"Apa! Papa mau nikahin Nadira? Tapi kenapa pa?"
"Nadira, papa mau menikahkan kamu karna papa sudah ada perjanjian."
NADIRA HUMAIRA SUDRAJAT, anak semata wayang dari pasangan ELON ANJAKSA SUDRAJAT dan INDAH PURNAMA SUDRAJAT. Nadira selama ini hidup di kelilingi kehangatan kasih sayang orang tuanya, ia tak pernah di biarkan merasa kekurangan. Ia sangat di sayangi oleh orang-orang di sekelilingnya.
"Papa apaan sih! Nadira baru saja lulus SMA pah. Papa malah main nikah-nikahin aja," Rania menyela ucapan papanya itu.
"Mah, Mama kok diem aja sih. Dengerin tuh papa," Nadira memeluk Mamanya yang sedari tadi hanya diam tanpa sepatah katapun.
"Papa kamu ngelakuin ini juga pasti demi kebaikan kamu juga Ra, papa sudah memberitahu tahu mama, dan mama setuju."
"Apa! Aku ini masih sangat begitu muda, belum siap untuk masalah pernikahan seperti ini," Nadira beranjak berlari kecil ke kamarnya.
Elon yang melihat Nadira pergi hanya bisa menghela nafas panjang.
"Tenang pah, nanti mama coba bicara sama Nadira," Indah mencoba meyakinkan suaminya yang tengah terlihat lesu tersebut.
●●●●●●●●
"Bos, tampaknya bos malam ini sangat menikmati," seorang pria berucap pada seorang laki-laki yang tengah menikmati segelas minuman keras di tangannya di bawah sinar remang-remang malam.
"Nanti, lo anter gue pulang ke apart aja. Malam ini gue nggak mau pulang untuk sementara waktu," pria tersebut menjawab dengan setengah sadar.
"Arka,,,!!!."
Seorang pria lainnya menghampiri dua laki-laki tersebut, dengan nafas yang terengah-engah.
"Ternyata lo di sini, ayo bangun," pria tersebut meraih tangan Arka yang yang sudah terkulai lemas di atas sofa Bar tersebut.
ARKA ARFAREZEL GUAWANA, seorang Ceo muda dari perusahaan yang bernama GENTABUANA GRUP. Dan ia mempunyai bawahan yang sekarang ini bersamanya, ***** NIZAM DAN IMRON AZHARU dan sekaligus temannya.
"Ck! Lo kenapa biarin dia sampai kayak gini lagi?" ucap ***** kesal ke Imron.
"Dia yang minta," jawab Ron santai.
"Lo mau bawa dia kemana?" Tanya Ron kepada ***** yang mempapah tubuh Arka.
"Bawa dia pulang."
"Arka bilang tadi dia mau di bawa ke apartemen aja."
"Terserah lo aja," jawab ***** sembari membawa Arka ke mobil.
***** yang sudah sampai di mobil, sedangkan Ron masih di dalam di karenakan seorang wanita menghampirinya. Di dalam sana Ron nampak sedang berbicara dengan wanita tersebut dengan wajah lesunya.
"Ish,,,!!! Kamu mau nipu aku lagi. Tadi malam bilang kalau mau bersama malam ini," Wanita tersebut bergelayut manja di dadanya Ron, tentu Ron berontak karna ia akan segera pergi dari sana.
Pagi di mulai dengan kegiatan Nadira yang sedang berlari pagi dengan di temani temannya Yoona, dia selalu melakukan aktivitas tersebut dengan keluarganya. Namun, saat ini entah kenapa dia hanya sendiri.
_______
"Kenapa Arka belum pulang juga, pah?" Lily menanyakan Arka ke suaminya.
"Udah lah ma, Dia sudah bisa menjaga diri."
"Benar, tapi kan kita juga perlu memberikan perhatian lebih ke dia."
"Kalau kamu khawatir, telfon aja."
Suara pintu terbuka, nampaklah sosok yang sedang mereka bicarakan. Dengan pakaian yang kusut, Arka memasuki rumah dengan berlenggang tanpa menoleh ke arah kedua orang yang sedari tadi menatapnya.
"Ka, kamu udah pulang. Kita sarapan dulu yah?" Lily beranjak dari duduknya menghampiri Arka.
"Ayo," Lily meraih tangan Arka.
Dan itu langsung di tepis oleh Arka, Lily hanya bisa menerima perlakuan Arka yang terkesan kurang menghormatinya.
"Arka! Papa sudah berapa kali mengingatkan kamu, jaga sikap kalau bicara dengan orang tua," Alex yang melihat perlakuan Arka itu mengeraskan rahangnya.
"Aku kesini hanya memenuhi panggilanmu saja, jadi bicarakan saja apa yang ingin kau bicarakan," tandas Arka.
________
"Nad, lo beneran mau di jodohin sama orang tua lo?" Tanya Yoona ke Nadira.
"Plis, lo jangan ngerusak pagi gue dengan membicarakan hal gila itu!" Jawab Nadira cetus.
"Tapi, ini penting Nad. Gimana nanti kalau yang mau di jodohin sama lo itu om-om, atau duda anak dua. Gimana?" Yoona kembali bercicit.
"Ngaco."
"Gue serius Nad, ini tuh udah banyak kejadian. Karna, kebanyakan kalau di jodohin sama orang tua itu rata-rata orang yang kurang berkelas, tau. Kurang Berkelas Dalam artian mereka tuh orang berumur," celoteh Yoona
"Berisik,,!!."
Nadira langsung berlari begitu saja, dengan meninggalkan Yoona yang hanya menatap kepergiannya. Nadira terus saja berlari dengan wajah yang terlihat memerah, Nadira sama sekali tidak menghiraukan orang-orang yang di lewatinya.
Bruk,,!!!
"Ah,,!."
"Aww," ringis Nadira
Nadira terjatuh akibat ia menabrak seseorang di depannya, ia sangat sibuk dengan diri sendiri sampai tak menghiraukan orang yang sedang menanyainya.
"Permisi mbak, apa kau tidak papa," orang tersebut mencoba menanyai Nadira, sembari mengulurkan tangannya.
Namun sayang, suaranya tadi hanya seperti angin lalu bagi Nadira. Tanpa menjawab Nadira melanjutkan berlari, bebepara menit kemudian ia pun sudah sampai di rumahnya dengan nafas terengah-engah.
___________
Kini Arka, Alex dan lily sudah berkumpul di ruangan tengah. Pertemuan tersebut di selimuti oleh keheningan, sampai Alex membuyarkan keheningan tersebut dengan menanyakan kondisi Arka.
"Kalau kau merasa membutuhkan sesuatu, jangan segan-segan untuk menghubungiku."
"Anda mengundang saya ke sini hanya untuk membahas hal yang tidak penting ini," Tatapan Arka sangat dalam.
"Mas, langsung saja," ucap Lily dengan menepuk pelan Alex.
Setelah itu, Alex mengeluarkan kertas putih dari sebuah map. Lalu ia menyodorkan kepada Arka, Arka melihat kertas itu enggan untuk melihatnya.
"Ambil dan baca, dan kamu akan tau kenapa papa memanggil kamu ke sini," jelas Alex.
Arka mengambil kertas tersebut, lalu ia membacanya. Seketika wajah Arka mulai memerah, dengan tangan yang mulai bergetar Arka terus membaca isi surat tersebut sampai ia tak mampu menahan buliran bening yang berhasil lolos dari matanya.
Brakkk!!
________
"Mama,,!"
Nadira membuka pintu dan ia langsung mencari keberadaan mamanya, setelah melihat mamanya. Ia langsung memeluk erat tubuh mamanya yang sedang kerkutit dengan laptopnya, Indah yang melihat itu hanya bisa terheran.
"Mah, papa di mana?" Tanya Nadira dengan melonggarkan pelukannya.
"Kamu kenapa, Ra?"
BERSAMBUNG
Brakk,,,
Arka menggeprak keras meja yang berada tepat di depannya, ia bangun dari duduknya dengan tangan yang mengepal keras. Dengan tatapan yang sangat tajam penuh amarah ia mengeluarkan air matanya.
"Ini maksudnya apa? Apa anda sekarang sedang memainkan permainan baru lagi, hah!" Suara arka memenuhi seluruh ruangan.
"Ar, kamu tenang dulu. Kita bisa membicarakan ini dengan tenang," ucap Lily
"Anda diam! Saya tidak sedang berbicara sama anda!"
"Arka!" Bentak Alex.
"Jawab?"
"Apa ini rencana baru anda lagi? Wah permulaan yang sangat menarik," Arka melanjutkan ucapannya sembari menatap tajam ke arah Alex.
"Kalau kamu kurang percaya sama surat itu, kamu bisa melihat isi dari memori ini," jelas Alex kembali.
Dengan amarah yang penuh melihat isi dari memori tersebut ke dalam sebuah kamera, Arka melihatnya penuh dengan emosional.
"Mama,,,, apa lagi ini Ma?" Gumam Arka lirih.
[Jadi sebenarnya, Mama kandungnya Arka sudah meninggal karna kanker hati yang di alaminya. Lima belas tahun sudah kepergian Mamanya dan sampai sekarang Arka belum bisa menerima akan kenyataan tersebut].
Falshback On
"Udah berapa lama papa menyembunyikan ini dari mama, pa?" Tanya Wina ke Alex dengan mata basah.
"Jawab, pa?" Wina menepuk-nepuk dada Alex, Alex yang saat itu hanya bisa terdiam mematung tanpa ada niat untuk berbicara.
Wina menjatuhkan semua yang ada dalam ruangan tersebut, ia benar-benar mengamuk tanpa menghiraukan sekitar. Bocah yang melihat itu di pojok lemari ruangan tersebut hanya bisa terdiam bisu dengan memeluk kedua lututnya yang bergetar.
"Apa, mama begitu kurang di mata papa. Apa selama ini papa kurang puas akan kehadiran mama di sisi papa. Atau mama pernah membuat papa marah?" Wina melontarkan begitu banyak pertanyaan sembari mencengkram baju Alex.
"Tidak, Ma," Alex hanya berucap lirih.
"Lalu kenapa papa tega melakukan ini pah? Kenapa, kenapa? Apa papa tau sekarang gimana perasaan aku saat ini, hah! Apa kau tau?" Wina melepaskan cengkramannya dan membuat jarak di antara mereka.
"Kita sudah lama menikah, tapi kenapa sampai saat ini, detik ini, papa masih belum bisa mencintai mama?"
Hikss,,,
Alex hanya bisa menghela nafas kasar, dengan mata yang mulai memerah.
Brak,,
Wina meninggalkan ruangan tersebut dengan pintu yang di hempas keras olehnya, ia berlari keluar dari bangunan besar tersebut dengan terus meneteskan air matanya.
"Maafin aku ma, aku tidak bermaksud menyakiti hati kamu dengan kenyataan ini. Tapi, lambat laun kamu juga harus mengetahuinya."
Dengan pikiran yang gusar, juga tujuannya entah kemana. Wina berjalan di tengah ramainya kota, kini penglihatannya saru dengan kepala yang pusing. Ia mencoba meneruskan berjalan, tapi kini kakinya tak kusa melanjutkan perjalanan dan akhirnya.
Brukk!
Ia tersungkur juga ke tanah, dengan pandangan yang sudah mulai memudar Wina bergumam kecil.
"Arka sayang, maafin mama sayang," Wina terkulai lemas di bahu jalan raya.
Hingga malampun tiba, Alex yang sedari tadi menunggu Wina yang takkunjung jua muncul. Dengan hati yang gelisah, tiba-tiba suara telfon rumah berbunyi.
Kring,,, kring,,,
Alex lekas mengangkat telfon tersebut.
"Apa! Diamana? Oke saya segera ke sana," Alex langsung bergegas pergi.
Di dalam sudut ruangan, terdapat bocah laki-laki berumur 10 tahun yang tertidur dengan posisi yang masih sama.
"Mama," gumamnya.
___________
Setelah sampai, Alex segera menanyakan keberadaan Wina ke resepsionis. Ia begitu terpukul melihat di sekeliling Wina terdapat peralatan medis yang sekarang hanya mereka yang menjadi penyelamat bagi istrinya.
"Dok, bagimana ke adaan istri saya?" tanya Alex kepada dokter yang baru keluar dari kamarnya Wina.
"Kami harus sesegera mungkin mengambil keputusan, jika tidak nyawa pasien bisa berada dalam bahaya," jelas dokter tersebut.
BERAMBUNG
sampai sini dulu, flshbcknya masih berlanjut mungkin untukbeberapa part baru selesai gaes. Jadi janganlupa untuk selalu menunggu part selanjutnya.
Tinggalkan jejak lah, jangan jadi pembaca gelap ygy. Karna like dan komen kalian itu yang bikin author semangat, kelanjutan cerita tergantung respon kalian.👍
Brakk,,,
Arka menggeprak keras meja yang berada tepat di depannya, ia bangun dari duduknya dengan tangan yang mengepal keras. Dengan tatapan yang sangat tajam penuh amarah ia mengeluarkan air matanya.
"Ini maksudnya apa? Apa anda sekarang sedang memainkan permainan baru lagi, hah!" Suara arka memenuhi seluruh ruangan.
"Ar, kamu tenang dulu. Kita bisa membicarakan ini dengan tenang," ucap Lily
"Anda diam! Saya tidak sedang berbicara sama anda!"
"Arka!" Bentak Alex.
"Jawab?"
"Apa ini rencana baru anda lagi? Wah permulaan yang sangat menarik," Arka melanjutkan ucapannya sembari menatap tajam ke arah Alex.
"Kalau kamu kurang percaya sama surat itu, kamu bisa melihat isi dari memori ini," jelas Alex kembali.
Dengan amarah yang penuh melihat isi dari memori tersebut ke dalam sebuah kamera, Arka melihatnya penuh dengan emosional.
"Mama,,,, apa lagi ini Ma?" Gumam Arka lirih.
[Jadi sebenarnya, Mama kandungnya Arka sudah meninggal karna kanker hati yang di alaminya. Lima belas tahun sudah kepergian Mamanya dan sampai sekarang Arka belum bisa menerima akan kenyataan tersebut].
Falshback On
"Udah berapa lama papa menyembunyikan ini dari mama, pa?" Tanya Wina ke Alex dengan mata basah.
"Jawab, pa?" Wina menepuk-nepuk dada Alex, Alex yang saat itu hanya bisa terdiam mematung tanpa ada niat untuk berbicara.
Wina menjatuhkan semua yang ada dalam ruangan tersebut, ia benar-benar mengamuk tanpa menghiraukan sekitar. Bocah yang melihat itu di pojok lemari ruangan tersebut hanya bisa terdiam bisu dengan memeluk kedua lututnya yang bergetar.
"Apa, mama begitu kurang di mata papa. Apa selama ini papa kurang puas akan kehadiran mama di sisi papa. Atau mama pernah membuat papa marah?" Wina melontarkan begitu banyak pertanyaan sembari mencengkram baju Alex.
"Tidak, Ma," Alex hanya berucap lirih.
"Lalu kenapa papa tega melakukan ini pah? Kenapa, kenapa? Apa papa tau sekarang gimana perasaan aku saat ini, hah! Apa kau tau?" Wina melepaskan cengkramannya dan membuat jarak di antara mereka.
"Kita sudah lama menikah, tapi kenapa sampai saat ini, detik ini, papa masih belum bisa mencintai mama?"
Hikss,,,
Alex hanya bisa menghela nafas kasar, dengan mata yang mulai memerah.
Brak,,
Wina meninggalkan ruangan tersebut dengan pintu yang di hempas keras olehnya, ia berlari keluar dari bangunan besar tersebut dengan terus meneteskan air matanya.
"Maafin aku ma, aku tidak bermaksud menyakiti hati kamu dengan kenyataan ini. Tapi, lambat laun kamu juga harus mengetahuinya."
Dengan pikiran yang gusar, juga tujuannya entah kemana. Wina berjalan di tengah ramainya kota, kini penglihatannya saru dengan kepala yang pusing. Ia mencoba meneruskan berjalan, tapi kini kakinya tak kusa melanjutkan perjalanan dan akhirnya.
Brukk!
Ia tersungkur juga ke tanah, dengan pandangan yang sudah mulai memudar Wina bergumam kecil.
"Arka sayang, maafin mama sayang," Wina terkulai lemas di bahu jalan raya.
Hingga malampun tiba, Alex yang sedari tadi menunggu Wina yang takkunjung jua muncul. Dengan hati yang gelisah, tiba-tiba suara telfon rumah berbunyi.
Kring,,, kring,,,
Alex lekas mengangkat telfon tersebut.
"Apa! Diamana? Oke saya segera ke sana," Alex langsung bergegas pergi.
Di dalam sudut ruangan, terdapat bocah laki-laki berumur 10 tahun yang tertidur dengan posisi yang masih sama.
"Mama," gumamnya.
___________
Setelah sampai, Alex segera menanyakan keberadaan Wina ke resepsionis. Ia begitu terpukul melihat di sekeliling Wina terdapat peralatan medis yang sekarang hanya mereka yang menjadi penyelamat bagi istrinya.
"Dok, bagimana ke adaan istri saya?" tanya Alex kepada dokter yang baru keluar dari kamarnya Wina.
"Kami harus sesegera mungkin mengambil keputusan, jika tidak nyawa pasien bisa berada dalam bahaya," jelas dokter tersebut.
BERAMBUNG
sampai sini dulu, flshbcknya masih berlanjut mungkin untukbeberapa part baru selesai gaes. Jadi janganlupa untuk selalu menunggu part selanjutnya.
Tinggalkan jejak lah, jangan jadi pembaca gelap ygy. Karna like dan komen kalian itu yang bikin author semangat, kelanjutan cerita tergantung respon kalian.👍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!