Pagi itu, seperti biasa aku berangkat sekolah. Berseragam putih biru dengan satu buku yang diselipkan di saku belakang celana seragamku. Aku pergi ke sekolah tanpa sarapan. Terbayang sudah lezatnya nasi kuning, gurih dan kriuknya bakwan di kantin sekolah. Entah mengapa aku lebih senang sarapan disana, mungkin suasananya atau mungkin sarapan di kantin sekolah sudah menjadi kebiasaanku.
Sebagai anak dari seorang pegawai negeri sipil tentu aku dituntut untuk menjaga nama baik ayahku. Apalagi 40% guruku adalah saudaraku, termasuk ayahku. Namun aku lebih memilih untuk jujur pada diriku sendiri dengan menjadi aku yang apa adanya.
" Aku berangkat dulu mah "
" Aku berangkat duluan ya ayah"
" Assalamualaikum "
Diperjalanan pandanganku tertuju pada seorang gadis muda berkulit putih, rambutnya hitam terurai, model middle cut (potongan rambut sebahu) membuatnya terlihat begitu cute. Sama sepertiku dia juga berseragam putih biru.
Disebrang jalan, di depan gerbang sekolah dia berdiri sendiri, dia terlihat resah, matanya yang sayu seperti mencari sesuatu mungkin dia sedang menunggu seseorang entahlah aku tak tau.
Jantungku berdegub kencang, dingin badanku, aliran darah terasa lebih deras dan nafasku serasa sesak, waktu seperti terhenti ketika melihatnya.
****
Dua tahun berlalu semenjak pertemuan itu, aku tidak pernah melihatnya lagi, namanya pun aku tak tau.
Tiba tiba Tasya saudaraku datang.
" a bisa antar aku ke nikahan temenku gak?? Aku gak ada temen."
" Ia jawab ku
Aku dan Tasya berjalan memasuki gedung tempat resepsi diselenggarakan. Bunga warna warni menghiasi sekeliling ruangan sekitar pelaminan. Banyak sekali tamu yang datang. Sebagian mereka berpasang-pasangan.
Aku mematung untuk sesaat, betapa kaget dan syoknya aku melihat mempelai pengantin wanita berkebaya putih itu ternyata dia yang kukagumi 2 tahun lalu. Sedih, marah, sakit dan kecewa yang aku rasa.
Aku pergi berlari keluar gedung meninggalkan tasya yang sedang mengisi buku tamu. Aku bingung tak tentu arah . Sampai akhirnya aku melihat kios kecil penjual minuman keras, tanpa pikir panjang aku membeli beberapa botol untuk menghilangkan stress.
*******
5 bulan berlalu aku mendapat kabar dia sudah bercerai karena kekerasan dalam rumah tangga. Diantara harus merasa bahagia ketika aku berkesempatan mendekatinya karena statusnya yang sekarang. Disisi lain aku juga merasa aneh dan sedih mendapati kabar itu. Bagaimana mungkin ada pria yang tega berbuat buruk pada wanita secantik dia.
*******
1 desember 2007 adik ayahku menikah. Pesta pernikahan itu di langsungkan di rumah pamanku, pernikahan yang sederhana namun khidmat. Ya ini adalah pernikahan kedua kalinya untuk mereka.
Dengan terkantuk aku coba bangun dari mimpi panjangku. Waktu menunjukan pukul 3 sore, acara akad akan di laksanakan setelan ashar. Tapi aku masih sibuk mengumpulkan setengah nyawa yang tertinggal di alam mimpi.
"dia ada disini????"
Gumamku dalam hati. Sambil menggosok-gosok kedua mata, aku masih tidak percaya, apakah ini mimpi atau nyata.
Terkejut dan kaget, salah satu pengantar pengantin pria itu ternyata adalah Tresha, ya wanita itu bernama Tresha. Dengan kemeja putih panjang simpel yang dipadu celana Jeans ketat biru navy membuat Tresha terlihat sangat manis dan anggun pada saat itu.
Aku masih tidak percaya orang yang sama dengan status yang berbeda berdiri tepat dihadapanku, dan hatiku masih tetap sama, masih menyimpan rasa cinta terhadapnya.
" Tresha ya " Aku sapa dia duluan
" ehh Ia, siapa yaa Kok tau namaku " sahutnya
Aku ajak dia ke ruang yang lain untuk berbincang empat mata, kami meninggalkan prosesi akad nikah. Tak peduli acara sedang berlangsung.
"Takan ku lewatkan kesempatan ini" . Pikirku
Aku dan Tresha berbincang sesekali bercanda. Tresha duduk di sampingku, dia sandarkan tubuh semampainya ke sofa merah di ruang tamu itu. Dia tidak keberatan dengan rokok yang kuhisap, yang sebenernya untuk menghilangkan kegugupanku. Setelah perbincangan yang cukup panjang akhirnya kami bertukar nomer telepon.
"Sha, apa kamu tau kapan pertama kali aku liat kamu dan gimana aku bisa tau nama kamu ???"
"Ga, aku ga tau"
Kuceritakanlah semua kejadian dari mulai melihatnya, sampai aku kecewa dan sakit ketika aku datang melihat dia menikahi cowok lain sebelum kami sempat kenalan dan akhirnya kebetulan kebetulan atau takdir yang akhirnya mempertemukan kami sekarang.
Tresha hanya tersipu malu. Tapi itulah yang membuat ku lebih jatuh lagi.
********
Esok harinya Aku dan Tresha pergi ke Pantai. Ibu, ayah, bibi Tresha serta suaminya juga ikut.
Malam itu terasa sangat gersang bagi kami. Karena kami terbiasa tinggal di daerah sejuk di pegunungan.
Aku dan Tresha pergi ke pinggir Pantai. Disana kami benyanyi dibawah sinar bulan dan bintang.
Kami duduk bersandar ke bangku kayu di hamparan pasir putih. Tak peduli dengan suara atau nada yang fals.
Lagu vagetos berjudul " betapa akau mencintaimu " mengalun di iringi deburan ombak malam itu.
" Hai Sha "
Seorang lelaki berperawakan sedang, berkulit sawo matang datang menghampiri kami, dia menjabat tanganku kemudian memegang kedua tangan Tresha dan menggandeng Tresha agak jauh dariku dengan waktu yang cukup lama. Dia mengucapkan sesuatu yang aku juga tidak tau karena jarak kami lumayan jauh.
Rasa cemburu seolah olah membakarku, kemudian dengan cepat aku mengalihkan pembicaraan mereka.
" ayo sha, ayah dan ibu menelpon nyuruh kita makan ".
Diperjalanan aku menanyakan kejadian tadi
"Yang tadi siapa sha?? "
" Dia mantan pacarku a"
" aku putusin ketika aku menikah dulu"
Dengan kenyataan ini terbersit dihatiku, aku harus segera menyatakan isi hatiku, djavu itu menghantuiku. Aku tak mau kehilangan dia untuk kedua kalinya.
Setiba pulang dari Pantai aku dan Tresha mampir kerumah bibi Tresha. Hari itu suami bibi sedang tidak ada di rumah, kami berdua memutuskan untuk main dirumah bibi sampai suaminya pulang.
Dimalam itu. Aku, Tresha dan bibi menonton televisi, acara uji nyali "uka uka" sedang hits saat itu. Kami duduk berdempetan di sofa, sesekali menutup mata dan teriak kaget melihat peserta uji nyali di acara TV tersebut.
Tresha pergi ke dapur membuat mie instan dan jus mangga serta alpukat untuk kita, otomatis waktu itu hanya aku dan bibi yang menonton uji nyali.
" brug brag " suara tendangan kaki kepintu.
Suami bibi pulang, melihat aku dan bibi sedang berdua menonton televisi, dia memaki maki bibi dengan tuduhan berselingkuh, dia pergi ke kamar membawa samurai untuk menebas leherku.
" sadar bang sadar, kamu salah faham "
" ini pacarnya Tresha bukan selingkuhanku " teriak bibi panik, sambari memegangi pundak paman berusaha menghalangi.
Aku berlari pergi tanpa pamit. Diluar rumah, tetangga menyaksikan keributan yang terjadi tadi, ada pula beberapa teman dari suami bibi yang baru pulang kerja, sekilas aku mendengar dari temannya bahwa suami bibi mabuk dan baru kalah judi sabung ayam. Pantas saja pikirku sembari melewati mereka.
Keesokan harinya aku pulang kerumah, Aku syok.
" darimana kamu semalam gak pulang a "
Aku bingung harus menjawab apa, aku melihat di samping ibu ada Tresha, bibi dan ibu angkatnya.
...Sejak bayi merah Tresha di serahkan ke ibu angkatnya untuk di asuh karena masalah keluarga yang di hadapi orang tuanya . Ayah kandung Tresha menikahi ibu kandung Tresha hanya untuk mendapatkan keturunan. Tapi Anehnya Ayah kandung Tresha malah memberikan Tresha kepada orang lain. Ibu angkat Tresha sangat menyayangi Tresha seperti anak kandung sendiri, di samping itu dia tidak memiliki anak....
" Aku nginep di rumah teman bu "
" Ada apa ini ngumpul begini "
" kamu siap siap untuk hari Rabu a "
" ayah, ibu dan Keluarga Tresha sekarang mau pergi ke Mall untuk persiapan pernikahan kalian "
" Apa?????? nikah ayah!! "
" Ia nikah, emang Ada yang salah a ? "
" Tresha dan Keluarganya sudah bilang tentang kejadian semalam a, suami bibi tetep gak percaya, dia tetap menuduh aa selingkuh dengan bibi.
" ayah sudah bicara sama Keluarga Tresha, sama Tresha juga, dan alhamdulillaah cinta aa gak bertepuk sebelah tangan a, Tresha juga siap untuk menikah lagi. Semoga dengan menikahnya kalian ini menjadi wasilah untuk keutuhan rumah tangga bibi Tresha. Dan memang benar adanya bahwa perselingkuhan itu memang tidak ada.
Disisi lain, ibu terlihat lesu dengan muka pucat dan kepala menunduk ketika ayah bicara begitu, ibu sepertinya kurang setuju dengan maksud ayah segera menikahkanku. Bagaimana tidak, ibu mana yang ingin melihat anak pertamanya menikahi seorang janda, apalagi aku baru beranjak dewasa. Namun apa daya keputusan ayah bulat untuk menikahkanku, karena ayah angkatnya Tresha adalah guru sepakbola ayahku, serta ibu angkatnya adalah temen baik ayahku.
Aku menoleh kearah Tresha, dia tersenyum tersipu malu. Pikirku ini musibah membawa berkah, dengan kejadian sepele, Aku dan tresha akan Segera Menikah.
" Perkenalkan Saya Alwin, Saya Author baru disini " dukung terus karyaku yaa dengan cara like, comment, vote, gift dan juga masuk an ke dalam rak favorite kalian ya. Supaya aku juga lebih semangat untuk Up episode berikutnya. " terima kasih, love u full all 😎
Malam harinya aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan bagaimana cara menjelaskan semua ini keempat pacarku. Otakku bekerja sangat keras.
Yang pertama Rika. Gadis manis itu, sangat mencintai dan menyayangiku dengan tulus. Kuakui dia sosok yang baik dan perhatian, dengan susah payah juga aku mendapatkannya.
Kakek Rika merupakan sosok yang tegas dan berwibawa. Tak seorang pria pun lolos darinya. Mustahil ada pria yang bisa membawa dia keluar apalagi memacarinya.
Banyak sekali yang gagal mendekati Rika, tak mudah menaklukkan keras kepala kakeknya.
"Mau apa kamu kesini"
Belum sempat aku mengucapkan salam, dengan nada marah seorang pria paruh baya, berperawakan tinggi besar menghardiku, seraya bangun dari tempat duduk yang terbuat dari bambu. Replek ditaruhnya juga koran harian yang sepertinya dari tadi dia baca.
"Assalamualaikum pak Haji, neng ada??? Sahutku dengan santainya, saat dia melangkah mendekatiku.
"Ada urusan apa kamu sama si nenk" Sahut beliau dengan ketusnya.
Sikap kerasnya tak membuatku gentar.
" Ada sedikit keperluan Pak Haji"
"Kamu orang mana??? tanyanya lagi dengan ketus.
"Saya tinggal di dago , Saya cucu Pak Haji Ghafur"
"Oh, cucu nya Pak Haji Ghafur, kenapa ga bilang dari tadi. Dia itu Guru saya di perguruan silat, Saya ini salah satu murid kesayangan beliau. Ayo masuk masuk, si nenk ada di dalam ". Nadanya tiba-tiba merendah, kumis mentereng yang tadi seolah naik ke atas tiba-tiba turun ke bawah.
"Pak Haji aku mau minta izin untuk membawa neng ikut acara tahun baru di bumi perkemahan Rancaupas" kataku to the point
"ya boleh boleh, punya uang ga? udah belanja untuk masak masaknya????" Timpa beliau ramah, sikapnya berubah 180 derajat.
Hahahahaha.....
Aku tidak bisa menahan tawaku, kejadian lucu itu selalu bisa membuat ku tertawa terbahak bahak.
Untuk sejenak aku bisa tertawa. tapi, bagaimana aku besok??Habislah aku.
*****
Pacarku yang berikutnya adalah Ayu dan Dela, mereka berdua bersaudara, ibunya Ayu dan Ibunya Dela kakak beradik. Dan sebenernya aku masih ada ikatan saudara dengan mereka, karna kakek mereka dan kakeku juga kakak beradik. Mungkinkah ini bakat terpendam atau ketololanku, bagaimana bisa aku memacari dua saudara dalam satu waktu, tanpa mereka tau satu sama lain.
Ayu dan Dela mempunyai perasaan yang sama terhadap ku. Namun betapa bodoh dan tololnya aku, aku menganggap mereka sebagai pengisi waktu disaat Rika tidak ada disampingku.
Dan yang terakhir namanya Delia. Hubunganku denganya cukup unik. Dari sejak SD sampai SMA hubungan kami putus nyambung seperti listrik.
" yaa Allaah Aku bingung harus bagaimana"
*****
Keesokan harinya aku memberanikan diri datang kerumah Rika terlebih dahulu.
" tok tok tok Assalamualaikum "
Terlihat gadis cantik, bertubuh mungil membukakan pintu, rambutnya yang panjang terurai menutupi sebagian dadanya.
" Waalaikum Salam" sayang aku kangen banget sama kamu "
Rika memeluk dan menciumku dengan bibirnya yang tipis, rasanya lembut mendarat dikeningku, sesekali dia menatapku dengan matanya yang sayu.
" tumben pagi pagi sudah kerumah "
" kangen yaa "
Mendengar rika begitu, aku semakin panik untuk menyampaikan maksud kedatanganku.
" aku mau nikah Rika "
" apa??? Nikah!! " Hahaha
" ada ada aja kamu a, ini masih pagi wooy "
" bercandanya gak asyik tau a, baru 6 bulan kita lulus SMA"
" lagian kalo Ia, aku belum siap a, kakek pasti melarangku, kakek gak bakalan ngizinin aku nikah sebelum aku lulus kuliah "
" Aku bukan ngajak kamu nikah Rika, dalam waktu dekat ini, aku akan segera menikah dengan orang lain "
Plaaak
Mendengar itu dari mulut ku, tamparan keras mendarat dipipiku yang cabi.
" kamu bohong kan a, aku ini salah denger kan? " sambil sesekali memukul mukul dadaku yang bidang dengan tangannya yang mungil.
Pukulan itu tak sedikitpun menyakiti tubuhku. Tapi air mata yang membasahi pipinya membuat hatiku sakit.
" ayo jawab a, apa maksud dari semua ini a? "
" kamu datang pagi pagi gini, terus kamu bilang kamu mau menikah dengan orang lain, kamu gila a?? "
" kamu jahat banget a "
Melihat Rika seperti itu, aku berusaha menjelaskan sedetail dan sejelas jelasnya. Kuceritakan kembali pertemuanku dengan Tresha dipesta pernikahan bibi, kuceritakan pula, aku dituduh selingkuh dengan bibinya Tresha.
" ini bukan kemauanku ka, ini semua terjadi begitu saja "
" semua yang terjadi diluar rencana dan keinginanku ka, aku harap kamu mengerti.
Mendengar semua alasanku, Rika menghela nafas dalam dalam, hidungnya yang mancung memerah karena gesekan tangannya ketika mengusap air mata yang menetes di sekitar area hidungnya. Kulitnya yang putih seketika pucat pasi menahan amarah yg tersendat dibenaknya, terlihat jelas kekecewaan di raut muka dan gestur tubuhnya. Dengan berat hati akhirnya Rika mengikhlaskanku menikah dengan Tresha.
" ijinkan aku memeluk dan mencium aa untuk yang terakhir kali ya a?? "
" Aku sayang aa " tapi apa daya ku a"
" entahlah, Aku tak mengerti a, Aku bingung, sakit, kecewa" " tapi ini sudah kehendak Allaah "
" kalau semua itu membuat aa bahagia, Aku rela a, Aku juga ikut bahagia "
" satu lagi a, aku mau menjadi saksi pernikahan aa "
" Aku mau menjadi saksi kebahagiaan orang yang aku cintai, meskipun hatiku sakit, tak mengapa a "
Mendengar Rika berkata seperti itu, kupeluk dan kucium dia untuk yang terakhir kalinya. Tak terasa air mataku menetes, teringat saat saat Indah bersamanya.
*******
Breng, Breng, Breng.....
Kutancap gas dengan kecepatan tinggi. Aku tak ingin menyesal diakhir, ketika harus kehilangan Ayu dengan cara yang tak wajar.
Ku dengar kabar dari kakaknya Ayu, bahwa Ayu ingin mengakhiri hidupnya setelah tau aku akan menikah.
Aneh, ku pikir darimana kakaknya ayu tau aku akan segera menikah.
Setibanya di rumah Ayu, terlihat Ayu dengan rambut ikal yang acak acakan, matanya yang sipit bengkak karena menangis.
" Mau apa kamu kesini?? "
" sadar gak a, kabar itu menyakiti aku "
" aku tuh sudah terlanjur sayang aa, apa selama ini aa mempermainkan aku a"
Dengan nada marah ayu menyerangku. Melihat Ayu seperti itu, ku peluk untuk menenangkannya. Dengan perlahan kujelaskan semua, sama seperti yang kujelaskan kepada Rika. Dia terisak di pelukanku. Tanganya yang penuh dengan irisan pisau kater terkulai seolah ragu untuk membalas pelukanku, mungkin ini terlalu sulit untuk dia mengerti dan terima. Tapi keadaan memaksanya untuk mengerti dan mengikhlaskanku.
Ketika aku beranjak pergi, Ayu menarik dan menggenggam tanganku kedekat mushola yang sepi, aku dan Ayu melewati gang sempit dekat rumahnya, didorongnya aku ketembok mushola, dengan agresifnya ayu menyerang mencium bibir, dan menjambak rambutku dengan penuh hasrat.
" ini ciuman dan pelukanku yang terakhir a "
" aku takan pernah merasakannya lagi seperti biasanya "
" maafin aku a "
*******
Hari sudah menjelang maghrib. Baru saja aku menaiki motor tuaku untuk pulang, terdengar seseorang memanggil namaku dari belakang, dan suara itu tidak asing ditelingaku.
" Achsand tunggu "
Aku menengok, ternyata itu kakaknya Dela.
" ya Tuhan apalagi ini?? Ini hari yang melelahkan untuku Tuhan "
" Ada apa kak "
" Achsand sebelum kamu pergi, kakak minta kamu temuin Dela dulu gih "
" apa benar selentingan kabar bahwa kamu akan segera menikah itu benar adanya?? "
Hatiku bertanya tanya dari siapa kakak dan Dela tau aku akan segera menikah! Tapi yaa sudahlah itu gak penting, toh, nanti semua akan pada tau. Akupun menyeberang jalan dari rumah Ayu kerumah Dela.
" sore Dela "
Setibanya di halaman rumah Dela, tanpa banyak bicara, dia menghampiriku, kemudian menamparku dengan sangat keras, dengan postur badannya yang tinggi, ditambah dia atlet taekwondo bagian rahang pipi kiriku terasa sangat sakit.
Segera kuraih tangannya, mengandengnya ke dalam rumah, meski dia berusaha berontak melepaskan genggamanku. Aku tetap bersikeras. Kemudian kujelaskan semua seperti yang kujelaskan kepada Rika dan Ayu. Setelah kurasa dia lebih tenang.
Kulitnya yang putih, berubah memerah menahan amarah, sesekali dia membetulkan rambut panjangnya yang acak acakan, setelah berusaha berontak saat kubawa ke dalam rumah.
Sampai akhirnya dia menerima dan mengikhlaskan aku menikah dengan Tresha. Tak lupa dia memberikan jam Tangan G-shock sebagai kado pernikahanku yang sudah Ia siapkan setelah Ia tau aku akan segera menikah.
" maaf a, Aku gak bisa datang ke pernikahan aa "
" ini terlalu sakit buat Dela a "
" selamat yaa a, semoga sakinah mawadah dan warahmah "
Akupun pergi meninggalkan Dela dengan sebuah kecupan dikening Dela, disertai Dela yang memakaikan jam tangan disebelah kiriku. Kami berdua saling bertatapan, dela memegang tangan dengan erat ketika aku mau beranjak pergi, dengan wajah sembab berlinang air mata Dela melepaskan kepergianku.
*******
Sepulangnya dari rumah Dela, ku gas motorku sekalian kearah rumah Delia, dipersimpangan jalan ada suara telpon masuk, aku berhenti dan melihat hp, ternyata nomer ayah, lalu kuangkat telpon. Ternyata Tresha yang menelepon dari hp ayahku. Tresha menanyakan warna jas untuk hari pernikahan, dengan lemas Aku jawab
" terserah Tresha , Aku ngikut aja "
" semua yang Tresha suka aku oke oke aja "
Setelah menutup telpon dari Tresha, aku pergi ke warung dipersimpangan untuk sekedar merokok dan meminum kopi sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah Delia. Aku termenung memikirkan kejadian hari ini, terbayang wajah Rika, Ayu, serta Dela.
Terbayanglah dosa dosaku terhadap mereka, terkhusus untuk Rika yang mencintaiku dengan tulus yang kuselingkuhi dengan tiga wanita sekaligus.
Kuminum kopi hingga tetes terakhir, kubuang rokok hisapan terahirku, lalu aku melanjutkan perjalanan terakhir menuju rumah Delia.
Sesampainya disana, adzan isya berkumandang. Kuparkirkan motor di halaman mesjid yang jaraknya deket dengan rumah Delia, Aku masuk toilet masjid, segera wudhu dan menunaikan solat berjamaah.
Setelah selesai sholat, aku keluar dari masjid, terlihat gadis berkerudung hitam diatas motorku, lesung pipinya seolah menggodaku.
" cie cie yang mau nikah "
" aku mau dikemanain a "
Lagi lagi aku di bikin aneh, darimana Delia tau aku mau menikah! seperti halnya kakaknya Ayu, dan kakaknya Dela, tapi ya sudahlah pikirku, sambil masuk kerumah Delia.
Baru saja kulepaskan jaketku, Delia mendorongku sampai aku tersungkur di sudut kursi, dengan agresifnya naik kepangkuanku, duduk diatas kedua paha, mencium bibirku dengan sedikit gigitan , sesekali mengigit leher, menjambak rambutku, sampai sampai dia membuka kerudung dan bajunya. Aku berusaha berontak untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu aku takut ada orang di rumah selain Delia, Namun apa dayaku saat itu. disela sela keagresifannya saat itu.
" tenang a, di rumah gak ada orang a "
" Aku tau aa kesini mau apa "
" aa akan segera menikah kan a?? "
Aku diam seribu bahasa, namun Delia melanjutkan keagresifannya dengan barbar, terdengar suara kursi dan meja yang bergeser akibat gerakan gerakan kami.
" Yaa tuhan maafkan aku "
setelah adegan barbar dan frontal itu selesai, aku minta dibawakan segelas kopi, kunyalakan cricket dengan sebatang rokok di tangan kiriku. Kujelasakan alasan mengapa aku akan segera menikah, reaksi Delia tidak sama dengan Rika, Ayu serta Dela. tidak banyak kata yang yang terucap dari mulut Delia saat aku menjelaskan maksud kedatanganku, lalu akupun pergi pamit untuk pulang.
" Semoga acaranya lancar yaa a " dengan mimik muka menggoda " diakhiri kecupan mendapat dikeningku, akupun pulang kerumah..
13 desember 2007 aku dan Tresha akhirnya menikah. Pagi itu pukul 06.30, dengan mengenakan kaos oblong dan celana boxer begitu santainya ku nikmati sebatang rokok dan segelas kopi hitam. Disisi lain keluargaku tengah sibuk wara wiri mempersiapan seserahan.
Tiba tiba paman tertuaku menghampiri dan memarahiku.
" achsand apa kamu sehat?? Yang lain sibuk, sedangkan kamu pengantinnya malah santai santai, tak ada malu!!"
" mandi sana kamu, lalu siap siap "
" dasar gak tau diri kamu"
" Ia uwa, bentar dulu atuh, santai aja, gak pake marah marah juga kali"
" baru setengah 7 atuh, ga bakalan kesana langsung akad, mungkin penghulunya juga masih pake selimut.
" ia ia sekarang aku mandi, terus siap siap "
Mata pamanku melotot, dengan sapu lidi di tanganya, kesal ingin memukulku. Maklum waktu itu usiaku baru menginjak 18 tahun, aku masih dengan jiwa kekanak kanakanku sering membuat orang lain kesal.
Terlihat hari sahabatku turun dari mobil sedan Mercedes, dia terlihat seperti artis TV dengan kemeja putih dibalut jas yang dikenakannya.
" astaghfirullaah yaa Allaah, gak habis pikir aku sand "
" kamu tuh kebiasaaan yah,, acara sakral seperti ini, kamu malah santai santai"
" kamu tuh kan mau nikah, dewasa dikit lah kau"
" ayo cepet mandi sana kau "
Tepat pukul 07.00 wib, aku memakai kemeja putih dipadukan jas berwarna navy menghampiri ayah, ibu serta keluargaku diluar rumah.
" masya Allaah anaku"
" gak nyangka yaa pah anak kita mirip Indra Brughman kalo udah dandan" hihihi
Iringan mobil keluarga dan temen dekat pun berangkat menuju gedung pernikahan. Bunga mawar putih menghiasi seluruh ruangan. Tarian, tingkah lengser, dan alunan musik sunda menyambut kedatanganku.
Masyaa Allaah.. Tresha begitu cantik saat itu, kecantikannya hampir sempurna. Membuat mataku tak bisa beranjak seperti tersihir. Dia memakai pakaian serba putih ala barat, dengan bucket mawar dikedua tangannya.
Dan.......
"Saya terima nikah dan kawinnya Tresha Arasya Binti Achmad dengan seperangkat alat sholat serta emas seberat 12.5 gram di bayar tunai"
Karna grogi, aku sampai mengulang janji akad beberapa kali, hingga akhirnya penghulu menuliskan bacaan akad nikah untuk aku baca, sampai keluarga dan tamu yang menertwakan aku.
Terlihat jelas ibu seperti tidak bahagia waktu itu. Tadi malam ibu bilang.
" sebenernya ibu tidak setuju aa menikahi Tresha"
" aa itu anak pertama ibu
" ibu mana yang mau dan tega melihat anaknya menikahi janda"
" namun apa daya ibu a"
Disaksikan kedua orang tuaku. terlihat Rika duduk dibelakang penghulu, dia hadir sebagaimana janjinya waktu itu. Dia tersenyum dan mengacungkan ibu jarinya kearah bawah, karna menyaksikan kejadian akad nikah yang aku ucap berulangkali salah.
Terlihat ayah yang paling bahagia saat itu, karna dia sangat menginginkan anak perempuan. Ya, ayah dan ibuku mempunyai tiga anak, semuanya laki laki, dan aku anak yang paling besar. Dengan hadirnya Tresha lengkaplah kebahagiaan ayahku.
Selepas ijab qobul akad nikah, aku dan Tresha sungkem meminta restu dan maaf dari kedua orang tua. Suasana ketika itu sangat mengharukan.
" a, ayah Harap aa bisa menjadi hamba yang baik, umat yang baik, anak yang baik, serta menjadi suami, sekaligus kakak yang baik ya a " dan semoga nanti aa menjadi ayah yang baik bagi cucu ayah "
" ayah bahagia a "
" jaga baik baik Tresha "
" pokoknya doa yang terbaik buat aa, dan yang terpenting berkah ya a " ucap ayah sambil mengelus kepalaku.
" Semoga aa kaya ilmu "
" kaya hati dan kaya harta ya a " ucap ibu, memeluku lalu menciumku,
*****
Seusai itu, Ayah dan ibu menjamu, dan berjabat tangan dengan para tamu undangan, sebagian dari keluarga besarku naik kepanggung, mereka bernyanyi dan berjoged bersama biduan dangdut.
Kemudian ayah menyuruh Aku dan Tresha naik kepanggung untuk bernyanyi dan berjoged, aku dan Tresha ditarik biduan dangdut keatas panggung.
" lagu vagetoz yang berjudul BAM koploin ya teh " sahut Tresha ke artis dan personil dangdutnya.
" baik,, tarik mang "
Tamu undangan teriak kegirangan menyaksikan Aku dan Tresha bermesraan di atas panggung. Seperti Romeo dan Juliet kupeluk dan cium Tresha di atas panggung. Sesekali kami bergoyang mengikuti irama gendang. Tamu undangan terbahak bahak melihat kelakuan konyolku yang bergoyang ngebor mirip Inul daratista.
"apa apaan sich a, malu tau"
"gerakan jogednya yang biasa aja kali a"
"kamu tuh ada ada aja ya a"
"malu tuh, kamu jadi bahan tertawaan orang orang"
Tresha syok melihat tingkah barbarku di atas panggung. bukan tanpa alasan, aku terpancing ketika mendengar suara ketukan gendang. Dulu Sejak masih SD sampai SMP, aku selalu juara dalam lomba tari 17 agustus.
Semua keluarga bergantian berfoto bersama aku dan Tresha untuk kenang kenangan, tak lupa Rika pun ikut berfoto bersama aku dan Tresha. Rika berada ditengah tengah Aku dan Tresha, tangan kanannya menggandeng aku, sedangkan tangan kirinya menggandeng Tresha.
Batapa bahagia sekaligus terharu waktu itu.
*****
Seusai pesta, aku dan Tresha diantarkan ke hotel oleh sopir ayahku. Waktu itu ayah sudah mengatur dan mempersiapkan segalanya untuk aku dan Tresha.
" ini a kunci kamar hotelnya, no 13 yaa a " kata supir
" joss gandos ya a " dia pergi sambil memasuka sesuatu kedalam jas ku "
Bersamaan itu, kamipun masuk kedalam hotel, aku gandeng tangan Tresha dan masuk kedalam lift . Didalam lift aku penasaran apa yg disisipkan supir ayah ke dalam saku jasku. Pelan Pelan aku masukan tangan ke dalam saku jas, aku merasa aneh dengan teksturnya, yang satu kenyal, yang satunya lagi kaya ada minyaknya.
" gila, ternyata ini tisu magic dan alat kontrasepsi sha"
" hahaha, ada ada aja ya a
Tresha tertawa terbahak bahak melihat kelakuan sopir ayahku.
" bagiku ini terasa mimpi Sha "
" Aku masih belum percaya dengan semua ini "
" akhirnya aku memilikimu seutuhnya "
" Ia a, aku juga merasakan hal yang sama "
" dalam setahun ini, aku menikah 2 kali "
" sungguh perjalanan hidup itu aneh yaa a"
Sesampainya dikamar hotel, aku terpana melihat dekorasi ruangan yang sudah disiapkan ayah untuk malam pertama kami. Hiasan bunga bertaburan di atas ranjang, membentuk lambang huruf Love, langit langitnya dihiasai lampu yang berkedip membentuk namaku dan Tresha.
"Indah banget ya a dekorasinya"
"ayahmu baik banget nyiapin ini semua untuk kita"
"ohh ia a, td ayah bilang dia igin cepet menggendong cucu"
Aku langsung menggendong Tresha dan membaringkan ke tempat tidur. Lalu kulucuti gaun yang menempel di tubuh Tresha yang seperti gitar spanyol. Aku mencumbunya dengan penuh gairah, Tresha berbalik menyerang dengan mencium leherku secara perlahan dengan bibirnya yang tipis, , membuat bulu kuduku merinding disco, sesekali dia menggigit bibir dengan gigi kelincinya, lidahnya meliuk liuk seperti ular diarea dalam mulutku. Dan adegan itupun terjadi sampai pagi menjelang.
*******
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!