NovelToon NovelToon

MAAFKAN AKU, CINTA

BAB 1. PERANGKAP DI PESTA BUJANG

Dr. Rey Aditama sangat bahagia, saat lamarannya diterima oleh Alira, gadis keturunan asing yang telah mencuri hati Rey saat pandangan pertama.

Alira gadis yang sangat cantik, dia merupakan idola di kampusnya. Walaupun begitu, Lira tidaklah sombong, dia bergaul dengan siapapun yang menurutnya baik, termasuk juga Sabrina.

Sabrina memiliki kesempatan kuliah di kampus perhotelan yang sama dengan Lira berkat kebaikan keluarga Rey.

Orangtua Rey sangat menyayangi Sabrina, mereka tidak membedakan-bedakan, meski Sabrina hanya anak seorang pembantu di rumahnya.

Ibu Murni dan Sabrina pindah serta tinggal di rumah Rey, sejak ayah Ina meninggal dan rumah mereka diambil alih oleh keluarga almarhum.

Seiring berjalannya waktu, Rey dan Sabrina pun tumbuh dewasa. Mereka seperti kakak beradik yang saling sayang dan juga saling melindungi.

Namun perasaan cinta tidak ada yang bisa menduga, Sabrina, ternyata diam-diam jatuh hati kepada Rey.

Sabrina tadinya ingin jujur, tapi dia mengurungkan niat saat Rey memintanya untuk membantu mendapatkan cinta Alira.

Rey pun akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Lira berkat bantuan Sabrina.

Dan setelah mendapatkan gelar dokter serta berhasil mengelola rumah sakit keluarga, Rey pun memberanikan diri melamar Alira di hadapan kedua orangtuanya.

Lira awalnya masih ragu, karena dia belum siap terikat pernikahan.

Selain itu, Lira juga sempat curiga dengan kedekatan serta keakraban Sabrina dengan Rey, yang menurutnya bukan sekedar hubungan kakak beradik dan juga bukan hanya persahabatan.

Namun, Rey berhasil meyakinkan Lira bahwa dia dan Sabrina hanya bersahabat serta saling menyayangi seperti layaknya kakak beradik.

Lira pun akhirnya menerima lamaran Rey dan mereka memutuskan untuk segera menikah, sebelum kedua orangtuanya berangkat ke luar negeri untuk mengurus Kakek Lira yang saat ini sedang sakit.

Tanggal pernikahan pun telah ditentukan, undangan juga telah disebar. Persiapan lain seperti gaun pengantin, catering makanan, MUA dan yang lainnya juga sudah dibooking.

Teman-teman Rey sangat senang mendengar berita tentang pernikahannya.

Mereka sebenarnya tidak yakin jika Rey benar akan menikah secepat itu. Karena, selama ini yang mereka tahu, Rey selalu cuek terhadap wanita.

Akhirnya teman-teman Rey pun sepakat, mereka akan memberikan kejutan dengan menggelar pesta, yaitu pesta bujang atau disebut juga bachelor party, stag party (khusus pria).

Kejutan yang diadakan pun mulai dari aktivitas iseng sampai pesta gila-gilaan.

Pesta dilengkapi oleh aneka minuman keras serta para penari yang menjadi trademark sebuah pesta bujang, khususnya di negara Barat.

Tanpa sepengetahuan Rey, teman-temannya menggunakan jasa Event Organizer (EO) untuk menyiapkan konsep pesta bujang secara matang.

EO telah menyewa beberapa ruang kamar di hotel bintang lima dan juga telah menyiapkan segala fasilitas penunjang termasuk sound, lighting, sinar laser, DJ, bartender, penari dan beberapa orang lady escort.

Ray mendapatkan undangan melalui telepon dari temannya, tapi dia tidak tahu jika itu pesta untuknya.

Untuk menghindari kecurigaan Rey, sekitar pukul 9 malam kedua temannya datang menjemput dan mereka menunggu di pelataran rumah sakit tempat Rey bekerja.

Tanpa merasa curiga, Rey pun ikut dan ketika tiba di kamar hotel, Rey sangat terkejut, ternyata pesta bujang untuknya sedang berlangsung.

Teman-teman Rey menariknya ke tengah kerumunan para penari dan juga para lady escort, hingga membuat Rey tidak bisa berkutik serta tidak bisa lari meninggalkan pesta tersebut.

Karena menghargai kepedulian teman-temannya, Rey pun akhirnya terlibat berbagai permainan yang membuat dia mabuk.

Malam itu Dino, teman Rey yang pernah mendapatkan penolakan cinta dari Lira ikut datang dan memanfaatkan kesempatan tersebut.

Dino sengaja memberi Rey minuman beralkohol tinggi, serta menambahkan obat perangsang ke dalam minumannya.

Pria itu ingin menggagalkan pernikahan dengan menjebak Rey dalam acara pesta melepas masa lajangnya.

Penampilan aksi DJ dan penari di kamar hotel itu tak ubahnya party di club malam. Acara semakin memanas ketika para penari mulai melepas pakaian satu persatu begitu malam merangsek pagi.

Calon pengantin yang ‘diculik’ malam itu benar-benar jadi bulan-bulanan, digoda oleh para penari yang akhirnya bertelanjang tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuh mereka.

Rey yang sudah mabuk dan dalam pengaruh obat tidak sadar jika masuk ke dalam perangkap.

Seorang lady escort yang telah mendapatkan kode, langsung membawa Rey keluar dari tempat pesta.

Wanita itu membawa Rey ke kamar lain yang telah di booking oleh si bos dan akan merekam kegiatan panas yang nantinya mereka lakukan.

Hasil rekaman akan diberikan kepada Alira untuk menggagalkan pernikahan Rey.

Rey sudah dibawa pergi, tapi acara pesta masih terus berlangsung dan hampir semua tamu yang datang mabuk, sembari menikmati keindahan suguhan yang terpampang di hadapan mereka.

Tidak satu teman karib Rey pun yang menyadari, jika Rey sudah tidak ada di arena pesta lagi.

Sabrina yang baru bekerja sebagai manajer pelayanan di hotel itu, tidak mengetahui jika pembookingan tempat dipergunakan untuk pesta menyambut pernikahan Rey, sahabatnya.

Malam ini Sabrina sengaja menginap untuk berjaga-jaga mana tahu saat pesta berlangsung terjadi hal yang tidak diinginkan dan menuntut tanggungjawabnya sebagai seorang pimpinan.

Sabrina merebahkan tubuh di atas sofa yang ada di dalam ruangannya. Dia sebenarnya mengantuk, tapi juga merasa gelisah. Fillingnya mengatakan akan ada hal buruk yang bakal terjadi.

Sabrina beranjak dari sofa, menuju meja kerja, diapun menelepon security yang bertugas malam dan mengajak mereka untuk berkeliling guna memastikan apakah ada hal buruk yang terjadi atau hanya pikiran buruknya saja.

Merekapun segera bergegas memeriksa lorong demi lorong kamar yang ada di sekitar tempat pesta.

Dan Sabrina terkejut, saat dia melihat orang yang sangat mirip dengan Rey sedang dipapah masuk ke sebuah kamar oleh wanita yang berpenampilan sangat seksi.

"Rey, apakah itu benar Rey! tapi ngapain juga Rey di sini? Lagipula, wanita itu bukan Lira!" monolog Sabrina dan terdengar oleh kedua security.

"Siapa Bu? Apakah orang itu teman ibu?" tanya salah seorang security.

"Sepertinya iya Mas, tapi wanita itu bukan pacarnya!" jawab Sabrina.

"Lelaki mah gampang Bu, kalau banyak uang dan apalagi tampan, wanita mana yang tidak bertekuk lutut. Dan dengan uang yang berlebih, mereka bisa mendapatkan semua yang diinginkan, termasuk membawa wanita cantik untuk menginap di sini," timpal security satunya lagi.

"Hush! Kalau ngomong pakai otak, kita berdua 'kan juga laki-laki."

"Memang kenyataan 'kan? Sudah banyak buktinya, lelaki hidung belang yang keluar masuk di sini!"

Sabrina tidak menghiraukan pembicaraan kedua karyawannya itu.

Saat ini yang mengganggu pikirannya adalah mana mungkin Rey selingkuh dan berbuat mesum di hotel, sementara pernikahannya hanya tinggal menunggu hari.

Bersambung.....

BAB 2. MENOLONG REY ADITAMA

"Aku akan coba telepon Rey, jika dia mengangkat telepon dariku, berarti pria tadi bukan dia. Karena pria tadi sepertinya sedang mabuk berat, jadi tidak mungkin mengangkat panggilan dariku," monolog Sabrina lagi.

Sabrina mengambil ponsel yang ada di saku jas kerjanya, lalu dia mengklik nomor kontak Rey. Ponsel Rey berdering, tapi tidak di angkat.

Kemudian, Sabrina terus mengulangi panggilan dan hasilnya masih sama. Sabrina yang merasa penasaran meminta security untuk mencuri dengar. Apakah ponsel di dalam kamar berdering atau tidak, saat Sabrina sedang melakukan panggilan.

Kedua security itupun melakukan perintah Sabrina, dengan menempelkan telinga mereka ke pintu kamar, dimana Sabrina tadi melihat orang yang mirip Rey dibawa masuk ke sana.

Kemudian security itupun menepuk kening masing-masing sambil berkata, "Bu, kenapa kita jadi bodoh, setiap kamar di sini kedap suara. Makanya kita tidak akan mendengar suara apapun dari dalam dan mereka juga, sebaliknya."

"Aduh iya, kenapa Saya sampai lupa! Jadi bagaimana dong Pak, supaya Saya bisa tahu siapa pria yang ada di dalam sana. Jika benar dia teman Saya, kasihan sekali terjebak dengan wanita seperti itu dan calon istrinya juga kasihan Pak, diselingkuhin sebelum menikah," ucap Sabrina.

"Begini saja Bu, Saya akan pencet bel kamar itu dan pura-pura mencari pencuri yang lari di sekitar tempat ini," saran security 1.

"Ide bagus!" jawab Sabrina.

Sementara di dalam sana, Rey sudah tidak bisa mengontrol diri, dia mendekap lady ascort yang dimatanya terlihat seperti Lira.

Obat perangsang itu mulai bekerja dan suhu tubuhnya memanas serta gairah seksualnya meningkat.

Lady escort sengaja merekam adegan mesra mereka. Dia ingin, bermain-main lebih lama dulu, hingga Rey penasaran dan baru masuk ke inti permainan yang akan membuat mereka mabuk kepayang.

Wanita itu mendesah, saat Rey mulai hilang kendali, memainkan area tubuhnya yang terlihat begitu seksi dan menggairahkan bagi Rey.

Rey terus menyebut sang lady escort dengan kata sayang, layaknya dia seperti sedang memanggil Lira, calon istrinya.

Dan dengan tidak sabar, Rey menarik baju yang tidak berlengan serta separuh terbuka di bagian depannya itu dengan kasar, hingga koyak dan terlihatlah sesuatu yang menyembul indah di sana.

Rey kini bak singa yang siap menerkam mangsanya, sedangkan sang lady escort semakin bergairah mendapatkan perlakuan perkasa seperti itu.

Diapun melakukan gerakan-gerakan kecil yang membuat Rey semakin tidak sabar untuk melahapnya.

Suara ******* dan erangan dari sang lady escort, kian terdengar mesra di telinga Rey.

Hal itu seperti sebuah kidung indah, yang berhasil membuat pria mabuk. Mabuk akan belaian kasih sayang wanita untuk mencapai surga dunia.

Rey berhasil melepaskan seluruh kain penutup tubuh sang lady escort. Dan wanita itupun sengaja menari, meliuk-liukkan tubuh moleknya di hadapan Rey sambil melepaskan satu persatu kancing kemeja Rey.

Kini hanya tinggal pakaian bawah saja yang belum terbuka, tapi sang lady escort sengaja memperlambat agar Rey menikmati area tubuhnya dulu dengan ciuman demi ciuman hingga dirinya merasakan kepuasan.

Rey berhasil membuat wanita tersebut mencapai puncak kenikmatan pertamanya, barulah setelah itu sang lady escort melancarkan aksinya untuk melucuti semua pakaian yang tersisa pada tubuh Rey.

Saat sang lady escort hampir berhasil menanggalkan pakaian bawah Rey, bunyi dentingan bel berulang-ulang terdengar, hingga merusak moodnya.

Dengan kesal sang lady escort mendorong tubuh Rey ke ranjang dan menutupinya dengan selimut, sementara dia mengambil dua handuk mandi dan melilitkan satu handuk ke tubuhnya serta menutup tubuh bagian atasnya dengan handuk satunya lagi.

Bunyi bel pintu terus berdenting, sambil mengomel wanita itupun membukanya.

Kesempatan itu dipergunakan oleh Sabrina untuk masuk, saat dua orang security nya menjelaskan kepada sang lady escort, jika tadi mereka melihat seorang pencuri berlari ke arah tempat itu dan diperkirakan sembunyi di area kamar yang tadinya sempat tidak terkunci.

Sang lady escort sempat berpikir sejenak, lalu dia mengiyakan jika kamar itu tadi memang tidak terkunci saat dia masuk.

Karena dia ingat saat kepayahan memapah tubuh Rey yang sedang mabuk. Dirinya menjadi tertolong dengan keberadaan pintu kamar yang tidak terkunci.

Sang lady escort mempersilakan mereka untuk menggeledah, karena dia juga takut, jika yang dikatakan oleh kedua security itu memang benar, ada pencuri yang bersembunyi di dalam kamarnya.

Sabrina yang sudah masuk duluan, pandangannya langsung tertuju ke atas tempat tidur, di mana seorang pria tergeletak.

Selimut menutupi separuh tubuh pria tersebut dan tangan sebelah memegang bantal hingga menutup separuh wajahnya.

Saat ini Sabrina belum bisa memastikan, siapa sebenarnya pria tersebut. Sabrina sempat mengalihkan pandangannya, saat melihat tubuh bagian atas pria yang sedang berbaring itu begitu sempurna.

Dada bidang dan perut sixpack (bak roti sobek) begitu menggoda, hingga membuat Sabrina menelan ludahnya.

Pria itu gelisah, berusaha membuka selimut yang menutup tubuh dan dia terus bergumam, meminta orang yang dia panggil Sayang untuk datang.

Rasa panas tubuh yang kian meningkat membuat Rey membuang selimut dan bantal yang menutup sebagian wajahnya, hingga hal itu membuat Sabrina sangat terkejut.

"Rey!" itulah ucapan yang keluar dari mulut Sabrina dengan setengah berteriak.

Lalu, Sabrina memberi perintah kepada kedua security yang mendatanginya, untuk segera mengamankan sang lady escort.

Wanita itu berteriak, dia meronta-ronta saat kedua security suruhan Sabrina mencekal kedua tangannya.

Hampir saja handuk yang melilit tubuh wanita itu terlepas. Tapi Sabrina yang melihat hal itu, dengan cekatan, langsung melemparkan selimut ke arah para security.

Mereka meminta wanita itu menutup tubuhnya sebelum kedua security itu memaksa untuk membawanya keluar, menjauh dari kamar tersebut.

Kini hanya tinggal Sabrina dan Rey saja yang ada di sana. Sabrina merasa tidak tega melihat kondisi Rey saat ini, makanya dia memutuskan untuk menyadarkan Rey terlebih dahulu, baru setelah sadar dan pagi tiba, Sabrina akan membawa Rey pulang ke rumah.

Lalu, Sabrina mendekat, dia bermaksud untuk mengompres Rey, karena sejak tadi Rey gelisah dan mengatakan panas berulang kali.

Sabrina tidak pernah menduga jika Rey saat ini bukan hanya mabuk karena pengaruh alkohol.

Tapi, Rey juga sedang dalam pengaruh obat perangsang gairah, hingga setiap saat siap menerkam mangsa yang ada di hadapannya.

Sabrina yang sudah mempersiapkan air kompres segera mendekat, dan dia tidak menyangka jika Rey berhasil menarik tubuhnya hingga jatuh ke dalam pelukan Rey.

Belum sempat hilang rasa syock Sabrina, tiba-tiba saja Rey mendaratkan ciuman di bibirnya.

Ciuman Rey begitu menuntut hingga membuat Sabrina kesulitan untuk melepaskan diri, apalagi Rey telah memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

Berbagai upaya telah Sabrina lakukan agar bisa lepas dari dekapan dan ciuman Rey, tapi usahanya sia-sia.

Rey semakin mempererat pelukannya dan mendaratkan ciuman panasnya lagi, hingga Sabrina kembali kesulitan bernafas.

Sabrina meronta, memukul, menjerit dan memohon sambil menangis, tapi Rey tetap tidak menghiraukannya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya dengan Sabrina? yuk ikuti terus ceritaku ya.

Dan jangan lupa, beri dukungan kalian ke karya ku ini, dengan cara, follow akun, pavorit, vote, like dan coment yang membangun.

Jika beruntung, bakal ada kejutan kecil, berbagi itu indah, untuk para readers setia yang terus mengikuti dan memberikan dukungan hingga karya ini berakhir.

Terimakasih para reader, semoga kita selalu di berikan kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin...🤲😘

BAB 3. MENJADI KORBAN

Rey, kumohon sadarlah! hiks...hiks...hiks. Aku Sabrina Rey, tolong! lepaskan aku Rey!" pinta Sabrina yang tenaga serta suaranya makin melemah dan akhirnya tak kuasa lagi untuk meronta.

Seluruh kain yang menutup tubuh Sabrina sudah tercampak ke sembarang arah, saat Rey semakin buas menarik paksa dan menikmati keindahan tubuh yang ada dihadapannya.

Tangis Sabrina disertai teriakan kesakitan terasa indah ditelinga Rey, saat dengan buasnya dia berhasil merobek selaput dara gadis malang tersebut.

Rey, malam itu bak singa yang kelaparan dan Sabrina menjadi santapan empuk baginya.

Seorang gadis polos yang tidak bersalah menjadi korban pesta bujang ala budaya barat yang sangat bertentangan dengan norma budaya ketimuran.

Harga diri, kehormatan dan masa depan Sabrina hancur dalam sekejap oleh orang yang sangat dia cintai tapi jauh dari kata mungkin untuk bisa dia miliki.

Rey tertidur lelap setelah mendapatkan pelampiasan, sedangkan Sabrina meringkuk menahan perih dan rasa sakit. Sakit pada raga dan terutama sakit pada jiwanya.

Sabrina beringsut turun dari tempat tidur, dia merasa tulang belulangnya seperti remuk akibat perlawanan yang sempat dia lakukan.

Beberapa area tubuhnya lebam, memar merah kebiruan akibat cengkeraman kuat yang dilakukan oleh Rey Aditama.

Dengan susah payah, Sabrina berjalan, beringsut mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai.

Air mata Sabrina tak henti menetes seperti derasnya hujan yang sedang mengguyur bumi, di sepertiga malam itu.

Setelah mengenakan pakaian, Sabrina berjalan terseok-seok tanpa alas kaki, dia menenteng sepatu hak tinggi miliknya agar tidak makin memperlambat jalannya untuk pergi jauh dari sana .

Sabrina pergi dari hotel dengan membawa luka, luka yang akan meninggalkan bekas seumur hidupnya.

Mimpi indah untuk mempersembahkan hal yang paling berharga kelak kepada sang suami, kini pupus sudah.

Sabrina terus menangis dan berjalan di tengah guyuran hujan, dia tidak tahu kemana langkah akan membawanya pergi.

Malam ini tidak ada satu orangpun yang tahu, derita yang Sabrina alami. Sabrina akan menyimpan aib itu untuk dirinya sendiri.

CCTV yang ada di lorong kamar itu kebetulan sedang rusak, jadi tidak ada bukti yang tertinggal selain ponsel perekam yang tadi Sabrina temukan saat dirinya hendak pergi.

Sabrina membawa pergi ponsel tersebut bersama kenangan menyakitkan yang ada di dalamnya.

Niat baik tak selamanya berakhir baik. Sabrina yang bermaksud menolong sahabatnya, malah menjadi korban.

Sabrina terus berjalan menyusuri gelapnya malam hingga dia tiba di sebuah taman kota, dimana anak-anak kolong tidur di sana.

Anak kolong yang penulis maksud, bukan anak para tentara ya sobat, tapi anak-anak yang tidak memiliki keluarga dan tidak memiliki tempat tinggal tetap. Mereka tinggal di kolong-kolong jembatan atau di tempat terbuka lainnya.

Sabrina dengan tubuh gemetaran, duduk di pinggiran kolam. Dia memandangi air hujan yang gemericik jatuh ke dalam kolam dengan tatapan kosong yang tidak berpengharapan.

Rasa lelah, sedih dan kecewa membuatnya stres hingga akhirnya Sabrina jatuh, tergeletak tidak sadarkan diri di sana.

Seorang anak kolong yang belum tidur, langsung berlari menghampiri, saat dia melihat seorang wanita pingsan di tepi kolam.

Demi menolong Sabrina, anak tersebut tidak peduli jika hujan membuatnya menggigil dan basah kuyub.

Sambil gemetaran menahan dingin, anak tersebut menggoyangkan tubuh Sabrina, "Kakak, bangun Kak! Ayo bangun! Nanti Kakak sakit!" ucap bocah laki-laki, yang berusia sekitar 13 tahun.

Dia bernama Rohit, itulah sebutan bagi si anak kolong yang wajahnya sangat mirip dengan aktor Hrithik Roshan."

Karena Sabrina tidak juga bangun, Rohit pun berlari mengambil spanduk bekas yang biasa dia gunakan sebagai alas tidur dan menutupkannya ke tubuh Sabrina.

Saat ini, hanya itu yang bisa Rohit lakukan. Jika membangunkan teman-temannya, juga tidak akan bisa mengangkat tubuh Sabrina.

Setidaknya, Rohit bisa mengurangi dinginnya guyuran hujan yang mengenai tubuh Sabrina.

Hujan mulai reda, saat seruan subuh terdengar berkumandang di masjid terdekat dari taman.

Rohit pun berlari ke arah masjid karet dia ingin mencari pertolongan dengan memberitahukan tentang keberadaan Sabrina kepada salah seorang jamaah yang dia kenal dan baru saja tiba di sana.

Pak Romli, meminta agar Rohit menjaga wanita itu dulu, sampai mereka selesai melaksanakan ibadah.

Setelah selesai, Pak Romli pun mengajak beberapa orang untuk membantu menolong Sabrina.

Dan Saat mereka tiba, Rohit pun masih setia menunggu di samping Sabrina yang terbaring di rerumputan.

Pak Romli beserta teman-temannya segera mengangkat tubuh Sabrina ke aula bermain yang ada di taman tersebut.

Melihat Sabrina mengigau dan tubuhnya menggigil, beliau menduga jika saat ini Sabrina pasti terserang demam.

Kemudian beliau dan yang lain, berinisiatif membawa Sabrina ke klinik terdekat dari tempat tersebut.

Sabrina akhirnya dirawat dan Rohit pun masih setia menemaninya hingga Sabrina sadar.

Sementara Rey, terbangun dalam keadaan kepalanya yang masih pusing. Sisa pengaruh alkohol masih membuatnya enggan untuk membuka mata.

Tapi ketika dia teringat hari ini ada pertemuan ikatan dokter pada jam 10 pagi, Rey pun dengan malas bangkit, duduk sebentar sambil memijat kepalanya yang masih sangat pusing.

Rey membuka mata, dia sangat terkejut saat melihat dirinya tidak memakai sehelai kain pun.

Dan ketika Rey turun dari tempat tidur, matanya membulat saat melihat bercak darah yang menempel di seprai putih alas tidurnya.

Rey memperhatikan noda darah itu, lalu kembali melihat dirinya yang tanpa memakai sehelai benangpun. Dia bisa pastika, jika dirinya telah meniduri seorang wanita yang masih berstatus perawan.

Sambil memijat kepalanya yang sakit, Rey pun berusaha mengingat, apa sebenarnya yang tadi malam terjadi.

Namun yang Rey ingat hanyalah saat teman-teman memintanya untuk minum.

Para penari serta lady escort juga menghiburnya sembari menuangkan minuman, hingga dia tidak mengingat apa-apa lagi setelahnya.

"Astaga! Apa yang telah aku lakukan? Bagaimana jika Lira sampai mengetahui hal ini, bakal hancur rencana pernikahan ku," monolog Rey sambil mengacak-acak kasar rambutnya.

"Siapa sebenarnya wanita yang telah aku tiduri? apakah salah satu dari penari atau mungkin salah satu dari lady escort?"

"Ah, apa mungkin dengan profesi seperti itu, mereka masih ada yang perawan?" monolog Rey lagi.

Rey makin bingung, dalam benaknya timbul berbagai pertanyaan yang tidak dia temukan jawabannya.

Satu hal yang membuat Rey sangat cemas, bagaimana jika suatu saat wanita perawan yang dia tiduri malam tadi hamil dan datang menuntut tanggungjawab. Sudah bisa dipastikan rumah tangganya bakal berantakan.

"Tuhan, aku telah melakukan dosa. Ampuni aku Tuhan! Aku akan bertanggungjawab apapun resikonya nanti," ucap Rey sembari menutupkan kedua telapak tangannya ke wajah.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!