NovelToon NovelToon

Temporal Dimension [Menguak sejarah kerajaan Sunda]

Terlempar

Jumat 6 januari 2023 pukul 22: 23 waktu setempat.

"Fiuhh akhirnya beres juga." Dimas bergegas pulang dari pekerjaannya. Dimas adalah seorang pria berumur 25 tahun, dia bekerja di sebuah minimarket di kota A.

Saat pulang dia mampir di pinggir jalan untuk membeli nasi goreng langganannya.

"Pak, nasi goreng nya satu bungkus pedas manis ya!" Ucapnya ke penjual nasi goreng.

"Baik, Mas," jawab si Mang nasgor.

Sesampainya di kostan, Dimas bergegas ganti baju dan segera melahap nasi goreng yang dia beli, Dimas memang tinggal sendiri setelah lulus sekolah dan bekerja.

Sebelumnya dia tinggal bersama pamannya, karena memang orang tuanya sudah tiada.

PING.

Suara notifikasi dari smartphone nya berbunyi menampilkan notif dari novel kesukaannya.

"AARRRGGGHHHH ... Ending yang membagongkan!" Teriaknya sambil membantingkan hp nya.

"Kenapa mc nya harus mati bersama si Raja Iblis! Harusnya dia kembali ke bumi bersama harem nya dan hidup bahagia!" pekik Dimas.

Dimas menggerutu karena novel kesukaannya tamat setelah lebih dari 8 tahun yang dia baca.

"Meskipun ini novel ampas tapi tetep aja aku baca setiap update," gumamnya lemas.

"Karena menurutku ceritanya cukup menarik, dimana si MC di panggil dari bumi untuk mengalahkan Raja Iblis dari dunia lain. Uniknya, dia memiliki skil unik yang memungkinkan dia bisa menjelajah ruang dan waktu," cetusnya.

"Dia juga beberapa kali kembali ke bumi untuk memenuhi kebutuhannya di dunia lain. Uhhh enak kayanya ya kalo punya kekuatan kaya gitu!" Sambungnya dalam lamunan.

Tapi Dimas seketika bangun dari lamunannya ketika smartphone nya berbunyi.

PING

Author : Dear pembaca setia, terimakasih dalam 8 tahun ini anda sudah menemani kami di novel penjelajah ruang dan waktu, maka dari itu kami memberikan hadiah kepada anda sebagai apresiasi dari kami, selamat menjalani hidup baru.

"Woowww dapat hadiah dong! Kira kira apa ya, hemmm tapi apa maksud ucapan terakhirnya itu, gue kan belum mau nikah, jangankan nikah pacar aja kaga punya. Bodo amat lah mending gue buka aja apa hadiah nya," Celotehnya.

Ketika Dimas membuka isi hadiah pesan dari author Dimas bingung dengan isi hadiah tersebut.

"Selamat anda mendapatkan hadiah system kehidupan."

Seketika ada cahaya dari lantai yang menyilaukan pandangannya, seakan cahaya itu menelan Dimas secara utuh.

...----------------...

Dimas membuka matanya dan mendapatkan dirinya di hutan antah berantah, bingung, takut, panik, semua perasaan itu campur aduk di dalam hatinya.

"Hemm ini dimana? Apa yang terjadi? Apa artinya ini, ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi," ujarnya

Pikirannya bingung untuk mencerna apa yang terjadi hingga dia hanya terlihat bengong kebingungan.

Setelah dia tenang dan mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi, dia ingat dia mendapatkan hadiah dari Author.

"Hemm mungkinkan ini yang dia sebut sebagai hidup baru? Author sialan!" Pekik Dimas kesal, tapi dia ingat dia mendapakan hadiah.

"Hemm kalo di ingat ingat author itu memberikan hadiah system kehidupan! Kalo di novel buatannya si MC juga punya system kaya gitu, cobain deh meskipun kaya orang gila, open system!" tuturnya.

Dimas cukup terkejut dengan apa yang terjadi dengan kemunculan layar status di depannya yang melayang layaknya di dalam game, disana ada tercatat informasi dari pengguna.

Nama: Dimas putra sanjaya

Umur: 25th

Level: 2

Hp: 120

Mp: 100

Daya serang: 10

Pertahanan: 55

Skil: Ruang dan waktu

Julukan: penjelajah ruang dan waktu

"Hmmm ini sih udah pasti mimpi ya," ucapnya sambil mencubit pipinya.

"Anjay sakitt oyyy," teriaknya miringis kesakitan.

"Apa apaan ini? Ini nyata." Dimas kembali kebingungan dan tidak bisa mencerna apa yang terjadi.

Tapi setelah itu Dimas mulai tenang setelah melihat skill yang dia miliki, Dimas jadi mengingat apa yang di katakan oleh seorang pemikir terbesar asal Jerman.

Albert Einstein pernah mengemukakan konsep tentang waktu. Ia pernah mengatakan demikian waktu itu tidak dapat lepas dari materi dan geraknya. Waktu itu adalah sifat masa (substansi kosmi) yang sedang bergerak lokal, menurut rangka berlakulah geraknya.

Waktu merupakan suatu paradoks, dalam arti bahwa setiap orang menyadari waktu. Tapi tidak seorang pun dapat mendefinisikannya.

Paradoks ini muncul dari paradoks lain yang lebih mendasar, yaitu paradoks hubungan antara waktu, ruang dan gerak.

Waktu diukur menurut gerak dalam ruang, antara lain gerak bumi yang berputar pada sumbunya atau geraknya sewaktu mengelilingi matahari.

"Artinya jika aku memasuki ruang yang memiliki gerakan dengan kekuatan absolut maka bukan mustahil jika aku bisa berpindah tempat dan waktu! hmm menarik." gumamnya.

"Tapi bagaimana aku masih bisa baik-baik saja dalam ruang yang begitu absolut? Ah sudahlah, lebih baik aku mencari kota terdekat dan melihat dimana aku berada." gumamnya.

Seketika dimas di kejutkan kembali oleh system.

PING

Anda mendapatkan misi. Selamatkan Prabu Siliwangi di kerajaan Pajajaran.

''Apa? Prabu Siliwangi? hemm kalo tidak salah prabu Siliwangi hidup di tahun 1500 an! Itu artinya aku kembali ke 500 tahun yang lalu." gumamnya.

System: ketika anda mengambil misi maka anda akan mendapatkan buku latihan cara mempelajari kekuatan ruang dan waktu.

Durasi misi akan di batasi hingga 1 tahun. Silahkan pergunakan waktu yang tersisa untuk melatih ternik bertarung dan skil anda.

"Wah kesempatan nih, lebih baik aku mengambil misi ini dan mengambil buku latihan itu untuk aku pelajari," ujarnya.

Setelah Dimas memulai latihan nya diapun paham apa itu kekuatan ruang dan waktu, pemahaman nya tentang kekuatan ruang dan waktu semakin mendalam.

Ketika dia mencoba mempraktikkan jurus tersebut seketika waktu terhenti, angin yang berhembus seketika terhenti, pohon dan dedaunan di sekitarnya berhenti bergerak.

"Luarbiasa, jika aku bisa menghentikan waktu, ini akan sangat bermanfaat saat bertarung, ya meskipun jangkauan nya hanya sekitar 5 meter dari tempatku berdiri." oceh Dimas.

Setelah latihan Dimas memburu ayam hutan untuk dia makan, Dimas juga membangun pondok kecil yang hanya bisa di masuki dia seorang untuk berlindung.

...****************...

Keesokan harinya Dimas kembali memulai latihan nya, dia kembali mempraktikkan jurus ke 2 nya, yaitu memanipulasi waktu.

Pohoh, batang kayu, dedaunan yang dia sentuh seketika menjadi layu dan kering, seakan akan dia memaksa benda yang dia sentuh mempercepat penuaan nya hingga layu kering dan mati.

Dimas dapat mempercepat waktu dengan jurusnya yang ke dua. Disini Dimas sudah mengalami perkembangan yang cukup besar.

Nama: Dimas Putra Sanjaya

Umur: 25th

Level: 5

Hp: 170

Mp: 180

Daya serang: 40

Pertahanan: 98

Skil: Ruang dan waktu

Julukan: penjelajah ruang dan waktu

Perkembangan yang dia capai cukup untuk bisa bertahan hidup.

Lalu Dimas memutuskan untuk mencari pemukiman terdekat, saat Dimas berkelana dia banyak menemukan binatang buas. Dimas sudah membunuh banyak binatang buas yang dia temukan.

Saat pertama kali dia menemukan binatang buas, Dimas saat itu di hadang beruang madu, untuk pertama kalinya Dimas merasa takut dan panik, sesaat sebelum dia di serang oleh beruang Dimas refleks menghentikan waktu.

Seketika Dimas bergerak ke belakang beruang tersebut dan menikam nya menggunakan batu yang dia temukan di sekitarnya.

Meskipun Dimas dapat menghentikan waktu, tetapi itu tidaklah absolut, waktu yang terhenti mempunyai batas waktu hingga 5 detik, tpi itu cukup untuk mengalahkan musuh.

Setelah 3 bulan tersesat di hutan, Dimas akhirnya bisa keluar dari hutan belantara tersebut, dia mendapati sebuah ladang perkebunan.

Itu artinya ada pemukiman terdekat dari sini, tak lama setelah dia berjalan, Dimas bertemu dengan seorang gadis cantik dengan selendang batik berwarna hijau di tubuhnya.

Penampilannya yang sederhana, pakaian nya yang jauh dari kata modern menjelaskan bahwa Dimas berada di 500 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1520 masehi.

"Etto, permisi," sapa Dimas.

Gadis itu bergeming menatap penampilan Dimas yang aneh.

"Aya naon, Kang?" Jawab si gadis dengan tatapan penasaran akan apa yang di lakukan oleh pria di depannya dengan penampilan yang aneh.

...BERSAMBUNG....

Pertemuan

"Aya naon, Kang?" jawab si gadis dengan tatapan penasaran akan apa yang di lakukan oleh pria di depannya dengan penampilan yang aneh.

Gadis itu terlihat anggun dengan rambut hitam legam yang terurai, kebaya hijau bermotif bunga sangat cocok di pakai olehnya saat di perkebunan teh, seakan dia menyatu dengan alam.

"Kang?"

Sontak suara gadis itu membuyarkan lamunan Dimas.

"Eh iya maaf saya melamun."

Jawaban Dimas setekita membuat wanita tersebut melongo. wanita itu menunjukan wajah yang kebingungan, seakan akan dia tidak mengerti dengan apa yang di katakan Dimas.

Dimas kembali mengingat sejarah bahasa. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

"Hemmm ... benar juga, itu artinya saat ini di tahun 1520 bahasa melayu belum terlalu di kenal di sini."

Untungnya Dimas di awal sudah memiliki skil bahasa. Yang memungkinkan lawan bicaranya terdengar seperti berbicara bahasa yang Dimas pergunakan, dan sebaliknya lawan bicaranyapun terdengar bahwa Dimas berbicara dalam bahasa nya.

"Skil bahasa aktifkan!" Dimas memberi perintah kepada system untuk mengaktifkan skil bahasa.

"Ah, maaf saya tadi melamun, ngomong- ngomong saya tersesat di hutan, boleh saya tanya kepada adik arah kota kemana?"

Gadis itu terlihat sudah mengerti apa yang di katakan Dimas.

"Tersesat? apa kamu baik baik saja? kamu datang dari hutan itu kan?" tanya sang gadis sembari menunjukan jari nya ke arah Dimas datang.

"Ahhh, benar. Saya tersesat di dalam hutan itu selama beberapa hari, meskipun sudah 3 bulan sih aku di hutan," gumam Dimas dalam hatinya.

"Aku terkejut kamu masih baik-baik saja dan bisa bertahan hidup setelah tersesat di hutan itu."

Perkataannya itu terlihat seperti hutan ini sangat berbahaya, Dimas pun bertanya kepada gadis itu. "Memang ada apa dengan hutan itu?"

"Hutan itu sangat berbahaya, di sana banyak binatang buas, sangat jarang orang yang pergi ke sana kembali hidup hidup."

"Ahhh ... untungnya kamu tidak bertemu beruang ganas yang ada di hutan itu, kalau kamu bertemu dengan beruang itu mungkin kamu sudah di makan dan kita tidak akan pernah bertemu."

"Mungkinkah yang gadis itu maksud adalah beruang yang aku bunuh waktu akan keluar dari hutan? Pantas saja dia sangat tangguh dan agresif, aku berjuang keras untuk membunuh nya," dimas bergumam dalam hatinya.

"Ya untung saja aku sangat beruntung, ngomong-ngomong nama saya Dimas, kalo boleh tau siapa nama adik ini?"

"Majeti Keling Sri Manawangi, panggil aja, Sri. Kita sekarang berada di hutan yang bernama Pulo Majeti, hutan ini di kelilingi rawa, sangat banyak binatang buas seperti ular dan hewan lainnnya, sekarang kita harus bergegas sebelum matahari terbenam," ucapnya mengajak Dimas untuk bergegas.

Mereka pun mulai berjalan meninggalkan perkebunan tersebut.

"Ngomong-ngomong apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dimas penasaran.

"Aku di tugaskan oleh ayahku untuk memeriksa perkebunan yang baru saja di buka."

"Ah iya, ngomong-ngomong tempat seperti apa desa terdekat yang akan kita tuju?"

"Kota yang akan kita tuju itu namanya Pulo Majeti, kota itu baru di dirikan oleh ayahku atas perintah yang mulia Prabu Siliwangi, kota ini sudah berdiri lebih dari 10 tahun dan masuk ke dalam kerajaan Galuh. Ngomong-ngomong dari tadi hanya kamu yang bertanya, sekarang giliran aku yang bertanya."

"Hahaha benar juga ya." Sontak Dimas tertawa lepas seakan mereka sudah akrab.

"Dari mana asalmu? Bagaimana kamu bisa ada di hutan ini? Dan juga pakaianmu sangat aneh!" Sri penasaran sambil melirik ke penampilan Dimas.

"Aku berasal dari tempat yang jauh, aku berkelana dan berakhir tersesat di tempat ini," jawab Dimas sembari menolehkan wajahnya ke arah lain.

"Begitu ya, sepertinya kamu memiliki banyak rahasia." Dengan tatapan datar Sri sangat meragukan identitas Dimas, tapi Sri tau Dimas bukan orang jahat.

"Hei aku bukan orang yang mencurigakan tau, jangan tatap aku seperti itu," jawab Dimas panik.

"Mencurigakan, mungkinkah kamu itu bandit yang pura pura tersesat yang ingin menculiku dan menodaiku," jawab Sri dengan wajah datar.

"Hei kamu berbicara hal yang mengerikan dengan wajah datar loh!" jawab Dimas dengan nada tinggi.

Merekapun tertawa dan berbincang sepanjang jalan. hari pun mulai gelap, rindang nya hutan membuat keadaan semakin gelap.

"Sekarang jam berapa ya?" pertanyaan Dimas membuat Sri kebingungan.

"Jam? apa yang kamu maksud?" tanya Sri bingung.

Dimas pun bergumam dalam hatinya. "Ah benar juga di zaman ini jam mungkin belum sampai ke Indonesia, Penemu jam mekanik adalah Peter Henlein, asal Jerman. Awalnya ia membuat jam mekanik untuk membantu tokoh agama gereja dalam mengatur waktu doa. Hingga akhirnya jam ini dikenal masyarakat luas di seluruh dunia. Peter Henlein dilahirkan pada 1485 dan dibesarkan di wilayah Nuremberg, Jerman. *Y*ang artinya jam belum sampai ke wilayah ini."

"Hey, malah melamun!" Tegur Sri.

"Ah gapapa kok hehehe," jawab Dimas.

Merekapun akhirnya sampai di wilayah Pulo Majeti. Dengan pemandangan sawah yang membentang terlihat sebuah kota yang makmur, orang orang berjalan menuju kota di sore hari untuk pulang dan istirahat dari rutinitas nya di kebun dan sawah.

Setelah melewati pemukiman, terlihat di depan ada sebuah bangunan megah bak mension kerajaan.

"Apakah baik-baik saja kita ke sana?" tanya Dimas ragu.

"Apa yang kamu khawatirkan. Aku adalah seorang putri dari pemilik keraton ini," jawab Sri dengan nada sombong.

"Aku hanya tidak enak jika harus menumpang di rumahmu, apakah di sekitar sini ada penginapan?"

"Penginapan? apa itu? kamu dari tadi terus berbicara hal yang aneh."

Sejenak Dimas merenung dan mengingat sejarah hotel.

Sejarah industri perhotelan dimulai pada awal abad 15, Beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Inggris mulai mewajibkan untuk mendaftarkan rumah penginapannya secara resmi.

Kemudian pada awal abad 17, tepatnya pada tahun 1760 daratan Eropa dan Amerika mulai dibangun konstruksi bangunan hotel yang sangat megah.

"Yah jadi wajar sih kalo di zaman ini belum ada penginapan," gumamnya dalam hati.

"Malah bengong, ayo masuk! lagian siapa yang bilang kamu akan menginap di keraton, besok akan ada penerimaan prajurit baru, kamu akan tinggal di barak untuk malam ini, jika beruntung kamu akan di terima sebagai prajurit baru."

Sri pun mengajak Dimas masuk ke dalam keraton. Tapi tentu tidak semudah itu.

Dimas di hadang oleh 2 prajurit kerajaan Pulo Majeti.

"Berhenti, ada keperluan apa kamu ke sini!" sebelum Dimas menjawabnya, Sri memotong pembicaraan mereka.

"Dia adalah orang yang tidak sengaja ku temui di jalan, katanya dia ingin menjadi seorang prajurit keraton ini," jawab Sri kepada para prajurit itu.

"Bawa dia ke barak dan urus semua keperluan nya, kita akan menguji daya tarungnya besok."

"Baik kanjeng putri, serahkan kepada kami!"

Dimas pun di bawa oleh salasatu prajurit yang sedang berjaga menuju barak. dia banyak di wawancarai oleh beberapa prajurit disana, tapi mungkin Dimas sudah terbiasa berbohong dan berhasil mengelabui mereka.

Setelah membersihkan diri, setelah lebih dari 3 bulan di hutan, Dimas akhirnya mendapatkan pakaian dari para pelayan yang di sediakan untuk prajurit baru. Malam pun berakhir dan pagi pun menyingsing.

Di tempat latihan prajurit, Bendara Wedana. Sebagai pemimpin pasukan, orang yang bertanggung jawab melatih para prajurit ingin melihat kemampuan Dimas sebagai prajurit baru.

"Hari ini kita kedatangan banyak prajurit baru, kita akan melakukan latih tanding untuk melihat kemampuan kalian masing masing. karena pendaftaran kali ini lebih dari 1000 orang maka pertarungan kali ini akan berbeda, kalian akan bertarung dan menyisakan 500 orang, sisanya akan gugur."

Pertarunganpun di mulai, semua peserta bertarung dan menyisakan 500 peserta, tapi ada yang membuat bendara wedana tertarik.

Ada satu peserta yang hanya menghindar tapi tidak menyerang, pergerakannya begitu cepat hingga puluhan orang yang mencoba menyerangnya tidak ada satupun yang mengenainya.

...BERSAMBUNG....

Latih tanding

Bendara wedana melihat pemuda yang sangat menarik, pemuda itu tidak menyerang dan hanya menghindar, tapi tidak sesederhana itu.

Dia menghindar dari puluhan orang yang mencoba menyerangnya. Bendara wedana hanya tidak tahu jika dimas memanipulasi waktu.

Bagi Dimas mereka yang mencoba menyerangnya itu terlihat bagaikan video slow motion, sangat lambat sehingga menghindar bukan hal yang sulit.

Tapi berbeda dari sudut pandang Bendara wedana, jelas dimas bergerak begitu cepat hingga tidak bisa di ikuti oleh mata telanjang.

Dimas terus menghindar sepanjang pertandingan hingga menyisakan 500 peserta yang tersisa, dan babak penyisihan pun di mulai.

Dari 500 peserta di bagi menjadi 5 grup, masing masing grup terdiri dari 100 orang.

Dimas berada di grup B dan dia menjadi orang pertama yang menjadi peserta 1vs1.

Pada saat battle di mulai semua orang terkejut, melihat lawan Dimas yang jatuh pingsan setelah battle di mulai, bahkan wasitpun bingung kenapa lawan dimas pingsan setelah dia baru saja meneriakkan "Fight".

"Karena lawan pingsan maka Dimas memenangkan pertandingan." Pertama, kedua, ke tiga, semua yang menjadi lawan Dimas pingsan sebelum pertandingan.

Tidak ada satupun yang menyadari apa yang sebenarnya terjadi, bahkan Bendara Wedana sekalipun bingung di buatnya. Tapi ada satu orang yang menyadari apa yang terjadi.

Dia adalah seorang penguasa di pulo majeti sang Prabu Selang Kuning Sulaiman Anom. Sang Prabu bisa melihat sekilas Dimas memukul leher para peserta dan kembali ke tempat dalam sekejap.

"Dia bisa bergerak secepat itu? Bahkan aku tidak bisa melihatnya jika tidak menggunakan kekuatan batinku". Begitu guman Prabu Selang Kuning dalam hatinya.

"Siapa pemuda itu?" Tanya sang Prabu kepada penasehat nya.

"Namanya Dimas, Gusti Prabu. Dia di bawa oleh kanjeng putri majeti keling sri manawangi Gusti" jawab penasihatnya.

"Bawa dia menemuiku di aula pertemuan setelah acara ini selsai"

"Baik gusti Prabu" jawab sang penasehat.

...----------------...

*Lapangan pertandingan.

Dimas

Pertandingan telah selesai dan menyisakan 250 peserta. 250 peserta akan lolos dan resmi menjadi prajurit kerajaan pulo majeti.

"Selamat kepada 250 orang yang sudah resmi menjadi pasukan kerajaan, berbahagialah kalian semua dengan apa yang sudah kalian capai. Selanjutnya adalah tahap pertandingan memperebutkan posisi kepala regu masing masing tim. Kalian bebas memperebutkan posisi kepala regu atau ingin mundu juga di persilahkan." begitu pengumuman dari Bendara Wedana.

"Ah merepotkan, sebaiknya aku sudahi saja sampai di sini, aku tidak ingin terlalu mencolok" begitulah yang Dimas gumamkan.

Pertarungan semakin sengit, tapi bukan itu yang mengejutkanku, setelah usai 3 pertandingan, aku kembali di panggil menuju ring pertarungan. Padahal aku tidak merasa mendaftarkan diri di pertarungan ini.

Lawanku saat ini adalah orang yang bernama Galih Adijaya Wiguna, putra sulung dari salasatu keluarga kerajaan, sifatnya sangat sombong dan arogan. dari tadi aku memperhatikannya Dia menghajar lawannya tanpa ampun.

"Heehhh kukira orang seperti apa yang dibawa nyimas Sri Manawangi, ternyata hanya pecundang yang hanya bisa menghindar" begitulah kata kata yang dia lemparkan kepadaku, sangat sombong dan arogan.

Aku tidak menghiraukan ucapannya dan langsung masuk ke arena.

Melihat reaksiku, Galih terlihat sangat kesal dan menggeritkan giginya, wajahnya terlihat memerah seakan akan dia sangat ingin menelan dimas secara utuh.

Setelah kedua peserta memasuki arena, pertarunganpun dimulai, dimas yang terlihat sangat tenang dengan wajah datarnya dia hanya berdiri dan tidak terlihat melakukan persiapan pertarungan atau memasang kuda kuda.

Melihat reaksiku yang terlihat menyepelekan Galih, Galih pun berteriak di tunjukan kepadaku. "Dasar mahluk rendahan! Apa kau menyepelekanku?! Kubunuh kau bedebah, hiaaaatttttt!" Galih mengeluarkan goloknya yang terlihat sangat tajam, pantulan sinar matahari dari golok itu bahkan bisa membuat mata buta untuk sementara.

Disaat Galih menyerangku, aku menggunakan teknik slowmo yang dapat memperlambat gerakannya. Aku beberapa kali menghindari terjangannya.

"Dasar pecundang! apa kau hanya bisa menghindar?" teriak Galih semakin kesal.

Di saat yang bersamaan aku menghentikan waktu dan pindah posisi ke belakang Galih, di saat waktu kembali berjalan aku memukul lehernya dan membuat dia pingsan.

Keadaan yang ramai seketika menjadi hening seakan tempat yang tidak berpenghuni. Semua mata tertuju kepadaku, bagi mereka yang melihat, aku menghilang dan muncul di belakang Galih. jelas sesuatu seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

Aku sengaja membuatku terlihat mencolok, agar aku bisa tahu siapa orang yang membuatku bertarung hingga babak ini. aku hanya tidak ingin dia kecewa dengan apa yang sudah dia lakukan.

Dan benar. dia muncul setelah pertarungan selesai. Wanita yang sudah tak asing lagi, dengan 2 pengawal di kedua sisinya dia menghampiriku, siapa lagi kalau bukan Majeti Keling Sri Manawangi.

"Hey aku tidak menduga kmu bisa menghilang dalam sekejap" ucapnya membuatku sedikit kesal.

"Apa hanya itu yang ingin kau katakan?" tanyaku dengan wajah kesal.

"Dasar lancang! apa kau tidak tau kau berbicara dengan siapa.!" salasatu prajurit berteriak kepadaku.

"Sudah gapapa, dia adalah temanku" ucap Sri menenangkan prajurit itu.

"Lalu, kenapa kau melakukan itu" tanyaku dengan wajah kesal.

"Me ... melakukan apa?" jawabnya sembari memalingkan wajah, sangat terlihat jelas di raut wajahnya menyembunyikan kebohongan.

Lanjut aku terus memandang wajahnya dengan penuh keraguan.

"Baik-baiklah aku memang orang yang menyuruh panitia untuk memasukkanmu ke dalam pertarungan terakhir, aku hanya ingin melihat seberapa hebat kemampuan bertarungmu"

Dengan wajahnya yang menggemaskan Dia membuat wajah cemberut setelah mengakui kesalahannya, itu sedikit membuat hatiku doki-doki* (Berdebar).

Selang beberapa waktu ketika kami sedang berbincang, datang seorang ajudan kerajaan, dia membawa titah dari Kanjeng Prabu agar membawaku menghadap Kanjeng Prabu.

Berita itu sedikit membuatku merasa cemas Aku tidak tahu kesalahan apa yang telah aku lakukan yang membuat Kanjeng Prabu ingin bertemu denganku.

" Hei! apa aku membuat kesalahan?" tanyaku kepada Sri.

dengan wajah tersenyum Sri berkata kepadaku, "Apa yang kau khawatirkan? Kau adalah pemenang! Bagaimana kau bisa membuat kesalahan, mungkin Kanjeng Prabu tertarik padamu."

"Kalian berdua Pergilah Aku akan pergi bersama Dimas untuk mengantarkannya menghadap Kanjeng Prabu." begitu perintah Sri kepada dua prajuritnya.

Pada saat kedua prajurit itu sudah pergi, Sri meraih tanganku dan menuntunku untuk menemui kanjeng prabu selang kuning. Aku tidak tahu apakah Sri sadar dengan apa yang dia lakukan atau tidak.

Di saat aku berpikir seperti itu, Sri langsung melepaskan tanganku, wajahnya memerah merona kedua tangannya menutupi wajahnya yang manis dan langsung meminta maaf dengan terbata-bata.

"Apa yang kulakukan? kenapa aku meraih tangannya begitu saja! Dasar bodoh! Ah rasanya aku ingin mati" begitu gumam Sri di dalam hatinya.

"Ma ... Maafkan Aku ... Ayo aku akan mengantarkanmu menghadap Kanjeng Prabu"

Dengan wajah ditutupi selendang, Sri bergegas berjalan tergesa-gesa di depanku. di dalam hati aku pun berkata, betapa cantiknya makhluk yang satu ini.

Entah mengapa semua yang dilakukannya itu sangat menenangkan hatiku membuatku bahagia. Entah ini perasaan cinta atau hanya karena kagum akan kecantikannya, Tapi satu hal yang pasti, aku sangat ingin memilikinya.

...Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!