NovelToon NovelToon

CINTA GAIB LEAK NGAKAK

Bab.1.

NYEPI. Suasana Betul-betul sepi, tidak boleh kemana-mana. Pesawat terbang pun tidak boleh beroperasi untuk menghormati hari raya umat hindu di Bali. Tidak ada kegiatan apapun, kecuali keheningan hakiki.

Malam ini Devaly mengajak Basabi, Rakhes, Abisheka, Kenny dan Thasy diam-diam ingin melihat suasana di jalan raya. Mereka keluar dari kamar dan berjalan perlahan bergandengan tangan. Suasana magis sangat terasa.

Berjalan di koridor hotel yang gelap gulita, tidak ada suara atau orang sama sekali. Lampu bersinar hanya ada di kamar yang berpenghuni, tidak ada orang keluar, penghuninya pasti memilih tidur. Semua saluran wifi di matikan.

Mereka terus melangkah dengan berjalan pelan-pelan takut ketahuan Scurity. Ketika mereka sampai di lobby Devaly hampir berteriak, dia di kagetkan oleh benda besar yang berdiri seolah menghadang mereka. Benda itu tinggi sekali seperti orang hutan dengan mata merah bersinar. Karena gelap mereka sulit melihat atau memastikan apa itu.

"Rakhes apa itu, dia seperti bergerak menuju kesini." kata Devaly nyalinya langsung ciut. Badannya merinding, mengingat cerita Leak yang ada di pulau Dewata ini.

"Seperti kingkong, aku merasa ada yang tidak beres...." bisik Thasy ketakutan.

"Mungkin itu namanya leak...." kata Basabi balik badan dan langsung berlari. Tentu saja yang lain juga ikut berlari kencang.

"Grudugg...dugg...þugg...aahh..ahh...ssaazzz....zzeehh." suara ribut kaki berlarian membuat Scurity jaga ikut berlari mengejar mereka. Merasa ada yang mengejarnya, Rakhes dan teman-temannya lari terbirit-birit menuju kamar Devaly. Nafas mereka memburu. Sampai di kamar mereka mengunci pintu dan duduk di lantai. Baru saja duduk tiba-tiba bell pintu berbunyi membuat mereka terlonjak dan berteriak. Rakhes cepat berdiri sambil mengatur nafas. Setelah tenang dia baru membuka pintu.

"Selamat malam ada yang bisa kami bantu?" tanya Rakhes dengan nafas tak teratur. Seorang Scurity berdiri di depannya dengan wajah kurang senang. Mata Scurity tajam melihat teman-teman Rakhes.

"Ini hotel bintang lima, tolong jangan berbuat onar disini, ini jam istirahat para tamu." kata Scurity itu setelah dibukakan pintu oleh Rakhes.

"Maaf, tadi kami datang dari lobby, kepala sedikit pening dan kebelet kencing. Satu yang kebelet, semua ikut berlari. Tidak ada maksud kami untuk mengganggu tamu lain."

"Kenapa kalian keluar, banyak hansip dan penjaga di luar. Kalau kalian nekat keluar, hotel kami akan kena sanksi. Mohon patuhi peraturan dan hormati keyakinan agama lain. Anda sudah tahu sekarang hari raya nyepi, tidak boleh keluar ke jalan raya. Jika ada perlu silahkan hubungi tombol 828 pesanan akan diantar atau knop SOS, kami siap melayani anda dua puluh empat jam. Selamat malam, selamat beristirahat." kata Scurity itu mohon diri. Rakhes duduk kembali setelah menutup pintu. Wajahnya terlihat kuyu dan malu.

"Harusnya kau bicara terus terang bahwa hotel ini berhantu." celetuk Basabi melanjutkan minum yang tadi tersisa sedikit.

"Malu, tunggu besok saja kita lagi ke lobby. Kalau yang tadi kita lihat leak baru kita komplain." kata Rakhes.

"Aku takut, masih terbayang mata dan giginya yang besar-besar putih sekali. Hanya giginya yang terlihat dalam kegelapan ......" desis Devaly menutup dirinya dengan selimut. Hanya dia yang naik ke tempat tidur yang lain tetap duduk di lantai.

"Tidak usah takut dengan leak, lagi pula yang kita lihat itu belum tentu leak. Bisa saja manusia cacat."

"Tapi matanya kenapa merah?" tanya Thasy gemetar.

"Ini zaman tik tok, yang jelek jadi bagus, yang bagus bisa kelihatan jelek, tergantung filter." sahut Basabi mulai tenang.

"Aku menyesal berlibur kesini, tega sekali nyonya Desirre menyuruh kita ke pulau ini. Belum sehari berada disini sudah disuguhi pemandangan yang membuat tubuhku merinding."

"Sebenarnya, aku sudah merasa pulau ini religius, ketika baru turun dari pesawat ketika menginjak pulau ini suasana mistis terasa sekali. Aku berapa kali pergi keluar negeri baru kali ini mengalami kejadian mistis. Ini baru pertama kali." tutur Kenny memandang temannya.

"Mungkin karena kita banyak minum jadi semua kelihatan seperti hantu." ucap Rakhes melihat botol kosong diatas meja. Mereka saling pandang berusaha mempercayai omongan Rakhes.

"Aku menyesal minum sedikit dan ini baru jam dua belas malam, harusnya kita melanjutkan minum sampai pagi. Setelah itu baru kita berenang."

"Abisheka stop!! aku lagi takut, tidak ada yang mau minum lagi." gerutu Thasy menatap pria itu kurang senang. Dia malas bercanda kalau lagi takut.

Ini hari pertama kedatangan mereka di pulau kesayangan kita semua, ini Bali. Rombongan mereka terdiri dari enam orang, pria dua dan wanitanya empat orang. Mereka menginap di Hotel D'Queen. Penginapan bintang lima, berlokasi di Bukit Heart. Hotel ini terletak di pinggir pantai berpasir putih dengan ombaknya yang biru. Luas Hotel ini sekitar tujuh puluh hektare, sangat luas. Semua ada di dalam, termasuk monyet liar yang mendapat jatah menu siang setiap hari. Hebat!

Mereka sudah merasa senang di Hotel D'Queen dengan kamarnya yang mewah. Views hotelnya juga sangat indah, dari sini bisa melihat Toll Bali Mandara yang megah dan eksotis membelah laut biru sampai Bandara. Apalagi kalau malam hari, lampunya warna warni membuat kita berdecak kagum.

"Hallo teman-teman, apa kalian mau menginap disini. ingat, ini kamar Ratu Sejagat." kata Devaly bercanda. Kepalanya nongol dari balik selimut.

Yang ditanya saling pandang. Antara ragu dan tidak nyaman. Basabi dan Rakhes tidak takut tidur sendiri, dia percaya kepada Tuhan, dia sering berdoa mohon perlindungan. Kenny, Thasy, Abisheka, pasti butuh teman untuk menjaga dirinya yang masih ketakutan dengan apa yang mereka lihat barusan.

"Aku akan tidur dengan Kenny." kata Abisheka menatap Kenny.

"Aku tidak mau, aku mendingan tidur sama Thasy. Maaf Abisheka untuk malam ini aku memilih Thasy."

"Kalau begitu aku tidur bersama Basabi." kata Abisheka lagi.

"Lebih baik aku tidur sendiri." tolak Basabi mentah-mentah. Dia tidak tertarik dengan Abisheka atau Rakhes, biarpun keduanya ganteng.

"Abisheka, kau boleh tidur disini, sekamar denganku, tapi kau tidur di sofa panjang."

"Trimakasih Devaly, Ratu Sejagatku, aku tidak masalah disuruh tidur dimanapun aku mau, asal malam ini terlewati." sahut Abisheka merasa tenang mendapat teman.

Abisheka sendiri berasal dari Tamil, tapi besar di Kanada. Dia mengadu nasib ke Las Vegas, dan bertemu dengan Rakhes yang mengajaknya bekerja dengan Devaly Manggali.

Sedangkan Kenny dan Thasy adalah teman Devaly yang satu agency di Los Angeles. Mereka model dunia victori's secret, yang kebetulan juga mendapat jatah berlibur ke pulau ini. Jadi mereka bareng berlibur ke Bali. Kalau Basabi dari China selatan, dia tinggal di Los Angeles, kini bekerja sebagai asisten pribadi nona Devaly dan merangkap tata rias.

Pukul. 04.00 Wita, Devaly tidak terdengar suaranya lagi. Dia sudah tertidur. Sisa mereka berlima yang terus menerus menguap. Akhirnya satu persatu mereka menuju kamar masing-masing dan tidur. Saking ngantuknya mereka lupa rasa takut.

KEESOKAN HARINYA

Lagu Commando-Mavokali, sayup- sayup menyentuh telinganya. Mata Ratna Devaly Manggali perlahan terbuka. Gadis cantik itu tersenyum melihat Basabi membuka gorden, itu sebuah pertanda supaya dia bangun dari tempat tidur.

"Selamat pagi nona, matahari sudah mengintip dari balik gorden, ini hari kedua kita berada di Bali. Semangat, kita akan ke lobby membuktikan apa yang kita lihat tadi malam. Aku sangat penasaran sampai tidak bisa tidur nyenyak."

"Aku baru merasakan tidur nyenyak di pulau ini. Bayangkan, bulan-bulan terakhir di Los Angeles aku merasa insomnia. Malah aku sempat mimpi ada seorang pangeran naik kuda putih mengejarku."

"Hahaha....kedengaran romantis sekali. Siapa tahu mimpi itu menjadi kenyataan. Bisa di pulau ini nona bertemu dengan pangeran dalam mimpi nona."

"Sorry Basabi, jangan sampai aku menjadi penghuni pulau ini. Aku melihat penduduknya saja membuat badanku merinding disko. Mereka agamis dan ortodok. Mengerikan!"

"Jangan ngejudge sedemikian rupa, kita baru sehari berada di pulau ini, belum tahu ada apa disini, belum sempat kemana-mana. Mungkin di tengah kota ada sebuah kerajaan antah berantah yang berisi seorang pangeran naik kuda putih." celoteh Basabi tersenyum.

"Aku tidak ingin keajaiban menimpa diriku. Hidupku sekarang sedang di puncak. Jika ada pangeran seperti dalam mimpiku, lebih baik aku cepat sadar, aku akan memilih pulang ke negaraku. Amit-amit jabang bayi, jangan sampai terjadi." kata Devaly.

*****

Hallo teman-teman tercinta, aku kembali dengan genre yang berbeda. Jangan pelit kasi bintang lima, vote, gift, like, supaya aku tambah bersemangat. Trimakasih!!.

Devaly

Bab. 2

"Hidup, mati, rezeki dan jodoh sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Tuhan selalu punya skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebaikan dan ujian yang Tuhan berikan pada kita." Basabi memberi sedikit wejangan.

"Ihh..kau dari negara mana sih, tidak cocok hidup di zaman modern. Kita manusia metaverse yang hidup di zaman virtual. Buka matamu, jangan mengajariku tentang kaidah, agama, atau nasihat kuno lainnya, aku muak dengar omonganmu, tidak pantas lagi diucapkan." pungkasnya seraya bangun dari tempat tidur. Dia berdiri sambil menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri.

"Yaelah nona, dunia boleh modern, tas boleh branded, tapi attitudenya tetap dijaga. Apalagi nona termasuk publik figure."

"Masa bodo, aku tidak peduli." sahut Devaly menuju kamar mandi.

Sebagai seorang publik figure dia merasa sudah semaksimal mungkin menjaga dirinya, jangan sampai sikapnya menjatuhkan pamornya di mata masyarakat. Baginya Basabi selalu cerewet dan mengada-ada.

Sedangkan Basabi merasa sikap Devaly mulai berubah setelah dia menjadi ratu kecantikan. Sombong, norak, dan arogan. Basabi sangat menyayangkan sikap Devaly. Setelah menjadi terkenal malah bertambah angkuh. Padahal hanya setahun, apa yang perlu di sombongkan. Di atas langit ada langit. Semua ini adalah titipan Tuhan.

Sebagai penata riasnya, merangkap Aspri dia hanya bisa mengingatkan tanpa berani prontal mengatur hidup Devaly. Basabi berpikir, jika Devaly bangkrut dia juga yang akan repot dan tidak bisa makan.

Sembari menunggu Devaly selesai mandi, Basabi mempersiapkan baju dan segala sesuatunya yang akan dibawa traveling. Mereka mendapat tawaran keliling Bali oleh seorang agen travel secara gratis.

"Tookk..tookk..took."

"Masuklah kalian, aku sudah tahu siapa yang mengetuk pintu." kata Basabi kencang membuat temannya masuk kedalam kamar.

"Elehh...kalian ini harusnya bangun duluan daripada nona. Bagaimana, apakah kalian sudah periksa dekat lobby Bar, siapa tahu hantunya ada sekarang."

"Nanti kita periksa bersama-sama, aku masih takut. Tadi aku paling pagi bangun, tapi karena nona belum bangun, akhirnya aku balik lagi ke kamar." sahut Abisheka.

"Abisheka benar, aku juga begitu. Kalau kalian tidak percaya terserah aku tidak butuh pembuktian." Kenny ikut menimpali.

"Biarlah aku dibilang telat bangun tidak masalah. Kita jangan mikir telatnya, kita pikirkan kedepannya." kilah Rakhes Gomay tersenyum.

"Aku sengaja telat bangun karena mengumpulkan tenaga, siapa tahu dalam perjalanan nanti kalian di serang macan Afrika, supaya aku bisa melawannya."

"Abisheka Kumar, hati-hati bicara. Ini pulau Dewata, setiap jengkal tanahnya disembahyangi, sehingga tanah, pohon dan alam disini akan mendengar omongan kita."

"Hahaha...hahaha...hahaha...."

Tertawa mereka pecah mendengar omongan Basabi. Mereka sampai sakit perut terpingkal-pingkal. Tashy menganggap Basabi terlalu lebay dan melebih-lebihkan. Tidak masuk akal omongannya. Mereka adalah kelompok anak muda zaman sekarang yang tidak percaya dengan tahyul, latar belakang mereka dari dunia hingar bingar dan dentuman musik cadas.

"Astaga....apa ini?" pekik Thasy.

Mulut mereka berteriak panik, ketika pintu kamar tiba-tiba terhempas. Udara dingin beserta angin kencang masuk bergulung-gulung menerpa mereka.

"Aagghhhh....." mereka serempak berteriak kaget dan saling pandang. Sungguh aneh, kenapa ada angin masuk ke kamar, apa ini mistri yang ada hubungannya dengan hantu yang mereka temui tadi malam.

"Lindungi kami Tuhan." Basabi berucap dengan bibir bergetar. Dia memegang dadanya yang berdetak keras. Perlahan dia berjalan lalu menutup pintu kamar.

"Aku kaget sekali, mungkin musim angin muson yang biasanya terjadi bulan oktober sampai april." keluh Kenny dengan wajah pucat.

"Kalian berbicara harus hati-hati. Ketika Nyonya Desirre memberi kita liburan kesini, aku terlebih dahulu mencari tahu situasi dan kondisi pulau ini. Dan segala sesuatunya. Makanya aku sedikit tahu kalau pulau ini "hidup" dan bisa membuat kita celaka, penduduknya sangat religius." tutur Basabi memandang temannya satu persatu.

"Apakah kalian tahu, disamping pulau ini terkenal dengan adat istiadatnya yang kental, disisi lain pulau ini terkenal dengan alamnya yang penuh mistri. Diantara hingar bingar dentuman musik di club-club malam, serta bule-bule yang hampir memenuhi Bali Selatan, ada sebuah desa penghuninya masih menganut ilmu pengeleakan. Desa ini bernama desa Dark Demon." Basabi mulai bertutur dengan gaya mistri.

"Basabi kamu jangan menakuti kami, cerita yang lain saja....."

"Biarin saja aku ingin tahu Ilmu leak. Aku malah ingin bertemu dengan orang sakti itu, dan minta mereka menjadi uang, aku bisa kaya raya." potong Rakhes.

"Dasar mata duitan, aku mau lanjut bercerita supaya kalian tahu. Konon masih tercatat di beberapa rumah penduduk penghuninya menganut ilmu pengeleakkan. Leak itu adalah ilmu yang dipelajari seseorang untuk mewujudkan impiannya. Orang yang sudah mempunyai ilmu ini, baik itu karena belajar atau dapat warisan dari orang tuanya, akan menjadi leak dan sakti. Ilmu ini membuat orang bisa berubah wujud menjadi Anjing, monyet, angsa atau yang lain, sesuai tingkatan yang sudah dia dapatkan."

"Kalau begitu jadi pesawat terbang saja supaya bisa keliling dunia." ucap Abisheka sambil tertawa. Yang lain juga ikut tertawa.

"Tapi ada sebagaian orang-orang menginginkan ilmu pengeleakkan yang bersarang ditubuhnya supaya hilang, karena orang yang punya ilmu begini sering dikucilkan oleh masyarakat umum. Tapi ada juga yang senang memiliki ilmu ini karena punya tujuan tertentu, atau untuk balas dendam."

"Namanya hidup di masyarakat ada pro dan kontra. Kalau terlanjur punya harusnya dibiarin saja." kata Rakhes.

"Ilmu pengeleakan itu ternyata bisa di wariskan. Banyak orang-orang mendapat warisan cuma-cuma oleh orang tua mereka, ketika orang tua mereka sakaratul maut. Dia transfer magic lewat lidahnya kepada anak atau orang yang ditunjuk menerima warisan ilmu ini." jelas Basabi lagi.

"Ngeri juga ya, lanjut...."

"Sebagian besar tidak menyadari kalau mereka punya ilmu pengeleak sehingga mereka biasa bergaul di masyarakat, tapi ketika ada orang sakit di sekitar rumahnya dan dukun menuduhnya bisa ngeleak, barulah dia menyadari punya ilmu pengeleak dan banyak dari mereka terpaksa menutup diri, takut bergaul karena disisihkan masyarakat dan bahkan ada yang mencari orang pintar untuk melenyapkan ilmunya."

"Jangan-jangan tadi malam itu ilmu leak." kata Kenny berasumsi.

"Apa yang kita temui tadi malam orang yang punya ilmu leak, ngeri sekali kalau begitu."

"Belum tentu itu ilmu leak, kalau ilmu leak orangnya bisa berjalan. Tapi tadi malam orangnya diam." kata Thasy. Mereka berhenti bercerita karena nona Devaly sudah keluar dari kamar mandi.

"Ada apa ini, tampang kalian semua terlihat aneh. Apa kalian melihat setan gundul, hahaha...." Devaly yang baru keluar dari kamar mandi ikut nimbrung dan tertawa renyah.

"Kita bercerita tentang hantu tadi malam, sekarang kita kesana." kata Basabi tersenyum.

"Sebelum breakfast, kita temui setan tadi malam. Kita uji nyali dulu." ajak Devaly.

Mereka keluar dari kamar, berjalan berendeng menuju lift. Penampilan mereka menarik perhatian karyawan dan tamu lain. Gadisnya cantik dan pria yang mengawalnya ganteng dan kekar. Apalagi Devaly memakai sari, pakaian tradisional dari India, aura cantiknya membakar hati lelaki.

Biasanya bule-bule pada berpakaian seadanya. Mereka mengelilingi Bali dengan santai, tapi gadis ini sengaja atau dia tumben ke Bali, apa mereka tidak tahu kalau udaranya panas? bathin para tamu memandang tamu top dunia dengan heran. Panas hari ini hampir mencapai 39 derajat Celcius apakah mereka akan betah berada diluar kamar.

*****

Bab. 3

Pulau Bali memang kecil udaranya terasa kering, karena di kelilingi oleh laut. Sebelum mereka breakfast ke Restoran, Basabi mengajak teman- temannya menuju lobby. Sampai disana mereka tertawa.

"Hahaha...ternyata oh ternyata ini hanya ondel-ondel yang terbuat dari karton." kata Rakhes tertawa ngakak Mereka semua tertawa merasa lucu. Pantas mata ondel-ondel itu merah karena memakai lampu yang ada batrenya.

"Makanya jangan suka minum kalau mau kelayakan." kata Devaly mesem.

Akhirnya mereka kembali menuju Restoran. Sepanjang koridor mereka tersenyum mengingat kejadian tadi malam.

"Hallo...kapan kalian mau pentas?" dua orang bule menghampiri mereka.

"Kami tamu seperti kalian." jawab Rakhes tersenyum.

"Sangat cantik." puji mereka berdua dengan senyum tidak dimengerti.

"Trimakasih." sahut Basabi tidak senang, seolah mereka mengolok- olok pakaian Devaly dan temannya.

"Panas sekali udara disini, kalau Lama di pulau ini kita bisa gosong." keluh Devaly menatap Basabi.

"Tadi aku sudah jelaskan, tapi nona menolak berpakaian casual. Nona malah meminta berpakaian lengkap. Sekarang nona kepanasan. Lihat tamu-tamu lainnya, mereka hampir semua berpakaian khas Bali yang adem dan minim."

"Aku juga menyesal memakai Jas, disini orang berpakaian casual semua." Rakhes ikut nyeletuk.

"Malah bule-bule itu memakai kaos oblong dan ada juga yang telanjang dada. Wajah-wajah mereka merah padam terkena paparan matahari. Disini masih pagi sudah panasnya bukan main." Kenny juga mengeluh.

"Orang memandang kita bukan karena aku Miss Favorite Dunia, tapi karena dandananku memalukan dan wajahku yang berkeringat." gerutu Devaly menahan malu. Serta merta dia menghapus butiran keringat di wajahnya.

Sampai di Restoran mereka menjadi tontonan para tamu. Suasana cukup ramai, sampai ngantri. Menu pagi ini prasmanan. Mereka lalu mengambil piring dan memilih menu sesuai selera. Ada menu Kontinental dan Oriental.

Rakhes mencari tempat duduk di belakang, setelah duduk barulah senyum mereka mengembang. Dari tadi Devaly menahan tawa ketika ingat dengan pertanyaan dua orang bule yang tadi papasan. Kapan mau pentas? bule itu mungkin bercanda.

Hanya Basabi yang tenang karena pakaiannya casual dan modis, enak dipandang mata. Memang gadis itu sabar dan bijaksana. Mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Asalnya dari negeri China, tapi lama menetap di Los Angeles. Ketika dia mencari juru rias dan Asisten pribadi Basabi melamar dan diterima.

Akhirnya mereka buru-buru makan untuk menutupi rasa malu menjadi pusat perhatian. Walaupun menjadi Miss Favorite, tapi baru kali ini dia ke Bali. Begitu juga yang lain. Jadi tidak begitu mengenal alam disini yang sangat panas.

Selesai breakfast mereka kembali ke kamar hotel. Untungnya tamu hotel dan karyawan yang papasan dengan mereka tidak begitu peduli. Padahal yang datang Miss Favorite dan model Victori's Secret, biasanya orang ngantri untuk minta tanda tangan dan selfe. Tapi disini orang pada acuh. Apa orang disini sudah bosan melihat publik figure? ntahlah.

Sekitar pukul. 11.15 wita bell kamar berbunyi. Rakhes membuka pintu. Dia tersenyum senang melihat dua orang agen travel sudah datang. Dua orang iitupun 3i,i berpakaian gaul. Baju kaos abu-abu, celana pendek Cargo serta topi Eiger dan sepatu kets.

"Selamat pagi Tuan, apa semuanya sudah ready. Jika sudah siap, kita akan mulai perjalanan." sapa pria tampan yang ada didepan Rakhes.

"Apakah semua penduduk disini setampan anda?" tanya Rakhes menatap pemuda itu dengan kagum.

"Penilaian tampan dan cantik itu relatif Tuan. Aku juga menilai Tuan ganteng." jawab pria itu sopan.

"Namaku Rakhes dan kau?"

"Aditya Mahendradatha Suryaningrat dan ini temanku Made Tirta Utama."

"Nama yang panjang dan bagus ke dengaran, aku bingung memanggil."

"Panggil aku Adit dan temanku Made." ucap Aditya dengan bahasa Inggris yang fasih. Aditya fasih lima bahasa asing, karena dia dulu kuliah bisnis di Singapura, kerja ke Dubai, keliling sampai Maldives.

"Senang berkenalan denganmu, aku harap kamu akan mengajak kami ke obyek wisata yang indah, kami perlu refreshing supaya membuat otak kami rilax kembali."

"Anda tinggal riquest. Disini sudah ada daftar destinasi yang bisa kalian kunjungi. Kami siap mengantarkan kalian sampai ketempat tujuan. Tergantung keinginan kalian." sahut Aditya ramah.

Rakhes masuk kedalam memanggil Devaly dan teman yang lain. Mereka keluar lalu mengerubuti Aditya yang memberi pilihan mobil yang di pakai. Akhirnya mereka memilih satu mobil Van yang sudah di variasi dengan sangat mewah dan apik. Didalam mobil itu ada kulkas, tv, toilet, dan bed untuk istirahat.

"Sopir nya ganteng sekali." celetuk Thasy ketika mereka sudah berada di mobil. Hatinya meleleh melihat Aditya yang super macho.

"Kamu sudah lama menjadi sopir travel?" tanya Rakhes yang duduk disamping Aditya.

"Sudah lama." jawab Aditya pendek.

Sedangkan Made Tirta di belakang sibuk menjelaskan destinasi yang akan mereka kunjungi. Tidak luput dia digoda Kenny dan Thasy. Made yang sudah biasa melayani tamu, biasa saja, tidak terpengaruh. Dia sudah biasa dengan artis Korea dan manca negara.

Made mulai membagikan minuman ringan sesuai permintaan. Ada juga snack dan bermacam buah. Mobil Van ini dalamnya lengkap, seperti kamar. Ada kamar mandi, kulkas dan segala macam makanan beku yang tinggal dimasukkan ke dalam microwave.

"Susah sekali hidupmu adit, dari kecil kerja. Orang tuamu pasti tidak mampu menyekolahkanmu, sampai anaknya disuruh kerja."

"Bekerja itu ibadah, aku bersyukur punya kesempatan kerja, banyak orang yang butuh pekerjaan tapi tidak dapat. Setelah aku punya SIM, aku jadi sopir. Sebelumnya menjadi guide tidak tetap. Hari libur baru jadi guide." jelas Aditya asal.

"Ngenes sekali hidupmu, berarti dari masih sekolah sudah bekerja, terus orang tuamu ikut bekerja tidak? Jadi orang miskin pasti tidak enak." Devaly terus mencerca Adit dengan bahasa mengejek.

Tidak mengerti juga kenapa Devaly seperti jealous kepada Aditya. Latar belakang kehidupan Aditya terus di kulik, sayang sekali adit tidak mau meladeni. Dia banyak tersenyum mendengar ejekan Devaly yang asal bunyi. Jarang ada tamu sombong seperti Devaly, malah hampir tidak ada. Dia tidak begitu menanggapi.

"Biasalah nona, hidup harus bekerja. Tidak ada yang memaksaku untuk bekerja, tapi aku ingin mencari uang dan pengalaman, tentu orang tuaku terus bekerja sampai sekarang." kata Adit datar.

"Kamu sungguh hebat Adit, semoga kedepannya hidupmu lebih sukses. Tidak menjadi sopir saja, tapi punya usaha bisnis yang maju." Rakhes ikut nimbrung.

"Trimakasih Rakhes aku perlu suport dari orang-orang sepertimu." sahut Aditya merendah.

"Adit, kau tidak mungkin bisa seperti Rakhes atau aku. Aku dari kota yang sudah maju, kami sering berlibur keluar negeri, sudah biasa keluar masuk Bar, dan Club malam. Makan mewah di Restoran mahal dan hidup bertaburan uang. Sedangkan kamu mana mungkin punya uang banyak." Devaly kembali songong.

"Mana bisa aku menandingi kalian, hidupku pas-pasan, pas mau, pas ada. Ngomong-ngomong nona kerja dimana, cantik seperti selebriti." ucap Aditya basa basi, padahal dia sudah tahu identitas Devaly.

"Kau tidak tahu Adit, ini nona Ratna Devaly Manggali, baru dinobatkan menjadi Miss Favorite Dunia. Akulah Managernya dan Basabi Pharadesi asisten pribadi. Sedangkan Kenny dan Thasy model dunia, juga teman karibnya. Terakhir Abisheka Kumar sebagai pengawal nona Devi." jelas Rakhes memperkenalkan temannya satu persatu.

"Kalian orang-orang hebat, aku salut dengan kalian. Berapa hari kalian akan berada di Bali?"

"Acara kami padat, paling seminggu disini. Setelah itu kami akan bekerja kembali dan pesta. Mimpiku akan menjadi kenyataan. Tidak lama lagi aku akan menjadi artis terkenal. Itu cita-cita dari kecil." ucap gadis itu dengan rasa bangga.

"Selamat nona Devaly, aku sangat kagum melihat perjuanganmu dari dulu. Jika nona sukses saat ini, itu semata-mata karena jerih payah nona selama ini." kata Basabi datar.

"Tidak terasa perjalanan kita sudah sampai. Kita akan turun di Tampak Siring, Tirta Empul dulu, setelah itu baru kita melanjutkan ke Pura diatas awan." kata Made bersemangat.

Mobil mengambil jalan turun sedikit supaya bisa parkir. Akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Ramai sekali, turis Internasional memenuhi tempat parkir. Sementara Adit sibuk memarkir mobil, Made bergegas turun mengajak para tamu ketempat penyewaan kain dan selendang.

"Maaf Tuan, nona. Kita diwajibkan harus memakai kain dan selendang supaya bisa masuk ke permandian." kata Made membagikan kain dan selendang satu persatu.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!