NovelToon NovelToon

Ayam Kampus

Satu

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari masih pagi. Sisa embun semalampun masih tampak didaun-daun mangga dihalaman depan rumah. Sinar matahari mengusap lembut wayah Indah. Perempuan muda itu menghentikan acara lari pagi yang sedang dilakukannya di pagi ini. Indah menarik nafas dalam-dalam dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi untuk merilekskan badannya agar semakin segar. Lega sekali rasanya. Diambilnya handuk direntangan jemuran kemudian diusap keringat dileher dan keningnya.

Sejak sebulan lalu kegiatan ini menjadi rutinitasnya setiap habis sholat subuh. Mama Rose mengatakan sudah tampak gejala kegemukan pada tubuhnya. Tapi berbeda dengan kata teman-teman di kampusnya. Mereka bilang tubuhnya sangat seksi dan menggairahkan. Tapi Indah paling takut jika badannya gemuk. Menurutnya perempuan itu harus pandai-pandai merawat badan juga wajahnya.

Indah berlari-lari ditempat sambil mengambil nafas. Setelah merasa cukup dihentikannya kegiatan itu. Diselonjorkannya kaki sambil duduk di lantai teras depan. Diraihnya majalah yang terletak diatas meja depan.

Kasus pencabulan lagi. Hah setiap hari berita seperti itu seakan hampir memenuhi halaman koran juga majalah. Tapi tetap saja selalu banyak kejadian tersebut seakan hukum sudah tak berlaku di negara ini. Bahkan banyak yang disebarluaskan di Facebook ataupun jejaring sosial lainnya.

Indah membuka matanya ketika telinganya mendengar langkah kaki mendekat kearahnya.

"Non, bibi izin mau kepasar"

"Oh iya bi, bibi sudah ambil uangnya dilahirkan bukan? "

"Sudah non" sahut bibi

Beliau bi Ani, wanita paruh baya yang sudah hampir 3tahun ini bekerja dirumahku. Beliau juga yang sudah mengurus rumah juga kebutuhanku yang lain. Beliau juga sudah seperti pengganti orang tuaku yang telah lama berpulang. Hanya bersamanya aku kadang berkeluh kesah kecuali tentang pekerjaanku. Dia bahkan tak tahu aku bekerja dimana. Tetapi beliau pun tak pernah bertanya mungkin menurutnya itu bukan rananya.

"Bi, aku ingin ayam kecap bibi jangan lupa ya masak itu saja"

"Baik non, permisi bibi berangkat"

"Iya hati-hati"

Bibi Ani kembali kedalam mengambil keranjang juga sepeda motor yang terpakir di garasi samping rumah.

Terdengar deru mesin motor semakin menjauh. Kupejamkan mata sejenak. Setelah beberapa menit kemudian Indah berdiri dan masuk kedalam rumah. Setelah mandi ia menuju meja makan yang sudah tersedia roti bakar juga segelas susu segar.

Indah beranjak dari duduknya ketika telpon berdering. Telfon diangkat dan terdengar suara renyah dari seberang sana.

"Kamu ada agenda apa hari ini honey? "

"Tak ada Mam, kuliah lu juga tinggal skripsi selebihnya aku santai saja"

"Bisa tolong mami? "

Seperti sudah hafal arti dari minta tolong tersebut. Indah hanya mengiyakan saja tanpa banyak bertanya. Dan seperti biasa tak lama kemudian ada whatsapp masuk. isinya sudah pasti alamat juga nama pelanggan yang harus kutemani. Dan pastinya mereka dari kalangan kelas atas bukan hanya orang biasa.

Indah duduk di kursi sambil merenung. Hingga terdengar bunyi pintu terbuka. Ternyata bibi Ani sudah pulang dari pasar. Melewati tuan rumah menuju kedapur untuk memasak ayam kecap yang diinginkan nyonya rumah.

Tiba-tiba teringat Arga, mahasiswa ekonomi yang baru saja terpilih menjadi ketua senat Mahasiswa. Bahkan berkali-kali mengajakku bergabung dalam kegiatan tersebut. Tahu apa Arga tentang diriku. Bisa-bisa nama kampus ikut tercoreng apabila aku ikut masuk dalam sema. padahal banyak mahasiswi yang mengidolakannya tapi dia tetap gencar sekali

membujuk ku ikut sema. andai ia tak sedingin es mungkin akan semakin banyak penggemar beratnya dikampus yang mengejarnya.

Dua

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah berpamitan dengan bi Ani. Dari arah dapur Indah menuju garasi untuk mengambil mobil karena dia akan pergi ke kostan sahabatnya. Ia terkejut persis dibawah mobil tergeletak majalah kampusnya. Indah merasa tak pernah memesan ataupun membeli. Ia sangat terkejut saat membuka halaman depannya.

"Banyak Ayam Kampus Di Sekolah".Semula Indah tak mengerti apa yang dimaksud pada judul dalam makalah tersebut. Tapi setelah tersadar artinya dia mengumpat dalam hati siapapun yang menulis artikel tersebut. Indah menarik nafas dalam-dalam dan melangkah masuk kedalam mobil sambil melempar majalah tersebut kedalam bangku belakang mobil.

Setelah berkendara sekitar 15menit sampailah ditempat kost kedua sahabat baiknya. Luna dan Bella. Mereka saling mengenal diawal masuk kampus dan berteman baik. Walaupun kelas mereka tak sama. Kerena Indah memiliki otak yang cerdas jadi dia dapat menyelesaikan kuliahnya hanya dalam waktu kurun 3tahun saja bahkan sekarang dia sudah menyusun skripsinya.

" Mbak Indah"teriak Bella sambil memeluk Indah

"Ada apa? " usapnya membalas pelukan Bella

"Mbak dapat majalah dari kampus kita? "

"Iya mbak juga dapat. Ntah siapa yang mangirimnya.Mbak juga tak pernah merasa berlangganan Majalah tersebut. "

"Aku juga Luna juga dapat mbak tadi pagi. Kira-kira siapa yang mengirimnya ya"

"Sudah tak usah difikirkan mungkin saja kampus sedang banyak uang makanya memberikan secara GRATIS semua mahasiswanya"

"Tapi kan kampus tidak mungkin mengirim majalah satu persatu kerumah mahasiswanya mbak."

"Sudah jelas ada ada yang ingin meneror kita. Apa ada yang sudah tahu apa pekerjaan kita ya mbak? "

"Ntahlah berfikir positif saja jangan berburuk sangka anggap saja angin lalu"

"Mbak enak sekarang jarang kekampus karena tinggal menyusun skripsi. Lha aku sama Luna masih satu tahun lagi mbak. Apa kita masih bisa bertahan jika mbak sudah keluar dari kampus. Membayangkannya saja aku sudah putus asa mbak"

"Tapi kuliah kalian tinggal setahun lagi, mbak harap kalian gak putus kuliah. Tetap semangat mbak akan selalu mendukung juga membantu kalian jika butuh bantuan"

"Semoga aku dan Luna juga bisa secepatnya menyusul mbak"

"Amiiin"

Setelah berbincang agak lama dengan Bella. Indah pun pamit pulang karena nanti malam dia sudah ada pekerjaan dari mami Rose.

Saat dalam perjalanan pulang. Terlihat penjual siomay sedang mangkal dipinggir jalan. Indah memikirkan mobilnya diseberang jalan dia menyeberangi jalan untuk membeli siomay untuknya juga bi Ani.Saat akan membayar tiba-tiba sebuah tangan terulur dan ternyata itu Arga. Mau apa dia disini pikirku.

"Sudah biar aku saja yang bayar"

"Tidak usah ga, aku juga bisa bayar sendiri kok"

"Tak ada penolakan. Sekali saja ndah, please! "

"Yaudah terserah kamu deh"

Saat akan melangkah menyeberang tiba-tiba Arga menggenggam tangan indah .indah melirik tangan mereka yang bertautan. Sambil mengeryit bingung indah tetap melangkah mengikuti langkah kaki Arga.

"Eh ga, kita mau kemana??"

"Bentar aku pengin ngobrol sama kamu ndah"

"Iya tapi lepas dulu tangannya gak usah digandeng mulu, aku bisa jalan sendiri"

"Nggak ntar kamu kabur lagi"

"Ya ampun Arga emang aku mau kabur kemana, kamu ini ada-ada saja. "

"Ya takut saja siapa tahu ntar kutinggal jalan didepan kamu langsung lari masuk mobil terus ninggalin aku. bisa aja kan? "

Indah menggelengkan kepala tak mengerti. Lagian cuma mau ngomong aja kenapa mesti dipinggir jalam. Maen kerumah kan juga bisa pikir Indah.

Tiga

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kamu beneran gak mau masuk senat ndah, sayang sekali kamu itu termasuk mahasiswa berprestasi lho"

"Nggak ngapain juga bentar lagi aku juga dah lulus"

"Padahal aku pengin banget lho ndah deket sama kamu dari dulu, 3tahun kenal kamu tapi baru kali ini aku bisa ngomong berdua sama kamu"

"Itu sih kamunya aja yang terlalu dingin sama cewek. coba kamu suka senyum pasti tambah banyak penggemar kamu dikampus."

"Aku kan cuma menjaga hati ini biar gak berpaling dari kamu"

"Pinter gombal juga kamu yah ga, kirain cupu ternyata suhu"

Setengah jam indah dan Arga habiskan mengobrol berdua. Ntah apa yang dibicarakan tapi mereka terkadang tertawa.

"Eh ga sudah siang ni, aku balik dulu ya"

"Ehm makasih ya udah mau ngobrol sama aku, "

"Sama-sama ya udah aku balik dulu bye ga. "

"Hati -hati ndah ntar kalo aku telfon angkat ya? "

"Mau ngapain? "

"Ya mungkin saja aku kangen sama kamu"

Indah hanya tertawa sambil melangkah menuju mobil. Diperjalanan indah tampak tersenyum sendiri. Dia tak menyangka jika Arga diam-diam mengatakan menyukainya dari awal masuk kuliah.Apa masih pantas orang sepertinya mendapat seseorang yang murni seperti Arga. Rasanya tidak mungkin bahkan bermimpipun dia tak seberani itu.

Indah membelokkan mobil kesebuah rumah besar. Terlihat seorang paruh baya keluar dari dalam rumah.

"Honey, tumben kamu kesini, kan pertemuannya masih nanti malam? "

"Aku hanya pengin ngobrol sebentar dengan mami"

"Tadi pagi ada yang sengaja menaruh majalah dari kampusku di garasi rumahku. Luna dan Bella juga dapet mam, Kira-kira siapa yang mengirim juga apa maunya coba. karena aku sama sekali tidak pernah membeli ataupun berlangganan Majalah tersebut mam."

"Kamu tanya mami terus mami tanya siapa honey, Sudahlah cuek saja toh tidak ada nama kamu juga kan disana. abaikan saja anggap angin lalu. "

"Mauku juga gitu mam, toh sebentar lagi aku juga mau lulus juga tapi Luna dan Bella gimana mam, kasihan kalo sampai ada yang tau profesi mereka apalagi kalau mereka sampai putus kuliah mam. "

"yah mau bagaimana lagi ini resiko pekerjaan kita honey, terkadang wanita seperti kita ini dianggap kotor tapi buktinya banyak diluar sana yang katanya wanita terhormat tapi sudah tidak virgin alias janda bukan perawan juga bukan. "

"Semoga saja ini hanya ketakutanku sendiri mam"

"iya honey, sudah dibawa santai saja. oh iya nanti malam dihotel blue Sky jam 7 malam jangan lupa"

"Iya mam, ya sudah aku pamit dulu yah! "

.

Setelah berpamitan indah menggerakkan mobil menuju arah rumah. Sebenarnya sudah dari setahun yang lalu ingin indah ingin berhenti dari pekerjaan kotor ini. Tapi saat itu adiknya sedang membutuhkan biaya yang besar untuk ujiannya. Adik indah juga kuliah semester 3 dikampus yang sama dengan indah. Namanya Mira. Mereka tidak tinggal serumah karena Mira memilih kuliah sambil mondok didekat kampus. Indah pun juga senang saja adiknya tinggal disana. setidaknya adiknya tidak tahu pekerjaan yang dilakoninya selama 3tahun terkhir ini.Indah sangat takut jika adiknya jadi membencinya karena pekerjaan kotornya. Menjadi pemuas nafsu bukanlah keinginannya tapi keadaanlah yang memaksa hingga harus terjun kelembah nista tersebut.Bahkan kesalahan terbesarnya adalah saat masih SMA dia terlalu bodoh dengan percaya dengan yang namanya laki-laki. Mantan pacar yang dicintai juga sahabat yang disayangi tega menyakiti hatinya disaat sang kekasih sudah merengut kehormatannya. Menyesal sudah pasti tapi ini jalan hidupnya. Tekad untuk merubah masa depan menjadi lebih baik motivasinya. Hingga dia sampai dititik ini juga untuk memperjuangkan masa depan yang lebih baik demi kedia orang tuanya juga adik satu-satunya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!