Setelah perang Besar melawan Taraka Asura, kerajaan langit dirundung kesedihan karena Sang Brahma yang terkena tombak Sang Iblis mengalami sakit parah.
Sudah puluhan tabib dari Kayangan turun untuk mengobatinya namun tak seorangpun dapat menyembuhkan sakitnya.
Seorang tabib kerajaan langit mengatakan jika hanya ada satu tanaman obat yang bisa mengobati sang Brahma.
"Dimana kita bisa mendapatkan tanaman obat itu?" tanya Siwa
"Tanaman obat itu hanya tumbuh di bumi dan hanya seorang tabib sakti yang bisa menanam tanaman langka itu," jawab Sang tabib
"Katakan siapa nama tabib itu?" desak Siwa
"Dia bernama Resi Bayu Wijaya,"
"Kalau begitu biar aku yang akan turun ke bumi untuk mencari tanaman obat itu," ucap Indra
Siwa dan dewa lainnya terkejut dengan ucapan Indra yang memberanikan diri untuk mencari tanaman obat ke Bumi.
"Aku setuju, Bumi adalah tempat yang paling berbahaya setelah Neraka. Menghadapi manusia sama halnya dengan menghadapi Iblis, bahkan manusia itu lebih licik daripada Iblis. Jadi kita perlu mengutus seorang Dewa yang tidak hanya kuat secara fisik namun juga memiliki kecerdasan secara intelektual untuk menghadapi manusia yang licik," tutur Wisnu
"Baiklah kalau begitu aku setuju," jawab Siwa
Setelah meminta restu sang Brahma Indra kemudian segera turun ke Bumi.
Ia menggunakan kekuatannya untuk mencari keberadaan Bayu Wijaya.
Sementara itu diwaktu yang sama, seorang dokter muda terlihat begitu sibuk di ruang unit gawat darurat.
puluhan pasien berdatangan tiap harinya setelah kota Jakarta diserang wabah penyakit aneh.
Puncaknya adalah hari itu dimana rumah sakit tempatnya bekerja kedatangan banyak pasien yang terserang wabah penyakit dan sudah sangat kritis.
Para dokter spesialis tidak mau menangani mereka dengan berbagai alasan.
Sebagai seorang dokter Owen tidak bisa tinggal diam, meskipun ia bukan seorang dokter spesialis tetap saja ia berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien yang datang untuk berobat.
"Sepertinya wabah sudah menyebar dok, jalan satu-satunya untuk mencegah penyakit ini adalah kita harus segera membuat vaksin atau obat penangkalnya," ucap seorang perawat
"Benar, kalau begitu aku akan melakukan penelitian untuk membuat obat penangkalnya," Owen kemudian mengambil sampel darah seorang pasien dan membawanya ke laboratorium.
Setelah mendeteksi jenis virus dalam darah tersebut, Owen kemudian mencoba beberapa ramuan obat dari leluhurnya untuk melawan virus itu.
Selama dua hari dua malam ia akhirnya berhasil menemukan komposisi yang pas untuk meracik obat yang dapat menyembuhkan penyakit itu.
Tidak puas hanya dengan menemukan obat yang bisa menyembuhkan virus itu Owen juga berusaha untuk membuat vaksin untuk menangkal virus tersebut.
Mengetahui Owen berhasil menemukan obat penangkal Virus membuat kakak iparnya Cailen merasa terancam. Bagaimanapun juga Ia tidak akan membiarkan adiknya yang seorang pecundang menjadi pahlawan. Ia tidak mau jika iparnya itu akan mendapatkan penghargaan dari ayah mertuanya karena berhasil menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit yang sedang mewabah di Jakarta tersebut.
"Kita harus menggagalkan penelitian Owen jika tidak mau, posisi kita terancam," ucap Cailen
"Kalau begitu apa yang harus aku lakukan kakak?" tanya Ranu adik kandung Cailen
Cailen kemudian membisikkan sesuatu kepada adiknya tersebut.
Ranu yang paham langsung mengangguk setuju.
Keduanya kemudian membuntuti Owen saat pria itu meninggalkan laboratorium.
Owen kemudian mengambil mobilnya dan meninggalkan halaman rumah sakit.
Sementara itu, Indra begitu terkejut saat dirinya tiba-tiba berada di depan sebuah apotek.
"Apotek Bayu Wijaya??" Indra mengernyitkan keningnya saat membaca nama apotek tersebut
"Bayu Wijaya, bukankah itu nama tabib yang dimaksud oleh tabib kerajaan?"
Indra segera bersembunyi saat melihat sebuah mobil berhenti didepan apotek itu.
"Apakah dia Bayu Wijaya??" ucap Indra saat melihat Owen turun dari mobilnya
Karena penasaran ia kemudian mengikuti pria itu, namun ia yang tidak mau jati dirinya terungkap sengaja tidak menampakkan dirinya.
Ia sengaja menggunakan sukmanya untuk mengikuti Owen agar pria itu tidak mengendus kehadirannya.
Ia terus mengikuti pria itu dari kejauhan.
Setelah memasuki apotek, pria itu semakin terkejut karena di dalam sana tidak ada satupun tanaman obat. Yang ada hanyalah berbagai macam obat-obatan dan berbagai alat kesehatan.
Dimana ia menyembunyikan tanaman obat itu??, apa dia sengaja menyembunyikan tanaman langka itu agar tidak ada yang mencurinya, ah dasar manusia, kau memang licik.
Indra menghentikan langkahnya saat melihat Owen sedang menimbang daun kering dan rempah-rempah lainnya.
Ia kemudian menumbuk semua bahan-bahan yang sudah di raciknya dan membungkusnya menjadi sebuah puyer.
Setelah mendapatkan jumlah yang cukup banyak, Owen kemudian memasukkan obat-obatan itu kedalam kopernya. Selanjutnya ia mulai membuat vaksin percobaan untuk menangkal virus tersebut.
Ia kemudian bereksperimen dengan memasukkan vaksin itu kepada seekor ayam, setelah itu ia tak lupa menyuntikkan virus itu kedalam tubuh binatang tersebut.
Ia melihat reaksi ayam yang tetap baik-baik saja meskipun ia sudah memasukan virus kedalam tubuhnya.
"Sepertinya aku harus menunggu reaksi selanjutnya satu Minggu kemudian," Owen kemudian memasukkan ayam itu kedalam sebuah kandang.
"Aku yakin dia adalah Bayu Wijaya yang di ceritakan oleh tabib kerajaan, dilihat dari caranya meracik obat dia pasti seorang tabib yang sangat sakti,"
Tiba-tiba Owen menghentikan aktivitasnya dan menatap nanar kearah Indra yang berdiri tak jauh darinya.
Indra merasa terkejut dan salah tingkah saat pemuda itu terus memelototinya.
"Apa aku ketahuan, apa dia bisa melihat ku sekarang??" ucapnya gugup
Ia semakin gugup saat melihat Owen melangkah maju mendekatinya.
"Sial, apa dia akan menangkap ku??" Indra kemudian berusaha mengeluarkan senjatanya saat Owen semakin mendekat kearahnya.
Namun ia mengurungkan niatnya saat pemuda itu ternyata hanya mengambil sebuah guci tua dan membersihkannya.
"Ah hampir saja, aku kira dia benar-benar bisa melihat ku tapi ternyata dia hanya mengambil sebuah guci," ucap Indra begitu lega
Setelah selesai membersihkan guci itu Owen kemudian bersiap-siap untuk pulang.
Ia kemudian membawa koper obatnya dan segera meninggalkan apotek.
Saat ia berjalan menuju ke parkiran tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan menabraknya hingga tubuh pria itu terhempas ke jalanan.
Entah kenapa tubuh Indra tiba-tiba mematung dan hanya bisa melihat kejadian itu tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolong Owen.
Ia termangu menatap wajah Owen yang sempat menggerakkan tangannya dan meminta pertolongannya sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
"To...long...aku," ucap Owen menggerakkan tangannya kearah Indra seolah ia dapat melihat Pria dihadapannya itu.
Indra kemudian menghampirinya dan duduk di sampingnya. Saat ia mengusap wajah pria itu tiba-tiba Indra merasakan ada kekuatan yang menarik Sukmanya masuk kedalam tubuh Owen.
Perlahan Indra membuka matanya saat mendengar suara berisik istri dan keluarganya menangisi kematiannya.
"Kenapa kalian berisik sekali," ucap Indra menatap satu persatu orang-orang yang mengelilinginya sambil terus menangis
Melihat Owen hidup lagi membuat semua anggota keluarga Surya Atmaja terkejut bukan main, terutama Ranu dan Cailen yang seketika langsung ketakutan saat melihat wajah Owen.
Suara sirine mobil ambulance menyeruak memecah keheningan kota Jakarta malam itu.
Beberapa orang tenaga medis segera membawa Owen ke ruang UGD untuk mendapatkan perawatan intensif.
Namun karena pendarahan hebat di kepalanya membuat nyawa Owen sulit untuk di selamatkan.
Cailen dan Ranu merasa bahagia saat mengetahui kondisi kritis adik iparnya itu, setidaknya mereka tahu bahwa Owen sudah tidak memiliki harapan hidup lagi.
Sementara itu Indra terus mengikuti kemanapun Owen pergi. Meskipun ia seorang Dewa namun ia tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat pria itu sekarat di depannya.
Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan. Jika aku meninggal maka aku tidak akan bisa menemukan obat yang bisa menyembuhkan Brahma,
Ia termangu menatap wajah Owen yang mulai menggerakkan tangannya, seolah meminta pertolongannya.
"To...long...aku," ucap Owen menggerakkan tangannya kearah Indra seolah ia dapat melihat Pria dihadapannya itu.
"Apa yang harus aku lakukan untuk menolong mu?" tanya Indra
"To ... long...." ucap Owen kemudian menghembuskan nafas terakhirnya
Seorang perawat langsung berlari memanggil dokter saat mengetahui Owen sudah meninggal.
Sementara Indra yang juga kebingungan berusaha menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan Owen, namun sayangnya usahanya gagal karena pria itu tak kunjung membuka matanya.
"Ah sial, ternyata kekuatan ku tidak berfungsi di bumi ini, lalu apa yang harus aku lakukan. Dia tidak boleh mati, aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya," tukas Indra
Ia kemudian menghampirinya dan duduk di sampingnya. Saat Ia mengusap wajah pria itu tiba-tiba Indra merasakan ada kekuatan yang menarik Sukmanya masuk kedalam tubuh Owen.
***********
*Kediaman Keluarga Surya Atmaja
Terdengar isak tangis Anggini istri Owen yang terdengar begitu keras melebihi yang lainnya.
Berbeda dengan Anggini Cailen dan Ranu justru begitu bahagia saat mengetahui Owen sudah tiada.
"Aku harap kau sabar menghadapi ujian ini, kita doakan saja semoga Owen mendapatkan tempat terbaik di sisiNya," ucap Surya berusaha menenangkan putrinya
"Benar, harusnya kau bahagia karena bisa terlepas dari suami tak berguna seperti dia," sahut Cailen
"Dasar brengsek, beraninya kau menghina suami ku, meskipun dia adalah seorang sampah tetap saja dia adalah suamiku yang harus aku hormati," jawab Anggi
"Dasar munafik, aku yakin kau sebenarnya pura-pura bersedih tapi sebenarnya dalam hatimu kau bahagia bukan?" sahut Ranu
"Diam kau anak mamah atau aku potong lidah kau baru rasa!" seru Anggi mengancamnya
Surya segera memberikan kode kepada anak-anaknya untuk segera diam saat melihat kedatangan kakek mereka. Ketiganya segera berhenti bertengkar dan berpura-pura menangisi kematian Owen.
Perlahan Indra membuka matanya saat mendengar suara berisik istri dan keluarganya menangisi kematiannya.
"Kenapa kalian berisik sekali," ucap Indra menatap satu persatu orang-orang yang mengelilinginya sambil terus menangis
Melihat Owen hidup lagi membuat semua anggota keluarga Surya Atmaja terkejut bukan main, terutama Ranu dan Cailen yang seketika langsung ketakutan saat melihat wajah Owen.
Anggi yang shock melihat suaminya hidup lagi segera menghampirinya.
Ia mengusap lembut wajah suaminya seakan tak percaya.
"Apa aku tidak halusinasi?" ucap Anggi berusaha menepuk-nepuk wajahnya
"Kalau kau ingin memastikan jika dirimu tak mengalami halusinasi cepat ambilkan minum, aku merasa haus sekali," ucap Indra
Anggi langsung mengernyitkan keningnya saat mendengar suaminya memerintahnya.
"Aku?" tanyanya tak percaya
"Tentu saja, memangnya siapa lagi yang ada di depanku?" jawab Indra membuat semua orang tak percaya mendengarnya.
Bagaimana mungkin Owen yang biasanya tak pernah berani memerintah dirinya tiba-tiba saja ia menyuruhnya.
"Apa kamu baik-baik saja sayang?" tanya Anggi mengusap kening suaminya
"Siapa kau beraninya kau menyentuh ku!" seru Indra langsung menepis lengan istrinya
"Aku istrimu, apa kau tidak mengenali aku?" tanya Anggi membulatkan matanya
"Istri??, apa aku sudah menikah??" ucap Indra merasa bingung
Ia semakin bingung saat semua orang tiba-tiba mendekati dirinya, ia berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya tapi ia tak berhasil mengingatnya.
"Sepertinya ia mengalami amnesia karena luka di kepalanya, sebaiknya kita hubungi dokter Adrian untuk memastikan semuanya," ujar Surya Atmaja
"Tidak perlu!" seru Indra menyela ucapannya
Lelaki itu kemudian berdiri dan menatap satu persatu orang-orang di depannya.
Indra tiba-tiba mengenali mereka dari ingatan Owen.
"Sekarang aku mulai mengingat kalian, kau... Anggini istriku!" seru Indra menunjuk Anggini
Ia kemudian menunjuk kakeknya Danu Atmaja, ayah mertuanya Surya Atmaja, Ibu mertuanya Laila Atmaja, dan kedua iparnya Cailen dan Ranu Atmaja.
"Lalu siapa aku?" tanyanya sambil memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit,
"Arrghhh!" seru Indra mengerang sembari memegangi kepalanya
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Anggi
"Aku rasa kamu mengalami amnesia, sebaiknya kita pergi saja ke rumah sakit untuk memastikan penyakit mu. Aku yakin semakin cepat diobati maka. kami semakin cepat untuk sembuh," ucap sang kakek Danu Atmaja
Indra langsung menolak, "Sepertinya tidak perlu kakek, aku mungkin hanya sedikit lupa karena benturan di kepala ku, tapi aku yakin tidak lama lagi aku bisa mengingat semuanya," jawab Indra
Melihat kondisi cucu menantunya yang kurang sehat membuat Danu memaksa Owen untuk berobat.
Ranu dan Cailen yang ketakutan jika Ingatan Owen kembali berusaha mencegah sang kakek yang hendak membawa saudara iparnya ke rumah sakit.
"Sepertinya yang dikatakan Owen benar, dia hanya sedikit lupa karena ia mengalami mati suri. Aku yakin ingatannya segera membaik setelah ia istirahat total," terang Cailen
"Tetap saja aku harus memastikan kalau kondisinya baik-baik saja, aku tidak mau jika sesuatu terjadi dengannya," jawab Danu
"Kalau begitu biar aku menghubungi dokter Andrian untuk memeriksa kak Owen," sambung Ranu
mendengar jawaban Ranu membuat Danu akhirnya melunak dan setuju dengannya.
Tidak lama seorang dokter muda datang dan memeriksa kondisi Indra.
"Bagaimana keadaan cucuku?" tanya Danu
"Kondisi fisiknya ok, bahkan sangat baik dari sebelumnya, hanya saja ia mengalami amnesia parsial yaitu ia kehilangan sedikit memorinya karena benturan hebat di kepalanya,"
"Berapa lama ia akan mendapatkan ingatannya kembali?" tanya Cailen
"Tergantung, bisa cepat bisa lama. Kalau Owen sering diingatkan dan diajak berkunjung ke tempat-tempat yang dulu sering di datanginya maka ingatannya akan cepat kembali," jawab Adrian
"Ok kalau gitu, thanks sudah datang," jawab Cailen
Cailen merasa sedikit lega saat mengetahui jika Owen mengalami amnesia, setidaknya ia masih aman.
"Lalu bagaimana jika ia mengingat semuanya, apa dia akan melaporkan kita ke polisi?" tanya Ranu ketakutan
"Sebaiknya kita jangan membahas masalah ini di rumah karena berbahaya jika ada yang tahu. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah melarang Owen mendatangi apotek itu agar ia tidak mengingat kejadian malam itu," Jawab Cailen
Sementara itu Indra berusaha mencari informasi tentang siapa dirinya. Ia berusaha mengingat-ingat peristiwa yang terjadi hingga membuatnya kehilangan sebagian ingatannya.
Malam harinya Indra tak bisa tidur karena terus mengingat bagaimana sebuah mobil melaju kencang dan menabraknya hingga ia jatuh terkapar di jalanan.
Karena penasaran dengan kejadian yang terus terlintas di benaknya membuat Indra menanyakan tentang kecelakaan yang menimpanya kepada istrinya.
"Sebenarnya apa yang terjadi padaku hingga aku sampai mati suri?" tanya Indra
"Kamu mengalami kecelakaan saat pulang dari kerja," jawab Anggi
"Kecelakaan seperti apa,"
"Kamu di tabrak mobil yang dikemudikan oleh orang yang mabuk," jawab Anggi
"Dimana?"
"Dijalan lah, masa di rumah!" seru Anggi dengan ketus
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Indra lagi
"Dari kak Cailen, " jawab Anggi
"Sepertinya kecelakaan itu bukan hanya membuat kamu amnesia ya, tapi juga membuat kamu menjadi cerewet dan mulai kurang ajar sampai berani nyuruh-nyuruh gue ngambil minum buat Lo. Untung saja ada kakek, kalau tidak sudah ku tonjok bibir tipis mu itu. Asal kau tahu kita hanya menikah karena bisnis jadi jangan sok dekat denganku ataupun berusaha menjadikan aku sebagai istrimu," imbuh Anggi
"Ok aku mengerti," jawab Indra kemudian segera beranjak dari ranjangnya
Pria itu kemudian berdiri diatas balkon kamarnya sambil menatap rembulan yang bersinar terang malam itu.
"Kenapa Ingatan itu selalu muncul. Apa benar aku mengalami kecelakaan atau ada seseorang yang berusaha membunuh ku. Karena aku tidak berada di jalanan malam itu tapi aku berada di parkiran sebuah apotek, jadi mustahil ada seorang pengemudi yang menabrak ku jika tidak disengaja??"
"Sepertinya kecelakaan itu bukan hanya membuat kamu amnesia ya, tapi juga membuat kamu menjadi cerewet dan mulai kurang ajar sampai berani nyuruh-nyuruh gue ngambil minum buat Lo. Untung saja ada kakek, kalau tidak sudah ku tonjok bibir tipis mu itu. Asal kau tahu kita hanya menikah karena bisnis jadi jangan sok dekat denganku ataupun berusaha menjadikan aku sebagai istrimu," imbuh Anggi
"Ok aku mengerti," jawab Indra kemudian segera beranjak dari ranjangnya
Pria itu kemudian berdiri diatas balkon kamarnya sambil menatap rembulan yang bersinar terang malam itu.
"Kenapa Ingatan itu selalu muncul. Apa benar aku mengalami kecelakaan atau ada seseorang yang berusaha membunuh ku. Karena aku tidak berada di jalanan malam itu tapi aku berada di parkiran sebuah apotek, jadi mustahil ada seorang pengemudi yang menabrak ku jika tidak disengaja??" ucap Indra
Ia kemudian memejamkan matanya dan mulai mencari ingatan Indra tentang kecelakaan itu.
Kembali ia melihat sebuah mobil melaju dengan kencang dan kemudian menabraknya hingga tubuhnya terhempas ke jalanan.
Ia mengepalkan tangannya saat membandingkan kejadian yang dialaminya dengan keterangan dari istrinya. Kini Indra mulai yakin jika ia tidak mengalami kecelakaan tapi ada seorang yang berusaha membunuhnya.
Malam itu juga ia bergegas menuju ke apotek untuk memastikan jika alibinya tidak salah.
Saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba Cailen langsung menghadangnya.
"Mau kemana lo malam-malam gini!" tanya Ranu menjegal langkahnya
"Bukan urusan lo, minggir!" jawab Indra kemudian menyingkirkan tangan Cailen
"Wah ... sepertinya kau memang benar-benar amnesia hingga berani melawan kakak mu sendiri," ucap Cailen
Ia kemudian mengangkat tangannya berusaha menghajar adik iparnya tersebut, namun Indra dengan sigap langsung menangkap tangannya dan memelintirnya hingga ia berteriak kesakitan.
"Aaaarrgh!!" teriaknya membuat semua orang langsung keluar dari kamarnya untuk melihatnya
"Ada apa sih malam-malam gini pada berisik!" seru Laila
Wanita itu begitu terkejut saat melihat Indra memelintir lengan putra sulungnya.
"Apa yang kau lakukan pada putraku!" seru wanita itu
Indra segera melepaskan tangan Cailen saat melihat ibu mertuanya.
"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran karena ia berusaha menghajar ku," jawab Indra begitu dingin
Sementara itu Anggi yang mendengar keributan di ruang tamu segera turun untuk melihat apa yang terjadi.
Wanita itu tersenyum saat melihat suaminya menjawab pertanyaan ibunya dengan begitu lugas.
"Ternyata kecelakaan itu ada untungnya juga ya, sekarang suamiku gak cupu lagi tapi jadi suhu!" seru Anggi membuat semua orang langsung menoleh kearahnya
"Maaf sudah membuat kalian terbangun, kalau begitu aku pamit ke apotek dulu," ucap Indra kemudian berlalu pergi
Cailen segera memberikan jalan dan membukakan pintu untuknya.
Cailen yang ketakutan Owen akan mendapatkan kembali ingatannya setelah pergi ke apotek membuat ia langsung mengikutinya.
Setibanya di apotek, Indra segera turun dan memeriksa halaman parkir apotek itu.
"TKP nya sudah bersih, sepertinya seseorang sengaja membersihkannya agar tidak seorangpun menemukan barang bukti di sini,"
Tatapan Indra terhenti pada sebuah kamera cctv apotek.
Ia kemudian masuk kedalam apotek dan meminta salinan rekaman cctv dihari ia mengalami kecelakaan.
"Mereka bahkan sudah menghilangkan rekaman cctv nya. Tapi aku yakin tidak ada kejahatan yang tak meninggalkan jejak. Aku yakin bisa menemukan sesuatu di sini dan membuktikan jika aku benar-benar di bunuh,"
Ia kemudian melihat sebuah toko kelontong di seberang jalan. Meskipun sebuah toko kecil siapa sangka jika toko itu dilengkapi kamera cctv oleh pemiliknya untuk mengantisipasi tindak kriminal yang marak terjadi di tempat itu.
Indra segera menghampiri sang pemilik toko dan meminta salinan rekaman CCTV tokonya. Sang pemilik toko yang mengenal baik Owen langsung memberikan rekaman CCTV nya kepadanya.
Melihat Indra berhasil menemukan bukti kejahatan yang dilakukan olehnya membuat Cailen segera membuang mobil yang dipakai untuk menabrak Owen.
Ia bergerak cepat menghilangkan barang bukti agar tak terciduk polisi.
Pagi harinya keluarga Atmaja dikejutkan dengan kedatangan polisi yang mendatangi mereka dengan membawa surat penangkapan untuk Surya Atmaja.
Laila langsung berteriak histeris saat melihat suaminya di giring oleh polisi.
"Jangan bawa suamiku, aku yakin kalian salah tangkap orang. Suamiku tidak mungkin berusaha membunuh orang. Jangankan membunuh orang bahkan membunuh semut pun ia tak berani," ujar Laila
"Maaf Nyonya, kami tetap harus membawa Tuan Surya Atmaja ke kantor polisi untuk penyidikan lebih lanjut. Jika anda hendak membelanjakannya sebaiknya silakan bawa pengacara anda ke kantor polisi," jawab salah seorang polisi kemudian membawanya pergi
Semua anggota keluarga Atmaja begitu terkejut saat mengetahui jika ayah mereka menjadi tersangka dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap Owen sang menantu.
Laila yang murka segera menghampiri Owen yang masih tertidur di kamarnya.
Ia langsung menarik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya membuat pria perlahan membuka matanya.
"Bangun!" seru Laila
Indra segera bangun dan duduk di tepi ranjangnya.
"Wah kau benar-benar sudah gila, kemarin kau menggemparkan kami dengan pura-pura mati sekarang kau kembali mengguncang keluarga ini dengan melaporkan ayahmu sebagai pelaku percobaan pembunuhan terhadap dirimu," ujar Laila melemparkan selimut ke wajah pria itu
Sial, kenapa aku begitu kesal kepadanya, andai saja kau bukan seorang wanita mungkin aku sudah menghajarnya.
"Oi!!" seru Laila saat mengetahui Owen mengacuhkannya.
"Apa otakmu sudah tak waras lagi hingga tega memfitnah ayah mertua mu sebagai seorang pembunuh, asal kau tahu saat kejadian ia sedang makan malam bersama ku, jadi mana mungkin dia menabrak mu. Kau tahu bukan jika selama ini hanya ayahmu yang selalu peduli padamu, dia yang selalu membelamu saat kau di rundung oleh saudara-saudara iparmu, lalu apa balasan mu, kau malah menjebloskannya ke penjara. Dasar anak durhaka!" seru Laila kemudian mengeluarkan sumpah serapahnya
Mendengar makian sang ibu mertua membuat Indra segera keluar dan meninggalkan wanita itu di kamarnya.
"Aarrgghhh, dasar brengsek!!" seru Laila begitu geram
Mendengar sang ayah mertua di tangkap polisi membuat Indra segera menjenguknya ke lapas.
Sang ayah terlihat sedikit kesal saat mengetahui sang menantu mengunjunginya.
"Untuk apa kau datang menemui ku?" tanya Surya
"Aku hanya ingin memastikan apa benar polisi salah tangkap atau tidak," jawab Indra
"Apa maksud mu?" tanya Surya
"Jika memang ayah memang tidak bersalah kenapa ayah diam saja dan tidak mengatakan kepada polisi kalau bukan ayah pelakunya?" jawab Indra
"Apa kau masih belum mengerti kenapa aku melakukan hal ini?"
"Kau tahu betul jika aku menyangkal dan mengatakan kebenarannya maka semua orang akan tahu aib keluarga kita, dan itu bisa berakibat fatal terhadap perusahaan kita. Jadi biarlah aku yang akan pengganti, biar aku mengakui semuanya untuk menjaga nama baik keluarga kita dan tentunya Atmajaya Corporation," jawab Surya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!