Pagi hari, gadis manis bersolek di depan cermin sudah rapi dengan seragam sekolah dan hijabnya, dia sudah siap untuk sarapan dan berpamitan kepada ibunya.
Iya gadis itu bernama Fisha Aureliastra, teman-temannya memanggil dia Fisha, gadis manis, tinggi hanya 156, jadi bisa dikatakan sedang, tapi kalau masuk kategori model, gak mungkin dan gak termasuk.
Dia gadis yang ceria dengan wajah yang polos, humoris, bawel, mandiri, penyayang, tapi kalau belum kenal dia cuek.
“Assalamualaikum Bu, Fisha berangkat dulu ya ...” pamitnya sambil mencium tangan ibunya.
“Hati-hati Sayang!” jawab ibunya seraya mengelus puncak kepala Fisha. Fisha pun mengangguk, tersenyum dan berlalu pergi dengan bersenandung ria.
Entah apa yang memasuki hatinya pagi ini, sehingga dia bahagia, sambil meluncur ke sekolah dengan mengayuh sepeda ontelnya.
Fisha hidup bersama ibu dan adiknya saja karena ayahnya bekerja di luar negeri sebagai TKI, nenek kakeknya di kampung, dia ke kampung biasanya hanya waktu liburan seminggu sekali, karena kampung nenek kakeknya dekat, mungkin 20 menit nyampek dari rumah.
Begitulah hidupnya hanya bersama ibu dan adiknya, dia anak 2 bersaudara, mereka hidup dengan sederhana tidak bergelimang harta.
Selanjutnya dia berangkat sendiri ke sekolah, dikarnakan teman kecil sekaligus sahabat samping rumahnya sakit, dan tidak masuk sekolah, sampai di sekolah dia memarkir sepeda ontelnya dan dikagetkan oleh sahabat satunya Sesil namanya.
“Dorrr, he Fish kok sendiri? Mana si Sasa,” tanya Sesil dengan melambaikan tangannya.
“Ehhhh, kamu apaan Sil kaget aku, oh, Sasa lagi sakit. Ayo masuk!” jawab Fisha selesai memarkir ontelnya dan menarik tangan Sesil agar segera masuk kelas bersama.
“Kamu rencana mau kuliah ke mana Fish?” tanya Sesil dengan muka yang cengengesan sambil menggandeng tangan Fisha.
“Hmmm belum tau juga aku Sil, belum kepikiran aku, kalau Kamu?” keluh Fisha dengan wajah serius.
“Mungkin ke Malang, ikut aku aja yuk!” ucap Sesil sambil memasang wajah memelas membujuk Fisha.
“Lihat besok aja dech, aku bingung nie enaknya ke mana ya? Hmmm, udah tuh ada guru datang kita dengerin," jawab Fisha. Sesil pun mengiyakan dan mendengarkan guru dengan seksama, sedangkan Fisha sedikit melamun karena ucapan Sesil tadi.
Jadi pelajaran pun masuk sedikit-sedikit atau jelasnya masuk dari telinga kanan keluar telinga kiri (alias gak nyambung).
***
Pelajaran pun dimulai sedikit oleh guru, mereka pun belajar bersama, lalu guru pergi meninggalkan mereka dan mereka dikasih tugas, selanjutnya dikumpulkan ke kantor, karena guru lagi acara penataran, setelah itu mereka serius mengerjakan tugas, ada yang saling berdebat satu sama lain karena berbeda pendapat, gaduh seperti kompor meledak, saling contoh sana sini, kertas berterbangan kesana kemari, juga ada yang bernyanyi gak jelas.
Akhirnya ada derap langkah kaki datang, ternyata itu guru BP yang datang dengan seorang murid baru, cowok manis kulit bersih dan tampan tersenyum manis kepada semuanya, dia menoleh melihat Fisha yang menunduk terhadapnya.
Idih itu gitu amat gak mau lihat muka aku apa! yang manis tampan ini. batin Awan dengan tersenyum-senyum percaya diri sekali.
Guru bp pun berbicara kepada semuanya dengan tiba-tiba.
“Assalamualaikum Anak-Anak?” sapa guru bp pak Mahmud namanya.
“Wa'alaikumsalam Pak," jawab anak-anak dengan semangat dan sumringah.
“Ini ada murid baru, ayo kamu kenalkan namamu Nak!” ucap pak Mahmud menunjuk ke murid baru di samping pak Mahmud.
“Assalamu'alaikum Teman-Teman?” melambaikan tangannya. “Halo Perkenalkan namaku Awan, saya anak pindahan dari Lamongan, salam kenal ya teman-teman, minta dukungannya dan bimbingannya," jelasnya.
“Halo juga?” sapa anak-anak.
“Dia manis ya? Dia tampan ya? Dia cool ya?” ucap siswa-siswi berbisik kepada yang lainnya dan bertanya-tanya ke lainnya, ada juga yang menunjuknya.
Fisha yang mendengarnya pun jadi cuek dan risih, dia melirik dan bergumam dalam hati sambil menggedikkan bahunya.
Idih biasa aja, lama-lama GR dia kalau banyak yang memuji.
“Silahkan duduk Nak, di samping Ares,” ucap guru bp menunjuk ke bangku samping Ares yang kosong.
“Baik Pak, terimakasih,” jawab Awan sambil tersenyum.
“Yaudah Anak-Anak, Bapak permisi dulu, kalian lanjutkan tugasnya kalau sudah kumpulkan ke kantor dan setelahnya kalian boleh istirahat!” ucap pak Mahmud.
“Siap Pak, sudah selesai kok Pak,” jawab anak-anak.
“Yaudah dikumpulkan ke kantor oleh ketua kelasnya, siapa di sini ketua kelasnya?” tanya pak Mahmud.
“Farid Pak!” jawab Fisha. “Rid cepat dikumpul tugasnya!”
“Siap!” jawab Farid dengan menaruh tangan di dada tanda hormat.
“Eh, terus aku gimana Pak, kan baru,” tanya Awan.
“Ditinggal aja,” jawab lainnya sambil ketawa.
“Kamu bisa lihat dan tanya Fisha!” jawab pak Mahmud, “wassalamu'alaikum Anak-Anak?” lanjutnya.
“Wa'alaikumsalam Pak!” jawab mereka serentak.
***
Mereka pun menunggu Awan mengerjakan tugasnya, setelah itu tugas pun dikumpulkan oleh ketua kelas, setelahnya mereka pun bermain dan bergurau, dengan iseng Ares menerocos dengan Awan si anak baru.
“Hai Awan, kenapa kamu pindah sekolah ke sini?” sapa Ares dengan wajah serius menopang dagu di bangku.
“Gak papa, pengen aja soalnya keluargaku pindah ke Surabaya jadi biar gak jauh sekolahnya,” jawab Awan. “Eh Res itu siapa? Manis bener,” lanjutnya seraya menunjuk ke Fisha yang lagi bercanda tertawa seru bersama teman-temannya.
“Ehh mana? Oh itu Fisha dia itu anak pintar sekelas dan juara terus, kenapa? Kamu naksir? Jangan macem-macem! Banyak yang suka dia, tapi ditolak, apalagi Kamu!” ucap Ares sambil membentak dan memicingkan matanya memberondong pertanyaan.
“Terserahlah Aku hanya ingin berkenalan, kalau jodoh gak kemana? Iya kan? Hehe,” jawab Awan cengengesan dan bangkit berdiri menghampiri Fisha dan teman-temannya.
“Hai Teman-Teman, hai Fish? Kenalan dong?” sapa Awan sambil mengedipkan matanya.
“Ih apaan sih? Siapa sih dia ganjen banget. Emmm Awan kayaknya tadi namanya, kenapa namamu Awan kenapa gak Hujan atau Mendung, hahaha.” Fisha ketawa dan terkekeh.
“Ayo kita pergi ke kantin Sil,” sambil menarik tangan Sesil, “Awas minggir Ndung Mendung”.
“Aduh lucunya Dia, jadi gemes Aku Res,” ucap Awan menghampiri Ares. ”Ayo kita ke kantin Res!" lanjutnya.
“Ayo Aku ikut, Aku juga, Aku, Aku," jawab Ares dan teman-temannya seraya berjalan bareng.
***
Di luar kelas, Fisha berjalan sambil mengobrol dengan Sesil, tiba-tiba ada pengacau datang, ya dia Alby, dia adalah orang yang suka mengganggu fisha.
Gak tau apa kodratnya, dia suka sekali membuat Fisha sebel, sampai-sampai dia dijuluki Fisha tawon, karena memang nama Alby kan tawon, sesuai gambar yang di alfamart, Alby tawon kan? ups (hahaha)
Alby berlari dan pura-pura menabrak Fisha agar terjatuh, belum sempat Fisha jatuh dia ditangkap oleh ....
Kisah awal pun dimulai, yuuuk ikutin selanjutnya!
-----------
Note:
Mohon kritik, saran & komentarnya ya kakak-kakak, saya baru pemula yang masih jauh dari kata sempurna, makasih sudah baca cerita recehku asli dari dunia halluku.😁🙏🙏🙏
Ketik favorit, like, dan jika berkenan minta vote agar saya semangat nulisnya ya kakak-kakak.😍😘🤗
Terus dukung saya ya, tanpa kalian aku bukan apa-apa terimakasih😉
Belum sempat Fisha terjatuh dan ternyata yang menangkapnya adalah Awan, mereka pun saling memandang dengan lekat dan canggung, lalu Fisha berdiri dengan wajah merah menahan malu.
“Ihh apa-apaan kamu Tawon selalu bikin aku pusing, dengan suara dengungan kamu yang ngang ngung mencari mangsa madu, tuh cium bunga-bunga di taman dan cari madunya biar kenyang!” teriak Fisha sambil menunjuk bunga di taman dengan ngototnya.
”Untung aku gak jatuh dibantu mendung ini, kalau aku jatuh, aku akan bogem kamu!” Fisha berdiri dari dekapan Awan sambil memonyongkan bibirnya karena geram pengen memaki terus Alby.
“La ini Kumbang atau Tawon atau apalah nama kamu gak jelas, kenapa selalu ganggu sahabat aku!" ucap Sesil dengan berteriak. “Ini juga Mega Mendung, makasih ya udah bantuin temenku,” lanjutnya sambil menatap Awan.
“Hey siapa itu Tawon, Kumbang dan Mega Mendung? kalian konyol sekali mengganti nama orang seenaknya.” Alby bertanya sambil menarik tangan Sesil, namun Sesil dengan sigap menepis tangan Alby dan berlalu menjauhinya.
“Tawon itu kamu, kan Alby, kalau Mega Mendung itu Awan.” Fisha berteriak dengan bersedekap melipat kedua tanganya ke dada sambil menahan tawa.
“Hahaha iya itu kalian, jelek sekali nama kalian ups,” jawab Sesil dengan menutup mulutnya sambil terus ketawa.
“Eh eh kalian ya kurang ajar, dari pada nama kalian Fish kan ikan, pantes bau ikan Kamu!” ejek Alby sambil ketawa. “Sama Sal Sil siluman dari gua hantu,” lanjut Alby semakin keras ketawa sampai terpingkal-pingkal.
Awan pun heran dibuatnya dan berkata. “Hey kalian ini kenapa selalu berantem kayak tom and jery, awas ya nanti jatuh cinta salah satunya.”
“Eh eh tidak bisa!” bentak mereka bersamaan.
Sedangkan Alby melotot ke Awan dan berkata. “Apa-apaan, mereka orang yang aneh." Alby berkilah dan mencolek Awan. Awan hanya melirik dan tersenyum. “Hey kamu siapa kok aku gak kenal, murid baru ya?” lanjutnya Alby bertanya ke arah Awan.
“Iya murid baru kamu gak dengerin ya tadi aku menjelaskan di depan? mereka lucu ya gemesin,” ucap Awan sambil senyum-senyum sendiri.
“Gak aku gak dengerin, aku pas main game di belakang tadi,” jawabnya sambil ketawa, “Dan apa! ihh gemesin apanya, nyebelin begitu, aku jadi ingin ganggu mereka terus,” sambung Alby berteriak dan sambil berjalan melalui Awan.
*****
Bel pun berbunyi, mereka pun pulang karena ada acara guru jadi pulang cepat. Di luar sekolah Fisha dan Sesil mengambil sepeda ontelnya di parkiran.
“Sil, ayo main ke rumahku mumpung masih jam segini!" ujar Fisha dengan mata yang memohon kepada Sesil.
"Oke ayo!” sambil menaiki sepedanya dengan tertawa, kemudian Sesil mengayuh sepedanya dengan pelan.
Mereka emang terbiasa naik ontel karena sekolahnya pun deket perumahan dan gak di jalan raya, mereka sudah terbiasa hidup sederhana dan tak mengeluh. Hingga tiba di jalan sepeda motor menghampiri mereka dengan pelan dan mengklakson dengan kencang.
Tit, tit, tit ...! Siapa lagi kalau bukan Awan, dengan kacamata hitam yang menyilaukan dan rambut sedikit panjang juga klimis.
“Waduh kurang ajar kamu bikin aku jantungan,” ucap Fisha sambil membentak dan melotot ke Awan.
“Hello hello, sorry dech bikin kaget,” sapa Awan dengan suara sexy. “Mau pulang?” lanjutnya.
Tapi tidak direspon oleh Fisha, tapi Sesil pun berkata dengan nada ketusnya. “Ya iyalah pulang masak ke mall, udah tau nanya!”
Awan pun tersenyum dan berkata. “Kalian cuek amat sih, benci amat sama aku,” sambil mengedipkan matanya dengan sok cool. “Awas ya suatu saat kalian pasti membutuhkanku,” lanjutnya dengan percaya diri dan berlalu meninggalkan mereka.
“Hih percaya diri amat dia, turun dari mana sih dia Fish,” tanya Sesil.
"Turun dari gundukan angin ****** beliung makanya begitu," Fisha terkekeh, mereka pun tertawa. “Eh, tapi jangan terlalu ilfeel sama dia ntar benci jadi cinta, ihh serem Sil,” lanjutnya.
“Ihhh naudzubillah Fish.” Sesil pun terkekeh.
Di jalan Alby pun di belakang Fisha dan Sesil, dia tersenyum dan bergumam dalam hati.
Eh ada sasaran empuk, asik nie aku kerjain ahh biar kapok.
“Hai Ikan, hai Siluman, lelet amat sih, bukannya siluman biasanya cepet ya tinggal mengedipkan mata ngilang, nyampek dech!” ejek Alby dengan ketawa. “Widih Kalau Ikan ya jelas lemot kan ini Di darat jadi pasti tergeletak terdampar dan tak bernafas!” lanjutnya sambil ketawa terbahak-bahak dan mengendai motor dengan kencang.
Fisha dan Sesil geram dan mengamuk dengan berteriak, “Kurang ajar kamu Tawon, Kumbang, Kampret, Kutu Kupret!” maki mereka dengan keras, tapi yang dimaki udah berlalu jauh tidak dengar.
“Awas ya dia besok, huh,” desah Fisha.
***
Mereka pun sampai di rumah Fisha, mereka pun mengucapkan salam dan dijawab oleh ibu Fisha, ibu pun menyuruh mereka berbasuh, makan bersama dan nonton tv, setelah itu dilihat jamnya sudah waktu pukul 11.40, waktunya sholat dhuhur 10 menit yang lalu sudah adzan. Mereka pun sholat berjama'ah bersama, biasanya mereka pulang pukul 13.00, tapi karena guru rapat tadi jadi pulang lebih cepat.
selanjutnya sebelum Sesil pamit pulang, dia mengajak Fisha menjenguk Sasa yang sakit itu, mereka bertiga sudah akrab banget seperti saudara, Sasa, Sesil, Fisha kayak perangko. Kebetulan rumah mereka berdampingan jadi gak perlu waktu lama, mereka langsung sampai dan mengetuk pintu.
“Assalamu'alaikum Sasa,” ucap mereka bersamaan.
“Wa'alaikumsalam masuk,” jawab ibu Sasa.
“Sasa di rumah Tante?" mereka bertanya dan mencium tangan ibu Sasa.
“Iya Nak, ayo masuk!” jawab Ibu Sasa sambil menyuruh dan menggiring mereka masuk ke kamar.
“Masuk aja Nak!” lanjutnya, Mereka pun mengangguk dan masuk dengan tersenyum.
“Hai Sa gimana kabarnya?” tanya mereka bersamaan.
“Cepat masuk ya kita kangen, sepi kalau tanpa kamu,” ucap Fisha.
"Iya Sa sepi banget kurang seru." Sesil menimpali dengan tersenyum lebar sambil memicingkan matanya menggoda sahabatnya Sasa.
“Iya besok aku masuk, tenang saja, dan yang mengganggu kalian akan aku patahkan leher Mereka,” jawab Sasa sambil memberikan gerakan menyayat leher.
Fisha dan sesil pun bergidik ngeri dan mengangkat kedua bahunya sampai berguncang karena tertawa.
“Waduh serem amat sih Sa,” kata Fisha.
“Iya nie Sa kamu bagaikan body guard kita tau gak?” sambung Sesil, dan mereka pun terkekeh.
“Sa kita pulang dulu ya?" ucap Sesil dan Fisha bersamaan, cepat sembuh ya!
“Iya hati-hati ya dan makasih sudah dijenguk," ucap Sasa
Mereka pun tersenyum melambaikan tangan dan mengucapkan salam bersamaan.
“Assalamu'alaikum.”
“Wa'alaikumsalam,“ jawab Sasa.
Akhirnya mereka pun pamit pulang dan bersalaman dengan ibu Sasa.
“Bu, kita pamit dulu ya assalamu'alaikum,“ pamit mereka. Dan diiyakan oleh ibu Sasa.
“Wa'alaikumsalam Nak, hati-hati di jalan Nak Sesil, jangan ngebut! Oke! Untuk Nak Fisha gak hati-hati ya, samping rumah aja,” lanjut ibu Sasa sambil ketawa.
“Eh, Ibu bisa aja ya.” Fisha pun manyun lalu tertawa.
***
Ya begitulah persahabatan mereka penuh dengan pelangi, Fisha orangnya cuek, dan bawel, Sesil bawelnya heboh, Sasa orangnya galak, tegas, apalagi kalau sahabatnya tersakiti. Mereka melalui persahabatan sejak menginjak SMA, hari-hari penuh warna pun dimulai, dan mereka pun melalui bersama-sama, apapun rintangannya.
-----------
Note:
ketik favorit, like, dan jika berkenan minta vote agar saya semangat nulisnya ya kakak-kakak.😍😘🤗
Terus dukung saya ya, maaf masih jauh dari kata sempurna🙏, makasih sudah baca cerita recehku asli dari dunia halluku😁🙏
tanpa kalian aku bukan apa-apa terimakasih😉.
Malam pun tiba, di rumah gadis manis sibuk berkutat menunaikan sholat maghrib dan mengaji Al-qur'an beberapa menit dengan suara yang merdu. Setelah itu dia menyiapkan makan malam bersama ibu dan adiknya, ya dia Fisha, dia selalu rajin dalam segala hal, setelah usai makan dia pun menonton tv sambil memainkan hp-nya, dia hari ini sungguh malas belajar, karena memang gak ada PR jadi malas.
Mereka pun chattingan di grup khusus sahabat yang isinya hanya 3 manusia, antara lain siapa lagi kalau bukan Fisha, Sesil dan Sasa. Isi pesan:
Fisha : Halo prend prendku lagi apa?
Sesil : @Fisha Lagi belajar!
Sasa : @Sesil Iya belajar ngrumpi ya? Kalau aku mah lagi novi aja.
Fisha : Hey, hey btw ayo besok ngerjain si tawon sama mega mendung yuuk man teman!
Sasa : @Fisha Eh siapa dia kok gak tau aku.
Fisha : @Sasa Oh itu lupa aku gak ngasih tau, kamu kan kemarin gak masuk! Itu mega mendung dia anak baru, songong banget dia, kalau tawon tau kan kamu Sa?
Sasa : @Fisha Tau dong Alby nyebelin itu anaknya, selain tawon julukannya dia juga persis tukang cendol dawet juga mulutnya pedas haha, pengen tak kupas mulutnya, gemes aku.
Sesil : @Fisha Iya besok Sesil ngerjain dia biar kapok, pokok sedikit balas dendam deh haha.
Sasa : Ide kamu apa Sil, ya Sha kamu tahu gak? Aku kok gak tau sendiri sih?
Fisha : @Sasa Gak tau juga aku, dia simpan sendiri idenya.
Sesil : Hahaha, besok juga tau sendiri kalian sayang-sayangku.
Fisha : Oh yaudah deh dilihat besok, apakah brilliant haha, biar kapok si tawon sama si blagu mega mendung itu.
Sasa : @Sesil Tentu, hey, hey ayo tidur besok biar gak kesiangan dan telat sekolah man teman!
Fisha : Oke ayuk tapi sholat isya' dulu aku belum nie.
Sesil : Aku udah dong sholatnya, rajin kan? Sesil gitu lho.
Sasa : Iya Sasa juga belum nie.
Fisha : @Sesil Idih kebetulan rajinnya ya gak Sa.
Sasa : @Fisha Iya haha, udah udah ayo, nice!
Sesil : Nice, bye bye sayang-sayangku.
*****
Fisha akhirnya menyudahi chat grupnya, setelah itu sholat isya' lalu ke kasur dan masuk ke alam mimpi dengan sangat nyenyak.
Tak lama fajar menyingsing, terdengar suara alarm tanda bangun sholat shubuh dengan kencang, Fisha pun bangun dan menyelesaikan sholatnya, setelah itu beres-beres dari bantu Ibu memasak, cuci piring, nyapu dan semuanya dijalaninya dengan semangat dan tersenyum, begitulah kehidupannya selalu. Dia menikmatinya seperti pelangi baginya, proses yang indah dan syahdu menurutnya.
Setelah itu dia mandi, siap-siap ke sekolah dan bersolek sedikit dan natural, meskipun begitu dia tetap manis dan cantik apa adanya, dia pun berpamitan dengan ibunya dengan mengucapkan salam, Ibu pun mencium keningnya.
Sepeda ontelnya pun siap dikayuh, tapi dia menunggu Sasa dulu di luar sambil bernyanyi.
“Ho ... ho ... senada cinta bersemi diantara kita, menyandang anggunnya peranan jiwa asmara, terlanjur untuk terhenti dida ....”
(Rosa-sakura)
Belum selesai melanjutkan nyanyinnya Fisha dikagetkan oleh Sasa. Dan alhasil dia pun ketawa dengan memonyongkan bibirnya sambil senyum-senyum sendiri.
“Hey ayo! Kamu kenapa Fish? Jatuh cinta?” tanya Sasa.
“Enak aja, ayo berangkat! Aku udah gak sabar ngerjain mereka,” ucap Fisha sambil mengatupkan kedua tangannya dan menggosoknya dengan pelan sambil tersenyum licik, Sasa pun ketawa.
Mereka mengayuh ontelnya dan beberapa menit kemudian, sampailah di sekolah dan memarkir ontelnya, mereka berjalan dan berpapasan dengan Alby dan Awan yang sudah kumpul di depan kelas, mereka pun tersenyum kecut pada dua cowok yang dikata nyebelin itu. Mereka pun melirik pun tidak dan cuek langsung masuk kelas, tapi dihalangi oleh Alby.
“Apa! Kenapa kamu tawon? Minggir!” teriak Fisha sambil mendorong dada Alby, dia pun ketawa karena merasa didorong tapi bergeser pun tidak karena tubuh kekar Alby. Awan pun mengamati wajah Fisha dengan tak berkedip dan terpana, lalu dia tersenyum.
Uhhh dia natural, manis bener sih, dari awal udah jatuh cinta aku, tapi jutek amat dia, tapi gemesin banget dia. Batin Awan.
“Hey, kenapa kamu kayak orang gila,” tanya Sasa sambil menyipitkan matanya karena heran kepada Awan.
“Ehh bukan apa-apa, siapa kamu?” tanya Awan sambil mengulurkan tangannya mengajak kenalan.
Belum sempet Sasa mengulurkan tangan, langsung ditarik Fisha. “Ayo Sa, kita pergi jangan ngurusin 2 anak ini, anak stres mereka,” sambil menggenggam tangan Sasa lalu Fisha mengedipkan matanya dan pergi.
“Eh, eh, By lihat manis banget kan tadi, apa dia suka sama aku kok matanya kedip-kedip gitu, aku terpukau,” sambil memegang dadanya Awan bernyanyi.
Aku tersesat menuju hatimu ...
Beri aku ... jalan yang indah ...
Izinkanku memeluk hatimu ...
Tuk sejenak lelah dibahumu ...
Dapatkah selamanya kita bersama ...
Menyatukan perasaan ...
Kau dan aku ...
Semoga cinta kita kekal abadi ...
Sesampainya akhir nanti selamanya ....
(Astrid-tentang rasa)
“Apaan kamu, udah gila ya?” Alby memicingkan matanya dan ketawa. “Ayo, ayo, gila kamu, banyak yang ditolak sama si Fisha itu, sok kecakepan dia, kamu apalagi haha,” lanjutnya.
“Kurang ajar! Aku akan berusaha barangkali aku beruntung,” ucap Awan sambil berlalu pergi.
*******
Mereka pun masuk, Sesil udah di dalam sambil menahan tawa, dia sengaja berangkat pagi banget untuk melancarkan aksi balas dendamnya.
“Hey, kok cepet banget sih kamu, terus kenapa kamu ketawa, ngetawain kita ya.” Fisha mengotot sebal gara-gara kejadian tadi dan mengepalkan tangannya.
“Iya berangkat jam berapa kamu?” tanya Sasa dengan menggaruk puncak hijabnya yang tidak gatal.
“Tadi pagi banget, udah ah, kalian pasti suka lihat pertunjukan selanjutnya.” Sesil tertawa sambil menutup mulut dengan tangannya, membuat Alby dan Awan yang masuk dan melihatnya heran karena sedikit mendengarnya.
Pelajaran pun dimulai, mereka mendengar dengan seksama, 2 jam pun berlalu, waktunya istirahat, mereka pun berdiri dan menuju kantin, tapi semuanya dikejutkan oleh Awan dan Alby yang pantat celananya nempel di kursi susah dicabut.
“Eh kenapa ini?” ucap Alby, dilihatnya ternyata permen karet menempel di celana, dia pun geram.
“Eh aku juga gak bisa berdiri, kurang ajar! Kayaknya kita dikerjain.” Awan berceloteh sambil emosi diubun-ubun.
Fisha, Sesil, Sasa udah pergi ke kantin dari tadi, mereka ketawa di sana.
*****
Flashback On.
Sesil pagi-pagi sekali berangkat pamit dengan ibunya, di jalan dengan mengayuh sepeda dia makan permen karet sambil ketawa dan bersenandung, iya dia berangkat pagi untuk melancarkan aksinya, sampai sekolah dia memarkir sepedanya lalu berlari ke kelas takut keduluan orang, dia pun mengambil permen karet di mulutnya lalu menaruh di kursi Alby dan Awan sambil ketawa, setelah itu dia pura-pura ke toilet agar tidak dicurigai orang, Murid-murid pun masuk satu persatu dan selesai.
Flashback Off.
Mereka pun di kantin sambil berceloteh.
“Eh apa yang kamu lakukan Sil kepada mereka?” tanya Fisha sambil menyeruput es dogernya.
“Iya kok bahagia bener kamu?” tanya Sasa sambil menyendok baksonya.
“Haha aku kasih permen karet di kursi mereka, gak tau apa setelah ini bisa bangkit mereka.” Sesil ketawa sampai berguncang bahunya.
“Ehh gila keren abis,” jawab Fisha dan Sasa kompak dengan ketawa.
“Apa yang terjadi ya di dalam?” Sesil ketawa dan penasaran. Hingga akhirnya mereka pun penasaran dan mengendap-endap ke kelas untuk mengintip. Lalu?
---------------
Note:
Tolong dukung terus saya ya kak, penulis receh pemula yang jauh dari kata sempurna, semoga kalian menikmatinnya.🙏😍
Ketik Favorit, Like, dan vote untuk menyemangatiku agar lancar menulisnnya,, komen kritik dan saran😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!