Rasanya seseorang menindih tubuhnya, begitu Lutfhi membuka kedua bola matanya. Gerakannya seakan di perlambat oleh seseorang. Hingga untuk membalikkan tubuhnya, Lutfhi tidak mampu.
Kedua bola matanya tiba-tiba melihat sesosok mahluk tak kasat mata yang melintas secara tiba-tiba. Mahluk itu tak cukup jelas terlihat. Tapi Lutfhi menangkap bayangan hitam itu benar-benar melintas di di hadapannya.
Tini istri dari Lutfhi mengajaknya untuk sarapan pagi. Namun tubuh Lutfhi yang tidak dapat di gerakkan, hanya meminta Tini untuk sarapan lebih dulu. Sementara dirinya akan segera menyusul.
Tini bersama dua anaknya akhirnya sarapan terlebih dahulu. Saat asyik sarapan, tiba-tiba terdengar suara pasir yang mengguyur genteng rumahnya. Salah seorang anak Tini mendengar suara pasir itu. Hingga dia bertanya pada Tini suara pasir yang terdengar jelas dari genteng rumahnya.
Tini mencoba berpikir positif. Mungkin ada orang iseng yang melemparkan pasir ke genteng rumah miliknya. Hingga Tini tidak menduga itu adalah sebuah pasir yang memang di gunakan oleh orang yang menguna-guna anggota keluarganya.
Di dalam kamar, Lutfhi terus berusaha untuk bangun dari atas ranjang. Namun Lutfhi tetap tidak mampu bangun dari posisinya yang terlentang. Kini seluruh badan Lutfhi yang terasa panas. Bahkan ia merasa seperti sedang di panggang di dalam bara api yang panas.
Tak tahan dengan panas yang membakar tubuhnya. Lutfhi langsung berteriak meminta tolong pada Tini. Dengan segera Tini yang sedang menyantap sarapan bersama kedua anaknya. Langsung menghampiri Lutfhi yang masih terbaring di atas ranjang tempat tidur.
Tini menghampiri tubuh Lutfhi yang begitu panas. Tini menangis melihat tubuh suaminya yang begitu panas dan kaku. Kedua anak Tini juga mulai menangis seperti yang di lakukan oleh Tini. Tangisan keras dari Tini dan kedua anak, langsung menarik perhatian para warga untuk melihat kondisi Tini di dalam rumahnya.
Para warga langsung menolong Lutfhi yang begitu kaku dan panas. Seorang pemuka agama mulai membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk menangkal aura jahat yang bersarang di tubuh Lutfhi. Ayat-ayat suci Al-Qur'an itu sedikit meredakan rasa panas yang ada di tubuh Lutfhi. Tubuhnya juga mulai bisa di gerakkan lagi. Hingga Lutfhi merasa bersyukur bisa terbebas dari gangguan mahluk tak kasat mata tersebut.
Pemuka agama itu melihat sesuatu hal yang aneh pada Lutfhi. Sepertinya Lutfhi sedang di santet oleh seseorang. Ada mahluk tak kasat mata yang coba mengganggu seorang Lutfhi. Hingga mahluk itu melakukan sesuatu hal yang buruk di tubuh Lutfhi.
Tini juga menceritakan bagaimana dia dan kedua anaknya mendengar suara pasir yang berada di genteng rumahnya. Menurut beberapa orang, suara pasir di atap rumah seseorang. Pertanda ada orang lain yang mengirimkan santet atau guna-guna pada si pemilik rumah. Mungkin saja, itu ada hubungannya dengan kondisi tubuh Lutfhi sekarang.
Pemuka agama tersebut hanya meminta Lutfhi untuk rajin membaca kitab suci. Sebab dengan begitu, Lutfhi bisa terbebas dari guna-guna orang lain pada tubuhnya. Lutfhi menerima saran dari pemuka agama tersebut. Selain itu Lutfhi juga mengucapkan banyak terima kasih pada pemuka agama itu. Sebab berkat pertolongan darinya, Lutfhi bisa terbebas dari guna-guna tersebut. Namun pemuka agama itu dengan rendah hati mengatakan, jika pertolongan itu bukan berasal dari dirinya. Melainkan dari Allah SWT. Dirinya hanya perantara semata.
"Aku yakin yang melakukan guna-guna terhadap aku adalah kakak ipar kamu. Si Firman itu memang terlihat tidak suka pada aku." ucap Lutfhi usai menyantap sarapan bersama Tini dan kedua anaknya.
"Apa kamu yakin dia yang melakukan itu. Kamu tahu dari mana?" tanya Tini yang mulai membereskan piring bekas sarapan.
"Itu perasaan aku saja. Aku pikir dia telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu padaku. Aku harus melabrak dia." jawab Lutfhi penuh amarah.
Lutfhi yang mengira Firman yang telah menyantet dirinya. Ingin melabrak kakak ipar dari istrinya tersebut. Lutfhi dan Firman selama ini memang memiliki hubungan yang kurang baik. Namun hubungan yang kurang baik itu di sebabkan oleh Lutfhi yang iri pada kesuksesan seorang Firman yang seorang pengusaha kayu yang sukses di kota.
Kebetulan Firman hari ini sedang berkunjung ke rumah mertua Lutfhi. Sehingga Lutfhi bisa bertemu Firman dengan mudah. Tidak harus datang ke rumah Firman yang berada di kota.
Tak hanya Lutfhi yang akan melabrak seorang Firman. Tini juga yang tak kalah iri dengan kesuksesan dari Firman, juga turut mendatangi rumah orangtuanya. Dia yang terhasut oleh suaminya, ingin mengutarakan kekesalannya pada seorang Firman juga. Apalagi Firman di tuduh Lutfhi telah menyantet dirinya.
Lutfhi dan Tini bertemu dengan ibu Tini yang sedang menyapu halaman rumah. Keduanya langsung menghampiri ibu Tini tersebut. Tini yang menjadi anak kesayangan dari ibunya tersebut. Langsung di sambut oleh ibunya dengan begitu baik. Dia langsung mempersilakan Tini dan Lutfhi masuk ke dalam rumah. Namun Lutfhi dengan congkaknya, menolak untuk masuk ke dalam rumah mertuanya tersebut. Apalagi ada keluarga Firman di dalam rumah tersebut. Semakin membuat Lutfhi enggan untuk masuk. Dia hanya meminta Firman untuk keluar dari dalam rumah, datang menemuinya.
Lutfhi dengan suara kerasnya memanggil nama Firman yang dia tuduh telah mengguna-guna Lutfhi. Firman yang baru selesai sarapan bersama keluarganya, langsung keluar saat Lutfhi memanggil namanya. Apalagi Lutfhi memanggil nama Firman dengan begitu kerasnya.
"Ada apa kamu memanggil saya?" tanya Firman.
Lutfhi menghampiri Firman yang berada di teras rumah mertuanya. Kemudian Lutfhi dengan penuh amarah mengutarakan kekesalannya pada Firman yang di tuduh telah menyantet dirinya.
"Kenapa kamu menyantet saya, kenapa kamu lakukan itu." tanya Lutfhi dengan wajah nyolotnya.
"Siapa yang menyantet kamu, saya tidak pernah melakukan itu." jawab Firman bingung.
"Ngaku aja kak. Tadi saat aku sedang sarapan, aku dengar suara seseorang yang melempar pasir ke atas genteng rumah. Pasti itu di lakukan oleh kakak." Tuduh Tini tak kalah nyolot dari Lutfhi.
"Kalian berdua gila yah. Bisa-bisanya kalian menuduh kakak kalian sendiri menyantet. Mana mungkin itu di lakukan oleh dia." balas istri Firman yang bernama Mira.
Keributan yang terjadi di antara keluarga Firman dan Lutfhi, langsung lerai oleh Parmin. Dia adalah ayah dari Tini dan Firman, juga mertua dari Lutfhi dan Mira. Parmin meminta Lutfhi dan Tini untuk pergi dari rumahnya. Sebab tuduhan yang di berikan oleh keduanya tidak mendasar. Firman tidak melakukan seperti apa yang di sangkalkan oleh Tini dan Lutfhi.
Masih kesal, namun akhirnya Lutfhi dan Tini mengakhiri tuduhan yang di berikan pada Firman. Keduanya akhirnya pergi dari rumah Parmin. Namun Lutfhi tetap yakin Firman dan Mira yang telah menyantet dirinya. Apalagi kejadian di santet itu terjadi ketika Firman dan keluarganya datang ke kampung. Itu semakin memperlihatkan jika memang Firman dan Mira pelaku santet terhadap Lutfhi.
Agung adalah teman bisnis Lutfhi dalam berbisnis ikan. Dengan sistem bagi hasil 70% untuk Agung sebagai pemegang saham. Serta 30% untuk Lutfhi selaku orang yang menjalankan bisnis mereka. Bisnis itu awalnya berjalan dengan baik. Sampai ada sebuah persoalan yang menyebabkan hubungan keduanya retak.
Lutfhi melaporkan ikan yang dia kelola mati. Hingga Lutfhi harus membakar semua ikan itu, sebelum menyebarkan bau busuk di sekitar tambak. Sementara Agung yang butuh bukti semua omongan dari Lutfhi. Lutfhi yang tersinggung dengan ucapan dari Agung, sempat emosi. Hingga sempat terjadi keributan di antara Agung dengan Lutfhi di samping tambak.
Untung Tini datang untuk memisahkan keributan yang terjadi antara Lutfhi dengan Agung. Hingga keributan itu berhasil di lerai. Namun Agung yang menduga Lutfhi membohongi dirinya, memiliki dendam tersendiri pada seorang Lutfhi. Hingga Agung berniat untuk melakukan guna-guna pada Lutfhi. Mengingat itu adalah cara yang paling terbaik di lakukan oleh Agung untuk membalas dendamnya pada Lutfhi.
Agung adalah orang di balik serangan santet pertama pada Lutfhi. Agung yang ingin Lutfhi terbunuh oleh santet yang di kirim olehnya, kembali melakukan santet pada Lutfhi. Dengan mendatangi dukun santet yang terkenal di kampungnya. Agung berharap Lutfhi akan mati dalam serangan santet kedua yang akan di kirim pada oleh dukun santet yang telah di sewa oleh Agung.
Lutfhi yang sedang bekerja di rumah salah satu tetangganya. Langsung merasakan pusing yang teramat. Kepalanya terasa begitu berat dengan rasa sakit yang terjadi di seluruh bagian kepalanya. Lutfhi yang sedang memasang keramik di rumah salah satu tetangganya, langsung tumbang dengan santet yang di kirim oleh Agung.
Rekan Lutfhi bekerja, langsung menghampiri Lutfhi. Dia mencoba meminta bantuan orang-orang sekitar untuk menolong Lutfhi. Teriakan yang di lakukan oleh rekan kerja Lutfhi, langsung menarik perhatian dari seluruh warga yang ada di sekitar. Mereka mencoba menolong Lutfhi yang terus memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit. Perlahan hidungnya mengeluarkan darah yang begitu banyak. Hingga banyak orang yang menduga, jika Lutfhi kembali mendapatkan serangan santet.
Lutfhi langsung di bawa oleh para warga menuju rumahnya. Tini yang sedang masak di dapur, turut panik saat seorang warga berteriak nama Lutfhi yang kembali mendapatkan serangan santet. Tini tak henti menangis melihat kondisi suaminya yang begitu lemas dengan kucuran darah yang keluar dari kedua lubang hidung Lutfhi.
Warna sprei kasur kamar Lutfhi yang awalnya berwarna putih bersih. Seketika berubah menjadi merah, tercampur dengan darah yang keluar dari hidung Lutfhi. Pemuka agama yang sempat menolong Lutfhi di serangan santet pertama, kembali mencoba menolong Lutfhi. Namun kuatnya santet yang di kirim oleh dukung yang Agung sewa. Tak dapat ia tangkal. Hingga pemuka agama itu hanya meminta Tini untuk membacakan Lutfhi ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk menangkal santet yang di kirim oleh dukung Agung.
Lutfhi yang merasakan kesakitan di bagian kepala. Terus mengerang dengan suara yang keras. Dia tak henti berteriak untuk melampiaskan rasa sakitnya. Hingga rumah Lutfhi menjadi tontonan para warga yang mendengar suara teriakan daripada Lutfhi. Mereka merasa penasaran dengan kondisi Lutfhi yang di santet oleh seseorang.
Kabar santet yang menyerang Lutfhi, juga terdengar oleh ibu mertuanya. Hingga ibu mertua Lutfhi itu langsung datang bersama suaminya untuk menolong Lutfhi. Mengingat suaminya di kenal memang sering mengobati orang dari serangan mahluk tak kasat, juga santet.
Dengan membawa sebuah jimat yang di bungkus oleh kain berwarna putih. Bapak mertua dari Lutfhi siap menolong Lutfhi dari serangan santet yang di kirim oleh Agung. Mungkin dengan bantuan jimat itu, Lutfhi bisa segera terbebas dari serangan santet yang di kirim oleh Agung.
Bapak mertuanya langsung mengeluarkan jimat yang akan di gunakan untuk mengobati Lutfhi. Dia mulai membacakan mantra-mantra yang akan menjadi mantra sakti untuk dirinya menolong Lutfhi. Kuatnya santet yang di kirim oleh dukun yang Agung sewa. Sempat membuat bapak mertua Lutfhi itu sedikit tertekan. Sebelum akhirnya mantra terakhir di bacakan oleh bapak mertua dari Lutfhi tersebut. Seketika santet yang di kirim oleh dukun yang di sewa oleh Agung itu enyah dari tubuh Lutfhi. Lutfhi sempat pingsan sejenak, setelah santet itu enyah dari tubuhnya.
Sementara dukun Agung yang kalah dalam adu kekuatan dengan jimat yang di miliki oleh ayah mertua dari Lutfhi. Langsung meninggal terserang oleh santet yang di kirimnya pada Lutfhi. Santet itu berbalik pada tubuhnya sendiri. Agung yang berada di samping dukun itu, langsung pergi meninggalkan dukunnya yang meninggal di tempat.
Agung lari ketakutan. Dia tak ingin hal yang sama terjadi pada dirinya juga. Hingga Agung langsung menjauh dari rumah dukun tersebut.
Tak berselang lama, Lutfhi mulai siuman. Tak ada rasa sakit yang sempat dirasakan oleh kepalanya. Kini kepala Lutfhi mulai terasa lebih ringan. Tidak ada lagi rasa sakit yang sempat menyiksa dirinya. Lutfhi sembuh total dari serangan santet yang di kirim kepada dirinya.
Tini langsung memeluk tubuh suaminya tersebut. Dia bersyukur Lutfhi bisa kembali sadarkan diri. Tini tidak tahu apa yang terjadi, jika ayahnya tidak datang menolong Lutfhi. Mungkin Tini akan kehilangan suaminya tersebut. Mengingat santet yang di kirim oleh dukun dari Agung itu sangat kuat. Hingga santet itu sangat berbahaya bagi seorang Lutfhi.
Selain mampu menyembuhkan Lutfhi. Mertuanya itu juga mengetahui orang yang telah mengirimkan santet pada Lutfhi. Orang itu bukan Firman seperti dugaan dari Lutfhi sebelumnya. Melainkan Agung, rekan bisnis Lutfhi.
Lutfhi dan Tini yang sudah yakin santet itu di kirim oleh Firman, menjadi malu sendiri. Keduanya nampak terlihat malu. Sebab keduanya telah memfitnah Firman yang telah menyantet Lutfhi. Padahal yang menyantet Lutfhi adalah Agung. Orang yang menjadi rekan bisnis dia selama berbisnis ikan di tambak.
Lutfhi kini mengarahkan dendamnya pada Agung. Dia berniat menghabisi Agung dengan tangannya sendiri. Tanpa harus menyantet seperti yang di lakukan oleh Agung sebelumnya pada Lutfhi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!