Di sebuah rumah yang cukup mewah, seorang pria paruh baya bernama Erwin sedang memelas saat utusan dari sebuah bank menyampaikan kabar penyitaan rumah miliknya.
“Beri saya waktu lagi?” Erwin memohon.
“Ini sudah jatuh tempo. Kami sudah memberi kebijakan dan kesempatan untuk anda, tapi sampai sekarang anda belum juga melunasi hutang-hutang itu,” sahut seorang pria muda yang diutus pihak bank.
Erwin tertunduk lesu, dia benar-benar tak rela rumahnya harus disita bank. Tiba-tiba, seorang wanita cantik nan seksi menghampiri pria muda itu.
“Beri kami waktu seminggu lagi, aku janji akan melunasi hutang Ayahku,” ujar wanita itu yakin.
“Ini sudah jatuh tempo.”
“Aku mohon, beri kami waktu sekali lagi,” lanjutnya dengan wajah yang dibuat sedih. Pria muda itu jadi tak sampai hati melihat wanita secantik dia memohon.
“Baiklah, kami beri waktu seminggu lagi. Kalau enggak juga dibayar, rumah ini kami sita,” sahut pria muda tersebut.
“Ok, deal.”
Setelah pria muda itu pergi, Erwin langsung menuntut penjelasan dari sang putri.
“Ratu, kau ini sedang bercanda ya? Dari mana kita bisa mendapatkan uang sebanyak satu miliar dalam waktu seminggu?” protes Erwin.
“Aku akan pikirkan caranya,” balas wanita cantik yang ternyata bernama Ratu itu.
“Kau jangan melakukan hal yang tidak-tidak!”
“Ayah tenang saja! Serahkan semuanya padaku,” pungkas Ratu, walaupun dia sendiri tak yakin bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu seminggu.
Ratu memutuskan pergi untuk mencari pinjaman atau pun pekerjaan agar dia bisa melunasi hutang sang ayah.
💘💘💘
Kamar hotel super mewah menjadi saksi bisu pergulatan panas dua insan yang dipenuhi hasrat, keduanya terkulai lemas di atas ranjang setelah mencapai puncak kenikmatan.
“Ini bayaran untukmu.” Seorang lelaki berparas tampan bernama Kaisar, melempar beberapa lembar uang seratusan kepada wanita yang baru saja melayani hasratnya.
“Kenapa terburu-buru sekali? Aku masih bisa memuaskan mu lagi,” ucap wanita itu genit, seolah-olah tak rela meninggalkan Kaisar.
“Aku tidak akan memakai wanita yang aku sewa dua kali. Sekarang juga pergi dari sini!” Kaisar mengusir wanita bayaran itu dengan angkuh.
Wanita itu segera beranjak dari sisi Kaisar dengan perasaan kesal. Baru kali ini dia diusir oleh pelanggannya.
Tiba-tiba ponsel Kaisar berdering, dengan malas dia meraih benda pipih itu dan menjawab telepon.
“Ada apa?” tanya Kaisar ketus pada si penelepon yang tak lain adalah temannya, Justin.
“Kau di mana?”
“Di hotel.” Kaisar menjawab dengan singkat.
“Ya ampun, kau tidak punya tujuan lain, ya?”
“Berisik! Ada apa kau meneleponku?”
“Aku dan yang lain sedang berada di Capitano Club, kau tidak ke sini?”
“Iya, sebentar aku akan ke sana.”
“Baiklah, jangan lupa mandi dulu biar tidak sial.”
“Bangsat!” Kaisar memaki Justin lalu mematikan teleponnya.
Setelah memastikan wanita penghibur tadi sudah pergi, Kaisar beranjak dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
💘💘💘
Seharian ini Ratu sudah berkeliling mencari pinjaman kepada teman-temannya, tapi tak ada satu orang pun yang bersedia meminjamkan uang sebanyak itu padanya. Ratu benar-benar galau dan pusing memikirkan semua ini.
Dia memutuskan untuk menenangkan diri di bar dan memesan Brandy.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak itu?” Ratu mengoceh sendiri, lalu menenggak minuman di tangannya. Itu sudah gelas yang ke lima dan dia mulai mabuk sekarang.
Wajah cantik Ratu sudah merah dan matanya sayu. Tapi dia tak mau berhenti untuk minum.
Tak lama kemudian, Kaisar datang ke bar tersebut dan langsung bergabung bersama teman-temannya.
“Wow, ini dia Casanova kita, Kaisar Mahaprana,” ledek Justin saat melihat Kaisar datang.
“Berengsek, kau senang sekali mengejekku,” sahut Kaisar.
“Hei, itu bukan mengejek tapi memuji,” bantah Justin.
“Kalau begitu mulai sekarang berhentilah memujiku karena aku tidak punya uang receh.”
“Aku tidak butuh uang receh mu itu, aku sudah banyak uang sejak lahir,” balas Justin sombong.
“Oh iya, aku lupa kalau kau pengangguran yang kaya raya,” ejek Kaisar.
Justin dan teman-temannya yang lain tertawa mendengar ejekan Kaisar.
Dibandingkan teman-temannya, Kaisar yang paling mapan, karena di usia yang terbilang muda, dia sudah menjadi CEO di perusahaan milik keluarganya dan cukup sukses. Namun di antara semua temannya, cuma dia yang masih jomblo. Kaisar tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan wanita mana pun, dia hanya bermain-main dan menyewa wanita-wanita penghibur untuk memuaskan hasratnya.
Walaupun keluarganya sudah mendesak dia untuk menikah, tapi Kaisar masih ingin menikmati kebebasannya.
💘💘💘
Beberapa jam kemudian, Ratu berjalan sempoyongan keluar dari bar itu, kepalanya berputar karena sudah mabuk berat, bahkan beberapa kali dia nyaris terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan. Dari kejauhan dua orang lelaki yang mengendarai sepeda motor memperhatikannya dengan saksama.
“Mangsa yang empuk,” ucap salah seorang lelaki itu, dia lalu melajukan sepeda motornya menuju Ratu dan menarik tas Ratu, sehingga membuat wanita itu hilang keseimbangan dan terjatuh.
Kebetulan di saat bersamaan, Kaisar pun baru keluar dari bar tersebut dan melihat adegan itu.
“Woi!” teriak Kaisar, dia hendak mengejar para jambret itu, tapi mereka sudah terlanjur menjauh.
“Tolong!” Ratu menjerit heboh.
Kaisar berbalik dan bergegas mendekati Ratu, “Kau baik-baik saja?”
“Aku dijambret, bagaimana mungkin masih baik-baik saja!” jawab Ratu ketus.
“Iya, aku tahu.”
“Kalau sudah tahu, ngapain nanya lagi, bego!” sungut Ratu.
Kaisar memutar bola matanya demi mendengar ucapan Ratu, “Maksudnya apa ada yang terluka?”
“Tidak ada,” jawab Ratu dan hendak berdiri, tapi karena sempoyongan, dia hampir terjatuh lagi. Untung saja Kaisar cepat memeganginya.
“Lepas!” Ratu memberontak agar pegangan tangan Kaisar terlepas, “Aku mau kejar jambret sialan itu.”
Ratu berjalan tapi kali ini dia benar-benar jatuh. Kaisar mengembuskan napas lalu mendekati wanita itu.
“Kau ini benar-benar keras kepala! Jalan saja tidak becus, bagaimana mau mengejar jambret?”
“Kalau begitu bantu aku berdiri!” pinta Ratu.
Kaisar membantu Ratu berdiri, tapi tak disangka wanita itu malah menyandarkan kepalanya di dada Kaisar, membuat Kaisar terkejut dan risi dengan tingkahnya.
“Hei, jangan begini!”
“Kepalaku pusing, aku mual.” Ratu mengadu sambil memegangi kepalanya.
“Iya, tapi ....”
“Hooeeeekk ....” Ratu akhirnya muntah di baju Kaisar sebelum laki-laki itu selesai bicara.
Kaisar tercengang melihat wanita mabuk itu muntah di bajunya, dia langsung menjauhkan Ratu dari dadanya dengan ekspresi jijik.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa muntah di bajuku?” bentak Kaisar.
Ratu tak menjawab, tubuhnya melemas karena sudah tak sadarkan diri. Kaisar panik bercampur kesal.
“Ya, Tuhan! Apes banget aku hari ini!” keluh Kaisar.
Kaisar pun bergegas menggendong Ratu dan memesankan kamar hotel yang memang disediakan oleh bar itu, karena dia tak tahu harus membawa gadis ini ke mana lagi?
Setelah di dalam kamar hotel, Kaisar membaringkan Ratu di atas ranjang. Sejenak dia memandang wajah cantik Ratu yang masih tidak sadar.
“Cantik tapi menyebalkan,” ujar Kaisar.
Kaisar buru-buru membuka bajunya, karena dia sudah benar-benar tak sanggup menahan aroma tidak sedap dari muntahan Ratu di bajunya itu.
💘💘💘
Keesokan paginya, Ratu akhirnya bangun sambil memegangi kepalanya yang masih pusing. Tapi dia terkejut karena mendapati dirinya tidak memakai pakaian dan hanya dibalut selimut, sementara pakaiannya sudah tergeletak di lantai.
Ratu tiba-tiba teringat wajah seorang pria yang tadi malam membantunya di parkiran bar dan bertelanjang dada di hadapannya.
“Astaga! Jangan-jangan ...?” Ratu mendadak berpikiran buruk.
“Berengsek! Dia pasti memanfaatkan situasi!”
Tiba-tiba pandangan Ratu tertuju pada sebuah paper bag gold yang terletak di atas meja nakas, dia pun meraih paper bag itu dan membongkar isinya yang ternyata sebuah dress berwarna navy dan selembar uang pecahan seratus ribu.
Tapi tunggu! Ada sebuah kertas berisi catatan juga.
-UNTUK ONGKOS PULANG-
Ratu meremas kertas catatan itu dengan geram, “Dia pikir aku wanita apaan?”
Dia pun turun dari ranjang dan mengutip pakaiannya, tapi Ratu langsung menutup hidung saat mencium aroma tidak enak dari bajunya itu.
“Iiiiuuuhhh, bau sekali,” keluh Ratu jijik.
Mau tak mau akhirnya Ratu mengenakan dress navy itu dan bergegas keluar dari kamar. Ratu menanyakan identitas orang yang tadi malam membawanya ke hotel kepada resepsionis, setelah mendapatkannya, dia segera pergi.
Meskipun mabuk, dia masih bisa mengingat wajah Kaisar dan kejadian sebelum dia pingsan.
💘💘💘
Ratu pun tiba di depan kediaman Mahaprana, dia sempat terpana melihat rumah megah milik Frans itu.
“Jadi ini rumahnya? Wah, dia kaya banget,” ucap Ratu takjub.
Seorang penjaga yang melihat Ratu melongo di depan rumah majikannya langsung bertanya pada wanita itu.
“Anda sedang apa, Nona?”
Ratu tersentak dan mendadak gugup, “Hem, a-apa benar ini rumah Kaisar Mahaprana?”
“Iya, benar. Anda siapa?”
Ratu sempat terdiam, dia mencoba mencari alasan yang tepat dan untung otaknya bekerja dengan cepat.
“Saya temannya, Mas,” jawab Ratu, berharap pengawal itu percaya.
Si pengawal mengernyit heran, “Kalau teman Mas Kai, kenapa tidak tahu ini rumahnya?”
Ratu tergagap, “Hem, sa-saya tahu kok. Buktinya saya sampai ke sini.”
“Tapi kenapa tadi bertanya lagi?”
“Cuma memastikan saja,” dalih Ratu.
Si pengawal itu memandangi Ratu dari atas sampai bawah dengan saksama, membuat Ratu jadi risi.
“Anda ada perlu apa ke sini?”
“Ya, bertemu Kaisar lah. Masa mau bertemu Mas, sih!” balas Ratu ketus.
“Sebentar.”
Si pengawal itu masih belum percaya jika Ratu adalah teman Kaisar, dia menjauh dari wanita itu dan diam-diam menghubungi Kaisar untuk memastikan.
“Halo, ada apa?”
“Mas, di luar gerbang ada seorang wanita cantik mencari Mas Kai.”
“Siapa?”
“Tidak tahu, Mas. Katanya dia temannya Mas Kai.”
“Ya, ditanya dong namanya siapa.”
“Sebentar, Mas.”
Si pengawal itu kembali mendekati Ratu dan bertanya. “Nama anda siapa?”
“Ratu.”
Si pengawal kembali menjauh, “Namanya Ratu, Mas.”
“Aku tidak kenal. Tapi ya sudah, suruh masuk saja. Aku tunggu di teras.”
“Baik, Mas.”
Si pengawal tersebut lantas membukakan pintu gerbang dan mempersilakan Ratu masuk, wanita itu pun berjalan dengan angkuh memasuki halaman rumah mewah Frans.
Tak lama kemudian Kaisar muncul dari dalam rumah dengan mengenakan pakaian santai sebab hari ini dia tak ke kantor. Kaisar terkejut melihat kedatangan Ratu.
“Ternyata wanita menyebalkan ini? Tahu dari mana dia rumahku?” gumam Kaisar sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Emosi Ratu sontak naik saat melihat Kaisar berdiri di hadapannya, saat jaraknya sudah semakin dekat dengan lelaki itu, Ratu langsung mengangkat tangannya.
Plak.
Satu tamparan mendarat kuat di pipi Kaisar, membuat lelaki itu terkejut bukan main.
“Apa-apaan kau ini? Kenapa menamparku?” hardik Kaisar sambil memegangi pipinya yang perih.
“Orang sepertimu seharusnya mendapatkan lebih dari ini!” sungut Ratu dan langsung menendang ******** Kaisar dengan sepatu heels miliknya.
Kaisar spontan berteriak dan berjongkok sambil memegang *********** yang berdenyut.
“Nona, apa yang anda lakukan?” teriak si pengawal yang melihat kejadian itu dari jauh.
Pengawal itu berlari hendak mendekati Ratu, tapi langkahnya terhenti karena Ratu kembali mengangkat kaki dan bersiap untuk menendang ***********. Si pengawal langsung mundur sambil menutup bagian sensitifnya dengan tangan.
“Kau gila, ya? Kenapa menendang ku?” ujar Kaisar sambil meringis menahan sakit.
“Kau pantas mendapatkannya! Dasar mesum! Menjijikkan!” bentak Ratu.
Kaisar semakin kebingungan, dia tak mengerti kenapa Ratu tiba-tiba datang lalu memukul dan memakinya?
“Memangnya apa yang aku lakukan, haa ...?”
“Kau ... kau memperkossaku,” tuduh Ratu penuh emosi.
“Apa?”
Kaisar terkejut dengan tuduhan Ratu itu.
“Bicara apa kau ini? Aku tidak pernah melakukan itu!” bantah Kaisar.
“Buktinya sudah jelas! Kau membawaku ke kamar hotel dan aku terbangun tanpa busana. Kau pasti melakukannya!” Ratu berteriak menuduh Kaisar.
“Kau salah paham. Dengarkan dulu penjelasan ku.” Kaisar berusaha bangkit dan mencoba menenangkan Ratu, tapi wanita itu semakin beringas.
Ratu menyerang Kaisar, dia memukuli dan menendang lelaki itu tanpa ampun. Kaisar hanya bisa mengelak, karena tak mungkin membalasnya.
“Hei, tenanglah! Jangan sampai aku kasar terhadapmu!” ancam Kaisar, tapi Ratu tak peduli.
Si pengawal juga ikut berusaha menenangkan Ratu yang seperti banteng mengamuk, tapi apes, Ratu akhirnya berhasil menendang ******** si pengawal.
“Aduh!” Si pengawal merintih sembari memegangi area sensitifnya.
Kaisar yang benar-benar kesal akhirnya berhasil memeluk erat tubuh Ratu sampai wanita itu tak bisa bergerak lagi.
“Lepaskan aku!” Ratu memberontak, tapi tenaganya kalah kuat dengan Kaisar.
“Dengarkan aku dulu! Bisa?” pinta Kaisar sambil menatap Ratu penuh harap.
Ratu akhirnya berhenti memberontak, walaupun wajahnya masih diselimuti amarah.
“Kalau kau bisa tenang, aku akan jelaskan semua kesalahpahaman ini,” lanjut Kaisar.
“Kai, ada apa ini?” tanya Rossana bingung saat melihat Kaisar memeluk seorang wanita.
Ia dan Laura keluar dari dalam rumah setelah mendengar ada ribut-ribut.
“Dia memperkossaku, Tante,” adu Ratu tiba-tiba.
Rossana serta Laura terperangah mendengar pengakuan Ratu dan langsung menatap tajam Kaisar yang seperti tersangka.
Kaisar sontak melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh Ratu agar menjauh darinya.
💘💘💘
Ratu dan Kaisar sudah duduk berhadapan dengan Rossana serta Laura, kedua wanita itu tak bisa percaya begitu saja dengan pernyataan yang mereka dengar, kini keduanya sedang menunggu penjelasan dari Kaisar.
“Ayo jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar kau melakukannya?” cecar Rossana dengan tatapan selidik.
“Iya, Ma, iya. Dari tadi juga mau aku jelaskan, tapi banteng betina ini tak mau mendengarkannya,” sungut Kaisar dengan wajah yang kesal dan langsung mendapat tatapan tajam dari Ratu.
“Semalam saat keluar dari Capitano Club, aku melihat dia dijambret dan terjatuh. Aku tolongin, eh, dia malah muntah di bajuku lalu tidak sadarkan diri. Aku bingung mau bawa dia ke mana? Ya sudah, aku pesankan kamar hotel saja,” ungkap Kaisar apa adanya.
“Lalu apa yang terjadi selanjutnya di kamar hotel?” tanya Laura tak sabar.
Kaisar kembali melanjutkan ceritanya, dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di hotel semalam.
**
Setelah membaringkan Ratu di atas ranjang, Kaisar buru-buru membuka bajunya sebab sudah tak bisa menahan rasa jijik karena terkena muntahan Ratu, dia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci bekas muntahan itu.
Namun saat di kamar mandi, Kaisar mendengar Ratu muntah-muntah lagi, dia yang tak tega pun menghampiri wanita itu. Kaisar terkesiap melihat cairan berbau itu sudah berserakan di lantai, bahkan sampai mengenai baju Ratu.
“Ish, kau ini jorok sekali! Menyusahkan saja!” gerutu Kaisar jengkel.
“Aku mau minum,” rengek Ratu.
Kaisar bergegas ke mini kulkas di dalam kamar, dan mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya kepada Ratu.
“Nih, minum!”
Ratu yang haus dan kepanasan langsung menenggaknya.
Tapi entah apa yang ada di pikiran Ratu, dia tiba-tiba mengguyur tubuhnya dengan air mineral itu, sehingga membuat bajunya dan juga tempat tidur basah.
“Hei, apa yang kau lakukan? Lihat! Semuanya jadi basah!” bentak Kaisar marah.
“Rasanya panas sekali, apa AC nya tidak menyala?” Ratu berbicara sambil menatap Kaisar dengan mata yang sayu.
Kaisar yang bertelanjang dada hanya berdiri di hadapan Ratu sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita itu, memang tak ada gunanya bicara dengan orang mabuk. Dan itulah yang diingat Ratu, Kaisar yang tidak memakai baju berdiri di hadapannya.
“Aku mau muntah! Hooeeeekk ....”
“Muntah lagi?”
Kaisar terperangah melihat Ratu kembali muntah, dia sungguh jijik melihatnya.
“Cckk, kau benar-benar menyusahkan! Harusnya aku membiarkanmu di jalanan! Dasar pemabuk!” Kaisar mengomel sendiri.
Kaisar pun segera memakai bajunya yang lembab lalu keluar dari kamar.
Tak lama kemudian, Kaisar kembali dengan sebuah paper bag gold. Ternyata dia pergi ke toko baju yang kebetulan berada tak jauh dari hotel dan membelikan sebuah dress navy untuk Ratu, untung saja toko baju itu masih buka.
Kaisar pun memanggil housekeeping hotel yang wanita dan memintanya membersihkan kamar serta membuka semua pakaian Ratu, dia takut Ratu masuk angin kalau tidur dengan baju yang basah, apalagi baju itu sudah terkena muntahan.
Dia juga meninggalkan uang seratus ribu dan catatan kecil di dalam paper bag, dia tahu wanita itu sudah tak punya uang karena dijambret.
Entah mengapa hari ini jadi sangat peduli dengan orang yang bahkan tidak dia kenal sama sekali.
“Bagaimana? Sudah selesai semua?” tanya Kaisar saat housekeeping itu menghampirinya di luar kamar.
“Sudah, Mas. Tapi saya tidak bisa memakai kan baju yang baru, Mbak itu sepertinya tertidur sangat lelap, jadi saya kesulitan.”
“Tidak apa, yang penting kau sudah menyelimutinya, kan?”
“Sudah, Mas.”
“Baiklah. Ini tip untukmu, terima kasih, ya.” Kaisar memberikan bayaran atas jasa housekeeping itu.
“Sama-sama, Mas.”
“Setelah housekeeping itu berlalu, Kaisar pun pergi meninggalkan Ratu yang kini tertidur nyenyak tanpa memakai baju.
**
Ratu tertunduk malu saat mendengar penjelasan dari Kaisar itu, ternyata dia sudah salah sangka.
“Jadi ini cuma salah paham?” Rossana merasa lega.
“Aku kan sudah katakan dari tadi, tapi banteng betina ini tak mau mendengarkan ku,” gerutu Kaisar.
“Hem, berarti sudah tidak ada masalah lagi, kalau begitu saya permisi dulu. Mari Tante, Oma.” Ratu beranjak dan hendak kabur, tapi suara Kaisar menahannya.
“Kau mau pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?” sindir Kaisar.
Ratu mengerutkan keningnya. “Mengatakan apa?”
“Maaf,” ucap Kaisar mengingatkan.
“Oh, tidak masalah. Aku sudah memaafkan mu,” sahut Ratu seenaknya.
Kaisar tercengang, dia tak habis pikir, bagaimana ada orang yang tak merasa bersalah seperti ini?
Rossana dan Laura hanya menahan tawa melihat tingkah Ratu dan wajah kesal Kaisar, mereka seperti sedang menonton drama komedi.
“Aku bukan minta maaf, tapi menyuruhmu meminta maaf padaku! Kau sudah memfitnah dan memukuliku, bahkan kau menyakiti Oscar,” kecam Kaisar gemas.
“Oscar?” Ratu bingung.
“Siapa itu Oscar?” tanya Laura penasaran.
Wajah Kaisar mendadak tegang, terlalu malu rasanya jika harus memperkenalkan Oscar kepada sang Oma.
“Hem, bukan siapa-siapa, Oma. Sudah lupakan saja!” ujar Kaisar.
“Baiklah, aku minta maaf. Apa aku boleh pergi sekarang? Kan aku sudah minta maaf.”
“Sudah sana pergi! Jangan pernah perlihatkan batang hidungmu lagi!” bentak Kaisar.
“Aku juga tak sudi memperlihatkannya padamu,” balas Ratu, “kalau begitu saya pamit, maaf sudah membuat keributan.”
“Iya, tidak apa-apa,” sahut Rossana ramah.
Sementara Laura hanya tersenyum.
“Dia cantik, pemberani dan juga lucu. Oma menyukainya,” celetuk Laura.
“Siapa?” tanya Kaisar.
“Gadis itu, siapa tadi namanya?” tanya Laura.
“Ratu,” jawab Kaisar singkat.
“Nama yang bagus. Ratu dan Kaisar? Sepertinya cocok, ya?” goda Laura.
“Oma apa-apaan, sih? Kenapa nama aku di sandingkan dengan dia?” kesal Kaisar.
“Oma hanya bercanda. Serius banget, sih!”
Wajah Kaisar semakin masam mendengar candaan sang Oma. Sedangkan Rossana hanya tertawa.
Ratu pun meninggalkan kediaman Frans dengan perasaan lega, ternyata dia hanya salah paham saja dan sekarang dia akan ke kantor polisi untuk melapor penjambretan semalam. Saat melewati pos jaga, si pengawal tadi langsung pura-pura tidak melihat Ratu.
“Permisi, Mas. Maaf untuk yang tadi, ya?” ucap Ratu sambil berlalu pergi.
Si pengawal tak menjawab, dia hanya mengembuskan napas lega karena Ratu sudah pergi.
“Dasar wanita gila!”
💘💘💘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!