Note : Selanjutnya percakapan akan terus memakai bahasa Indonesia demi kelancaran alur cerita.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di pagi hari terlihat seorang pemuda, yang baru sampai di sebuah villa yang terletak di kota Shenzhen, dia adalah Kevin Soxukai, seorang pengusaha atau CEO yang sukses memiliki perusahaan didalam maupun luar negeri, bahkan saat ini Kevin sedang mengunjungi proyek yang sedang ia jalankan di kota Shenzhen, Tiongkok tersebut.
Memiliki rupa yang tampan tak heran banyak wanita yang tergila-gila akan pesonanya namun sifat cuek dan dingin nya terkadang membuat para wanita kesal, namun mereka justru berlomba-lomba untuk mendapatkan Kevin, namun sampai sekarang tak ada satu wanita pun yang mampu memikat hati seorang Kevin Soxukai.
Wajahnya yang bersih tak ada jerawat bahkan berewokan/kumis seperti laki-laki pada umumnya.
tapi bukan berarti dia itu tidak normal, pasalnya dia itu orang yang suka akan kebersihan jadi tidak heran jika dia tak memiliki kumis dan sesuatu yang mungkin terdapat pada laki-laki umunya, ruangan-ruangannya begitu bersih dan rapih, tubuhnya yang atletis semakin membuat para wanita klepek-klepek dibuatnya memilki badan yang besar tinggi semakin membuat para wanita ingin mendapatkannya.
Namun sepertinya gadis imut dan manis ini akan mampu menaklukkan hati seorang Kevin Soxukai.
Saat ini Kevin dan asisten pribadinya sekaligus supir pribadinya juga, tengah di perjalanan untuk mengecek salah satu proyek yang terletak di kota Shenzhen, Tiongkok.
Namun saat di tengah perjalanan pulang, pandangan Kevin tertuju pada seorang gadis yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Stop!" suara yang mengeluarkan aura dingin dan berat itu, membuat Zean ya itu asisten pribadinya mengerem mendadak.
"Ada apa Tuan, apa ada yang tertinggal?" tanya Zean melihat Tuannya yang menatap dingin ke depan.
Tanpa menjawab Kevin, langsung turun dari mobilnya dan membuat Zean jadi panik! tidak biasanya Kevin keluar dari dalam mobil tanpa dibukakan pintu olehnya.
"Tuan, anda mau kemana?!" teriak Zean karena Kevin terus berjalan tanpa menghiraukannya.
Kemudian Zean pun ikut menyusul langkah besar Kevin, dengan sedikit berlari.
"Hiks ... Hiks!" isak tangis sang gadis.
"Hai, gadis manis. kenapa kau menangis?" tanya Kevin dengan wajah dingin dan datarnya.
Aeleasha mendongak menatap wajah tampan Kevin, yang berpakaian rapi dengan jas hitamnya dan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya.
"Aeleasha, diusir," ucapnya dengan derai air mata, hidungnya yang memerah dan mata yang sembab.
"Imut dan Manis" ujar Kevin tersenyum dalam hatinya.
"Diusir, oleh siapa?" tanya Kevin kini suaranya melembut sepertinya dia tahu tipe wanita seperti Aeleasha ini tidak bisa dikasari dengan kata-kata maupun perilaku.
"Bibi sama paman," jawabnya dengan wajah menggemaskan-nya.
"Kenapa mereka, mengusirmu?" tanya Zean yang sejak tadi memperhatikan Tuan dan gadis tersebut.
"Katanya Aeleasha, nyusahin mereka, mereka gak mau ngurus Aeleasha" jawabnya lirih sambil kembali meneteskan air mata.
"Gimana ini Tuan, apa kita bawa saja dia? kasian dia jika harus disini." bisik Zean yang membuat Kevin berfikir.
"Siapa namamu?" tanya Kevin menatap Aeleasha yang juga menatapnya.
"Song So Aeleasha Alsava
Athifa," jawab Aeleasha sedangkan Kevin hanya tersenyum dalam hati.
"Baiklah, apakah kamu mau ikut denganku?" tanya Kevin berjongkok dan membuat Zean melongo tak percaya, sejak kapan tuanya mau berurusan dengan hal seperti ini.
"Ikut kemana?" ucap Aeleasha dengan suara menggemaskan miliknya ditambah ekspresi wajahnya yang begitu imut.
"Indonesia," jawab Kevin dan membuat Aeleasha menatapnya tak percaya.
"Indonesia" gumam Aeleasha sedangkan Kevin hanya mengangguk.
"Aeleasha mau! Aeleasha mau kerja disana, biar bibi gak marah-marah lagi," ucapnya senang sedangkan Kevin hanya menatap Aeleasha tak percaya? dia mengajak Aeleasha ke Indonesia bukan untuk bekerja.
"Saya mengajak kamu, ke Indonesia bukan untuk kerja!" tegas Kevin.
"Terus?" beo Aeleasha.
"Untuk tinggal, dengan saya," ucap Kevin dan membuat Aeleasha melongo.
"Enggak-enggak!" tolak Aeleasha menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" bingung Kevin.
"Kata Ibu dulu, Aeleasha. gak boleh tinggal satu rumah, sama yang bukan mahramnya," jawabnya polos yang semakin membuat Kevin tertarik.
"Kalo saya jadikan, kamu mahram saya gimana?" tanya Kevin dengan ekspresi datar namun dalam hatinya dia tersenyum.
"Maksudnya?" bingung Aelesha memiringkan kepalanya.
"Saya, 'kan nikahin kamu," jawab enteng Kevin.
"Apa!" bukannya Aeleasha yang terkejut tapi malah Zean yang seperti tak percaya dengan Tuannya ayolah Aeleasha hanya gadis desa pakaiannya saja biasa saja sedangkan di kota Banyak wanita yang berpenampilan lebih modis dan trend yang mengejar-ngejar Kevin,
Cara berpakaian mereka saja yang branded sama sekali tidak dilirik, sedangkan ini seorang gadis desa yang penampilannya saja?... oh astaga.
"Tuan, Tuan ini apa-apaan? dia ini tidak cocok dengan Tuan," bisik Zean dan membuat Kevin menatap tajam Zean.
"Bagaimana, kaumau?" tanya Kevin lagi tanpa menghiraukan Zean.
"Tapi?" Aeleasha bingung harus menjawab apa ayolah rasanya dia tidak pantas bersama laki-laki seperti Kevin.
"Kenapa kau tidak suka, denganku?" tanya Kevin berdiri dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.
"Aeleasha gak pantes! buat Tuan, Aeleasha. aja sekolah hanya sampai SMP," ujarnya dan membuat Kevin menatap iba apa se-menyedihkan itu kehidupan Aeleasha.
"Saya gak, perduli itu!" tegas Kevin.
"Terus kenapa Tuan, mau sama saya?" tanya Aeleasha sesekali menyeka air matanya.
"Saya bisa membedakan, mana gadis yang baik dan tidak," jawab Kevin sambil melirik ke arah Zean yang memalingkan wajahnya.
"Saya rasa kamu, cocok untuk saya!" ujarnya.
"Jadi bagaimana, kamu mau? apakau mau, terus disini ntah sampai kapan?" tanya Kevin lagi Aeleasha sedikit berfikir apakah dia harus menerimanya.
"Apa Aeleasha terima aja ya, 'kan kalo Aeleasha nikah sama Tuan ini, Aeleasha gak jadi beban lagi seenggaknya, punya tempat tinggal nanti. tapi kalo Tuan ini jahat?... tapi Aeleasha gak mau disini terus' batinnya.
Aeleasha pun berdiri dan mendongak pasalnya tinggi Aeleasha hanya sampai dada bidangnya Kevin.
"Aeleasha, mau!" jawabnya dan membuat Kevin tersenyum tipis bahkan sangat tipis.
"Baiklah, Kalo begitu ayo! ikut saya," ajak Kevin, Aeleasha hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Kevin menuju mobilnya.
Sepanjang jalan hanya ada keheningan Aeleasha yang terus termenung, apakah keputusan ini benar dengan ikut dengan laki-laki asing tapi Aeleasha tak punya pilihan lain.
"Aleasha!" panggil Kevin dengan suara berat dan membuat Aeleasha terperanjat kaget.
"I-iya, Tuan?" ucap Aeleasha berbalik menatap Kevin.
"Jangan panggil saya Tuan! perkenalkan nama saya, Kevin Soxukai . kamu bisa panggil saya Kevin," ujar Kevin yang pandangannya lurus kedepan.
"Tapi tidak enak, jika memanggil nama," ucap Aeleasha kembali melihat ke arah depan.
"Memangnya, umurmu berapa?" tanya Raiden kini dia melihat ke arah Aeleasha.
"20 tahun," jawab Aeleasha sdangkan Kevin melongo tak percaya.
Pasalnya penampilan Aeleasha tak memperlihatkan bahwa dia berusia 20 tahun, rambut yang ter-kepang dua dan memakai ikat rambut berbentuk bunga, pipinya yang tembem, mata bulat, b1b1r tipis berbentuk love itu seperti anak usia 15 tahun.
Sepertinya keputusan Kevin untuk menikahi Aeleasha tidak salah, ternyata umurnya sudah dewasa.
Malam tiba kini mobil Kevin baru sampai di depan rumahnya.
"Aeleasha bangun!" Kevin menepuk-nepuk pipi Aeleasha, pasalnya Aeleasha tertidur karena perjalanan yang begitu lama.
Aeleasha membuka matanya dan melihat sebuah mansion mewah, Aeleasha turun dari mobil dan terpukau melihat mansion tersebut selama ini Aeleasha hanya melihatnya dalam Televisi sekarang dia bisa melihat secara langsung bahkan akan tinggal di sana.
"Ini, rumah Tuan?" tanya Aeleasha menatap Kevin yang berdiri di sampingnya.
"Iya, dan akan menjadi rumahmu juga," ujarnya lalu memegang tangan Aeleasha dan membawanya masuk.
BERTEMBUNG.......
Iya, dan akan menjadi rumahmu juga," ujarnya lalu memegang tangan Aeleasha dan membawanya masuk.
Sampai dalam Aeleasha benar-benar melongo seisi rumah tersebut begitu mewah dan mahal, banyak barang-barang dan hiasan lampu kristal yang besar sangat-sangat wah! rumah yang perpaduan antara gold dan coklat itu semakin memperindah rumah tersebut, tangga yang menjulang tinggi dan besar rasanya dia tidak akan sanggup untuk melangkah menelusuri setiap anak tangga tersebut.
Kevin yang melihat Aeleasha melongo, hanya terkekeh kecil.
"Sha, sekarang rumah ini akan menjadi rumahmu, dan jangan macam-macam! setiap sudut ruangan di dalam rumah ini terdapat cctv-nya!" peringkat Kevin, Aeleasha hanya mengangguk polos.
Prok! Prok!
Kevin menepuk kedua tangannya dan keluarlah sekitar 20 maid yang memakai Seragam rapi.
"Iya, Tuan?" ujar mereka serempak dan sedikit membungkukkan badan.
"Sebentar lagi, kalian akan mendapatkan Nyonya baru," ucap Raiden dan membuat para maid saling pandang.
"Siapa, Tuan?" tanya salah satu dari mereka.
"Nyonya,Song So Aeleasha Alsava Athifa," jawab Kevin membuat Aeleasha menatap tak percaya kini sebentar lagi dia akan menjadi nyonya Aeleasha Soxukai.
Para maid pun melihat seorang gadis imut dan manis mereka langsung mengerti siapa yang dimaksud, Aeleasha hanya memberikan senyuman manisnya dan dibalas senyuman manis oleh para maid tersebut.
"Zean, panggil semua orang yang bekerja disini!" titah Kevin Zean hanya mengangguk lalu melangkah menuju suatu tempat.
Selang beberapa lama muncullah para bodyguard yang berbadan besar dan pakaian rapi berlari tergopoh-gopoh dengan HT yang tergantung disetiap jas mereka, mungkin sekitar 22 orang pasalnya Kevin menyuruh mereka untuk menjaga rumah 24 jam walaupun rumah nya lengkap dengan cctv di depan samping bahkan belakangan rumah dia ingin tetap mereka menjaganya hanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Terdapat juga tiga supir pribadi yang memakai pakaian rapi tidak termasuk Zean, dan juga sepuluh tukang kebun yang merawat taman dan halaman depan rumah Kevin.
"Ini Nyonya baru kalian,Song So Aeleasha Alsava Athifa," jelas Kevin mereka semua hanya mengangguk dan membungkukkan badan.
"Kalian hormati dia, seperti menghormati saya, paham!" imbuh Kevin.
"Paham, Tuan," ucap mereka serempak.
Kemudian Kevin menarik pelan Aeleasha menuju kamarnya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka dan memperlihatkan isi kamar yang begitu bersih rapi dan mewah, ditambah warna Silver muda tambah menambah kesan mewah, king size yang besar dan terdapat lukisan-lukisan mahal semakin menambah kesan mewah, dan terdapat beberapa sofa juga.
"Ini kamar, siapa?" tanya Aeleasha dan membuat Kevin yang hendak membuka jasnya jadi terhenti.
"Kamar kita," jawab enteng Kevin yang kembali membuka jasnya.
Aeleasha yang mendengar itu langsung melotot tak percaya apakah dia akan Sekamar dengan Kevin.
"Enggak, Aeleasha gak mau!" tolak Aeleasha dengan wajah cemberutnya.
"Besok kita akan menikah jadi, tidak masalah," ujar Kevin.
"Yaudah, berarti besok aja. satu kamarnya!" tegas Aeleasha dan membuat Kevin ingin tertawa, pasalnya yang tadinya suara Aeleasha begitu lembut berubah menjadi cempreng.
"Baiklah aku akan tidur di kamar sebelah, kau disini! besok baru kita akan satu kamar," ujarnya Aeleasha hanya mengangguk polos yang membuat Kevin ingin segera menerkam Aeleasha.
Kemudian sebelum keluar kamar Kevin mengganti pakaiannya diruang ganti yang tak kalah mewah terdapat jas-jasnya yang tergantung dengan rapi dan pakaian sehari-harinya juga, pintunya yang terbuat dari kaca jadi memperlihatkan seisi ruangan tersebut.
Setelah Kevin keluar Aeleasha hanya celingak-celinguk mencari pakaian, masa dia harus memakai pakaian ini sampai besok? ditambah di kamar tersebut tak ada lemari semua penuh dengan hiasan-hiasan dan meja-meja dan lain-lainnya.
Kemudian Aeleasha membuka pintu ruangan khusus baju Kevin dia berniat untuk mencari baju mungkin saja ada baju yang cocok untuknya.
Aeleasha melihat satu jajar gantungan Hoodie dia melihat satu Hoodie berwarna biru muda kemudian dia menggambil-nya dan memakannya, Hoodie yang kebesaran itu semakin membuat Aeleasha terlihat semakin kecil.
BERTAMBUNG•••••
Note : Selanjutnya percakapan akan terus memakai bahasa Indonesia walau ada percakapan dengan orang asing demi kelancaran alur cerita.
Keesokan paginya, Aeleasha masih tertidur pulas sambil memeluk bantal guling, akhirnya setelah sekian lama Aeleasha bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak karena selama ini Bibi dan pamannya selalu menyuruh Aeleasha untuk tidur di tikar dan itu sangatlah tidak nyaman.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan seorang pria tampan yang sudah rapi dan di belakangnya terdapat 2 orang perias pengantin.
Kevin tersenyum melihat gadis kecilnya ternyata belum bangun, wajar saja ini masih pukul empat pagi.
"Sha!" panggil Kevin lembut sambil mengusap-usap rambut Aeleasha.
"Hm?" dehem Aeleasha dengan keadaan mata yang masih terpejam.
"Bangun! hari ini kita akan menikah jadi, kau harus bersiap," ujar Kevin masih mengelus-elus rambut Aeleasha.
Aeleasha dengan wajah mengantuk kemudian bangkit dan menatap Kevin yang menatapnya lekat.
Kemudian Aeleasha tersenyum manis. "Iya, Tuan". jawab Aeleasha ntah kenapa dia merasa nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh Kevin.
Kevin menci*m pucuk kepala Aeleasha dan bangkit. "Dandani dia, dan jangan terlalu tebal! karena saya tidak mau menghilangkan wajah polosnya yang terlihat imut itu, paham!" ucap Kevin tegas.
"Paham, Tuan," ujar mereka serempak lalu Kevin melangkah meninggalkan kamarnya.
"Baik Nona, Aeleasha. silakan mandi terlebih dahulu!" titah salah satu perias.
"Baiklah," pasrah Aeleasha.
Selang beberapa menit Aeleasha sudah selesai dengan ritual mandi, kemudian para perias tersebut Langsung mendandani Aeleasha sesuai permintaan Kevin untuk tidak terlalu tebal memakaikan makeup tersebut.
Kini Aeleasha sudah selesai berdandan, dia memakai kebaya putih yang bercorak bunga, kemudian rambut yang hanya teruraikan diselipkan sebuah bunga berwana putih dan mahkota kecil berkilau. hanya memakai polesan makeup tipis semakin membuat Aeleasha terlihat sangat cantik ditambah Aeleasha semakin menggemaskan.
Biasanya orang lain jika berdandan menjadi pengantin akan terlihat lebih dewasa, tapi tidak untuk Aeleasha karena itu sesuai permintaan Kevin.
Acara pernikahan yang tidak terlalu mewah itu berjalan dengan baik, walaupun tak semegah pernikahan konglomerat pada umumnya, dikarenakan persiapan yang terbatas hanya dalam waktu satu malam. tapi bukan Kevin Soxukai namanya kalo tidak membuat sesuatu menjadi mewah.
"Baik, apa kedua pengantin. sudah siap?" tanya pak penghulu.
Kevin melirik Aeleasha yang sepertinya terlihat sedih, apakah dia tidak bahagia.
"Sha, apakah tidak bahagia menikah denganku?" tanya Kevin berbisik dan membuat Aeleasha terkejut.
"Tidak bukan begitu, Aeleasha hanya sedih disini tidak ada ayah," gumamnya lirih.
Kevin memegang tangan Aeleasha. "Saya janji! nanti kita ketemu ayah, ayah kamu masih hidup, 'kan?" tanya Kevin, Aeleasha hanya mengangguk.
Kevin hanya tersenyum. "Kami, sudah siap," ujar Kevin dan diangguki Aeleasha.
Kemudian acara ijab qobul pun berjalan dengan lancar hanya dengan satu tarikan nafas Kevin sudah meresmikan Aeleasha sebagai istrinya.
Akhirnya Aeleasha dan Kevin sudah sah menjadi pasangan suami istri, kini mereka sedang menyambut tamu yang tidak terlalu banyak karena Kevin tak bisa mengundang seluruh rekan bisnisnya karena pernikahan yang mendadak ini, pasalnya rekan-rekan bisnis Kevin beberapa berada di luar negeri.
Malam tiba Kevin sengaja tidak melanjutkan acara pernikahan sampai malam karena dia tau Aeleasha pasti sudah sangat lelah.
"Sha!" panggil Kevin setelah mengganti pakaiannya begitu juga Aeleasha.
"Iya, Kak?" tanya Aeleasha yang sedang duduk di sisi ranjang.
"Kalo kamu, masih punya orang tua kenapa kamu tinggal, bersama Bibi dan Paman?" tanya Kevin sambil mengelus tangan Aeleasha.
"Waktu umur Aeleasha, sepuluh tahun ayah sama ibu. titipin Aeleasha sama mereka ayah ibu bilang! mereka akan kerja keluar negeri," jelas Aeleasha sendu.
"Tapi sampai sekarang, mereka gak jemput Aeleasha lagi," imbuh Aeleasha dan kembali menangis, Kevin yang tidak tegapun langsung memeluk Aeleasha.
"Sstt! nanti kita cari sama-sama, ya?" ujar Kevinn berusaha untuk menenangkan Aeleasha.
"Janji!" ujar Aeleasha mengacungkan jari kelingkingnya.
Kevin pun menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Aeleasha. "Janji," ucapnya dan membuat Aeleasha tersenyum senang.
"Kamu jangan sedih lagi, kan punya tugas yang lain," ucap Kevin dan membuat Aeleasha menatapnya bingung.
"Tugas apa?" bingung Aeleasha.
Kevin pun mendekatkan wajahnya dan menci*m b1b1r Aeleasha membuat Aeleasha lama kelamaan mulai terbuai dengan itu.
Sampai nafas Aeleasha sesak dan Aeleasha memukul-mukul dada bidang Kevin, Kevin yang mengerti langsung melepaskan ci*man itu dengan rasa kecewa.
Aeleasha yang melihat itu merasa bersalah, kemudian setelah menghirup udara dengan lancar. Aeleasha kembali menci*m b1b1r Kevin dan membuat keduanya kembali terlena sampai, ya itulah.
04.50 WIB
Aeleasha terbangun kala merasakan seluruh badannya sakit tidak terkecuali area bawahnya.
Dia menangis karena merasakan sakit, Kevin yang sedang tertidur-pun terusik saat membuka mata yang pertama dia lihat adalah Aeleasha yang menangis.
"Hm kenapa?!" panik Kevin dan memeluk Aeleasha.
"Sakit," ujar Aeleasha, Kevin yang mendengar itu rasanya ingin tertawa tapi itu wajar karena ini untuk pertama kalinya Aeleasha melakukan itu.
"Nanti juga, gak papa," ucap Kevin lalu menghujani wajah Aeleasha dengan kec*pan.
Selang beberapa lama Aeleasha pun kembali tertidur di dada bidang Kevin, Kevin yang melihat itu hanya tersenyum lalu kembali berbaring dalam keadaan Aeleasha masih dalam dekapannya.
BERTEMBUNG.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!