NovelToon NovelToon

Absolute Word

Episode 1 : Reborn

Salam kenal semuanya, Untuk novel kali ini. saya akan membuat cerita bertemakan Dunia lain dengan konsep sihir.

Mohon Dukungannya Untuk Novel ini, apabila ada kesalahan kalimat/tutur kata, silahkan berkomentar agar kedepannya saya bisa lebih baik dan dapat memperbaiki kesalahan saya sendiri.

Terima kasih dan selamat membaca!

...----------------...

Namaku Rave, Siswa SMA yang baru saja lulus 2 bulan lalu.

Aku berumur 18 Tahun dan berpenampilan seperti anak biasa pada umumnya.

Minggu lalu, aku menerima pemberitahuan bahwa aku lulus dalam penerimaan beasiswa di Amerika.

lebih tepatnya aku diterima setelah gagal selama 16 kali.

Maka dari itu, aku sangat bersemangat pada hari ini, karena hari ini aku akan segera pergi ke sana.

Hari sudah menunjukkan pagi, dan aku membuka jendelaku untuk menikmati angin sejuk di pagi hari.

"Ahhhh, segarnya..." Ucapku sambil menghirup angin di luar.

Dari kecil, aku sudah senang dengan angin pagi, entah kenapa rasanya berbeda dengan yang lain.

*Drrrk* {Suara Jendela}

"Selamat Pagi Rave~~"

Aku menengok ke asal suara itu, suara yang selalu kudengar tiap harinya.

"Ah, Selamat pagi Nina."

Dia adalah Nina, teman masa kecilku.

Kita sudah bersekolah bersama sejak Tk, dan sampai SMA pun kita masih bersama.

"Kau terlihat sangat bersemangat, apakah ada sesuatu?" Tanya Nina dengan penasaran.

Ah, langsung ke topiknya ya.

"Apakah kau ingat Nina? minggu lalu, aku diterima di Universitas luar negeri tepatnya di Amerika. Waktu ketika aku mengobrol denganmu di Telepon itu lo.."

"Ah, yang beasiswa itu ya?"

"Betul sekali, siang ini, aku akan langsung berangkat menuju bandara."

Entah kenapa ekspresi Nina berubah menjadi sedih.

"Begitu ya.... Kalau begitu, semangat ya Rave." Ucap Nina dengan ekspresi yang berlawanan dari kalimatnya.

"Tentu saja!, ini adalah impianku untuk belajar di luar negeri!

"Kalau begitu, sampai nanti." Ucap Nina sambil menutup jendelanya.

"Eh? Nina?"

Aku memanggilnya beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban.

"Mungkin lagi buru buru kali ya?" Pikir ku dalam hati

Aku langsung mandi dan menyiapkan Ransel ku untuk bersiap menuju bandara.

Setelah selesai sarapan dan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, aku memesan taksi untuk mengantarku ke bandara.

*Tin tong* {Suara Lonceng Rumah}

"?"

Tamu?

"Iya, sebentar..."

Sebelum membuka pintu, aku mengintip dulu untuk melihat siapa yang datang.

Seorang gadis dengan pakaian rapi berwarna Biru dan rambut hitam yang diikat ponytail, serta memiliki aura dewasa.

Ya, itu adalah Nina.

Aku membuka pintuku

"Nina?, ada perlu apa kamu ke sini?"

"...."

Nina memasang wajah cemberut.

"Biarkan aku ikut."

"Eh?"

"Biarkan aku ikut bersamamu ke Bandara!"

Dalam sekejap aku bingung

"Tapi..... Kenapa?"

"Ini adalah saat terakhir aku bisa melihatmu, kita udah bersama sejak kecil. Dan aku ingin bersamamu sampai saat saat terakhir."

"Bentar-bentar, aku bukannya pergi selamanya loh.. hanya beberapa tahun saja."

"Tapi tetap saja, aku tidak bisa melihatmu untuk beberapa tahun kedepan..."

Ya memang benar sih.

"Kumohon! biarkan aku pergi bersamamu!"

Nina membungkukkan badannya.

"Tapi... sebaikny-"

"Kumohon!"

Sepertinya aku tidak bisa menolak

Aku sudah kenal Nina sejak kecil, dan inilah mengapa Nina bisa dibilang sangat keras kepala.

"Baiklah.. kau boleh ikut."

"Ha? beneran? beneran nih Rave?"

"Tapi!.....kau harus mengabari orang tuamu dulu."

Nina yang mendengar dirinya diperbolehkan ikut langsung menjawab dengan semangat.

"Okey Raveeee!"

Tidak lama setelah itu, taksi yang ku pesan telah sampai di depan rumahku.

Nina dan aku langsung berangkat bersama menuju Bandara.

Di perjalanan yang kondisinya cukup rame, membuatku sedikit mepet dengan jadwal yang sudah ku buat sebelumnya.

Maka dari itu, ketika sampai di bandara, aku sedikit terburu buru untuk melakukan check in dan mempersiapkan hal lainnya.

Dan ketika aku sudah selesai dan bersiap untuk memasuki pesawat.

"Nina, sampai sini aja"

"!"

"Makasih ya sudah mengantarku pergi, saat di sana, aku pastikan untuk memberimu kabar setiap paginy- "

"Kumohon..."

Eh?

Nina yang tadinya menunjukkan ekspresi ceria dan senang, sekarang matanya berlinang air mata

"Kumohon, jangan lupakan aku.. ketika kamu di sana, pastikan kamu mengabariku setiap harinya ya." Ucap Nina sambil menahan tangisnya.

"Sudah pasti kan? pasti aku akan-"

"Dan juga! pastikan kamu jaga kesehatanmu! jangan makan mi instan terus!"

"Iya-iya, aku tau kok."

"lalu.... lalu..."

Nina sekarang terlihat seperti orang tua yang menceramahi anaknya.

"Ketika kamu sudah pulang, jangan lupa oleh-olehnya."

"Tentu saja aku tidak akan lupa."

Nina tersenyum.

"Kalau begitu, sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, sana berangkat! "

Nina mendorong ku.

"Iya-iya, aku berangkat dulu ya. Terima kasih sekali lagi sudah mengantarku." Ucapku sambil tersenyum.

Aku melambaikan tanganku kepadanya dan berlari.

Dari kejauhan aku megintip, dia masih menatapku, mungkin dia benar benar ingin melihat saat saat terakhirku pergi.

"Sampai ketemu lagi.....Rave."

Dan begitulah aku sampai tepat waktu di Pesawat.

`Mohon untuk memakai sabuk pengaman dan buka penutup jendela di sebelah anda (Pengumuman Pesawat)

Aku membayangkan saat saat aku kuliah di sana.

Mungkin aku akan mendapat teman baru di sana, bahkan bisa dapat pacar.

`Pesawat akan segera lepas landas.

Kabar Ayah dan Ibu gimana ya? Apa mereka sehat?

`Lepas Landas dalam 3 detik

Aku rindu dengan mereka, sudah 3 tahun sejak terakhir kali aku bertemu mereka.

`3

Mungkin aku akan menghubungi mereka ketika sudah sampai di sana.

`2

Dan juga, pastikan aku tidak lupa mengabari Nina di sana.

`1

Karena dia itu orang yang-

Aku menengok ke jendela

"Eh? "

Mataku terbelalak kaget, karena aku melihat ada api di turbin pesawat.

`Pengumuman darurat : ditemukan ada masalah pada turbin pesawat sehingga keberangkatan pesawat akan ditunda untuk sementara. Mohon untuk keluar pesawat dengan tenang dan tidak mendorong penumpang 1 sama lain.

Dalam sekejap, Turbin Pesawat yang persis ada di sebelah tempat dudukku.

Meledak.

...----------------...

Semua padanganku menjadi gelap seketika

Aku tidak tau apa yang terjadi. tapi anehnya tubuhku terasa ringan.

Ada sebuah cahaya di depanku.

Cahaya itu memberikan sensasi hangat yang terasa nyaman.

karena aku penasaran, Aku berlari menuju cahaya itu..

semakin dekat dengan cahaya itu. semakin aku merasa tubuhku menjadi hangat.

Hingga akhirnya, aku sampai di cahaya itu.

...----------------...

Aku sampai pada ruangan yang serba putih dan terlihat seperti ruangan dalam kastil yang pernah kutonton di acara televisi jadul.

Semuanya benar benar berwarna putih, bahkan kulitku yang berwarna kuning langsat terlihat seperti menyatu dengan ruangan ini.

Aku maju kedepan, menuju tempat dimana ada tempat duduk yang terlihat seperti singgasana di sana.

Singgasana itu juga berwarna putih. Padahal di duniaku itu biasanya berwarna merah dan dilapisi emas di sekitarnya.

Aku yang penasaran mendekati singgasana itu.

Aku berjalan perlahan dengan suara kakiku yang menggema di seluruh ruangan.

*Tap *Tap * Tap* {Suara langkah kaki}

Sambil berjalan, aku memikirkan hal tidak penting seperti apakah ini surga? atau apakah ini adalah altar penyucian yang kubaca di komik itu?

Walaupun aku membayangkan semua itu, tidak ada satupun gambaran mengenai ruang serba putih di dalam cerita kehidupan setelah kematian.

Kalau begitu apakah ini hanya khayalan? bisa jadi.

Sambil memikirkan hal lain yang terus muncul di pikiranku, aku akhirnya sampai di Singgasana.

Singgasana itu yang berwarna putih, entah kenapa tidak terlihat seperti singgasana bagiku.

Ketika aku berniat untuk duduk di singgasana itu, sebuah suara datang dari belakangku.

"Selamat datang manusia."

"?!"

Aku yang terkejut langsung membalikkan badanku menuju asal suara itu.

"S-siapa?"

Di depanku, ada sebuah wanita serba putih yang terlihat seperti mengenakan gaun pengantin dari duniaku.

Wanita itu benar benar menyatu dengan sekitar karena penampilannya yang serba putih, tanpa ada warna apapun kecuali matanya yang berwarna biru.

Aku yang masih kebingungan dengan situasi sekarang, hanya diam melihat wanita itu berjalan mendekat.

"Hmm? kenapa kau hanya diam? ah, kau pasti kebingungan dengan tempat dimana kau berada sekarang kan?" Ucap wanita itu.

"Ah, i-iya, jika kau tau. Bisakah kau memberitahuku tempat apa sebenarnya ini?"

Wanita itu tersenyum mendengar pertanyaanku.

"Tempat kau berada sekarang adalah Sanctuary. Tempat yang berada di antara surga dan neraka."

"Hah? S-sanctuary?"

"Iya, Sanctuary. Jika kau melihatnya dari perspektif duniamu, mungkin kau bisa menganggapnya sebagai altar penyucian."

Setelah mendengar penjelasan dari wanita itu, aku akhirnya bisa sedikit mengerti tentang tempat ini.

"Altar penyucian? itu berarti, aku sedang di tempat dimana dosaku disucikan sebelum masuk ke surga kan?" Ucapku menjelaskan.

"Ya...tetapi kali ini kamu tidak akan menuju ke sana."

"Eh?"

"Kau akan dikirim menuju Dunia Baru. Lebih jelasnya seperti dunia sihir yang biasa kau lihat dalam acara televisi di duniamu."

"Bentar-bentar, aku tidak pernah mengetahui bahwa ada Dunia Baru seperti itu dari duniaku."

"Kalau itu sudah jelas, karena Dunia itu benar benar terpisah dari dimensi di mana duniamu berada."

"Eeeeehhh, beneran?

Wanita itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku.

"Apakah kau ingin kembali ke duniamu?"

"?!"

Seolah mendengar sesuatu yang sangat kunantikan seumur hidupku, mataku terbelalak kaget mendengar pertanyaan itu.

"Aku.... bisa kembali?" tanyaku terkejut

"Tentu saja bisa, karena aku adalah Dewi."

"Eh?"

"Jika kau menginginkan kembali ke duniamu setelah kamu menyelesaikan tugasmu di dunia baru ini, maka dengan senang hati akan kukabulkan."

"Tugas?"

"Ya, tugasmu adalah membantu manusia dalam mengalahkan ras iblis di dunia ini. Lebih simpelnya, aku ingin kamu mengalahkan raja iblis Aatrox sebagai pahlawan

"Jadi sebagai pahlawan aku hanya harus membantu manusia mengalahkan ras iblis dan raja iblis yang bernama Aatrox itu?"

"Tepat sekali!" Ucap Dewi itu sambil menjentikkan jarinya."

Entah kenapa terdengar klasik seperti video game dari duniaku sebelumnya.

"Dan agar kamu lebih cepat memahami, aku sudah menyiapkan sebuah benda yang akan memberikanmu pengetahuan mengenai segala hal yang ada di dunia Baru ini."

"Benda?"

"Ya, kau bisa menyebutnya sebagai tab tutorial."

Tiba tiba sebuah layar muncul di depan mukaku.

"Woah, apakah ini seperti VR?"

"Vr? apakah itu adalah salah satu teknologi dari duniamu? jika iya, harusnya kau sudah tau cara menggunakannya kan?"

"Tentu saja aku tau cara menggunakannya."

Aku memencet tombol Tutorial tab yang ada di Viewku.

Ketika aku Memencetnya, aku dihadapkan oleh banyak tutorial dan berbagai informasi penting mengenai Dunia Baru.

Dunia Baru ini adalah dunia sihir, dan ada berbagai ras yang ada di dalamnya, bukan seperti bumi. Di sini ada human, Elf, Orc, Dwarf, demon, dll. Ada juga Ras campuran seperti Half Elf, Half human, Half Orc, dan lain lain.

Populasi di dunia Baru juga terbilang banyak, mencapai 4 Miliar manusia, 2 Miliar Demon, 800JT yang terdiri dari Demihuman lainnya (kecuali elf), dan Elf yang hanya 1JT. untuk Ras campuran hanya berjumlah 500 ribu, yang terbilang cukup langka.

iblis atau ras demon dengan pemimpin mereka Aatrox adalah musuh terbesar umat manusia. Manusia dan Demon sudah berperang lebih dari 5 Abad, dan masih belum berhenti sampai sekarang.

Dan sosok yang dikenal sebagai reinkarnator atau pahlawan, adalah sosok yang dipanggil oleh manusia untuk membantu mereka melawan Iblis

Jadi bisa dibilang aku adalah pahlawan yang dipanggil untuk melawan Iblis. Tetapi entah kenapa aku tidak merasa senang atau semangat tentang itu.

Ada juga pilihan mengenai perubahan muka dan struktur badan. Karena aku menyukai penampilanku, aku tidak mengganti apapun. Kecuali Rambutku yang berwarna Merah kuubah menjadi hitam.

Setelah 3 jam mempelajarinya semua yang ada, Dewi itu datang memanggilku.

"Apakah kau sudah siap?"

Aku mengarahkan pandanganku ke arah dewi itu.

"Ya, sepertinya aku sudah siap sekarang."

"Kalau begitu, langsung saja kita mulai ritualny-"

Sebelum menyelesaikan kalimat akhir, Dewi itu terlihat seperti sedang kelupaan sesuatu.

"Oh iya! aku lupa memberikanmu sesuatu."

"Eh? apa?"

"Sebuah skill spesial yang telah kusiapkan untukmu."

"Skill spesial?"

"Ya, itu adalah Absolute Word."

Ketika aku mendengar nama skill itu, aku langsung memasang ekspresi kebingungan.

"Absolute Word?"

"Ya, sebuah skill dengan kalimat mutlak yang akan mengabulkan segala keinginanmu."

"Eh? bukannya itu terlalu hebat?"

"Hmmm, bisa dibilang sih. Walau mungkin penggunaannya bisa terbilang memboros banyak mana..."

"Hoooh.. "

Sebuah notifikasi muncul dari pandangan view ku.

<[Cursed Skill] Absolute Word telah ditambahkan sebagai skill utamamu>

"Kalau begitu, ayo kita langsung saja memulai ritualnya!"

Aku yang mengetahui maksud dari Dewi itu langsung mengangguk setuju.

"Ya, ayo kita mulai."

Dewi itu mengarahkanku ke tengah tengah kastil dimana ada sebuah pola lingkaran yang terlihat seperti altar di atasnya

"Di sini?"

"Ya, tetaplah diam di situ."

Setelah beberapa saat, Dewi itupun meramalkan kalimat seperti mantra.

"ꏂꉧꄲ꒯꒐ꋬꉔ.... ꒒꒐ꂵ꒤ꇙ.... ꋊꏂ꓄ꋪ꒤ꂵ.... ꄲꋪꄲꇙ

Aku tidak mengerti bahasa mantra, tetapi yang aku tau adalah mantra yang digunakan oleh dewi itu sudah pasti mantra tingkat tinggi.

꒯꒤-꓄ꏂ ꇙ꒐ ꉔ꒤ꉔꏂꋪꏂꇙ꓄ꏂ ꒒꒤ꂵꏂꋬ!

Dalam sekejap, lantai yang kuinjak bersinar cerah dan membentuk suatu lingkaran sihir.

Aku hanya terpukau melihat itu, seperti sedang berdiri di tengah cahaya.

"Kalau begitu, Pahlawan...berusahalah sekuat tenagamu untuk membantu manusia dan mengalahkan ras iblis agar ketentraman dan kedamaian tercipta di dunia itu."

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Dan ketika kamu sudah berhasil, aku akan memanggilmu lagi ke sini untuk memenuhi janjiku yang kusebutkan tadi."

"Ya, pastikan kamu mengingatnya Dewi."

"Tentu saja kan? karena aku adalah Dewi.".

Aku hanya tersenyum mendengar Dewi itu membanggakan dirinya sendiri.

"Selamat jalan, Rave..." Ucap Dewi itu sambil tersenyum.

"Ya, Terima kasih untuk kesempatannya juga Dewi..." Balasku sambil tersenyum.

Seketika Cahaya yang menyelimutiku semakin terang, dan sangat silau. Sehingga aku reflek menutup mataku.

Namun, sebelum aku hendak dikirimkan, aku mengingat sesuatu yang kulupakan sebelumnya.

"Oh iya, kalau boleh tau. Siapa namamu Dewi?

Dewi itu yang mendengar pertanyaanku langsung terkejut.

"Benar juga, aku lupa memberitahumu ya."

Dewi itu tersenyum.

"Namaku adalah Destina, Dewi Destina."

"Hooooh, nama yang cantik juga.....Kalau begitu, aku berangkat dulu."

Pandanganku sudah sepenuhnya tertutupi oleh cahaya.

Walau aku sudah tidak bisa melihat apapun, aku masih bisa mendengar suara dibaliknya.

"Ya, selamat jalan. Rave.

Tepat setelah mendengar suara itu, padanganku yang tadinya hanya cahaya, sudah berubah menjadi...

"LANGIT?"

Episode 2 : Dunia Baru

UOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHH!!!!"

Tepat setelah aku dikirim ke dunia Baru, aku dikirim ke langit dengan ketinggian sekitar 4000 kaki dari permukaan tanah

"DEWI SIALAAAAAAAAAAAAANNNNNNN!!!!"

Walau aku berteriakpun, kemungkinan dewi itu tidak akan mendengarnya. Dan karena aku tidak membawa parasut, sudah pasti pada akhirnya aku harus menggunakan sihir.

Yang penting sekarang, aku harus sampai di tanah dengan selamat...

"emmmmmmmm.....oh ya! Sihir Advance Fly! "

Aku kepikiran salah satu skill yang kubaca di tab tutorial.

"Hmmmm, kalau tidak salah. meramal nya seperti ini....."

Dengan Malu malu, aku mencoba cara meramal Spell yang kupelajari di tutorial.

"S... Skill Advance! Fly!"

Tidak ada yang terjadi.

Kucoba sekali lagi.

"Skill Advance! Fly! "

masih tidak ada yang terjadi.

"Apa aku salah melakukannya?"

Sisa 2000 Kaki Dari permukaan tanah

ketika aku menyadarinya, ternyata ada sebuah ikon peringatan di Pojok kanan atas view ku.

Ketika aku mengkliknya, keluar notifikasi bertulisan :

<[Advance Skill] Hanya bisa dipakai jika Sudah memakai [Basic Skill] Sebanyak 100 Kali>

"......"

Entah kenapa aku menjadi kesal ketika membaca Yang terakhir.

Aku tidak tau siapa orang yang membuat mekanismenya, tapi aku yakin kalau orang itu sangatlah mengesalkan.

Sisa 1000 Kaki.

"Cih, Ayo berpikir! berpikir!

Aku menggunakan semua kemampuanku untuk mengingat apa saja yang kupelajari di Tab Tutorial.

Sampai akhirnya...

"Oh ya!"

Tepat ketika aku hampir menyentuh tanah.

"[Basic Skill] Floating!"

Dalam sekejap kakiku yang berjarak 5cm dari tanah berhenti jatuh.

Aku merasakan sensasi melayang di udara yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

"Jadi ini ya Sihir"

[Basic Skill] Floating adalah versi lebih rendahnya dari [Advance Skill] Fly.

Aku membatalkan penggunaan Floating.

Karena sekarang aku hanya bisa menggunakan Basic skill, maka aku harus menghapal semua Basic skill yang saat itu kupelajari.

Harusnya ada daftar untuk skill yang telah kupelajari kan? masa iya aku harus menghapal semuanya?

ketika aku mengecek berbagai tab dan fitur di papan viewku. aku menemukan tab bertulisan Daftar Skill.

"Sudah kuduga pasti ada."

Aku memencet tab itu dan melihat berbagai Basic Skill yang telah kupelajari di tab tutorial sebelumnya.

Ada berbagai peningkatan skill seperti Level skill, dan Awakening skill. Level skill Dapat meningkat apabila aku terus menggunakan skill yang sama berulang-ulang. Dan Awakening skill adalah perubahan bentuk skill ke bentuk yang lebih sempurna.

contoh saja [Basic Skill] Floating jika Di Awakening akan berubah menjadi [Awakened Basic Skill] Air walk.

Yang dimana aku bisa berjalan di udara.

Karena itu, aku menghabiskan waktu hingga Sore untuk mempelajari skill yang ada.

Aku sampai Ke Dunia ini ketika siang, yang berarti aku menghabiskan sekitar 4-5 Jam untuk Mempelajari skill.

Karena sudah sore, dan aku masih belum makan sama sekali, aku pergi ke hutan untuk mencari makanan. Btw, aku mendarat di padang rumput yang berdekatan dengan Hutan.

Ketika aku mencari makanan di hutan, kebetulan aku mendengar seorang gadis berteriak.

Ketika aku ke sana, aku melihat sebuah perkemahan sederhana yang hancur dan terdapat seorang gadis bertelinga panjang yang sedang jatuh ketakutan di sana.

Sudah pasti Gadis bertelinga panjang itu Elf.

di depan elf itu ada sebuah Monster yang mirip dengan harimau dan memiliki 2 tanduk di kepalanya.

karena aku tidak yakin bisa menang melawan monster itu, aku memilih untuk diam diam pergi.

Tetapi...

*Krak!*

"?"

"?!"

Sialnya aku malah menginjak ranting.

Elf itu menengok kebelakang untuk melihatku begitupun dengan Monster itu yang menatap lurus ke mataku.

Dan tidak lebih dari 2 detik elf itu langsung lari ke arahku begitupun dengan Monster yang mengejarnya.

"oi oi oi, kenapa malah ke arahku?!" Ucapku kesal.

"Tolongggg!!!!"

Elf itu berlari ke arahku.

"Cih"

Jumlah monster itu hanya 1, tetapi ukuran yang ia miliki besar, lebih besar dari Harimau dari duniaku, dengan bentuk menyerupai Banteng, dan memiliki 2 tanduk di Kepalanya.

"[Basic Skill] Firewall !"

Aku mengeluarkan Tembok api tepat di depanku untuk menghalau monster itu maju.

"Groarrrr!"

Tetapi seperti yang kukira, itu tidaklah cukup untuk menghentikan monster itu.

"Kalau begitu, [Basic Skill] Floor Ice!"

seketika 10 Meter tanah di depanku berubah menjadi es dengan pola persegi panjang.

"?! "

Monster itu tergelincir, dan jatuh di lantai es yang licin.

Waktu yang tepat untuk menyerang.

"[Basic Skill] Thorn Ice!"

tanah yang tadinya berubah bentuk menjadi es, tiba tiba bergetar dan muncul sebuah Duri Es besar dengan panjang 5 meter.

Duri itu dengan mulus menusuk badan Monster yang sedang tergelincir di es.

"Groarrrr! "

seketika Monster itu mati dan bercucuran darah.

"..... "

aku segera mengatur ketenangan ku kembali dan menarik nafas dalam dalam.

"Fiuhhhhh..... "

"E... etto, T, Terima kasih." Ucap elf itu terihat malu

Aku menghadap ke asal suara itu.

"Eh iya, Tidak usah dipikirkan."

Suara itu berasal dari Gadis Elf yang tadinya dikejar oleh Monster itu.

"K.. kalau boleh tau, kakak dari mana ya?" tanya Elf itu penasaran.

"Rave, panggil aku Rave."

"K-kalau begitu, ka-kakak Rave?"

Kakak ya...

Sebenarnya aku tidak masalah jika dipanggil seperti itu, hanya saja aku ingin hubungan yang lebih rileks.

"Tidak usah memakai kakak, cukup Rave."

"R.... Rave."

"Ya, Rave."

Nah, seperi ini lebih baik.

"Kalau begitu, bisa beri tau Kaka-...Rave dari mana?

" Jika Dibilang dari mana sebenarnya aku juga tidak tau. "

"Eh?"

Dengan muka nya yang masih bingung, aku mengambil kesempatan untuk menanyai namanya.

"Kalau boleh tau, kamu sendiri namanya siapa?"

Elf itu langsung kembali ke muka normalnya.

"Yuna, namaku Yuna."

" Yuna ya? nama yang bagus, salam kenal ya Yuna."

Muka Yuna tersipu dan malu

"Eheheheh, biasa aja kok.. salam kenal juga." Ucap Yuna sambil tersenyum.

Waktu berlalu cepat setelah itu, sehingga hari berganti menjadi malam.

...----------------...

"Etto, R-Rave?"

"?..iya? "

"Ummm, itu... Makanannya sudah matang.

"? oh ya! maaf, aku melamun."

hari sudah menunjukkan malam dan aku menyiapkan makanan dari monster yang tadi kubunuh.

Mungkin Yuna tidak bisa melihat papan view yang ada di depan mukaku, sehingga dia mengira aku melamun.

"Rave, apakah kamu seorang petualang?"

"Petualang?".

"iya, orang yang berpetualang untuk membunuh monster."

Jadi ada yang namanya Petualang di dunia ini, seperti yang diduga dari dunia lain.

"Umm.. sepertinya bukan, jika dibilang, aku seperti pengelana."

"Pengelana?"

"iya, orang yang suka berkelana"

"enak ya.... "

entah kenapa ekspresi Yuna menjadi sedih

"Karena Elf termasuk Ras langka, maka Tetua kami melarang untuk pergi ke dunia luar sendirian, terutama ke wilayah manusia.

Kalau tidak salah, Jumlah Elf itu sekitar 1Jt kan?

memang sih tidak termasuk banyak, walau ada yang lebih sediikit lagi yaitu Ras Campuran dengan Total 500 ribuan saja.

"Hoooo, lalu kenapa kamu bisa sendiri Yuna?

Ekspresi Yuna makin memucat

"Aku sebenarnya kabur dari Hutan Elf untuk berkelana, tapi seperti yang kukira.. itu tidak gampang.

Jadi dia kabur ya? kalau ini duniaku, mungkin dia sudah ketangkap sama polisi sekarang.

"Sudah 2 hari sejak aku kabur, tapi karena aku tidak tau jalan aku tersesat. Tujuanku adalah ke kota manusia, tapi entah kenapa aku malah tersesat di Hutan.

"....."

"Dan ketika aku sedang menyiapkan perkemahan untuk malam, aku malah diserang oleh Tivol.

Hooo, jadi monster itu bernama Tivol.

"Kalau gitu, apakah kau ingin pulang?"

Yuna terdiam.

Jika itu aku maka aku akan memilih pulang. Sia sia saja berkelana yang hanya akan membuang-buang nyawamu saja.

Tapi keputusan tetap berada di tangan Yuna.

"A... anu.."

"?"

"K.. kumohon!"

Tiba tiba Yuna berlutut dan menaruh kepalanya di tanah.

"Kumohon Ajak aku bersamamu!"

"....."

Ehhhhhhhh, beneran? harusnya sekarang dia sudah ingin pulang kan? tapi kenapa malah pengen tetep lanjut?

"Etto, sebenarn-

"Kumohon! aku rela melakukan apa saja. Membawa barang, mencuci, berburu, memasak, apa saja yang berguna untukmu!. Aku tidak ingin pulang, aku tidak ingin tetap terkurung di sana!, aku ingin berpetualang! melihat Dunia luar dengan mataku sendiri!

Yuna, yang kukira ingin pulang, ternyata tetap ingin pergi.

*Hiks*

suara air mata yang berjatuhan terdengar, itu adalah air mata Yuna.

"Kumohon!" Ucap Yuna sambil menangis.

"T-Tapi..."

"Kumohon! Rave! "

Kepala Yuna tidak bergerak dan tetap menyentuh tanah.

niatku yang tadi ingin kutolak sirna, karena aku tidak kuat ketika dihadapkan dengan seorang gadis yang menangis. Maka....

"Aku mengerti"

"?!"

"Kau boleh ikut"

"?! Benarkah?! Benarkah Rave?!"

Yuna melompat hingga wajahnya berjarak sangat dekat dengan mukaku.

"I... iya iya, tolong jauhkan wajahmu sedikit.

"!"

Yuna yang menyadari bahwa wajahnya sangat dekat dengan mukaku tersipu, dan langsung menjauhkan wajahnya.

"I... Iya! maaf... "

Suasananya jadi canggung.

"Ehem! karena kau ikut denganku, apakah bisa jika aku meminta bantuan padamu sedikit?

"!, jangankan sedikit, apa saja yang bisa saya lakukan untuk membantu akan saya lakukan! "

"kalau begitu, bisakah kamu memberi tahu lokasi Kota manusia terdekat?

Yuna Terdiam

" Maaf, tapi untuk lokasi kota manusia, saya tidak bisa membantu karena saya sendiri tersesat. "

"Begitu ya... Tidak apa apa."

Yah, memang sih untuk seorang elf yang bahkan dilarang untuk pergi ke dunia luar mana paham tentang kota manusia.

Jika begini, mungkin aku memang harus membuka Advance Skill dulu untuk menggunakan Fly dan mencari kota manusia terdekat.

"T.. tapi dari yang kudengar dari Elf yang sering keluar, dia bilang bahwa jika kita keluar dari hutan ini dan pergi mengikuti sungai yang mengalir di padang rumput, maka akan sampai ke kota manusia.

"Benarkah?"

"sepertinya.."

"Kalau begitu, besok kita akan keluar dari hutan ini untuk mengikuti jalur sungai yang ada di padang rumput."

"A.. apakah Rave tau jalan keluarnya?"

"Iya, karena aku masuk dari hutan ini dari padang rumput."

"Oh.. b-begitu ya..."

Elf itu Terlihat sedikit gugup.

"Kenapa? apakah kau takut?

"T-tidak sama sekali! hanya saja, ini pertama kalinya aku keluar dari Hutan. Dan aku sama sekali tidak tau apa apa mengenai monster ataupun tumbuhan diluar hutan..

"Hooo, tenang saja, asalkan kamu dapat menggunakan sihir. maka kita dapat saling membantu jika bertemu monster.

"I... iya"

Dan untuk tumbuhan, aku sama sekali tidak tau apa apa.

"Kalau begitu, mari tidur sekarang untuk menyimpan tenaga untuk besok. "

"Iya... "

Dan begitulah hari yang panjang ini berakhir.

Episode 3 : Kota Saphire

Hari sudah menunjukkan Pagi, dan ini adalah saatnya untuk memulai perjalanan menuju kota manusia.

Aku tidak tau ini jam berapa tepatnya, dan aku juga tidak tau sistem jam yang digunakan di dunia ini. Mungkin bisa sama seperti duniaku dulu, atau mungkin bisa berbeda.

Setelah aku selesai membereskan sisa perkemahan, aku menunggu Yuna yang sedang mandi di sungai.

Sebagai seorang lelaki tentu saja aku harus memantau di sekitar untuk tidak membiarkan hewan ataupun manusia yang lewat mengintip. Walau hewan tidak mungkin bisa mengintip dan manusia jarang yang ada di hutan ini.

"Rave...aku sudah selesai"

"Hmm? oh iya, kalau begitu. ayo segera berangkat. Ajakku.

Setelah menunggu Yuna mandi sekitar 10 menit, Akhirnya dia Selesai.

Butuh sekitar 15 menit untuk keluar dari hutan ini jika dilihat dari waktu masuk ke dalam hutan kemarin,

Walau begitu, masih ada berbagai hal yang perlu perlu diperhatikan, seperti jika bertemu monster, ataupun manusia.

"Yuna, bisakah kamu memberitahuku kau bisa menggunakan Sihir apa saja?

"mmm..."

Wajah Yuna yang sedang berpikir terlihat lucu.

"Kalau tidak salah Sihir penyembuhan, Sihir support.....

Jika dilihat dari sihirnya, maka Yuna merupakan kelas support, yang tugasnya mendukung dari belakang.

"Oh ya, aku juga bisa menggunakan sihir tanaman!"

"Sihir tanaman?"

"Iya! sihir yang mengendalikan tanaman sekitar. Bisa digunakan untuk membuat rumah loh...

Eh? membuat rumah?

"Membuat rumah? apakah itu berarti kamu bisa membuat rumah yang dibentuk dari tanaman?" tanyaku penasaran.

"Iya, tapi untuk sekarang aku masih belum mencapai level itu..."

Ah, jadi kemungkinan itu Advance Skill yah....

"Untuk membuat rumah, aku perlu mempelajari [Advance Skill] Garden house dengan melatih terus [Basic skill] Plant.

Ada 2 cara untuk membuka Advance Skill atau Skill yang lebih tinggi.

Dengan Melatih Basic skill yang berhubungan langsung dengan Advance skill.

Dengan memperoleh skill baru dari scroll skill.

Scroll skill sendiri adalah catatan kuno yang berisi catatan mengenai skill yang dapat dipelajari hingga mencapai level Legendary skill. caranya adalah dengan menempelkan tangan ke tengah-tengah scroll skill, dan skill itu akan secara otomatis tersimpan di tubuhmu.

Scroll skill hanya dapat digunakan sekali dan dapat didapatkan melalui Toko scroll, ataupun Dungeon.

Tetapi kebanyakan Toko scroll hanya menjual sampai level Epic. itupun jarang.

Ada 6 level Skill di dunia ini :

Basic Skill

Advance Skill

Epic Skill

Legendary Skill

Unique Skill

Hidden skill

Dan ada 3 jenis Support skill di dunia ini :

Support skill

Buff skill

Healing skill

Btw, itu adalah informasi yang kudapat dari tab tutorial.

"Ah! lihat Rave, sudah kelihatan ujungnya!" Ucap Yuna sambil menunjuk ke arah ujung hutan.

"Hmm? oh ya, sudah kelihatan ya.

Tidak terasa sudah berjalan 15 menit, akhirnya kita sampai di ujung hutan.

Yuna langsung Berlari menuju Ujung hutan itu.

"Waaaaaaaaaaaahhhhhhhh"

Ketika Yuna sudah sampai ke Ujung hutan duluan, dia takjub melihat pemandangan yang belum pernah liat sebelumnya.

"Lihat Rave! Semuanya rumput!

"iya iya, aku sudah pernah melihatnya kok"

"indahnya......"

Ketika aku melihat ke wajab Yuna, itu seperti melihat anak kecil yang baru pertama kali pergi ke pantai."

"Jadi ini ya.......Dunia luar...." Ucap Yuna terkagum.

"......"

Aku membiarkan Yuna untuk menikmati pemandangan yang jarang ia lihat di kampung halamannya.

"Rave....Apakah aku boleh ke sana?"

Yuna menunjuk ke arah lapangan padang rumput tersebut.

"Tentu, nikmati sampai kau puas."

"!, Terima kasih Raveeeee!!!!"

Dia langsung melompat ke arahku dan memelukku.

"o-oi.."

"kalau begitu...Aku PERGIIIII!!!!

Setelah dia melepaskanku, dia langsung lari ke lapangan padang rumput tersebut, berlari seperti anak kecil yang penasaran.

Dari kejauhan, aku memutuskan untuk mengawasi dia sambil duduk di tepi sungai.

Yuna terlihat sangat menikmati di sana, Ia berlari, melompat, bahkan kadang ia menari.

"Oiiiiiiii"

dia sesekali menyapaku sambil melambaikan tangannya.

Tentu saja, aku juga melambaikan tanganku...

"Hati hati, jangan sampai terluka!!"

"Iyaaaaaa!"

...----------------...

1 Jam berlalu begitu saja, hingga akhirnya Yuna memanggilku untuk melanjutkan perjalanan.

"Raveeeeeeee, ayo kita lanjutttt!!!!!.

"iyaaaaaa"

akupun langsung berdiri dan pergi ke arahnya.

"Seperti rencana kita, kita akan mengikuti sungai."

Karena kemaren Yuna bilang bahwa jika kita mengikuti Sungai yang ada di padang rumput dapat membawa kita menuju kota manusia, maka kita memutuskan untuk mengikuti sungai.

"Ya.."

wajah Yuna terlihat sangat senang, itu mungkin karena dia benar benar menikmati dunia luar.

"Kalau begitu, ayo kita berangkat."

"Okey...."

Dan dengan begitu, Kita berangkat dengan mengikuti Sungai..

                                                                 ---------------------------------------

6 jam sudah terlewati sejak kita mengikuti sungai, dan kadang kala kita beristirahat sebentar untuk mengisi energi.

Kota manusia masih belum terlihat, tetapi kita menemukan sebuah jalan yang kemungkinan besar menuju kota.

"Jalan ya....Kemungkinan kita sudah dekat dengan kota."

"Wah, ternyata jalan di dunia luar tidak jauh berbeda ya dengan Hutan elf."

Yuna masih seperti anak kecil yang polos, karena sejak kecil dia hanya berada di Hutan, dan ada aturan dari Tetua Elf yang tidak memperbolehkan rakyatnya berpetualang sendiri.

Hal itu mungkin dikarenakan Jumlah Ras Elf yang cenderung sedikit jika dibandingkan ras lainnnya.

"?"

Kebuah kuda terlihat di ujung jalan.

Karena kemungkinan kuda itu berasal dari kota, kita dapat menanyakan kepada orang itu mengenai Kota terdekat.

Ketika orang yang menaiki kuda itu melihat kami, dia segera berhenti dan turun dari kudanya.

"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?"

orang itu mengenakan seragam yang terlihat seperti armor baja, dengan pedang di sampingnya.

Kemungkinan dia adalah seorang prajurit

"kami sedang mencari jalan untuk kota terdekat, apakah kamu bisa memberitahu kami di mana jalan yang menuju kota?

Prajurit itu menatap kami, seperti sedang menganalisi sesuatu.

"Ada sebuah kota bernama Saphire di ujung jalan ini. Jika kau hanya lurus dan tidak berbelok, maka kau akan sampai di sana.

"Ah begitu kah? terima kasih atas informasinya."

Aku pun langsung berniat untuk langsung berangkat menuju jalan yang ditunjukkan oleh prajurit itu.

"Ayo Yuna, kita berangkat."

"Ah i-iya!"

Yuna seketika berlari untuk mengejarku.

"Petualang baru ya? jarang jarang aku melihat petualang di sekitar sini.."

Prajurit itu menatap 2 orang yang baru saja jalan ke arah yang dia tunjukkan ke mereka.

"Jangan sampai mati...."

Setelah mengatakan itu, prajurit itu lansung menaiki kudangnya dan pergi.

                                                       --------------------------------------

Waktu menunjukkan sudah Sore.

"E...etto....Rave?"

"Hm? kenapa na?"

"Ummm, apakah kau itu....ahli dalam menghafal bahasa?"

"Eh?"

Bahasa yang digunakan di dunia ini bagiku terdengar sama dengan bahasa yang kugunakan di duniaku dulu, saking samanya, aku sampai tidak berpikir bahwa ada bahasa lain di dunia ini.

"Tadi aku melihatmu berbicara dengan prajurit itu dengan sangat lancar, seperti kau sudah terbiasa dengan itu."

"emm....."

"Dan anehnya kau juga sangat lancar ketika mengobrol denganku, yang menggunakan bahasa Elf."

"Ahahaha, mungkin itu cuman kebetulan....."

"Engga, tidak mungkin itu kebetulan. Karena bahasa Elf adalah bahasa yang hanya digunakan oleh para Elf, dan manusia terakhir yang bisa berbahasa Elf sudah hilang sejak 2 abad lalu.

Maka dari itu, elf sendirilah yang menyesuaikan dengan belajar bahasa manusia untuk saling berkomunikasi.

"....."

"Dari awal aku sudah curiga, karena kamu, seorang manusia datang ke Hutan Elf yang keberadaannya benar benar tersembunyi dari manusia. Dan ditambah kamu bisa berbahasa Elf dengan sangat lancar.

"Pertama aku pikir bahwa kau memang mungkin seorang manusia yang memang tinggal di hutan Elf, tetapi aku pikir itu salah sekarang.

"......"

Jujur saja, aku benar benar tidak mengerti situasi ini. Apabila kujelaskan bahwa aku tidak sengaja sampai ke Hutan Elf dengan terjun dari langit dan bilang bahwa bahasa yang digunakan Elf dan manusia itu benar benar sama dengan bahasa yang kugunakan dari duniaku maka kemungkinan besar aku akan di bilang gila.

Tetapi jika aku ingin membuat alasan, kemungkinan aku harus berbohong.

"S-Sebenarnya....

"? apa?"

lakukan sekarang atau tidak pernah!

"Aku mendapat sebuah Scroll misterius di sebuah goa dekat hutan saat itu, dan ketika aku menggunakan Scroll itu, aku tidak mendapat sesuatu yang istimewa. Awalnya aku berpikir bahwa itu hanyalah Scroll palsu, tetapi jika dibandingkan dengan situasi sekarang maka....

"....."

Melihat Yuna yang sedang Serius membuatku sakit perut

"Kemungkinan Scroll yang kugunakan waktu itu yang membuat aku bisa berbahasa Dengan lancar sekarang."

Ketika aku selesai mengucapkan apa yang kupikir bisa menjadi alasan, aku berkeringat dingin berharap bahwa Yuna akan percaya.

"Rave."

"i-iya?"

Kayanya ketauan deh....

"....."

"....."

"Kenapa kau tidak bilang dari awal?" Ucap Yuna sambil menghela nafas.

Dia percaya!

"Ummm,itu karena aku-"

"Rave.... Ada yang mengikuti kita."

"Eh?"

Yuna yang tiba-tiba berubah menjadi serius langsung membuatku terkejut hingga bingung harus melakukan apa.

"Ada 5, tidak 10 orang."

"Ha? maksud mu sekarang ada 10 orang yang mengikuti kit-"

"[Basic Skill]...... Smoke."

"!"

Tiba-tiba pandanganku tertutup oleh asap.

"Yuna! jangan jauh jauh dariku!" Ucapku sambil menarik lengan Yuna.

"Rave?!"

"Sial! aku harusnya tau kalau di sini itu masih tidak ada hukum! aku terlalu naif!" ucapku dalam hati.

Aku yang baru pertama kali datang ke dunia ini, masih belum ada senjata yang digunakan untuk melawan hal seperti ini.

Aku hanya bisa memakai Basic skill dan Absolute word yang diberikan oleh Dewi.

"Yuna, dengar! bisakah kau memakai skill yang dapat menghilang asap in-"

*Srat!!* (Suara pisau)

"!"

Aku tertebas di tanganku

"Kuh!" rintihku kesakitan.

Aku yang terkena tebasan tepat di tanganku secara reflek langsung melepas tanganku yang menggengam tangan Yuna

"!! Yuna!"

"Rave!!"

Aku yang mendengar teriakan Yuna langsung panik sehingga tidak dapat berpikir dengan jernih.

"Yuna! dimana kamu?!

Suara Yuna tidak terdengar lagi.

"[Basic Skill] Win-"

"lambat."

aku merasakan benda tajam menembus kakiku

"Agh!" Rintihku sakit

Dalam sekejap kakiku tertebas pisau.

"Ugh!"

Aku berlutut memegangi kakiku

"Sial! [Basic Skill] Ice Floo-"

"Tidak akan kubiarkan"

"?!"

sama seperti tadi, kali ini kakiku, punggung dan pipiku tertebas pisau.

"Kuh!"

Aku harus pergi menjauh dulu.

Aku Berlari ke arah berlawanan di mana Yuna menghilang.

Karena jika aku berlari ke arahnya, sudah jelas bahwa aku tidak akan bisa melepas mantra.

"Hah...Hah" Rintihku menghela nafas.

ketika aku sudah keluar dari jangkauan Smoke, aku langsung melepas mantra.

"[Basic Skill] Wind ! "

Angin yang kukeluarkan segera menyapu bersih semua asap yang ada.

Tetapi sialnya, Yuna tidak ada.

"Yuna!...Yuna!"

Aku memanggilnya beberapa kali tetapi tidak ada yang menjawab.

"SIAL!"

Aku menendang kakiku ke tanah, kesal dengan diriku yang masih lemah dan tidak dapat melakukan apapun untuk kabur dari situasi tadi.

"Kenapa aku sangat Lemah?!"

Aku yang setuju membiarkan Yuna ikut denganku, langsung dihantui dengan rasa bersalah.

"Yuna..... Maafkan aku." Ucapku sambil mengigit bibir.

Aku bersumpah ke diriku sendiri, bahwa berikutnya aku tidak akan pernah mengalami hal seperti ini lagi.

"Aku..."

Dengan putus asa aku berdiri, dan mengucapkan sebuah kalimat yang akan membuka skill yang telah diberikan oleh Dewi sejak aku datang ke Dunia ini.

Ya, Itu adalah...

"Aktifkan Skill Utama, [Cursed Skill] Absolute Word. "

<10%_50%_70%_100%>

<[Cursed Skill] Absolute Word Siap Digunakan>

Seketika ada Aura HItam yang terus keluar dari tubuhku tanpa henti.

"Tunggu aku....Yuna."

Dengan Kemarahan yang meluap dalam diriku, aku berjalan sendiri di Waktu yang sudah beralih ke malam...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!