NovelToon NovelToon

Cinta Yang Dipaksakan

Eps 1. Mafia Gila

"A–apa yang terjadi disini?! Maa, paaaa!" Terdengar suara histeris seorang wanita dari ruang keluarga rumahnya, dia adalah Victoria, seorang gadis cantik berusia 21 tahun yang baru saja menyelesaikan S1 nya.

Victoria yang baru saja pulang dari perayaan kelulusannya bersama teman-temannya, dibuat kaget saat melihat ruang keluarganya sudah dipenuhi dengan bercak darah di setiap dinding dan juga lantai.

Dengan tubuh yang sudah bergetar hebat, dan pandangan yang mulai kabur karena tak kuat melihat semua darah itu, Victoria berusaha mencari keberadaan kedua orang tuanya.

Selang beberapa menit dia mencari, akhirnya dia berhasil menemukan kedua orang tuanya. Tubuh Victoria semakin gemetaran, matanya tak kuasa untuk melihat hal mengerikan yang ada di depan matanya saat ini.

Dia melihat kedua orang tuanya sudah terbaring tak berdaya di lantai depan pintu kamarnya yang memang berada di lantai satu, atau tepatnya berada tepat disamping ruang keluarga.

Victoria pun langsung berlari dan menghampiri satu persatu tubuh orang tuanya. Victoria menggoyangkan tubuh mama dan papanya berharap bahwa mereka masih hidup, tapi nyatanya kedua orang tua Victoria telah meninggal akibat luka tusuk yang banyak.

Victoria benar-benar bingung, kaget, takut, sedih, sekaligus tak percaya dengan situasi mengerikan yang dia lihat dengan matanya sendiri saat ini.

Victoria terus menangis dan juga berteriak histeris. Dia terus berteriak siapa pelakunya? Siapa yang telah tega membunuh orang tuanya?

Di tengah tangisan Victoria, tiba-tiba saja terdengar suara tawa kecil dari dalam kamar Victoria. Perlahan pintu kamar Victoria itupun terbuka, lalu terlihat seorang pria dengan baju hitam dan juga badan gagahnya menghampiri Victoria sembari tertawa senang.

"Kupikir aku telah membunuh seluruh orang di rumah ini, ternyata dua orang yang tergeletak di sana memiliki seorang putri secantik dirimu," ucap Pria itu diiringi dengan tawa kejinya.

"Kau punya dua pilihan. Menikahlah denganku, atau kau harus menyusul kedua orang tuamu!" lanjut Pria itu sembari berjongkok disamping Victoria yang tengah duduk menangis disamping jenazah orang tuanya.

Mendengar itu akhirnya semua kebingungan Victoria terjawab, orang yang keluar dari kamarnya itulah yang telah membunuh kedua orang tuanya.

Dengan sigap Victoria langsung pergi berlari ke dapur dan mengambil sebuah pisau. Setelah itu dia menuju kembali ke tempat pembunuh orang tuanya itu berada, lalu mencoba menusukkan pisau yang dia pegang ke tubuh orang itu.

Namun dengan mudahnya orang itu dapat menangkis serangan Victoria. Pisau yang ada di tangan Victoria pun terlempar cukup jauh.

Victoria kembali mencoba untuk mengambil pisau itu, tapi saat dia ingin mengambil pisau itu ada seseorang yang menginjak pisau tersebut.

Victoria pun sadar kalau ternyata pembunuhnya bukan cuman satu orang, tapi sekelompok orang.

"Kurang ajar! Apa mau mu hah?! Mengapa kau membunuh orang tuaku??!!!" teriak Victoria dengan marah sembari terus menangis.

Victoria bener-benar tidak habis pikir dengan orang itu yang telah tega membunuh orang tuanya, lalu sekarang dia meminta Victoria untuk menikah dengannya? Sungguh orang yang gila.

"Alasan aku membunuh mereka? Kurasa tidak ada, aku hanya sembarang memilih rumah kemudian memasuki rumah itu dan membunuh siapapun yang ada di dalamnya," balas orang tersebut dengan santai.

Perkataan orang itu membuat Victoria semakin marah, dia pun mencoba untuk memukul orang tersebut, namun rekannya yang lain malah menangkap tubuh Victoria, dan kemudian memegang dirinya dengan erat.

"Aku hanya akan mengatakan ini sekali lagi, menikahlah denganku, atau kau akan bernasib sama dengan kedua orang tuamu!" orang tersebut menaikkan nada bicaranya, membuat Victoria semakin ketakutan dan gemetaran.

Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Victoria memutuskan untuk mau menikah dengan orang itu. Bukan karena dia takut mati, tapi karena dia ingin membalaskan dendam kedua orang tuanya.

Victoria berpikir bahwa jika dia menikah dengan orang tersebut, Victoria dapat membunuh orang itu dari dalam. Dia yang benar-benar tak dapat memaafkan pembunuh kedua orang tuanya itu, tidak akan mau melepaskan mereka.

Dan setelah mendengar persetujuan dari Victoria, orang tersebut pun menyuruh anggotanya untuk membawa Victoria masuk ke dalam mobil mereka, lalu sebagian dari anggotanya lagi mengurus jenazah kedua orang tua Victoria.

Kini Victoria pun sedang duduk di samping pembunuh orang tuanya, atau mungkin lebih tepatnya calon suaminya.

"Apa yang akan kau lakukan dengan jenazah orang tuaku? Apa kau akan menguburkan mereka dengan layak? Atau justru kau malah membuang mereka?" ucap Victoria ketus dan tanpa melihat pria itu.

"Tenang saja, mereka adalah calon mertuaku. Jadi mereka akan ku urus dengan baik, sekarang kau hanya perlu fokus dengan pernikahan kita," jawab orang itu.

"Oh ya, namaku Kai. Kau boleh memanggil ku dengan sebutan apapun." Mendengar perkataan dari pria itu sontak Victoria semakin terkejut. Kai? Bukan kah itu nama dari ketua mafia paling kejam di negaranya?

......................

Mobil yang membawa Kai dan juga Victoria melaju menuju suatu tempat, beberapa menit pun berlalu, dan akhirnya mereka telah tiba di tempat yang dituju.

Ternyata tempat itu adalah kediaman Lucchese Family. Ya, Lucchese adalah nama keluarga Mafia terbesar, dan terkejam di negara mereka. Dan siapa sangka bahwa merekalah yang telah membunuh kedua orang tua Victoria.

Baru memasuki gerbang rumah tersebut saja hawa nya sudah terasa berbeda bagi Victoria, bangunan rumah mega itu berwarna hitam dan putih, hal ini membuat rumah tersebut terlihat lebih indah dan mewah.

Saat turun dari mobil, Kai menggandeng tangan Victoria untuk memasuki rumah tersebut. Pintu rumah itupun dibuka oleh 2 orang yang berbadan gagah dan berpakaian serba hitam juga.

"Selamat datang bos!" ucap 2 orang itu sembari menundukkan kepala mereka saat Kai dan Victoria masuk ke dalam rumah tersebut.

Di dalam rumah tersebut ternyata jauh lebih mewah dari pemandangan luarnya, sejenak Victoria dibuat kagum akan hal tersebut.

Akan tetapi, dia langsung dibuat sadar dengan pemikirannya yang terus mengatakan bahwa ini adalah rumah orang yang telah membunuh orang tuanya.

Dia takkan pernah merasa bahagia tinggal di rumah ini, bahkan mau seberapa mewahnya rumah ini, rumah ini akan lebih terasa seperti neraka baginya.

"Masuklah, ini kamar ku. Aku ingin berbincang dengan yang lainnya terlebih dahulu, bersihkan badan mu lalu bersikap baiklah," ucap Kai dengan senyum anehnya sembari mengelus kepala Victoria, walau itu elusan yang lembut tapi Victoria tau betul tak ada cinta di dalamnya.

"Apa? Kita akan tinggal dikamar yang sama? Kita bahkan belum sah menjadi suami istri!" Victoria baru tersadar setelah Kai berhenti mengelusnya, pria tersebut menyuruh wanita yang baru dia jumpai, dan bahkan belum disahkan nya untuk tidur bersama? Gila!

"Ketika kau setuju untuk menjadi istri ku, maka disaat itu jugalah kau telah sah menjadi milikku, jadi setelah itu seterah aku ingin lakukan apa dengan mu! Untuk acara pernikahannya kita lakukan lain kali saja," balas Kai sedikit membentak kemudian pergi meninggalkan Victoria.

Victoria hanya bisa terdiam, meratapi nasib malangnya yang terjadi secara beruntun dalam satu hari.

Kepintarannya, bahkan kerja kerasnya untuk menyelesaikan S1 nya sirna begitu saja.

Pada akhirnya dia harus kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa menikah dengan mafia yang tak pernah dia cintai. Bahkan dia sangat membenci mafia itu karena telah membunuh orang tuanya.

Eps 2. Kehidupan Mafia

Melihat Kai yang sudah pergi menjauh darinya, Victoria pun memasuki ruangan tersebut, di mana ruangan itu adalah kamar Kai.

Victoria memutuskan untuk membersihkan tubuhnya, karena saat ini begitu banyak bercak darah yang menempel di dirinya.

Tapi lagi-lagi Victoria dibuat kagum sejenak, kamar yang dia masuki itu benar-benar sangat mewah, kamar itu sangat luas dan besar, warna abu-abu mendominasi ruangan itu, terdapat kasur big size, juga ruangan pakaian serta kamar mandi yang mewah.

Karena tujuan Victoria untuk membersihkan dirinya dia pun memasuki kamar mandi tersebut, terlihat dinding kaca transparan menjadi batas untuk tempat Bathtub, hanya gorden yang menjadi penutupnya. Victoria pun membuka salah satu laci yang ada di sana berniat untuk mencari handuk.

"Wah wah.. ada apa ini? Semua barang disini berpasangan? Apa dia sudah menyiapkan semuanya, atau sudah pernah ada wanita lain yang menjadi istri nya?" Victoria mengecek setiap lemari yang ada di kamar mandi tersebut, dia pun menemukan banyak benda-benda couple disana, mulai dari Bathrobe, sendal jepit, penutup kepala, bahkan sampai skincare dan juga peralatan mandinya terlihat berpasangan.

Tapi Victoria tak terlalu peduli dengan hal itu, kan dia juga cuman perempuan yang dinikahkan tanpa cinta.

Oh bukan, mereka bahkan belum sah menikah. Jadi Victoria hanya mengambil Bathrobe lalu kemudian masuk ke dalam Bathtub dan membersihkan tubuhnya.

Selang beberapa lama akhirnya Victoria siap, dia mengenakan Bathrobe nya, dan keluar dari kamar mandi untuk pergi ke ruang pakaian.

Sama seperti sebelumnya ruangan pakaian tak kalah mewah, memang sepertinya seluruh hal yang ada di rumah itu serba menawan. Ya kecuali para manusianya.

Victoria pun mengambil kaos dan juga celana jeans, karena menurutnya itu pakaian yang paling nyaman yang ada di lemari itu.

Setelah itu dia meletakkan handuknya ke samping kotak yang berada disamping kamar mandi, sepertinya itu adalah kotak untuk baju-baju kotor yang akan dicuci.

Karena dirinya sudah bersih dan segar Victoria pun merasa ngantuk, akhirnya dia memutuskan untuk tidur di atas kasur big size itu, Victoria tertidur sangat lelap di tempat yang seharusnya sangat dia waspadai, bagaimana jika dia malah disakiti saat tertidur?

"Bagaimana apa kau sudah membersihkan dirimu?" Kai memasuki kamarnya itu dan berniat menanyai Victoria, akan tetapi setelah melihat kasurnya, dia tersadar bahwa Victoria sedang tertidur disana.

Sedikit senyum kecil terlintas di wajah Kai, tapi dengan cepat senyuman itu hilang hingga hampir tak terlihat.

Kai melangkah menuju kasurnya, kemudian membuka bajunya tepat di hadapan gadis yang sedang tertidur itu, lalu dia masuk ke kamar mandi juga untuk membersih kan tubuhnya yang penuh dengan bercak darah.

......................

Saat ini terlihatlah dua orang yang sedang nyenyak tertidur di atas kasur yang sama, dua orang yang belum sah menikah tetapi sudah dikatakan sebagai pasangan suami istri, dua orang yang tak saling mencintai. Alasan mereka melakukan ini semua? Si Gadis berniat balas dendam atas kematian orangtuanya, sementara Si Pria masih belum jelas alasannya.

Tidur mereka benar-benar lelap, mereka tertidur dari malam hingga pagi menjelang.

"Ahhhhhh, enaknya...," ucap seorang wanita yang baru saja bangun dari tidurnya, dia pun merenggangkan tubuhnya sembari mencoba untuk membuka mata.

"Ini beneran sudah pagi? Astaga bisa-bisanya aku tidur begitu saja, emang dasar kurang waspada!" ucap orang itu lagi kepada dirinya sendiri.

"Ah yaa! Ngomong-ngomong dimana si Mafia itu?" lanjutnya sembari melihat sekeliling.

Baru saja beberapa detik dia mengucapkan kalimatnya itu, orang yang dia cari pun menyahut. "Dasar bodoh, aku tidur disamping mu!"

Yap! Orang yang baru bangun itu adalah Victoria, dan suara yang tiba-tiba saja menjawab pertanyaan Victoria tentu saja milik Kai.

Sontak ketika mendengar jawaban itu pun Victoria melompat dari kasur tersebut, dan memandangi asal suara itu.

"K–kau?! Apa yang kau lakukan hah?" Victoria berteriak histeris melihat Kai yang terbaring di kasur tersebut, tepat di samping dia tertidur tadi.

Pikiran Victoria dibawa kemana-mana, dia benar-benar sangat tidak menyangka bahwa dia sudah tidur bersama orang yang dia benci itu dalam satu ranjang yang sama. Mungkinkah mafia Gila itu sudah menyentuhnya?

"Hapus pikiran kotor mu itu, aku tak akan melakukan hal bodoh seperti itu dengan orang yang tak ku cintai, sudah sana pergi aku masih ingin tidur, kau sangat ribut dari tadi!" seru Kai yang seolah-olah seperti mendengar perkataan hati Victoria. Dan membuat Victoria semakin kaget dan bingung, apa sebenarnya orang yang ada dihadapannya ini?

Victoria yang kesal dan masih bingung itu pun memutuskan untuk keluar dari kamar itu, dia ingin mencoba untuk mencari tau bagaimana kabar tentang jenazah orangtuanya.

Kebetulan sekali, saat baru keluar Victoria langsung melihat seorang pria dengan badan tinggi besar yang dia jumpai di rumahnya kemarin lewat di depan pintu kamar itu

Victoria pun menanyakan bagaimana keadaan jenazah orang tuanya sekarang, lalu pria itu menjawab bahwa kedua orang tua Victoria sudah dikuburkan di pemakaman umum, mendengar hal itu setidaknya hati Victoria sedikit lebih tenang.

Kemudian Victoria juga menanyakan beberapa hal lain lagi kepada pria itu, sebenarnya Victoria cukup penasaran tentang hal apa yang akan dilakukan oleh keluarga mafia, bagaimana cara mereka bekerja dan lain sebagainya.

Victoria juga menanyakan nama pria tersebut agar bisa memanggilnya sedikit lebih enak.

"Alvaro Lucchese."

Pria itu bernama Alvaro, Kai lebih senang menyebutnya dengan sebutan Varo. Varo adalah seorang pria dengan bahu lebar, tinggi sekitar 185 cm, memiliki kulit yang putih juga berpakaian dengan sangat rapi.

Setelah Victoria telah puas menanyakan banyak hal kepada Varo, dia pun melanjutkan tour untuk mengelilingi rumah besar itu.

Dia ingin tau bagian-bagian dari rumah itu, dimana tempat mereka latihan juga hal lainnya, mungkin ini akan berguna saat dia sudah memutuskan untuk menyerang Kai.

......................

Satu hari berlalu dengan cepat, Victoria pun sudah cukup banyak mengetahui ruangan-ruangan yang berada di rumah besar itu, karena malam sudah tiba dia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan tidur.

Tapi Kai yang masih tak terlihat sejak tadi pagi saat mereka terakhir bertemu pun membuat Victoria bertanya-tanya.

"Kemana mafia itu?"

"Tunggu apa itu?" Mata Victoria berhenti saat melihat sesuatu yang keluar dari bawah bantal Kai, sesuatu berwarna hitam, dia pun mendekat dan mengambil benda itu.

'PISTOL?!"

Victoria sangat kaget dengan benda yang telah dia lihat, dan bahkan saat ini benda itu sudah ada ditangannya, dia menemukan sebuah pistol berjenis Alfa Defender.

"Apa yang akan dia lakukan dengan pistol ini? Mengapa dia menaruhnya di bawah bantalnya? Apa dia akan membunuh ku disaat lengah?" lirih Victoria, saat ini tangannya gemetaran, dia benar-benar tak pernah berpikir bahwa akan memegang senjata api itu secepat ini.

Eps 3. Pertemuan Para Mafia

"Apa yang kau pegang itu?" Seseorang masuk ke dalam kamar itu, berjalan perlahan ke arah Victoria, mendengar suara yang baru dia dengar, Victoria langsung tau siapa pemiliknya, Victoria pun menyembunyikan pistol yang ada di tangannya tersebut.

"Ahh, ini bukan apa-apa. Dari mana saja kau?" ucap Victoria mencoba mengalihkan perhatian. Tapi sepertinya Kai sudah tau apa yang sedang Victoria sembunyikan, dia pun berlari dan dengan secepat kilat mengambil senjata api yang ada dibalik badan wanitanya itu.

"Itu ... Apa yang ingin kau lakukan dengan pistol itu? Apa kau akan membunuh ku hah?!" ucap Victoria gemetaran, dan sangat ketakutan setelah Kai berhasil mengambil senjata api itu dari tangganya, Kai yang mendengar perkataan Victoria pun terdiam sejenak.

"Hah? Jadi itu yang kau pikirkan sampai membuat mu takut seperti ini? Dasar! Aku tak berniat membunuh mu, bukankah kita sudah sepakat jika kau mau menikah denganku maka kau selamat," balas Kai sambil tersenyum kecil dan mengelus pelan kepala Victoria.

Kata-kata Kai tersebut pun membuat Victoria semakin bingung, mengapa dia sangat memperlakukan dirinya dengan sangat baik? Hal inilah yang akhirnya membuat Victoria tak dapat menahan pertanyaannya lagi.

"Banyak pertanyaan yang ingin ku utarakan padamu, tapi kali ini aku hanya akan menanyakan satu, jadi jawablah dengan baik!" Victoria mendekatkan dirinya dengan Kai setelah cukup mengumpulkan keberaniannya, dia pun menegaskan setiap kata-kata nya lalu melanjutkan dengan kalimat "Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan padaku?"

"Sepertinya kau memang wanita yang serba ingin tau ya?" Kai menghela kasar nafasnya dan Victoria hanya mengangguk.

"Baiklah, kau ingin tau alasan ku melakukan ini semua padamu? Akan kukatakan!" lanjut Kai.

"Jadi sebagai seorang mafia melakukan sandiwara merupakan hal yang sudah biasa, salah satunya menjadi pria idaman para wanita, dalam hal ini kami bisa membuat target kami yang berjenis kelamin perempuan lebih mudah untuk ditaklukkan."

"Itu sebabnya aku menginginkanmu, kuharap dengan adanya dirimu aku bisa belajar tipe-tipe pria yang mungkin akan disukai para wanita, jadi singkatnya dirimu hanya alat untuk ku pelajari."

Jelas Kai panjang lebar, penjelasan Kai itu pun membuat semuanya jelas, ternyata dia berperilaku baik hanya untuk berlatih peran, agar di kondisi yang sebenarnya dia bisa lebih baik.

Mendengar kalimat-kalimat itu pun Victoria dibuat terdiam, ada banyak perasaan yang bercampur aduk di dalam hatinya, perasaan senang karena akhirnya rasa penasarannya selama ini terjawab, perasaan marah karena tau dirinya hanya diperalat, dan juga ada perasaan sedih yang tiba-tiba saja ikut muncul tanpa Victoria tau sebabnya.

Setelah menjelaskan hal yang ingin Victoria tahu, Kai pun berlalu pergi melewati Victoria menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena hari sudah malam Victoria pun beranjak pergi ke kasurnya untuk melanjutkan aktivitas istirahat nya yang sempat tertunda.

......................

Tak terasa sudah empat hari berlalu sejak kematian orang tua Victoria, selama empat hari pula dia telah tinggal di Rumah mafia yang telah membunuh orang tuanya itu, hal ini membuat Victoria sudah cukup berbaur dengan lingkungan barunya, dia pun sudah akrab dengan para pekerja di rumah tersebut.

"Non ayo kita berangkat," teriak seorang supir dari luar kamar Victoria, dia berteriak karena sebentar lagi acara yang harus di datangi oleh Victoria akan segera dimulai.

Victoria memang tipe perempuan yang kurang sigap, sampai-sampai si sopir tersebut lah yang harus mengingatkan dirinya.

"Sebentar Alan!" balas Victoria dari dalam. Ya nama supir tersebut adalah Alan, Alan ditugaskan khusus oleh Kai untuk menjadi supir pribadi Victoria, umur Alan pun tak jauh berbeda dari dirinya.

Beberapa saat kemudian Victoria pun keluar dari kamarnya itu, dia pun bergegas berlari menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya yang sudah siap untuk segera di naiki.

"Non kenapa siap-siap nya lama sekali? Jika begini kita terpaksa mengebut karena tuan sudah menunggu," ucap Alan kepada Victoria dengan nada tegas, dan mendengar hal itu Victoria hanya menunduk, dia tau dia salah itu sebabnya dia tak berani melawan.

"Maaf, tadi itu aku kesusahan mencari sepatu yang sesuai sama gaunku, habisnya Kai memintaku untuk berpakaian sangat cantik, katanya ini adalah pertemuan penting. Kalau sampai buat dia malu bisa-bisa aku malah dibunuh nanti," balas Victoria beberapa saat setelah suasana menjadi tegang karena Alan yang terlihat marah.

"Kau juga, sudah beberapa kali kubilang untuk tidak memanggil ku dengan sebutan nona, kita seumuran tau, panggil nama saja!" lanjut Victoria bermaksud mengalihkan perhatian.

"Maaf non tapi ini adalah perintah tuan Kai. Dan saran saya untuk nanti sebaiknya non memang benar-benar bisa menjaga sikap, karena pertemuan yang akan kalian hadiri adalah pertemuan untuk para mafia. Biasanya di dalam pertemuan ini akan ada 1 atau 2 keluarga mafia yang mencari masalah, dan sering sekali menimbulkan perkelahian." Kai mencoba menjelaskan situasi semacam apa yang akan dihadapi oleh Victoria nanti.

Mendengar kalimat itu pun Victoria dibuat kaget setengah mati, pertemuan para mafia? Ah apalagi ini. Kai bahkan tak menceritakan apapun pada nya.

Karena kaget dan benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukan di situasi saat ini, Victoria hanya terdiam sepanjang perjalanan, hingga tak terasa mobil tersebut sudah berhenti di sebuah hotel bintang lima yang mewah. Ini merupakan tempat yang menjadi lokasi pertemuan mereka.

Saat turun dari mobil dan masuk ke dalan loby hotel Victoria dibuat kaget lagi, begitu banyak orang-orang berbadan besar dan menyeramkan berada disana, bahkan sepertinya jumlah mereka semua lebih banyak dari yang dia jumpai di kediaman Lucchese.

Saat sedang bengong memperhatikan sekelilingnya tanpa sengaja Victoria menyenggol seseorang, hingga membuat minuman yang orang itu pegang terjatuh.

"Hheiiii!! Kalo jalan pakek mata!!!" teriak orang itu dengan sangat keras, membuat Victoria yang belum di apa-apakan saja sudah menjadi sangat takut. Victoria pun hanya bisa terus menunduk dan meminta maaf kepada orang tersebut.

Tapi sepertinya orang di depannya itu tak ingin menerima maaf itu, orang itu pun melakukan ancang-ancang untuk menerbangkan pukulan tangannya kepada Victoria.

Saat tangan Si Pria itu sudah sangat dekat dengan Victoria, tiba-tiba saja ada tangan lain yang menangkis pukulan itu.

"Jangan berani-beraninya kau menyakitinya, dia adalah kekasihku!" seru pemilik tangan yang menangkis serangan pria itu, mendengar hal tersebut Victoria yang menutup matanya karena sangat ketakutan akhirnya membuka matanya itu, dan melihat pria yang sama yang selalu dia temui selama empat hari terakhir ini.

"Kai Lucchese? Sejak kapan kau memiliki seorang wanita di sisi mu?" ucap pria yang mencoba memukul Victoria dengan nada kaget, pria tersebut pun langsung menyingkirkan tangannya.

"Kau tak perlu banyak bicara, karena sebaiknya kau segera memutuskan untuk pergi dari hadapanku sebelum akhirnya aku akan membunuhmu di sini!" ucap Kai dengan sangat datar tapi terdengar begitu mengintimidasi. Mendengar hal itu sontak pria tersebut pergi berlalu dengan sangat cepat.

"Waww kau sangat keren!" seru Victoria senang, tapi Kai tak menggubris perkataannya dan malah langsung menarik Victoria tanpa berkata.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!