih bang sepertinya ketinggalan di samping" Balasku dengan nada berbisik juga kepada Riandi.
Riandi : sebentar ya ibu, Rian ambilkan dulu, sepertinya ketinggalan.
Sambil berlari Riandi menuju tempat tadi, sementara aku menghembus nafas lega dan duduk dibrankarku,Mama hanya diam saja dan bingung yang lagi duduk dilantai.
IBu : hemmm dasar anak muda.
Hanya kata itu yang dilontarkan Mama .
Setelah Riandi kasih pesanan aQua itu, Mama langsung suruh aku cepat tidur, padahal aku masih ingin melihat kekasih aku ini. Karena malam mulai larut Riandi pamit pulang denganku dan Mama.
Tidak apalah dia cepat pulang, yang penting kejadian tadi sangat indah, walau ini masih jam sembilan lewat.
Aku tertawa sendiri membayangkan ciuman pertama aku, aku sudah tidak jijik lagi.Sampai celana dalam aku basah di buat cumbuan mesra Riandi tadi.
Esok harinya Riandi datang lagi dan mengajak aku ke tempat semalam, kami mengulanginya lagi bercumbu dan bercumbu kali ini lebih dahsyat.Aku tak mampu berkata kata saat riandi mulai mencumbui aku dengan hangat dan mesra.
" wah adek basah Ahahaahahahah" ledek Riandi saat melepaskan cumbuan dahsyat nya itu.
Aku : Enggak ya mana?,abang porno saja, nakal kali ih.... jawab aku dengan nada malu dan mencibir.
" gadis ini sangat menarik ahk aku semakin penasaran" Gumam Riandi dalam hati.
Aku : ayok abang kita jalan jalan ,bibir adek udah jontor nih abang ciumin terus. Ajak Aku karena malas diledeki Riandi terus menerus.
" Tapi adek puaskan ?" jawab Riandi sambil membelai rambut aku dengan lembut.
Aku : ih abang jangan menggoda aku terus, malu ih. Jawab aku jadi kesal pada Riandi.
Setelah itu kami berjalan-jalan lagi menuju koridor ruangan rumah sakit ini .Tertawa bercerita dan sambil bergandengan tangan,Indah sekali yang kurasakan ini seperti di surga,jangan pisahkan kami,biarkan kami seperti ini,aku cinta kamu Riandi lubis.
"Abang pulang ya dik,adik cepat tidur,mimpi indah Ok sayang". Ucap Riandi dengan membelai rambut aku pada saat dia mengantarkan aku keruangan pasien.
"Cepatlah hari esok biar abang cepat kemari" Sambung aku dengan nada merengek seakan tidak ingin berpisah darinya pada saat ini.
"iya sayang, abang pasti janji akan datang besok" Jawab Riandi dengan membelai mesra rambut aku.
"baiklah abang" Jawabku dengan nada pelan seakan tidak rela kalau Riandi pulang.
Riandi akhirnya pulang juga,aku kembali ke kamar aku guna istirahat,menyambut hari esok, apalagi mens aku sudah mulai berhenti otomatis dokter akan menjadwalkan operasi usus buntu aku.
*Keesokan hari nya*
"Gimana dik sudah habis enggak haid nya?" Suster menghampiri diruangan pasien pagi ini.
"kemungkinan besok udah habis kakak". Jawab aku setelah duduk dari pembaringan.
"Oh iya sudah biar saya konsultasi dengan dokter, agar di jadwal kan operasi Yunita ya" Suster sambil merapikan alat medis nya setelah menyuntikan obat buatku lagi.
"Ok kakak, tapi udah enggak sakit lagi sejak di suntik tiap malam,apa mesti dioperas?" Aku jadi merasa ngeri operasi jadi berbicara seperti itu.
"Ehhh itu hanya obat pereda sakit,kalau tidak di operasi bisa gawat, emang Yun mau ketergantungan obat suntik terus?,nanti pantat nya busuk lho di suntik terus" Jawab suster dengan senyum.
"Bohong inilah emang aku anak kecil ditipu-tipu mana ada pantat bisa busuk" Tukasku seakan tidak percaya dengan ucapan Suster.
" Hahaahahah tau saja Yunita ini,iya sudah istirahatlah dik besok dokter akan berikan jadwal operasi kamu, Ok". Kata suster sembari berjalan meninggalkan ruangan pasien.
"ok kakak" jawabku sambil menghembus nafas panjang.
Tiba malam hari aku menunggu kedatangan sang kekasih sambil berdiri didepan ruangan pasien,sepertinya malam ini Riandi telat datang menjenguk aku.
"kenapa mulut kau itu dari tadi manyun
diem saja?,menunggu siapa?, dari tadi dipintu, awas kalau tau mama kalian berpacaran,nanti mama usir jantan itu ya" Tegas Mama seakan tau apa yang aku tunggu.
" Ih Mama ini kepo kali mana ada Yun nunggui jantan,sebel lihat mama" Jawabku sambil kesal dan menghentakan kaki didepan pintu.
" Ahk sudah lah Yun duduk depan dulu ma, jangan kepo mama ya" Kataku karena terlanjur sebal dengan ucapan Mama.
" Jangan lama- lama ini rumah sakit Yun " Jawab Mama berteriak sedikit seakan-akan ini dirumah, padahal ini rumah sakit.
----------
Sewaktu aku melamun duduk didepan ruangan ini,Riandi datang dengan jam karetnya.
" Hallo sayangku,kok manyun pacarnya baru datang di sambut dengan ini?" kata Riandi saat sudah tiba didepan ruangan pasien.
" sebel lihat dia,lama sekali datangnya sudah tau waktu kita sebentar" Aku merepet sambil lipat tangan saat berdiri dihadapan Riandi.
"Maaf sayang,abang ada perlu sedikit sama kawan,jangan marah ya, ayo kita jalan-jalan supaya kamu jangan merajuk lagi" kata Riandi sembari menarik jemariku untuk berjalan dikoridor rumah sakit ini.Aku diam saja rasa kesal ini jadi hilang saat melihat raut wajahnya.
Kami memilih tempat biasa pada saat kami bercumbu, kami mengulangi lagi percumbuan mesra dan hangat,aku mulai pintar membalas cumbuan setiap cumbuan Riandi.
"Enak ya dik ?, kalau kita menikah abang akan buat yang lebih enak dari ini". Kata Riandi sembari menutup dan mengkancing pakaian yang aku kenakan.
" astagfirullah...." aku Tersadar dan langsung istighfar.
"kenapa dek ?" Riandi kelabakan saat aku mendorong tubuhnya dan menjaga jarak, padahal tadi aku sangat menikmati apa yang iya lakukan padaku.
"Abang kenapa kita seperti ini,aku takut hamil abang " ucap aku dengan nada takut dan cepat-cepat merapikan bajuku.
" haahaahahahaah, lugunya adik ini, sexwilda enggak akan bisa buat kamu hamil sayang" Riandi terkekeh dan menatap aku dengan puas.
" Jangan ketawa,Yun kan enggak tau kalau ternyata enggak bikin hamil, abang buat sebel,maklum saja kenapa, adik baru perdana,baru abang pacarku " .Ujarku dengan nada sebal dan buang muka karena kesal.
"heehe....nanti bo'ong ?" kata Riandi mulai meledek aku lagi dan berdiri dihadapan aku.
" Sumpah bang Yun enggak bohong, abang cinta pertama Yun " ucapku dengan nada tegas dan berani menatap wajah yang selama ini aku kagumi.
" Abang percaya sayang,abang sudah menduga adik baru ini punya pacar,soal pertama kali abang cium aja dia kaget,lalu tampar abang lagi,ciuman juga monoton,badannya di tegangkan,Jantung kamu berdebar kencang haahaha " jawab Riandi meledek dan menggoda aku lagi, buat aku tambah kesal.
"Jahat " jawabku sambil memukul dada Riandi dan lipat tangan setelah itu.
"Sudah malam sayang nanti mama curiga pulang ayo" Riandi merangkul bahuku dan mengajak aku berjalan pulang keruangan tempat aku dirawat.
"Hem...." Aku masih kesal, padanya tapi karena aku cinta jadi rasa kesal dan marah ini hilang secara perlahan.
Sambil berjalan kami meninggalkan tempat biasa itu tempat dimana kami selalu bercumbu mesra dan panas.Mungkin tempat itu tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup yaitu tembok ruangan pasien disamping.
"Dari mana kalian ?,Riandi jangan bawa anak ibu jauh- jauh jalan,nanti tau suster ibu yang kena marah lho". :Kata Mama setelah melihat kami berdua sudah didepan ruangan kamar pasien.
"Abang Riandi traktir makan bakso mak" Jawab Yunita berbohong kecil, karena takut kalau Mama murka.
"Aahk enggak ajak-ajak kalian ya" Mama sepertinya tertarik dengan ucapanku.
"Oh ibu mau ?, besok Rian bawakan untuk ibu ya,aman itu Bu" Kata Riandi seakan nyambung dengan kebohongan yang aku buat.
"Boleh-boleh juga, besok ya bawakan Rian" Jawab Mama dengan senang dan girang.
Mama bergegas kekamar mandi karena sudah kebelet buang air, lalu Riandi juga akhirnya permisi pulang dan berbisik padaku.
" Adek jangan suka bohong apalagi sama orang tua,makan bakso dari hongkong,abang yang makan bakso berbungkus kain tadi ahaahahaha,adek enggak makan bakso " bisik Riandi ketelinga aku.
"Ehhhh abang jangan menggoda ya,biar mama tenang lho kalau Yun bilang begitu, huss... abang ini bakso bungkus kain apaan aku malu bang jangan bilang gitu" jawabku sambil buang muka dengan wajah yang memerah.
" Eeehheheh iya dek,abang minta maaf abang pulang ya sayang" Kata Riandi sambil cengengesan.
" Ok abang,hati-hati sayang mimpi indah " jawabku sambil melambai saat Riandi didepan pintu ruangan.
"dadaaa, dekku sayang, kirim salam sama mama ya" jawab Riandi karena Mama tidak keluar juga dari kamar mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!