NovelToon NovelToon

MAFIA CILIK PENCURI HATI

1. DI PAKSA MENIKAH

Nyanyian semilir angin ditambah merdunya kicauan burung, menambah indah nya suasana di pagi nan indah ini. Meski sudah terlalu siang untuk bangun pagi, namun Hera masih enggan untuk bangun dan memulai rutinitas nya. Hingga suara sang ayah memaksanya untuk membuka mata dan turun dari ranjang sederhana nya.

"Buka pintunya, Hera!" Perintah sang ayah yang tak boleh dibantah.

Hera bergegas bangun dan berlari ke arah pintu. Jangan sampai dia membuat ayah nya marah lagi. Begitu pintu kamarnya terbuka, Hera heran melihat ramainya orang yang berdiri di depan kamarnya.

"Ayah, ada apa?"

"Cepat bersiap, hari ini kamu akan menikah."

Bagai di sambar petir di siang bolong, Hera mematung mendengar penuturan sang ayah. Menikah? Dia? Kenapa?

"Apa? Ayah...." Otak cerdas Hera masih belum bisa mencerna situasi yang terjadi saat ini. Apa maksudnya ini?

"Sudah. Jangan banyak bertanya. Cepat masuk dan bersiap! Tuan Tama akan datang dua jam lagi."

"Tapi ayah..."

Hera ingin membantah, kali ini saja. Bukankah selama ini dia selalu patuh pada perintah sang ayah? Tapi tiba-tiba tangan nya di tahan oleh dua orang, yang membuatnya jadi kesulitan bergerak.

"Lakukan dengan cepat!"

Perintah sang ayah pada orang-orang yang merupakan MUA ternama di kota Bandung.

"Baik Tuan."

Mereka pun lantas menyeret Hera masuk dan mulai merias gadis belia tersebut secantik mungkin. Tak susah bagi mereka membuat Hera terlihat cantik. Karena pada dasarnya Hera memang sudah cantik.

Meskipun hanya memakai kebaya putih biasa, tak lantas mengurangi kecantikan alami dari seorang Hera Syna Azkadinata.

"Ayah, aku tidak mau menikah."

Sambil berurai air mata, Hera memohon pada ayah nya untuk membatalkan pernikahan yang sebentar lagi akan di langsungkan.

"Tidak bisa, kamu harus menikah."Seperti nya keputusan ayah nya sudah tak dapat di ubah lagi.

Semakin deras lah air mata yang berjatuhan dari kedua mata indah Hera. Baru kemarin dia berbahagia karena baru saja lulus dari SMA dengan nilai tertinggi. Tapi pagi ini dia sudah harus menikah dengan orang yang tidak di kenal nya sama sekali, apalagi dia cintai.

"Berhenti menangis! Kita harus segera turun, Tuan Tama sudah menunggu."

Tuan Rendra tak peduli sama sekali dengan kesedihan Hera, putrinya sendiri. Sambil tersenyum dia melenggang turun menemui orang yang akan memberinya uang yang sangat banyak. Yang dia pikirkan hanya lah keuntungan yang akan di dapatnya dengan adanya pernikahan ini.

Benar. Tuan Rendra memang sengaja menjual putrinya untuk mendapatkan keuntungan berlimpah melalui kerja sama bisnis.

Sebelum turun, make up Hera harus di touch up kembali untuk yang ketiga kalinya karena Hera yang terus menangis sejak tadi.

"Tolong berhenti lah menangis nona. Jika Tuan Rendra tidak puas dengan hasil kerja kami, kami pun juga akan dalam masalah." Ujar sang MUA merasa putus asa melihat air mata Hera yang tak kunjung berhenti.

"Maaf."

Hera berusaha sekuat tenaga menahan laju air matanya agar bisa berhenti. Dia tak ingin orang lain dalam masalah karena dirinya.

Setelah riasan Hera selesai di perbaiki, Hera pun turun berdampingan dengan seorang pelayan yang di tugaskan Tuan Rendra.

Melihat kedatangan Hera, Tuan Tama hanya melirik sekilas. Tak ada ekspresi apapun di wajah tampan nya.

"Mulai sekarang!" Perintah nya begitu Hera duduk di sampingnya.

Beberapa saat kemudian,

"SAH."

2. SAH

"SAH."

Sambil menunduk, air mata Hera kembali jatuh. Tapi langsung di hapus karena takut dimarahi oleh ayah nya. Seketika Hera merasa dunia nya benar-benar telah hancur.

Kini dia hanya bisa pasrah. Apapun yang akan terjadi nanti, maka terjadilah. Biarlah dia mengikuti kemana arus kehidupan akan membawanya.

Hera masih sibuk dengan lamunan nya saat Tuan Tama menyerahkan buku nikah untuk di tandatangani. Melihat Hera yang tak kunjung menandatangani buku pernikahan nya, membuat Tuan Tama menjadi kesal.

"Tanda tangan! Aku tidak punya banyak waktu untuk semua ini." Ucapnya sambil berbisik menahan geram.

Hera segera menandatangani buku nikah nya dan Tuan Tama dengan segera. Meskipun hanya sebuah bisikan, nyatanya Hera tetap ketakutan mendengar suara merdu pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.

Setelah semua rangkaian acara akad nikah selesai, Hera langsung di bawa oleh rombongan suami nya menuju bandara. Apakah Hera duduk berdampingan dengan suaminya? Oh, tentu saja, TIDAK. Jangan berharap lebih. Mereka bahkan tidak berada di dalam satu mobil yang sama.

Selama di perjalanan, Hera hanya diam sambil menatap ke arah luar. Mulai sekarang dia harus mengubur segala impian nya. Semua yang telah di rencanakan nya selama bertahun-tahun, terpaksa harus dikubur nya dalam-dalam.

Hera bercita-cita menjadi seorang designer ternama. Pasti akan menyenangkan bisa mendesign pakaian untuk suami dan anak-anak nya kelak. Tapi semua nya kini tinggal angan-angan belaka. Tak akan pernah bisa dia wujudkan lagi. Mengingat hal itu, air matanya kembali jatuh membasahi pipi mulusnya.

Sebenarnya Defan merasa kasihan melihat raut kesedihan di wajah istri atasan nya ini. Sangat di sayangkan nasib gadis itu tak seindah paras nya. Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu nya.

Setibanya di bandara, Hera langsung di bawa masuk ke sebuah pesawat pribadi yang sangat mewah. interior nya sangat menakjubkan. Tapi hal itu tak mampu membuat Hera keluar dari kesedihannya.

Pesawat mengudara beberapa jam, dan mendarat di suatu tempat yang sepi, tak ada keramaian seperti di bandara-bandara pada umumnya. Bahkan hanya ada satu pesawat saja yang parkir di sana, yaitu pesawat yang baru saja di tumpangi nya tadi. Dan juga ada sebuah helikopter, yang entah milik siapa.

"Kenapa sepi sekali bandara ini?" Gumamnya sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Silahkan masuk Nyonya."

Defan mempersilahkan istri atasan nya masuk ke dalam mobil yang sudah di persiapkan untuk membawa Hera ke kediaman Tuan Tama berada.

"Terima kasih."

Hera tak membantah, dia hanya mengikuti perintah yang di berikan padanya. Tapi semenjak tadi dia tak melihat suaminya, bahkan Tuan Tama tak ikut naik pesawat bersama nya.

"Maaf tuan, kalau boleh tau dimana Tuan Tama? Dari tadi saya tidak melihat nya." Tanya Hera takut-takut.

"Tuan sedang ada urusan saat ini Nyonya."

Hanya jawaban itu saja yang bisa Defan berikan.

"Oh begitu. Terima kasih."

Hera tak ingin terlalu ikut campur. Lagi pula mereka tak saling mengenal, meskipun sekarang status mereka adalah suami istri.

Mobil mewah yang di tumpangi Hera pun melaju meninggalkan bandara. Entah kemana lagi dia akan di bawa kali ini. Sudahlah ikuti saja. Memangnya apa lagi yang bisa Hera lakukan sekarang?

Setelah berkendara lebih kurang satu setengah jam, mobil yang di tumpangi Hera berhenti di sebuah rumah yang sangat megah.

"Apakah ini sebuah istana?" Gumamnya pelan sambil berjalan mengikuti sang sopir yang mengantar nya tadi.

"Selamat datang Nyonya. Saya Laksmi, Kepala pelayan di sini." Ujarnya memperkenalkan diri, dan di jawab anggukan kepala sambil tersenyum ramah oleh Hera.

"Mari, saya akan mengantar Anda ke kamar."

"Silahkan Nyonya, ini adalah kamar anda. Silahkan beristirahat, pasti Anda lelah setelah menempuh perjalanan jauh." Ujar Bu Laksmi begitu sampai di kamar yang sudah di persiapkan untuk Hera.

"Terima kasih banyak, Bu." ucap Hera sopan. Bu Laksmi hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nyonya sudah sampai di kamar nya ,Tuan." Ucapnya kepada seseorang di seberang sana.

Hera memutuskan untuk mandi karena badan nya sudah sangat lengket. Rasanya sangat tidak nyaman bepergian dengan menggunakan kebaya. Ya, benar. Hera masih mengenakan kebaya akad nikah nya tadi. Kenapa tidak di ganti dulu? Karena Tuan Tama tidak memberi nya waktu untuk itu.

Lagi. Hera kembali menumpahkan kesedihan nya di bawah guyuran dingin nya air shower. Tak ada yang terucap dari bibirnya. Hanya air mata saja yang menunjukkan betapa hancur hatinya saat ini.

Hera baru keluar dari kamar mandi setelah berjam-jam menangis di bawah shower. Dia baru ingat tak membawa satu pun pakaiannya ke sini.

"Bagaimana ini?" Aku tidak mungkin tidur pakai handuk begini." Ujar nya kebingungan.

Hera mencoba membuka lemari yang ada di kamarnya, dan ternyata sudah ada beberapa pakaian di sana. Karena sudah merasa kedinginan, Hera pun memutuskan untuk memakai pakaian yang ada di sana. Tak apa. Nanti dia akan minta izin pada yang punya, begitu pikir nya.

Sekitar jam 10 malam, Tuan Tama sampai di kediaman nya, di ikuti Defan sebagai asisten pribadi nya.

"Panggil dia kemari!" Perintahnya sambil duduk setibanya di ruang kerjanya.

"Baik Tuan."

Defan langsung keluar menuju kamar Hera yang berada di lantai dua, sedang kan kamar dan ruang kerja Tuan Tama ada di lantai tiga.

"Maaf Nyonya, Tuan ingin bertemu anda di ruang kerjanya." Ucap Defan setelah Hera membuka pintu kamarnya.

"Baiklah."

Hera pun mengikuti Defan. Karena dia tidak tau sama sekali dimana letak ruang kerja suaminya itu.

"Duduk." Perintah nya begitu Hera sampai di hadapannya.

"Tanda tangan!"

"Apa ini?"

"Baca dan tanda tangan!"

" PERJANJIAN KERJA"

Setelah membaca keseluruhan isi surat perjanjian tersebut, Hera jadi mengerti. Di sana dia adalah sebagai seorang pengasuh untuk anak nya Tuan Tama yang berusia lima tahun. Lalu kenapa Tuan Tama harus menikahinya?

"Jika kau tidak setuju, silahkan pergi dari sini sekarang juga."

Hera tak punya pilihan lain selain menandatangani surat perjanjian tersebut. Tidak mungkin dia pergi dari sana. Sedangkan dia saja tidak tau sekarang sedang berada di daerah mana.

"Ternyata kau benar-benar penurut, seperti kata ayahmu." kata Tuan Tama melihat Hera menandatangani surat perjanjian yang di buatnya.

"Kau boleh pergi. Besok kau sudah mulai bekerja."

"Baik."

"Kau menyukainya?" Tanya Tuan Tama. Karena melihat sang asisten yang terus menatap Hera yang berjalan menjauh keluar dari ruang kerjanya.

"Tidak Tuan."

"Lalu kenapa kau terus menatap nya?"

"Maaf Tuan."

Hanya itu yang bisa Defan ucapkan. Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia kasihan pada istri bos nya sendiri.

3. TUAN MUDA

Semalaman Hera tak bisa tidur. Dia masih ingat dengan jelas yang di katakan Tuan Tama padanya. Semalam Hera kembali lagi menemui Tuan Tama di ruang kerjanya. Untuk menanyakan alasan kenapa mereka harus menikah jika nyatanya dia hanya di jadikan pengasuh.

"Kau pikir aku menikahi mu untuk menjadi istri? Jangan berharap terlalu banyak."

"Lalu kenapa harus ada pernikahan?"

"Itu cara ayah mu mengelabui hukum karena telah menjual mu pada ku."

"Menjual?"

Hera tak mampu menahan air matanya mengingat kata-kata menyakitkan itu. Apa benar ayah nya telah menjual nya kepada Tuan Tama? Tega sekali. Rasanya benar-benar sakit mengetahui hal itu.

Tepat pukul 06.00 WIB, Hera telah berada di kamar putra Tuan Tama. Bagaimana pun dia telah menandatangani surat perjanjian kerja yang di buat Tuan Tama. Jadi mau tak mau dia harus melaksanakan kewajiban nya.

Sebenarnya Hera tak ada masalah dengan pekerjaan nya, karena pada dasarnya dia memang sangat menyukai anak-anak.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Hera membangunkan Deon, putra semata wayang Tuan Tama.

"Tuan muda, ayo bangun!"

Hera membangunkan bos kecil nya itu selayaknya seorang ibu yang tengah membangunkan anak nya sendiri. Entah Hera sadar atau tidak.

"Tuan muda." Ulang nya karena Deon tak kunjung bangun.

Setelah beberapa saat akhirnya Deon pun membuka matanya.

"Kau siapa?" Tanya nya dengan suara serak, khas orang bangun tidur.

"Saya pelayan baru anda, Tuan muda." Jawab Hera tanpa mengurangi rasa hormat nya. Bagaimana pun Deon adalah atasannya.

"Kau pelayan pilihan Daddy?"

"Benar."

"Hhmm."

Deon hanya menggumam tanda mengerti. Matanya masih sangat mengantuk.

"Aku masih ingin tidur. Kembalilah 30 menit lagi!" Perintah nya.

"Tapi anda sudah di tunggu di ruang makan Tuan." Hera memberitahu.

Deon menghela nafas malas mendengarnya.

"Mandikan aku!"

"Baik."

Tak ada salahnya kan memandikan atasannya ini? Kan Deon masih berusia lima tahun.

Setelah memandikan Deon, Hera mendandani atasannya ini dengan gagah. Hera benar-benar sangat terampil. Lihatlah sekarang! Deon jadi kelihatan lebih tampan dari biasanya. Bahkan ketampanan nya mampu mengalahkan ketampanan ayah nya sendiri, yaitu Tuan Tama.

Deon turun di ikuti Hera di belakangnya. Saat sampai di meja makan, ternyata Tuan Tama sudah menunggunya. Mereka pun sarapan dalam diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Tak berapa lama Tuan Tama pun menyudahi sarapannya. Tapi dia tetap di sana menunggu putra nya menghabiskan sarapan nya.

Sebenarnya hubungan mereka tidaklah dekat. Deon Ezra Dharmendra adalah anak yang lahir dari sebuah kesalahan. Tapi Tuan Tama tetap menerima kehadiran Deon, karena tes DNA yang di lakukan nya dengan Deon hasilnya positif. Itu artinya Deon memang anak kandungnya.

Deon tumbuh dengan didikan keras dari Tuan Tama. Jika anak seusianya sibuk bermain, Deon malah sibuk berlatih. Pada usia nya yang kini menginjak lima tahun, Deon sudah bisa menembak, memanah, dan menguasai beberapa ilmu bela diri. Dia juga sudah bisa membaca dan menghitung dengan sangat baik.

Mungkin kelihatannya Deon adalah seorang anak kecil biasa, tapi tak ada yang tau rahasia besar yang di sembunyikan nya di balik tampang polos anak-anak nya itu.

"Mulai sekarang semua keperluan mu akan di urus oleh pelayan baru mu." Ujar Tuan Tama.

"Aku tau." Jawab Deon singkat.

Setelah Deon menghabiskan sarapan nya, Tuan Tama baru berangkat kerja. Dan Deon akan di sibukkan dengan beberapa latihan seperti biasa.

Pagi ini Deon ada latihan Pencak Silat dengan guru yang di datangkan khusus oleh Tuan Tama. Saat Hera mengganti kan pakaian nya, Deon melihat mata Hera yang bengkak karena kebanyakan menangis.

"Apa dia memaksamu untuk menjadi pelayan ku?"

"Tidak Tuan muda." jawab Hera mengerti maksud tuan mudanya.

"Lalu kenapa kau menangis?"

"Saya hanya belum terbiasa disini." Jawab Hera mencari alasan.

"Kau tidak suka menjadi pelayan ku?"

"Saya menyukai nya."

"Baguslah. Bisa ambilkan tablet ku?"

Hera pun mengambil tablet yang berada tak jauh darinya, dan menyerahkan nya pada Deon.

"Ini tuan muda."

Setelah menerima tablet tersebut, Deon mengetik sesuatu di sana. Kemudian menyerahkan nya kembali pada Hera untuk di simpan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!