NovelToon NovelToon

Alsava Love Destiny

Bab 1. Alsava Khairunnisa

Langkah setengah berjingkrak seorang gadis bernama Alsava yang biasa di panggil Alsa. Gadis yang selalu berwajah ceria itu memasuki rumahnya setelah pulang dari magang di kantor advokat yang cukup terkenal di kota itu.

Alsava Khairunnisa lulusan S1 hukum dengan nilai terbaik. Gadis jenius itu bahkan sejak kecil sekolah dengan beasiswa hingga bangku kuliah.

Alsa memiliki wajah yang kecantikannya diatas rata-rata, mata yang bulat, hidung mancung ditambah kulit putih bersih membuatnya menjadi incaran setiap pria.

Tok ... Tok.

Alsa mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada sahutan dari dalam rumah kontrakan yang sangat sederhana itu. Alsa akhirnya memakai kunci duplikat yang tersimpan di tas nya. Langkahnya langsung disambut tatapan tajam oleh Ibunya bernama Anita dan adik perempuannya bernama Bela.

"Bagus kau sudah pulang, sekarang kau bisa mengganti semua kebaikan kami membesarkan mu sebagai orang tua," hardik Anita dengan seringai liciknya.

"Ada apa Bu?" Alsa mendekat namun seketika Anita langsung menghempasnya hingga jatuh ke lantai.

"Bela ini ada apa, jelaskan pada Kakak." Alsa menatap Bela dengan tatapan memohon.

"Kau ini sadar Kak, kapan kau akan membalas budi ibu dan ayah. Kau hanya membuang-buang waktu untuk bekerja di kantor sialan itu tanpa di bayar lebih baik Kakak berubah menjadi wanita ****** yang lebih menghasilkan uang" cerca Bela dengan keji.

"Alsa masih berusaha jadi mohon bersabar lah, Bu." Alsa bangkit mendekat pada Anita namun lagi-lagi tubuhnya di dorong dengan keras hingga kembali terhempas ke lantai.

Sejak kecil memang Alsa di perlakukan dengan buruk bahkan disela-sela sekolah Ia harus bekerja paruh waktu demi membantu perekonomian keluarganya. Namun semuanya terasa sia-sia karena apapun yang dilakukannya tidak berarti bagi keluarganya karena keluarganya memperlakukan dengan buruk jauh berbeda dengan adiknya Bela yang selalu dimanjakan. Terkadang Alsa berpikir Ia hanya anak pungut mengingat semua perlakuan yang berbeda dari orang tuanya namun Alsa bersyukur Ia memiliki keluarga yang walaupun tidak menerimanya dengan baik setidaknya Ia memiliki keluarga tempatnya kembali.

Alsa yang sering mendapat perlakuan buruk namun tetap saja setiap kali Ia selalu meneteskan air matanya. "Hiks ... hiks."

"Lihat Bu, Kakak itu memang hanya bisa menangis sia-sia karena walaupun sampai menangis darah pun air matanya itu tidak berarti apa-apa,' cerca Bela berulang kali.

Tiba-tiba dua mobil berhenti tepat di halaman rumahnya. Saat itu Jodi, ayah Alsa turun dari dalam mobil.

"Sayang kau baik-baik saja." Menatap seluruh tubuh yang babak belur.

"Cepat bawa gadis ini pergi." Perintah seorang pria yang langsung mencekal tanga Alsa dengan paksa.

"Ini ada apa?"

"Mulai sekarang kau ikutlah dengan mereka karena mulai saat ini kau harus bekerja untuk mereka!" jelas Anita dengan ketus.

"Tapi Bu- "

" Cepat bawa!" perintah seorang pria yang sepertinya lebih berkuasa karena setiap ucapannya langsung dilaksanakan.

"Ayah, Ibu tolong Alsa." Alsa melihat kebelakang namun tetap saja kedua orang tuanya membiarkannya dibawa begitu paksa. Air matanya kembali menetes dengan sikap orang tuanya yang mengabaikan permintaan tolongnya yang sama sekali tidak digubris bahkan terkesan senang dengan dengan kepergiannya.

.

.

Mobil itu terus melaju membawa Alsa ke sebuah perumahan mewah. Namun bukan perumahan tepatnya sebuah istana. Seumur hidup Alsa baru sekali ini Ia melihat rumah begitu indah yang hanya biasa Ia lihat hanya di tivi.

"Apa ini tempat aku harus berkerja. Baik bu jika itu kemauan ibu dan ayah aku akan menghasilkan banyak uang untuk kalian," batin Alsa. Ia mengukuhkan tekadnya untuk bekerja dengan baik hingga mampu membuat kedua orang tua dan adiknya bangga.

"Urus dia!" Seorang pria mendorongnya masuk ke dalam dan langsung di tahan oleh seorang wanita yang terlihat begitu ramah.

"Ayo, Nak." Wanita yang bernama Mira itu membawa masuk lebih dalam istana itu.

Bab 2. Perjanjian Kontrak

Alsa semakin dibawa masuk ke dalam istana itu. Terlihat seorang pria yang duduk di sofa dengan angkuh.

Kevin Anggara CEO of Anggara Group. Pria tampan dengan sejuta pesona yang membuat gadis manapun pasti terpikat ditambah kesuksesan di usia muda membuatnya semua gadis bahkan rela bersujud untuk bisa dekat dengannya.

"Alsava Khairunnisa Lulusan terbaik." Kevin menatap sinis setelah membaca berkas yang berada di tangannya.

"Silahkan, Nona," tawar pria dengan sopan. Bastian Asisten pribadi Kevin yang sikapnya sangat manis berbanding terbalik dengan tuannya yang angkuh dan sombong. Bastian mengeluarkan beberapa lembar berkas lalu memberikannya kepada Alsa.

"Apa ini, Tuan?" Alsa menatap pria yang memberinya berkas itu.

"Bacalah, Nona!" Perintah pria itu.

Alsa membaca berkas yang ada di tangannya dengan seksama yang menjelaskan semua yang terjadi padanya. Tertulis Ia memiliki hutang satu miliar hingga Alsa harus menyetujui bekerja selama setahun tanpa digaji.

"Bagaimana, Nona?" tanya Bastian.

"Apa ini, aku sama sekali tidak kenal dengan orang ini lalu kenapa saya bisa punya hutang." Alsa Menatap tidak terima pada Kevin.

"Kau bukannya gadis yang pintar, tapi membaca saja tidak bisa!" teriak Kevin. Ia tidak terima seorang gadis menatapnya dengan tatapan tidak suka terhadapnya karena dalam hidupnya tidak ada kata diremehkan bahkan jika seseorang meremehkannya Ia bisa membuat orang itu bosan hidup.

Alsa tertegun saat membaca berkas itu dengan perlahan. Air matanya tiba-tiba menitik dengan fakta yang tidak pernah Ia duga sebelumnya.

"Ayah menjaminkan aku." Air mata menitik.

Kevin tersenyum penuh kemenangan dengan keadaannya saat ini.

"Aku tidak menyetujui semua ini. Aku akan membayar uang ini dengan caraku!" Alsa melempar kasar berkas itu ke wajah Kevin.

"Selangkah kau keluar dari rumah ini, aku pastikan kau akan menyesal!" ancam Kevin dengan tatapan kejamnya. Kevin pastikan gadis itu tidak bisa lepas dari jeratnya.

Alsa tidak mengindahkan hingga beberapa pengawal membawanya kembali ke tempatnya.

Kevin mendekat, mencekal dagu Alsa hingga terlihat kecantikan gadis itu semakin sempurna saat di lihat dari dekat.

"Kau lumayan juga, kau hanya perlu menghangatkan ranjangku setelah aku bosan kau bisa pergi." Putus Kevin.

"Apa maksudnya menghangatkan ranjang?" polos Alsa.

"Apa perlu aku jelaskan bagaimana caranya?" Kevin tersenyum menyeringai.

"Tidak turunkan aku!" pekik Alsa saat sudah berada di bahu pria itu. Ia terus meronta membuat Kevin akhirnya menurunkannya.

"Aku tidak mau, aku mau bekerja bukan menjadi ****** seperti keinginan anda!" tolak Alsa.

Mendengar itu Kevin tersenyum sinis dengan penolakan gadis di depannya.

"Kau menolak menjadi penghangat tidurku, baiklah jika itu keinginanmu tapi aku pastikan kau akan memohon menjadi penghangat ranjangku nantinya!" Kevin berucap penuh keyakinan. Ia akan membuat gadis di depannya itu bahkan menjilat ludahnya sendiri dengan semua penolakannya.

"Daripada aku menjadi wanita ****** lebih baik aku menjadi pembantumu!" balas Alsa dengan ketus.

"Bas cepat kau selesaikan gadis ini!" teriak Kevin. Ia meninggalkan ruangan itu. Akhirnya Alsa menanda tangani kontrak bekerja selama setahun tanpa di gaji.

***

Sebulan sudah Alsa bekerja sebagai pelayan selama itu pula Kevin memperlakukannya dengan buruk. Kevin sengaja melakukannya agar gadis itu menyesal karena telah menolaknya hingga dengan sukarela memohon padanya. Namun nyatanya perlakuan buruk itu tidak berarti apa-apa karena Alsa terus bertahan walau Ia menyiksanya setiap hari.

Selama itu pula setiap hari kevin membawa beberapa wanita pulang sementara Alsa harus melayani dan melihatnya bermesraan dengan para wanita itu. Kevin bahkan selalu mempermalukannya saat di depan para wanita-wanita itu.

Seperti biasanya Alsa harus membawa makanan dan minuman untuk menemani Tuannya dan beberapa wanitanya di lantai empat.

Tok ... tok.

Alsa mengetuk pintu saat sudah berada di depan pintu kamar Tuannya. Tidak mendapat sahutan Alsa langsung masuk. Pemandangan begitu menjijikkan selalu saja disaksikannya.

"Tuan bagaimana apakah kau senang?' ucap seorang wanita sesaat lepas dari ******* bibir Kevin.

"Ambil ini." Puas Kevin tersenyum senang memberikan cek kosong pada wanita itu.

"Tuan aku mau," tawar wanita di sebelah Kevin. Kevin langsung ******* bibir wanita di sebelahnya penuh nafsu.

"Ambil ini, bagaimana apa kalian senang?" Kevin mendekap bahu kedua wanita itu membuat keduanya wanita itu memeluk tubuh Kevin tanpa rasa risih sedikitpun.

"Menjijikkan, dasar wanita murahan," umpat Alsa menatap jijik ketiganya.

"Lihat apa kau!" Sentak Kevin kesal dengan tatapan Alsa padanya.

"Tidak Tuan." Alsa menunduk.

Seketika Kevin melempar makanan yang baru saja di sajikan Alsa.

"Makan!" hardik Kevin. Menunjuk makanan ringan yang sudah tercecer di lantai.

"Tapi Tuan."

"Aku perintah makan, makan saja!" Mendorong tubuh Alsa hingga terjatuh tepat di depan makanan itu.

"Cepat!" hardik Kevin lagi. Ia memaksa Alsa memakan makanan itu hingga memasukkan makanan itu dengan kasar ke mulut Alsa walaupun Alsa terus saja memuntahkan makanan itu tapi Kevin terus saja memaksanya menelannya.

Hiks ... hiks.

Air mata Alsa menitik dengan perlakuan kejam tuannya sementara Kevin tersenyum puas bersama kedua wanita disampingnya.

Bab 3. Terenggut

Beberapa hari kemudian.

Alsa membawa minuman dan makanan sesuai perintah tuannya ke lantai empat.

Meletakkan dengan hati-hati lalu melangkah pergi. Saat itu Kevin tengah fokus di layar komputernya.

"Tunggu!"

Suara Kevin langsung menghentikan langkah Alsa namun Ia tidak membalikkan badannya membuat Kevin kesal. Ia langsung bangkit dari duduknya melangkah dengan cepat berdiri tepat di depan Alsa.

"Kau! Lagi-lagi mengacuhkan aku!" mencekal dagu Alsa.

"Kenapa bibirnya begitu menggoda, sepertinya sangat manis," gumam Kevin dalam hati. Tanpa basa-basi Kevin langsung ******* bibir Alsa penuh menuntut. Tangannya menahan tubuh gadis itu hingga Alsa yang meronta tidak berarti bagi tubuh kekar Kevin.

"Lepaskan!" Mendorong dengan kuat hingga akhirnya ******* bibir Kevin lepas.

"Berani kau!" Kevin mengepalkan tangannya dengan penolakan Alsa membuatnya semakin tidak terkendali.

"Turunkan aku Tuan!" meronta dari tubuh Kevin. Saat itu Kevin mengangkat tubuh Alsa melemparkannya ke ranjang.

"Kau milikku!" Kevin mengoyak seluruh benang yang menempel di tubuh Alsa hingga membuat gadis itu polos. Alsa yang terus meronta dan berteriak semakin membuat gejolak Kevin semakin terbakar.

"Tuan, jangan!" pekik Alsa dengan air mata.

Tubuhnya Kevin menggagahi tubuh Alsa dengan gejolak yang semakin menguat saat mendapati tubuh molek Alsa tanpa sehelai benang. Kevin meruda paksa Alsa berulang kali sampai akhirnya tertidur karena kelelahan sementara Alsa terus merintih menangisi kegadisannya direnggut paksa oleh Tuan kejamnya.

***

Kevin terbangun namun masih dengan mata tertutup. Ia merasakan tangannya ditindih dengan sesuatu yang berat tidak lain kepala Alsa. Tangan kirinya memegang sesuatu yang kenyal entah apa ini namun sangat menyenangkan ketika dipegang.

Aaaaaaa .... Teriak Alsa spontan duduk menyadari tangan seseorang meremas bukit kembarnya. Sementara Kevin juga ikut berteriak terkejut dengan apa yang terjadi pada keduanya yang berada di satu ranjang dan satu selimut tanpa sehelai benang. Keduanya sama-sama polos.

Alsa kembali menitikkan air mata mengingat kejadian tadi malam. Kevin menggagahinya dengan paksa tanpa ampun.

"Bagaimana Tuan, aku sudah kehilangan hidupku?"Tanya Alsa saat Ia mengingat kejadian tadi malam. Ia benar-benar sedih, masa depannya sudah hancur. Harga diri yang hanya dimilikinya kini sudah tidak berharga lagi karena sudah terenggut.

"Kau menyalahkan aku, bukannya semalam kita sama-sama menikmatinya," kilah Kevin.

"Sudah pergi dari kamarku sebelum kejadian semalam terulang lagi!" tegas Kevin.

Alsa menarik selimut turun dari ranjang hingga menampakkan tubuh polos Kevin dan yang lebih mencengangkan cacing absurdnya kembali on sejak tadi. Alsa langsung memunguti pakaiannya di lantai. Namun belum juga selesai Kevin kembali menarik tubuhnya jatuh ke ranjang.

"Tuan jangan!" Alsa menangis karena tuanya kembali mencumbunya penuh nafsu.

"Kau harus bertanggung jawab karena melihatmu aku kembali menginginkanmu!"

.

.

Setelah puas, Kevin masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Alsa lemas di ranjang. Ia merasa tubuhnya remuk setelah pergulatan panas yang dilakukan Kevin dengan kejam hingga membuatnya tertidur.

.

.

"Nona, apakah kau sudah bangun?" Tanya seorang pelayan saat melihat Alsa membuka matanya.

"Ini sarapan Anda dan juga pakaian anda," ucap pelayan itu.

"Aaahhh." Alsa merintih saat bangkit dari tempat tidur.

"Nona kau baik-baik saja." Cemas pelayan itu.

"Kenapa memanggilku Nona?" menatap pelayan yang biasa memanggil dengan namanya.

"Sesuai perintah Tuan, saat ini saya adalah pelayan anda." Jawa pelayan itu sambil menunduk.

"Tapi."

"Ini perintah Tuan Kevin jika saya tidak melakukannya saya bisa kehilangan pekerjaan."

"Baiklah terserah dimana tuan Kevin?" tanya Alsa saat menyadari Kevin tidak berada di kamar itu.

"Tuan pergi ke kantor."

"Baiklah aku akan mandi, kau pergilah!" perintah Alsa.

Pelayan itu menunduk melangkah pergi meninggalkan Alsa.

Saat di kamar mandi Alsa menangis sejadi-jadinya. Ia menggosok tubuhnya yang penuh dengan tanda merah akibat ulah Kevin.

Hiks ... hiks.

"Aku wanita kotor, aku bahkan jijik melihat tubuhku sendiri." Menggosok dengan kuat tubuhnya sampai mengulangi mandinya selama tiga kali. Mandi sampai seratus kali pun tidak akan membersihkan tubuhnya yang kotor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!